NovelToon NovelToon

Istriku Korban Nikah Paksa

dikejar preman

"aduh, aku harus cepat-cepat. Pulang ini! Kasian orang tua ku sudah menunggu dirumah." ucap Mayra gelisah. Gadis itu berjalan melewati jalan pintas.

Mayra terus berjalan dengan hati yang gelisah, entah mengapa gadis itu merasa malam ini sangat mencekam.

"Ya Allah lindungilah, aku dari marabahaya yang ada didepan mata aku." gumam Mayra seraya memanjatkan doa.

Mayra terus melangkah hingga dia menemukan sebuah gang yang belum pernah ia lewati, konon katanya gang tersebut adalah jalan pintas menuju rumahnya. Mayra tentu tidak pernah melewati gang itu, dia lebih memilih melewati jalan biasa.

Malam ini, karena dia sedang terdesak. Maka gadis itu memberanikan dirinya untuk melewati gang itu.

Saat di pertengahan gang, Mayra mendengar bunyi-bunyi wanita yang sedang berteriak-teriak. Mayra bersembunyi dibalik tembok.

"tolong aku, please jangan pernah sentuh aku!" teriak wanita itu membuat.

"haha, ada santapan baru nih, bro!" celetuk salah satu dari mereka.

"bener juga lu, ayo kita gilir aja ini," temannya tertawa-tawa.

"jangan lakukan itu, aku bakal ngasih kalian uang, asal jangan menyentuhku." wanita itu menangis tersedu-sedu.

tidak ada warga yang berani melewati gang itu saat malam-malam, banyak isu isu yang menyatakan, ada hantu yang nangis dan teriak teriak saat malam. Para warga lebih memilih mengurung diri dirumah saat malam.

"uang? Kita gak butuh uang!!" teriak salah satu dari mereka, laki-laki itu menarik rambut wanita itu membuatnya meringis kesakitan.

"kita, hanya ingin, main-main dengan, tubuh mu yang sangat mulus ini," Mayra yang melihat itu bergidik ngeri.

"hey, gue pengen langsung nikmati tubuh Lo, jangan kebanyakan bac*t!" gerutu bosnya.

mayra merasa tubuhnya tidak bisa bergerak, bahkan untuk berbicara pun lidahnya kelu.

Mayra mendengar suara-suara wanita itu yang sedang digilir berjamaah oleh preman itu, yang bisa dilakukan dirinya, hanyalah menangis diam.

"YA Allah, kasian sekali wanita itu, kenapa mereka tega melakukan zina." gumam nya dalam hati.

"body nya pas banget bro, gak sia-sia gua nyulik!" ucap preman disela aktivitasnya.

Mayra hanya bisa beristighfar dalam hati, saat mendengar ucapan preman itu.

"Ya Allah, berikan aku kekuatan, untuk kabur dari tempat ini, aku sudah tidak sanggup, mendengarnya." doa Mayra sambil menangis.

10 preman itu sudah menyelesaikan aktivitasnya,

"puas, banget gue, montok juga dia!" celetuk mereka.

"sama, gue juga puas banget bro," mereka semua tertawa senang, setelah melakukan. hal-hal bejat.

"jangan, biarin wanita itu hidup, buat dia mat*!!" ucap bosnya menyerahkan pisau keanak buahnya.

"aaaaaaa." teriak wanita itu saat pisau ditancap di lehernya.

Mayra mengendap-ngendap untuk keluar dari persembunyiannya, mumpung preman itu lagi mengeksekusi.

prang!

alangkah sialnya, Mayra malah menginjak sebuah kaleng, sontak membuat 10 preman itu mendongak menatap Mayra dari kejauhan.

"woy, apa yang Lo lakuin!" teriak preman itu.

Deg!

Jantung Mayra hampir melompat saat mendengar suara preman itu, ia menoleh kebelakang dan...

10 preman itu mendekat kearahnya, Mayra dengan panik langsung berlari.

"jangan lari Lo! Awas kalau ketangkep, kita bakal jadiin mangsa!!" umpat bosnya.

