Terdengar suara rintik hujan yang begitu tenang, dan juga diikuti dengan suara langka kaki, yang menginjak genangan air. Tap..tap..tap. Suara tersebut, berhenti disebuah terminal bus. Disana tampak lah seorang, yang menggunakan jaket hitam polos. Sambil menepuk badan nya, orang tersebut mengangkatkan kepala nya keatas. Lalu tersenyum lebar. Kemudian dia, melihat-lihat ke berbagai arah. Lalu duduk di tempat yang tampak sedikit kering. kemudian dia membuka topi yang dikenakan, lalu menguraikan rambut nya yang begitu panjang ke arah belakang. wanita itu, tampak menunggu seseorang dari arah depan. tidak butuh begitu lama, seorang yang sedang ditunggu oleh nya. Tiba lah disana, yang tampak sedang berjalan, dari arah depan. dengan menggunakan payung bening milik nya itu. ketika menginjakkan kaki nya, diatas anak tangga kecil di sampai di terminal bus itu. Terdengar lah suara dari wanita itu yang, memanggil teman nya. dengan nada yang begitu lembut.
"Arlin, sudah lama kau menunggu ku"? tanya nya.
"hemm.. tidak lama kok" jawab wanita yang bernama Arlinda tersebut kepada temannya.
"baiklah, kalau begitu ayo kita pergi ke sekolah" ajak Arlinda tegas. dengan sebuah anggukan. wanita yang bernama Guinea pun tersenyum kearah Arlin, lalu merangkul tangan, saat Arlin sudah berdiri. Mereka berdua pun, segera berjalan menuju ke sekolah.
wanita yang bernama Arlin, dengan nama lengkap Arlinda Erinn adalah seorang gadis cantik, yang suka membantu orang-orang disekitar nya, Arlinda juga kerap dipanggil dengan sebutan Arlin saja. Dengan kulit yang putih mulus. serta tinggi badan hanya 160cm. Dan juga memiliki rambut hitam pekat. sejak usia nya delapan tahun, Arlin sudah ditinggal kan oleh ibu kandung nya. sekarang Arlin hidup berdua dengan Ayah kandung. Mereka hidup sangat sederhana. termasuk dari rumah yang mereka tinggali. Rumah mereka tidak lah begitu besar, dan berada diantara orang-orang yang hidup mewah. Namun hal itu tidak, membuat Arlin putus asa dengan kehidupan nya. Ayah Arlin yang bernama Tom, juga bekerja sebagai koki di sebuah restoran besar. Kedua nya hidup bahagia. Sementara itu teman Arlin, yang bernama Guinea selalu berada disampingnya. Sejak Arlin ditinggalkan oleh ibu nya sendiri. hal itu membuat kedekatan mereka, terjalin sampai mereka berusia 18 tahun. Guinea adalah seorang anak CEO yang super terkenal, akan keberhasilan dalam pekerjaan. Hal itu membuat Guinea tinggal ditempat yang begitu mewah. Guinea juga kerap dipanggil dengan nama Guin, serta memiliki kulit kuning Langsat, berambut cokelat. Dengan tinggi badan 165 cm, tinggi sedikit dari Arlin. Akan tetapi Guinea tidak lah begitu sombong. Hal itu juga membuat nya. Menjadi sahabat dekat Arlinda.
Dalam perjalanan menuju sekolah, Arlin dan Guin. Menyempatkan diri untuk, membeli beberapa makanan ringan, serta teh yang akan menghangatkan tubuh mereka.
"dering...." Suara pintu yang dibuka, yang diikuti suara lonceng kecil yang berada, diatas sudut Pintu itu. Disana Arlin dan Guin tampak, sudah masuk kedalam toko, lalu mencari beberapa makanan. serta menyeduh kan teh hijau. Lalu duduk dikursi yang, ada didalam toko tersebut. Mereka berdua, tampak sedikit santai untuk datang ke sekolah.
"Sreekk..." Terdengar suara Guin yang, membuka makan siap saji. Saat mereka berdua tengah menyantap makanan, dan juga meminum teh hijau yang sudah diseduh kan. Kedua nya saling bertatapan. ketika, melihat seorang laki-laki yang berjalan kearah toko tersebut. Lalu masuk kedalam toko dan membeli beberapa makanan dan minuman. Awal nya laki-laki tersebut tidak melihat keberadaan Arlin dan Guin. Namun saat hendak menyeduhkan kopi, yang berada di dekat meja tempat mereka Arlin berada.
