Gea gadis berusia 18 THN yang baru saja lulus SMA itu sedang memasak di dapur. Geaterlihat tergesa-gesa setelah semua makanannya selesai Gea segera bersiap untuk berangkat bekerja. Hari ini adalah hari pertama dia bekerja di salah satu cafe.
*Ayah,Gea berangkat dullu ya*,pamit Gea hendak mencium tangan ayahnya.Namun,sang ayah mengacuhkan dirinya, Gea hanya bisa tersenyum kecut lalu keluar dari rumah.Dia pun keluar dari rumah dengan tergesa-gesa karena Jan sudah menunjukan pukul 6:50 wib. Brug.Tanpa sengaja dia menabrak pak Broto.Pria berkumis dengan perut besar itu adalah rentenir yang terkenal di kampung itu.
"maaf maaf pak",ucap Gea yang menundukkan kepalanya.
Broto dengan kesal mendorong tubuh Gea hingga dia tersungkur.Tanpa rasa bersalah Broto berjalan melewati Gea. Gea pun segera bangkit dan membersihkan pakaian yang kotor.
"Aduh ganti baju kelamaan,biarin lah gak kotor banget nanti di bersihkan lagi di san",guman Gea yang kemudian berlari.
Dia berlari menuju jalan raya untuk mencari angkutan umum.Untungnya dia gak perlu menunggu lama untuk mendapatkan angkutan umum. Namun,saat sampai di cafe tempat dia bekerja jam sudah menunjukkan pukul 7:10 wib
Gea pun berlari masuk kedalam cafe.Manager cafe langsung menatap tajam ke Gea.
"kamu tau ini jam berapa!"
"ma maaf pak saya terlambat,"ucap Gea meminta maaf dan berharap dia tidak di pecat.
"keluar kamu udah terlambat baju kotor .yang ada kamu memperburuk citra cafeini!",bentak manager itu.
"pak maaf pak saya mohon jangan pecat saya,"pinta gea memohon
"gak punya telinga ya kamu! Pergi dan gak usah balik kesini lagi!"usir manager itu yang kemudian masuk kedalam ruangannya.
Tertatih keluar dari cafe itu.Nasibnyabsial hari ini karena harus di pecat di hari pertama dia bekerja,Gea yang cereboh itu tanpa sengaja menabrak seorang pria bertubuh tinggi.
"Ma-maaf tuan".ucap Gea yang kemudian langsung berlari karena takut kena marah lagi.
Pria berjas itu berdiri membeku merasa ada hal aneh pada dirinya.
"tuan tidak apa-apa?"tanya fero asisten pribadi Steven .
"kejar gadis itu!"tidak Steven.Namun sayangnya Gea sudah menghilang,Steven dan Fero tidak melihat Gea yang menaiki angkutan umum untuk pulang.
"Aku gak mau tau temukan gadis itu!",perintah Steven.fero yang mendapat perintah itu pun langsung menelpon para bodyguard untuk mencari keberadaan Gea.
Dirumah Gea pak Broto masih di sana untuk menagih utang Prapto ayahnya Gea.
"Aku gak mau tau hari ini juga kau harus bayar hutang!",bentak pak Broto yang sudah muak dengan alasan Prapto yang selalu meminta tambahan waktu.
"Bayar hutang hari ini atau pergi dari sini"ucap pak Broto memberi pilihan.
"Maaf tuan,saya mohon kasih saya waktu seminggu lagi"pinta Prapto yang sudah berlutut di depan broto.
Sarah yang ada di sana pun ikut memohon agar rumah mereka tidak di ambil oleh Broto,lili hanya berdiri di belakang Sarah.
"Anak kalian cantik juga"ucap Broto yang matanya beralih ke lili membuat lili ketakutan dan menyembunyikan wajahnya di belakang Sarah.
"Jangan macam-macam kamu ya!"ancam Sarah yang tidak suka lili di tetap seperti itu oleh Broto. Broto sendiri sendiri sudah memiliki 3istri dan dia memang lelaki mata keranjang yang tidak bisa melihat gadis cantik.