Mayra sudah tidak peduli dengan kakinya berdarah-darah, yang ia pikirkan hanyalah keselamatannya. Gadis itu menangis sambil berlari.

"TOLONG! TOLONG!" Teriak Mayra, tidak ada yang menggubris ucapannya.

Mayra terus berlari, walaupun tenaganya akan kalah dengan preman itu. gadis itu tidak ingin menyerahkan kesucianya dengan cuma-cuma.

"mau kemana lagi Lo?" ucap preman itu, melihat Mayra yang sudah terpojok.

Mayra menangis terisak-isak, tubuhnya gemetar hebat.

"tolong, jangan lakuin apa-apa ke saya! saya janji tidak akan memberitahukannya kepada siapapun!" ucap Mayra disela tangisnya.

"bodoamat, gue gak peduli, yang penting kita dapat mangsa baru!" mereka semua tertawa terbahak.

"hey, kamu sangat cantik, walaupun pakaian kamu tertutup, gue jadi penasaran untuk unboxing." balas bos itu tersenyum licik.

"jangan lakukan hal itu, kalian tidak takut dosa?" teriak Mayra masih menangis.

"Ya Allah tolonglah hamba dari keburukan ini." doanya dalam hati.

"gak usah sok suci kamu, dasar munafik!" bos itu menyentuh dagu Mayra.

"woii! Berhenti!" suara seseorang menghentikan 10 preman itu.

"jangan sentuh dia! atau Lo semua, bakal berhadapan dengan gue!" ucap pria sebut aja namanya Gans.

10 preman itu tertawa terbahak bahak, mendengar ucapan Gans yang menurut mereka sangat lucu.

"aduh, ada pahlawan nih," ucap mereka memegangi perut yang terasa sakit.

"dasar bocah kemaren sore!" umpat salah satu dari mereka.

"Kamu tidak tau? siapa kami? emang bocah sialan!" gerutu bos itu dengan tatapan tajam.

"gue gak tau siapa Lo semua, dan gue gak perlu tau juga. hal yang gak penting menurut gue!" balas Gans dengan tatapan dingin.

"sial! Harus kita kasih pelajaran ini, dasar bocah!" gerutu bos itu.

"sini hadapin gue!" tantang Gans mengacungkan jari tengahnya. kemudian ia merogoh saku celananya mengambil sebatang rokok dan membakarnya.

"ayo, maju!" ucap Gans menghembuskan asap rokoknya.

"maju woi, ngapain diem doang!" titah bos itu.

kedua preman itu berlari dan menonjok perut Gans, tetapi tidak membuat Gans terpental sedikit pun.

"hah? Kok gak kesakitan sih!" umpat kedua preman itu.

"hahaha, pukulan kalian gak ada rasanya, sini gua ajarin cara mukul yang bener!" Gans langsung melayangkan Bogeman, dan tendangannya kepada dua preman itu.

Kedua preman itu terkapar ditanah, membuat 8 preman yang lain melongo.

"kita keroyok aja, gak bisa dibiarin ini," bos dan anak buahnya berjalan dan

Bugh

Bugh

Bugh

4 pukulan masing-masing mendarat di wajah 4 preman itu sampai berdarah dan tersungkur ketanah.

Mayra yang melihat itu menghentikan tangisnya,

"ayo lagi!" tantang Gans menyeringai tajam.

Gans berhasil mengalahkan 10 preman itu dengan mudah, baginya mereka semua tidak, ada apa-apanya.

"dasar lemah!" Gans menyudahi bos itu. Dan melempar puntungan rokoknya ke bos preman itu.

"kita harus kabur! Dia terlalu kuat, gue kira bocah itu sangat lemah." 10 preman itu kabur dengan langkah pincang.

Gans tertawa-tawa melihat mereka yang kabur. Kemudian menoleh ke Mayra yang sedang menatapnya. Gans mendekat ke Mayra.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Gans khawatir.

"sa-saya, ba-baik- baik saja," ucap Mayra gugup saat melihat wajah Gans yang sangat tampan.

