Pagi yang cerah menyapa sebuah bangunan yang di isi dengan banyak siswa berlalu lalang setelah apel pagi, seorang gadis cantik berjalan sendiri menyusuri halaman sekolah
Gadis yang cantik dan pemalu tersenyum menyapa beberapa guru dan juga siswa lain nya, meski beberapa mereka tidak membalas senyuman gadis itu malah menatapnya sini dia tidak membawa hati karena itu bukan yang pertama kalinya
Bibirnya menyungging kala melihat gadis lain nya tidak beberapa jauh darinya, gadis yang menjadi temannya sejak awal masuk SMA dia menyukai gadis itu karena keceriaan nya
Dia sedikit mengendap-endap membuat gadis itu terkejut menatapnya dengan kesal “Ashila!”.
“Hahaha Maafkan aku, apa yang sedang kau lakukan di sini?”. Tanya gadis itu penasaran menatap gadis di depannya menyelidik
“Tidak apa-apa hanya sedang melihat-lihat saja ayo masuk kelas”. Jawab gadis itu dengan cepat walau begitu, Ashila melihat seperti menyembunyikan sesuatu meski dia tidak terlalu banyak bicara
Lolita dan Ashila yang sekarang berada di ujung semester kelas dua belas mereka akan bersiap dengan beberapa ujian untuk menentukan perguruan tinggi mereka membuat mereka menjadi orang-orang yang sangat sibuk
Walau begitu mereka akan menyempatkan beberapa kegiatan yang menyenangkan hati mereka, seperti keluar jalan-jalan dan bermain disebuah taman
Hanya berdua dengan Lolita karena hanya gadis itu yang di miliki oleh Ashila sifatnya yang pemalu membuat dirinya jarang memiliki teman di tambah wajahnya yang cantik sering kali membuat gadis lain iri untuk berteman dengannya
Itu bisa terlihat sejak semester awal dan Ashila bersyukur karena ada Loli disamping nya gadis tu selalu berteman baik dengannya meski yang lain membenci nya
“Hei belakangan ini kau dekat dengan cowok ya?” Tanya Lolita menelisik meski dia sudah tahu dari lubuk hatinya dan sesuatu hal yang tersembunyi di balik kantong SMA itu
“Umh… yeah”. Gadis itu mengangguk berkali-kali, sebenarnya dia bukan tidak ingin memberi tahu Lolita tapi gadis itu menunggu waktu yang tepat
Mengingat percintaanya yang selalu gagal di masa SMA dia tidak ingin melihat lolita bersedih dan merasa bersalah karena itu dia ingin menguatkan hubungan nya terlebih dahulu
Tapi gadis di depan nya menatapnya dengan marah dengan perasaan kesal seakan Ashila melakukan kesalahan besar kepadanya.
“Ada apa? Kamu marah ya? Aku sengaja tida memberi tahu karena tidak ingin membebani mu”.
“Sudah ku bilang Ashila aku bisa mendengar seluruh keluh kesah mu? Kau tidak percaya lagi pada ku?”
“Bukan begitu”.
“Ah sudahlah!”. Desah Lolita kasar melalui Ashila yang kini merasa bersalah dengan apa yang dia lakukan padahal itu bukan hal salah dia hanya membutuhkan sedikit privasi dan membuat wanita itu tenang.
Lolita menjadi sangat diam pada Ashila meski gadis itu sudah meminta maaf berkali-kali hingga jam istirahat tiba Ashila bergegas mendekat pada Lolita menatap gadis itu dengan sayu
Gadis itu menyunggingkan bibirnya dia tahu dia tidak akan pernah kalah dari Ashila, gadis itu akan selalu menunduk padanya seperti sekarang Ashila tampak memohon pada Lolita agar memaafkan dirinya
Ya seperti itu dan itu sudah sepatutnya, kau tidak memiliki teman selain aku. Lolita tersenyum miring menatap Ashila menghela nafas panjang seolah sangat kesal dengan sikap gadis itu “Kau tahu aku sangat kecewa,aku sangat khawatir kepada mu”.
“Maafin aku, Lolita aku g bermaksud bohongin kamu tapi tapi juga g mau nge bebani”. Kata Ashila dengan bodohnya lalu dia tersenyum pada gadis di depannya lagi dengan hangat “Kau tahu aku dekat dengan cowo, dia seangkatan kita”.
