Alea pulang dari perusahan milik nya yang di wariskan oleh sang Papa David Anderson, sebagai anak bungsu dia memang tak seberapa banyak karena selain bungsu dia juga wanita. Jack yang anak sulung memiliki banyak warisan, namun mereka tak ada yang bertengkar soal harta karena biar pun sebutan sedikit, tapi perusahaan milik Alea juga sangat maju pesat, hotel milik nya selalu laris dan tak pernah kena masalah apa pun. dia menjabat sebagai ceo yang baik hati dan ramah kepada para karyawan fan karyawati nya, sedikit pun Alea tak pernah iri pada Jack yang punya banyak warisan karena dia sudah cukup puas dengan yang di dapat sekarang.
Di usia nya yang baru dua puluh enam tahun, Alea sudah punya anak laki laki berusia satu tahun dan wajah nya sangat tampan karena dominan kewajah nya Alea. suami Alea hanya seorang keryawan biasa di sebuah perusahaan kecil, Arhan memang berasal dari keluarga yang tidak mampu sehingga saat Alea memilih nya dia agak ragu, apa lagi dalam satu bulan pernikahan dia pun menyadari bahwa cinta wanita ini tidak ada untuk nya. tapi seiring berjalan nya waktu, Alea mencintai Arhan dengan segenap hati nya karena dia adalah suami yang baik dan penuh perhatian kepada sang istri.
"Mas nanti kayak nya aku pulang telat, kamu enggak usah nunggu aku ya saat makan malam." pesan Alea lewat sambungan telefon.
"Oh gitu ya, Sayang. oke lah, Mas makan sendiri saja nanti." jawab Arhan.
"Ya sudah kamu jangan malam malam pulang nya, kasihan Kenzo." ujar Alea.
"Iya nanti Mas pukul lima juga sudah pulang, kamu yang fokus ya kerja nya." Arhan memberi semangat.
"Iya, Mas."
Sambungan telefon mereka terputus dan Alea memang sedang sangat sibuk dengan pekerjaan hotel nya ini, bila nanti sudah cepat siapa maka dia bisa pulang dan memberi kejutan untuk suami nya, karena ini tinggal sedikit lagi dan bisa pulang. walau mengerjakan nya sambil dengan kepala yang sangat berdenyut denyut, walau dia pemilik namun Alea tak banyak diam saja.
"Tolong ambil kan dokumen keuangan bulan lalu." pinta Alea pada sekertaris nya.
"Baik, Nyonya." angguk Jimmy cepat karena bos nya ini malas pada gerak yang lama atau lelet.
"Kau kalau mau pulang duluan tidak masalah, aku hanya tinggal mengecek ini saja kok." suruh Alea.
"Tidak, saya akan pulang bersama Nyonya." tolak Jimmy.
Alea tersenyum karena sekertaris nya ini memang sangat setia sekali, dia sudah bekerja dengan Alea sekitar lima tahun sehingga segala tindak tanduk Nyonya nya sudah tahu dan hapal semua. bahkan yang di perlukan tanpa di suruh pun kadang Jimmy juga tahu, dia adalah pemuda yang cepat tanggap sehingga Alea menyukai sekertaris nya yang satu ini.
"Akhir nya selesai." Alea menguap sambil melihat jam dinding.
"Biar saya saja yang membereskan nya." Jimmy langsung menyusun map.
"Biar besok saja, ayo kita pulang kan sudah jam tujuh juga." ajak Alea.
Jimmy tidak membantah karena Nyonya sudah bangkit berdiri, maka mereka harus pulang, lantai bawah ramai sekali karena pengunjung hotel sangat lah ramai dan berbagai macam tipe orang, Alea berjalan menggunakan kaca mata hitam nya sehingga membuat para anak buah berdecak kagum melihat Nyonya yang satu ini.
...****************...
Alea berjalan memasuki rumah nya yang sangat megah karena ini memang di bangun oleh Papa nya dulu dan di berikan pada Alea sebagai kado pernikahan nya, dia menikah di usia yang tergolong muda karena saat itu Alea harus melarikan diri dari rasa cinta nya pada pria yang sudah menolak cinta nya mentah mentah, bahkan alasan pria itu menolak nya sangat lah menyakitkan.
"Kau hanya gadis kecil, aku tidak suka pada gadis berdada rata!"