"Hay,," sapa Guin.
"yaaaa.." jawab laki-laki itu.
yang tidak lain bernama Alex Ferguson. Dengan tinggi badan sekitar 180cm, serta postur tubuh seorang atlet basket. dan juga memiliki kulit putih bersih. Laki-laki tersebut, merupakan pria yang dikagumi oleh Arlin dan Guin. Dikarenakan postur tubuh yang begitu indah, serta juga menjadi pemain basket terpopuler disekolah.
"kalian berdua sudah dari tadi kah disini"? Tanya Alex, yang tersenyum kearah mereka.
pertanyaan tersebut membuat Arlin dan Guin tampak begitu senang. Terlihat dari wajah mereka yang sedikit memerah.
"Yaaa tentu saja" jawab kedua nya secara bersamaan. Hal itu membuat raut wajah Alex yang sedikit kebingungan. Namun Alex tidak terlalu mempedulikan nya.
Arlin dan Guin, yang sudah selesai pun segera beranjak dari tempat tersebut. bersamaan dengan Alex. hari pada saat itu masih lah Gerimis. Yang bisa membuat pakaian basah, ketika berada dibawah rintikan hujan tersebut.
Arlin dan Guin yang menggunakan satu payung, tampak tidak kesulitan dikarenakan mereka berdua, sudah terbiasa. Sementara Alex sendiri menggunakan payung, yang baru saja di bawa dari toko tersebut. Mereka pun segera menuju ke kelas. kedua nya segera menuju, ke meja nya masing-masing. Disana tampak lah beberapa siswa-siswi yang telah sedikit mengisi beberapa kursi dan meja. Tak lama kemudian datang lah Guru yang akan memberi, penjelasan kepada mereka. Disana mereka tampak begitu antusias untuk belajar.
Saat tiba nya beristirahat, Arlin dan Guin tampak antusias untuk belajar. Hal itu dilihat dari kedua nya, yang berjalan menuju perpustakaan sekolah. saat masuk ke dalam perpustakaan sekolah. Tampak lah tempat yang begitu indah, dengan ukiran unik di langit-langit tersebut. Dan beberapa rak buku yang terisi penuh dan begitu rapi, serta tempat itu juga sangat terawat. disana mereka mendaftar terlebih dahulu. Lalu mendapat sebuah kartu tanda peserta. Kemudian baru lah mereka bisa, membaca buku-buku yang ada ditempat tersebut. Guin yang sangat menyukai biologi pun, tampak mengambil beberapa buku untuk dibaca. Sementara Arlin yang sangat menyukai sejarah pun. Tampak sedang berkeliling untuk mencari buku tersebut. Namun Arlin tidak menemukan tempat buku itu, dia pun meminta Guin untuk. Tidak mengikuti nya.
"Guin, kau bisa mencari tempat untuk membaca, aku akan mencari buku yang ingin ku baca. Jadi tunggulah di meja, aku akan segera kembali" ucap Arlin yang segera berjalan ke arah petugas perpustakaan.
"baiklah, aku menunggumu" jawab Guin yang segera meletakan buku-buku, diatas meja lalu duduk dikursi. Serta membaca.
sementara itu, Arlin yang sedang bertanya kepada petugas perpustakaan pun, tampak berjalan kearah yang ditunjuk.
"kau ingin sejarah, maka biar ku bantu" ucap pembina perpustakaan, saat tidak sengaja melihat Arlin yang tampak, sedikit kesusahan dalam membuka sebuah pintu.
"aaa..baiklah, terimakasih" ucap Arlin ketika pintu tersebut sudah terbuka. Dengan segera Arlin, masuk kedalam sebuah ruangan yang menuju bawah tanah, disana Arlin mulai sedikit terpana, saat beberapa lampu mulai menyala dan terlihat begitu banyak buku sejarah disamping nya.
"apa kau menyukai nya"? Tanya pembina tersebut kepada Arlin.
"yaa tentu saja, ini adalah ruang sejarah, aku kan mencari beberapa buku, tapi boleh kah aku membawa pulang beberapa buku disini?" tanya Arlin yang sudah melihat-lihat beberapa buku.
"kau bisa, hanya saja esok hari nya, buku tersebut harus dikembalikan"! Ucap pembina itu sedikit tegas.
"baiklah, terimakasih" ucap Arlin.
dengan antusias Arlin, mencari buku-buku sejarah. Dan tidak sengaja Arlin melihat, sebuah buku yang tampak seperti memangil diri nya.
