🍃 Disarankan untuk membaca Novel Menikahi jd yg ke 2 terlebih dahulu karena cerita ini lanjutan dari cerita sebelumnya 😘
Dila Mateo adalah namaku, aku dilahirkan dari pasangan Dimitri Mateo dan Keyla Arbeto. Keluarga ku sangatlah sempurna, di tambah dengan kehadiran Adik laki-laki membuat keluarga kecil kami semakin komplit.
Nama Dady ku Dimitri Mateo, dia adalah seorang Daddy yang sangat posesif, entah apa yang membuat dirinya menjagaku dengan sangat ketat. Aku di perlakukan seperti berlian yang tidak boleh di sentuh oleh siapa pun. Tapi aku sangat menyayangi Daddy, karena hanya Daddy orang yang paling dekat denganku. Karena Mommy sangat sibuk mengurus David.
Mommy Keyla adalah wanita yang cantik dan sangat pintar di dalam nilai akademik, tapi akan sangat telat berpikir dan polos dalam perilaku sehari-harinya. Walaupun aku tidak terlalu dekat dengan Mommy, tapi aku sangat menyayanginya walaupun terkadang aku selalu di buat kesal olehnya.
Delapan belas tahun yang lalu.
Hari ini adalah hari pertama aku, Adik ku yang bernama David dan juga sepupuku Dafa berangkat ke sekolah. Sebelumnya kami hanya menjalani home schooling di Mansion Utama.
Di hari ini untuk pertama kalinya diriku di beri kacamata yang tebal oleh Daddy, dan Daddy mengepang rambutku menjadi 2. Bisa di bayangkan kan betapa culunnya penampilan diriku.
Tapi aku sama sekali tidak protes dengan apa yang di lakukan Daddy, karena aku tahu niat Daddy adalah menjagaku dari orang-orang orang jahat.
"Boneka Annabel.... !" teriak David ketakutan, perkataan pertama yang membuat mental ku down. Tapi Daddy Dimitri menguatkan aku dan mengajarkan aku tidak boleh cengeng.
Dan di hari ketiga aku di sekolah ada kejadian yang membuatku sangat sedih, aku di hina dan di bully oleh sekelompok murid pria. David yang tidak terima Kakaknya di hina langsung memukul mereka, dan Dafa sepupuku membuat ke empat anak itu di keluarkan dari sekolah kami dengan memakai kekuatan Daddy Kenzo tentunya.
Dan setelah kejadian itu membuatku tersadar, wanita lemah hanya akan terus di hina dan di bully. Aku memutuskan untuk belajar ilmu beladiri dari seorang ahli bela diri yang didatangkan khusus oleh Daddy.
Memiliki Adik yang playboy dan juga sepupu yang sangat dingin dan punya kekuatan dan kekuasaan. Membuat Dila punya poin tersendiri untuk menghadapi dua orang yang akan hadir didalam hidupnya, ditambah dengan penampilannya yang culun dan sikap cerobohnya itu akan membuat kehidupan mereka penuh warna.
...........
Dila yang sudah berusia enam belas tahun, memutuskan untuk sekolah di British School Jakarta. Dirinya lebih memilih beda sekolah dari Dafa dan juga David, Dila merasa sangat bosan kalau harus selalu menjadi perantara dari para gadis yang menyukai Dafa dan juga David.
Namun ternyata pilihannya untuk beda sekolah, membuat Daddy Dimitri setiap hari pada jam istirahat pasti akan datang ke sekolah hanya untuk menemaniku sekaligus mengawasi diriku. Padahal sudah ada dua pengawal pribadi yang selalu menjagaku.
Sikap Daddy yang sangat posesif dan melakukan hal yang membuatku selalu di ejek anak Daddy dan anak manja oleh seluruh teman-teman. Sempurna sudah hidupku, aku yang selalu di katai culun bertambah pula ejekan ku.
"Mom, bilang pada Daddy. Aku ini sudah besar!" seru Dila pada Mom Keyla.
