" nduk bangun kata nya mau kerja" ucap ina ibu dari tania,
seorang gadis desa yang berjuang menjadi tulang punggung,
untuk nya dan ibu nya.
tania bekerja serabutan apa saja yang ada di desa itu ke kebun buruh cuci juga boleh.
yang penting jalan bagi nya.
namun saat ini tania ingin bekerja di hutan ikut bersama paman nya,
bekerja sebagai pembasmi semak belukar.
dan polisi menjadi tantangan nya.
walaupun begitu dia tak gentar.
" iya bu jam berapa ini bu, " tanya tania sambil mengeliat kan basah nya yang terasa pegal.
" udah jam enam pagi nduk. emang jam berapa kalian pergi nya, " tanya ina lagi yang melihat seperti nya putri engan untuk bangun.
" jam tujuh bu, " jawab nya masih memejam kan mata nya
" ya udah buruan bangun nanti di tinggal sama taman nya, " ucap ina lagi.
" klo capek ya udah gak usah pergi istrahat saja jangan di paksain. entar kamu sakit lagi, " sambung ina lagi yang membuat putri nya langung bangun.
Tania tak ingin membuat ibu nya kecewa ibu nya sudah bangun pagi menyiapkan ia bekal untuk bekerja.
" sayang bu bentar lagi gajian sayang klo gak masuk kerja, " ucap nya sambil nyengir dan menyelonong ke kamar mandi.
Setelah beberapa saat ia pun kembali dengan wajah yang segar.
Setelah selesai sarapan ia pergi kerja karena teman teman nya sudah menunggu.
Mereka berjalan kaki melalui jalan setapak di kanan kiri nya hanya hutan yang ada tampan ada orang lain.
" tania nanti kan gajian ngebakso yuk" ajak diana teman kerja nya.
" boleh juga tuh " sahut siti teman satu nya lagi,
" hayuk makan di mana kita, " ujar tania lagi yang menyetujui ajakan diana tadi.
" heem di mana ya enak nya, " ucap diana sambil berpikir di mana makan yang enak.
" Jagan jauh jauh aku gak punya kendaraan. " ucap Tania cepat sebelum diana memutuskan di mana mereka akan makan bakso.
" iya iya bawal amat aku juga gak ada kendaraan kok, " sahut diana sambil terkekeh.
" ya udah kita makan di warung nek bero saja, " sahut siti,
membuat keputusan karena warung itu yang tak terlalu jauh masih bisa di tempuh dengan berjalan kaki
Mereka tertawa lepas bersama. tak terasa mereka pun akhir nya sampai di tempat mereka bekerja.
Sebalum mulai bekerja mereka ada yang sarapan. tak sempat sarapan di rumah ada juga yang menguasai parang nya,
Dan tak henti henti nya kepala pemborong mengingat kan agar tak kepancing dengan panggilan.
Hari ini seperti biasa nya mereka berkerja dengan damai hingga sore menjelang.
Dan akhir nya mereka pun pulang.
seperti biasa juga mereka pulang selalu di tingal pada para laki-laki
Mereka berjalan seperti biasa di sertai senda gurau untuk menghilang kan rasa letih.
Tengah asik mereka berbincang dan bergurau terdengar suara motor menajaki bukit yang licin dan tinggi.
Mementara itu ina yang di rumah gelisah hati nya tak tenang.
" ya Alloh ada apa ini kenapa pikiran ku tak tenang kenapa aku gelisah seperti ini! " ujar ina pada diri nya sendiri.
" bu anak anak kok belum pulang ya.
tadi kata nya ada polisi kehutana masuk bu. " ujar ani ibu nya diana.
" ya Alloh lindungi lah anak ku ya Alloh hanya padamu hamba mohon pertolongan, " doa ina pada Tuhan nya. meminta perlindungan dari nya,
ina mondar-mandir menanti kedatangan anak nya yang belum juga memperlihat kan batang hidung nya,
yang membuat semangkin cemas para laki-laki sudah pada pulang kerumah masing-masing namun para wanita belum juga kelihatan.
sebentar sebentar ina melihat ke jalan namun tak ada tanda tanda anak nya pulang.
Sementara itu mereka yang ada perjalanan bersembunyi di balik semak belukar agar tak tertangkap oleh polisi disaat itu mereka sangat genting sementara polisi yang naik motor berhenti tepat di dekat mereka ber sembunyi.
" woy buruan jalan nya, " ujar polisi yang ada di dekat mereka memanggil teman nya yang masih berjalan kaki.
" tunggu sebentar, " sahut teman nya yang ngos- ngosan menaikin bukit yang tinggi.
" ah lelet lo. hahaha, " ujar teman nya lagi meledek teman nya yang masih berjalan.
" berisik lo. mau putus ini napas tau capek banget, " ujar polisi yang berjalan tadi setelah tiba di atas puncak bukit.
" hahaha cemen lo, " sahut nya lagi.
" kamu tadi denger sesuatu gak" tanya polisi yang berjalan kaki pada teman nya.
" denger apaan. orang gak ada suara apa- apa kok, " sahut teman nya lagi yang tak mendengar apa-apa.
" tadi kayak ada suara orang gitu, " ujar nya lagi yang di sambut dengan kekehan oleh teman nya,
" woy kau mau bilang ada hantu di hutan ini. mana ada hantu di siang bolong gini, " ujar teman nya yang tak percaya.
" bukan gitu juga lagi pula ini kan hutan. bisa aja kan, " ujar teman nya yang keh keh klo dia mendengar suara,
" hahaha polisi takut hantu. udah mending kau di rumah aja gak usah jadi polisi. " sahut teman nya lagi sambil berjalan kearah batang besar di samping nya di mana tania dan teman-teman nya bersembunyi lalu mengentak kan senjata nya dengan kuat di batang tersebut.