Ucapan Zero masih terngiang ngiang di telinga nya membuat hati Alea sangat sakit, kesal dan semua rasa bercampur jadi satu dalam hati nya, beruntung Arhan adalah pria yang sangat setia dan penuh kelembutan sehingga hati Alea pun luluh pada suami nya hingga mereka punya anak saat itu juga, awal nya Lea tak mau di sentuk ketika baru menikah karena harus adaptasi dengan perasaan nya sendiri.
"Kok ada mobil lain, ada teman nya Mas Arhan apa?" batin Alea menatap mobil yang tak di kenal.
Maid menyambut kepulangan Alea dan membungkuk sopan, Alea langsung mencari suami nya karena dia penasaran dengan mobil yang ada di depan, mungkin kah suami nya membawa teman masuk kedalam rumah, padahal selama ini sudah ada perjanjian bahwa tak ada yang boleh membawa orang luar kerumah ini.
"Siapa tamu nya suami ku?" tanya Alea pada maid.
"Mungkin teman nya Tuan, Nyonya." jawab maid sopan.
"Di mana mereka sekarang?" Alea bertanya lagi karena tidak melihat suami nya.
"Kurang tahu, Nyonya." maid memang tidak tahu Arhan ada di mana sekarang.
Alea pun masuk kedalam rumah dan mencari di ruang tamu apa kah suami nya ada di sana, tapi ternyata suami nya sama sekali tidak ada di ruang tamu membuat darah Alea mendidih sekali rasa nya, dia paling kesal bila aturan di langgar. bila memang bawa teman kenapa tidak di ajak duduk di ruang tamu saja, karena suami tak kunjung ketemu maka Alea pun memutuskan untuk masuk kamar dulu.
Kleeek.
"Alea!"
"Kamu ngapain, Mas?!" Alea menatap suami nya tajam.
"Ini aku, eh aku tadi cari berkas pekerjaan ku." jawab Arhan.
"Lalu kenapa kamu ajak teman kamu ini masuk kedalam kamar? nama nya enggak sopan dong, Mas!" kesal Alea.
"Bukan gitu, dia sama aku itu udah temanan lamma jadi ku rasa tak masalah mengajak dia masuk kedalam kamar." Arhan memberikan alasan.
Apa pun alasan nya Arhan tetap saja Alea tidak terima karena merasa sang suami sudah kelewat batas, masa teman di ajak masuk kedalam kamar hanya untuk cari berkas saja. Alea kan sudah membuat perjanjian bahwa tak ada yang boleh bawa teman kerumah ini, teman Alea juga tak pernah ada yang datang kesini.
"Maaf ya kalau kamu tidak suka, tadi niat ku cuma menemani Arhan saja karena dia tak kunjung dapat berkas nya." teman Arhan yang bernama Leo menjawab.
"Bawa teman kamu keluar, Mas!" tegas Alea yang sudah kesal sekali.
"Berlebihan banget sih kamu, Lea!" kesal Arhan mengajak teman nya keluar sambil membawa map berwarna merah.
Alea menghembuskan nafas kasar karena dia sudah lelah dan sampai rumah masih harus emosi lagi, bila saja tadi Arhan tak sampai membawa teman nya masuk kamar maka Alea tak akan sekesal ini, apa lagi memang mereka sudah berjanji satu sama lain bahwa tak akan ada yang membawa teman.
"Aku malu ya sama Leo tadi, Lea!" Arhan marah pada istri nya setelah Leo pulang.
"Kenapa kamu harus malu?" Alea menatap suami nya.
"Ya kamu pikir dong, di depan dia kamu langsung marah marah." Arhan membanting map nya.
Alea masih santai karena usai mandi tadi darah nya agak turun, jadi belum naik lagi walau Arhan sudah membuat ulah begini, padahal jelas ini salah dia karena sudah membuat ulah, tapi bukan nya sadar malah kembali marah pada istri nya yang bisa di bilang adalah pemilik rumah ini. Arhan hanya lah menumpang saja kasar nya di sini, karena rumah tersebut pemberian dari Papa David.
Kekesalan Alea bukan tanpa sebab karena menurut nya Arhan sudah lancang membawa teman masuk kedalam rumah, bukan cuma di rumah saja melainkan sampai masuk kedalam kamar. Leo tadi juga sempat berbaring di kamar, maka nya sekarang Lea menyuruh maid nya mengganti seprai agar tak tersentuh oleh orang lain, itu pun Arhan tak kunjung paham juga bahwa istri nya tak suka bila ada orang luar yang masuk kedalam rumah. sebenar nya cuma rumah ini saja yang tidak boleh di masuki oleh orang luar, karena bila ada pertemuan atau sedikit acara maka Alea kan mengundang nya di rumah lain, dia berpikir bahwa rumah ini adalah privasi nya bersama keluarga.
