Saat tengah malam, tidur Kayneth terusik. Sang Tuan muda, pewaris dari seluruh kekayaan keluarga Grande.
Sebelum kecelakaan yang memang disengaja oleh keluarga 'parasit' nya, Kayneth menikah dengan seorang wanita pilihan dari Ibu tirinya yang terpaksa Kay nikahi karena sang Papa yang memerintahnya. Dengan pernikahan itu, sang Tuan muda mendapatkan warisan.
Setelah Kayneth menikah dengan wanita bernama Sophia, Papa Kay meninggal dunia dengan mencurigakan. Saat Kayneth mengusut kematian sang Papa, ia pun malah terlibat kecelakaan.
Mata Kay terbuka dengan perlahan, suara lenguh4n terdengar dari arah sofa di kamar tidurnya.
“Ahhhhhh, sayang... faster... faster!“ suara err4ng4n seorang wanita terdengar begitu bern4ffsuu.
“Emm, ahhhhh..." geraman suara seorang pria juga terdengar. Suara keduanya saling menimpali, mereka tidak mempedulikan Kayneth yang terbaring lumpuh total di tempat tidur.
Kay hanya mampu menatap langit-langit kamar, bahkan hanya sekedar menggerakkan lehernya ke arah sofa di samping ia tidak mampu. Tubuhnya lumpuh total, sang Tuan muda hanya mampu menggerakkan bola matanya. Bahkan ia tak bisa bicara, bisu sepenuhnya.
Selama 7 bulan ini, Kayneth bak mayat hidup. Seluruh kegiatan nya dibantu oleh para maid dan beberapa perawat pribadi.
Orang yang merencanakan pembunuhan pada Kay adalah salah satu anggota keluarga Grande, belum diketahui siapa pelakunya.
Jika itu Ibu tiri Kayneth, sedikit kemungkinan nya wanita setengah baya itu mencoba membunuh Kay disaat warisan sang Tuan muda masih belum beralih padanya. Sebab jika Kay meninggal, warisan akan jatuh ke tangan sepupu jauhnya dari pihak Nenek yang bernama Alshava.
“Ahhhhh..." l3nguuh4n panjang pun terdengar, mengartikan kedua manusia lucnutttt yang bergelut dalam hubungan terlarang di atas sofa sudah mendapatkan kepuasan.
Ya... istri Kayneth melakukan hubungan badan bersama salah satu pria di kediaman Grande.
Kay tentu saja dapat mengenali suara pria itu, ia hanya bisa mengutuk keduanya dalam hati.
Terdengar pintu terbuka lalu menutup kembali, tak lama Sophia mendekat ke arah ranjang. Dengan cepat Kay menutup matanya, ia berpura-pura tidur kembali.
“Ck! Menikah dengan mu baru beberapa minggu, kau sudah kecelakaan! Bahkan kau tak pernah menyentuh tubuhku! Sayang sekali bukan, k3pera-wan4n ku dinikmati para sepupumu. Ahhh... mereka begitu menggair4hkan. Aku begitu menikmati dipuja-puja oleh mereka.“ Sophia terdengar tak tau malu, karena ia tidur bukan hanya dengan satu pria.
Suara istrinya tak terdengar lagi, Kay mengintip membuka sedikit matanya.
Tuhan! Sampai kapan aku harus seperti mayat hidup seperti ini? Bahkan hanya untuk membuka mulutku dan mengutuk perbuatan istriku... aku tidak bisa!
Kayneth benar-benar mengharapkan keajaiban, dan tiba-tiba... ia bisa menggerakkan jari-jarinya.
Mata sang Tuan muda membelalak!
.
.
Pagi hari berjalan seperti biasa, tak ada yang terjadi.
Para maid pria memandikan Tuan muda mereka, memakaikan baju bahkan memberi sarapan karena meskipun Kay tak bisa bicara sang Tuan muda tentu saja bisa mengunyah makanan.
