NovelToon NovelToon

Suamiku Yang KEJAM (S1&S2)

hari pertama

...Soundtrack||eight-iu feat Suga(BTS)||...

...WARNING🔥🔥...

...CERITA INI MASIH BANYAK KEKURANGAN BAIK DARI EYD,TULISAN,KATA,DAN JUGA PENERANGAN LATAR....

...MOHON DIMAKLUMI KARENA AUTHOR MASIH PEMULA 🙏...

...APABILA TYPO BERTEBARAN DIMANA MANA,SAYA SELAKU AUTHOR MEMINTA MAAF YAH...

...SAYA BERNIAT MEREVISINYA JIKA SUDAH TAMAT✳️...

...MOHON KEBIJAKANNYA YAH TAYANG TAYANG...

...SALAM DARI SAYA DAN SALJU BELAHAN JIWA SAYA❄️...

...✳️✳️✳️✳️✳️✳️✳️✳️✳️✳️✳️...

...Apa yang bisa dilakukan oleh gadis desa sepertiku?...

...-mina-...

  Mungkin setiap orang pasti sangat bahagia saat hari pernikahannya dilangsungkan.

Karena sebuah pernikahan adalah hal yang sangat sakral dan diadakan untuk mengikat dua hati yang saling mencintai.

Berbeda dengan ku yang hanya bisa menangis dalam hati.

Pernikahan yang selalu ku idam-idamkan harus kubuang jauh-jauh dari pikiranku.

Di umurku yang masih muda ini,aku harus menikah dengan seorang pria yang umurnya sangat jauh dariku.Bayangkan saat ini aku masih menduduki bangku kelas 1 SMA dan dia adalah seorang CEO disebuah perusahaan modelling dan dunia tarik suara.

Bukan tanpa alasan aku mau menikah dengannya,aku harus menikah dengannya agar ayahku selamat dan tidak terancam keselamatannya.

Aku tak menyalahkan ayah karena ini semua.Bagiku kebahagiaan dan keamanan nya adalah yang paling penting dari segalanya.

Acara pernikahan sudah selesai karena kami hanya melaksanakan ijab kabul saja.Tak ada tamu dan hanya ada aku,ayah dan calon suamiku juga beberapa saksi sewaan pria yang akan menjadi suami ku itu.

Ayah tak hentinya menahan air mata,aku sampai tak berani menatapnya,aku takut akan terbawa suasana dan ikut menangis.

"Maafin bapak nak,"ayah memegang tanganku dengan erat dapat aku rasakan rasa bersalah yang kini tengah ia rasakan.

Aku hanya bisa menunduk menahan air mataku agar ayah tak bisa melihatnya.Kembali lagi aku beritahu aku tak pernah menyalahkan ayah atas apa yang aku hadapi ini.

"Bapak sangat jahat,bapak bahkan menyeret kamu nak,"ayah masih berseteru menyalahkan dirinya sendiri.

Aku berkali kali menggeleng menahan tangisku"Bukan pak,aku ikhlas dan mungkin inilah jalan terbaik buat kita,"aku mencoba tersenyum memberikan ia pengertian bahwa aku sama sekali tak pernah menyalahkannya.

Saat ayah masih memegang tanganku tiba tiba saja aku merasakan tanganku ditarik paksa

"Tidak usah banyak drama,ikut saya!"ucap pria yang saat ini sudah sah menjadi suamiku.

Aku hanya bisa pasrah berdiri dan mengikuti langkahnya.

Ayah menatap kepergian ku dengan sendu, setelah aku tak bisa melihat ayah lagi air mataku langsung meluncur deras.Entah kenapa hatiku sangat rapuh sekarang,membayangkan ayah akan sendirian disana membuatku was was dan khawatir.

Selama di dalam perjalanan aku hanya terdiam menatap keluar mobil.Masih terasa mimpi kalau saat ini aku sudah menjadi seorang istri,aku bingung harus bagaimana nantinya.Aku sungguh tak tau menau tentang dunia sakral ini, karena selama ini aku hanya tau belajar dikampungku dan juga membantu ayah menjaga kebun saat ayah pergi ke kota ini untuk bekerja sebagai supir taksi.

Jangankan soal pernikahan, untuk urusan cinta dan sebangsanya aku tak tau menau itu sama sekali.Aku hanya gadis desa,apa yang bisa dilakukan seorang gadis desa sepertiku?

"TURUN!"sebuah suara yang melengking keras dari arah kananku.

Aku mendongak dan mendapati suamiku sudah berdiri berkacak pinggang dengan tatapan tidak suka kearahku.

