NovelToon NovelToon

Beggining Before The End

Prolog

di Akademi Militer Tokyo tahun 1939

seorang siswa bernama Ryoichi Tshikishima berhasil lolos Akademi Militer Tokyo Angkatan Udara kekaisaran Jepang

umur dia masih 18 tahun dan sudah menorehkan banyak prestasi di Akademi nya

dia dianggap sebagai masa depan Angkatan Udara kekaisaran Jepang

kemampuan nya dalam membawa pesawat tempur patut di ancungi jempol

dan dirinya mendapatkan nilai sempurna selama di Akademi

7 desember 1941, Pearl Harbour Amerika Serikat

Angkatan Udara kekaisaran Jepang memulai penyerangan ke Pearl Harbour, Ryoichi Tshikishima di tugaskan menjadi Kapten Unit 7 yang berisi 5 pesawat pengebom dan 10 Pesawat Tempur padahal umur Ryoichi masih 20 tahun

*sebelum berangkat

Ryoichi bertanya ke sahabatnya yaitu Yusuke, mereka naik ke pesawat

"Yusuke, kau terlihat gugup. kau baik-baik saja?"

Yusuke menghela nafas dan berkata "tidak, aku sedikit gugup. aku takut kalau kita akan gagal dalam misi ini, kau tau kan kekuatan Militer Amerika Serikat?"

mendengar itu Ryoichi tertawa "kamu tenang saja bro, kau tak ingat siapa aku? kita akan memenangkan perang, tenang saja." Ryoichi mulai memasang kacamata pelindung

Yusuke mulai merasa tenang "benar, kita akan menang. kau tau apa? setelah perang ini aku akan langsung mencari pacar ku dan aku akan bermain dengannya." Yusuke mulai memasang kacamata sambil tertawa

Ryoichi tertawa "dasar kau haha."

Ryoichi pun mulai menunggu pasukannya

jam 7.55 pagi waktu Amerika

Unit Ryoichi menyerang pada gelombang pertama, sekitar 183 pesawat melakukan serangan ke pelabuhan Pearl Harbour Amerika Serikat

Ryoichi langsung menginstruksikan pasukannya untuk menyerang kapal

singkat cerita serangan berhasil

Ryoichi dan pasukannya kembali ke kapal induk Soryu, di dalam kapal mereka merayakan kemenangan mereka atas penyerangan Pearl Harbour

Yusuke merangkul Ryoichi yang sedang ikut merayakan

"Benar kata mu bung! kita akan memenangkan perang!"

Ryoichi tertawa, tapi dia mulai berkata serus "benar, tapi.. pasti Amerika akan balas dendam ke kita, kita harus lebih fokus kali ini, tapi! kita akan merayakan kemenangan kita!" Ryoichi tertawa

Yusuke juga

seluruh prajurit pun pergi ke Midway

8 Desember 1941

Amerika menyatakan perang ke Jepang, karna perjanjian Pakta Tripartit... Perjanjian yang ditandatangani oleh Jerman, Italia, dan Jepang pada 27 September 1940. Perjanjian ini mengesahkan kerja sama militer antara ketiga negara tersebut untuk melawan Sekutu dalam Perang Dunia II.

dan karna Pakta Tripartit, Jerman dan Italia juga ikut mendekralasikan perang ke Amerika Serikat

selama periode 1942 Jepang menggila di Asia Tenggara

mereka mampu menguasai koloni milik sekutu dalam waktu singkat

dalam waktu itu juga Ryoichi mendapatkan julukan dari Sekutu, yaitu 'Shinigami' atau 'dewa kematian' karna kemampuannya dalam memanuver pesawat nya

dia juga sangat di segani oleh anak buahnya

tapi semua berubah di pertengahan tahun 1942

Amerika melancarkan serangan udara ke pulau Midway di tanggal 3 Juni 1942

kebetulan Ryoichi dan pasukannya sedang berada disana

sirine serangan udara dibunyikan, Ryoichi dan pasukannya sedang sarapan saat itu

"kita harus bergerak!" teriak Ryoichi yang langsung meletakkan makanannya di meja

pasukan lain mengangguk

Ryoichi menaiki pesawatnya, sebelum itu dia menoleh ke Yusuke

"Yusuke, kita akan menang." Ryoichi melihat Yusuke yang sedang gugup

"selama ini, aku selalu percaya dengan mu. kita akan menang... kapten." jawab Yusuke