Salah satu maid kepercayaan Kay mendekat, sebenarnya maid itu adalah seseorang yang dikirim oleh pelindung Kay yaitu saudara dari pihak sang Nenek, masih sepupu Kayneth yakni Kakak laki-laki dari Alshava. Perempuan yang akan mendapatkan warisan jika Kay sampai meninggal.
“Tuan, bagaimana perasaan Tuan muda hari ini? Lihatlah, cuaca sedang indah. Apa Anda ingin menikmati matahari di taman?“
Kay mengedipkan mata satu kali, itu artinya ia mau.
“Baik, saya akan mempersiapkan Anda untuk pergi keluar rumah.“
Kayneth tersenyum, ia berusaha untuk bicara namun lagi dan lagi suaranya tak dapat keluar.
“Tidak apa-apa, Tuan muda. Suatu hari, Anda akan sembuh. Yakinlah...“ Maid laki-laki itu tersenyum, lantas ia menunduk ke arah telinga Kay namun ia berpura-pura merapikan rambut Tuan-nya yang berantakan.
“Tuan, sepupu Anda Tuan Octavius masih menjaga Anda. Jangan khawatir, Anda juga tau... di Mansion ini banyak anak buah Tuan Octavius.“
Kayneth hanya mampu tersenyum kembali, ia merasa bersyukur masih ada keluarga yang sayang padanya dengan tulus tanpa menginginkan hartanya.
____
Mau lanjut...???
Like, komen wkwk 😅
Seminggu kemudian....
Brak!
Maid kepercayaan Kayneth masuk ke dalam kamar dengan tergesa-gesa, wajah laki-laki itu sarat akan kekhawatiran dan kesedihan.
“Tuan muda, gawat! Nona Ava tertembak, ada yang ingin membunuhnya! Keadaan Nona saat ini kritis!“
Degh!
Kay mengepalkan kedua tangannya dengan erat dibawah selimut, ia hanya bisa menggerakkan jari-jari tangannya sedangkan anggota tubuhnya yang lain masih belum ada perkembangan.
Tiba-tiba Ia mengingat masa kecilnya sampai masa remaja bersama Alshava memang sudah lama ia tak bertemu saudara jauhnya itu sejak ia sibuk belajar kemudian sibuk bekerja.
Namun dari informasi yang Kay dapatkan, Ava masih perempuan yang baik hati seperti dulu saat mereka masih remaja. Ava yang cantik bagaikan Dewi, dengan pribadi yang ceria. Banyak lelaki yang menginginkan Ava menjadi istri, namun Ava selalu menolak.
Sejak Kayneth mempunyai rasa lain pada saudara jauhnya itu, saat itu pula Kay mulai menjauhi Ava dengan cara menyibukkan dirinya dengan belajar hingga bekerja. Sudah hampir 10 tahun, Kayneth menghindar agar tidak bertemu Ava dalam acara apapun dalam keluarga. Karena meskipun menjauh, hatinya tetap untuk Ava-nya.
Tidak! Ava! Maafkan aku... ini salahku karena menunjuk mu sebagai pewaris ku jika aku mati! Maafkan aku sayang...
Kay berusaha menggerakkan tubuhnya, ia ingin sekali berlari pada Ava-nya. Ia menyesali sudah menjauhi wanita yang dicintainya hanya karena takut omongan orang jika dia bersama Ava padahal mereka masih bersaudara, ia menyesali semuanya.
“Aaaa.. aaa...“ tiba-tiba suara Kayneth terdengar.
Mata sang Maid membola dengen sempurna, ia berlari ke arah ranjang. “Tuan muda! Anda bisa bersuara...“
Kay bahkan lebih terkejut, ia mencoba mengeluarkan suara kembali. “A... Ava... ku..“
Mata Kay sudah basah, membayangkan kondisi Ava yang terbaring kritis.
“Tuan ingin melihat Nona Ava?“
Kay mengedipkan matanya sekali.
“Baiklah, saya akan siap-siap.“
Kayneth menggerak-gerakkan jarinya di dalam selimut, dan pergerakan itu terlihat oleh sang Maid. “Anda__"
Zein sang Maid menyibak selimut, ia benar-benar senang melihat sang Tuan mampu menggerakkan jari-jari tangan.