"Kamu berdarah," ucap Mayra menunjuk sudut bibir Gans sedikit berdarah,

"tenang aja Lo, gue baik-baik aja kok!" Gans nyengir kuda.

"aku obatin ya!" Mayra mengambil obatnya yang berada didalam tas.

"duduk, aku mau ngobatin kamu, ini sebagai ucapan terima kasih aku!" ucap Mayra yang diangguki Gans.

Walaupun sempat bergelut bukan berarti Gans tidak terluka sedikit pun.

Mayra mengobati Gans dengan telaten, kedua mata mereka bertemu.

"masyaallah ganteng!" takjub Mayra dalam hati.

"aku memang ganteng kok!" celetuk Gans seolah bisa membaca pikiran Mayra.

"CK, jangan geer!" gadis itu membuang mukanya yang sudah memerah.

"astaghfirullah, kalian ngapain disini!" ucap para warga

SAH!!

"astaghfirullah, kalian ngapain disini!" ucap para warga.

Mayra dan Gans terlonjak kaget mendengar suara itu, mereka berdua mengalihkan pandangannya ke sumber suara itu. Ada 6 orang warga yang menatapnya dengan curiga.

"kalian melakukan perzinahan di tempat ini?" tanya salah satu dari mereka.

"pak, ini tidak seperti, yang kalian pikirkan!" balas Gans panik, mukanya sudah pucat pasi.

"benar pak, kita tidak melakukan itu, kebetulan dia menolong saya tadi!" tunjuk Mayra agar tidak terjadi kesalahpahaman.

warga pun tidak percaya dengan alasan Mayra, mereka menatap tajam keduanya.

"menolong? Menolong untuk segera cepat hamil?" ketus bapak-bapak, membuat hati Mayra sangat sakit.

"percuma hijaban, kalau kelakuannya begitu!" hardik mereka.

"ternyata kamu Mayra, tidak jauh-jauh dari wanita murahan, pasti bapak kamu akan kecewa dengan kamu!" ucap mereka, hati Mayra sangat sesak dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Stop!! Kalian jangan menghina dia!" geram Gans kasihan pada Mayra.

"Kamu dasar laki-laki brengsek!!" umpat pak Roni yang dari tadi diam.

"kalian berdua harus dinikahkan! Bisa kena sial kampung ini!" celetuk pak Roni.

"APA? MENIKAH??" ucap Gans dan Mayra bersamaan.

"saya tidak melakukan apapun sama dia!" Gans membela diri.

"mana ada maling ngaku, kalau ngaku penjara penuh!" ucap Samsudin.

"saya bukan maling pak!" Gans menggelengkan kepalanya cepat.

"itu perumpamaan anak muda!" geram mereka.

"mending kita arak aja kerumah pak kyai Bardi!" Gans dan Mayra dipaksa ikut mereka berdua, keduanya hanya pasrah, bahkan untuk menjelaskan pun tidak ada gunanya.

Gans merasa kesal dengan bapak-bapak itu, sedangkan Mayra menangis disebelah Gans, kuping pria itu terasa panas saat mendengar Mayra menangis.

"sttt, bisa diem gak!" kesal Gans.

Mayra mengusap matanya kasar dan menoleh ke Gans.

"a-aku, se-sedang sedih! masalahnya aku sudah punya tunangan." ucap Mayra agak kesal.

"CK, cuma gara-gara itu?" Gans tersenyum mengejek.

Mayra mendengus bisa-bisanya pria itu mengejek dirinya."kalau tidak tau, lebih baik diam!" ketus Mayra.

"kalian berdua bisa diam tidak!" ucap pak Roni membuat mereka berdua bungkam.

mereka berdua di bawa oleh bapak-bapak itu hingga sampai dirumah pak kyai Bardi (ayah Mayra). Dan kebetulan sekali haji Bardi sedang berada diteras bersama Arman (tunangan Mayra).