“Siapa?”. Tanya wanita itu sok penasaran . Ck dia tidak akan kembali pada mu, cowok sesempurna dia tidak pantas untuk mu . Lolita mengingat beberapa saat lalu ketika dirinya di tolak ole seorang cowo yang dia taksir
“Alex”.
Gadis itu berdecak dengan kesal membuat Ashila menjadi down dia menjadi sedikit bimbang karena jika sudah berekspresi seperti itu pastilah cowo yang mendekatinya tidak beres atau berakhir menjadi batu loncatan
Ya tidak sedikit karena di masa lalu banyak orang mendekati Ashila hanya untuk mendapatkan hati Lolita, mungkin Ashila sedikit sakit hati tapi menatap kembali Lolita Gadis baik dan ceria itu tentu semua orang ingin bersama nya bukan?
“Dia bukan Lelaki yang baik”.
Deg.
Dugaan Ashila benar walau dia sedikit ragu kali ini dia sudah jalan dengan Alex beberapa hari dan pemuda itu tampak sopan dan sangat baik kepadanya bukan seperti pemuda biasa yang mendekat hanya karena tertarik saja.
Tapi gadis di depan Ashila tampak sangat tegas memperngati dirinya hingga gadis itu terdiam beberapa saat dia masih ragu
“Aku akan coba jalan bareng Alex”.
“cih aku udah bilangin pokoknya’.
“iyaa”. Asila tampak ngeyel dia merangkul lengan Lolita mengajak nya ke kantin untuk makan siang . “Nanti kamu temenin aku, dia janji mau ketemu pulang sekolah”.
“Ya terserah”.
Di kantin kedua orang itu tampak sibuk memesan jajanan dan makanan berat yang akan mereka makan hingga ekor mata Asila menatap pemuda yang tidak asing baginya.
“Alex….”.
Kontak mata mereka bertemu namun di luar dugaan Alex tampak menatapnya sinis lalu berlalu begitu saja, padahal kemarin hubungan mereka sangat dekat.
“Ada apa dengannya?”. Gumam Ashila, Lolita yang menatapnya dari samping lantas tersenyum kala melihat perubahan Alex
Tidak sia-sia kerja keras ku, rasakan saja Ashila dia tidak menjadi milik ku tidak menjadi milik mu juga!.
Sampai lah usai jam sekolah Ashila tampak bersiap dengan ransel nya dia akan mengajak sahabatnya Lolita untuk bertemu dengan Alex, pemuda itu nyatanya sudah menunggu di parkiran namun bukan dengan wajah yang ramah pemuda itu malah menatap nya dengan marah
“Alex… kamu sudah menunggu lama?”.
“Sh*t!”. Alex melemparkan sesuatu di hadapan wanita itu sebuah foto yang menunjukan Ashila bersama dengan pria\, pria itu tampak merangkulnya “Ternyata kau hanya seorang pela**r\, kau bahkan memiliki kekasih yang jauh dari umur mu!”
Tidak pernah pria itu berkata kasar padanya namun kali ini Alex begitu menyakiti perasaan gadis itu, Ashila yang sudah banyak merasakan trauma enggan untuk menjelaskannya .
“Ternyata benar kata orang-orang, kamu bukan gadis baik-baik!!”.
“Terserah!! tapi kau sudah terlalu kejam Lex, dia itu paman ku!”.
“Halah mau bohong apa lagi, kau juga punya banyak selingkuhan kan!”.
Gadis itu menjadi semakin geram dia menampar Alex lalu pergi dari sana, di jelaskan juga tidak akan ada gunanya pikir gadis itu, karena itu sudah hal yang terjadi secara berulang kali.
“Ashila tungguin!”. Lolita mengejar gadis itu, dia terlebih dahulu menghadap Alex menunjukan senyum miringnya, tentu Alex merasa ada yang aneh dengan kedua orang itu “para gadis setan!”.
Ashila yang pada akhirnya pulang dengan keadaan yang murung membuat seorang pria di rumah itu menelisik wajahnya, pria itu tidak suka jika gadis kecilnya terlihat bersedih.
Pria itu adalah Bajha adik dari Ayah Ashila, pria muda itu mendekat pada keponakannya dengan tanda tanya yang besar dia menjadi enggan pergi karena tidak nyaman dengan keadaan sang keponakan.
“Nak ada apa?”.
“Paman… Paman di sini? Apa Paman tidak bekerja?”.
