"Jason, terima kasih atas kinerja kerasmu di rumah sakit ini selama beberapa bulan, aku sudah melihat kinerja kami selama magang dan kamu tidak mendapatkan kesempatan untuk menjadi dokter resmi di rumah sakit ini, besok tidak perlu datang lagi ya."
Mendengar perkataan departemen rumah sakit Jason sangat terkejut, dan dengan ragu bertanya "Dokter Roni bukankah nilai magang ku selalu nomor satu diantara yang lain?."
Dokter Roni berkedip beberapa kali "Nilai tidak dapat mewakili semuanya, aku memilih berdasarkan kinerja kalian secara keseluruhan selama magang. Kamu tidak perlu protes lagi, pergilah.
Setelah keluar dari ruangan Dokter Roni, Jason kembali ke Departemen gawat darurat.
Melihat Jason kembali dokter yang bertanggung jawab atas Jason bertanya. Bagaimana? kamu di rekrutkan? Namun melihat ekspresinya dia tertegun "kamu tidak direkrut?
Jason mengangguk tak berdaya
"Tidak mungkin, kinerja mu paling baik diantara yang lain."
"Dokter Roni yang bilang, katanya nilai tidak dapat mewakili segalanya. Ya sudah lah dokter terima kasih telah mengajari ku selama magang, mungkin rumah sakit ini tidak cukup dengan mengandalkan nilai dan kerja keras."
"haih" dokter tino menghela napa dia juga tidak bisa berkata apa apa lagi.
Tepat ketika Jason sedang merenung, di luar gedung terdengar sirine ambulance yang semakin lama semakin dekat.
Hari ini dokter tino yang bertugas, jadi sebagai dokter magang dibawah tino, jason juga harus ikut menerima pasien tersebut.
Di depan pintu, seorang perawat sudah mengangkat pasien pria paruh baya yang lumayan gemuk katanya kecelakaan lalu lintas.
Namun setelah di amati dari atas sampai bawah selain wajahnya yang pucat pasien ini tidak ada luka lain. Harusnya cedera pasien lumayan ringan.
Kenapa pasien ini agak berbeda?Jason bisa melihat semua tulang dan pembuluh darah di seluruh tubuh pasien ini, dia mengira salah lihat namun diluar dugaan ketika dilihat kembali masih sama.
Akhirnya Jason mengerti jangan jangan dia mendapatkan kemampuan khusus.
Pada saat ini, dokter yang mengantar ke ruangan berkata "pria ini ditabrak sebuah sepeda motor yang melawan arah. Ketika kami tiba ditempat kejadian untuk menyelamatkan nya, dia masih bisa berbicara dan bereaksi. Tapi sekitar lima belas menit yang lalu detak jantung dan napasnya meningkat, tekanan darahnya juga terus menurun."
Tino mengerutkan kening dan bertanya, "Apakah ada luka luar lainnya? Kemungkinan patah tulang atau pneumotoraks sudah diperiksa?"
Dokter itu menggeleng. "Tidak ada. Di tempat kejadian tadi, kami sudah memeriksa semuanya dan pasien sendiri mengatakan dia tidak apa apa selain luka lututnya."
Jason mengerutkan kening kalau begitu sebelum naik ambulance fraktur tertutup pasien ini tidak terdeteksi oleh dokter?
Untuk sesaat, Jason merasa sangat sial. Jason langsung bertanya "Sebelum naik ambulance pasien masih bisa menjawab pertanyaan dengan jelas, tapi sekarang tiba tiba menunjukan gejala yang mirip dengan kehilangan darah?"
"Berarti hanya ada dua kemungkinan. Salah satunya kalian tidak memeriksa keadaannya dengan cermat sebelum naik ambulance. Dan ke dua, gejala pasien yang terlihat sekarang ini terjadi selama perjalanan di ambulance."
"Apakah selama perjalanan ada banyak polisi tidur atau guncangan kuat yang menyebabkan pasien memiliki gejala seperti ini?"
Dokter tersebut melihat jason yang papan namanya bertuliskan "dokter magang" dia merasa agak kesal mengahadapi pertanyaan tersebut. Namun setelah dipikir pikir sepertinya memang ada hal seperti itu diperjalanan.
Dokter gawat darurat itu pun mengangguk.