"Kalau kalian gak bisa bayar hutang hari ini juga,maka anak kalian akan jadi istriku!"Tuntut Broto
"Aku gak mau mah"lirih lili yang menahan air mata
"Aku gak akan Sudi memberikan anakku untuk mu Broto!"seru Sandra yang sudah emosi.
"kau berani membentak ku ha!"marah Broto"bawa dia sekarang perintah Broto KPD anak buahnya untuk membawa lili yang akan di jadikan istri oleh Broto.
"Kalu kau mau ambilah Gea"ucap Sarah seketika membuat Prapto menoleh lpdnya karena terkejut dengan ucapan istrinya.
"Apa maksud kamu ?"tanya Prapto yang tidak mengerti dengan jalan pikiran Sarah.
"Dari pada anak kita di jadikan istri ke 4 dia mending anak sialan itu",gumam Sarah dengan berbisik ke Prapto
"Gea?Gea cupu itu?"tanya Broto yang terlihat tidak suka.
"Gak jangan kalian pikir aku bodoh mau menukar gadis cantik dengan gadis cupu itu!"berang Broto gang tau jika dia di bodohi
"Gea memang cupu tapi dia juga cantik",ucap lili berusaha meyakinkan Broto agar mau membawa Gea,
Di tengah ketegangan di sana,Gea pulang,diw berdiri membeku saat semua orang menatapnya.liliyang melihat Gea pulang langsung menarik Gea ke dalam kamar.
"Lepas kepangan mu!"perintah lili yang tidak punya sopan santun kepada Gea padahal Gea adalah kkanya walapun cuman kaka tiri.
"mau ngapain kamu li "?tanya Gea yang tidak mengerti situasinya.
"gue bilang lepas kepangan ya!"imbuh lili yang dengan kasarnya melepas karet yang di kenakan Gea.
"Aduh sakit li, pelan-pelan"eluh Gea saat rambut nya di tarik lili.
Lili tidak memperdulikan hal itu dia langsung melepaskan kepangan rambut gea.lalu dia menyisirnya dan menata rambutnya agar rapi.lili pun melepaskan kaca mata Gea lalu dia memakaikan lipstik di bibir Gea.
"buat apa aku pake itu li?"tanya Gea yang menghindar tidak mau di pakaikan lipstik.
"diam lu!" bentak lili.setelah itu dia pun menarik Gea keluar dari kamar untuk. Menemui kembali pak Broto.
"Tuan lihatlah,dia sebenarnya cantik".ucap lili membuat pak Broto mengawasi wajah Gea.
"apalagi lepas kacamata,"sambung lili yang melepaskan kaca mata Gea.
Broto pun menyunggingkan senyumnya"ok juga dia"komentar Broto yang memandang itens kearah Gea.
Gea merasa risih di pandang seperti itu oleh Broto."ok aku trima tawaranmu,"ucap Broto membuat lili dan Sarah merasa lega.
"Bawa dia!"perintah Broto kpda anak buahnya.mereka pun berjalan kearah Gea dan langsung menyeret Gea agar mau ikut dengan mereka.
"Apa mau kalian? Lepasin!"berontak Gea yang tidak mau di bawa Broto "Ayah tolong"pinta gea yang memandang ayahnya.Namun Prapto hanya menatap Gea tanpa ekspresi,tidak terlihat khawatir anaknya di bawa oleh Broto.
Gea di seret masuk kedalam mobil,saat Broto dan Gea pergi maka lili pun tersenyum penuh kemenangan.
"Lepasin Gea"berontak Gea saat mereka sudah di dalam mobil.
"Diam sayang kamu sebentar lagi mau jadi istri Aku jadi jangan buat aku marah okey."ucap Broto dengan lembut tetapi malah membuat Gea jijik.
Mobil pun berjalan tapi belum jauh dari rumah Gea mobil itu di hentikan. Oleh mobil lain membuat supir mengerem mendadak."sialan!siapa mereka!"geram Broto karna tidak suka ada yang menghalangi mobilnya.
Anak buah Broto pun keluar dari mobil,mereka menghampiri mobil yang menghadang Berniat untuk menghajar namun sayangnya anak buah Broto sudah di hajar duluan. Broto pun kluar dari mobil hal itu membuat Gea memanfaatkan kesempatan itu untuk kabur dari sana.