“Ssttt... ja... ngan... bi.. ar... kan... orang... lain... tau...“ ucap Kay terbata-bata.
Zein mengangguk.
“Ava... ayo... pergi... melihatnya..."
Persiapan keberangkatan sang Tuan muda telah siap, beberapa orang ikut dengan Kay sebagai pengawal.
.
.
Di ruangan ICU rumah sakit tempat Alshava terbaring dalam keadaan kritis akibat tembakan menembus perutnya hingga limpa pecah, Kay duduk di kursi roda. Diluar tadi sebelum masuk ia bertemu dengan Octavius, mereka hanya saling menyapa dengan normal tanpa ingin terlihat akrab.
Kemungkinan adanya mata-mata diantara para anak buah Kayneth yang ikut datang, menjadikan keduanya harus berhati-hati dalam bersikap.
Saat Kay mendekat ke arah ranjang rumah sakit, di atasnya Ava tertidur seperti putri salju yang menunggu pangerannya datang.
Meskipun wajah Ava pucat, namun kecantikan perempuan itu masih terpancar bahkan bibir Ava tampak tersenyum lembut seolah wanita itu sedang tertidur bukan dalam keadaan kritis.
Ava, maafkan aku...
Kay ingin sekali menciumi wajah Ava, namun keterbatasan nya membuat pria itu tidak berdaya.
Hei gadis jahil! Bangunlah... ! Aku menyesal sudah menjauh darimu, aku merindukan kejahilan mu padaku! Lihatlah aku sekarang Va... aku lumpuh. Apa karena aku berdosa padamu? Apa kamu begitu membenciku, hingga selama 7 bulan aku sakit begini... kamu tidak pernah sekalipun datang melihatku? Ava... Ava...
Tak bisa berbuat apapun meskipun ia berada di dekat Ava, Kayneth pun memutuskan untuk pulang.
Baru saja kursi roda Kay di dorong masuk ke dalam Mansion, para pelayan di kediaman Grande berteriak histeris.
Kayneth melirik Zein, sang Maid segera mencaritahu apa yang terjadi. Tak berapa lama, Zein kembali.
“Tuan muda, Nyonya Shopia ditemukan lemas di taman samping. Dokter keluarga sudah dipanggil, tapi penyebab sementara... ada luka di belakang kepala Nyonya. Dugaan sementara, ada seseorang yang memu-kul kepalanya.“ Zein menjelaskan.
Kay memejamkan matanya, apa lagi ini?
Sekitar satu jam kemudian, Sophia selesai di periksa dan Dokter mengatakan ada luka akibat benda tumpul di belakang kepala wanita itu.
Setelah Dokter pergi, para penghuni rumah masuk untuk melihat keadaan Sophia di dalam kamar lain bukan kamar Shopia bersama Kayneth.
Beberapa wanita di kediaman Grande tersenyum miring, dua diantara para wanita adalah istri dari sepupu Kay yang 'tidur' dengen Sophia. Mereka sangat membenci Shopia, karena suami mereka digoda wanita itu dan akhirnya berselingkuh dari mereka.
“Briana, ini bukan perbuatan mu kan?“ bisik Elaina, salah satu wanita yang suaminya selingkuh dengan Sophia.
“Apa kau gila?! Meskipun wanita ini adalah seorang jalaang, dia putri dari Tuan Robbin. Kau pikir aku punya nyali menyakiti putrinya! Apa itu kau?“ Ujar Briana sama berbisik nya, dia memicingkan mata ke arah Ela.
“Dia memang wanita sial-an! Tapi aku juga seperti mu, mana berani aku mencoba membunuh putri dari Tuan Robbin. Bisa mati ditembak aku, menantang seorang Mafi4 gelap!“
“Huh!“ keduanya menghela nafas kasar.
Memanglah wajah Shopia sangat cantik dan menawan, hingga suami-suami mereka tergoda oleh wanita itu.