"Setelah kamu bilang begitu, ada kemungkinan benar. Aku ingat dipersimpangan jalan ada seorang anak kecil tiba tiba menyeberang jalan dan pengemudi mengerem mendadak."
"Bagian dalam mobil memang terguncang, tapi saat kami mengamati pasien, kami tidak menemukan ada yang aneh."
"Bagaimana kamu bisa tahu bahwa keadaan syok hemoragik pasien ini disebabkan rem itu?"
Jason tidak punya waktu untuk menjelaskan. Kedua tangannya segera menekan paha kanan pasien, lalu menoleh ke dokter tino dan berkata "Dokter Tino, cepat ambil tourniquet dan alat alat yang perlukan untuk melakukan REBOA! Kondisi pasien sangat berbahaya.
Menghadapi Jason tiba tiba gugup dan panik Tino agak bingung, ada apa dengannya hari ini?biasanya hanya mencatat dibelakang kenapa sekarang memberi saran?
"Jason, kamu?"
Tiba tiba suara sangat lantang terdengar dari belakang.
"Bagaimana kamu menentukan bahwa pasien ini mengalami syok hemoragik? Bagaimana kalau teryata dia mengalami pneumotoraks tertutup atau hanya trauma karena kecelakaan?"
Begitu semua orang berbalik untuk melihat orang yang berbicara, mereka langsung terkejut.
Tino tentu saja mengenali orang di depannya ini.
Orang ini adalah wakil direktur rumah sakit ini Panji kusuma.
Semua orang terkejut dan merasa aneh. Dengan pekerjaan Direktur Panji jadi jarang masuk ke rumah sakit kecuali untuk menghadiri pertemuan internal. Bahkan Jason pun tak akan mengenal Direktur nya.
Jason menatap mata Panji sambil berkata perlahan, "sejak pasien itu masuk, aku memperhatikan kaki kanan pasien itu sedikit bengkak dan pucat dikombinasi dengan gejala pasien saat ini, seperti tekanan darah dan pernapasan cepat.
"Aduh, Jason ini benar benar bocah yang tidak takut mati! Apakah dia tidak tahu bahwa orang di depan nya itu Derektur Panji?" gumam seseorang dibelakang nya.
tino tercengang. Dia menatap Jason sejenak, kenapa terlihat seperti prang yang berbeda? Sejak kapan dia mengamati pasien dengan cermat?
Saat ini Direktur Panji merasa kaget, lalu memindahkan pandangan pada kaki kedua pasien tersebut. Kemudian bertanya, "Area kaki kanan tidak terlihat kecil, juga ada pembuluh darah."
Setelah itu Direktur Panji segera menyuruh melakukan tindakan untuk menyelamatkan pasien dan memerintahkan peralatan nya dengan segera.
Kali ini Dokter Tino menjadi sedikit gugup karena di awasi Direktur Panji. Namun saat Dokter Tino mulai mendisinfeksi kulit pasien itu, Jason mendekat dengan cepat.
"Dokter Tino, titik masuk jarum seharus nya tidak berada di posisi ini."
Dokter Tino berpikir 'apa maksudnya?' kenapa dia terus menerus berbicara? Jaason memang hebat tapi dia hanya dokter magang kan?
Bagaimana bisa dokter magang berbicara ketika penyelamatan darurat semacam ini?
"Dokter Tino, pasien memang mengalami pendarahan di arteri femoralis. Meskipin posisi yang kamu pilih dapat mencapai aorta perut dan bisa secepat mungkin untuk menghentikan pendarahan, dia masih mengalami patah tulang. Selain itu, posisi patah tulang ini dekat dengan titik masuk jarum yang kamu pilih. Kamu menusuk jarum di tempat ini, bagaimana ketika pasien ini di operasi nanti?"
"Perkataan Jason memang benar tapi kenapa dia menjatuhkan ku di depan Direktur?" pikir Dokter Tino.
Melihat ekspresi Dokter Tino, Jason secara alami tahu pasti menyalahkan nya.
Namun melihat pasien yang tak sadarkan diri Jason memberanikan diri berkata "Dokter Tino aku pikir kamu harus langsung memasukan jarum dari arteri iliaka ke tubuh bagian atas yang tidak ada luka.
Beberapa dokter unit gawat darurat tercengang biasanya Jason tidak seperti ini, ada apa dia hari ini? Sangat aneh.