“Paman sedang mengambil beberapa dokumen penting yang ketinggalan, Paman akan pergi lagi”. Pria itu menunduk mensejajarkan tubuhnya dengan sang keponakan yang tampak mungil baginya walau nyatanya pria itu sendiri memiliki tinggi di atas rata-rata. “Tapi sekarang Paman merasa terganggu, kenapa wajah gadis paman ini menjadi kusut begini! Siapa yang sudah berani menggubah setelan nyaa!?”.
Perkataan Bajha membuat gadis itu tersenyum tipis lalu kembali bersedih, hal ini juga sudah biasa terjadi Bajha menunduk menggenggam tangan gadis itu rasa bersalah kini merasuki sanubarinya karena tidak bisa menjaga gadis kecilnya
“Katakan kali ini apa yang terjadi? Pemuda yang dekat dengan mu kemarin?”. Seolah Bajha dapat menebak perkataan dari Ashila, Gadis itu pun mengangguk membuat hati Bajha remuk
“Seseorang menfitnah ku lagi, namun ini lebih mengerikan ada beberapa lembar foto yang seolah membuat nama ku rusak paman”. Ashila tidak menyebut lengkapnya karena takut sang paman semakin merasa gagal
“Maafkan paman seharusnya Paman mampu melindungi mu, paman berjanji paman akan datang ke sekolah mu Ashila paman akan menemukan orang-orang yang membuat nama mu buruk”.
Ashila lantas menggeleng dia lebih tidak suka jika sang paman menyalahkan dirinya karena menurutnya ini semua terjadi karena kesalahan orang lain dan dirinya sendiri yang dia bisa bergaul dengan baik
Gadis itu sangat terkendala karena dirinya yang pendiam dan cantik membuat kebanyakan gadis menjauh darinya, jika dia berteman dengan anak lelaki dia akan lebih risih
“Aku tidak apa Paman, jangan menyalahkan diri mu”.
Bajha mengangguk hanya untuk sekedar menenangkan Ashila walau jauh di lubuk hatinya dia sangat kesal, baginya Ashila adalah malaikat kecilnya setelah keluarga nya meninggalkan dirinya satu persatu
Dan Ashila kecil yang baru saja berusia 5 Tahun tersisa untuknya gadis itu tumbuh bersamaan dengan dirinya di masa muda saat dia masih berusia 19 tahun sang kakak dan istrinya mengalami kecelakaan yang merenggut nyawa mereka
Kecelakaan yang tidak di selidiki walau jelas ada yang janggal di sana, dia sangat muda kala itu dan tidak memiliki kekuatan untuk melawan pihak yang berkuasa, untungnya semua asuransi bisa di cairkan hingga dia bisa melanjutkan kuliah sambil membesarkan Ashila
Sejak itu Ashila adalah setengah dari hidupnya, mereka tumbuh bersama walau begitu Bajha lebih merasa seperti seorang Ayah untuk anak itu meski orang-orang kerap mengira mereka sepasang kekasih atau kakak beradik.
Bajha menunduk mengusap kepala gadis kecil dengan lembut berjanji dalam hatinya akan membereskan semuanya dengan baik dia akan menemukan siapa orang yang membuat keponakan nya itu terganggu
“Paman jangan melihat ku seperti itu, aku benar-benar tidak apa-apa pergilah nanti paman terlambat!”. Ashila mendorong pria itu keluar dari rumah “Jangan kasihani aku, karena aku masih punya paman dan Lolita kalian berdua cukup untuk ku!”.
“Lolita?”. Bajha sedikit kesal pasalnya dia tidak terlalu menyukai gadis itu, baginya Lolita itu munafik dan juga menyebalkan dia menatap keponakan nya dia tidak berani melarang pertemanan kedua gadis itu karena takut melukai hati Ashila jadi memutuskan diam selagi Lolita tidak membuat keributan dan mengganggu tuan putrinya
“Yups bagi ku kalian adalah orang luar biasa, jadi aku tidak akan apa-apa selama ada kalian berdua!”. Ashila sudah mendorong pria itu keluar dari rumah
Bajha mengangguk menatap Ashila pria itu seperti membuat permintaan padanya
“Baiklah Tuan putri ku, sebenarnya aku sungguh keberatan ketika kau mengatakan diri mu tidak apa-apa aku tidak akan banyak bertanya tapi…”.