Ryoichi tertawa dan langsung menerbangkan pesawat nya

selama pertempuran Ryoichi menggila dengan sukses menjatuhkan pesawat demi pesawat milik Sekutu

pertempuran sangat sengit hingga berhari-hari

Ryoichi benar-benar menunjukkan kelasnya dalam pertempuran ini dan membuktikan kalau julukan 'Shinigami' itu pantas di sematkan di dalam dirinya

tapi tidak dengan rekan-rekannya

banyak anggota nya yang gugur dan tenggelam di laut

dan 6 Juni hanya tersisa Yusuke dan Ryoichi

mereka melakukan komunikasi lewat alat penghubung antar pasukan di pesawat

[ kamu pikir, kita akan bertahan hidup? kita hanya tinggal berdua sekarang ] Yusuke berkata dengan suara yang lemas

Ryoichi tertawa kecil dan berkata "ya, kita hanya berdua. tapi kita mati untuk kekaisaran, mereka terlalu banyak. peluang kita menang hanya sedikit."

[ Akagi, Soryu, dan Kaga sudah tenggelam, tinggal Hiryu yang masih utuh. dan sepertinya juga akan jatuh ] Yusuke menghela nafas dalam-dalam

Ryoichi berusaha tenang sambil mengendarai pesawatnya "tenang saja sobat, aku tau kau adalah pria yang tangguh. kau tak mungkin menyerah segampang itu, jadi... sebaiknya kita fokus sekarang."

Yusuke tertawa [ siap... kapten ]

dan... itu adalah kata-kata terakhir Yusuke... sebelum dirinya di tembak jatuh...

Ryoichi hanya bisa pasrah saat melihat Unit nya semuanya telah gugur

7 Juni di malam hari di kapal Hiryu

Ryoichi sedang sarapan sendirian, seluruh skuad nya telah gugur di pertempuran

mereka dalam perjalanan kabur dari Midway

tapi tiba-tiba saja terdengar sirine serangan udara, Amerika menyerang

beberapa pesawat menyerang mereka, Ryoichi langsung naik ke pesawatnya dan melawan mereka semua

dari 20 pesawat total Ryoichi sukses menjatuhkan sekitar 11 pesawat

tapi kapal Hiryu gagal bertahan, kapal Hiryu tenggelam dan pertempuran Midway resmi berakhir dan Amerika Serikat resmi masuk ke teater Pasifik

Ryoichi sendiri dia kabur ke pangkalan udara terdekat

pesawatnya mengalami sedikit kerusakan

malam hari di pangkalan udara

Ryoichi terbaring lemas di ranjang yang sudah di sediakan pasukan disana

dia mengambil sebuah foto dari Unit nya, foto yang berisi kenang-kenangan yang seru selama perang

namun mereka yang awalnya berjumlah 29 orang berkurang dan saat pertempuran Midway hanya tersisa 11 orang

dan kini hanya menyisakan Ryoichi sendiri, sahabat terbaiknya yaitu Yusuke juga ikut gugur dalam Battle of Midway

Ryoichi masih sangat terpukul setelah Yusuke tewas

dia melihat foto berikutnya, foto yang isinya adalah keluarga dari pasukannya

Ryoichi terdiam sejenak, lalu menutup foto itu agar dirinya tak merasa bersalah

2 tahun berlalu

Jepang mulai terdesak di Pasifik, Asia Tenggara juga suda mulai di masuki Amerika Serikat setelah Guadalcanal atau kepulauan Solomon di rebut Sekutu

Sementara Ryoichi selalu berpindah Unit, tapi dia selalu kehilangan rekan nya

dan akhir dari perjalanan Ryoichi terjadi di pertempuran Iwo Jima

saat itu dia menyerang kapal Amerika yang menyerang, bersama Unit baru nya Ryoichi memimpin mereka semua

tapi sayangnya pesawat Ryoichi tertembak jatuh di bagian sayap

Ryoichi pun di tangkap oleh sekutu

dia di tahan di hawaii, selama disana dia terus di interogasi dengan cara di siksa

Ryoichi yang terus bungkam di ancam yaitu rekan-rekannya akan di bunuh di depan matanya

dan ancaman itu benar

para tahanan di bunuh di depan mata Ryoichi, meskipun begitu Ryoichi terus bungkam dan tak ingin memberikan informasi tentang taktik Jepang.