Aku pun menurut turun namun belum juga kakiku menginjak tanah aku sudah ditarik hingga sedikit terhuyung"Dasar lamban,"ucapnya mengejekku.

Tanganku ia genggam dengan keras, harusnya disaat seperti ini adalah saat yang paling romantis Karena saat turun dari mobil pengantin sang mempelai pria menyambut tangan sang mempelai wanita dan menuntunnya masuk kerumah dengan lemah lembut penuh kasih.

Berbeda halnya dengan diriku yang meringis menahan sakit akibat tekanan keras dipergelangan tanganku yang ukurannya sangat jauh kecil dibandingkan tangannya yang sangat kekar itu.

"Akhhh,"lirihku pelan karena memang sangat menyakitkan.Sepertinya tanganku sudah biru akibat tangannya yang menekan keras tanganku.

"Apa yang kau lirihkan?jangan berani yah sok manja dihadapan saya!.Kamu pikir saya membawa kamu kesini untuk bermanja hah?"ucapnya tepat dihadapan wajahku.

Aku hanya mengangguk dan menunduk mengikuti langkahnya yang semakin cepat itu hingga aku bersusah payah untuk menyelaraskan langkah kami.

"Bugh,"

Ia melemparku kelantai kamar yang aku tebak itu adalah kamar kami eh tidak tau juga mungkin kamarnya"Dengar ini baik baik dengan telingamu itu!"ucapnya dengan tegas.

Akupun mengangguk tanpa menatap matanya,karena melihat kakinya saja sudah membuatku gemetaran apalagi harus menatap matanya.

"Saya tekankan kepada kamu apa apa yang harus kamu kerjakan dan yang tidak boleh kamu kerjakan selama berada dirumah saya,"ucapnya menekankan kata"Rumah saya,"memang ini adalah rumahnya aku hanya seorang yang datang.

"Setiap pagi kamu harus bangun secepat mungkin untuk memasak, menyiapkan air untuk saya mandi, menyiapkan pakaian saya ke kantor,mencuci baju,dan membersihkan setiap sudut rumah saya ini.Jangan sampai ada setitik debu halus sekalipun yang saya temukan Karena kamu akan mendapatkan akibatnya,"ucapnya dengan lantang.Aku sampai terkaget untuk beberapa saat.

"Dengar tidak?"tanya nya,dan aku balas dengan anggukan.

"Kamu bisu?saya tidak mengerti dengan bahasa bisumu itu?kalau saya tanya dengan suara maka kamu harus menjawabnya dengan suara juga,berhenti mengangguk di depan saya, menjengkelkan,"ucapnya dengan sedikit emosi.

"Ba-baik mas"ucapku dengan pelan. Sebenarnya aku bingung harus memangilnya dengan panggilan apa?.Namun mengingat di desaku untuk umuran pria sepertinya kami memanggil dengan sebutan "Mas,"

"Mas?kamu pikir saya siapa?sampai kamu memanggil saya dengan sebutan kampungan itu?"marahnya berjongkok dihadapanku dan menarik wajahku menghadap wajahnya.

Aku tak berani menatap dan masih bersikeras menunduk"Jawab!!! kamu pikir kamu siapa sampai seenaknya memberikan saya Panggilan kampungan itu?tau dirilah sedikit!!!"ucapnya masih terus menekan pipiku hingga aku merasakan sedikit rasa perih disana.

"Ma-maaf tuan,saya minta maaf"ucapku lagi,karena menurut ku hanya panggilan itu yang pantas untuk kusebut karena memang benar dia adalah tuan rumah disini.

Aku merasakan tangannya terlepas dari wajahku dan diapun berdiri"Cepat siapkan air hangat untuk ku mandi!!"titahnya sembari duduk dikasur yang terlihat empuk itu.

Aku memasuki kamar mandi dan terkagum melihat betapa indahnya ruangan yang disebut kamar mandi itu.Aku belum pernah melihat ini sebelumnya,ini Sangat tidak pantas untuk disebut kamar mandi,karena tempat pemandian yang selama ini aku tau adalah sungai dan kula disamping rumahku.

Aku bingung harus menyiapkan air dari mana?Tidak ada Kula tempat pengambilan air disini,kemana aku harus mencari Kula itu?apakah itu berada diluar rumah?"Kenapa lama sekali?dengar yah kamu tidak bisa selamban itu dirumahku,sebagai seorang pembantu sepertimu,kamu harus cekatan dan langsung tanggap,"ucapnya datang membuka pintu kamar mandi dengan mengenakan handuk saja.