“apa?”. Tanya gadis itu itu penasaran
“Bisakah kau berjanji satu hal pada ku? Jangan dekat dengan pemuda manapun sampai kau lulus kuliah”.
Ashila dengan cepat menanggapinya karena dia juga memang tidak berniat untuk dekat dengan siapun untuk saat ini
“dan… kau harus punya privasi, maksud paman jangan terlalu terbuka pada teman mu Lolita paman mengerti jika kau menyayanginya tapi paman lebih menyayangi mu nak paman ingin kau punya pendirian”.
Sesungguhnya gadis itu sedikit terkejut dengan pendapat Bajha tapi sorot mata yang dalam itu bisa menunjukkan seberapa besar ketulusan pria itu pada dirinya jadi Ashila yang tidak ingin melawan mengangguk dengan serius.
“Good Girl, Baiklah Paman akan pergi makan lah yang banyak paman sudah memasak untuk mu”.
Pria itu beranjak pergi sampai mobil nya tidak terlihat lagi oleh Ashila barulah gadis itu menutup pintu lalu mengunci dari dalam, dirinya membersihkan tubuh terlebih dahulu lalu membawa buku-buku dan segala perlengkapannya ke meja makan
Bajha benar-benar memaksakan dirinya banyak makanan di sana itu adalah salah satu hal yang membuat Asila senang
‘Tring!
Sebuah pesan masuk, Ashila melirik ponselnya pesan dari Lolita yang sedang mengajak untuk bermain di mall, gadis itu teringat akan pesan dari Bajha dia merasa tidak enak pada Lolita
Tapi aku lebih sayang paman Bajha . Gumam Ashila dia tidak ingin membantas sang paman
“Maafkan aku Lolita, aku sedang belajar ini penting kamu bisa datang kita bisa belajar bersama”.
Pesan masuk pada gadis di ujung sana, dia berdecak kesal karena Ashila menolak ajakannya “Ck kenapa dia tumben-tumben nya, buat kesal saja siapa yang akan menanggung uang jajan ku jika pergi sendiri!”.
“Tapi aku ingin pergi dengan mu, jangan belajar terus di sekolah sudah belajar seharian kali ini saja”
Ashila membaca pesan itu dari ujung sana dia menjadi tidak enak hati tapi walau begitu dia tetap enggan pergi bersama dengan Lolita ujian sudah semakin dekat dan dia tidak ingin bermain-main
“Maafkan aku, tapi kali ini aku tidak bisa”. Ashila mematikan ponselnya, suasana hatinya juga sedang buruk membuat dia melakukan itu tanpa berpikir panjang terlebih dahulu
Sedangkan Lolita yang pesannya tidak kunjung terbalaskan menjadi sebal sendiri padahal sehari itu dia ingin jalan-jalan menikmati perbuatan nya beberapa jam yang lalu. Cih menyebalkan palingan dia akan memohon lagi! Akan ku beri kau pelajaran!
*****
“Padahal aku sudah bilang pada Paman, jika aku bisa pergi sendiri”. Ashila menatap lesu Bajha yang berada di sampingnya “Kantor Paman kan berlawanan arah”.
“Tidak apa Paman hanya sekalian berkunjung, sudah lama Paman tidak mengunjungi mu kesekolahkan”.
“Ck aku merasa seperti anak TK”.
“Kau memang anak TK di mata Paman”.
Kedua orang itu akhirnya sampai di gerbang sekolah setelah Bajha memaksa untuk ikutke sekolah Ashila, pria itu merasa harus ada yang di perbaiki di sana hatinya terasa remuk mendengar beberapa bullyan pada keponakannya itu membuatnya sangat kesal.
Jam sekolah berdering dan semua siswa bersiap untuk masuk kelas, Ashila menatap Paman nya dengan bingung karena pria itu tidak kunjung pergi dari sana tapi malah mengikutinya.
Dan yang paling membuat gadis itu terkejut adalah saat di mana Bajha malah menyapa wali kelas nya
“Halo Tuan ada yang bisa saya bantu?”. Tanya pria tua itu pada Bajha, dia sedikit melirik Ashila tapi wajah gadis itu bahkan sama bingungnya dengan nya
Bajha mendekat pada pria itu lalu membisikan sesuatu pada nya
‘Ah baiklah, kalau begitu silakan ikut saya”..