Tanpa ada yang menyadari Gea berlari pergi dari sana.
Prapto dan Sarah pun keluar dari rumah saat mendengar ada keributan,Mereka menghampiri Pak Broto yang jatuh di tanah.
"siapa kalian?"tanya Prapto sambil membantu pak Broto berdiri.
Tanpa menjawab, Fero langsung membuka pintu mobil pak Broto.Dia terkejut saat mendapati jika Gea sudah tidak ada di sana.
"Dimana gadis itu?"tanya fero.
Prapto dan Broto pun sama terkejutnya saat mengetahui jika Gea sudah melarikan diri.
"Sial dimana anak itu?"ucap Sarah yang kesal karena Gea telah pergi.
"Aku gak mau tau kalau Gea gak jadi istriku maka dia yang akan menggantikannya!"seru pak Broto
Fero dan anak buahnha langsung masuk kedalam mobil tidak memperdulikan mereka.Dia bergegas mencari keberadaan Gendis sebelum Steven murka.
dilain tempat gendis berlari kejalan raya,nafasnya ngos-ngosan karena sejak tadi dia berlari. Dia menoleh ke belakang untuk memastikan tidak ada yang mengejarnya. Saat sudah di rasa aman, Gea menuju ke taman ketempat yang ramai.
Dia duduk di kursi taman untuk istirahat sambil mengatur nafasnya.baru 5menit dia duduk,Gea melihat sebuah mobil Alphard hitam berhenti tak jauh dari dia duduk. Gea yang mengenali mobil itu pun langsung bangkit dan berlari dari tempat itu sebelum orang orang didalam mobil itu melihat dirinya.
Fero dan anak buahnya keluar dari mobil mencari keberadaan Gea. Sekilas dia melihat seorang gadis berlari, Fero pun langsung mengejarnya, Gea yang panik karena di kejar dia menyebrang tanpa melihat kiri kanan. Saat di tengah jalan dia terjatuh dan kakinya terkilir.
"Arrgghh",teriak Gea yang hampir sja tertabrak.untung saja mobil itu berhenti tepat waktu.
Sang pengemudi keluar dari mobil dengan raut wajah yang emosi,"kalau nyebrang lihat lihat lampu masih hijau main nyebrang aja!"omel pengemudi itu.
"Maaf maaf tuan, Nona saya kurang berhati-hati,"ucap Fero yang langsung menggendong Gea masuk kedalam mobil karena kebetulan mobil Fero telah menyusul mereka.
Gea yang masih kaget karena hampir tertabrak tidak sempat untuk memberontak.saat mobil telah melaju dia baru sadar akan situasinya.
"Mau bawa aku kemana kalian?"tanya Gea yang panik
"Tenang nona,kami tidak akan menyakiti anda,"ucap Fero yang duduk di depan samping supir.
"Turun!Aku mau turun!"pinta gea yang berusaha membuka pintu mobil, meskipun mobil melaj. Namun sayangnya pintu mobil di kunci membuat Gea semakin gelisah."Tolong turunin aku."pinta gea memelas.
Sayangnya permintaan Gea tidak di dengar oleh Fero. Mobil tetap melaju hingga memasuki halaman rumah mewah. Gea merasa asing dengan rumah itu dia menoleh keanan kiri melihat banyaknya para bodyguard yang berjaga di sana. seketika dirinya merasa ngeri melihat tubuh kekar para bodyguard yang berjaga.
Mobil berhenti tepat di depan pintu masuk, Fero keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Gea "silakan nona,"ucap Fero mempersilahkan gendis untuk keluar mobil.
Gea merasa ragu,dia dengan mehana sakit keluar dari mobil."ini dimana?"tanya Gea yang ingin sekali pergi dari sana.
"Mari masuk nona,mau saya bantu untuk berjalan?"tanya fero yang melihat Gea menahan rasa sakit krna kakinya yg terkilir.
"Gea mau plg aja,"ucapangea yg berbalik inginpulang dari sna.