Aku langsung berpaling kaget.Aku tak pernah sebelumnya melihat seorang pria bertelanjang dada seperti itu.Rasanya persendianku melemas tanpa sebab,aku juga merasa sedikit was was sekarang.

"Dimana air yang saya minta?Berarti dari tadi kamu hanya diam bermalas-malasan disini?KURANG AJAR!dasar ja*lang yang tidak tau diri,"ucapnya mendorongku hingga mentok di dinding kamar mandi.

Punggung ku terasa sangat ngilu karena terbentur dinding"Dengar ini baik baik!sebelum saya bertindak lebih keras lagi,tahu dirilah sedikit!saat ini dan seterusnya kamu tidak lagi seorang putri pria sialan itu.Kamu sekarang adalah pelayanku,ingat!pelayanku,jadi jangan coba coba mengabaikan segala perintahku,faham?"ucapnya tepat dihadapan wajahku,ingin menangis saja rasanya mendengar kalau aku dianggap sebagai seorang pelayan oleh suamiku sendiri.

Aku menahan air mataku mendengar setiap kata yang keluar dari mulutnya.Namun aku merasa air jatuh dari atas hingga mengguyur tubuhku.Aku kaget dari mana datangnya air itu,ternyata dari besi yang berbentuk seperti sendok itu dan ada sedikit lubang lubang kecil tempat airnya memancur keluar.Aku tak pernah melihat benda seperti ini sebelumnya, bagaimana bisa air memancur keluar dari benda itu? membingungknan sekali.

Aku masih menatap bingung besi itu"Jadi cara menyiapkan air yang tuan maksud adalah dari benda ini tuan?"ucapku takut takut karena malu bertanya sesat dijalan,aku tak mau lagi dimarahi untuk kesalahan yang sama.

Aku menangkap wajah bingung diwajahnya"Benda?maksudmu shower ini?kamu sungguh tak tau?"ia malah bertanya kepadaku,memang kenapa kalau aku tak tau?ini tidak ada dikampungku.

Aku mengangguk mengiyakan"Maaf tuan,tadi saya bukannya bermalas-malasan,saya hanya bingung bagaimana menyiapkan air yang tuan maksud tapi tidak ada Kula disini"ucapku menunduk takut takut.

Setiap berbicara dengannya aku selalu berhati hati dan tak berani menatapnya.

Dia hidup dijaman apa sampai tak tau sama sekali?

"Keluar kamu,dasar tidak becus,"dia mendorongku keluar dari kamar mandi.

Aku bingung harus bagaimana sekarang.Bajuku basah semua,dan aku tak membawa baju sama sekali, karena ia tak mengizinkanku untuk mengambil barang barangku.Jadilah aku hanya datang kerumah ini dengan diriku dan baju yang kukenakan ini.

Aku melihat kipas tepat disamping tempat tidur aku langsung kesana dan mengeringkan bajuku.Bagaimana aku harus hidup untuk selanjutnya?baju tak punya dan dia pasti akan risih melihatku.

Setelah bajuku sedikit kering akupun langsung melihat kearah lemari untuk mengambil baju yang akan ia kenakan sehabis mandi nanti.

Aku terkagum melihat isi lemarinya yang seperti tempat untuk menjual pakaian.Banyak sekali jenis jas dan celana hitam kantor,aku sampai bingung harus mengambil baju yang mana.

Setelah menimbang nimbang aku pun memilih celana hitam dan baju kemeja berwarna navy.Ia tak sedang ingin ke kantor sekarang jadi aku tak mungkin menyiapkan setelah jas untuknya.

Setelah selesai memilih aku langsung meletakkan baju itu diatas tempat tidur kemudian aku bergegas menuju dapur untuk memasak.

Semoga aku bisa bertahan disini.

...//Bersambung//...

...✳️✳️✳️✳️...

Fyuhh

Akhirnya the first part selese juga yups.

Semoga pada suka.

Oh iya, bagaimana kesan kalian tentang part dan cerita ini?aku harap kalian menyukai cerita ini.

❄️❄️Jangan lupa klik segi lima dibawah yah tayang tayang ❄️❄️

❇️❇️Jangan lupa juga buat follow akun author ❇️❇️

Laffyouall buanyaak buaanyak♥️♥️

belum terbiasa

...Soundtrack//downpour-i.o.i(produce 101)//...

...Tersenyum memang mudah dilakukan,namun sakit hati yang dirasakan tak semudah itu hilang walaupun kita sudah tersenyum...

...-mina-...