Ketiga orang itu berjalan menuju arah kelas di mana Ashila semakin bingung kala Bajha ikut masuk ke dalam sana lantas semua siswa menatap pada mereka terutama para siswi tidak bisa di pungkiri jika Bajha memiliki wajah yang rupawan membuat mereka tertarik
“Silahkan pak Bajha, sampaikan perlu anda”. Jelas Pak Soe selaku wali kelas mereka
“Ah baiklah, saya berdiri di sini hanya ingin menyampaikan sesuatu beberapa kali saya menderima laporan yang tidak baik mengenai keponakan saya terutama ini”. Bajha menunjukan sebuah foto di mana di merangkul Ashila dengan mesra “Saya tidak tahu siapa yang mengambil foto ini diam-diam”. Ucap Bajha tapi ekor matanya tertuju pada gadis yang gugup di ujung sana
“Foto ini membuat keponakan saya tidak nyaman, dia benar-benar keponakan saya yang saya angkat menjadi anak dan dia darah daging saya tapi ada oknum tidak bertanggung jawab yang membuat ini rumit”.
“saya punya bukti DNA dan berbagai macam bukti jika saya Ashila adalah keluarga pada umumnya dia gadis yang baik itu membuat saya cukup terpukul karena dia tidak punya banyak teman”.
Beberapa siswa di sana mulai berbisik mereka memang menjauhi Ashila tanpa alasan yang jelas, wali kelas mereka bahkan sedikit terkejut dengan pernyataan Bajha karena dia sendiri tahu jika Ashila adalah anak yang baik.
“Baiklah terimakasih untuk waktu kalian saya hanya ingin mengantar keponakan saya, dan saya harap kalian bisa berpikir positif saya begitu menyayangi Ashila sebagai putri saya”.
Bajha berlalu pergi dari sana setelah maksudnya tersalurkan dia meninggalkan ruangan kelas itu setelah mengedipka mata pada putri kecilnya Ashila, gadis itu tersenyum tipis entah ada apa dia merasakan sesuatu kelegaan dalam hatinya . Terimakasih Paman Bajha
Ashila menatap gadis di belakang nya dia sudah menduga hal ini, Lolita tanpak merajuk padanya karena tidak menuruti permintaan nya kemarin dia berjalan ke belakan mencoba membujuk gadis itu
“Hai…”. Sapanya dengan lembut namun seperti semakin kesal, Lolita berpaling bahkan ketika Ashila mencoba menggapai tangan gadis itu Lolita malah menghempaskan tangannya begitu saja
Entah apa yang membuat langkah Ashila berat dia berdiam diri di tempat enggan untuk mengejar gadis itu, menurutnya dia tidak salah karena mengabaikan ajakan Lolita dia sendiri harus menata masa depan apa itu salah?.
“Aku lapar”. Gumam Gadis itu beranjak pada meja nya kembali
Bajha sendiri membuatkan sarapan untuk keponakannya jadi Ashila tidak perlu lagi repot-repot pergi ke kantin diam membuka bekal nya dan menikmati makanannya di snaa
Ruangan kelas sangat sepi hanya ada beberapa siswa yang berlalu lalang di sana, mereka sedikit melirik Ashila yang hanya sendiri biasanya gadis itu akan bepergian dengan Lolita bak keluarga yang tidak terpisahkan.
“Kau sendiri?”. Tanya seorang gadis tomboy di sana, Sino bersama dengan teman-temannya gadis itu menghampiri Ashila lalu melirik kotak bekal nya ‘Hhmm kau membawa bekal, kau memasaknya sendiri”.
“Umh tidak, Paman Bajha yang memasak nya aku tidak terlalu pintar memasak”. Ucap Ashila gugup meski sering melihat mereka gadis itu terlalu tertutup hanya sekedar menyapa
“Paman Bajha? Yang tadi itu?”. Tanya Sino lagi. Dia manis sekali, apa benar dia seorang paman tidak heran juga kenapa wajah mereka mirip, ya mereka terlihat seperti kaka beradik
“Umh kau benar”. Ashila mengangguk dia sedikit menunduk, bukan karena tidak nyaman tapi karena gugup Sino terlihat sangat tegas
“Kalau ingin bergabung dengan kami, bergabunglah kapan saja jangan hanya berdua dengan Lolita gadis itu…… sebenarnya kami tersinggung jika kau mengasingkan diri seperti ini!”.
