Malam ini terasa begitu mencekam, udara dingin berhembus menusuk hingga ke tulang, namun itu tidak membuat seorang remaja laki-laki yang kini tengah berlari dengan kencang itu kedinginan. Peluh keringat mengucur dari tubuh remaja tersebut, ia berlari tak tentu arah. Malam begitu gelap, hanya ada cahaya rembulan yang menemani pelariannya.
Ia berhenti, jujur saja dia mulai lelah. Nafasnya terengah-engah, ia menumpukan tangannya pada kedua lutut. Ia melirik sekeliling, oh shit! ia tak tau ini daerah mana, daerah ini begitu berbeda dengan kota tempat tinggalnya. Sebuah perkampungan, itulah yang muncul dalam otak cerdasnya. Ia menegakan tubuh, nafasnya mulai sedikit teratur. Ia menatap sekeliling lagi, mencoba mencari ide, hingga mata elangnya tidak sengaja menatap sebuah rumah di sampingnya.
Bunyi langkah samar-samar tertangkap indra pendengarannya. Tanpa pikir panjang, ia segera mengetuk pintu samping rumah itu, tak sopan memang, namun ditengah situasi mendesak seperti ini, mana sempat ia memikirkan itu?
Tok tok tok
Ia terus menggedor pintu itu, sepertinya sang pemilik rumah enggan menanggapi, terbukti dengan pintu yang tak kunjung terbuka, atau mungkin pemiliknya terlalu nyaman dengan selimutnya mengingat ini sudah tengah malam.
Bunyi langkah yang tadinya terdengar samar-samar mulai terdengar jelas, membuat panik remaja tersebut. Tak menyerah, ia mulai sedikit menggedor pintu itu. Sang pemilik rumah masih enggan membuka pintu dan bunyi langkah itu terasa semakin jelas, hingga saat bunyi langkah itu terdengar memekakan telinga, bertepatan dengan itu seorang gadis cantik membuka pintu. Tanpa banyak babibu, ia menarik gadis itu lalu mendorongnya ke arah pintu
Ceklek
Pintu itu tertutup, dengan cepat ia membekap mulut gadis di depannya, ketika menyadari gadis itu hendak berteriak.
Bunyi langkah gerasak-gerusuk terdengar dari luar.
"Dimana anak itu?" ucap seseorang di luar sana
"Tadi terdengar bunyi keras di sini," ucap seseorang lagi dengan suara yang berbeda
"Cepat cari dia, mungkin dia belum jauh dari sini!" ucap seseorang memerintah, mungkin ketua dari mereka.
Setelahnya terdengar bunyi langkah menjauh. Remaja itu menghembuskan nafas lega, ia melepas bekapan tangannya pada gadis itu, hendak saja ia berucap, namun sudah didahului gadis itu.
"Siapa kamu?!"
......................
Tengah malam yang gelap ini, seorang gadis remaja bangun dari mimpi indahnya. Ia duduk di pinggiran kasurnya, mulai mengerjakan matanya.
Gelap
Itulah yang ia lihat saat ini.
Kruyuk kruyuk
Dengan segera ia memegang perutnya yang berbunyi minta diisi, teringat tadi dia belum makan malam. Dengan kantuk yang masih terasa, ia turun dari kasurnya berjalan gontai membuka pintu kamarnya.
Menyalakan lampu ruang belakang, ia membuka pintu ruang belakang. Saat pintu terbuka, ia pun berjalan menuju dapur, membuka lemari-lemari di situ, siapa tau terdapat makanan. Tapi nihil, tidak ada lauk yang tersisa, bahkan saat ia membuka penanak nasi pun tidak ada satu bulir pun nasi. Sungguh malang nasibnya. Sepertinya sang Ibu melupakan anak gadisnya yang belum makan ini.
Menuju sisi lainnya, ia membuka-buka lemari lagi, hingga menemukan 2 bungkus mie instan. Karena sudah begitu lapar, tanpa pikir panjang ia langsung memasak 2 bungkus mie instan tersebut. Baru saja akan menuangkan bumbu pada mie instan yang sudah ia tiriskan ke dalam mangkok, terdengar ketukan pintu.
Deg
Siapa malam-malam begini tidak sopan berkunjung ke rumahnya? Dan ya, kenapa lewat pintu samping, tidak pintu depan saja? Ia merasa was-was, tidak mungkinkan orang yang ingin memesan kue pada ibunya mengetuk pintu samping? Mana tengah malam begini.