karna itu Sekutu menjadi jengkel karna Ryoichi yang sangat keras kepala

apapun siksaan nya Ryoichi akan menerima nya dan siap mati untuk negara

Ryoichi sangat depresi selama berada disana. dia dikurung di ruang isolasi, orang mengunjungi nya hanya untuk sekedar memberi nya makanan atau menjemputnya untuk di interogasi

2 Mei 1945

Jerman menyerah tanpa syarat ke Soviet dan Sekutu

hal ini menyebabkan teater Eropa berakhir

6 Agustus 1945 di jam 8:15

semua warga Jepang sedang beraktivitas seperti biasa

tapi di atas cakrawala warga Jepang melihat sebuah pesawat

mereka tak tau apa yang akan di lakukan oleh pesawat itu

kota Hiroshima mendapatkan paket spesial dari Amerika, sebuah kiriman yang kelak akan menjadi alasan Jepang untuk menyerah.

yaitu di jatuhkan nya bom pemusnah massal, bom Atom atau 'Little Boy' yang menewaskan sekitar 140.000 warga sipil

9 Agustus 1945 di jam 11:02

paket kedua di berikan

kini nama bom nya adalah 'Fat Man', dan menewaskan sekitar 74.000 warga sipil tewas

hal itu menjadi berita yang menggemparkan dunia

8 Agustus 1945

Uni Soviet mendekralasikan perang terhadap Jepang dengan menginvasi Manchuria dan pulau Sakhalin

bom Atom tak mampu menghancurkan Jepang, tapi Soviet mampu

Jepang lebih takut ke Soviet ke timbang Amerika

jadi tanggal 14 Agustus Jepang menyerah tanpa syarat ke Amerika dengan alasan bom Atom

padahal sebenarnya Jepang takut ke Soviet, jika mereka menyerah ke Soviet maka Hirohito dan keturunannya di pastikan akan di musnahkan dan di gantikan menjadi komunis

Jepang menyerah di kapal USS Missouri

dan Jenderal Douglas McArthur dan Hirohito berfoto bersama, Douglas McArthur terlihat lebih tinggi dan gagah daripada Kaisar Hirohito yang lebih pendek

itu menandakan kalau Hirohito bukanlah dewa, di atas langit masih ada langit

Bagian 1 - tetaplah hidup

21 Agustus 1945 di sore hari

Ryoichi turun dari kapal, dia telah di bebaskan oleh Sekutu. dia tak membawa barang apapun, yang dia bawa hanyalah sebuah buku kecil

saat Ryoichi turun, kondisi Tokyo sedang hancur setelah pengeboman Tokyo di tanggal 10 Maret 1945

semua tahanan yang telah di bebaskan di jemput oleh keluarga mereka, Ryoichi yang mengira orang tuanya akan menjemput salah kira

tak ada yang menjemputnya

tapi Ryoichi masih berpikir positif dan terus berjalan ke arah rumahnya

di sore hari Ryoichi sampai di rumahnya, betapa terkejutnya dia setelah melihat rumahnya yang telah hancur

di saat itu juga seorang tetangga menghampirinya

"nak?" tanya tetangga

"b-bibi Hisako?" Ryoichi merasa sedikit lega setelah melihat Hisako yang merupakan kakak dari ibunya Ryoichi

"k-kamu masih hidup?" Hisako memegang wajah Ryoichi dengan tatapan tak percaya

Ryoichi menghela nafas "ya, i-ini saya bibi."

Hisako memeluk Ryoichi

"bibi kira... kamu sudah mati... selamat datang kembali." Hisako memeluk Ryoichi dengan erat

Ryoichi melepas pelukan Hisako dengan pelan

"maaf lancang, tapi... dimana orang tua saya?" Ryoichi memegang bahu Hisako

Hisako terdiam, lalu menjelaskan dengan hati yang berat sambil menatap rumah Ryoichi yang sudah hancur

"hancur... semua nya... hangus terbakar di lahap oleh api, termasuk kedua orang tuamu, anak ku juga mengalami nasib yang sama..." Hisako mulai menetes air mata

Ryoichi sangat merasa hancur, dia sangat terpukul dengan berita kalau kedua orang tuanya telah meninggal

sambil menahan tangis, Ryoichi berkata "s-saya turut berduka."