Sino pergi menjauh dari sana kembali bergabung dengan teman-temannya, mata Ashila masih mengekor pada gadis itu dia memberi senyum tipis kala menatap teman-teman sekelasnya
Mereka juga membalas senyuman Ashila mengayunkan tangan pelan hanya untuk sekedarnya menyapa Ashila, gadis itu mengangguk kembali memakan makanannya
Sino menatap teman-temannya dengan tajam, karena beberapa mereka bertindak tidak seperti biasa.
“Kenapa kalian tersenyum, bukankah kalian bilang sombong?!”. Ucap Sino dengan nada penuh tekanan”.
“Ah setelah di lihat-lihat tanpak nya dia ramah juga”. Jawab mereka cekikikan padahal alasan nya tentu bukan itu “Ternyata benar itu Pamannya, dia malah seperti Ayah pada Ashila uh aku iri”.
“Sh**’. kesal Sino lalu memukul kepala temannya, “Kita sudah menjauhi nya bertahun-tahun jangan bertindak sok kenal sapa sewajarnya karena kita harus fokus pada ujian yang tinggal beberapa minggu lagi!”.
“Ah Sino tidak seru, tapi baiklah ayo kita belajar”.
Sino mengangguk dia menahan lagi teman-temannya agar tidak bergerak dahulu, wajah nya terlihat seperti memikirkan sesuatu sebelum bertanya pada teman-teman nya
“aku tidak tahu mengatakan apa, tapi Lolita… ku harap kalian tidak harus mendengarkan semua ucapannya menurut ku dia bukan gadis yang baik”.
“Yah dia sedikit rese”. Ujar mereka, lalu kembali ke kursi duduk mereka masing-masing.
*****
Di luar sana Lolita merasa semakin jengkel karena Ashila tidak mengejar nya,dia menjadi bertanya-tanya apa yang ada di benak gadis itu hingga melakukan semua itu, pada seharusnya Ashila itu harus berada bersama nya memohon kepadanya.
Belakangan ini gadis itu banyak berubah membuat dirinya semakin kesal, di tambah juga kedatangan Bajha yang membuat beberapa siswa melirik pada Ashila gadis itu juga memiliki respon yang baik
Satu hal yang Lolita takutkan jika gadis itu punya teman lain, maka Ashila tidak akan bergantung padanya lagi . Ck kau bahkan tidak akan bisa memiliki teman kecuali aku!
Gadis itu berjalan ke sebuah tempat di mana beberapa teman dekatnya berkumpul di sana, teman-teman yang frekuensi dengannya, salah satu dari gadis itu jugalah yang menjadi musuh Ashila karena penolakan pemuda tahun lalu.
Lina anak dari pemilik yayasan tempat mereka sekolah meski begitu dia memiliki reputasi yang cukup buruk membuat dirinya di jauhi beberapa siswi yang tidak ingin mencari masalah
“Ada apa? Tumben datang ke sini?”. Tanya gadis itu sinis . “Kau tidak membawa ajudan mu huh?”.
“Ah biarkan saja dia, diasedang sangat sibuk dengan pelajarannya hingga tidak punya waktu untuk menemani ku…, oh ya apa kalian tahu jika dia tadi membawa walinya”
Lolita tanpak diam dia berpikir seharusnya masalah ini tidak melibatkan Lina,kedoknya sendiri akan terbongkar
“Dia membawa walinya? Ya aku sudah mendengarnya sepertinya dia membujuk pria itu untuk membersihkan namanya”. Lina berkata dengan aknguh sambil fokus pada dirinya sendiri dia tidak terlalu dendam pada gadis itu lagi, dan itu nampak dari tingkah Lina
“Ya dia cukup menyedihkan bukan? Tapi ada satu hal yang ingin ku beri tahukan kepada kalian ”. Lolita tanpak gugup dengan wajah lesu
Hati gadis itu nyatanya masih bergumuruh tidak terima dengan yang terjadi, membayangkan Ashila yang memiliki hidup tenang membuat dirinya tidak rela jika gadis itu punya teman lain
Ya baginya Ashila harus tetap datang kepadanya memohon untuk kembali berteman dengannya bergantung hanya kepada dirinya sendiri.
