NovelToon NovelToon

Pergi Atau Menetap

Pergi Atau Menetap

Alana, gadis dengan rambut panjang sebahu adalah mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyiapkan diri untuk mengerjakan skripsi.

Dia sudah tertunda selama 2 tahun, sehingga ia kali ini benar-benar fokus pada penelitiannya. Namun, akhir-akhir ini dia menjadi tidak fokus karena seorang pria yang pernah mengisi ruang di hatinya muncul lagi disaat dia benar-benar ingin melupakannya.

"Kenapa kamu muncul disaat aku tidak ingin melihat wajahmu lagi" kata Alana membatin. Ia pun langsung bergegas pergi setelah melihat wajah pria tampan itu.

Dia Archio. Laki-laki yang awalnya penuh kasih sayang namun akhirnya memberi luka yang begitu menyayat hingga masih membekas di hati seorang Alana. Lantas untuk apa dia hadir disaat nama serta wajahnya ingin dihapus oleh Alana dalam benaknya?.

Marah? Iya. Dia ingin marah, namun itu tidak dapat mengubah semua sakit yang dialami. Semua trauma yang diberikan masih teringat jelas, bahkan saat dimana laki-laki itu meninggalkannya disaat ia membutuhkan sosok seorang Archio dalam masalah yang sedang ia derita.

********

Pagi itu sangat sejuk, titik-titik air yang masih nyaman untuk menetap diatas daun. Burung pun berkicau seolah ingin menghibur Alana yang sedang berkelana dengan masa lalunya.

Yah, semalam turun hujan yang deras seolah ikut merasakan kesedihan Alana. Dan akhirnya ia tertidur pukul 03.50 dan bangun dengan kantung mata yang seperti panda dan juga sembab.

"Huftttt, kenapa aku masih memikirkan dia" kata Alana sambil membasuh wajahnya dengan air.

Setelah membasuh wajahnya, ia langsung bergegas ke dapur untuk segera menyiapkan sarapan karena sedang ada janji bersama dosen pembimbing pagi ini.

Jam di dinding memperlihatkan kalau waktu menunjukkan pukul 07.30. "Saatnya mandi" ujarnya dalam hati.

Tepat saat ia akan mandi, tiba-tiba suara ketukan pintu kos terdengar. Alana bingung karena biasanya yang ketuk pintu di pagi hari itu ibu kos kalau sudah akhir bulan. Tapi ini belum akhir bulan, kenapa ibu kos-nya datang? Pikir Alana.

"Sebentar, saya akan kesana" sahut Alana dari dalam. Dengan ter gesa-gesa ia langsung keluar dari kamar mandi dan menuju ke depan untuk membuka pintu.

"Ada apa....." kata Alana dengan perlahan melihat ke arah depannya. Ia sangat terkejut melihat yang datang saat itu bukan ibu kosnya melainkan sosok laki-laki dengan tubuh yang tegap, tinggi serta menggunakan hoodie dan tidak lupa masker yang menutupi area hidung dan mulut.

Meskipun tidak terlihat wajahnya, namun Alana tau siapa laki-laki itu. "Untuk apa kamu datang kesini? Masih belum puas kah kau menyakitiku? Luka yang kau torehkan ini masih membekas" kata Alana dengan penuh emosi sambil meneteskan air mata.

Sedangkan laki-laki itu hanya diam terpaku sambil melihat wajah gadis itu.

"Masih sama" kata Archio dalam hati.

"Apa yang kamu inginkan?" Sentak Alana dengan suara serak. Sontak Archio kaget dari lamunannya.

"Aku ingin menjelaskan semuanya" jawab Archio. Alana tertawa sumbang mendengar perkataan Archio.

"Sepertinya tidak ada yang perlu dijelaskan lagi". Kata Alana. "Aku sudah melupakan semuanya, untuk itu mari kita saling asing seperti awal dimana kita berjumpa" lanjutnya.