Ketukan pintu terhenti, namun tak lama berubah jadi sedikit gedoran. Merasa sang pengetuk pintu tidak mau menghentikan aksinya bahkan makin menjadi, meski ragu, dia mulai melangkah mendekati pintu.
Mencoba meyakinkan diri untuk memutar kunci, dari pada ketukan pintu yang makin jadi itu mengganggu tidur Ibunya dan para tetangganya.
Setelah pintu terbuka, ia dikagetkan dengan seorang cowo yang langsung menarik tangannya dan mendorongnya ke arah pintu hingga menutup. Saat hendak berteriak, mulutnya sudah lebih dulu dibekap oleh cowo tersebut.
Terdengar bunyi gerasak-gerusuk di luar dan beberapa suara pria dewasa, ia jadi merasa takut, apakah remaja di depannya adalah seorang buronan yang kabur? Oh, no! Ia rasanya menyesal telah membukakan pintu untuk cowo tersebut.
Terdengar suara langkah menjauh, cowo di depannya tampak menghela nafas lega. Cowo itu melepas bekapannya. Dengan segera ia mundur dengan badan yang bergetar ketakutan.
"Siapa kamu?!"
Cowo itu berjalan mendekat dan gadis itu tentu saja semakin ketakutan terbukti dengan langkahnya yang semakin mundur.
"Hai, tenanglah. Aku bukan orang jahat," ucap cowo itu
Si gadis menggeleng tak percaya hingga...
Kruyuk kruyuk
Oh shit! Perut sang gadis tidak bisa diajak berkompromi saat ini. Si cowo terdiam, hingga akhirnya dia terkekeh, ia mendekat lagi pada gadis itu,
"Udah jangan takut, ayo kita makan saja," ajaknya, kemudian menarik tangan gadis itu lembut.
Si gadis yang masih merasa malu pun membiarkan tangannya ditarik seperti itu, rasa takutnya menghilang entah kemana digantikan rasa malu.
Cowo itu menariknya menuju dapur, ya memang pintu tadi dekat dengan dapur, tanpa diberitahu juga cowo itu pasti mengetahuinya. Cowo itu berhenti, begitupun sang gadis yang ikut berhenti. Cowo itu menoleh, menghadapkan pandangannya pada gadis di sampingnya,
"Apa kamu ada makanan? Kebetulan aku juga lapar," tanyanya.
Sang gadis menaikan sebelah alisnya, lalu dia melirik sekilas tangannya yang dicekal cowo tersebut.
"Lepaskan dulu tanganmu," ucapnya menatap kembali cowo tersebut.
Sang cowo seketika melepas genggaman tangannya. "Ah maaf," ucapnya mendadak merasa canggung.
Mencoba tak menghiraukan, sang gadis tampak berjalan menuju meja dapur, ia melanjutkan menuangkan bumbu ke dalam mangkuk mie instannya yang sempat tertunda tadi.
Selesai dengan kegiatannya, ia membalikan tubuhnya, membawa mangkok mienya ke atas meja makan. Kemudian mengkode cowo yang sedari tadi memperhatikan kegiatannya untuk ikut bergabung bersamanya di meja makan
"Yuk makan! Gapapa 'kan semangkok berdua?" tanyanya menyodorkan garpu
Tampak terdiam sebentar, si cowo segera mengambil sodoran garpu tersebut, "Oke," ucapnya.
Keduanya pun mulai makan bersama. Hanya ada keheningan hingga mie di dalam mangkok itu habis. Si gadis segera menuangkan minum untuk mereka berdua.
Setelahnya ia mencuci bekas makan mereka, kemudian kembali lagi duduk di samping cowo tersebut, dan kegiatannya itu tak luput dari perhatian cowo tersebut.
Terjadi keheningan beberapa saat, hingga akhirnya sang gadis memberanikan diri menghadapkan badannya pada cowo tersebut, kemudian mengulurkan tangannya,
"Nama kamu?" tanyanya mengajak berkenalan
Tersenyum sekilas, cowo tersebut membalas uluran tangan di depannya.
"Elenio Ivander Haidar. Panggil aja Elenio. Lo?"
