...
Sudah tiga tahun semenjak aku dan Suamiku Daniel menikah, tapi sekalipun dia tidak pernah tidur dengan ku, jangan tidur melihatku saja dia seolah jijik..
aku tidak tau, aku memiliki kesalahan seperti apa, tapi untuk kali ini aku akan membuat semua nya jelas, jika memang dia memiliki dendam ataupun mencintai orang lain biar lah kami berpisah..
"Henry, kapan Bos mu pulang kerumah, maksudku jam berapa?" Tanya Yona ke Asisten Suaminya itu melalui Telfon
"Maaf Nyonya Muda, saya pun tidak tau betul kapan Tuan Daniel Pulang" Jawab Henry setelah mendapat kodean dari Daniel dari arah Mejanya..
"Baiklah , tolong sampaikan ke Bos mu jika ada hal penting yang ingin aku sampaikan, tolong sampaikan agar setidak nya dia pulang malam ini, aku akan menunggu nya"
"Baik Nyonya Muda" segera mereka berdua mengakhiri Panggilan itu
....
"Bagaimana Tuan, apakah hari ini Tuan akan menjumpai Nyonya Yona , seperti yang Tuan dengan Nyonya Yona memiliki sesuatu yang penting yang ingin Ia bicarakan dengan Tuan" Henry memastikan jika benar Daniel akan menemui Istrinya maka beberapa Jadwal harus dia undur..
"mana Sudi aku bertemu dengan Wanita itu, sudah lah jangan hiraukan, kita bereskan saja pekerjaan ini dulu" Jawab Daniel tidak peduli dengan permintaan Istrinya..
......
Tring..Tring..Tring
Ponsel Daniel Berbunyi.. "Halo Sayang, kau sudah sampai?" Daniel berbicara dengan seseorang di Ponsel nyaa
"Baiklah, segeralah naik, sudah tidak sabar aku memakan masakan mu"
...
setelah beberapa Menit muncul lah seorang Gadis Cantik, menyapa dengan sangat bahagia dan Antusias setelah sampai di ruangan Daniel..
"Baiklah Tuan, saya permisi dulu silahkan nikmati makan siangmu" Respon Henry ke Daniel Atasan nya
Henry tidak suka dengan Perempuan itu, menurutnya Perempuan itu jauh kelas nya bila dibandingkan dengan Nyonya Muda Yona..
......
"Sayang, aku memasak kan kamu makanan kesukaanmu" Ucap Melly sembari memeluk Kekasihnya Daniel
"kau memang Istri idaman ku, seandainya saja bukan karna perjodohan itu aku mungkin sudah menikahimu sekarang" Sahut Daniel membalas Pelukan Melly
"Jadi Kapan kau akan bercerai dengan nya?" Melly bertanya dengan ekspresi sedih, dia ingin sekali menjadi Nyonya Daniel dan memiliki Kekayaan yang berlimpah..
"Sabar ya sayang, masih ada beberapa Urusan yang harus aku urus, setelah semua urusan ini selesai aku pasti akan langsung melamar mu" Ucap Daniel Sembari mengelus Rambut Melly lembut..
ya memang Daniel dan Melly sudah lama berpacaran, semenjak mereka mengenal 3,5 tahun yang lalu, saat itu mereka bertemu di Rumah sakit, kebetulan Melly disana juga sedang menjenguk Kerabat nya..
saat mereka bertemu Daniel dalam keadaan terpuruk, bagaimana tidak Ayahnya baru meninggal dan Ibu nya sudah lama meninggal pula, saat itu yang menghibur Daniel adalah Melly..
walaupun saat itu mereka baru saja mengenal, tapi Daniel sudah merasa nyaman di samping Melly, walaupun dia mengetahui Melly tetap di sisi nya ya karna Harta kekayaan nya. tapi Daniel tidak menghiraukan itu, dia sudah jatuh hati pada sosok Melly ini..
.....
- Di kediaman Daniel -
"sudah kuduga dia tidak akan datang, aku ini sungguh berharap lebih, memangnya dia pernah mendatangi ku? haha kau Lucu Yona" Ucapan Yona begitu sedih, suaranya gemetaran dan tidak sadar dia telah meneteskan air matanya..
karna memang Jam sudah menunjukkan ke arah jam 11 malam, dan Yona menunggunya di balkon Rumah yang Luas, disana sudah tertata rapi makanan yang Ia siapkan sedari tadi siang, berharap Daniel datang dan berbicara baik-baik dengan nya..
....