Setelah mengatakannya ia langsung masuk kedalam dan menutup pintu dengan kasar.

"Padahal aku seperti itu karena keluargamu" sahut Archio dengan suara yang sangat pelan.

Jika tau akhir kisah ini  menyakitkan takkan mau aku berjumpa denganmu walau hanya sebatas sapaan

_Alana_

Setelah kejadian itu Alana semakin berantakan. Baik itu tentang perkuliahan maupun percintaannya.

Ia yang dulu murah senyum dan juga bar-bar kini menjadi gadis yang pendiam serta tatapannya pun menjadi dingin.

Sisca yang menjadi sahabatnya pun tidak habis pikir dengan tingkah Alana.

"Na, kamu itu kenapa sih? Tidak seperti biasanya deh," kata Sisca sambil memakan es krim dengan lahap seperti anak kecil.

"Aku hanya pusing saja soal penelitianku" jawab Alana tapi dengan wajah lusuh.

"Kita itu sudah berteman lama Na, jadi kamu gak bisa bohongin aku" lanjut Sisca dengan air muka yang serius setelah menghabiskan es krim-nya.

Alana hening sejenak kemudian ia menatap langit yang sedang cerah seolah sedang menertawakan kondisinya saat ini.

"Kenapa sih semesta harus hukum aku seperti ini Sis?" Tanya Alana.

"Kenapa disaat aku ingin melupakan semuanya, semesta malah hadirkan dia? Untuk apa Sis? Untuk apa semesta  ciptakan perpisahan kalau pada akhirnya ia mempertemukan kita disaat dan waktu yang sangat mustahil untuk kembali?" Lanjut Alana dengan lirih sambil menahan air mata yang sudah di pelupuk matanya.

"Kapan dia kembali?" Tanya Sisca yang sudah tau kalau cerita dari Alana ialah tentang Archio.

"Aku tidak tau. Tapi kemarin dia datang ke kos-an ku dan ingin menjelaskan semuanya." Jawab Alana.

Terus kamu jawab apa? Tanya Sisca

"Aku menyuruhnya pergi dan dia dengan gampangnya langsung pergi. Memang benar yah seseorang akan pergi jika rasa penasarannya sudah terjawab" sambungnya lagi.

Lalu Sisca merangkul Alana sambil menepuk-nepuk bahunya untuk menenangkan suasana hati Alana.

Di lain sisi, dimana Archio sedang menunggu seseorang yang sudah menjadi kekasihnya setahun yang lalu. Yah, Archio sudah mempunyai kekasih setelah berpisah dengan Alana.

Archio dan Alana bukanlah sepasang kekasih namun mereka hanyalah sebatas sahabat. Tetapi orang-orang di sekeliling mereka menganggap bahwa mereka itu sedang berpacaran.

Bagaimana tidak, Archio dengan segala larangannya bahkan sangat posesif. Dia tidak ingin ada pria lain yang menatap Alana. Padahal mereka tidak ada hubungan. Namanya juga HTS :(.

Selain hubungan tanpa status itu, mereka juga beda keyakinan. Hufttt sudah hts, beda agama pula. Hehehehe

Dan disinilah awal mula kisah mereka. Kisah Alana dan Archio

Cintaku unlimited sedangkan cintamu limited edition. Apakah aku yang terlalu ugal-ugalan?

_Alana_

Kenalin nama aku Alana Laurent. Anak tunggal dari ibu Renata Laurent. Kalau ayah, aku malas buat kenalin karena beliau ninggalin aku sama mama tepat saat aku tamat SMP.

Dia menikah lagi dengan wanita selingkuhannya dan yah hasil dari perselingkuhan itu lahirlah seorang putri yang kata tetangga wajahnya mirip aku. Cihhh najis tau aku disama-samain sama anak hasil hubungan gelap.