"assalamualaikum pak kyai!" ucap mereka kompak.

kyai Bardi dan Arman langsung menghentikan obrolannya, mereka berdua sangat kaget melihat ada beberapa warga yang sudah mengepung rumahnya. keduanya melangkah dengan rasa penasaran.

"ada apa ini?" tanya pak Bardi dan Arman bersamaan.

para warga langsung mendorong mayra dan Gans kedepan. Wajah pak kyai dan Arman sangat syok.

"mereka berdua telah melakukan perzinaan, di kampung sebelah." ucap pak Roni menunjuk mereka berdua dengan raut wajah kecewa.

"kalian salah paham!" ucap Mayra sesengukan.

"kita saksinya, kamu jangan mengelak Mayra!"

"percuma berhijab, kalau kelakuan kamu seperti ini, saya kecewa sama anak pak kyai!" gerutu ibu-ibu tukang gosip yang bernama ranti.

"astaghfirullah, apa bener itu Ra?" tanya Arman mengusap wajahnya kasar, pria itu sangat kecewa mendengar ucapan warga.

"itu tidak benar mas! Aku cuma di fitnah sama mereka, pria ini yang menolongku saat dikejar preman." jelas Mayra masih menangis.

"jangan bohong, kita melihat sendiri kok!" ucap pak Roni kesal.

"astaga, yang dikatakan gadis ini benar kok!" balas Gans yang dari tadi diam.

"saya putuskan pertunangan ini! Saya tidak mau dengan perempuan yang sudah berzina." mata arman sudah memerah, raut wajah pria itu sangat teramat kecewa,

"mas, aku bisa jelaskan, tolong jangan dibatalkan!" Mayra memegang tangan Arman yang ingin pergi.

"aku gak bisa, kalian berdua harus menikah! kasian nanti anak yang ada dikandungan kamu." balas Arman.

Deg!

Bagai disambar petir, ucapan Arman membuat hati Mayra sangat sesak. Orang yang sangat ia cintai kini menghancurkan hatinya berkeping-keping.

"dan, buat kamu! kalian berdua harus nikah! Jangan jadi pria brengsek! Yang mau enaknya doang." Arman menunjuk dada Gans. Dan meninggalkan perkarangan rumah.

"bikin aja belum, gimana mau jadi!" gerutu Gans kesal.

"ayah, kecewa sama kamu Mayra. ayah sudah menjaga kamu dengan baik, dan ini balasan kamu terhadap ayah!" kyai Bardi menepuk dadanya yang terasa sesak. Air matanya jatuh begitu saja.

Istri kyai Bardi pun keluar, dari kamarnya saat mendengar suara warga. yang berada dirumahnya.

"ada apa ini bah?" tanya umi Rahma (ibu Mayra)

kyai Bardi mengalihkan pandangannya ke umi Rahma, umi Rahma sangat bingung melihat suaminya yang menangis.

"a-anak, kita telah berbuat zina umi!" kaki umi Rahma lemas saat mendengar ucapan suaminya. Wanita paruh baya itu mendongak menatap Mayra dan 1 orang laki-laki.

"apa itu benar nak?" tanya umi Rahma dengan mata berkaca-kaca.

"itu tidak benar umi!" Mayra menangis kencang.

"saya saksi nya umi, mereka berdua melakukannya dikampung sebelah!" balas pak Roni.

"astaghfirullah, umi kecewa sama kamu, padahal sebentar lagi kamu akan dipinang, sama nak Arman!" buliran bening menetes dari sudut mata umi Rahma.

Gans yang muak menyaksikan drama itu ingin cepat cepat menyelesaikannya.

"saya akan menikahi dia!" ucap Gans tiba-tiba.

kini Gans menjadi pusat perhatian mereka semua.

"bagus, dasar laki-laki brengsek! Percuma ganteng! Kalau bejat!" hardik Yanti anak Bu Ranti

.

Gans dan Mayra disuruh masuk kerumah kyai Bardi, rumah yang sangat luas dan sederhana,

"coba hubungi kedua orang tua kamu nak!" ucap kyai Bardi berusaha tenang, walaupun hatinya masih tidak terima.