"Arlinda...Arlinda....Arlin-" seketika Arlin terkejut dengan sebuah tepukan dipundak nya.
"ada apa Bu"? Tanya Arlin yang masih sedikit terkejut.
"jangan terlalu lama dirunagan ini, kau harus segera keluar" ucap pembina tersebut dengan sedikit tegas.
"maafkan aku, baiklah akan ku selesaikan secepatnya" jawab Arlin.
melihat pembina tersebut, sedang berjalan menuju pintu keluar. Arlin dengan cepat mengambil buku yang berada tepat, didepan nya. Lalu segera keluar dari ruangan tersebut.
Arlin yang telah, berada didepan Guin pun, segera membuka, buku sejarah yang dia bawa.
"apa yang terjadi, kenapa kau begitu lama sekali" tanya Guin yang tampak sedikit khawatir kepada Arlinda.
"tidak, hanya saja tempat nya yang begitu indah, membuatku berdiam sejenak" jawab Arlin yang tersenyum lebar kearah Guin.
"sungguh, aku akan ikut dengan mu nanti, saat kau masuk kedalam ruangan yang kau maksud" ucap Guin yang tersenyum balik.
kedua nya pun, tampak sedikit membaca, namun, saat Arlin hendak membuka buku yang, terakhir dia bawa.
"teng...deng...deng" Terdengar lah suara bel sekolah dari, tempat siaran yang membuatnya. Segera meletakan kembali buku tersebut, diatas meja lalu, meletakkan buku lain diatas buku tersebut. mereka berdua segera pergi bersama menuju kelas. Seperti biasa mereka belajar hingga jam pulang tiba. Saat sedang mengemaskan buku-buku nya, Arlin tak sengaja menjatuhkan sebuah penghapus milik nya, yang membuat seisi tas kembali jatuh, saat Arlin mencoba mengambil penghapus nya.
"huh,," wajah memelas Arlin.
"ayoo, kita pul-." ajak Guin. Seketika terhenti saat, melihat Arlin sendang membereskan barang-barang nya.
"baiklah, sekarang barangmu berantakan lagi dilantai, aku akan membantu" ucap Guin yang segera membantu Arlin. Saat itu lah Tanpa mereka berdua sadari, buku yang dibawa Arlin tiba-tiba sedikit bersinar. Ketika sudah dimasukkan kedalam tas Arlin. Mereka berdua pun, segera pulang menuju rumah nya masing-masing.
Saat sedang berada dirumah nya, Arlin tidak lupa selalu merapikan pakaian nya, lalu meletakkan tas, di atas kursi yang ada dimeja belajar nya, serta segera pergi kearah dapur untuk. Segera menyiapkan makan malam.
"ting.." suara yang baru saja berbunyi, membuat Arlin segera mengambil makanan tersebut. kalau meletakkan nya diatas meja.
"tampak nya ini sangat enak" huuummm" gumam Arlin, ketika menghirup aroma, makanan tersebut. Setelah menyiapkan makanan itu, Arlin pun segera melahap makanan tersebut. ketika dia telah mengirimkan pesan kepada ayah nya. Saat tengah menyantap makanan nya itu lah, Arlin membaca pesan dari ayah nya. Yang berisi
"makanlah, dengan lahap, ayah malam ini akan pulang sedikit lebih Lambat, dikarenakan malam ini di restoran tempat ayah bekerja, sendang mengadakan sebuah acara, tidur lah dengan nyenyak, ayah menyayangi mu selalu".
Arlin yang membaca nya pun, tampak tersenyum, seolah-olah dia sudah paham, situasi yang selalu dihadapi oleh ayah nya itu. Kemudian Arlin segera menyelesaikan lalu, membereskan meja makan. Serta mencuci beberapa piring yang kotor. Dengan begitu santai Arlin segera berjalan, menuju kamar nya, lalu duduk di kasur. Disana Arlin tampak sedikit sibuk, membalas pesan dari sahabat nya itu. Yang topik nya membahas tentang biologi. Hal itu membuat Arlin, selalu bisa menyanggupi permintaan sahabat nya itu, mulai dari mendengar cerita nya, lalu membahas biologi, serta mengerjakan tugas bersama-sama. Namun ketika sedang asik berbincang diponsel. Tak sengaja Arlin melihat tas nya, yang sedikit bercahaya. Hal itu membuat Arlin sangat pernasaran akan itu, dia pun memutuskan untuk membuka tas nya, lalu mengambil buku yang bercahaya tersebut. Dengan wajah yang tampak sedikit terkejut dan tetap tenang. Perlahan-lahan, Arlin mengambil buku tersebut, lalu meletakkan nya diatas meja belajar.