"Mentang mentang ini rumah kamu jadi seenak nya saja kamu bersikap, Lea! aku memang miskin, tapi tidak bisa juga kau buat begini." bentak Arhan yang malah makin menjadi.
"Kalau tahu miskin yang sadar diri lah, itu kau sendiri ya yang bilang miskin." sahut Alea mengunyah buah.
"Bisa kamu ngomong gitu sama suami kamu, bukan berarti kau kaya jadi bisa bersikap seenak nya!" Arhan menarik tangan istri nya.
Namun dengan gesit Lea memutar tubuh nya hingga Arhan yang tertarik, setelah dia terangkat sebentar baru lah menghempas di lantai yang sangat dingin dan juga keras. Arhan memekik sambil memegangi pinggang nya, lagi lagi dia melupakan bahwa istri nya adalah lulus karate.
"Dari awal kita sudah sepakat bahwa jangan ada yang membawa teman kesini, kamu juga sudah setuju dan tak akan pernah bawa teman! lalu kenapa tiba tiba kamu bawa teman sampai masuk pula kedalam kamar, otak kamu di mana?" geram Alea.
"Cuma satu kali, Lea! apa salah nya kamu memaklumi, kan kamu bisa negur aku saat dia sudah pergi." Arhan masih saja sengit.
"Susah memang ngomong dengan orang yang otak nya di dengkul." Alea pergi menuju kamar putra nya agar tak panjang lagi ribut ini.
Kenzo belum tidur sehingga masih bisa lah bila mau bercanda gurau dengan putra tercinta nya, bocah umur satu tahun itu lagi lucu lucu nya dengan gigi yang belum penuh, hanya Kenzo yang membuat hati tenang dan melupakan semua beban yang ada di dalam hati, toh semua nya akan segera berlalu.
"Sayang mama." Alea menimang nimang putra nya.
"Acuuu, acuuu."
"Apa, Sayang?" Alea tertawa gemas melihat anak nya yang belum bisa bicara.
"Tuan muda agak demam tadi, Nyonya! tapi sudah saya beri obat, tadi Dokter Nira datang kesini." ujar Sus.
"Ya allah anak Mama demam ya, Nak?" Alea mencium kening Kenzo yang hangat.
"Sudah turun kok Nyonya." ujar Sus.
"Ya sudah, malam ini saya akan tidur dengan Kenzo." Alea menyuruh Sus keluar.
Anak nya juga sedang demam sehingga pasti butuh sang Mama, kebetulan dia pun sedang tidak baik baik saja dengan suami nya itu, biar saja Arhan merajuk dengan sendiri nya karena itu memang salah dia sepenuh nya. mau merajuk sampai kapan pun ya sudah karena Lea lebih peduli pada putra nya, dia berbaring di sebelah putra nya sambil memeluk erat karena Kenzo adalah anugrah yang paling besar dalam hidup nya ini setelah lama patah hati oleh cinta pertama.
...****************...
Seorang pria yang sangat tampan menggandeng gadis berdada montok dan body nya bak gitar spanyol yang sangat berlekuk indah, dia adalah model ternama yang bekerja pada pria ini. pria yang tak lain adalah Zero Martinez, dia pemilik agensi yang menampung banyak model cantik sehingga dia begitu mudah bila ingin tubuh mereka.
Para model akan senang hati menerima tawaran itu karena tawaran Zero adalah hal yang sangat menguntungkan bagi mereka, bisa memperpanjang kontrak dan ada tips juga yang bisa di terima oleh para model ini, Zero punya banyak uang sehingga dia punya kuasa yang sangat besar untuk memikat para wanita yang gila uang.
"Kata nya yang punya hotel ini seorang wanita ya, Sayang?" tanya Angel sambil bergelayut manja.
"Benar, dia salah satu teman ku juga." angguk Zero.
"Enak banget ya kalau sampai punya hotel gini, pasti tak akan pusing soal uang." lirih Angel.
"Kamu kan punya aku." Zero mencium mesra bibir kekasih nya walau belum sempat masuk kamar.
Angel tidak bisa menjawab karena bibir nya sudah di lahap habis oleh Zero, rangsangan yang sangat kuat sehingga membuat wanita mabuk kepayang, bukan cuma tubuh dan wajah saja yang membuat Zero sangat di gilai banyak wanita, namun memang dia sangat lihai di atas ranjang.