"baiklah Daniel, aku anggap ini adalah Jawabanmu akan perceraian kita, aku harap kau bisa bahagia setalah aku pergi dan melepas mu" Sambil Menangis Yona kembali ke Kamarnya dan Tidur di Sofa..
semenjak menikah Yona memang memilih tidur di Sofa, karna memang dia tidak ingin membuat Kesal Daniel, kenapa Yona tidak memilih tidur di kamar yang lain, karna memang para pelayan yang di rumah selalu melapor ke Orang Tua Yona,
Yona khawatir jika nanti Orang Tua nya tau maka mereka akan sangat marah dan malah jatuh sakit..
......
- di kediaman Yona -
setelah mendapati Suami nya tidak akan pulang Yona tidur di Sofa seperti biasa, dia akan menggunakan selimut yang tebal menutupi semua badan nya dan juga memakai penutup kuping, agar sewaktu-waktu Daniel datang dia tidak akan mendengar..
kenapa Yona memilih memakai penutup kuping karna terkadang Daniel diantarkan oleh seorang Wanita, Yona tidak ingin mendengar Suara Wanita itu karna mereka terdengar sangat mesra..
.....
setelah beberapa Jam Daniel berbelanja dengan Melly, dia mengantarkan Melly kembali ke apartemen yang dibelikan oleh Daniel untuk nya..
"sayang kau tidak mau tidur disini?" Goda Melly ke arah Daniel
tapi karna Daniel juga merasa kelelahan dia tidak menyetujui..
"Sayang, Sabtu ini saja aku datang bagaimana?? aku sangat lelah hari ini"
"Baiklah Sayang, aku tunggu ya Sabtu ini" Melly menjawab sembari memberikan kecupan untuk Daniel dan berlalu pergi..
tak terasa dia melihat sudah jam 11:30 , tiba-tiba Ia mengingat perkataan Yona tadi siang.. "masa bodoh, bahkan jika dia menungguku aku tidak peduli" ketusnya
setelah menempuh jarak selama 45 menit sampailah Daniel di kediaman nya, dilihatnya Yona sudah tertidur di Sofa, "lihatlah dia bahkan tidak menungguku, dasar wanita pembawa sial" Ketus Daniel sembari merebahkan dirinya di kasur..
hari ini dia sangat lelah..
.....
kembali dia mengingat saat-saat kematian Ayahnya, Ayahnya meninggal dalam kecelakaan saat ingin pergi berlibur dengan Keluarga Istri nya Yona, tapi alangkah mengejutkan nya saat dalam perjalanan pulang dari Liburan mereka mengalami Kecelakaan yang sama di mobil yang sama, tapi hanya Ayahnya yang meninggal..
hal itu membuat Daniel sangat membenci Yona dan keluarga nya, tapi karna memang Ayahnya dan Ayah Yona bersahabat dan sudah mengikat janji agar kedua anak nya menikah, terpaksa Daniel harus mau menikahi Yona yang di anggap Daniel sebagai pembawa Sial dalam hidupnya..
....
setelah beberapa saat Daniel kalut dalam lamunan, dia pun tertidur tapi belum tertidur sepenuhnya, dia masih bisa merasakan saat Yona datang mendekat ke arah nya,
membuka sepatu dan kaus kaki nya, melonggarkan kemeja nya dan memberikan selimut padanya..
- di Pagi Hari -
seperti biasa Yona terbangun di jam 05:15 dan segera Ia bergegas mandi dan memulai aktifitas nya, Yona bekerja sebagai Guru di salah satu sekolah Internasional paling bergengsi di Negera ini..
Yona melihat jika Daniel masih tertidur, Jadi dia meletakkan surat di Meja yang tepat berada di samping Tempat Tidur..
sambil menangis melihat Suaminya dengan Lirih Yona mengucapkan beberapa kalimat.. "jika kau tau aku sangat mencintaimu, jangan menyesalinya jika suatu saat kau mengingatku.. dan tolong jangan kembali dalam hidupku" Ucapnya sembari berlalu ..
....
setelah beberapa saat, Daniel pun terbangun dilihatnya Yona sudah tidak ada, "seperti dugaan ku" sinis nya..
saat hendak mengambil gelas yang ada di samping menjanya untuk minum, dia menemukan sepucuk surat.. "Pasti dari dia" fikir Daniel
karna malas membuka surat itu, Daniel langsung melakukan aktifitas nya, pergi mandi dan sarapan . "hari ini banyak pekerjaan yang harus dilakukan" gumam nya..
saat sudah menyelesaikan sarapan nya, dia kembali ke kamar untuk mengambil tas kerja yang dia lupakan saat hendak sarapan tadi..
dia melihat surat itu lagi, "ah sudahlah kubaca saja" gumam Daniel karna memang dia pun penasaran dengan isi surat itu..