"waahh.. Kenapa buku ini bisa bercahaya"? Pikir Arlin yang masih sedikit bingung. Merasa ada yang aneh, Arlin pun segera membuka, buku tersebut. Dihalaman pertama tertulis.
"Mimpimu akan menjadi nyata". Arlin yang membaca nya pun, tampak sedikit aneh. Terlebih lagi, buku yang menurut nya biasa-biasa saja. bisa bercahaya. Perlahan-lahan, Arlin terus membuka lembaran demi lembaran. Dengan sangat hati-hati. Setelah sekian lama Arlin membuka buku nya.tiba-tiba.
"teng..Deng..Deng." suara bel rumah berbunyi. Hal itu membuat Arlin sangat terkejut. Dengan meninggalkan buku, yang masih terbuka. Arlin melangkah kan kaki nya menuju. Arah pintu. Lalu menekan sensor otomatis bel rumah nya.
"cring" suara sensor tersebut.
tampak lah seorang pria, yang membawa sesuatu ditangan kanan nya. Arlin yang melihat Nya pun, dengan segera membuka pintu.
"cklek" pintu rumah dibuka.
"ayahhh" sapa Arlin yang segera memeluk tubuh ayah nya ini. Dengan sedikit terkejut sosok yang berdiri dihadapan, Arlin adalah ayah nya sendiri yaitu Tom. Juga ikut membalas pelukan hangat dari putri nya itu.
"bukankah ayah,sudah berkata padaku, bahwa ayah akan pulang terlambat"! Tanya Arlin.
"yaa,, tentu saja, ini sudah jam 22.00, dan kenapa kau belum tidur?" tanya Tom kembali.
"aaa..rupa nya sudah jam 22.00"ucap Arlin. Yang tampak heran, dengan situasi yang dialami nya. Tak lama kemudian kedua nya pun segera Masuk kedalam rumah. Arlin segera mengunci pintu rumah, lalu menyusul ayah nya yang menuju dapur.
"bagiamana, bukan kah kau sudah makan"? Tanya Tom kepada anak nya itu.
"aku baru saja selesai makan" jawab Arlin sedikit cemberut.
"baiklah, kalau begitu ayah akan, masuk kedalam kamar. Dan kamu harus segera tidur, besok kan pergi ke sekolah" ucap Tom, tegas kepada anak nya itu.
"baiklah, ayah aku akan segera tidur", selamat malam ayah" kata Arlin yang segera, berjalan menuju kamar nya.
"selamat malam,ayah menyayangimu"jawab Tom. Yang melihat anak nya pergi menuju kamar nya. Kemudian Arlin yang sudah masuk, tanpa menyadari bahwa buku, yang dia baca sudah tidak ada di meja nya. Arlin yang merasa sudah Lelah pun membaringkan tubuhnya di atas kasur empuk milik nya. Lalu perlahan memejamkan kedua mata nya. tidak butuh begitu lama, Arlin yang sudah lelap dengan tidur nya, tanpa menyadari bahwa, buku yang dia baca kan sudah berada disampingnya.
ada sebuah cahaya yang begitu besar keluar dari buku tersebut, lalu cahaya tersebut mengelilingi tubuh Arlin. Dan seketika Arlin menghilang disertasi oleh cahaya tersebut.
keesokan hari nya, Arlin yang terbangun dengan suara berisik pun, segera membuka kedua mata nya. awal nya yang Arlin lihat Adalah sebuah pohon kayu, yang begitu indah. Setelah duduk dan melihat sekeliling, dengan wajah terkejut, Arlin pun seperti tidak percaya apa yang dia lihat. Terlebih lagi didepannya itu, tampak sebuah ibu kota, sedangkan diri nya berada di tebing yang tidak terlalu tinggi, dengan sebuah pohon besar dibelakang nya.
"apa ini, hemm seperti nya mimpi" ucap Arlin yang menggosokkan kedua mata nya. Namun ketika Arlin kembali membuka, kedua mata nya dia kembali lagi, Melihat hal yang serupa.
"apa..kenapa mimpi ku tidak mau hilang" gumam Arlin yang terus mengosongkan kedua mata nya. Sampai akhir nya dia pun menyerahkan lalu berteriak dengan begitu kencang. "heh,,apaaaaaaaaa" suara Arlin yang tampak berada di tebing dan terdengar oleh seorang nenek-nenek.
nenek, tersebut tampak tersenyum lebar. Lalau pergi menuju sumber suara tersebut.