Hisako menoleh ke Ryoichi, dia menghampiri Ryoichi sambil memegang bahunya

"hanya kamu yang bibi punya, semua keluarga kita telah mati... kumohon, bertahan hiduplah Ryoichi." ujar Hisako dengan suara yang gemetar

Ryoichi terdiam

setelah itu Hisako mengambil sesuatu dari kantongnya sambil berkata

"orang tuamu memberikan ini... ini adalah surat dari orang tuamu..." Hisako bergetar sambil memberikan kertas itu ke Ryoichi

setelah itu Hisako pergi ke rumahnya sendiri yang juga sudah hancur

Ryoichi pergi ke suatu tempat untuk membaca surat tersebut

beberapa orang tampak sedang memperbaiki rumahnya yang rusak

para warga yang kehilangan keluarganya tampak terlihat trauma dengan kejadian beberapa bulan yang lalu

seorang kakek tua sedang memperbaiki rumahnya sendirian

seorang wanita tua sedang mencuci sesuatu, dia terlihat sangat depresi

sementara itu Ryoichi duduk di antara reruntuhan bangunan sambil membaca pesan itu

isi surat

{ Ryoichi anakku tercinta dan kebanggaan ku, jika kamu tetap hidup, tetaplah hidup, jika kamu merasa tak dibutuhkan di dunia ini... maka hiduplah untuk orang yang membutuhkan dirimu }

{ kembalilah hidup-hidup }

{ putraku tersayang, Ryoichi... }

setelah membaca itu

Ryoichi terdiam

dia tak bisa berkata apapun, perlahan kertas itu menjadi basah karna air mata Ryoichi yang perlahan mulai turun

"kembalilah hidup-hidup, ya? itu yang kau katakan..." Ryoichi memeluk erat kertas itu dan mulai menangis dengan keras

hujan turun dengan sangat deras yang membuat teriakan Ryoichi tak terdengar

langit berwarna hitam

Ryoichi sangat hancur di sore itu

dunia nya seolah-olah telah menjadi sangat gelap karna semua orang terdekatnya telah hilang satu persatu

keesokan harinya...

Ryoichi sedang mengambil makanan dari bantuan pemerintah di pasar

Ryoichi mengambil sebuah nasi dan kari

meskipun terlihat tak higenis tapi hanya itu yang bisa mereka makan

Ryoichi mengambil dua kari, satu dia makan di tempat yang satu lagi akan dia berikan ke bibi Hisako

"seharusnya bibi Hisako akan menerimanya." membungkus karinya

tapi saat akan pergi tiba-tiba terdengar teriakan

"PENCURI!"

"TANGKAP WANITA ITU!"

"minggir!" teriak seorang wanita

seorang perempuan muda sedang menggendong seorang bayi berusaha kabur dari para pedagang

Ryoichi menghadang perempuan itu

perempuan itu berhenti saat Ryoichi menghentikannya

tanpa pikir panjang perempuan itu memberikan bayi itu ke Ryoichi "tolong!" langsung kabur

"eh, tunggu? apa?" Ryoichi kaget saat dia bayi itu di berikan kepadanya

para pedagang itu terus mengejar perempuan muda itu

"HEI BERHENTI!" teriak para pengejar

"KEMBALI KE SINI!"

beberapa menit kemudian

Ryoichi terlihat kebingungan sambil menggendong bayi itu

dia berusaha menenangkan bayi itu

Ryoichi pun memutuskan untuk meletakkan bayi itu di tengah pasar, tapi setelah berbalik Ryoichi menjadi merasa kasihan dengan bayi itu

Ryoichi kembali membawa bayi dengan wajah yang terlihat kasihan. Dia mulai merasa iba saat melihat bayi yang sendirian di tengah pasar yang sepi dan bayi itu juga terlihat sangat polos

setelah itu Ryoichi membawa pulang bayi itu dengan perasaan yang sangat lelah

setelah keluar dari pasar perempuan tadi keluar dari sebuah tumpukan sampah

"kakak!" teriak perempuan itu

Ryoichi langsung bernafas lega "sialan, akhirnya darimana saja kau?"

perempuan memasang ekspresi cemberut

"ini salah kau tak keluar dari pasar, kalau aku menghampiri kau aku akan ketahuan!"