" Mari kita bercerai, aku ingin menjalani hidupku dengan baik. aku juga ingin kau bahagia dengan hidupmu dan juga kekasihmu. aku akan menanggung semua nya di depan orang tua ku.jangan khawatir"
itulah isi surat itu, entah mengapa hati Daniel seperti tertusuk seribu jarum, dia terjatuh ke kasur, dia merasa hatinya begitu sakit.
"Ada apa ini? bukan kah ini yang ku inginkan ? " Ucapnya melihat isi surat itu..
......
Di sekolah Star tempat Yona bekerja.
***
Setelah Yona meninggalkan surat di atas meja dekat kasur Daniel, Yona merasa sedikit lega namun hatinya tetap merasa sakit. Bagaimana tidak, pernikahan yang dia jaga selama tiga tahun akan kandas dalam beberapa waktu kedepan.
Hatinya sudah bulat, walaupun dia mencintai suaminya, tapi jika suaminya tidak bahagia bersama dengan dirinya maka lebih baik Yona melepaskan dirinya saja.
“Semangat Yona, semuanya akan baik-baik saja. Lebih baik kau jalani hidupmu dengan baik, pasti dia akan lebih bahagia jika kau melepaskan dirinya,” gumam Yona dalam hati, Yona merasa dia lebih baik melepaskan Daniel saja daripada mejadi suaminya tetapi tidak bahagia.
Yona pun melanjutkan aktifitasnya, dia memang mengajar jurusan musik di sebuah sekolah internasional paling bergengsi di negara itu.
***
Daniel yang merasa gusar setelah mendapatkan pesan dari Yona sedang ingin menenangkan dirinya, entah mengapa dia tidak bisa tenang sedari tadi setelah mendapatkan pesan dari Yona tadi pagi.
“Ada apa sebenarnya dengan diriku? bukan kah ini adalah yang kuinginkan? Tetapi mengapa aku jadi gusar begini? sialan!” decak Daniel sembari mengusap dengan kasar rambutnya.
Bagaimana tidak, sedari tadi dia tidak bisa fokus hanya karena menerima surat perpisahan dari Yona. Seseorang yang sangat dia benci dan hindari selama kurang lebih tiga tahun ini.
“Tidak bisa dibiarkan! aku harus pergi menjumpai Melly, jika Yona ingin bercerai, ya biarkan saja! Tidak ada hubungannya dengan aku!” ketus Daniel ingin memfokuskan dirinya.
Benar saja, setelah semua pekerjaan Daniel usai dia langsung menghubungi Melly, kekasih nya untuk makan siang bersama.
Tring … Tring … Tring
“Halo Melly, kamu datang ke restoran dekat kantorku ya. Aku ingin makan siang bersama dengan mu,” ucap Daniel menghubungi kekasihnya.
“Baiklah sayang, tunggu aku ya,” jawab Melly begitu bersemangat. Karena memang baru kali ini Daniel mengajak dirinya untuk makan siang bersama diluar seperti ini.
Biasanya Daniel hanya akan menyuruh Melly untuk mengantarkan makanan ke kantornya saja dan makan di kantor tersebut, belum pernah mereka makan siang berdua di luar seperti ini.
***
Di sekolah star.
“Yona, kamu dipanggil tuh sama pak ganteng,” ucap Lina salah seorang guru yang berada dekat dengan meja Yona.
“Hah? bapak ganteng? siapa Lin? kayaknya disekolah kita ini semua guru-gurunya ganteng deh. Haha,” balas Yona bercanda pada Lina.
“Duh, sok enggak tahu lagi dia, itu si pak Chiko,” sahut Lina memberikan senyuman merekah di wajahnya.
Karena memang Chiko Louise adalah anak pemilik sekolah internasional tempat ia bekerja, ayahnya sudah jatuh sakit, jadi sekolahnya sekarang diurusi oleh dirinya. Padahal usianya masih berumur 29 tahun, tapi sudah sangat mapan dan memimpin sebuah sekolah paling bergengsi di negara itu.
“Hah? Untuk apa pak Chiko memanggil aku? apakah aku melakukan kesalahan?” ucap Yona keheranan, karena memang dirinya dan Chiko tidak memiliki hubungan apapun, jadi Yona mengira jika dirinya sedang melakukan sebuah kesalahan sampai harus dipanggil menghadap dengan dirinya.
“Udah deh Yon, kamu melapor saja dulu sana, untung-untung kan cuci mata, hehe, kan bapaknya ganteng tuh,” ucap Lina seolah-olah sedang membayangkan ketampanan atasan mereka.
“Duh, iya nih, yaudah, aku pergi dulu ya Lina,” ucap Yona langsung berlalu menuju ruangan Chiko.