"saya tidak tau mereka dimana pak!" dusta Gans.

"loh, kok gak tau, emang kamu disini sama siapa?" tanya umi Rahma heran.

"saya tinggal sendiri disini!" balas gans tersenyum getir.

Kyai Bardi dan umi Rahma menghela nafas, emosi yang tadi memuncak menjadi rasa kasihan kepada Gans.

"yaudah, kamu tidak pakai wali juga sah!" ucap pak kyai.

penghulu yang sudah datang entah sejak kapan pun menanyakan mahar apa yang akan, kasih terhadap calonnya. Arhan merogoh dompetnya yang mengambil uang 2lembar yang berwarna merah, hanya itu yang tersisa membuat semuanya melongo tak kecuali Mayra sendiri, dirinya menatap Gans semakin tajam.

*

*

"gimana para saksi?"

"SAH!!"

"SAH!!"

Mayra dengan terpaksa mencium tangan Gans dan Gans juga tidak kalah terpaksa mencium kening istrinya.

banyak warga yang sudah membubarkan dirinya, kini tersisa Mayra, Gans dan kedua orang tua Mayra, gadis itu langsung melongos pergi ke kamarnya. Meninggalkan Gans dengan kedua orang tua Mayra.

"nak, kamu kan sudah menikah, lebih baik kamu susul istri kamu sana." ucap umi Rahma lembut.

"dimana Tante?"

"panggil kita umi dan Abah saja, kamu kan sudah menjadi bagian dari keluarga kami." ucap umi Rahma tersenyum.

Gans menjadi terharu, pria itu seperti mempunyai seorang ibu yang menyayanginya.

"iya, mi. aku susul kemana?" tanya Gans sopan.

"kekamarnya, ada dilantai 2" ucap kyai Bardi tersenyum lembut. Gans mengganguk.

Gans langsung berlari ketangga, menyusul istrinya, pria itu sudah panik, takut istrinya akan bunuh diri. Pikirnya

ceklek!

"ngapain kamu, masuk ke kamar saya?" tanya Mayra menangis.

Gans menghela nafas kasar, ia mendekatkan langkah nya ke Mayra yang sedang duduk di tepi ranjang dengan wajah yang ditutup kedua lututnya.

"hadeh, jangan na-"

"pasti, kamu pengen ngetawain aku kan?" tuduh Mayra memotong ucapan Gans.

Gans mengerutkan keningnya, "hah?" pria itu belum mengerti ucapan Mayra.

"Kamu gak tuli kan?" Mayra mengusap air matanya dengan kasar, wanita itu mengangkat kepalanya, menatap Gans dengan kesal.

"Kamu mau ngetawain aku kan, silahkan! aku tidak peduli!" sungut Mayra kesal.

Gans menghela nafas kasarnya, "siapa yang mau ngetawain Lo?" pria itu duduk ditepi ranjang.

"mau ngapain kamu?"

malam pertama

"mau ngapain kamu?" tanya Mayra tak suka saat melihat Gans, berbaring diranjangnya.

Gans membuka matanya, menghela nafas panjang.

"mau tidur lah! Pakek nanya! Lu kira gua mau kayang disini!" Gans mendengus kesal, pertanyaan Mayra sangat bodoh menurutnya.

Mayra mendekat menarik lengan Gans dengan kuat.

"apaansih! ngapain narik-narik gue!" gerutu Gans menepis pelan tangan Mayra.

"gaada, kamu gak boleh tidur disini!" ucap Mayra kesal,

"terus ditidur dimana?" tanya Gans heran.

"tuh, kamu tidur aja disana, pokoknya gak boleh, tidur di kasur aku!" tunjuk Mayra kelantai.

Gans membulatkan matanya, dan menggeleng cepat. Mana Sudi dia tidur dilantai.

"enak aja, bisa remuk badan gue, pokok nya gue mau tidur disini!" Gans mengelenggkan kepalanya cepat.

"gak mau, itu kasur aku!" Mayra memukul Gans dengan bantalnya.

