NovelToon NovelToon

Bukan Cinta Pertama

Prolog

Pengenalan karakter tokoh dan cerita.

Sinta Dewi Utami

Sinta adalah anak perempuan yang cerdas, yang terlahir dari orang tua yang bisa dibilang kaya, namun semua itu tidak lagi saat dia duduk di kursi kelas 3 SD. Ayahnya memutuskan meninggalkan jabatannya sebagai kepala keuangan di sebuah pabrik kelapa sawit, karna dia tau akan banyak orang yang saling membunuh karna merebutkan jabatannya itu.

Ayahnya bernama Firman Syahputra dan Ibunya bernama Siti Nur Aisyah.

Ayahnya beralih Profesi menjadi seorang Petani untuk bisa menafkahi Istri dan Anaknya yang berjumlah 5 orang Anak. Sedangkan Ibunya hanya sebagai Ibu rumah tangga.

Sinta adalah Anak Pertama yang selalu di bangga-banggakan Ayahnya karna sering berprestasi di Sekolah, mulai dia masuk ke Taman Kanak-kanak dia selalu berhasil meraih prestasinya hingga masuk ke Sekolah Dasar pun tetap mempertahankan prestasinya, namun semua itu sirna seketika saat dia mengenal hp, seluruh perhatiannya berpindah ke hp dan menelantarkan pelajarannya. Dia memegang hp saat duduk di kursi kelas 2 SMP, sejak saat itu nilainya sedikit demi sedikit hancur dan jatuh merosot.

Kedua orangtua nya sangat kecewa atas hal itu dan selalu menyalah-nyalahkan Sinta yang sudah jarang belajar dan lebih sering bermain ponsel, Namum Sinta beralasan bahwa tandingannya di Sekolah sudah semakin berat, padahal kenyataan nya tidak seperti itu, dialah yang sudah tidak memperhatikan pelajarannya.

Sinta juga adalah gadis yang jarang tersenyum bahkan sangat sulit baginya untuk tersenyum, wajah datarnya selalu tercetak jelas. Tapi jangan tanya kalau dia sudah tertawa dia bahkan tidak bisa melihat telinganya sendiri, haha.

Sinta memiliki Empat orang Adik yaitu, dua laki-laki dan duanya lagi perempuan.

Adik yang pertama adalah laki-laki yang bernama Satya Ferdiansyah, yang kedua perempuan yang bernama Putri Larasati, dan yang ketiga juga perempuan yang bernama Fitri Sabila, serta yang terakhir adalah laki-laki yang bernama Rehan Alfarizi.

Sinta sangat menyayangi Adik-adinya, hanya saja cara penyampaian nya yang agak kaku dan tak terlihat karna sifatnya yang tampak cuek, namun siapa yang tau isi hatinya? walaupun diluarnya cuek belum tentu dalamnya juga sama kan?

Sinta juga memiliki Sabahat yang sedari kecil susah menemani hari-harinya. Namanya Tria Handayani Putri, Tria adalah gadis yang ceria dan mudah sekali tertawa, apalagi tersenyum jangan di tanya lagi, Tria sulit untuk marah bahkan bisa di bilang tidak pernah sama sekali, dia memang pernah marah tapi tak akan terlihat bahwa dia sedang marah, karna wajahnya yang selalu tampak terukir senyuman jadi orang-orang mengira dia selalu bahagia dengan kehidupan nya.

Tria lah yang selalu senantiasa menemani Sinta, mereka sangat sering berbagi cerita, dari masalah sekolah, teman-teman, hingga masalah keluarga, bermain dan tertawa bersama hingga akhirnya kadang lupa waktu apalagi kalau sudah bercerita mengenai laki laki, hehe. (maklum ya guys Anak Baru Gede' soalnya) hihi.

Hingga pada saatnya mereka telah berhasil melewati semuanya dan sekarang telah masuk ke Sekolah Menengah Atas (SMA).

****

Hari itu, saat baru pertama kali masuk sekolah Sinta dan Tria panik karna motor yang akan mereka gunakan untuk ke sekolah tiba-tiba saja rusak dan tidak bisa menyala.

Sinta berfikir keras bagaimana pun mereka harus tetap sampai di sekolah walaupun harus terlambat. Tidak mungkinkan masih hari pertama mereka sudah bolos, bisa-bisa ditendang mereka dari Sekolah.

"Bagimana ini tidak mungkin kan kita jalan kaki kesana?" Tria Sambil nyengir mendengar yang barusan dia katakan karna benar- benar tidak mungkin kalau mereka harus jalan kaki ke sekolah yang jaraknya kurang lebih dari 3,5 KM.

Sinta hanya menatap Tria sebentar lalu berkata "Aku tau!" Serunya sambil menjentikkan jarinya.

"Apa yang kau ketahui?" Tanya Tria dengan penasaran.