Di ruangan Chiko.
***
Tok … Tok … Tok
“Masuk,” sahut Chiko dari dalam ruangannya.
Setelah mendapatkan persetujuan, segera Yona memasuki ruangan tersebut.
“Halo Pak Chiko, emm, ada apa ya memanggil saya ke ruangan Bapak?” tanya Yona dengan sopan, walaupun memang usia mereka tidak terpaut terlalu jauh, tapi tetap saja Chiko sekarang adalah pemimpin sekolah, jadi harus berbicara dengan sangat sopan.
“Oh iya Yona, maafkan saya ya memanggil kamu kesini. Saya ingin meminta tolong sama kamu, hari ini saya mendapatkan kupon makan di restoran dekat sini, saya bingung mau menghabiskannya dengan siapa. Jadi maukah kamu menemani saya makn hari ini?” tanya Chiko dalam mode yang serius.
Mendapatkan pernyataan tersebut dari atasannya sungguh membuat Yona keheranan.
“Bagaimana mungkin seorang Chiko mengajak aku makan siang?” gumam Yona terdiam dan terpaku dihadapan Chiko.
“Halo, hei, Yona,” sahut Chiko, saat tidak mendapatkan respon apapun dari Yona.
“Emm, ma … maafkan saya Pak, apakah Bapak tidak salah, mengajak saya makan siang dengan Bapak?” tanya Yona mencoba memperjelas permintaan atasannya tersebut.
“Apakah salah mengajak kamu makan siang? saya melihat kinerja kamu bagus, jadi saya memutuskan untuk mengajak kamu makan siang. Sudahlah jangan banya pertanyaan lagi, sebaiknya kamu kembali ke mejamu dan bersiaplah pergi dengan ku, dan tunggulah aku di lobby nanti,” respon Chiko langsung membereskan mejanya hendak pergi dari ruangan tersebut.
Mendapati respon seperti itu membuat Yona terdiam, Yona merasa dia memang tidak bisa menolak tawaran makan siang dari atasannya.
“Ah sudahlah, hanya makan siang,” gumam Yona dalam hati sembari mengikuti Langkah kaki Chiko yang sudah berjalan menuju luar ruangannya.
Di dalam mobil.
***
Sama seperti yang sudah diucapkan Chiko tadi, dia menjemput Yona dilobby sekolah yang luas.
“Yona, kamu sehari-harinya memang suka sendiri ya?” tanya Chiko memecah keheningan di dalam mobil. Karena memang sedari tadi saat Yona memasuki mobil atsannya itu, tidak ada satu patah katapun keluar dari mulut Yona.
“Hah? Dari mana Bapak ini tahu aku suka sendirian?” gumam Yona semakin kebingungan dengan tingkah laku atasannya Chiko.
“Emm, iya nih Pak saya memang orangnya sedikit introvert, hehe,” jawab Yona sedikit canggung.
Bagaimana tidak, Chiko bisa tahu jika Yona lebih suka menyendiri ketimbang ikut ramai-ramai bersama dengan orang lain.
Setelah beberapa saat dalam perjalanan mereka pun akhirnya sampai di restoran tempat Chiko mengajak Yona makan siang
.
“Silahkan duduk Yona,” ucap chiko sembari menarik sebuah kursi untuk Yona. Entah mengapa Yona merasa jika Chiko ini merupakan pria yang sangat manis dan juga sopan.
“Baik Pak, terimakasih,” sahut Yona sembari tersenyum kearah Chiko.
“Jangan panggil Bapak kalau diluar seperti ini, panggil Chiko saja,” sahut Chiko sembari pergi ke kursi yang akan ia duduki.
“Emmm, i … iya Chiko,” jawab Yona masih merasa sedikit canggung di hadapan atasannya.
***
Daniel sudah beranjak dari kantornya dan sudah berada di restoran yang akan menjadi tempat makan siang antara dirinya dan Melly.
Tetapi saat ia sudah duduk disebuah kursi yang sudah ia pesankan, Daniel mendengar tawa dari seseorang yang ia kenal. Dan saat ia menoleh ke samping dilihatnya lah istrinya sedang tertawa bersama dengan seorang pria yang terlihat sangat tampan.
Notes :
Tolong jangan menyamakan novel ini dengan simpanan pria arogan ya, ini Novel memang sengaja author buat konfliknya ringan dan lebih berfokus ke pelajaran hidup, genrenya juga sangat berbeda hehe. Jika kalian tidak suka novel ringan bisa di skip kok, nanti aku akan buat novel konflik berat lagi tapi masih proses cimiww.
Lope you dah ya ❤️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!