Setelah tamat SMP aku lanjut ke SMA Negeri 3 Bandung, dimana awal pertama berjumpa dengan Archio. Kami menjadi sahabat saat aku SMA kelas 2 dan dia kelas 3.

Awal pertemuan kami itu saat dia terlambat dan aku menyuruhnya untuk segera masuk karena dia memohon dengan alasan ada ulangan di kelasnya. Dan karena kasihan, aku langsung mengiyakan lalu segera menyuruhnya agar cepat masuk sebelum guru bk datang.

Yah aku memang anak osis. Waktu itu aku menjabat sebagai sekertaris osis saat kelas 2 SMA.

Setelah kejadian itu, kami pun langsung berkenalan dan menjadi sahabat. Seiring berjalannya waktu akhirnya kami saling suka tapi takut untuk mengungkapkan dan memang kami belum ada niatan untuk berpacaran.

Ternyata benar kata pepatah kalau "persahabatan antara dua lawan jenis tidak mungkin tidak timbul rasa suka." Awalnya aku tidak yakin dengan perasaan ini namun ketika aku melihat dia dekat dengan gadis lain, aku langsung cemburu tidak jelas. Huft perasaan macam apa ini.

Alasan kami gak pacaran ialah karena beda agama. Yaps aku Kristen dan dia Islam. Kebanyakan yang aku lihat di film-film atau novel, pasti si cewek Islam dan cowoknya Kristen. Tapi aku malah sebaliknya.

Awal persahabatan kami berjalan seperti biasanya. Namun, tepat saat aku masuk ke perguruan tinggi dia mulai berubah. Dari cara bicara, perhatian, bahkan cara dia menatap aku tersirat rasa ketidaknyamanan pada wajahnya.

Aku sempat berpikir apa ada yang salah dengan sikapku akhir-akhir ini? Aku ingin bertanya namun ku urung niat tersebut karena takut dia terbawa emosi.

Aku sempat melihat dia senyum-senyum sendiri saat membaca pesan di hp-nya. Aku hanya diam membisu kala itu. Setelah itu aku sama dia hilang komunikasi. Tepat saat itu aku dikabarkan oleh Sisca temen kuliahku kalau ia melihat Chio jalan sama perempuan lain.

Disitu terbesit rasa cemburu, marah dan emosi tapi mengingat lagi kalau aku tidak punya hak atas semua itu. Disaat pikiranku lagi berkecamuk, mama telepon kalau ayahku ingin mengambil hak asuh aku.

Terkejut? Ya sudah pasti. Bagaimana tidak, dia yang melepaskan kami terus sekarang mencoba untuk kembali? Yang bener saja bangs*t. Genap lah sudah penderitaan aku. Yang aku butuhkan kali ini Tuhan sama Archio. Tetapi sepertinya laki-laki itu sedang bersama gadis pujaannya.

Dan disinilah awal kisah kami dimulai, dimana Archio yang pergi dengan meninggalkan berjuta pertanyaan serta luka yang masih membekas hingga kini.

Akhirnya Alana memutuskan untuk memblokir semua media sosial bahkan nomornya Archio saking bencinya.

Setelah sekian lama pergi, akhirnya Archio muncul dengan percaya dirinya dan berpikir kalau semuanya baik-baik saja........

Itulah sedikit perkenalan tentang Alana. Ya, ini kisah tentang Alana.

Jangan lupa comment and share

Ig : @alana_archio

Pergi Atau Menetap

Terkadang berjalan sendiri tanpa tujuan lebih menyenangkan ketimbang berjalan bersamamu yang akhirnya memberi kenangan pahit _Alana_

Happy reading

Hari ini aku sama Sisca janjian untuk pergi ke angkringan. Yah, kami kuliah di Jogja lebih tepatnya di UGM. Kalau ke Jogja tanpa pergi ke angkringan artinya gak afdol kata orang-orang.