Aku berjalan menuju dapur,mataku lagi lagi terbelalak melihat luasnya ruangan yang disebut dapur itu.Aku sungguh tak pernah melihat dapur seluas dan se apik ini, dapurnya saja sudah seperti kamar hotel bintang lima bagaimana bagian lainnya?aku hampir pingsan membayangkan itu semua.

Aku melihat tak ada tempat untuk aku memasak dengan kayu bakar.Aku melihat kompor di dekat rak piring,jujur saja aku tak ahli dalam menggunakan segala jenis kompor termasuk kompor yang dihadapan ku ini,bentuknya sungguh terlihat sangat berbeda dengan kompor kompor yang tetanggaku punya.

Aku bingung banget sekarang,aku takut ia akan marah lagi kalau melihatku berdiri layaknya orang bodoh disini,ingin bertanya tapi tak ada seseorang yang harus aku tanyakan,sejak aku datang kerumah ini tak ada seorang pun yang terlihat,apa selama ini ia tinggal sendirian?.

Aku harus mencobanya, siapa tau saat kepepet begini aku bisa mengerti bagaimana cara menggunakannya.

Tanganku terulur memegang tuas pemutar kompor itu,aku bingung harus memutar kearah mana?kanan atau kiri?dan akupun berinisiatif untuk memutar kearah kanan dan ternyata aku menekan terlalu keras hingga saat memutar aku memutarnya dengan kandas hingga apinya keluar sangat besar.

"Akhhh,"aku spontan berteriak bersembunyi dibawah meja.

Aku sungguh takut,pernafasanku tercekat,ingatan pahit itu kuingat kembali.Suara teriakan ayah saat tau ibu terkurung dirumah dan ikut terbakar menggema dan membuatku merasakan sesak di dadaku.

Aku mencoba agar bisa stabil kembali,aku sudah tak bersama ayah sekarang,aku harus bisa melawan rasa takut ini.Aku mencoba bangkit dan mematikan kompor itu namun kakiku lunglai tak berdaya hingga aku jatuh kelantai dengan sesak yang kian menjadi di dadaku.Air mataku sudah tak bisa aku tahan lagi, kenangan pahit yang selama ini aku coba lupakan datang lagi,aku merindukan ibu dan ayah,aku harus bagaimana sekarang?

"Kamu bodoh yah?"sebuah suara dapat aku dengar dengan jelas karena itu sangat lantang.

Aku mencoba mendongak dan melihat dia datang dari arah kamar dengan setelan yang aku siapkan tadi.Ia mematikan kompor dan berdiri menonton aku yang sedang tak berdaya ini.

Sungguh!!sekali ini saja,aku berharap ia memiliki sedikit nurani untuk membantuku bangkit.Kakiku sungguh lemas.

"Dasar ja*Lang sialan,kamu berniat membakar rumah ini? setelah ayahmu membunuh adik saya sekarang kamu juga ingin membunuh saya?ayah sama anak sama saja.Sama sama pembunuh,atau mungkin memang kalian adalah keturunan pembunuh?"ucapnya masih berdiri tanpa berniat membantuku.Baiklah,tak apa ia tak mau membantuku,tapi setidaknya dia tidak seharusnya berkata demikian.

Kuseka air mataku dan mencoba bangkit,namun tetap saja aku tak berdaya.Entah kenapa saat melihat api tadi persendianku serasa melumpuh,ini bukan saat yang tepat,aku tak mau lagi mendapatkan amukannya.

"Berhenti melakukan drama bodohmu itu!Jangan kamu pikir saya akan kasihan melihatmu berpura pura menyedihkan seperti itu,"ucapnya.

Aku mencoba bangkit lagi namun aku masih tak berdaya,aku sudah lama tak mengalami trauma ini.Terakhir kali aku mengalaminya saat aku kelas 5 SD,dan saat itu berlangsung sampai 3 hari aku tak bisa berjalan dan selalu terbaring lemah.Ayah sampai takut aku akan menyusul ibu.

"Oohh,kamu tak mau mendengarkan saya?dasar wanita bi*nal pembawa sial,"ucapnya menarik tanganku dengan kasar memaksaku berdiri tapi tetap saja kakiku lunglai.Kalau saja tak ada tangannya yang menahanku aku sudah terjatuh lagi.

Ia menatap bingung kearah kakiku,ia mungkin menyadari kalau kakiku memang tak bisa menopang tubuhku.

Dia kenapa sih sebenarnya?ada apa dengan kompor tadi?kakinya benar benar lemas layaknya tak memiliki tulang

"Bugh,"

Aku terhuyung kelantai,ia menjatuhkan ku tanpa belas kasihan"Lihat saja kalau Sampai saya sudah sampai di kamar kamu belum bangkit juga.Kamu akan menerima akibatnya,"ucapnya berlalu meninggalkanku yang masih terduduk lemah di lantai.