Ibu tiri Kayneth adalah sepupu dari Ayah Sophia, jadi dia dan Shopia masih bersaudara meskipun memang ada rahasia di balik itu.
“Nyonya Rihana, bukan kami pelakunya.“ Ujar Ela, dia takut Rihana menuduh mereka.
Rihana, ibu tiri Kay hanya menatap sinis pada kedua wanita itu. “Aku akan tetap menyelidiki kalian, saat aku menemukan siapa yang berani mencoba menyakiti Sophia... tak ada ampun baginya karena saudaraku Robbin akan membunuhnya!“
Ela dan Briana bergidik ngeri, meskipun harga diri mereka sudah diinjak-injak oleh Sophia namun pada akhirnya mereka hanya bisa menjadi wanita lemah dan membiarkan suami-suami mereka bermain dengan Shopia karena mereka takut pada Ayah Shopia.
.
Di kamarnya Kay sudah berbaring karena kelelahan terus duduk di kursi roda, ia terus memikirkan Ava-nya.
Brak!
Pintu kamar kembali terpelanting seperti tadi pagi saat Zein mengabarkan tentang tragedi yang terjadi pada Alshava.
Jantung Kay berdetak tak karuan, ia takut mendapatkan kabar buruk tentang Ava.
“TUAN! Istrimu berubah...!“
Kayneth tidak mengerti, ia hanya menatap Zein dengan tatapan penuh pertanyaan.
“Saat terbangun... Nyonya Shopia menampar Nyonya Rihana!“
Hah? Tidak mungkin! Shopia begitu menurut pada Rihana... karena Ibu tiriku itu pun sangat menyayanginya! Mereka berdua adalah wanita jahat dan sekutu yang bersekongkol! Ada apa ini?
____
Yang baru baca di bab 1, nama Xender diganti ya 🙌🏻
Tap
Tap
Tap
Shopia berjalan ke arah kamar tidurnya selama ini bersama Kayneth setelah membuat seisi Mansion terheran-heran karena perbuatan nya pada Nyonya Rihana.
Sementara Nyonya Rihana masih syok terkena tamparan mendadak dari Sophia padahal ia tidak merasa mempunyai salah pada wanita itu. Rihana masih di tenangkan oleh pelayan pribadinya di dalam kamar tempat Shopia diperiksa oleh Dokter.
Di dalam kamar-kamar Mansion tidak ada Cctv, begitupun di kamar Kay. Namun meskipun begitu, Kay selalu berhati-hati.
Saat pintu kamarnya terbuka dari luar, Kay tidak tau siapa yang datang namun Zein menunduk memberi hormat pada orang itu.
“Nyonya datang,“ hormat Zein pada Shopia.
“Pergi!“ titah Sophia, sikapnya masih seperti biasa, congkak.
Kayneth mendelikkan mata, apanya yang berubah? Istrinya itu masih terdengar arogan!
Zein juga salah tingkah, apa sang Nyonya masih sama. Masih angkuh?
Zein melirik ke arah sang Tuan, begitu pun Kay. Keduanya punya pemikiran sama!
“Tunggu apa lagi! Pergi dan tutup pintunya!“ sekali lagi Sophia membentak.
Glek!
Zein salah duga, ternyata sang Nyonya masih lah wanita yang sama.
Huh! Aku sudah senang Nyonya Shopia menampar Nyonya Rihana! Aku kira dia sudah berubah, tapi ternyata.... Ck!!! rutuk Zein dalam hati seraya keluar dari kamar, tak lupa sang Maid menutup pintu.
Kini hanya ada Shopia dan Kay di dalam kamar, wanita itu mengamati sekeliling kamar dan berjalan ke arah meja sofa. Tiba-tiba ia berjongkok dan sedikit melongok kan kepalanya ke bawah meja sofa dan....
Dapat! Ada alat penyadap disana, Sophia mencopotnya.
Shopia terus berkeliling, ia tau tidak ada Cctv di kamar namun ia sendiri lah yang menaruh alat penyadap di kamar itu.
