Novel ini mengisahkan tentang perjalanan cinta antara Rissya Kamalia atau biasa dipanggil Sissy dan Mario Hanggana atau biasa dipanggil Rio.
Sissy adalah anak bungsu dari 3 bersaudara.. Ayahnya bernama Adhi Suryadi dan ibunya bernama Yani Rahmawati. Dia memiliki 1 kakak laki laki yang bernama Arya Wardhana dan 1 kakak perempuan bernama Rosita Maharani biasa dipanggil Ochy.
Sissy tetap betah melajang hingga usianya 35 tahun.
Pertengkaran orang tua dan perceraian kakak perempuannya semakin menorehkan trauma akan pernikahan. Bagaimana mungkin Mas Genta, seorang lelaki yang sangat baik dan sayang dengan Teh Ochy, kakaknya, bisa berubah sifat 180°. Setelah 5 tahun menikah dan punya 2 anak perempuan, Rara dan Reva, ternyata baru ketahuan kalo Mas Genta punya selingkuhan. "apa memang semua lelaki seperti itu ? lalu untuk apa aku menikah" batin Sissy. A Arya,kakak lelakinya, juga meninggal dalam kecelakaan dalam perjalanan bisnis ke luar kota. Dia meninggalkan istri, teh Santi dan anak perempuannya, Risa atau biasa dipanggil Icha yang baru berusia 3 tahun.
Ayahnya sendiri adalah pensiunan suatu perusahaan swasta yang besar, beliau sering bersikap cuek dan keras kepada Ibunya. Hal ini yang memicu pertengkaran diantara mereka. Apalagi setelah Ibunya sempat koma karena penyakit diabetesnya dan tak bisa lagi mengurus dan melayani Ayahnya hingga akhirnya ayah memutuskan untuk menikah lagi di kampung halamannya meninggalkan Ibu bersama dengannya di kota ini.
"Aku gak mau menikah, semua aku bisa kerjakan sendiri, untuk apa menikah jika nantinya malah menderita, semua lelaki itu sama saja" selalu itu yang diucapkan Sissy kalo ditanya soal pernikahan.
Untung selama ini ada ketiga sahabatnya yang selalu mendukung apapun yang dilakukan Sissy. Persahabatan mereka cukup solid dan berlangsung selama 18 tahun sejak kelas 2 SMA. Bahkan sudah 3 tahun ini mereka membuka usaha bersama sebuah Cake Shop.
Ditempat lain ada Mario Hanggana, seorang pria berumur 35 tahun yang juga belum menikah. Sepeninggal Ayahnya 15 tahun silam, sebagai anak sulung dari 7 bersaudara dia mengambil alih tanggung jawab mencari nafkah untuk membiayai hidup Ibu dan Adik-Adiknya. Rio hanyalah tamatan SMA karena dia harus membantu membiayai sekolah Adik-Adiknya. Sejak lulus SMA dia ikut bekerja sebagai buruh pabrik untuk membantu Ayah Ibunya. Hingga kini dia sudah berhasil menjadi manager di perusahaan tempatnya bekerja sekarang. satu persatu adiknya sudah menikah hingga tersisa dia dan si bungsu.
Adik nya yang pertama, Damar Wahyudi, sudah menikah dan tinggal di Jember bersama istri dan 1 anaknya. Adiknya yang kedua, Irfan Arisandy, tinggal di kota Bogor dengan istri dan 2 anaknya. Adik yang ketiga, Haris Purnomo, tinggal dikota yang sama bersama istri dan 2 anaknya. Adik yang keempat, Dania Puspita, tinggal di Yogya bersama suami dan 2 anaknya, dan Adik yang kelima, Ranti Rahayu, tinggal di kota yang sama dengan suami dan anaknya, dan si bungsu Widi bekerja sebagai SPG di Mall Jombang Square dan belum menikah.
"Rio, kamu harus mulai memikirkan untuk menikah nak.. inget umurmu." kata Bunda pada Rio.
"Iya bun.. Rio akan menikah setelah Widi (adik bungsunya) menikah." jawab Rio
"Jangan nak. Kamu harus menikah lebih dulu." ujar Ibunya " Adikmu itu masih muda dan lagi senang- senangnya bekerja."
"Iya mas.. Aku masih belum mau menikah, umurku juga baru 23 tahun" Widi, sang adik, ikut menimpali.