Ryoichi langsung memberikan bayi itu dan lanjut pulang karena merasa kalau bayi itu sudah aman dan sudah kembali ke ibunya

Ryoichi pergi

perempuan muda itu memanggil Ryoichi

"hei! kenapa kau tak tinggalkan bayi ini disana?" teriak perempuan itu

Ryoichi berbalik dan menoleh ke perempuan itu dengan tatapan lelah

"meninggalkan nya di tempat seperti itu?" Ryoichi lanjut berjalan

perempuan itu langsung memikirkan sebuah ide

"hm? eeeh? menarik!"

Ryoichi terus berjalan, tapi dia sempat mendengar gumaman perempuan muda itu. Dia penasaran dengan apa yang ingin dilakukan perempuan itu

Ryoichi terus menoleh ke perempuan itu yang perlahan berjalan mengikuti nya

"tolong jangan ikuti aku." Ryoichi merasa jengkel

perempuan itu tertawa dan memikirkan sesuatu agar bisa memanfaatkan Ryoichi

"Apa kau akan meninggalkan kami mati di jalan?" perempuan

"aku tak peduli!" Ryoichi terus berjalan dengan perasaan yang jengkel

perempuan itu tak peduli dan tetap mengikuti Ryoichi sambil menggendong bayi tadi

Ryoichi terus berjalan, dia semakin kesal dengan kehadiran perempuan muda itu yang terus mengikuti dia. Dia berusaha untuk mengabaikannya tapi tetap saja perempuan itu mengikutinya

"Aku sudah bilang, jangan ikuti aku!" Ryoichi berkata dengan keras kepala

perempuan itu tetap tak merespon

Ryoichi menjadi jengkel dan memillih membiarkan perempuan itu

dan malam hari telah tiba dan perempuan itu dengan bayi yang di gendong nya ternyata menetap di rumah Ryoichi yang membuat Ryoichi menjadi jengkel

rumah Ryoichi telah rusak karna bom dan hanya di susun secara ngasal

perempuan itu duduk di tanah rumah Ryoichi sambil memasak sebuah bubur untuk bayi itu

Ryoichi terus melihat perempuan dengan jengkel

"setelah selesai, kau harus pergi." Ryoichi menatap tajam perempuan

perempuan itu menoleh ke bayi

"Kau dengar itu? Dia sangat jahat dan menakutkan."

Ryoichi semakin merasa jengkel

bayi itu hanya menggumamkan beberapa kata yang tidak jelas, tapi terlihat seperti sedang ingin makan

"lihat, dia ingin makan." Dia memberikan beberapa bubur kepada bayi itu

Ryoichi hanya melihat mereka berdua dengan heran

setelah itu Ryoichi bertanya sesuatu ke perempuan tadi

"Di mana suamimu? apa dia tentara?" tanya Ryoichi

perempuan sempat terdiam sejenak, setelah itu menjawab "Apa aku, terlihat seperti punya suami?"

Ryoichi yang awalnya memalingkan wajah dari perempuan langsung menoleh kembali ke perempuan dengan kaget

"Apa? Anak siapa dia?" tanya Ryoichi dengan heran

"apakah itu penting?" perempuan menjawab dengan nada yang sedikit kesal dan dingin

"tentu saja!" Ryoichi menjawab dengan nada yang juga merasa jengkel

perempuan hanya menghela nafas saat pria itu meninggikan suaranya. Dia kemudian melirik ke arah pria itu dengan ekspresi bosan

"dia anak dari seorang teman, kenapa?" jawab perempuan dengan dingin

Dia kembali menyuapi bayi itu dengan tangan yang gemetar akibat lapar

Ryoichi sadar kalau perempuan itu berbohong

Ryoichi tahu kalau perempuan itu berbohong. Dia terus memperhatikan perempuan itu yang sedang memberikan makan kepada Akiko dengan tangan yang gemetar

"Kau berbohong," Ryoichi berkata dengan tegas

perempuan itu pun menghela nafas, lalu menjawab ke Ryoichi dengan suara yang dingin

"Selama serangan udara, ibunya yang sekarat memohon kepadaku." perempuan itu kembali menyuapi bayi itu

Ryoichi kembali bertanya dengan heran

"jadi, kau... tak ada hubungannya dengan anak itu?"

perempuan itu mengangguk pelan

"Ya, Lalu kenapa? aku tak ada hubungan dengan anak itu."

Dia berkata dengan nada yang dingin, seolah-olah sedang menyembunyikan sesuatu

Ryoichi menjadi kesal

"apa kau bodoh? kau tak bisa merawat bayi dalam keadaan begini!"

perempuan itu tiba-tiba berdiri dan masuk ke rumah Ryoichi dengan entengnya

"kau pun tak sanggup meninggalkan nya."