Arlin yang masih kebingungan pun, terus saja tidak percaya bahwa dia sedengan berada di dunia lain.
"tidak,,tidak,,tidak aku harus segera berangkat sekolah, dimana jalan keluar nya, yaaa ampun apa yang terjadi" wajah yang masih kebingungan itu membuat Arlin, terus bolak balik disamping pohon.
"okeh,, pertama aku harus mencari, informasi disini agar bisa kembali, Lalu bagaimana ini bisa terjadi, ohhh tidakk" gumam Arlin yang masih kebingungan. Tak lama kemudian terdengar suara dari arah belakang yang, memangil nama nya. "Arlinda... Arlinda..Arlinda-" suara nenek yang tadi tersenyum kearah nya.
Arlin yang mendengar nya pun, tampak sangat terkejut. Dengan wajah terheran-heran dia melihat kearah nenek itu.lalu perlahan mundur hingga hampir terjatuh. namun dengan cepat,nenek itu memegang tangan nya. Lalu berkata. "selamat datang dikota reven" sambil tersenyum kearah Arlin.
"apa..kota apa itu, aku tidak pernah mendengar nya" jawab Arlin yang masih waspada terhadap nenek tersebut. Arlin yang sudah kembali berdiri, pun tidak lupa menundukkan kepala nya, kepada wanita tua itu.
"kau harus ikut dengan ku, jika kau ingin mengetahui apa yang sedang kau alami" ucap nenek tua itu kepada, nya.
"baiklah, kalau begitu kemana kita akan pergi" ucap Arlin yang mulai sedikit, mempercayai wanita tua itu.
"ayo, tapi sebelum itu, kau boleh memangil nama ku Erina" atau nenek Erina", ucap nenek tua tersebut.
"baiklah,"nenek Erina" kata Arlin.
kedua nya pun, segera berjalan menuju sebuah hutan, yang dipenuhi dengan hewan-hewan yang begitu aneh. Dan juga pohon yang bisa berbicara. membuat Arlin menjadi ketakutan.
"tenangkan dirimu, kau hanya saja baru pertama kali datang ke sini. Jika kau sudah lama disini, kau Pati tidak akan mau kembali" ucap nenek tersebut.
sesampai nya mereka disebuah rumah ditengah hutan, wanita tua tersebut ketika masuk kedalam rumah berubah menjadi, wanita muda.
hal itu tentu saja membuat Arlin sangat terkejut. Lalu bertanya kepada wanita itu.
"dimana, nenek Erina"?, siapa kau?" tanya Arlin yang masih kebingungan.
"tenanglah, akan ku jelaskan, kau sekarang berada di dunia sihir, dimana kau disini telah masuk melewati gerbang yang telah kau, buka sendiri." ucap Erina.
"bagiamana itu bisa terjadi"? Tanya Arlin yang masih belum paham apa yang terjadi.
"kau, membawa buku, dari perpustakaan sekolahmu, tanpa kau sadari kau telah membuka halaman yang, bisa membawa mu ke sini, dan juga..kau disini memiliki sebuah tugas yang, harus diselesaikan. Jika tidak selesai maka kau tidak akan pernah bisa kembali ke. Dunia asalmu" jelas Erina.
"lalu, kau siapa"?, dimanakah nenek Erina"?Tanya arlin yang masih bingung.
"baiklah, aku adalah nenek yang kau cari, hanya saja aku menggunakan sihir, agar bisa kembali muda" ucap Erina yang menunjukkan sihir kepada Arlin.
"jadi, kau nenek Erina" kata Arlin yang tersenyum kearah wanita itu.
"yaa.." kata Erina.
"siapa kau sebenarnya, apa yang sedang terjadi kepada ku"? seketika Arlin bertanya lagi kepada wanita itu.
"aku....., aku adalah seorang wanita yang, akan menjadi pemandu jalan mu, maka kau harus terus bersama denganku, sampai tugas mu selesai" jawab Erina.
"baiklah, kalau begitu sekarang apa yang harus aku lakukan, bukan kah aku harus sekolah, dan juga ayahku pasti akan mencari ku" jelas Arlin.
"hemm..tidak, jika kau sedang berada didunia ini, maka dunia tempat asalmu akan berhenti sejenak" jelas Erina lagi pada Arlin.