Seperti biasa, kami memesan makanan dan sambil menunggu kami membahas soal penelitianku. Kalau si Sisca sudah selesai sama penelitiannya dan tinggal menunggu kapan pendaftaran ujiannya dibuka.

Sepertinya aku terlambat ujian karena dosen pembimbing aku belum melihat hasil penelitianku. Kata Alana.

Mungkin ibu kaprodi masih sibuk sama anak bimbingan yang lain, makanya dia belum memeriksa hasil lu. Balas Sisca.

"Tapi ini tuh dah lama banget, gue jadi kesel tau."

"Lu juga sih malas datang ke kampus buat konsultasi, makanya pembimbing lu juga malas buat periksa."

Mendengar itu membuat Alana langsung memutar bola matanya malas.

Sementara berbincang, akhirnya pesanan kami pun datang.

"Akhirnya datang juga" kata Sisca dengan wajah sumringah karena dari tadi dia sudah lapar. Setelah itu kami langsung melahap makanan yang sudah disajikan.

Kami begitu menikmati makanan ini yakni nasi goreng dan juga nasi kucing.

Alana sangat menyukai nasi kucing karena menurutnya sangat nikmat dan juga harganya yang murah tetapi dengan rasa seperti makanan mahal diluar sana.

Udah lama aku nggak makan nasi kucing ini, kata Alana sambil memakan makanannya seperti orang yang tidak pernah melihat makanan itu berabad-abad.

Sedangkan Sisca hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah gadis didepannya.

Dalam pertengahan, acara makan kami diganggu oleh suara dari seorang pria.

"Mm, boleh bergabung?" Tanya pria itu. Alana yang sedang menyeruput es teh langsung mengangkat wajah agar bisa melihat siapa sosok pria yang sedang berbicara.

"Archio" kata Sisca dengan wajah terkejut. Alana yang tahu kalau itu Archio pun langsung memasang wajah datar.

"Untuk apa kamu kesini?" Tanya alana.

"Aku tadi sedang jalan sama teman-temanku terus lihat kamu sama Sisca disini makanya aku mampir" jawab Archio. 

Boleh aku gabung gak? Tanya Archio lagi karena pertanyaannya tadi belum dijawab oleh Alana. Gak bo... 

Boleh kok. Alana belum sempat menjawab, Sisca langsung dengan cepat membalas pertanyaan Archio.

Archio pun duduk disamping Sisca yang secara otomatis dia berhadapan dengan Alana. Ia menatap wajah Alana, dan matanya tertuju pada leher gadis itu yang sedang menggunakan kalung salib. Tiba-tiba raut wajahnya berubah menjadi sedih.

"Mungkin kita tidak ditakdirkan untuk bersama. Yah memang ini sudah konsekuensinya. Mencintai dia yang bahkan temboknya tidak bisa dihancurkan oleh apapun itu". Archio membatin.

"Kalau datang cuman mau liatin aku kayak gitu lebih baik kamu pergi saja" kata Alana.

"Jadi kamu maunya aku ajak bicara dari hati ke hati nih?" Tanya Archio sambil senyum dan juga gemas dengan perkataan Alana barusan. Seolah-olah Alana memberi ruang untuk dirinya.

"Jangan percaya diri dulu. Aku seperti ini tuh biar kamu tidak canggung" jawab Alana dengan pipinya yang sudah merah seperti jambu.

"Kalau tidak ada yang mau disampaikan, permisi. Sambar Alana

 Ayok Sis kita pulang. Ajak Alana sambil menarik tangan Sisca lalu mereka pun langsung meninggalkan Archio yang sedang menatap kepergian mereka. Tidak, lebih tepatnya Archio melihat kepergian Alana.

"Memang sesakit itu yah, melihat orang yang kita sayang pergi tanpa mengucapkan salam yang penuh kasih" kata Archio dalam hati.

~Dalam perjalan pulang Alana dan Sisca~

"Sebenarnya masalah kamu sama Archio itu seperti apa sih? Tanya Sisca.