Ryoichi kaget saat perempuan itu masuk ke dalam rumahnya dan langsung berdiri

perempuan itu duduk dengan santainya sambil berusaha menidurkan bayi itu

Ryoichi menghela nafas menahan emosi, setelah itu dia mencoba mengalihkan pembicaraan

"Nama?" Ryoichi menanyakan nama perempuan itu

perempuan itu mengira kalau Ryoichi menanyakan nama bayi itu, dia pun menunjukkan nama bayi itu yang ada di sebuah kain yang berada di keranjang milik bayi itu

nama bayi itu adalah Akiko

Ryoichi menggelengkan kepalanya, lalu berkata "bukan, maksudku namamu."

perempuan itu menghela nafas, lalu memberi tau nama nya

"Naomi, Yuna Naomi. namamu?" Naomi bertanya kembali

"Ryoichi Tshikishima, kamu bisa memanggil ku Ryoichi."

Ryoichi duduk di samping Naomi, Ryoichi duduk di dekat pintu

"kenapa kau berpakaian seperti gelandangan? sengaja?" tanya Ryoichi ke Naomi

Naomi menjadi kesal

"maksudmu, aku harus menjadi pelacur? aku bukan pelacur." melototi Ryoichi

"jangan merasa terhina, disaat seperti ini, kau harus bertahan hidup. siapa yang bisa menyalahkanmu?" Ryoichi menjawab dengan tenang

Naomi terdiam dan kembali memberikan Akiko bubur

"bagaimana keluargamu?" tanya Ryoichi dengan pelan

Naomi menggelengkan kepalanya yang artinya artinya orang tua nya sudah tiada

Ryoichi mengerti dan kembali melihat keluar

Naomi melihat ke dua buah papan kecil yang masing-masing papan itu ada sebuah nama, di tengah antara dua papan itu ada sebuah lilin yang sedang menyala

[ Haru & Eiichiro Tshikishima ]

"orang tuamu?" tanya Naomi dengan penasaran

Ryoichi memutar badannya sambil menoleh ke papan itu

"ya. mereka tewas dalam serangan udara..." jawab Ryoichi dengan lemas

"kalau begitu, kau dan aku juga sama." Naomi mulai merasa iba

Ryoichi hanya mengangguk pelan, dia melihat ke papan nama orang tuanya dan melihat sebuah buku yang berada di samping foto orang tuanya

saat kembali menoleh ke Naomi, dia mendapati Naomi dan Akiko yang sudah tidur dengan pulas

"Apa? tidak, k-kau tak boleh... tinggal..." Ryoichi pun menghela nafasnya dan membiarkan Naomi dan Akiko tidur di rumahnya

Bagian 2 - pekerjaan

Ryoichi baru saja bangun di pagi hari

di hari itu Ryoichi terbangun dengan posisi tubuhnya yang tidur sambil duduk

saat melihat langit Ryoichi sadar kalau dia bangun terlalu pagi, setelah itu Ryoichi menoleh ke Naomi dan Akiko yang masih tertidur

beberapa saat kemudian Naomi mulai terbangun dan mulai membuka matanya dengan pelan

"Ryoichi? kau sudah bangun rupanya..." Naomi mulai duduk dengan lemas

Ryoichi tak merespon pertanyaan dari Naomi, Ryoichi bangun dan memakai jaketnya dan mengambil sebuah

"mau kemana?" tanya Naomi dengan penasaran

Ryoichi menoleh ke Naomi "kamu haus kan? pastinya Akiko juga haus, aku akan mengambil bantuan air bersih di pasar. tetaplah disini."

Naomi mulai menatap Ryoichi dengan ekspresi menggoda "oh? kau mulai menyukaiku ya?"

Ryoichi menoleh ke Naomi dengan ekspresi jengkel

"aku hanya kasihan dengan Akiko, bukan denganmu."

Naomi pun tertawa

"haha, terserah mu saja. omong-omong kau ada buku novel? aku tak ada kerjaan saat ini." Naomi terlihat bosan

"tidak, berbosan lah karna aku benar-benar tak memiliki apapun sekarang." Ryoichi mulai pergi dan keluar dari rumah sambil membawa ember

di luar kondisi langit masih hitam, angin berhembus dengan pelan, beberapa orang sudah memulai aktifitas nya

saat di luar rumah, saat sedang berjalan bibi Hisako mencegat nya

"hei Ryoichi! kemari lah."