"Baik bun.. Tenang aja, nanti Rio carikan menantu yang baik buat bunda." kata Rio sambil memeluk bundanya. Dalam hati dia juga merasa bingung harus mencari calon istri kemana sedangkan teman perempuannya tidaklah banyak.
Hingga suatu peristiwa akhirnya mempertemukan Sissy dan Rio.
Akankah Rio mampu meyakinkan Sissy untuk menikah dengannya ? Mampukah Rio menghilangkan trauma Sissy akan pernikahan ? Apakah Sissy mampu menjadi istri idamannya ? Kesabaran dan ketulusan Rio menghadapi Sissy yang keras kepala semakin bertambah berat dengan hadirnya orang-orang dari masa lalu.
Sissy yang keras kepala, manja, plin plan dan Rio yang tegas, sabar dan pekerja keras.
Hubungan yang tidak mudah karena dijalani jarak jauh.
Masalah terus bermunculan, bahkan setelah menikah pun tetap saja muncul masalah yang menguji rumah tangga mereka.. Baik itu dari keluarga Sissy, keluarga Rio atau dari teman-teman mereka. Seperti apa perjuangan Rio dan Sissy dalam mempertahankan cinta mereka ?
Pagi itu Sissy sedang serius mengerjakan rekap absensi karyawan. Ya, ini emang tugas bulanan Sissy sebagai F&B supervisor di restoran ini. Sissy sudah 4 tahun bekerja di restoran Gending. Restoran ini menyediakan menu masakan nusantara.
"Permisi bu. Ada pak Erick ingin bertemu." kata Indro, salah satu waiter.
"Iya, suruh masuk aja." kata Sissy sambil menoleh ke arah pintu masuk "Oh iya, Minta tolong buatkan lemon tea 2 ya. Makasih ya Ndro.." Kata Sissy sambil tersenyum
Indro pun segera berlalu menuju pantry untuk menyiapkan minuman. Tak lupa dia mempersilahkan Pak Erick, salah satu suplier untuk masuk ke ruangan Sissy.
"Assalamualaikum mbk Sissy." Pak Erick mengucap salam ketika masuk ke ruangannya.
"Waalaikumsalam pak. Gimana kabarnya" jawab Sissy sambil menjabat tangan pak Erick.
Mereka pun terlibat percakapan basa-basi.
Tak lama kemudian Indro masuk mengantarkan minuman untuk mereka.
Erick dan Sissy pun melanjutkan obrolan mereka membahas mengenai perpanjangan kontrak supplier sayuran.
Erick adalah seorang duda tanpa anak yang memiliki kebun sayuran yang sangat luas. Semenjak restoran ini berdiri dia sudah menjadi suplier tetap untuk sayuran.
Hampir setiap minggunya dia akan rutin ikut mengantarkan sayuran ke restoran ini. Sebenarnya sebagai pemilik perkebunan dia tak perlu turun tangan langsung mengantar sayuran, tetapi semenjak Sissy bergabung di restoran ini, dia selalu saja menyempatkan seminggu sekali datang ke restoran. Ya,sosok Sissy lah penyebabnya. Diam-diam Erick tertarik dengan Sissy.
"Mbak Sissy ada acara gak siang ini ? Mau nemani saya makan siang ?" ajak Erick kepada Sissy.
"Maaf ya Pak. Siang ini saya ada janji dengan teman SMA saya." Sissy menolak dengan halus.
"Oh.. baiklah Mbak.. mungkin lain kali ya." Erick sangat kecewa dengan penolakan Sissy.
ini adalah penolakan kesekian kalinya. Sebenarnya Sissy kasihan dengan Erick. sebenarnya Sissy pun tahu kalo Erick menaruh hati padanya dan sedang berusaha mendekatinya. Tapi Sissy merasa belum siap untuk membuka hatinya.
Akhirnya Erick pun pergi dan Sissy kembali melanjutkan pekerjaannya.
Siang itu Sissy mampir ke Cake Shop Pelangi, Cake Shop miliknya dan sahabat-sahabatnya..
mereka sudah bersahabat sejak kelas 2 SMA.
Ketiga sahabatnya itu sudah menikah dan memiliki anak. Hanya tinggal Sissy yang belum menikah.