"Tunggu disini sebentar." Katanya lalu pergi meninggalkan Tria.

Selang beberapa menit Tria menunggu, akhirnya Sinta pun muncul dan mengagetkannya "Ayo!" Teriak Sinta padanya. Tria bisa melihat Sinta yang sudah duduk diatas motor modelan lama namun masih tampak kuat.

"Ternyata kau meminjam motor Kakek mu, apa dia tidak marah?" Tria bertanya.

"Tidaklah, aku kan cucu yang dia sayangi." Jawab Sinta Sambil nyengir.

"Ya ya ya.. aku tau kau punya Kakek yang sangat baik, tidak seperti aku yang sudah tidak memiliki Kakek lagi." Katanya berpura-pura memasang wajah sedih.

"Sudah diamlah dan pegangan yang kuat kita akan terbang." Ucap Sinta Lalu fokus ke arah depan.

"Terbang.. terbang ya.. ya aku sudah merasakannya bahwa kita sedang terbang tinggi di angkasa sekarang" Ucapnya ngawur.

Sinta hanya diam dan tak ingin lagi merespon perkataan Tria yang menurut nya tidak penting itu, dia hanya fokus lurus ke arah depan. Untungnya pagi ini sudah tidak banyak kendaraan yang lewat, mungkin karna sudah agak siangan, para pelajar dan pekerja pasti sudah bepergian, jadi mereka bisa sepuasnya menguasai jalanan.

Karna sudah sangat lama mereka diam dan belum juga sampai Tria pun angkat bicara "Apa ini masih jauh bisa-bisa kita telat nih?"

Sinta diam dan tidak menjawab pertanyaan Tria. Padahal sudah jelas saja bahwa mereka sudah terlambat dari jam yang ditentukan Sekolah.

Beberapa menit kemudian akhirnya mereka pun sampai di Sekolah, Sinta segera memarkirkan motor nya setelah itu segera mereka berlari menuju kearah lapangan karna semua siswa-siswi baik yang baru maupun yang lama sudah berkumpul di sana.

Untungnya pintu pagar tidak dikunci, mungkin karna masih hati pertama masuk sekolah, jadi mereka bisa menerobos masuk tanpa ada hambatan.

Cerita baru saja akan segera dimulai😊

________________________________

Hai!!

Ini karya pertamaku, jadi mohon dukungan nya yaa kakak-kakak😊

Jangan lupa tekan like nya, kalau perlu komen juga gapapa, vote nya juga kalau kalian orang baik, hehe😁

Di kerjai kakak kelas

Setelah selesai memarkirkan motor dan mereka pun segera berlari menuju lapangan sekolah yang seluruh siswa-siswi barunya telah berkumpul di sana.

Saat upacara Kepala Sekolahmemberi pengunguman. "Untuk murid baru kalian akan melaksanakan MOS selama 3 hari dan untuk kakak kelas yang sudah dipilih tolong bimbingannya untuk adek-adeknya, dan untuk Kelas 11 tunggu pengunguman selanjutnya untuk pembagian ruangan kalian." Ucap Kepala Sekolah.

Upacara berjalan seperti yang diinginkan.

Kami semua dibagi menjadi 5 kelompok, Sinta masuk kelompok 3 dan Tria masuk kelompok 2.

"Sial kita tidak satu kelompok, apalagi di kelompok ku tidak ada yang aku kenal lagi." Ucap Tria kesal.

"Sudahlah nikmati saja masa MOS ini toh akhirnya kita nanti juga bakal satu kelas kan." Pasrah Sinta.

"Ya ya ya.. aku sudah menduga kau akan berkata seperti itu." Kata Tria agak kesal.

Sinta hanya tersenyum tapi senyumnya memaksa.

****

Hari ini MOS berjalan dengan baik dan mereka pun pulang dengan riang gembira, "Huhh.. ternyata SMA itu menyenangkan sekali ya." Kata Tria.

"Iya aku juga sangat senang." Sambung Sinta.

Tak lama kemudian, saat di depan Pemakaman Umum yang sama sekali sangat jauh agar sampai menuju perumahan tiba- tiba motornya berhenti sendiri.

"Eh.. eh kenapa ini." Sinta agak panik.

"Astaga kita lupa mengisi bensinnya tadi pagi dan sekarang.. tamat lah kita malah jalanan sepi banget lagi." Tria mulai cemas.

Mereka diam sebentar sambil berfikir cara dan secara tiba-tiba Guru olahraga SMP mereka lewat.

"Ada apa Sinta Tria kenapa berhenti disini?" Tanya Guru Olahraga tersebut.

"Hehe kami kehabisan bensin pak." Jawab Sinta sambil menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal.

"Tunggu disini sebentar." Sambung Guru Olahraga.