Dengan cepat tania menutup mulut nya dengan kedua tangan nya supaya tak mengeluh kan suara.
saat polisi itu ingin melihat di balik batang kayu besar " ayok jalan lagi keburu malam nanti, " ujar teman nya yang udah lebih baik lagi. hingga mengurung kan niat nya untuk melihat di balik pohon. lalu berjalan menghampiri teman nya dan mereka pun meninggal kan tempat tersebut,
Setelah merasa aman tania dan teman-teman nya pun keluar dari tempat persembunyian nya dengan mengusap dada
Lalu mereka pun berlari meninggal kan tempat itu. setelah jauh mereka berlari mereka pun berhenti sejenak untuk mengatur napas nya yang Ngos-ngos.
Setelah itu mereka tertawa bersama. " hahaha cewek cantik-cantik gini di bilang hantu, " celetuk diana dan di iringi galak tawa mereka bersama..
Setelah menempuh perjalanan cukup jauh akhir nya mereka pun sampai di rumah mereka masing-masing.
" assalamu'alaikum, " ucap Tania setelah rubah di rumah nya.
" wa'alaikum salam, " sahut ina dari dalam ia bergegas membuka pintu saat mendengar suara anak nya telah kembali.
" ya Alloh tania kamu baik-baik saja nak. " ucap ina dengan hati bahagia karena anak nua baik-baik saja
" alhamdulillah bu aku baik-baik saja kok. ibu gak usah hawatir, " sahut tania dengan senyum di bibir nya.
" gimana ibu gak hawatir sama kamu Teman-teman kamu sudah padah kembali ini kalian belum orang tua mana yang gak hawatir sama anak ny, "ujar ina pada tania.
"ya udah tania sekarang udah di hadapan ibu tania juga baik-baik saja ibu gak usah hawatir lagi ya, "ucap Tania dan memeluk ibu nya.
setelah itu tania pun pergi membersih kan tubuh nya yang lengket.
setelah selesai ia pun duduk santai di depan rumah sambil menunggu Teman-teman nya kumpul. tak lama amel dan diana pun datang.
"woi Ngebakso di mana kita" ujar diana saat mereka kumpul bareng.
"emang udah gajian"timpal tania
"belum hahaha" jawab amel di sertai galak tawa mereka.
"orang belum juga gajian udah bahas bakso aja" ujar tania lagi sambil mengeleng kan kepala nya melihat kelakuan konyol temen nya.
"ya kan rencana loh boleh lah cari ancang-ancang dulu klo dah ada duit nya tinggal cap cus aja gitu. kan mudah di tujuh. " jawab diana enteng.
"iya udah di rencanain gak jadi gajian hahaha cuma mimpi makan bakso nya hahaha" lanjut amel.
"eh ngomong-ngomong yang bawah uang gajih nya kek kantak kan. terus Kira-kira dia ketangkap polisi gak ya, klo sampai dia ketangkap kita gak jadi gajian lah hee"ucap amel yang teringat sesuatu.
"iya ya kok baru inget ya. se inget aku tadi dia ada di belakang kita loh. gimana ini ya"ujar diana.
"gi mana apa nya, "tanya tania pada diana
"ya gimana gak bisa gajian lah kita"ucap diana santai
"kurang ajar kali dia orang lagi kesusahan mala dia mikirin gajian pula"omel amel,
dan di sertai galak tawa oleh diana.
"udah ana sana lihat kek kantak udah pulang belom Jangan-jangan dia ketangkap pula. "ujar diana. meminta amel untuk melihat nya.
"ogah ah entar klo udah pulang kan di kasih tau, "ujar amel yang tak mau di perinta oleh diana
"ya klo dia gak ketangkap, klo ketangkap gimana"ujar diana yang membuat kedua temannya memukul kepala nya
" klo ngomong itu yang baik-baik lah.
Ucapan adalah doa" sambung amel yang duduk di samping diana.
" ucapan adalah dia itu kan bagi yang taat. lah dia doa nya juga kagak di jaban sama yang maha Esa" sahut tania dan di iringi tawa mereka bertiga.
Mereka asik bercanda
di panggil oleh orang yang sedang melintas.
" tania amel diana kalian nanti di suruh kerumah pak kantak" ujar nya setelah itu orang itu pun pergi.
"wah akhirnya gajian juga bakso bakso bakso" ujar mereka bertiga kegirangan
"tuh kan apa aku bilang klo omongan nya diana mah gak akan di denger. doa nya aja gak di jaban apa lagi omongan nya" ujar tania lagi,
" hahaha terserah kalian lah yang penting kalian seneng" ucap diana lalu beranjak pergi meninggal kan amel dan tania.
"ya merajuk tuh anak. woi mau kemana gak asik bangat gitu aja marah" ujar amel sambil memanggil diana yang terus berjalan.
"aku mau balik bentar lagi magrib, inget waktu lah" ucap nya setelah berhenti sejenak setelah itu diana pun melanjut kan perjalanan nya. membuat tania dan amel saling pandang dan saling memberi kode.
dan di balas gelengan kepala oleh tania. setelah diana pergi tak lama amel pun berpamitan pulang.
seperti yang di rencana kan oleh mereka bertiga sore tadi malam ini mereka ber tiga perhi kerumah pak kantak.
"woi besok jadi kan besok kita ngebakso " tanya diana pada Teman-teman nya.
"jadi dong"sahut amel lagi
"assalamu'alaikum"ucap mereka serempak
"wa'alaikum salam, ! "sahut ibu-ibu dari dalam rumah tak lama pintu pun terbuka.
"oh kalian masuk-masuk. wak mu masih solat tunggu sebentar ya" ujar atik istri kantak.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!