Seperginya aku langsung mencoba bangkit dengan mengandalkan kursi di sampingku. Alhamdulillah aku bisa bangkit meski masih bertumpu dengan kursi itu,aku menarik nafas dalam dalam dan mencoba rileks menghilangkan segala sesuatu yang mengganjal dalam dadaku.Aku langkahkan kakiku secara perlahan awalnya aku masih sedikit lunglai dan hampir saja terjatuh namun aku mencoba menahannya,hingga aku bisa lagi berjalan meskipun sedikit lambat.

Aku membuka pintu kamar dengan pelan dan melangkah lemah menuju ke arahnya.Ia menatapku dengan tatapan dingin tanpa ekspresi"Dasar lamban,"ocehnya lagi.

Aku hanya menunduk takut"Dasar sialan,lihat style yang kamu berikan ini?"tunjuknya kearah baju yang ia kenakan sekarang.

Aku bingung apa yang salah disitu?celana hitam dan kemeja navy itu terlihat serasi dan tak menimbulkan kesan kampung sama sekali"Kamu pikir saya mau kemana sekarang?matamu buta atau rusak?ada banyak baju kaos disana dan kamu memilih ini?"Tanya nya dengan sedikit keras.

"Ma-maaf tuan,saya kira tuan tidak suka memakai baju kaos,"ucapku takut takut.

"Punya mulut kan?kalau punya kenapa tidak bertanya?"ucapnya dengan sedikit emosi, bagaimana aku bisa bertanya?aku tak berani,aku takut ia kesal jika aku bertanya tentang ini dan itu.Sungguh selalu serba salah.

"Tu-tuan,boleh saya bertanya?"ucapku pelan.

Dia hanya berdehem menanggapi pertanyaan ku.Aku tak mengerti dengan dekheman itu, bolehkah atau malah tidak boleh?"Eummm,,,soal baju saya tuan.Boleh tidak saya kerumah sebentar untuk menjemput baju saya?"ucapku menunduk takut.

Aku mencoba mendongak melihat wjahnya sekilas,namun belum sampai 3 detik saja aku langsung berpaling takut.Matanya membelalak merah dan rahangnya mengeras,apa dia marah dengan pertanyaan ku?kalau ia kenapa? bukannya dia yang barusan berkata kalau punya mulut itu bertanya.

"Oohhh,,, sepertinya saya terlalu baik yah?Sampai kamu lancang mencari cara agar bisa bertemu dengan pria sialan itu?,berpura pura menjemput baju yah?Dasar gadis rubah, licik,"hujatnya sambil mendorong ku hingga terpental ke lantai,mungkin pinggulku akan membiru karena sering dihempaskan ke lantai.

Aku menggeleng"Tidak tuan,saya hanya ingin menjemput baju saja.Saya tak punya baju disini tuan,"aku menunduk.

"Kamu masih tidak mengerti juga dengan ucapan daya tadi?Sekali tidak tetap tidak, jangan harap kamu akan menginjakkan kakimu kedunia luar.Selamanya kamu akan tetap disini,berani keluar nyawa pria sialan itu dalam bahaya,"ucapnya berdiri dan berjalan menuju lemari mengambil sebuah kemeja.

Mendengar ucapannya tadi aku langsung panik.Bagaimana dengan sekolahku?aku tak bisa sekolah jika aku tak di izinkan untuk keluar dari rumah ini,tapi jika aku bersikeras ayah akan dalam masalah.

"Bugh,"

Sebuah kemaja terlempar mengenai wajahku"Pakai itu,jangan beralasan pakaian untuk bertemu pria jal*ng itu.Ayah yang kamu rindukan itu adalah pria sialan yang sangat ingin aku habisi sekarang juga,"ucapnya dengan emosi.

Aku tau dia mengatakan itu karena masih belum menerima kepergian adiknya"Aldyva jaya ramatha" yang meninggal karena tak sengaja ditabrak oleh ayah.

Dan karena itulah aku harus menebus kesalahan ayah dengan terpaksa menikah dengan "Astan jaya ramatha"yang sangat menaruh dendam kepada ayah.

Aku mencoba bangkit dan berjalan menuju kamar mandi dengan membawa kemeja yang aku terima dari astan tadi.

Setelah mandi agak lama aku keluar dari kamar mandi dan melihat astan sudah terlelap.Mungkin kelelahan,apa dia tak merasa lapar saat ini?jujur aku sudah kelaparan namun aku cukup sadar diri kalau aku tak ber-hak memakan apapun dirumah ini

Aku berjalan kearah jemuran menjemur bajuku yang barusan aku cuci agar aku bisa memakainya besok.