Selang beberapa waktu Guru Olahraga itu muncul lagi dan membawa sebotol bensin.

"Ini isilah." Kata Guru Olahraga sambil menyerahkan bensin tersebut.

"Terima kasih pak." Jawab Sinta dan Tria bersama sambil Tria memberikan uang bensin.

"Sudah tidak usah diganti, tapi nanti botolnya di kembalikan sama kedai yang pertama dapat dari sini ya nak." Kata Guru Olahraga

"Iya baik pak, sekali lagi terima kasih ya pak." Jawab Tria sedangkan Sinta sibuk mengisi bensin motornya.

"Baiklah bapak duluan nak." Kata guru Olagraga lagi.

Mereka hanya tersenyum dan segera melanjutkan perjalanan menuju rumah.

_____

Setelah 2 hari MOS berturut-turut dan sekarang adalah hari terakhir. Para siswa-siswi baru di minta untuk berkumpul di tengah lapangan dengan membentuk kelompok, yang masing-masing kelompok di pimpin 2 orang kakak kelas.

Kelompok Sinta,

"Baiklah Adik-adik, perkenalkan nama Kakak Puan Maharani dan di samping Kakak ini namanya Kak Andreansyah, kami akan tes cara baris-berbaris kalian, sudah siap?" taTnya Kakak Kelas yang bernama Puan Maharani tersebut.

"Siap sudah kak!" Jawab mereka serentak.

****

Setelah baris-berbaris kakak kelas mempersilahkan untuk masuk ke kelas.

"Tunggu, kerjai dulu mereka." Bisik Kak Andre pada Kak Maharani. Kak Maharani hanya mengangguk.

"Baiklah Adik-adik sepertinya kalian sudah terlihat lelah kalian boleh memasuki kelas tetapi sebelumnya Kakak ada syarat." Kata Kakak kelas sambil tersenyum.

"Kalian lihatkan Kakak yang sedang marah- marah itu?" Tanya Kak Puan sambil menahan tawa, Sinta dan teman teman hanya mengangguk.

"Nama Kakak itu Kak Wilda jadi kalian harus meminta tanda tangannya jika ingin masuk ke kelas, oke adik-adik!." Lanjutnya lagi.

"Oke kak." Jawab mereka serentak.

Sinta dan teman sekelompoknya pun datang pada Kakak kelas yang ingin diminta tanda tangannya .

"Permisi kak Wilda, Kak kami disuruh Kak Maharani untuk meminta tanda tangan Kakak agar bisa masuk ke dalam kelas." Kata Sinta agak memohon sambil menelan ludah.

Tapi Kak Wilda itu hanya melirik dengan matanya yang tajam seperti mengusir, lalu membuangkan mukanya, yang membuat mereka ketakutan.

"Tolonglah Kak Wilda kami sudah sangat lelah, tolong bantu lah kami." Kata sala satu teman lainnya yang jongkok memohon pada Kak Wilda.

"Hei Maharani apa aku harus memberikan tanda tanganku pada mereka." Kata Kak Wilda memanggil Kak Maharani dengan nada yang tegas. Tapi Kak Marani hanya mengangkat kedua bahunya sambil tersenyum.

"Baiklah berikan kertasnya." Katanya agak acuh setelah bertanya pada kak Maharani.

"Terima kasih Kak Wilda." Jawab mereka serentak sambil berjalan ke arah Kak Maharani dan melepaskan nafas lega.

"Ini Kak." Kata Sinta sambil menyerahkan kertas yang berisi tanda tangan Kak Wilda.

"Sudah pergilah ke kelas kalian dan bawa saja itu saya tidak memerlukannya juga." Jawab kak Maharani enteng.

Sinta dan teman sekelompok nya pun pergi menuju kelas dengan wajah agak kesal karna telah dikerjai.

Sementara di kelompok Tria.

Kakak pembimbing mereka menyuruh menggombali Kakak kelas.

Bersambung...

Jangan lupa tinggalin jejek nya yaps🙏🙏

Bodoh dan Terkucilkan

Setelah menyelesaikan MOS akhirnya kelas mereka pun dibagi menjadi 4 ruangan dimana 2 ruang IPA dan 2 lagi ruang IPS.

Sinta dan Tria masuk ke ruang IPS dan yang lebih parahnya lagi IPS-2 guys, haha.

"Hah kita masuk IPS?" Tanya Tria tidak percaya.

"Iya, bagus kan. Lagian jadi anak IPA juga sepertinya membosankan." Jawab Sinta santai.

"Astaga Sin kau tau anak IPS itu di anggap bodoh dan selalu terkucilkan, terlebih Guru juga malas masuk karna muridnya yang terkenal nakal-nakal dan aaa.. pokoknya rendahlah di mata orang!" Tria menjelaskan.