Kamu ceritanya cuman sebatas dia pergi ninggalin kamu disaat kamu lagi terpuruk". Lanjut Sisca.

"Aku akan cerita semuanya Sis tapi kamu jangan cerita ke siapapun termasuk mama aku" jawab Alana.

Iya.... Aku gak bakal cerita ke siapapun itu. Janji deh. Balas Sisca sambil mengangkat jari tengah dan telunjuk yang membentuk huruf v.

Dulu aku sama Archio itu sahabatan tapi persahabatan kami itu agak lain.

Aku sama Archio sering melakukan hubungan layaknya suami istri. Tetapi saat aku menanyakan kejelasan hubungan kami, dia malah menjawab kalau cuman sebatas sahabat.

Dan ternyata dia udah hamil-in teman SMA aku dan menikah dengan gadis itu. Dan dia pergi begitu saja dari kehidupan aku, padahal pada saat itu aku sangat membutuhkannya. Jelas Alana.

Seperti apa sih kisah kalian di SMA itu? Tanya Sisca lagi.

Jadi, dulu waktu aku masih SMA itu..........

*Flashback*

"Lana". Panggil Chio dengan suara tegasnya saat melihat Alana yang sedang tertawa bersama Putra.

Alana pun mencari asal suara itu.

Dan ternyata suaranya berasal dari rooftop. Yah, Archio sedang berdiri diatas sambil meneriaki Alana.

Alana tersenyum kikuk saat melihat Chio.

"Eh... Put gue keatas dulu ya" kata Alana sambil tersenyum penuh maaf.

"Iya silahkan. Tapi ntar jadi kan kerja kelompoknya?" Tanya Putra.

"Iya jadi kok. Jangan lupa chat buat ingetin gue, soalnya gue orangnya pelupa." Balas Alana sambil cengengesan.

"Hmm" jawab Putra dengan senyuman manisnya sambil mengacak rambut Alana.

Tidak disangka ternyata Archio melihat semua adegan itu dari atas. Tangannya mengepal dalam saku celananya.

Tidak berselang 5 menit, Alana akhirnya naik ke rooftop.

"Iyo" panggil Alana sambil berlari menuju Archio yang berdiri membelakanginya sambil merokok. Alana langsung memeluk tubuh tegapnya Archio, namun tidak ada pergerakan sama sekali.

Dahi Alana berkerut bingung.

"Kamu kenapa sih Yo?" Tanya Alana yang bingung dengan sikap dingin Archio.

Lu pacaran sama Putra? Tanya Archio tanpa basa-basi.

"Ha?? Maksud kamu apa sih, gak jelas tau gak." Balas Alana sambil mengerucutkan bibirnya.

Terus tadi itu apa? Ngapain dia elus kepala lu? Biar apa kek gitu? Seneng digodain banyak cowok? Kata Archio dengan nada sinis.

Gila kamu Yo. Kamu kira aku tuh cewek apaan yang seneng digodain. Aku gak sama kayak cewek-cewek diluar sana yang haus godaan. Dan satu lagi, kalau marah tuh gak usah pake lu-gue. Aku gak suka. Kedengarannya kasar bangat tau. Balas Alana panjang lebar dengan suaranya yang lirih.

Setelah sadar apa yang udah dilakukan Archio, ia pun langsung menarik pinggang Alana lalu memeluknya sambil mengelus rambut halus nan lembut itu.

Maaf udah buat kamu sedih. Aku kelepasan tadi. Aku cuman gak suka aja kamu disentuh sama cowok lain. Balas Archio sambil menenangkan gadisnya.

Gadisnya??? Hahaha bahkan hubungan mereka saja hanya sebatas sahabat. Ngapain mengeklaim anak orang seenaknya? :D

Archio mengajak Alana untuk duduk diatas bangku yang telah usang sambil tangannya yang memeluk Alana dengan posesif, tidak lupa juga dengan tangan kirinya yang mulai berjalan nakal.