"Arlinda, kau harus beristirahat, esok hari kau akan menjelajahi tempat ini, agar kau tidak kebingungan" ucap Erina. Tersenyum kearah nya.
"baiklah, jadi aku disini harus menyelesaikan tugas, dan ditempat ku juga waktu nya tidak berjalan, okee.aku sekarang harus beristirahat" kata Ariln nya mencoba memahami situasi
dan menerima kondisi nya sekarang ini.
"Yeah,, seperti itu lah" jawab Erina yang mendengar perkataan Arlin barusan.
"dimana aku harus beristirahat"? Tanya Arlin.
"baiklah, ikuti aku" ajak Erina yang, berjalan menaiki tangga kecil dirumah itu lalu menuju atas, Arlinda yang masih sedikit kagum dengan tempat itu pun, tampak selalu melihat-lihat kearah sekeliling nya. Yang dipenuhi dengan cahaya lampu berwarna hijau, dan juga buku-buku yang seperti tempat perpustakaan kecil.
"apakah, kau sendirian di rumah ini?" tanya Arlin yang sudah tidak lagi kebingungan.
"tidak, aku tinggal bersama hewan peliharaan ku, dan juga aku membuka sebuah toko buku, di kota, disana juga ada yang menunggu nya" jawab erina.
"mulai sekarang kamar mu disini" lanjut Erina yang menunjukkan sebuah ruangan kepada Arlin. Mereka berdua masuk kedalam kamar kosong itu, lalu Erina mulai menunjukkan kekuatan sihir nya, disana terbentuk lah sebuah kasur, serta dengan tempat yang begitu lengkap.
"beristirahat lah, esok pagi akan ku bangun kan" ucap Erina yang, segera menutup pintu kamar Arlin.
dengan wajah kagum Arlin, pun melihat sekeliling lalu, membuka lemari pakaian, disana tampak pakai yang bertema zaman dahulu. Dengan dress serta para topi, untuk wanita.
Arlin segera melihat kearah jendela kamar, saat ada seekor tupai yang, mengetuk jendela kamar nya. Dengan wajah yang tersenyum lebar, Arlin membuka jendela nya Lalu, melihat kearah berbagai arah. Serta tidak lupa memejamkan kedua mata nya, menghirup udara. tidak lama kemudian Arlin yang sedikit lelah pun, memutuskan untuk segera tidur.
Keesokan hari nya, matahari yang sudah terbit, mulai menyinari kamar yang ditempatkan Arlin.
dengan wajah yang masih kusam, begitu pula dengan rambut Arlin yang tampak sangat kusut. Arlin segera berjalan menuju, jendela kamar nya. Awal nya Arlin tidak terlalu begitu terkejut. Akan tetapi hal yang tak terduga membuat nya menjadi sangat terkejut.
"apa..aku bermimpi lagi"!! Dengan wajah yang tampak sangat terkejut, dan kedua mata yang seperti akan keluar. Dengan segera Arlin pun, pergi untuk merapikan rambut serta. Mencari kamar mandi. Akan tetapi saat Arlin hendak keluar. "tap..tap..tap" terdengar hentakan kaki sedikit kencang, dari arah luar. yang perlahan menuju pintu kamar nya. Hal itu membuat Arlin terhenti sejenak, dan segera melihat kearah pintu yang, akan dibuka."klak" terdengar pintu kamar yang terbuka. Di depan kamar tampak lah wanita tua yang sekarang, telah menjadi muda, yang tidak lain adalah Erina.
"selamat pagi, anak Arlinda. Bagiamana dengan tidur mu, apakah kau tertidur pulas"? Tanya Erina. Yang melangkahkan kaki nya ke dalam kamar Arlin. Dengan wajah yang masih belum paham. Arlin hanya mengangguk kan kepala nya saja. Lalu duduk di kasur. Erina yang melihat Arlin masih belum, terlalu sadar pun memutuskan untuk, duduk di samping nya. Lalu membelai kepala Arlin dengan begitu lembut.
"tampak nya, kau sangat terkejut akan, apa yang terjadi di arah jendela mu bukan" ucap Erina yang segera berjalan menuju, jendela kamar Arlin, lau membuka kan sedikit celah agar Agin di jendela masuk kedalam kamar.
Arlin yang, merasa sudah cukup sadar pun. Lalu segera bertanya kepada Erina.
"apa yang terjadi, aku masih bingung ketika, melihat beberapa orang yang sudah berada diluar rumah ini,!?"