Wajahnya sangat damai saat tertidur, bagaimana bisa wajah lembut ini begitu kasar saat bangun?aku tau dia pasti sangat kesepian tanpa adiknya.Ia pasti merindukan adiknya.

Aku sudah mulai mengantuk Karena seharian aku sudah banyak melalui hal hal yang menguras habis tenagaku.

Aku bingung harus tidur dimana?tak mungkin aku menaiki kasur dan ikut tidur disebelahnya.

Akhirnya aku memilih tidur di lantai saja tanpa alas, bantal juga selimut, rasanya sangat dingin namun aku tetap bersikeras untuk mencoba tidur.

...//Bersambung//...

...✳️✳️✳️...

Fyuhhh

Akhirnya part 2 udah selesai juga.

Bagaimana pendapat kalian tentang part ini?semoga kalian tertarik dan menyukai

Jangan lupa untuk follow me 😉✌️

Laffyouall ♥️

belajar faham

...Soundtrack//slepless night-rothy//...

...Aku lebih baik diam dan tersenyum agar semua terlihat baik baik saja...

...-mina-...

Dimana aku?Kenapa sangat gelap sekarang?Kenapa aku tak bisa melihat apapun itu?.

Pintu terbuka dan memperlihatkan beberapa kaki yang berjalan kearah ku

"Karena pria sialan itu sudah saya habisi.Sekarang adalah giliran mu untuk menyusul nya,"ucap sebuah suara.

Jangan bilang dia sudah membunuh ayah?Kenapa?Bukankah sudah sepakat kalau aku mau menikah dengannya ayah akan baik baik saja?Apa sebenarnya yang terjadi?Padahal baru semalam aku sah menjadi istrinya,kenpa tiba tiba ia sudah membunuh ayah?Dan kenapa aku disekap disini?.

Aku melihat dia mulai menekan pelatuk pistol ditangannya dan mengarahkannya kearah dahiku,jangan bilang dia benar benar sudah membunuh ayah dan akan membunuhku juga?.

1

2

3

Dia mulai melepaskan pelatuk itu perlahan dan aku dapat melihat sebuah peluru secepat kilat mulai ke arahku.

"Akhhh,"aku berteriak dan terduduk.

Aku lagi lagi dibuat bingung,tadi aku sedang disebuah ruangan gelap dan pengap,kenapa sekarang aku ada dikamar mas astan?Apa sebenarnya yang terjadi dimana mas astan dan juga pistol yang ditangannya?.

Aku memeriksa dahiku dan syukurlah tak ada bekas tembakan disana,lalu aku menyusuri ruangan mencari keadaan mas astan.

Aku terkejut melihat mas astan tepat berada di atas tempat tidur sambil duduk mentapku heran.

"Bisa bisanya kamu bangun setelah saya bangun,lebih lagi kamu sedang apa berteriak gila seperti tadi?Menjengkelkan,"ucapnya dengan wajah kesal.

Apa?bangun setelah dia?Jadi aku cuma mimpi kalau mas astan akan membunuhku?Ahhh syukurlah.

Aku mencoba bangkit namun aku malah dibuat bingung kenapa ada selimut ditubuhku?Aku melirik kearah mas astan tak ada selimut disana.Jangan bilang kalau aku mengigau semalam dan mengambil selimut ini dari mas astan?Astagah minaaaa habislah kamu.

Aku melihat kearah mas astan yang semakin memasang wajah kesal kearahku, bagaimana ini?.

"Eugh,,,mas,,eh tuan.Maafkan saya tuan,maafkan saya sudah lancang mengambil selimut tuan,"ucapku memperbaiki cara dudukku dengan melipat kedua kakiku dibawah dan menunduk kearahnya.

"Mengambil? selimut?apa maksudmu?"ucapnya masih dengan suara yang selalu berhasil membuat ku gemetar hebat.

Apa yang harus kulakukan?Mas astan pasti sangat marah sehingga berpura pura tak tau,ia mungkin sedang mencoba melihat apa aku menyadari kesalahan ku.

"Eugh,,mungkin saya mengigau tuan,sehingga saya lancang telah mengambil selimut tuan.Maafkan saya tuan,tolong ampuni saya,"ucapku,entah kenapa setelah mengatakan itu aku merasa sangat hina bahkan dihadapan suamiku sendiri.Ah itu tidak penting sekarang,yang penting adalah bagaimana aku harus meyakinkan mas astan kalau aku memang tak sengaja mengambil selimutnya.