"Oh yaa? Ya sudah kita nikmati saja, toh kita kesini juga ingin belajar kan, bukan ingin menaikkan derajat." Menyunggingkan senyumnya.

"Tapi tidak gitu juga kali, tapi sudahlah aku pasti kalah kalau sudah berdebat denganmu." Pasrah Tria.

"Baguslah kalau kau tau." Sambil memainkan hp nya.

tettttt...

Bunyi bel menandakan istirahat.

Sebagian siswa pergi ke kantin dan sebagian siswa lainnya melakukan apa yang mereka ingin lakukan.

"Tri ngantin yuk laper nii." Sinta merengek.

"Ahk tapi aku gak lapar, entar aja tunggu aku lapar." Jawab Tria sambil memainkan ponselnya

"Tapi aku laparnya sekarang." Sinta merengek lagi.

"Yasudah kau beli makanan sendirian saja ." Jawab Tria ketus.

"Aaa.. ayolah Tri apa kau mau aku mati disini lalu menggentayangi mu karna tidak mau menemani ku beli makanan, kau mau?"

Sinta memaksa. "Pasti tidak mau kan." Menyambung perkataan nya yang belum di jawab Tria.

Huhhh.. susah memang punya sahabat yang otaknya makann saja. Tria

"Ayo!" Sambil berdiri menuruti Sinta.

"He he.. gitu dong, itu baru namanya sabahat terbaikku." Mencubit pipi Tria.

Setelah selesai membeli makanan di kantin mereka kembali ke kelas karna tidak memungkinkan kalau mereka makan di kantin yang sangat ramai terlebih mereka kan juga siswi baru.

______

tetttttt...

Bunyi bel menandakan pulang.

Semua murid pun berlarian pulang. Sedangkan Sinta dan Tria yang masih santai di dalam kelas menunggu parkiran sepi karna mereka paling suka dengan keramaian.

"Parkiran kayak nya uda sepi tuh, yuk kita pulang." Ajak Sinta.

"Ayo!" Jawab Tria semangat.

"Ada apa denganmu seperti nya semangat sekali?" Tanya Sinta penasaran.

"Mau tau aja." Tria mengulurkan lidahnya.

"Ya.. aku tau pasti kau sedang digombalin laki-laki kan, hayoo ngaku." Sinta semakin penasaran.

Apa digombalin? apa yang dia katakan padahal dia tau kan aku paling tidak suka digombalin. Tria.

"Di tanya Malah diam aja,, jawab dong aku jadi penasaran tau." Menyambung pertanyaan yang tidak Di jawab Tria.

"Naiklah atau kau mau ku tinggalkan di sekolah ini." Jawab Tria tidak nyambung dengan pertanyaan Sinta.

Sinta pun naik dengan wajah yang kesal.

Setelah naik Sinta diam tak begeming sedikit pun.

Ada apa dengannya kenapa dia diam saja, tidak biasanya apa dia marah gara- gara aku tidak memberi tahu kenapa aku bisa senang. Tria.

"Hei.. apa kabarmu di belakang situ apa kau baik-baik saja." Tria membuka percakapan.

"Hemm." Hanya itu yang dikeluarkan Sinta dari mulutnya.

"Aaa.. Sin ayolah masa cuman gitu aja kau sudah ngambek sih, awas loh entar kesambet setan."

"Hemm." Lagi-lagi kata itu yang keluar dari mulut Sinta.

"Sin bagaimana, menurutmu kalau aku balikan dengan Sawal?" Tanya nya sambil memancing Sinta yang tidak mau bicara dari tadi.

"Apaa..!! kau balikan dengan Sawal??

aku tau sekarang kenapa kau senang, itu karna kau sudah balikan dengan Sawal kan?? dasar kau ya kenapa tidak memberi tau ku ha??" Sambil memukul punggung Tria.

"Eh..eh apa-apaan kau ini, aku kan bertanya Kalau, kalau Sinta, kalau seandainya aku balikan dengan Sawal, aku bertanya bagaimana pendapatmu." Tria memperjelas ucapannya tadi.

"Oo.. begitu, kalau menurutku sih kau terima saja toh dia orang yang baik, masalah kemarin lupakan saja tapi kalau dia ulangi lagi baru setelah itu kau benar-benar harus menjauhinya." Sinta memberikan pendapatnya.

"Begitu ya Sin." Tanya Tria.

"Itu menurut ku sih, eh.. eh btw aku sendiri jomblo dong." Sinta mulai akting.

"Tenang aku akan carikan untukmu laki-laki biar kau tidak jomblo lagi." Tria tertawa.

Sinta hanya tersenyum kecut mendengar perkataan Tria.

Mereka pun sampai di rumah Sinta dan Tria kembali pulang ke rumahnya.

Bersambung...

Ingat! Abis baca jangan lupa tinggalin jejak nya oke👌

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!