"Hai girls, udah lama ya..?" Sapa Sissy ke Amira, Yoan dan Zizi yang sedang mengobrol heboh.
"Lah si Ibu baru datang." Kata Yoan sambil nyeruput milkshake strawberry nya.
"Lagi sibuk say ?" Amira ikut menimpali
"Iya nih tadi ada suplier datang" Sissy menjawab sambil nyeruput ice lemon tea punya Amira.
"Pasti suplierku tersayang tuh" ledek Zizi yang paling imut diantara mereka
"Enak aja. Bukanlah" Sissy ngeles sambil pergi ke arah kulkas ngambil minuman.
"Si, kamu yakin gak mau ngasih kesempatan buat Pak Erick ?" tanya Amira si bijak "Lumayan ganteng loh. "
"Hhmm. Gak ah, males" jawab Sissy dengan cuek.
"Yaelah non. Kamu mau nyari yang gimana lagi sih ? " si tomboy Yoan penasaran dengan sikap Sissy yang belum bisa membuka hatinya untuk laki-laki.
"Bukan masalah orangnya tapi akunya belum siap." jawab Sissy enteng.
"Sampai kapan Si, kamu mau sendirian gini ?"
"Enak loh nikah itu."
"Anak-anak kita udah pada gede loh say."
ketiga sahabatnya itu terus mencecarnya dengan berbagi pertanyaan seputar menikah.
Sissy hanya diam saja sambil mendengarkan sahabatnya. Bagaimanapun mereka sudah seperti keluarga baginya, selalu mendengarkan segala keluh kesahnya.
"Udahlah gak usah bahas soal itu. Nanti juga ada waktunya aku siap untuk membuka hati. doakan aja girls." jawab Sissy.
"Pasti say, kita pasti selalu doain kamu." kata Amira sambil memeluk Sissy. Yoan dan Zizi yang duduk di sebrang mereka pun menghampiri dan ikut memeluk Sissy.
"Woy, kayak teletubis aja sih, berpelukan gitu." Tiba-tiba ada Faisal masuk sambil menggandeng Kinan mengagetkan mereka berempat.
"Ngagetin aja deh." Gerutu Sissy. "Hai Kinan, kamu udah makan? " Sissy menyapa Kinan yang sudah duduk dipangkuan Zizi, Bundanya.
Perhatian mereka pun teralihkan ke Kinan yang lucu. Kinan adalah anak Zizi dan Faisal yang berumur 5 tahun. Tak terasa udah 2 jam mereka ngumpul. Sissy pamit untuk kembali ke restoran tempatnya bekerja. Akhirnya satu persatu dari mereka pamit hingga menyisakan Yoan yang kebetulan tugas incharge di Cake shop milik mereka.
Baru aja Sissy duduk di ruang kerjanya, ketika seseorang memasuki ruangannya.
"Si, abis ini kita meeting dengan klien ya. Kamu tolong siapkan tempat di VIP room buat 6 orang." perintah Bu Niken, Manager sekaligus salah satu Owner di Restoran ini.
"Siap bu..Saya cek sekarang." jawab Sissy sambil berlalu menuju ruang VIP di lantai 2.
Setelah persiapan selesai Sissy pun duduk disalah satu sofa menunggu para klien datang sambil memainkan ponselnya.
*tring.. * ada suara notifikasi pesan masuk
dari Teh Ochy. Dibukanya pesan itu
Teh Ochy
De, nanti mbak mau telpon sama mama ya. Kabarin klo dah di rumah.
Ade
Oke mbak. Ini aku mau meeting dulu. Nanti aku kabarin.
Teh Ochy
Ok.
Dimasukkan hp nya ke kantong celana ketika didengarnya suara sepatu mendekat ke ruangan. Sekilas dia melihat bu Niken dan 3 orang klien nya masuk ke ruangan.
"Perkenalkan apak Handi, ini bu Sissy, supervisor disini." Bu Niken memperkenalkan Sissy dengan calon kliennya yang seorang bos perusahaan asuransi terkenal.
"Selamat siang Pak. Saya Sissy" Dia memperkenalkan dirinya sambil menjabat tangan Pak Handi. Pak Handi pun menyambut uluran tangan Sissy.
"Siang juga bu. Oh iya kenalkan ini Pak Tata, manager kami." Pak Handi memperkenalkan orang dibelakangnya.