Yes, tangannya tidak tinggal diam sambil meremas p*yud*ra Alana.

Alana mulai meringis.

"Ssh... Iyo kamu jangan aneh-aneh deh. Aku gak suka."

Nanti kalau ada yang liat gimana??  Kata Alana lagi dengan suara penuh desahan.

"Gak suka tapi mendes*h. Aneh tau gak." Balas Archio sambil terkekeh geli melihat tingkah laku Alana.

Alana langsung terdiam. Ia membenarkan perkataan Archio, dan pipinya mulai bersemu kemerahan.

"Apaan sih, siapa juga yang mendes*h." Alibinya.

"Hmmm. Yang terpenting itu kamu gak boleh deket-deket sama cowok apalagi si Putra Putri itu." Balas Archio penuh penekanan.

"Kamu gak suka aku dideketin cowok lain, sedangkan hubungan kita saja hanya stuck di pertemanan doang." Balas Alana membatin.

Tadi aku sama Putra lagi bahas soal tugas kelompok Yo. Soalnya aku sama dia tuh sekelompok. Sahut Alana.

Kenapa harus sama si Putra sih? Gak ada anggota lain apa? Harus bangat sama dia? Kelebihan dia apa emangnya? Lebih pintar aku?  Serang Archio dengan pertanyaan yang bertubi-tubi sambil membuang puntung rokok yang bahkan baru ia sebat sedikit.

"Ini yang terakhir aku sekelompok sama dia, aku janji." Balas Alana mencari aman.

Tanpa aba-aba Archio langsung menyambar bibir manis Alana yang menjadi candu baginya sambil melumatnya.

Alana yang belum siap hampir jatuh ke belakang jika saja Archio tidak menahan tengkuk dan juga pinggangnya.

Alana pun langsung mencium Archio. Ia membalas lumatan Archio. Tak tinggal diam, tangan Archio juga ikut bergerak liar meremas p*yud*ra Alana.

Alana yang tersadar akan kelakuan Archio langsung segera menepis tangan cowok itu.

Ia takut Archio kelepasan.

"Sorry Ana aku tadi gak ke kontrol." Kata Archio sambil menangkup kedua pipi chubby milik Alana.

"Iya gapapa aku maafin kok" balas Alana sambil tersenyum.

Namun dua sejoli itu tidak tahu kalau ada seseorang yang sedang merekam video mereka dengan senyum devil nya.

" Permainan baru dimulai" . Kata seseorang di seberang sana.

Ayokkk tebak siapa orang itu....

Note : nama panggilan Archio untuk Alana "Lana" sedangkan panggilan Alana untuk Archio "Iyo"

Btw cerita ini aku guna-in alur campuran yah!!!

Jangan lupa comment dan follow ig ku juga @alana_archio

Pergi Atau Menetap

Alana mulai menceritakan kisahnya waktu itu saat bersama Archio kepada Sisca, namun tidak semuanya ia ceritakan. Yaps mengenai hubungan percintaannya yang bak orang sudah menikah itu tidak ia ceritakan.

Ia malu dengan masa lalunya itu, sehingga tidak mau mengungkit kembali semuanya itu.

~Kembali lagi ke Alana dan Archio~

Setelah melakukan adegan ciuman, mereka pun kembali ke kelas masing-masing. Alana yang pada saat itu berada di bangku SMA kelas 2 dengan Archio sebagai kakak kelasnya itu langsung berbelok arah.

^ Alana ^

Karena aku disini sebagai sekertaris OSIS, mau tidak mau harus menunggu rapat selesai barulah bisa pulang.

Dan juga ketua OSIS ialah Adinda. Gadis dengan mata coklat ditambah rambutnya yang panjang sepinggang serta lesung pipi kiri -kanan  yang dalam bak anak sumur. Intinya Adinda adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna.