"mereka, adalah pelanggan ku, dan sekarang kau harus segera mandi. agar kita bisa menikmati keindahan kota Reven ini. Dan juga untuk bisa menyelesaikan tugas, kau harus memahami situasi yang ada disini" jelas Erina.
"baiklah, kalau begitu dimana kamar mandi nya?" tanya Arlin. Dengan sedikit tersenyum diwajah nya, Erina pun tampak mengerakkan beberapa jari nya sehingga, terbuka lah sebuah pintu. Yang tentu saja membuat Arlin sedikit terkejut.
"wow..aku baru tau jika ada pintu di sebelah lemari pakaian" ucap Arlin yang tampak terkejut dan kagum akan sihir yang dipakai, oleh Erina.
"masuklah dan segera mandi, aku akan menunggu mu di bawah" ucap Erina yang segera meninggalkan tempat tersebut. Arlin pun, segera masuk kedalam ruangan itu. Lalu membasui tubuh nya dengan air, yang berwarna biru mudah. Serta beberapa tempat yang tampak sedikit aneh, namun Arlin berusaha untuk menerima tempat nya itu. Dengan wajah yang tampak, begitu Segar. Arlin pun segera mencari pakaian, yang akan dikenakan oleh nya. Lalu segera merapikan rambut. Disana Arlin mengambil pakaian dress yang, berwarna biru mudah.
Serta menyanggul rambutnya lalu meletakkan beberapa hiasan diatas kepala nya. Dengan wajah yang tampak begitu cantik, Arlin mulai turun menuju ruang yang dijanjikan, oleh Erina. awal nya Arlin tampak sedikit kaku, terlebih lah saat dirinya menuruni anak tangga, Arlin tampak dipandang semua orang.
Hingga mereka kembali melakukan aktivitas seperti biasa nya. Erina yang sudah siap dengan dress pun, menarik tangan Arlin lalu, berjalan menuju sebuah ruangan. Dengan sedikit terheran-heran kepada Erina. Arlin pun mulai mengikuti nya saja. "cklik" pintu ruangan tersebut terbuka.
"Arlin, sebelum kau menuju kota, aman ku berikan ini kepada mu" ucap Erina yang menunjukkan sebuah tongkat kecil, yang bisa diselipkan di rambut Arlin.
"benda ini jangan sampai hilang, suatu saat kau pasti akan membutuhkan nya" jelas Erina.
"dengan wajah kagum nya, Arlin pun mengangguk kan kepala nya, lalu tersenyum kepada Erina. Serta berkata "baiklah, terimakasih Erina, atas benda ini" kata Arlin.
mereka berdua pun segera pergi, ke tempat yang dimaksud. Dengan Arlin yang masih kagum akan dunia tersebut. Sepanjang perjalanan menuju kota Reven. Arlin selalu bertemu dengan hewan-hewan yang begitu unik, serta hewan yang tidak ada didunia nyata. Bahkan Arlin juga bertemu dengan beberapa peri kecil.
yang menyapa nya dipagi itu.
"sebentar, sebelum kita ke kota bagimana jika kau, mengajak ku untuk berkeliling hutan, agar aku bisa mengetahui apa saja yang ada di hutan, tersebut!" pinta Arlin. Mendengar perkataan Arlin, sontak membuat Erina berpikir sejenak, Lalu berkata.
"baiklah, kalau itu mau mu, akan tetap kau tidak boleh mengambil, apa yang ada dihutan. Tanpa meminta izin terlebih dahulu!" jelas Erina.
"tentu saja" jawab Arlin yang, tanpa berlama-lama sudah, memasuki hutan.
"ehh.. tunggu dulu" ucap Erina tegas. Yang membuat Arlin berhenti sejenak.
"kenapa, apa yang harus dilakukan. Bukan kah kau sudah mengatakan bahwa kita, boleh memasuki hutan" tanya Arlin.
"tidak, hanya saja kau harus waspada terhadap hewan, yang ada di hutan ini" ucap Erina. Yang menaburkan sebuah bubuk, di sekeliling tubuh Arlin. Dengan wajah yang sedikit heran.arlin pun bertanya.
"apa yang kau, taburkan kepada ku"?
"itu kan membuat mu, aman dari hewan-hewan yang ada di hutan, tentang lah aku tidak melakukan hal yang, mencurigakan" jelas Erina.
"sekarang dengan begini, kau sudah boleh memasuki hutan" lanjut Erina yang tersenyum kearah Arlin. Tanpa berbasa-basi lagi Arlin, mulai melanjutkan perjalanan.