"CK, kasur lu, juga kasur gue, ini milik kita bersama," Gans menahan bantal itu.

"jadi suami kok, gak mau ngalah sama istrinya!" Mayra mengerucutkan bibirnya.

"jadi istri kok, gak mau nurut sama suaminya!" balas Gans tak mau kalah.

"ingat, kamu cuma suami terpaksa doang!" ucap Mayra kesal, gadis itu menatap Gans tajam.

"bodo amat, mau suami terpaksa, mau apa tah, apa tah, yang penting gue tetap suami lu!" Gans membaringkan dirinya dikasur.

"oke, aku panggil umi dan Abah, aku bilang aja, kamu ingin memperk*s* aku!" ancam Mayra

Gans terkekeh sendiri mendengar ucapan istrinya, mana mungkin umi dan abahnya Mayra akan marah.

"kenapa ketawa?" ketus Mayra.

"lucu aja!"

"apanya yang lucu?

"ucapan lu tadi. Yang ada, umi dan Abah malah ketawa, gak ada istilahnya suami memperk*s* istrinya, bakal dimarahin sama mereka! pasti mereka bakal senang, menantikan kehadiran cucu!" Gans tertawa-tawa, membuat emosi Mayra memuncak.

"dasar suami gak mau ngalah!" Mayra berdecak kesal.

"dasar istri gak nurut!" balas Gans tak mau kalah.

"yaudah, aku tidur diruang tamu aja!" Mayra mengambil bantalnya.

Dengan cepat arhan menahan tangan Mayra, pria itu menatap Mayra dalam-dalam.

"lo mau dimarahin orang tua kamu?" tanya Gans serius,

Mayra sempat salah tingkah ditatap seperti itu, gadis itu membuang mukanya yang sudah memerah.

"di-dimarahin kenapa?" tanya Mayra tanpa menoleh.

"pakek nanya, Lo ini bodoh atau apa sih!" ketus Gans.

"siapa yang kamu bilang bodoh?!" teriak Mayra kesal.

"lo, emangnya siapa lagi? Bisa-bisa Lo dihukum, karena gak mau tidur sama gue!" balas Gans menatap tajam kearah Mayra.

"apa hubungannya?" Mayra mengerutkan keningnya.

"ampun dah, emang bener bodoh dan lemot!" gerutu Gans geleng-geleng kepala.

Mayra yang terus dikatain bodoh, memukul Gans dengan kedua tangannya, walaupun pukulannya tidak terasa,

"ka-kamu jahat!" lirih Mayra menunduk, suara Mayra terdengar seperti orang menangis.

Gans mengerutkan keningnya, tangan Gans memegang wajah, air mata Mayra mengalir membasahi pipinya. Gans jadi gelagapan.

"Lo, kenapa nangis?" tanya Gans panik.

Mayra tidak menjawab, tangisnya makin pecah membuat Gans jadi semakin panik.

umi dan kyai yang mendengar tangisan itu jadi khawatir dengan putrinya.

"bah, si Mayra kenapa nangis?" tanya umi.

"gak tau mi, mungkin lagi sedih kali!" balas Abah mengedikkan kedua bahunya acuh.

"umi, khawatir, mending kita kekamarnya aja!" balas umi khawatir. Abah hanya mengangguk mereka berdua berjalan kekamar Mayra.

"kenapa nangis sih, gue sodok juga belum," gumam Gans menutup mulutnya yang salah bicara.

Mayra mengusap air matanya cepat, menatap tajam Gans, bisa-bisanya pria itu membahas hal intim.

"ini semua gara-gara kamu!" Mayra melompat ke tubuh Gans.

Posisi Gans dibawah, Mayra menindih perut Gans, membuat si Joni sudah meronta-ronta, ingin lepas dari sangkarnya.

"Lo, mau ngapain! Apa mau malam pertama?" goda Gans terkekeh.

"aahh, kamu nyebelin," ucap Mayra memukul dada Gans yang berada dibawa.

Ceklek!