Sissy kaget ketika hendak menyalami orang tersebut ternyata dia adalah Tata, teman sesama guru yang dulu pernah dekat dengannya. Di lain pihak Tata pun kaget dengan wanita didepannya.
"Selamat siang Pak" Sissy tetap berusaha profesional menyapa sosok dihadapannya ini.
"Siang juga Bu" Tata menyambut uluran tangan Sissy sambil memalingkan mukanya.
terlihat sekali kalo Tata merasa gugup harus berhadapan dengan wanita yang dulu pernah dikecewakannya.
Sebenarnya ada hubungan apa antara Sissy dan Tata di masa lalu ?
******B**********ersambung****
Sissy berusaha untuk fokus di meeting kali ini.
'Kenapa sih harus ketemu dia disini.' batin Sissy.
Sepanjang meeting lelaki itu terus curi-curi pandang ke dirinya. Risih rasanya.
"Baik bu Sissy. Garis besar acara sudah kita bahas. Untuk selanjutkan persiapan acara ini akan ditangani oleh Pak Tata." Suara pak Handi membuyarkan lamunan Sissy.
"Siap pak. Pasti akan saya kerjakan dengan baik. Mohon kerjasama nya ya Pak Tata." Sissy berkata sambil menatap sekilas lelaki itu.
"Baik bu." Tata menjawab sambil melemparkan senyum manisnya pada Sissy yang justru malah membuatnya eneg.
Mereka pun mengakhiri meeting ini.
"Maaf Pak. Masih ada yang harus saya bahas dengan bu Sissy. Biar nanti saya pulang sendiri saja." Tata meminta ijin pada pak Handi yang dibalas dengan anggukan dari beliau.
Pak Handi dan asistennya sudah bangkit dan meninggalkan ruangan dengan diantar Bu Niken.
Kini tinggal tersisa Tata, Sissy dan seorang staf kitchen di ruangan itu. Mereka pun serius membicarakan mengenai Rundown acara Gathering Akbar itu.
Tak lama kemudian diskusi mereka selesai dan mereka pun berjalan keluar dari ruang VIP.
"Si, tunggu dulu." Panggil Tata ketika mereka keluar dari ruang VIP.
Sissy pun menghentikan langkahnya dan menoleh pada Tata.
"Ada apa ?" tanya Sissy sedikit ketus.
"Aku mau minta maaf Si sama kamu. Dulu aku pernah nyakitin kamu." pinta Tata dengan suara memelas.
"Emang kamu pernah nyakitin aku ?" kata Sissy sinis.
"Iya Si, aku tau dulu aku pernah nyakitin kamu." lanjut Tata "Aku gak nyangka bisa ketemu lagi sama kamu disini."
"Aku udah berpisah sama istriku Si.. Aku mau menebus kesalahanku yang dulu dan memperbaiki hubungan kita." Tata terus berbicara pada Sissy yang hanya diam saja sambil menatap lantai.
"Si, kamu kok diam aja? jawab dong Si !" Tangan Tata sudah terulur meraih tangan Sissy yang segera ditarik oleh Sissy.
"Maaf ya Pak Tata, saya disini sebagai supervisor di restoran ini yang akan membantu pelaksanaan Gathering Akbar kantor bapak. Tolong bersikaplah profesional. Saya permisi Pak. " jawab Sissy sambil meninggalkan Tata sendiri.
Sissy mempercepat langkahnya menuju ruang kerjanya. Dia ingin mencoba menenangkan dirinya dulu.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Jam 5 sore Sissy bersiap untuk pulamg ke rumah. Sambil menunggu taksi online yang dia pesan datang, Sissy mengeluarkan hp nya dan menelpon sebuah nomer.
"Assalamualaikum Ma, aku bentar lagi pulang. Mama mau nitip apa ?" Sapa Sissy pada Mamanya
"Waalaikumsalam De. Mama gak nitip apa-apa de." Jawab wanita di seberang.
"Ya sudah Mam. Ade pulang ya. Kebetulan tadi beli jeruk juga." Kata Sissy sambil mengakhiri percakapan di telpon
Tak lama taksi online yang dipesannya pun datang.
Sepanjang perjalanan Sissy banyak melamun, masih memikirkan sosok Tata yang dulu pernah menyakitinya.
'kenapa harus bertemu dengan dia lagi sih ' batin Sissy.