Tak, Tak.
Suara langkah kaki yang pasti sedang menuju kemaria karena bisa saja orang itu mau masuk kamar nya atau juga menuju lantai paling atas yaitu ruangan Ceo, Zero melepaskan ciuman nya dan tersenyum melihat siapa yang akan melewati nya ini, wajah yang cantik namun juga angkuh karena cinta nya sudah Zero tolak.
"Hai, Alea!" Zero menegur teman nya ini dengan ramah.
"Hai." Alea hanya membalas singkat saja.
"Ya ampun gaya nya angkuh sekali, kayak orang paling kaya saja!" celetuk Angel yang kesal melihat Lea sangat angkuh.
Mendengar ucapan Angel barusan, Alea menurun kan kaca mata nya dan menatap gadis itu dengan pandangan tajam menusuk, hanya wanita yang rela jual diri demi uang saja sudah berani mengatai nya demikian.
"Sebaik nya kau atur mulut wanita sewaan mu ini sebelum ku hajar dia." geram Alea.
"Biasa lah, nama nya juga baru berkembang." Zero mengedipkan sebelah mata nya.
Zero membawa Angel masuk kedalam kamar nya agar Lea tak semakin naik darah, bisa bahaya urusan nya karena Zero pun sudah mengenal bagai mana sikap teman nya itu bila sudah marah kepada orang, yang ada nanti malah tak akan ada habis nya sebelum orang tersebut sekarat, apa lagi Alea punya dendam kepada Zero juga.
Arhan membanting tas kerja nya karena sampai pagi pun dia masih saja kesal dengan ulah Lea yang marah marah di hadapan Leo tadi malam, seolah harga diri nya benar benar tercoreng karena sama sekali tidak di hargai oleh istri nya yang orang kaya. padahal memang salah nya sendiri karena sudah melanggar aturan yang di buat bersama sama dan di sepakati, parah nya juga sampai membawa nya masuk kedalam kamar hanya karena dia ingin mengambil berkas yang ia simpan, bukan salah Lea sepenuh nya bila sampai di tegur dan juga saat itu Lea baru pulang kerja dengan keadaan yang sangat lelah.
Salah nya Lea ada juga karena saat itu dia tak mampu menguasai emosi nya sehingga langsung marah marah walau masih ada teman nya Arhan, emosi wanita itu memuncak karena melihat Leo yang menjajal kasur nya segala karena di rasa sangat lah tidak sopan karena ini kamar orang. Arhan malu karena di depan teman nya Lea sudah sekasar itu, andai kan Lea mau marah nanti saja marah nya menunggu Leo pulang dulu agar teman nya tidak tersinggung dan Arhan juga tak kehilangan muka, apa lagi dia dan Leo adalah teman sejak SMP sehingga sudah besty kental yang kemana mana selalu berdua.
"Udah lah enggak usah di pikirin, salah aku juga karena masuk kamar pribadi kalian." Leo menepuk pundak sahabat nya.
"Kadang aku tuh kesal karena Lea sama sekali tidak menghargai aku sebagai suami, mungkin saja karena aku dari keluarga miskin." Arhan berkecil hati.
"Tuh kan kau jadi mikir kemana mana, hidup jangan di pikirin lah, Bro!" Leo memang orang nya cuek.
"Enggak di pikirin bagai mana, tidak kau lihat kemarin gaya nya saat marah?!" Arhan mendelik kesal.
"Nama nya juga wanita, dan yang paling penting istri mu itu kaya sehingga dia merasa unggul." Leo berkata demikian.
"Ya emang bener kalau dia begitu karena merasa kaya, aku doain semoga hotel nya itu bangkrut biar hidup nya sengsara!" geram Arhan.
"Kalau dia sengsara kau juga sengsara lah, goblok kau ini!" Leo melempar kertas di kepala nya Arhan.
"Aku tinggal menginjak dia balik, otomatis bila melarat maka dia akan bergantung padaku." Athan malah berpikir bodoh.
Tampak nya kekesalan dia pada Lea sudah berada di puncak karena merasa tidak di hargai, memang laki laki tak akan paham apa yang sudah ia lakukan sehingga hanya akan menyalahkan pasangan nya saja, bukan bersyukur karena Ale sudah menerima dia walau hanya pegawai biasa yang gaji nya tidak sebanding dengan pendapatan nya Alea.