Setelah operasi selesai Panji bersenandung dengan puas. Setelah itu dia menatap Jason lagi memastikan bahwa lencana kerja di dada Jason bertuliskan dokter magang.
Direktur Panji bertanya sambil tersenyum, "Jason sudah berapa lama kamu magang di rumah sakit ini?"
"Sudah enam bulan, hari ini adalah hari terakhirku." jawab Jason jujur.
"Hari terakhir?" Direktur Panji berpikir sejenak "Kalau begitu, apakah kamu akan tinggal di rumah sakit? Dengan kemampuan mu yang luar biasa, seharus nya bisa tinggal di rumah sakit kan?"
"Eh.." Jason menatap Dokter Roni.
Belum sempat Jason menjawab, temannya sudah membela "Direktur Panji, Jason adalah dokter magang dengan nilai tertinggi tapi dia di pecat. Hari ini hari terakhirnya jadi besok sudh tidak bekerja lagi."
Begitu mendengar nya, Direktur Panji mengerutkan alisnya, "Dokter magang peringkat satu? Apa yang terjadi, Dokter Roni?"
"Ehm.. Direktur Panji begini nilai Jason memang bagus, tapi nilai tidak bisa menentukan segalanya kan? Ada beberapa dokter magang lain yang nilai nya bukan yang terbaik tapi praktisi mereka dan sikap mereka lebih baik dari pada Jason. Jadi aku memecat Jason.
Dokter Roni berbicara dengan sangat lancar dan cerdik.
Direktur Panji mengetahui masalah dokter Roni, dulu memilih untuk menutup mata selama orang orang bisa praktek di rumah sakit ini.
Namun dokter magang bernama Jason ini adalah kandidat yang baik. Pengamatan nya sangat cermat dan analisis nya tenang.
Setelah berpikir sejenak Direktur Panji berkata, "Benarkah?" ada dokter magang yang lebih luar biasa dari Jason? Begini saja, kebetulan aku akan mengurus masalah di rumah sakit ini beberapa periode ini, maka aku yang akan menilai secara pribadi.
Mendengar hal itu Dokter Roni langsung panik.
Tidak hanya Dokter Roni, banyak Dokter lainnya juga ikut terkejut mendengarnya.
"Direktur Panji mereka hanya dokter magang, kamu tidak perlu repot repot. Aku saja yang menguji nya." ujar Dokter Roni
Jika Direktur benar benar menguji mereka, lalu koneksi yang telah memberikan uang itu dipecat, Dokter Roni akan sulit untuk menjelaskan pada orang itu!
Direktur Panji melirik Dokter Roni, dia tahu apa yang di pikirkan nya. Oleh karena itu dia pura pura menyesal dan berkata. "Aku baru saja menemukan dokter magang yang sangat baik, tetapi aku diberi tahu kalau dia dipecat. Alasannya karena ada dokter magang yang lebih baik. Tentu saja sebagai Direktur aku tidak sabar untuk melihat nya."
Setelah mengatakan itu Direktur Panji pergi.
Dokter Roni tidak punya pilihan lain kecuali menuruti perintah Direktur Panji.
Dokter Tino menghampiri Jason, lalu menatapnya dengan ekspresi memerikasa dan ragu.
"Jason kenapa kamu terlihat berbeda dari sebelumnya?"
Jason berpura pura bodoh. "Dokter Tino aku tidak berbeda. Aku hanya menjelaskan berdasarkan apa yang aku pelajari."
Setelah kejadian tersebut orang orang departemen memandang Jason dengan tatapan hormat.
Dalam waktu singkat di grup whatsapp mengeluarkan pengumuman akan di adakan pengujian praktek ulang dengan metode ujian tertulis dan praktek. Mentor kali ini Direktur Panji.
"Sial, apa yang terjadi? Bukankah aku sudah dipastikan tinggal di rumah sakit ini? Kenapa tiba tiba harus mengikuti ujian ulang? Ah tidak ada bedanya bagiku. Siapa pun yang menguji akan sama saja."
Semua dokter magang sangat antusias dengan kesempatan ini. Hanya saja Dokter Roni merasa sakit kepala telepon nya pun berdering tanpa henti. Beberapa dokter magang yang mengandalkan koneksi nya meminta uang kembali karena setelah membayar tidak juga mendapatkan jabatan.
Malam hari, Jason bersiap untuk tidur, saat Jason perlahan tidur kejadian menakutkan terjadi.