Dila sangat kesal pada Daddy Dimitri karena tidak juga berhenti untuk datang ke sekolahnya, walaupun Dila sudah memohon padanya untuk tidak datang.
"Mommy bisa apa? Daddy mu itu sangat menyayangimu. Bahkan Mommy dan David sampai di abaikan oleh Daddymu itu." ucap Keyla.
"Mom," rengek Dila.
Namun Mommy nya lagi-lagi menggelengkan kepalanya. Dila yang kesal pun langsung berjalan keluar dari kamar Mom tanpa melihat di depannya ada pelayan yang sedang membawa minuman jus yang di minta Mommy.
"Prang.... !" Bunyi gelas pecah dengan seluruh jus yang tercecer di lantai.
"Dila.... !" Teriak Keyla dengan kesal pada putrinya itu, karena lagi-lagi Dila ceroboh hingga membuat jus yang di mintanya kini jatuh berceceran di lantai.
"Sorry Mom," Lirih Dila dan langsung berlari keluar dari kamar Mom Keyla. Dila tidak ingin mendengar ocehan Mommy nya yang tidak akan pernah berhenti jika sudah kesal dan marah.
Keesokan harinya, seperti biasa di jam istirahat sekolah. Dila menghampiri Daddy nya yang sudah duduk di kursi taman.
"Dad, aku kan sudah ---- " ucapan Dila langsung dipotong oleh Daddy Dimitri.
"Dila My Princess, Daddy tahu yang ingin kau sampaikan. Kemari nak," ujar Dimitri pada putri kesayangannya itu.
Dila pun langsung duduk di kursi taman dengan tatapan mata dari teman-temannya, ada yang menatapnya dengan tatapan mengejek dan ada pula yang menatapnya dengan pandangan iri karena memiliki Daddy yang sangat tampan. Bahkan ada yang pernah mengira kalau Daddynya itu adalah Kakaknya, bahkan menitipkan salam untuk Daddy Dimitri padanya.
"Dila, Daddy sangat sayang padamu. Daddy akan terus datang kemari untuk menemanimu dan menjagamu." ucap Dimitri mengelus rambut putrinya yang dikepang dua.
"Daddy, tidak perlu menjagaku. Aku sudah besar dan aku pun bisa beladiri, dan jangan lupakan para pengawal itu." tunjuk Dila pada dua pengawal yang berdiri tak jauh darinya.
"Kau memang bisa beladiri, tapi kau itu sudah lama tidak berlatih. Dan Daddy yakin kau itu pasti sudah lupa," ucap Dimitri dengan suara yang halus.
"Ya aku mungkin lupa, tapi teknik dasar ilmu beladiri aku masih mengingatnya," jawab Dila masih dengan wajah kesalnya.
Dimitri yang melihat wajah putrinya yang kesal hanya terdiam dan menatap intens pada Dila. "Apa kau malu jika Daddy terus datang ke sekolah ini?" tanya Dimitri.
"Tentu saja aku malu Dad, mereka mengatai aku anak manja, anak culun kesayangan Daddy," keluh Dila dengan mengerucutkan bibirnya.
"Kau tahu sayang, Dad terluka mendengar apa yang kau katakan." Dimitri menarik nafas dengan sangat berat. Dila yang mendengar perkataan Daddy nya langsung terdiam dengan menundukan kepalanya.
"Dad sangat menyayangimu dan tidak pernah malu untuk menunjukan pada dunia, kalau kau adalah putri kesayanganku. Karena waktu yang kita punya itu sedikit, lihatlah kau sekarang. Aku merasa baru kemarin aku menggendong bayi cantik nan mungil yang ku beri nama Dila, tapi lihat sekarang... !kau sudah berusia enam belas tahun." ucap Dimitri dengan nada suara yang sedih. Membuat Dila merasa bersalah telah membuat hati Daddynya terluka karena ucapannya.
"Dad aku minta maaf," ucap Dila dengan menitikan air mata.