'siap-siap bete deh seminggu ini, harus sering-sering ketemu dia'.
'Ya Allah, kenapa dunia ini begitu sempit sih'
gerutu Sissy dalam hati.
Akhirnya dia pun sampai di rumah.
Sissy berjalan masuk sambil membawa jeruk kesukaan Mamanya.
"Assalamualaikum Ma." Salam Sissy sambil mencium punggung tangan Mamanya yang sedang nonton tv sendirian.
"Waalaikumsalam" jawab mamanya
"ini Sissy bawain jeruk Ma.. Sissy kupasin ya." kata Sissy ke Mamanya yang dibalas dengan anggukan.
"Rara kemana Ma. Kok mama nonton tv sendirian ? " Tanya Sissy.
"Di kamar De. Abis mandi sore belum keluar lagi. " jawab Mamanya.
"Yauda Ma, Sissy mau mandi sambil liat Rara dulu." Sissy bangkit menuju lantai atas rumahnya.
"tok tok" Sissy mengetuk pintu kamar Rara. ya. Rara adalah keponakan Sissy yang ikut tinggal disini. Rara sudah kelas 2 SMP.
"Ra.. lagi apa sih ?" panggil Sissy sambil membuka pintu karena gak ada sahutan dari dalam. Hhm, ternyata Rara lagi asik main t***** sambil pake headphone.
'pantesan dari tadi dipanggil gak nyahut' batin Sissy.
"Kak, daritadi Ate panggilin kok gak denger. Temenin Eyang dulu tuh dibawah. Ate mau mandi" Kata Sissy sambil mendekati Rara
Rara pun kaget ngeliat tantenya tiba-tiba sudah dibelakangnya.
"Iih ate, bikin kaget aja." Rara pun membuka headphone nya.
"Cepet turun dulu temenin eyang. Ate mau mandi dulu" Ulang Sissy yang dijawab dengan anggukan.
Selesai mandi Sissy pun bergegas ke dapur menyiapkan makan malam untuk mereka semua.
Makan malam pun berlangsung dengan hening. Sesekali terdengar celoteh Rara yang bercerita kegiatannya hari ini.
Selesai makan Sissy membereskan meja makan. Sissy mengelap meja dan Rara kebagian tugas mencuci piring. Sissy sengaja melibatkan keponakannya untuk merawat dan membersihkan rumah agar keponakannya bisa mandiri.
"Te, hari sabtu besok kita ke rumah uti yuk. Rara kangen sama Adek." pinta Rara.
"Minggu ini Ate gak bisa Kak. Ate harus lembur karena ada acara di resto."
Sissy mengusap kepala Rara yang terlihat kecewa.
"Insha allah minggu depan ya kita ke rumah Uti nya " ucap Sissy
"Iya deh Te. Gak papa kok. Rara mau telpon Adek dan Mama dulu" Rara sudah berubah menjadi riang kembali.
"Iya sayang." jawab Sissy.
Reva, adiknya Rara memang tinggal bersama Nenek dari Papanya. Mereka tinggal di desa di pinggiran kota. Teh Ochy yang juga mama Rara bekerja di pulau seberang setelah bercerai dari Papanya Rara. Teh Ochy hanya bisa pulang setiap 4 bulan sekali.
Mas Genta, Papa Rara sendiri bekerja di perusahaan besar diluar negeri. Dia hanya pulang 6 bulan sekali. Oleh karena itu, Sissy ingin sekali membahagiakan kedua ponakannya itu. Dia tak ingin kedua ponakannya merasakan hal yang dialaminya selama ini, sedih karena selalu menyaksikan kedua orangtuanya bertengkar.
Malam itu setelah memastikan mamanya sudah tidur, Sissy pun masuk ke kamarnya.
'Aah capeknya hari ini.' Batin Sissy sambil menghempaskan tubuh diatas kasur empuknya.
Tiba-tiba Sissy teringat akan kejadian siang tadi di resto. Otaknya langsung memutar kembali memori indah dan buruk yang terjadi 10 tahun silam saat dia masih menjadi seorang guru di sebuah SMK di Bandung, di kampung halaman Ayahnya.
Tata Pratama.
Seperti apa kisah mereka dimasa lalu? Kenapa sangat menorehkan luka dalam bagi Sissy.
Bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!