Hampir 10 menit lebih Sophia berkeliling dan berhasil mencopot alat penyadap di beberapa barang di kamar.
Oke selesai!
Setelah merasa aman, Shopia mendekat ke arah ranjang dimana Kay berbaring tak bergerak.
Kau menatap wajah Shopia, biasanya wajah Istrinya akan berekpresi ji jikk padanya namun tidak kali ini. Shopia sedang memandangnya dengan tatapan sendu, ada sorot lembut dalam mata wanita itu.
Apa ini?! Kenapa dia memandang ku seolah dia mencintai ku? Batin Kay.
Sophia duduk di tepi ranjang, tangan nya terulur ke wajah Kay. Wanita cantik bak boneka hidup itu mengelus wajah Kayneth dengan lembut.
Di bawah selimut, Kay mengepalkan tangannya. Ia begitu ji jikk disentuh oleh wanita pelacurr seperti Shopia. Wajah Kay menegang dan Shopia mengerti jika Kay tidak suka. Wanita itu pun menghentikan tindakan nya.
“Kamu pasti ji jikk ya padaku?“ Sophia tersenyum miris, “Tapi maafkan aku, meskipun kamu benci padaku... mulai sekarang kamu harus menurut padaku. Aku akan menyembuhkan mu, aku akan menyelamatkan mu dari mereka! Aku berjanji!“
Sophia membuka selimut, menarik tangan besar Kay lantas menempelkan punggung tangan pria itu di sebelah pipinya.
Kay tercengang, sungguh diluar nalar!
Tatapan itu, tatapan Sophia padanya penuh cinta!
Tidak! Ini sungguh gila! Tidak mungkin penyihir ini mencintai ku! Bahkan dia pernah menendang tubuhku dan menampar wajahku berkali-kali. Wanita iblisss!
Berbeda dengan sorot penuh cinta dari Sophia, tatapan Kay penuh dengan sorot dendam.
“Hhhhh... tidurlah tapi minum dulu obatmu.“ Sophia mengambil remote untuk memposisikan ranjang khusus Kay ke posisi setengah berbaring.
Sejak kapan kau perduli, wanita iblisss! Kay masih merutuki Sophia.
Sophia meminumkan sendiri obat pada Kay, biasanya ada perawat khusus.
“Telan lah, jangan terus memandangiku seperti itu atau kamu akan tersedak.“ Sophia memberikan air minum agar obat tertelan.
Glek glek
Dengan patuh Kay menelan obat-obatan seperti biasanya.
“Aku punya kenalan yang ahli akupuntur, dia dikenal dengan 'Dewi Seribu Jarum' bernama Yu Jie. Kebetulan dia sedang melakukan proyek pembuatan formula di negara kita, besok aku akan pergi menemuinya. Dia orang hebat, jadi pasti sibuk. Harus aku sendiri yang menemuinya, kamu tunggu di rumah ya.“
Lembut sekali Sophia bicara, bahkan dengan telaten wanita itu mengusap sudut bibir Kay karena ada sisa-sisa air minum yang keluar dari mulut suaminya itu.
“Sekarang berbaring lah,“ Seperti tadi, Sophia menekan tombol remote sampai ranjang Kayneth kembali lurus.
“Mulai malam ini aku akan tidur di ranjang dengan mu, untuk menjagamu.“
Kay semakin tidak mengerti, kenapa istri jahatnya tiba-tiba berubah?!
___
Kalo ada salah-salah nama, misalnya Sophia kdg Shopia. Kadang keder aku tuh karena mirip, jadi maklumi ya karena kalo revisi terkadang susah. Nama-nama lain juga ada yang salah tp gk parah😅
Untuk informasi "Dewi Seribu Jarum" ada novelnya loh, nama pemeran utamanya Yu Jie.
Yang mungkin penasaran sama novelnya, ada dibawah ini dengen novelku yang lain yang bertema Transmigrasi/Time Travel 🙌🏻
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!