Bahkan masa terakhir SMA pun tidak akan bisa berjalan dengan tenang!. gumam Lolita merencakan satu hal dalam benaknya di tidak bisa berbuat jauh lagi dia akan menggunakan orang lain
“Dia menjadi sangat tinggi hati setelah berhasil menghancurkan perasaan Alex dari kelas sebelah kami, kau tahu dia bisa saja menarik perhatian kekasih mu Erik, ku lihat kemarin mereka tanpak saling melirik”.
Lina yang memang dari dasarnya memliki sifat cemburu yang teramat sangat dan juga cemburu buta yang keterlaluan tatapan nya menyala meyakinkan jika hal yang didengarnya tidak salah
“Kau tahu dia pernah melakukan hal yang sama pada mu, kenapa sekarang tidak?”. Lolita berbinar karena gadis didepannya mulai terpancing . Aku akan menggunakan nya . Seketika wajah Lolita berubah menjadi cemas dia tidak bisa terlihat menjatuhkan Ashila karena dia masih membutuhkan gadis itu untuk kedepannya
“Aku sebenarnya tidak ingin mengatakan ini, karena baik diri mu dan Ashila kalian berdua sama-sama teman baik ku”. Lolita menunduk . “Aku tahu Ashila salah, bisakah kau memaafkannya?’.
“Tidak! Gadis itu harus mendapat ganjaran nya!”. Dengan tatapan menyala dan hati yang tidak tenang, Lina dan kawanan nya segera menyusul Ashila ke ruangan gadis itu
Di kelas hawanya sudah sangat tidak baik ketika gadis itu datang ke sana dia langsung menyergap Ashila yang tanpak belajar dengan tenang.
“Hei gadis sia*an kau ternyata tidak jera juga ya!”. Bentak Lina membuat Ashila bingung, tangan Lina yang langsung menarik rambut Ashila membuat gadis itu meringis “Beraninya kau mendekati kekasih ku sialan! Kau juga sangat tinggi hati belakangan ini dasar murah!”.
“Argh… Lina, apa yang kau lakukan lepas! Sakit sekali!”. Ashila bingung dengan perlakukan yang di lakukan Lina dia mencoba melawan karena menurutnya itu tidak benar “Aku tidak melakukan apapun! Sekarang lepaskan aku!”.
“Halah silan ini tidak ingin mengaku juga!”.
“Aku memang tidak melakukan apapun!”.Kali ini Ashila melawan dengan kekuatan lebih, dia menepis tangan Lina membuat gadis itu meringis kesakitan
“Beraninya kau!”. teriak Lina membuat beberapa bawahan nya ikut mengeroyok gadis malang itu
Tidak ada yang berani menyela mereka karena mereka sendiri tahu bagaiamana kekuasaan Lina dan orang tua nya yang merupakan konglmerat dan juga pemilik Yayasan sekolah mereka, tahun terakhir ini mereka tentunya tidak ingin bermasalah
“Cuih! Ini hanya peringatan Ashila, jika kau masih berani bertingkah lihat saja bahkan Paman mu itu juga akan kena Imbasnya!”. Teriak Lina keluar dari ruangan itu, di daun pint seorang gadis tersenyum tipis sebelum berjalan mendekat pada Ashila yang tergeletak mengelap luka-luka di wajahnya
“Ashila!”. Teriak Lolita dengan nada khawatir dia dengan cepat menolong gadis malang itu “Astaga, ada apa dengan mu? Siapa yang melakukan ini?”.
“Su..sudahlah tidak apa-apa aku baik kau jangan mencari gara-gara dengan mereka ya, kau tahu LIna itu sangat sensitif”.
“Tapi ini sudah keterlaluan, ita harus melapor pada Guru”.
Ashila menggeleng itu tidak akan ada gunanya, Lina pasti akan berbuat lebih kezi dan Ashila tidak ingin Paman dan temannya terkena imbas meski dia sendiri tidak mengerti kenapa Lina sampai semarah itu padanya tapi dia masih bisa menahan karena itu tidak lebih buruk dari dua tahun yang lalu.
Lolita memutuskan untuk membawa Ashila ke UKS untuk mendapatkan penanganan pertama, hanya gadis itu yang bertindak karena beberapa gadis lain enggan karena ini menyangkut Lina
Kecuali salah satu gadis tomboy, Sino melirik Lolita dengan tajam gadis itu merasa ada hal yang tidak beres dari Lolita karena dia tahu jika Lina dan Lolita itu adalah dua orang yang cukup akrab . Aku apa aku harus mengurus ini? Biarkan saja?
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!