"Dila sayang, kau tidak perlu minta maaf. Mulai hari ini Daddy berjanji tidak akan datang kesekolahmu lagi." ucap Dimitri yang langsung berdiri dari duduknya.
"Dad tunggu... ! Aku kan sudah minta maaf? Dila ingin Daddy tetap datang kesekolah ini," ujar Dila dengan memeluk Daddy kesayangannya.
"Kau janji tidak akan marah dan cemberut lagi, jika Daddy datang kesekolahmu?" tanya Dimitri dengan tersenyum.
"Dila janji," ucap Dila yang masih memeluk Daddynya.
"Daddy sayang padamu." Dimitri memeluk putrinya dengan senyum puas di wajahnya, karena tidak sia-sia dirinya berakting sedih karena putrinya sudah berjanji memperbolehkannya untuk datang ke sekolahnya tiap hari.
"Ya sudah, cepat kau kembali ke kelas! Bel sudah berbunyi." Dimitri melepaskan pelukannya.
"Oke Dad," ucap Dila dan langsung berlari kecil dengan sesekali menengok ke belakang, dan tidak melihat di depannya ada murid pria yang berjalan dari arah depan.
"Bug.... " Dila pun menabrak murid pria yang ada di depannya itu dengan sangat keras.
"Hei... ! Kamu punya mata tidak?" bentak pria itu.
"Maafkan aku Kak," ucap Dila sambil membetulkan letak kacamatanya yang miring dan mengusap keningnya yang sakit karena menabrak pria yang terlihat tampan dengan mata birunya. Kalau di lihat dari fisiknya dia seperti seorang Blasteran.
"Maaf... maaf! matamu itu sudah empat masih saja menabrak orang," ucap pria tersebut dengan nada mengejek.
"Hei anak muda, jaga bicaramu!" bentak Dimitri sambil berjalan menghampiri putrinya dan langsung mencengkram kerah pakaian pemuda yang ada di depannya.
"Daddy," pekik Dila dengan cemas. "Dad lepaskan.... !" pinta Dila yang berusaha melepaskan cengkraman tangan Dad nya dari Kakak kelasnya itu.
"Minta maaf pada putriku," perintah Dimitri pada pemuda itu.
"Kenapa aku harus minta maaf, putrimu itu yang ceroboh sudah menabrak ku."
"Kau," Dimitri hampir memukul wajah pemuda itu, namun langsung di cegah oleh Dila.
"Daddy," teriak Dila karena dirinya tidak ingin Dad nya memukul seorang anak muda dan akan menjadi masalah nantinya.
"Dan kau, kau itu sangat tidak sopan berbicara pada orang tua." ucap Dila dengan menatap tajam pada Kakak kelasnya itu.
"Ayah dan anak sama saja, sama-sama aneh." ucap Kakak kelasnya dan hendak pergi dari hadapan Dila dan Dimitri.
"Kau.... " Dimitri hendak menarik pemuda itu namun langkahnya sudah di dahului oleh Dila.
Dila yang marah langsung menarik tangan Kakak kelasnya itu dan menguncinya ke belakang.
"Aw ... " teriak Kakak kelas Dila. "Gadis aneh lepaskan tanganku!" perintah Kakak kelasnya itu, namun tidak di dengar oleh Dila.
"Minta maaf pada Daddy ku," perintah Dila dengan tegas. "Aku paling tidak suka jika ada yang menghina Dad ku."
Dimitri yang melihat aksi putrinya itu langsung merasa bangga, tidak sia-sia selama ini dirinya mendidik Dila.
"Oke aku minta maaf, tapi lepaskan dulu tanganmu." Dila langsung melepaskan tangan Kakak kelasnya itu.
"Aku minta maaf Mr," ucap Kakak kelas Dila dengan wajah yang tidak ikhlas.
"Pergilah! aku tidak ingin kejadian ini terulang lagi," usir Dimitri.