Gadis itu disukai oleh banyak lelaki, namun ia tidak ambil pusing untuk membalas perasaan tersebut.

Sepertinya dia hanya fokus untuk belajar karena ingin berkuliah di luar negeri lewat jalur beasiswa.

Padahal kalau dilihat dari segi ekonomi, ia merupakan anak dari pasangan pemilik bisnis batu bara.

Skip>>>

Kami sedang rapat untuk membahas soal event kelulusan kakak kelasku.

Dan yang menjadi akhir dari rapat kami yaitu membuat event prom night yang dilakukan setelah mendengar kelulusan nanti.

Baiklah jadi semuanya setuju untuk event prom night kan? Tanya aku

Iya kami semua setuju sama pendapat kamu Alana. Sahut anak-anak anggota OSIS lainnya.

Oke, jadi rapat kita selesai sampai sini. Nanti masing-masing kalian ingat tugasnya. Balas Adinda mengakhiri.

Setelah itu semuanya mulai membereskan alat tulis mereka dan satu-satu mulai keluar dari ruangan tersebut.

Alana, tunggu sebentar. Ada yang mau gue omongin. Kata Adinda menahan pergerakan Alana yang hendak keluar dari ruangan.

Sedangkan diluar sana Archio sedang menunggu Alana yang lama sekali keluar, padahal anak-anak lain sudah pada keluar.

Alana mana, kok belum keluar? Tanya Archio pada salah satu gadis adik kelasnya yang baru saja lewat.

Mmmm, masih didalam kak. Kayaknya lagi bicara sama kak Adinda. Balas gadis itu tanpa menatap wajah Archio.

Bagaimana mau menatap, orang lelaki itu tampangnya sangat dingin.

Tanpa membalas jawaban dari gadis itu, Archio langsung bergegas menuju ruangan OSIS karena menurutnya apalagi yang harus dibahas. Kan dari tadi sudah.

"Ckkk sangat tidak sopan laki-laki satu ini. Untung ganteng " kata gadis itu langsung melanjutkan perjalanannya yang hendak tertunda tadi.

Lo pacaran sama kak Archio? Tanya Adinda tanpa basa-basi.

Alana mengernyitkan keningnya bingung dengan pertanyaan Adinda.

Tumben sekali ketua OSIS nan cuek ini bertanya soal hubungannya sama Archio.

Padahal selama ini yang lain pada kepo sama dia dan hanya gadis ini yang cuek dengannya.

Gak kok. Kami cuman sebatas sahabat. Jawab aku dengan sedikit cengengesan diakhir kata sahabat.

"Baguslah kalau begitu," balasnya.

Singkat, namun terkesan menyebalkan menurut gue.

Dari tadi Archio hanya mendengar percakapan mereka sambil melipat kedua tangannya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Udah selesai percakapannya? Tanya dia dengan nada yang terkesan dingin dan cuek.

"Udah, yuk jalan" balas Alana sambil menarik tangan Archio.

"Ckkk dasar j*lang" tutur Adinda dengan raut wajah tidak suka.

Kita singgah ke apartemen aku dulu. Kata Archio sambil membuka pintu mobilnya dan menyuruh aku untuk masuk.

Mau ngapain Iyo? Tanya aku dengan nada yang terdengar melelahkan.

Archio yang melihat itu tidak suka dengan balasan Alana.

Kenapa suaranya kayak gitu, hmm?? Tanya Archio dengan nada tidak suka atas jawaban Alana sambil menarik pedal gas dengan kecepatan diatas rata-rata.

"Soalnya hari ini aku  ada kerja tugas kelompok sama temen-temen Iyo." Jawab Alana dengan lembut dan sedikit takut karena ia melihat rahang Archio yang mulai mengeras, dan dengan tiba-tiba menambah laju kecepatan mobil.