Ryoichi datang

"bibi? ada apa?"

Hisako menepuk pundak Ryoichi

"hei, siapa wanita yang kamu ajak kemarin malam?"

Ryoichi kaget saat mendengar pertanyaan Hisako, dia tidak menyangka Hisako akan bertanya tentang wanita yang dia bawa pulang

"dia? dia hanya seorang wanita biasa."

Ryoichi mencoba untuk berbohong

*bibi Hisako tidak percaya*

"ayolah nak, katakan pada bibi, siapa dia?"

Ryoichi terdiam sejenak, dia bingung harus mengatakan apa

"dia hanya seorang ibu tunggal yang sendirian, aku membantu nya." Ryoichi berharap bibi Hisako akan mempercayainya

bibi Hisako kembali berkata dengan penasaran

"apa ibu itu bisa meyusui?"

Ryoichi terdiam lagi, dia tahu bahwa Hisako akan terus bertanya sampai dia memberikan jawaban yang jujur

"dia bukan anak dari ibu itu, kami mengadopsinya untuk sementara waktu."

Ryoichi berusaha untuk terlihat tenang

bibi Hisako terkejut

"bukan anak dari ibu itu? kau serius?"

Ryoichi mengangguk dengan wajah serius

"dia tidak punya keluarga, ibu dan ayah nya sudah meninggal. jadi aku hanya membantu dia saja."

Hisako pun mulai merasa kasihan

"kalian perlu bantuan?"

Hisako mampir ke rumah Ryoichi

Hisako memberikan susu ke Akiko karna Naomi tak bisa menyusui

Hisako meletakkan Akiko dengan pelan

"ah, kalian mengadopsi anak tapi kalian tak pandai cara merawatnya?"

Ryoichi terdiam saat melihat Hisako memberikan susu kepada Akiko, dia sangat penasaran dengan apa yang akan dikatakan Hisako selanjutnya

"Kami baru saja mengadopsi dia, jadi kami belum begitu berpengalaman dalam merawat anak."

Hisako mengeluarkan sebuah kantong yang berisi beras

saat akan di terima Ryoichi, Hisako menariknya lagi

"ini bukan untuk kalian, orang dewasa bisa makan apapun."

beras di berikan ke Ryoichi

"buatkan bubur dengan beras itu."

Ryoichi bingung saat bibi Hisako memberikan kantong beras itu kepada dia

"apa? aku tidak paham, aku tak tahu bagaimana membuat bubur dengan beras." Ryoichi mengamati beras tadi

Naomi dengan suara lembut berkata

"aku bisa membuat bubur, itu cukup mudah." Naomi tersenyum kecil ke Ryoichi

Ryoichi menoleh ke arah Naomi saat mendengar suara lembutnya

"kau bisa membuat bubur?" tanya Ryoichi dengan penasaran

Ryoichi terlihat sangat penasaran dengan kemampuan Naomi

sebelum di lanjutkan bibi Hisako pamit

"baiklah, aku pergi dulu" bibi Hisako keluar dari rumah Ryoichi

Ryoichi dan Naomi keluar untuk memberikan ucapan terimakasih ke bibi Hisako

"terima kasih banyak bibi, aku sangat berterima kasih." Ryoichi menundukkan kepalanya

Naomi hanya mengangguk saja, dia hanya diam saja

Ryoichi dan Naomi mulai masuk ke dalam rumah dan mereka berdua menghampiri bayi Akiko yang masih tidur

Ryoichi duduk di samping bayi Akiko yang masih tertidur, dia mulai memperhatikan bayi itu dengan sangat lembut

"dia sangat imut." Ryoichi mengusap kepala bayi Akiko

"kamu benar, omong-omong. apa yang akan kita lakukan sekarang?" Naomi memegang beras tadi

Ryoichi berpikir sejenak sebelum akhirnya dia menjawab

"aku belum tahu. tapi mungkin aku bisa membantu dia untuk makan."

Ryoichi melihat ke arah beras yang sudah disiapkan Naomi

Ryoichi menghela nafas dan berkata

"aku akan mencari beberapa pekerjaan, kamu bisa tunggu disini untuk menjaga Akiko. aku akan pergi besok."