Baru satu langkah dia berbalik terdengar pintu yang terbuka membuat Gea menoleh ke arah pintu. Terlihat seorang pria dengan stelan jas kluar dari rumah. Wajah pria itu sktika terlihat muram, dia berjalan ke arah Gea.
Bruk.
"Aghk!"teriak Gea saat Steven mndratkan pukulan di wajah Fero membuat sudut bibir Fero berdarah.
"Gak becus kau kerjanya! Sampai bikin dia kek gini,"seru Steven yang terlihat sangat marah.
Gea ketakutan melihat tatapan Steven yang mematikan itu. Tatapan Steven kini tertuju pada Gea, tanpa berkata apapun dia langsung menggendong Gea membuat Gea terkejut.
"mau di bawa kemana Gea? Tolong lepasin km,"pinta gea yang memberontak .
"Diamlah honey, nanti kamu jatuh "ucap Steven dengan lembut.
"Turunin Gea!"seru Gea meminta untuk di turunkan.
"Honey kaki kamu masih sakit jadi diamlah sebelum aku marah,"tutur Steven penuh penekanan membuat nyali Gea langsung menciut.
Steven membawa Gea ke sebuah kamar dan menurunkan Gea di sofa."sebentar lagi dokter datang, ganti pakaian kamu dullu nanti biar dokter periksa kaji kamu," terang Steven yang berlututt di depan Gea melihat kondisi kakinya.
"Gea mau pulang ,"mohon lirih Gea dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"kamu mau pulang lalu menikah dengan pria tua itu?"seketika Gea menunduk mendengar perkataan Steven "Aku tidak akan menyakitimu asal kamu nurut denganku,"sambung Steven yang berdiri lalu mengusap kepala Gea.
Gea yg tdj pernah merasakan kasih sayang langsung tersentuh dengan usapan dari Steven. Steven keluar dari kamar dan tak lama kemudian beberapa maid masuk kedalam kamar untuk membuat Gea berganti pakaian.
"Mau apa kalian?"tanya Gea yang bergeser menjauh takut mereka berbuat jahat kepadanya.
"kamu hanya ingin membantu nona untuk berganti pakaian. Ini perintah dari tuan Steven nona,"jelas maid itu.
"gak mau, Gea maunya pulang aja,"ucap Gea yang berdiri. Dengan kakinya yang pincang dia paksa untuk berjalan.
Keributan membuat Steven kembali masuk kedalam kamar. Saat membuka pintu bertepatan pula Gea akan keluar kamar itu.
"ma-maaf tuan, nona bersikeras untuk pergi,"tutur maid itu dengan menunduk.steven memberi isyarat kepada mereka agar mau keluar dari kamar itu meninggalkan keduanya.
Steven menutup pintu kamar saat para maid telah keluar membuat Gea mundur. Seketika dia merasa dalan situasi berbahaya.
"Gak bisa di omngin baik-baik?"ucap Steven yang melangkah ke arah Gea " mau buat aku marah yah gadis kecil?"
"To-tolong Gea mau pulang,"ucap Gea memohon hingga berlutut membuat Steven mengepalkan tangannya.
Steven berdiri dengan bertumpu satu lutut agar sejajar dengan Gea. Dia mencengkram dagu Gea agar Gea menatap dirinya.
"udah aku bilang jangan bikin aku marah gadis keci!".
ucap Steven dengan penekanan."Jangan pernah berfikir bisa lari dari aku, Paham!.
"Kau tuli paham gak?"
Gea langsung menganggukkan kepalanya.
Air mata gendis terus mengalir,dia benar-benar ketakutan dengan sikap kasar Steven. Tatapan matanya sangat tajam dan terlihat Jika Steven sangatlah marah
"Ganti pakaianmu dan tunggu dokter datang gadis kecil,"perintah Steven yang melepaskan cengkramannya.
Gea hanya mengangguk lemah dengan perintah Steven. Steven kemudian keluar dari kamar dan tak lama kemudian para maid kembali masuk dalam kamar. Gea mau tak mau membiarkan maid membantu dia berganti pakaian.