Kakak kelas Dila pun langsung berjalan pergi sambil sesekali menatap Dila.
"Kau itu hebat sayang," ucap Dimitri sambil mengusap kepala Dila.
"Dila.... !" ucap Dila dengan penuh percaya diri. "Tapi tunggu dulu, aku melupakan sesuatu." Dila berfikir dengan sangat keras.
"Apa sayang?" tanya Dimitri dengan menaikan kedua alis matanya.
"Ahh... ini kan sudah jam masuk kelas," teriak Dila dan langsung berlari memasuki kelasnya sambil melambaikan tangannya pada Dad Dimitri.
"Kau itu selalu saja ceroboh," gumam Dimitri dalam hati tersenyum menatap punggung putrinya.
Mansion utama
"Dila sayang kau ini sudah besar sudah bisa menjaga diri, mulai sekarang lepaskan kacamatamu itu dan ubah penampilanmu yang culun itu." Keyla melepaskan kacamata yang dipake oleh Dila.
"Mom jangan," pekik Dila dan langsung merebut kembali kacamatanya
"Dila sayang, kau itu cantik jika tidak memakai kacamatamu." ucap Keyla hendak merebut kembali kacamata Dila, namun sudah di sembunyikan oleh putrinya itu.
"Mom, jika kau memaksa. Aku akan memberitahu Dad." ancam Dila.
"Kau itu susah sekali di kasih tahu, dan selalu mengancam Mommy dengan menyebut nama Dad." Keyla pun langsung beranjak dari duduknya meninggalkan kamar Dila.
Dila yang terlalu senang hingga melompat di atas tempat tidur karena telah membuat Mommy nya menyerah, lupa kalau kacamatanya itu diletakan di tempat tidurnya.
"Kretek ... " Bunyi sesuatu yang patah.
"Yah patah," keluh Dila menatap kacamatanya yang patah karena terinjak olehnya.
Dila pun langsung menaruh kacamata itu di meja lemari kecil dan mengambil kacamata yang lainnya.
"Apa benar aku ini ceroboh," gumam Dila.
Keesokan harinya.
Saat Dila hendak berjalan kedalam kelas, dirinya di hadang oleh beberapa Kakak kelas perempuan.
"Jadi perempuan ini? yang sudah berani berbuat kasar pada Tama," ucap salah satu dari mereka.
"Tama?" tanya Dila yang tidak tahu siapa itu Tama.
"Jangan berlagak tidak tahu!" bentak perempuan yang satunya lagi dengan mendorong bahu Dila.
"Aku memang tidak tahu siapa itu Tama?" ujar Dila dengan menaikan kacamatanya yang miring karena di dorong oleh Kakak kelasnya.
"Tama, lelaki yang sudah kau buat cedera tangannya."
Dila pun mengingat kembali kejadian kemarin saat dirinya memelintir tangan Kakak kelasnya.
"Oh jadi Kakak itu bernama Tama," ucap Dila dengan tersenyum karena mengingat kembali wajah tampan Kakak kelasnya itu.
Dila memang tidak tahu nama Kakak kelasnya itu, yang dia tahu Kakak kelasnya itu adalah pria tertampan di sekolahnya.
"Ngapain kamu senyum-senyum begitu?" tanya kakak kelas perempuan yang paling cantik diantara yang lainnya yang bernama Viola.
Viola adalah Kakak kelas Dila yang terkenal cantik, banyak para murid pria yang mendekatinya dan ingin menjadi kekasihnya.
"A... Aku,"
"Sudah... Sudah, ayo kita bawa dia ke atap gedung," perintah Viola pada teman-temannya.
Dan tanpa menunggu lama, Dila pun di bawa oleh kelima kakak kelasnya itu menuju atap gedung sekolahnya.
Sementara itu di ruangan kelas 12, seseorang berlari menuju meja yang diduduki oleh temannya.
"Tama, Vi... Viola membawa gadis yang kemarin melukai tanganmu itu ke atap gedung," Anton terbata-bata menyampaikan berita itu pada sahabat baiknya Tama.