Naomi mengangguk pelan sebelum berkata

"baik, aku akan menunggunya. tapi tunggu, kau tak akan keluar saat malam hari, kan?"

Ryoichi tertawa kecil

"tenang saja, aku akan pergi besok saat pagi hari. aku akan kembali paling lambat sampai jam 7 malam."

Naomi menghela nafas lega setelah mendengar jawaban Ryoichi

"baiklah, aku hanya ingin kamu kembali sebelum malam. aku tak ingin kamu terluka."

keesokan harinya

"baiklah, aku akan pergi sekarang. kamu tolong jaga Akiko disini, kamu jangan pergi meninggalkan rumah. kalau ada apa-apa kamu bisa hubungi bibi Hisako." Ryoichi memakai jaketnya untuk segera keluar mencari pekerjaan

Naomi mengangguk mengerti

"aku mengerti. aku akan selalu berada di sini, jaga baik-baik Akiko. kalau kamu tak kembali sebelum malam, aku akan menghubungi bibi Hisako."

Ryoichi tersenyum

"baiklah aku pergi dulu..."

Ryoichi beranjak dari duduknya dan keluar dari rumah, dia pergi ke tempat kerjanya

Naomi duduk sendirian di dalam rumah, dia berharap agar Ryoichi akan kembali dengan selamat

jam 5 sore, Tokyo di landa hujan yang cukup deras

Ryoichi pulang ke rumah dengan kondisi yang sangat basah kuyup

"ah sial! jaket ku jadi basah." *melepas jaket*

Naomi mendengar suara Ryoichi saat dia sedang berada di ruang tengah

"Ryoichi? kamu sudah pulang?"

Naomi terlihat khawatir saat melihat Ryoichi dengan kondisi yang sangat basah kuyup

Ryoichi memberikan jaketnya ke Naomi

setelah itu Ryoichi mengambil sesuatu dari tasnya, itu berupa sebuah kertas

"kau tau apa? aku mendapatkan pekerjaan dan bayarannya adalah 3000 yen." memberikan kertas itu ke Naomi

Naomi menerima kertas yang Ryoichi berikan kepadanya

"3000 yen? itu banyak. aku sangat senang untukmu."

Naomi melihat isi kertas tersebut, dia sangat bahagia untuk Ryoichi

tapi, saat Naomi melihat isi kertas lebih dalam, dia sadar kalau pekerjaan nya itu sangat berbahaya

"mem-membersihkan ranjau di laut? kau yakin ini bukan penipuan?"

Naomi menoleh ke Ryoichi dengan perasaan khawatir

"pekerjaan ini sudah di setujui oleh pemerintah, kamu tenang saja karna perahu yang disediakan katanya sangat aman untuk para pelaut, dan... bayarannya tinggi karna... resiko nya juga tinggi..." Ryoichi tertawa kecil

Naomi terdiam setelah mendengar penjelasan Ryoichi, dia jelas sangat khawatir untuk Ryoichi

"tapi... resiko nya sangat tinggi, kau tak akan dalam bahaya kan?"

Naomi menatap Ryoichi dengan tatapan yang sangat khawatir

Ryoichi menghela nafas

"hanya ini satu-satunya cara untuk mendapatkan uang, dan aku akan menjadi penembak jitu disana. dan itu sesuai dengan keahlian ku."

Naomi terlihat khawatir, Ryoichi sadar kalau Naomi sedang mengkhawatirkan nya

Ryoichi dengan lembut mengusap kepala Naomi

"tenang saja, aku akan baik baik saja. kamu bisa percaya denganku."

Naomi terdiam saat Ryoichi mengusap kepalanya, dia mulai tenang setelah mendengar ucapan Ryoichi

"baiklah... aku percaya padamu. tapi aku akan tetap menunggu di sini, jadi jaga baik-baik dirimu."

Naomi kembali memberikan tatapan khawatir kepada Ryoichi

Besoknya Ryoichi sudah mulai bekerja

"baiklah, aku akan pergi sekarang. tolong jaga Akiko dan rumah selama aku pergi. kalau ada apa-apa hubungi bibi Hisako."

Naomi mengangguk dengan kepala

"baiklah, aku akan selalu menjaga mereka berdua. jangan khawatir, aku akan menjaga Akiko dengan baik." Naomi tersenyum sambil menggendong Akiko yang masih tidur

Ryoichi tersenyum dan mulai keluar dari rumah

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!