"Apa aku sedang bermimpi?"
Karena dia seperti di ruangan operasi dan tiba tiba mekanis muncul. "Manusia yang beruntung, selamat kamu terpilih menjadi dokter hebat negara ini."
"Jika kamu ingin jadi dokter hebat, kamu harus mahir dalam anatomi manusia"
Jason merasakan seperti mimpi mengoperasi orang namun dalam mimpi tersebut terlihat seperti nyata.
Keesokan paginya, Jason bangun kesiangan untuk pertama kalinya hal ini membuat teman sekamar nya Vincent bingung.
Di rumah sakit, Direktur Panji melihat informasi terperinci dari para dokter magang dengan cermat.
Tiba tiba seseorang mengetuk pintu.
"Silahkan masuk" kata Direktur Panji. Di pintu terlihat Dokter Roni menyanjung.
"Dokter Roni? Ada apa?"
Direktur Panji besok adalah ujian ulang, apa yang kamu uji? Kamu bisa memberitahuku aku akan membantu mempersiapkan nya.
"Tidak usah repot repot, aku sudah mengatur semuanya."
Dokter Roni tidak mendapatkan informasi apapun, beberapa koneksi yan memberi uang itu benar benar tidak ada harapan lagi.
Dokter Roni juga tahu kemampuan Jason tidak dapat di bandingkan dengan beberapa koneksi itu.
Jika Direktur Panji menguji secara langsung maka kebenaran pasti terungkap.
Direktur Panji berkata "Ngomong ngomong rumah sakit akan mempertahankan lima dokter magang, tapi tampaknya masih kurang tiga yang memiliki sertifikat. Kebetulan aku yang menguji besok jadi biarkan dokter resmi untuk bersaing dengan dokter magang."
"Direktur Panji apa kamu bermaksug membiarkan dokter magang dan dokter yang sudah memiliki perjalanan kerja mengikuti ujian yang sama?" Dokter Roni tidak percaya
Direktur Panji mengangguk.
"Tapi bukan kah ini sedikit terlalu sulit untuk dokter magang?" ujar Dokter Roni ragu ragu.
"Dokter Roni, kamu tak perlu khawatir tentang itu, aku sudah mengatur ujian kali ini. Pergi dan selesaikan pekerjaan mu."
"Aku.. Oke" Dokter Roni berhenti sejenak, akhirnya dia keluar dari kantor.
Keesokan pagi nya semua dokter magang berkumpul untuk mengikuti ujian.
"Halo, aku Panji Direktur rumah sakit ini. Hari ini adalah hari ujian kalian aku harap tidak berkecil hati suatu hari nanti, kalian pasti akan menjadi dokter yang hebat."
"Selanjutnya aku menjelaskan pernilaiannya lima dokter teratas memperoleh untuk kualifikasi untuk tinggal di rumah saki ini. Selain itu ada lima belas dokter residen yang akan berpartisipasi dalam penilaian kali ini. Mereka yang mendapatkan nilai tiga teratas akan menjadi karyawan tetap."
Beberapa koneksi yang memberi uang kepada Dokter Roni mengedipkan mata. Namun Dokter Roni pun dalam situasi yang sulit tidak tahu apa yang harus dilakukan karena Direktur Panji tidak memberi tahu sedikit pun ujian apa yang akan dilakukan.
Direktur Panji memiliki urusan, jadi dia keluar untuk sementara waktu. Namun masih ada tiga pemimpin yang mengawasi ruang ujian yaitu kepala departemen HRD, Asisten Direktur dan Dokter Roni.
Kepala departemen membagikan soal ujian kepada seluruh peserta ujian.
Setelah satu jam Jason sudah selesai mengerjakan soal tersebut dan menyerahkan kepada kepala departemen. Dengan sedikit kaget dia bergumam pemuda ini seperti dokter magang, bagaimana dia menyelesaikan soal secepat ini?
"Baiklah, kamu boleh pergi makan dan istirahat dulu."
"Sebelum memulai ujian praktik, aku akan mengumumkan ujian tertulis."
"Pertama tama, tiga besar diantara dokter yang melamar kerja Keny, Bimo, dan Marvin."
Kemudian diantara pemenang dari dokter magang yaitu Yudi, klaudia, Kevin, Wiliam, dan Jason.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!