"Biarkan saja," ujar Tama dengan cuek dan duduk santai di kursinya.
"Biar saja? kau tidak takut jika gadis itu di lempar dari atap gedung oleh teman-teman Viola!"
Tama yang awalnya cuek, langsung berdiri dari duduknya. Dan berlari menuju atap gedung yang di ikuti oleh Anton.
Tama yang sudah sampai di atap gedung menatap tak percaya pada apa yang dilihatnya kini, Viola dan teman-temanya tampak terduduk dengan meringis kesakitan sambil memegang tangan masing-masing.
"Tama.... !" seru Viola berusaha bangun dan langsung mendekati Tama. "Gadis aneh ini memukulku dan teman-teman ku," adu Viola pada Tama.
Tama kini menatap pada Dila yang terlihat santai berjalan kearah Viola dan dirinya.
"Kak Tama, sampaikan pada Kak Viola lain kali jangan pernah menggangguku." Dila pun langsung pergi dari hadapan Tama dan Viola.
"Tama, kau harus adukan dia ke Grandma." rengek Viola dengan memegang lengan Tama.
Tama yang tidak suka di pegang, langsung menghempaskan tangan Viola. "Kau adukan saja sendiri!" bentak Tama dan langsung meninggalkan Viola yang tampak sangat kesal telah di tinggalkan begitu saja oleh Tama.
Tama yang berjalan menuruni tangga menatap pada punggung Dila yang ada di hadapannya itu, tanpa banyak berkata Tama pun mendahului Dila dengan berjalan cepat tanpa mempedulikan Dila yang tersenggol olehnya.
"Aw ... " pekik Dila dengan mengelus bahunya.
Dila kini menatap pada punggung Kakak kelasnya yang berjalan cepat di depannya. Kakak kelas yang paling tampan di sekolahnya yang bernama Tama, dan keesokan harinya Dila baru tahu kalau Viola adalah kekasih Tama.
Dila baru mengerti kenapa Viola marah padanya, karena Dila sudah membuat tangan kekasihnya itu cidera. Dan setelah kejadian hari itu, Dila tidak pernah lagi bertemu dengan Tama.
Dan satu minggu kemudian, Dila mendengar info kalau Tama pindah sekolah ke Luar Negeri yang diikuti pula oleh Viola. Tidak aneh tentunya mendengar salah satu murid di sekolah ini pindah sekolah ke Luar Negeri, karena murid yang sekolah di sekolahnya itu adalah anak orang kaya semua. Kebanyakan adalah anak-anak pengusaha dan pejabat.
Sama seperti dirinya yang seorang anak pengusaha nomer dua di dunia, begitu pun dengan Tama yang merupakan cucu dari pemilik sekolah di mana dirinya belajar.
Beberapa tahun kemudian.
"Daddy aku ingin bekerja di perusahaan orang dengan mengandalkan kemampuan ku sendiri," ujar Dila pada Daddy Dimitri setelah dirinya lulus dari kuliahnya.
"No Dila! kau harus bekerja di perusahan Daddy," ucap Dimitri dengan tegas.
"Daddy, dari dulu aku selalu menurut padamu. Tapi untuk kali ini biarkan aku menentukan pilihanku," pinta Dila dengan wajah yang memohon.
Dimitri menatap intens pada putri kesayangannya itu, ada perasaan bersalah pada dirinya karena sudah mengekang Dila.
"Baiklah kau boleh bekerja di perusahaan orang lain. tapi dengan syarat aku dan Mom mu akan ikut ke mana pun kau tinggal." ucap Dimitri.
"Baiklah aku setuju," jawab Dila dengan cepat. Karena Dila sadar, dirinya tidak punya pilihan lain karena selama ini Daddy dan Mom selalu ikut kemanapun dirinya tinggal.