Panik?? Jelas Alana sangat panik. Karena tadi Archio sudah melaju dengan kecepatan diatas rata-rata, tiba-tiba malah menambah kecepatannya lagi. Dasar pria sensitif, kayak lagi kedatangan tamu saja.

Hening......

Suasana dalam mobil menjadi dingin, padahal Ac nya sedang menyala.

Dahi Alana mengernyit karena melihat bahwa ini bukan apartemennya melainkan apartemen milik Archio.

Kan tadi aku udah bilang, aku gak bisa ke apartemen kamu Yo. Kata Alana dengan suara yang memelas.

Siapa bilang kamu boleh bantah? Dan lagi aku gak sudi kamu kerja kelompok bareng Putra. Balas Archio penuh ketegasan.

Ia langsung menarik Alana dan menyeretnya masuk.

Setelah itu ia mendorong tubuh Alana ke ranjangnya sambil menindih tubuh mungilnya.

Archio mulai mencium ceruk leher gadis itu sambil menghisap dan membuat tanda kepemilikannya.

Tak hanya itu, ia melanjutkan aksinya kebawah diantara kedua belahan gunung milik Alana sambil merobek seragam Alana dan menyesapnya.

Archio mulai meraup kedua gundukan gunung milik Alana bak seorang anak kecil yang haus dan membutuhkan ASI.

P*yud*ra Alana mulai mengencang dan ia pun mulai mendesah sambil meremas rambut Archio pertanda bahwa ia menikmati sentuhan Archio.

Archio yang mendapat lampu hijau langsung meremas p*yud*ra Alana sambil meraup bibir ranumnya dan menggigit ujung bibir Alana.

Karena sakit, Alana membuka mulutnya.

Kesempatan itu tidak disia-siakan Archio. Ia langsung menyesap bibir Alana sambil memainkan lidahnya dan berpacu di dalam mulut gadis itu.

Tangan Archio perlahan mulai turun ke bawah dan mengibaskan rok Alana, lalu memainkan jari-jarinya pada miss V miliknya yang masih terbalut celana dalam beserta short.

Alana langsung mendesah. Ia menjerit tertahan lantas Archio membuka celana dalamnya dan membuang ke sembarang arah, sambil memasukkan satu jari kedalam lubangnya.

"Kamu sangat lengket sayang." Kata Archio yang melihat daerah kewanitaan Alana sambil terkekeh geli.

Ia lantas melepaskan jarinya sambil menghisap lalu merebahkan tubuhnya di samping Alana.

Alana yang sudah terhipnotis dengan gesekan pada jari Archio tersadar dan langsung menyembunyikan wajahnya dibalik dada bidang milik Archio.

Meskipun kita gak pacaran tapi aku gak bakal izinin kamu buat ketemu sama cowok manapun. Kamu cuma milik aku Alana. Tutur Archio.

Mendengar kalimat itu Alana langsung bersemu malu.

Baper?? Jelas ia baper. Namun ia harus membuang semua rasa itu karena teringat kalau mereka beda keyakinan.

Alana bangkit dari tidur dan memilih pakaian dalamnya sambil meringis tertahan dan membalas perkataan Archio yang langsung membuat laki-laki itu terbungkam.

Kita beda Iyo. Tembok kita sangat tinggi dan sepertinya hubungan persahabatan kita juga terlihat toxic. Balas Alana dengan wajah serius.

Aku harap kamu bisa ngerti akan hal itu. Lanjut Alana.

Ia langsung bergegas ke kamar mandi untuk memakai pakaian dalam serta merapikan penampilannya dan karena seragamnya yang sudah dirobek Archio, ia langsung pergi keluar dengan hanya menggunakan tank top dan berjalan menuju lemari Archio lantas mengambil kaos kebesaran milik laki- itu. Setelahnya ia langsung menyambar tasnya dan pergi tanpa mengatakan sepatah kata pun.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!