"Lain kali jangan ulangi,"ucapnya dan aku langsung bernafas lega"Baik tuan,"ucapku senang.

"Kenapa kamu masih duduk seperti orang bodoh disana?Cepat siapkan air untukku mandi,"ucapnya lantang.

Aku langsung bangkit dan melipat selimut lalu dengan cepat aku memasuki kamar mandi hingga aku terjatuh tepat dipintu kamar mandi"Akhhh,"sungguh ngilu sekali pinggulku terbentur sudut pintu.Kenapa pinggulku sering terbentur begini?Sangat ngilu.

"Bodoh,"aku mendengar dia mengataiku bodoh.Coba saja dia jadi aku, bagaimana aku tak terburu buru saat mendengar perintah darinya yang sangat menakutkan itu.

Aku mencoba bangkit dengan pelan dan memasuki kamar mandi dengan hati hati"Akhh,"pinggulku sangat ngilu sekarang.Apakah itu terluka atau bagaimana? Nanti saja kuperiksa setelah ada waktu luang.

Bertemu lagi dengan suasana membingungkan ini.Aku tak tau cara menghidupkan yang mas astan bilang namanya adalah shower itu.Aku tak melihat bagaimana cara mas astan melakukannya.Aku harus bagaimana sekarang?Aku tak mau lagi mendapat amukan dan cacian dari mas astan.

Aku menarik nafas dan mendekat kearah pintu melihat mas astan sedang apa?"Kenapa?sudah siap rupanya?"ucapnya tiba tiba saat melihat kepalaku menyembul keluar.

Aku menggeleng tidak"Eugh,,itu ma,,eh tuan,saya tidak tau cara menghidupkan yang tuan katakan namanya shower itu. Saya tak mengerti cara kerjanya tuan,maafkan saya,saya belum pernah menggunakan itu sebelumnya.Melihatnya saja baru sekarang tuan,"ucapku menunduk takut.Bagaimana setelah mengatakan itu ia malah marah kepadaku?.

Dia bangkit dengan tegas dan berjalan kearahku,dia menarik tanganku kasar menuju shower itu.

"Ck,,"ia berdecak sebal.

"Dasar kolot,kamu tinggal dihutan atau di jaman apa sih?caranya begini, perhatikan dengan mata bodohmu itu,"ucapnya memperlihatkan caranya kepadaku.

Aku tak menyangka semudah itukah caranya"Woahhh,, ternyata sangat mudah tuan,aku kira harus menggunakan tenaga yang kuat tuan hehehe,"ucapku tertawa hambar dan langsung kicep saat melihat wajah tak bersahabat dari mas astan.

"Dasar gadis bodoh,"ucapnya masih menatapku.

Dia mendekat kearahku tepatnya kearah wajahku.Sedang apa dia?Membuatku bingung sekaligus takut saja.

"Keluar sekarang,saya mau mandi,dasar gadis bodoh,"dia menyentil dahiku dengan keras hingga aku hampir terjatuh untung saja aku bisa seimbang lagi.

Aku langsung keluar dengan cepat,tak mau mendapat semburan kawah panas dari mulutnya itu.

Aku mendengar mas astan dan supir pribadinya sedang berbincang diluar rumah.

Sehabis mandi tadi mas astan langsung berkemas rapi dengan setelan yang kusediakan diatas tempat tidur.Mungkin ia menyukai setelan yang sekarang sebab ia tak berkomentar apapun tadi.

Aku mengintip dari jendela mencoba mendengarkan dari dalam"Hari ini biar saya sendiri yang menyetir,kamu jaga dia saja,jangan biarkan dia menginjakkan kaki dipagar walaupun sejengkal.Kalau ia nekad pukul saja dia,jangan kasih ampun, saya paling jengkel dengan orang yang keras kepala,"ucapnya membuatku meneguk ludah kasar.Mas astan benar benar akan membuatku layaknya sebuah tahanan.

Aku melihat mas astan sudah keluar pagar dan mungkin hendak ke kantor,sepagi ini?Dia bahkan tak pamit kepadaku.Aku pernah menonton sebuah film dirumah tetangga kalau seorang suami hendak kerja ia akan pamit kepada istrinya.Astagah Mina mikir apa sih kamu?Mustahil jika mas astan menganggap mu istri,tapi setidaknya ia harus menunggu aku memasak untuk sarapannya.

Ah,, mengingat memasak,aku masih bingung dengan peralatan dirumah ini.Aku tak tau cara menggunakan kompor itu?penanak nasi juga aku masih belum ahli,apalagi harus menghidupkan AC,aku tak tau sama sekali.