"Tidak, Mommy tidak setuju Dila bekerja." protes Keyla yang berjalan ke arah Dila dan Dimitri, menatap dengan tajam pada keduanya.
"Mom," lirih Dila.
"Dila, kau itu harus lebih fokus untuk mencari pendamping hidup. Aku saat masih kuliah sudah menikah dengan Dad Dimitri, tapi lihat dirimu? sudah lulus kuliah tidak pernah sekalipun kau berpacaran dengan seorang pria," ucap Keyla dengan suara yang terdengar mengasihani putrinya itu.
"Aku yang melarang Dila untuk berpacaran," Dimitri menatap pada Keyla.
"Ya, ini semua salahmu. Karena kau itu terlalu posesif pada Dila, lihatlah tampilan Dila sekarang. Putriku yang cantik sudah benar-benar hilang," lirih Keyla dengan wajah yang sedih.
Mendengar pertengkaran antara kedua orang tuanya, Dila pun langsung masuk kedalam kamarnya. Dila menatap tampilan dirinya di depan cermin dan tidak ada yang salah dalam penampilannya itu.
Dila merasa sangat nyaman dengan penampilannya yang terlihat culun. Baginya menilai seseorang dari tampilannya saja itu sangatlah tidak adil, dan terbukti dengan penampilannya itu. Dila memiliki sahabat-sahabat yang sangat baik yang tulus bermain dengannya. Hanya satu yang kurang, Dila belum mendapatkan kekasih hatinya itu.
"Aku pasti bisa mendapatkan seorang pria yang tulus mencintaiku apa adanya," gumam Dila.
...🍀🍀🍀...
Keesokan harinya, Dila yang sedang berada di kamarnya langsung di suruh berganti pakaian dan berdandan oleh Mom Keyla.
"Mommy tunggu di ruang tamu," ujar Keyla dan berlalu pergi dari kamar Dila.
Dila yang sudah berganti pakaian, langsung berjalan ke arah ruang tamu.
"Kenalkan ini dia putriku Dila," ucap Keyla pada temannya yang membawa putranya.
"Ini putrimu?" tanya teman Mommy Keyla, menatap Dila dari atas sampai bawah, putranya pun sama melihat Dila dengan tatapan yang tidak suka. Namun masih memperlihatkan senyum palsunya.
Setelah itu, Dila pun ikut berbincang dengan teman Mom sampai satu jam lamanya. Dan setelah teman Mom nya pulang, Dila langsung masuk kedalam kamar yang di ikuti oleh Mom Keyla.
"Dila, Mommy kan sudah menyuruh kau berdandan. Kenapa kau tidak mendengarkan perintah Mommy." ujar Keyla dengan wajah kesalnya.
"Mommy aku tidak mau di kenalkan dengan anak teman Mommy lagi, Dila bisa mencari jodoh Dila sendiri." protes Dila yang tak kalah kesalnya.
Dan setelah kejadian itu, setiap hari nya Mom Keyla akan mengenalkan dirinya dengan anak temannya. Dan itu di lakukan oleh Mom saat Dad pulang ke Indonesia.
"Nyonya di mana putrimu?" tanya teman Mom saat Dila sudah berdiri di hadapan mereka.
"Ini putriku," jawab Keyla menunjuk Dila.
"Kau jangan bercanda, masa Maid (pembantu) kau bilang putrimu," ujar Teman Mom dengan tertawa.
Keyla yang mendengar Dila di katakan pembantu oleh temannya, merasa tidak terima dan bersiap untuk marah. Namun belum sempat dirinya marah, Dari arah pintu masuk datanglah Dimitri dengan wajah marahnya.
"Berani sekali kau mengatakan putriku ini pembantu," bentak Dimitri pada teman Mom Keyla.
"A... aku," jawab teman Mom dengan terbata-bata.
"Keluar kau! dan jangan pernah menginjakkan kakimu di mansion ini lagi" bentak Dimitri dengan sangat marah.
Teman Mom pun langsung keluar dari mansion dengan menarik putranya dengan terburu-buru.