Menuju kedalam hutan. Dan benar saja baru Arlin memasuki hutan, terlihat lah seekor singa dengan, tubuh yang begitu besar, yang disertai dengan bulu berwarna biru. Bahakan ada banyak naga berukuran sedang, yang berterbangan diatas langit. Arlin yang awalnya ketakutan, menjadi seorang wanita yang berani. Terlebih lagi Arlin dengan senyuman diwajahnya, merangkul sebuah kelinci, lucu yang sedang mencari wortel.
"tunggu jangan, kau rangkul para hewan disini" teriak Erina dari arah belakang. Ketika Erina melihat Arlin merangkul kelinci tersebut.
"apa"? Tanya Arlin yang tanpa sadar kelinci itu, menjadi seperti binatang buas, dengan wajah yang tampak sedikit pucat, Arlin melepaskan kelinci itu, dengan cara melempar kan nya.
"apa kau baik-baik saja"? Tanya Erina yang melihat tangan Arlin.
"yaa, hanya saja aku sedikit terkejut"huh." kata Arlin yang menghelai nafas kasar nya.
"Untung saja kau sudah, ku taburkan bubuk, jika tidak maka, kelinci itu akan mengejar mu" ucap erina.
"maafkan aku, karena sedikit ceroboh" kata Arlin, yang tidak ingin membuat Erina merasa khawatir kepada nya. Setelah itu mereka pun melanjutkan untuk menjelajahi hutan, hingga tiba disebuah sungai yang mengalir begitu deras.
"jangan terlalu dekat dengan sungai, Karena sungai itu sangat berbahaya" jelas Erina.
"baiklah kalau begitu, aku tidak akan melakukan hal yang ceroboh lagi" jawab Arlin. Mereka berdua juga melihat beberapa, tanaman yang tampak berwarna warni.dan juga sebuah air terjun yang tidak jauh dari lokasi mereka. Merasa sudah puas kan perjalan nya, Arlin pun meminta Erina untuk segera kembali ke kota saja.
"seperti nya, kita sudah pergi terlalu jauh. Bagiamana kalau kita sekarang pergi ke kota?" tanya Arlin.
"ide bagus, baiklah kalau begitu, ayo kembali dan pergi ke kota, disana juga aku akan membeli beberapa bahan makanan" ucap Erina. Yang seperti membuat sebuah pintu dari sihir nya itu. Arlin yang melihat sebuah pintu didepan nya pun, sedikit terkejut lalu, kagum dengan sihir yang dimiliki oleh Erina.
"kau Bahakan bisa membuat sebuah pintu"? Kata Arlin.
"tentu saja, ini akan mempersingkat waktu kita" jawab Erina.
"kenapa, kau tidak melakukan sebelum kita memasuki hutan"? Tanya Arlin.
"itu tidak akan membuat mu, mengetahui isi hutan, tanpa berjalan. Kau bisa menikmati nya bukan?" jawab Erina.
"Yaa..kau benar hanya saja, yaa begitu, apakah aku disini bisa belajar sihir juga"? Tanya Arlin.
Erina tampak berpikir sejenak lalu menatap Arlin. Perlahan-lahan mendekati wajah Arlin.
Erina lalu berkata.
"boleh saja, asalkan kau masuk ke Academy school" ucap Erina
"benarkah"? tanya Arlin dengan wajah yang, penuh harapan.
"hemm..oke, akan ku daftarkan kau, sebagai anak ku"jawab Erina.
"Yey.. Aku akan belajar sihir" kata Arlin yang tampak begitu bahagia.
"tapi,,kau tidak boleh mengungkapkan, siapa dan dari mana asal mu" pinta Erina. Perkataan barusan, membuat Arlin terdiam sejenak, lalu melihat kearah Erina.
"kenapa, apakah manusia dari dunia lain, tidak boleh berada disini"? Tanya Arlin.
"Ya,, mereka akan menganggap mu sebagai sebuah ancaman" jelas Erina.
"baiklah, kalau begitu aku akan menuruti semua nya, lalu menyelesaikan semua tugas, yang ada di dunia ini, hingga aku kembali ke dunia asalku" ucap Arlin penuh semangat.
"baiklah, kalau begitu ayo, masuk kita harus pergi sekarang" ajak Erina yang sudah membuka pintu, agar Arlin memasuki nya.
mereka pun, segera pergi menuju kota Reven.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!