Aku harus bertanya sama bapak yang diluar itu,siapa tau dia bisa membantuku"Hmmm permisi pak,"ucapku mendekat kearahnya.

Dia terlihat kaget melihatku,ia mungkin berpikir kalau aku hendak keluar rumah"Eugh,,saya bukan mau keluar pak,saya mau minta bantuan bapak,bisa tidak?"tanyaku pelan.

Ia mengangguk"Jadi gini pak,saya ini berasal dari kampung,saya baru baru ini berada dikota ini.Saya sangat kebingungan dengan barang barang dirumah mas astan,bisakah bapak membantu saya mengajarkan bagaimana cara menggunakannya?Saya tak mau lagi dimarahi Karena tak bisa diandalkan pak,"aku berkata yang sejujurnya kepada bapak itu,semoga ia bisa mengerti,dari yang kulihat bapak ini adalah orang baik dan juga penolong,semoga aja aku tidak salah.

Dia mengangguk mengiyakan,kami pun memasuki rumah.Dia menjelaskan cara penggunaan kompor itu dan juga peralatan dapur lainnya,dia sangat pintar,aku sampai bingung, sebenarnya bapak ini perempuan apa laki laki sih?Bagaimana ia bisa tau dengan betul alat alat dapur ini?Setelah alat alat dapur kami beralih ke cara penggunaan AC dan bahan bahan elektronik lainnya satu persatu.

"Terimakasih pak,"ucapku menyalami tangannya,dia tersenyum"Tidak apa apa neng,semoga neng bisa bertahan dirumah ini, nak astan sebenarnya adalah pria yang sangat baik neng.Namun setelah kepergian non Aldyva ia jadi sedingin itu neng,ia sangat menyayangi non dyva, karena ia hanya punya dyva sebagai keluarganya,selain non dyva ia tak punya siapa siapa lagi neng.Jadi bapak harap neng bisa mengerti dengan sikap nak astan,"ucap bapak itu dan kubalas dengan anggukan.

Aku mulai memasak dan membersihkan rumah Dengan penghisap debu yang sudah diajarkan oleh bapak itu cara penggunaannya, rasanya jadi sedikit mudah karena menggunakan penghisap debu ini. Menyenangkan sekali jadi orang kaya seperti mas astan, untuk mandi tak perlu ke Kula cukup tekan langsung keluar air. Membersihkan rumah tak harus pakai sapu cukup gunakan penghisap debu, memasak tak perlu susah nyari kayu bakar cukup beli gas,aku sangat iri.

Memasak sudah, membersihkan setiap sudut ruangan juga sudah, yang terakhir adalah mencuci semua pakaian kotor mas astan.Woahhh banyak sekali pakaiannya yang kotor,aku langsung mengumpulkan pakaian itu dan membawanya ke kamar mandi belakang yang bapak jelaskan tadi adalah tempat untuk mencuci pakaian.Aku langsung merendam semua pakaian itu.

Bapak tadi memang sudah menjelaskan bagaimana cara menggunakan mesin cuci itu, tapi aku masih belum yakin untuk menggunakannya.Jadi aku memutuskan untuk mencuci dengan tangan saja,aku sudah terbiasa dengan itu, baju sebanyak ini tak jadi masalah karena saat dikampungku dulu aku adalah seorang jasa binatu,sepulang sekolah aku selalu mencuci baju orang lain untuk menghasilkan uang.

Setelah mencuci sekarang tinggal menjemur pakaian ini keluar rumah,kenapa jemurannya tinggi sekali?aku tak akan bisa meraihnya, mengingat tubuhku yang sangat pendek ini.

Aku melihat sebuah bangku dibawah pohon mangga ditaman rumah itu,aku pun berinisiatif mengambilnya lalu menaiki bangku itu lalu mulai menjemur satu persatu pakaian itu hingga habis.

Saat hendak turun tiba tiba saja kakiku terpeleset dibangku itu hingga aku terjatuh membentur sebuah tiang.Aku yakin itu adalah tiang jemuran.

Pandangan ku mulai kabur dan aku tak bisa melihat apapun lagi,belum lagi dahiku terasa nyeri.

...//Bersambung//...

...✳️✳️✳️✳️✳️✳️...

Wuhhh

akhirnya bisa apdet lagi yah.

Bagaimana menurut kalian gaes?

❄️❄️ Jangan lupa klik segi lima dibawah yah tayang tayang ❄️❄️

❇️❇️Jangan lupa untuk follow akun author ❇️❇️

Laffyouall ♥️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!