Gans dan Mayra mengalihkan pandangannya ke pintu yang terbuka.

Umi dan Abah tersenyum salah tingkah,

"maaf, mengganggu kirain umi dan Abah, kamu nangis kenapa!" umi menggaruk kepalanya yang mendadak gatal.

"kalian lanjutin aja, maafin Abah dan umi yang menggangu malam kenikmatan kalian!" Abah menutup pintu dengan cepat.

Gans dan Mayra melongo mendengar ucapan itu, bisa-bisanya mereka berdua salah paham.

"ini semua gara-gara kamu! Pasti mereka mikir yang aneh-aneh!" kesal Mayra menuduh Gans.

Gans melotot tak terima, Mayra yang memulai dia pula yang disalahkan.

"eh, Lo yang nindihin gue ya! Enak aja main nuduh-nuduh!" Gans menghempaskan tubuh Mayra.

Gans bangun dan berjalan menuju kamar mandi, ada hasrat yang harus ia pendam.

"mau ngapain kamu kekamar mandi?" tanya Mayra heran,

"mau ngocok!" balas Gans asal.

"ngocok? Ngocok apa?" tanya Mayra mendekat ke Gans, gadis itu menuntut penjelasan.

Gans menepuk bibirnya yang keceplosan, bodoh sekali mulutnya ini.

"ma-maksud gue, mau ngocok rambut pake sampo!" Gans tersenyum kikuk.

"mandi maksudnya?" tanya Mayra lagi. Gans mengganguk dan berjalan kekamar mandi.

"dia ngapain sih, pake mancing-mancing segala, untung kagak ketahuan," Gans mengelus dadanya yang berdebar kencang.

Gans melirik kebawah celananya yang sudah menegang hebat,

"lu juga Jon, baru digituin aja udah bangkit, dasar gak tau diri!" Gans menunjuk si Joni yang terbangun.

Gans terdiam dikamar mandi, menunggu si Joni agar tidur kembali,

15 menit.....

"apa dia tidur dikamar mandi ya?" gumam Mayra seorang diri.

"tapi bagus juga, biar aku bisa leluasa disini." Mayra tersenyum sendiri.

Tapi hatinya tidak tenang, takut suaminya pingsan dikamar mandi, dengan sigap Mayra berjalan kekamar mandi.

"lama amat dikamar mandi!" gerutu Mayra di luar.

"bentar!" teriak Gans dari dalam.

Ceklek!

Gans keluar dengan mata yang sayu, pria itu mendekat ke ranjang dan membaringkan tubuhnya, Mayra ikut berbaring diranjang.

"Kamu habis ngapain dikamar mandi?" tanya Mayra ketus.

"berisik! Aku mau tidur!" sahut Gans memunggungi Mayra.

Mayra menatap Gans heran, ada apa dengan Gans, apakah pria itu kerasukan jin di kamar mandi.

"sorry, gue gak bisa ngasih nafkah batin buat Lo!" celetuk Gans.

Mayra berdecak kesal, dia juga tidak ingin melakukannya, Gans pikir, Mayra akan Sudi menyerahkan mahkotanya, tentu tidak!

"gak usah ngelantur, aku juga tidak berharap kepadamu," ketus Mayra mengambil guling dan meletakkan di tengah kasurnya.

Gans membalikkan badannya, pria itu menatap heran ke istrinya.

"kenapa gulingnya ditaro ditengah?" tanya Gans mengerutkan keningnya.

"biar kamu gak sentuh aku, dan gak berbuat macam-macam saat aku tidur!"

apakah setidak layak itu Gans menyentuh istrinya sendiri, Gans tersenyum kecut mendengar jawaban istrinya.

"yaudah, awas aja kalau Lo peluk gue," ucap Gans kesal.

"jangan geer, aku tidak Sudi menyentuhmu!" ketus Mayra.

biasanya pengantin baru, akan menikmati malam pertamanya, berbeda dengan Mayra dan Gans yang menikmati debatnya. Keduanya pun tertidur sehabis berdebat.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!