"Udah lah enggak usah di pikirin terus, kamu yang wajib minta maaf sama dia." nasihat Leo.
"Kadang aku berpikir ada baik nya menikah dengan wanita biasa saja, karena mereka.pasti akan tahu cara menghargai." Arhan malah sampai kemana mana.
"Beda lagi lah masalah nya, Bro! wanita biasa yang tidak punya penghasilan maka akan menuntut mu agar cari uang banyak, karena hidup mereka sepenuh nya bergantung pada mu." sahut Leo.
Arhan menghembuskan nafas panjang karena semua nya memang beban bila kita tak patut mensyukuri nya, tergantung kita mau menghadapi nya bagai mana, bila tak tahu diri maka akan begini lah jadi nya.
...****************...
Alea memilih gaun pendek berwarna merah karena malam ini ada pertemuan keluarga yang pasti nya akan sangat ramai, dia tak boleh tampak lecek karena nanti malah di katai oleh para sepupu nya. Alea sebenar nya malas karena keluarga Zero juga pasti akan berkumpul sebab mereka adalah teman nya keluarga Anderson, keluarga Martinez sudah sejak dulu berteman baik dengan Anderson sehingga hubungan mereka tak pernah canggung lagi. Zero juga pasti datang di sana karena sudah biasa begitu, Alea yang belum baikan dengan Arhan jadi terpaksa mengajak bicara duluan agar nanti di sana mereka tak perlu lagi saling bertengkar.
"Kamu pakai baju ini ya, Mas." Ale menyiapkan baju untuk suami nya.
"Terserah saja." jawab Arhan datar.
"Kamu jangan gitu dong, aku enggak mau ya kalau nanti Papa sama Mama sampai tahu kita berantem." Alea kesal juga.
"Aku ini cuma orang miskin yang tidak tahu etika, jadi nurut saja apa kata kamu." sengit Arhan mengambil kemeja yang di siapkan Alea tadi.
Alea menghembuskan nafas panjang karena dia sedikit menyadari kesalahan nya tadi malam, harua nya dia tak marah saat masih ada Leo, setelah pria itu pulang saja baru marah dan menegur suami nya yang sudah bawa teman masuk kamar.
"Maafin aku ya, maaf karena sudah marah marah sama kamu." Alea memeluk suami nya dari belakang.
Bila sudah begini maka hati Arhan akan meleleh sekali di buat nya, dia mencintai Alea yang seperti ini, yang manja dan bergantung penuh pada suami. namun Alea bukan tipe wanita yang begitu sehingga rasa nya akan susah mau bersikap begitu, semua masalah akan hilang bila salah satu nya mau minta maaf dengan tulus. sama seperti Arhan dan Lea mereka saling memaafkan dan kembali adem ayem, Lea senang karena suami sudah ceria lagi sehingga nanti saat acara tidak akan jadi pertanyaan oleh orang tua nya.
"Aku pakai baju dulu, nanti kita malah telat." Arhan melepaskan tautan bibir nya.
"Enggak usah lah kita pergi." Alea mengalungkan tangan di pundak suami nya.
"Mana boleh gitu, nanti Papa marah sama kamu dan aku juga." Arhan paham istri nya jadi nafsu.
"Tapi aku pengen." rajuk Alea sudah tidak mood mau pergi.
"Nanti dong usai acara, ayo kita pergi dulu." desak Arhan.
Akhir nya mereka pun pergi dan Alea menggendong putra nya yang masih satu tahun, tak ketinggalan Sus nua juga di bawa karena nanti malah akan susah bila tidak di bawa. sebab bila sudah kumpul maka para keluarga besar akan sibuk ngobrol, Alea pasti akan sibuk nanti nya di sana.
Paling Arhan yang menggendong Kenzo bila tidak membawa Sus, tapi kali ini di bawa sehingga Arhan pasti bisa ngobrol dengan luwes kepada para anggota keluarga nya Alea. sesungguh nya Arhan pun malas bila ada acara kumpul begini karena dia merasa rendah diri, tak sedikit keluarga nya Lea yang menyindir dia.
"Enak ya jadi suami Lea tinggal numpang hidup!"
"Enak ya jadi Arhan dapat istri orang kaya!"
Pasti nanti ucapan seperti itu akan terdengar kembali, karena rasa nya tiap acara maka akan ada suara yang seperti itu sehingga membuat Arhan sangat rendah diri di buat nya, mau melawan juga tidak mungkin karena mereka adalah para orang tua.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!