Keyla yang mendengar amarah Dimitri pun langsung ketakutan, Keyla yang tahu situasinya tidak baik untuk dirinya langsung memundurkan langkah hendak pergi dari ruang tamu.
"Berhenti honey!" perintah Dimitri pada Keyla.
"Sayang, aku hanya --- " Keyla terdiam tidak bisa meneruskan perkataanya.
"Mom, Dila mohon ini yang terakhir kalinya Mom menjodohkanku." pinta Dila dengan menangis.
Keyla yang melihat putrinya menangis, langsung ikut menangis. "Mom janji ini untuk yang terakhir kalinya," ucap Keyla dengan memeluk putri satu-satunya itu.
"Thank you Mom," ucap Dila dan langsung masuk kedalam kamarnya dengan tersenyum dan menghapus air matanya.
"Kau harus menepati janjimu itu! dan untuk hukumannya karena sudah melukai hati putri kesayanganku. Balck card mu akan aku sita," ucap Dimitri berjalan menuju kamar Dila. Meninggalkan Keyla yang tampak terkejut dengan ucapan suaminya itu.
"Oh no, tanpa black card ku. Aku seperti manusia yang tidak bernyawa," gumam Keyla yang hampir pingsan, namun langsung di papah oleh para pelayan menuju kamarnya.
"Aktingmu itu bagus sekali," ucap Dimitri pada putrinya yang duduk di atas tempat tidur.
"Aku belajar akting darimu Dad," ujar Dila memeluk Dad kesayangannya.
Dila dan Dimitri memang sudah merencanakan kejadian tadi, Dila yang kesal pada kelakuan Mom nya. Akhirnya menceritakan semua pada Daddy nya, dan tanpa di duga-duga rencana mereka berjalan mulus dengan sikap teman Mom nya yang kelewat batas menyangka dirinya adalah pembantu.
"Besok kau akan melamar kerja di mana?" tanya Dimitri.
"Aku akan melamar pekerjaan di Matel Company," jawab Dila.
"Baiklah, Dad akan ke kamar Mommu dulu. Dad takut Mommu itu pingsan karena Black cardnya Daddy sita," ucap Dimitri dengan tertawa, berjalan keluar kamar Dila dan langsung mengeluarkan ponselnya.
"Atur pertemuanku dengan pemilik perusahaan Matel Company," perintah Dimitri pada tangan kanannya.
"Aku akan membuat Dila di terima bekerja di Matel Company, dan menempatkan Dila di tempat yang nyaman dan terpisah dari ruang kerja para pria." gumam Dimitri dalam hati.
Matel Company.
Dila yang berada di ruangan bagian Hrd untuk melamar dibagian Manager keuangan. Tidak menyangka dirinya langsung di terima bekerja begitu saja tanpa harus melakukan tes yang sulit, dan besok Dila sudah mulai bisa bekerja.
Dengan perasaan gembira Dila pun menghubungi Daddynya, menceritakan semuanya kalau dirinya sudah di terima bekerja di Perusahaan Matel di bagian Manager Keuangan.
Dimitri yang sedang berada di restaurant bersama dengan pemilik perusahaan Matel, dengan tersenyum puas ia pun menandatangani surat perjanjian kerjasama perusahaannya dengan perusahaan Matel.
"Terima kasih Tuan, kau sudah mau bekerjasama dengan perusahaan kami," ucap Pak Mike pemilik Matel Company.
"Ingat dengan perjanjiannya, kalau putriku itu tidak boleh terlalu lelah dan tidak boleh bekerja lembur. Dia pun tidak boleh di satu ruangan bersama pria," ucap Dimitri dengan tegas.
"Baik Tuan Dimitri kami akan melakukan semua yang kau minta," Pak Mike bersalaman dengan Tuan Dimitri.
Dan terjadilah kerjasama di antara dua perusahaan hanya karena Dimitri yang begitu menyayangi dan posesif pada Dila.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!