Gea duduk bersandar di kepala tempat tidur. Dokter baru saja selesai memeriksa kakinya dan sekarang kakinya harus di perban untuk beberapa hari. Ceklek, suara pintu dibuka membuat Gea menoleh kearah pintu.
Terlihat Steven yang masuk kedalam kamarnya, Gea langsung waspada. Dia menggeser duduknya lebih kekanan.
"setelah kakimu sembuh maka kita akan menikah,"ujar Steven membuat Gea terkejut,
"tapi om, kenapa begitu? Gea gak mau menikah,jika karena Gea menabrak om tadi pagi maka Gea minta maaf. Tapi tolong biarkan Gea pergi om,"pinta gea Dengan memohon
"Kau lebih memilih menikah dengan pria tua itu dari pada denganku hm?" Tanya Steven menatap intens ke arah Gea. Seketika Gea langsung menggelengkan kepalanya.
"nggak, Gea nggak mau menikah dengan pak Broto,"jawab Gea.
"kalau begitu Kita menikah 3 hari lagi,"tegas Steven
"nggak, nggak mau om,"ucap Gea yang menolak permintaan Steven.
"Aku gak minta kamu buat menikah denganku, tapi ini perintah dariku!" tegas Steven dengan tatapan elangnya. Dia lalu bangkit dari duduknya dan keluar kamar Gea.
Gea menatap nanar kepergian Steven rasanya ingin sekali dia berlari keluar pintu itu. Namun itu bisa di bilang gak yang mustahil. Pertama kaki dia sakit sehingga dia kesusahan berjalan, kedua meski dia bisa keluar dari rumah itu pun kecil karena banyaknya bodyguard yang berjaga disana.
Gea bingung harus berbuat apa, saat sedang berfikir tiba-tiba seorang maid datang dengan nampak penuh makanan.
"Permisi nona, ini makan malamnya,"ucap maid itu dengan tersenyum lembut."Kalau begitu saya permisi ya Nona,"sambung maid itu setelah meletakkan makanan di atas meja samping tempat tidur Gea.
Gea tidak mengatakan apapun bahkan tidak memandang makanan yang di sajikan oleh maid itu. Rasanya dia sangat tidak nafsu makan meskipun sejak siang dia belum makan,Gea hanya membiarkan makanan itu dingin tanpa menyentuhnya sedikitpun.
Hingga jam menunjukkan pukul 22;00 WIB malam dan rasa kantuk datang menghampiri dirinya. Gea memilih untuk tidur karena dia sangatlah mengantuk.
***
pukul 6:00 pagi Gea keluar dari kamar mandi, dia baru saja selesai mandi dan mengenakan dres warna putih. Diakini berdiri di balkon untuk menghirup udara lagi hari yang sejuk. Terlihat dibawah ada sebuah taman yang cukup luas.
Beberapa bunga tumbuh di sana hingga membuat itu nampak cantik.
"permisi nona,"ucap seorang maid membuat Gea menoleh kebelakang."Makananya saya letakkan di sini ya, Nona,"sambung maid itu dengan tersenyum.
"Tangan kamu kenapa?"tanya Gea yang melihat memar di tangan maid itu.
"Tidak apa apa, nona. Saya permisi dulu Nona,"ucap maid itu buru-buru keluar kamar Gea.
Saat maid itu berbalik terlihat Steven yang sudah berdiri di ambang pintu dengan melipat tangannya di depan dada. Keringat dingin langsung membasahi dahi maid itu.
"Pe-permisi tuan," ucap maid yang bernama Santi.
Tanpa berkata apapun Steven membiarkan maid itu keluar dari kamar Gea.
"Kamu penasaran kenapa dia penuh luka hm?"gumam Steven yang melangkah ke arah Gea.
Gea hanya terdiam tidak menjawab pertanyaan Steven.
"Itu karna kamu," ucap Steven membuat Gea seketika menatap Steven .
"Ma-maksudnya?"tanya Gea tidak mengerti dengan apa yang di katakan Steven.
"Bukankah semalam kamu gak makan," Gea menganggukan kepalanya."Aku menyuruhmu makan tapi kamu tidak mendengarkanku maka merekalah yang akan menanggung akibatnya," ujar Steven membuat Gea membelalakkan matanya tidak percaya"Aku gak suka di bantah dan aku juga gak mau menyakitimu jadi jika kamu gak mau orang lain tersiksa maka turuti semua perkataanku," tutur Steven penuh penekanan.