"Zanna Arabelle Jovita. Panggil aja Zanna. Salam kenal yah,"
"Oke, salam kenal juga Zanna. Thank, untuk yang tadi,"
"Iya, sama-sama."
Keduanya melepas jabatan tangan mereka.
Setelah mengetahui nama masing-masing, kini terjadi keheningan. Zanna yang sedari awal memiliki banyak sekali pertanyaan pada Elenio, melirik cowo itu yang tampak sedang melamun memikirkan banyak hal.
Entah apa yang cowo itu pikirkan. Wajahnya tampak begitu serius dan itu terlihat tampan, membuat Zanna tanpa sadar terpaku akan ketampanan seorang Elenio Ivander Haidar. Dia baru menyadari jika cowo di sampingnya ini tampan. Sangat malahan.
Elenio yang sadar tengah diperhatikan begitu intens pun menoleh, sembari menyunggingkan senyum miring. "Gue tau gue tampan, gak usah segitunya kali lihatnya. Air liurnya tumpah tuh!" godanya, mencoba mengakrabkan diri dengan tingkah menyebalkannya.
Zanna yang malu ketahuan kepergok segera mengecek ujung bibirnya. "Sialan! Mana ada!" kesalnya memukul lengan Elenio, membuat Elenio terkekeh dibuatnya.
Jujur saja ketampanan Elenio bertambah saat ini, namun bukan merasa kagum seperti gadis lainnya mungkin, Zanna malah merasa jengkel melihat kekehan seorang Elenio. Hancur sudah kesan cool Elenio di matanya.
"Udah diem! Sekarang gue mau nanya, kenapa tadi lo ngetuk-ngetuk pintu? Terus kenapa tadi di luar juga kaya ada orang-orang yang lagi nyariin lo? Gue curiga lo habis maling yah, makanya dikejar-kejar gitu?!" tanya Zanna disertai tuduhan dengan mata memicing ke arah Elenio. Tanpa sadar, dia sudah tidak merasa canggung lagi dengan Elenio.
Dengan gemas Elenio menyentil dahi Zanna, membuat Zanna mengaduh.
"Enak aja! Holkay kaya gue gak perlu maling," balasnya songong.
Zanna berdecih dibuatnya. "Terus kenapa tadi lo dikejar-kejar?"
"Bocil gak perlu tau!"
"Apa lo bilang?! Bocil? Gue gak pendek yah!"
Sebenarnya tubuh Zanna ini sudah sesuai tingginya diangka 163 cm, sesuai dengan remaja cewe seumurannya. Hanya saja jika dibandingkan dengan tinggi Elenio, tentunya Zanna terlihat pendek dengan tinggi Elenio yang berkisar 178 cm.
"Tuh buktinya kaos lo aja kebesaran di badan lo sampai celana pendek lo aja gak kelihatan!" ejek Elenio sambil menunjuk kaos kebesaran yang dipakai Zanna.
Zanna seketika melotot. "Lo ngintip yah, sampai tau gue pakai celana pendek?!" geramnya.
"Gak sengaja lihat tadi," balas Elenio santai, membuat Zanna semakin melotot.
Elenio menaikan sebelah alisnya. " Udah gak usah melotot, belek lo kelihatan. Udah muka jelek, rambut acak-acakan lagi!" ejeknya, padahal tidak sesuai kenyataan.
Zanna langsung menggeplak lengan Elenio keras. "Namanya juga baru bangun tidur, nyebelin lo!" kesalnya, meski sebenarnya cukup percaya diri, dia tidak seberantakan yang Elenio katakan.
Elenio terkekeh sembari mengelus lengannya yang terkena geplakan Zanna tadi, jujur saja lengannya sedikit perih.
"Oh ya, kok malem-malem gini masak mie? Ngidam lo ya?!" goda Elenio menatap selidik ke arah Zanna.
Zanna seketika menggeplak lengan Elenio kembali lebih keras, membuat cowo itu mengaduh.
"Omongan lo! Gue masih suci ya! Orang gue laper,"
"Ck ck ck! Badan aja kecil, tapi malem-malem suka banget makan!" ejek Elenio, tampak tidak kapok-kapok menggoda Zanna.
Zanna seketika jengkel dibuatnya. "Bodo amat, gue mau tidur!" ucapnya langsung beranjak, namun lengannya segera ditahan oleh Elenio.
"Gue gimana?"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!