"Apa perlu aku mematahkan tangannya?" tanya Steven menakut-nakuti Gea.
"Jangan, aku mohon jangan,"pinta gea dengan sorot mata memohon.
"Makanlah," titah Steven menoleh kearah mana yang tadi di bawa oleh Santi.
"I-iya," jawab Gea dengan terbata. Dia langsung berjalan ke arah makanan itu.gea duduk di kursi untuk makan sesuai dengan perintah Steven
Steven menaikkan satu sudut bibirnya." Gadis pintar," ucap Steven mengusap kepala Gea.
"Habiskan,"perintah Steven yang kemudian keluar dari kamar Gea meninggalkan Gea yang sedang makan.
Gea pun menghabiskan makanannya hingga tak tersisa. Dia tidak mau maid itu terluka lagi karena dirinya.
Selesai makan Gea hanya duduk di sofa karena dia tidak di perbolehkan keluar dari kamar itu. Maid itu pun masuk kembali kedalam kamar untuk mengambil piring kotor. Gea terlihat merasa bersalah melihat lebam di tubuh Santi.
"Permisi nona, saya mau ambil piring kotornya,"ucap Santi dengan sopan.
*iya silakan," balas Gea dengan tersenyum canggung, "Maaf ya," ucap Gea tiba-tiba membuat Santi menoleh kearahnya.
"Maaf karena aku kamu jadi terluka seperti itu," sambung Gea yang merasa bersalah.
"tidak apa-apa nona, memang saya yang kerjanya tidak benar," tutur Santi.
"Oh ya nama kamu siapa?"tanya Gea
"Saya santi nona,"jawab Santi
"Umur berapa kayaknya kita seumuran deh san,"tanya Gea yang penasaran.
"19 Thun nona,saya baru lulus SMA dan langsung bekerja disini,"terang Santi
"Seumuran dong kita," ujargea yang terlihat senang seperti mendapatkan seorang teman.
"iya nona,kalau begitu saya permisi terlebih dahulu. Mari nona,"ucap Santi dengan tersenyum yang di balas senyum oleh Gea.
Senyum Gea kembali hilang setelah Santi menutup pintu dan terdengar jika pintunya di kunci dari luar. Kini Gea hanya duduk diam di dalam kamar itu. Dia pun tidak bisa menghubungi siapapun karena ponselnya entah hilang kemana.
Saat dia sedang melamun pintu kamarnya di buka membuat Gea tersadar dari lamunannya. Dia langsung berdiri saat melihat Steven masuk ke dalam kamar bersama dengan Fero.
"Mau ngapain om kemari?" tanya Gea saat Steven melangkah kearahnya.
Tanpa mengatakan apapun dia langsung mengecup sekilas bibir Gea, plak. Satu tamparan mendarat di pipi Steven. Fero yang ada di sana terkejut karena Gea dengan beraninya menampar tuanya.
"Berani sekali om mencuri first kiss ku,"gumam Gea menutup bibirnya dan menatap Steven dengan tatapan penuh kebencian.
Mendengar perkataan Gea membuat Steven gak jadi marah kepadanya. Steven menaikkan sudut bibirnya karena senang mendengar perkataan Gea.
"manis seperti nama kamu Gea"ucap Steven yang tidak merasa bersalah lalu melangkah keluar dari kamar Gea.
"Kau jaga dia!"titah Steven saat melewati Fero
"Baik tuan,"jawab Fero.
Mereka berdua keluar dari kamar Gea lalu mengunci kembali pintu kamar itu.
"Aku sadar pedof*l!" umpat Gea sambil melemparkan vas yang ada di atas meja ke arah pintu saking kesalnya.
Mendengar ada barang yang pecah membuat Fero langsung masuk kedalam. Kamar Gea untuk memeriksa keadaan Gea. Pandangan Fero tertuju kepecahan vas yang ada di lantai. Fero kemudian memerintahkan maid untuk membersihkan pecahan vas itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!