NovelToon NovelToon

Transmigrasi Menjadi Istri Mafia

Apa yang terjadi? Transmigrasi

"Oh,Sit." Belva meringis saat merasakan denyutan di kepalanya. Menatap sekeliling dengan penuh tanda tanya dan bingung merasa asing dengan tempat yang ia tempati sekarang.

"Ini di mana?.."

Clek!

"Nyonya!!.."

Pekikan seseorang membuat belva langsung terperanjat menatap waspada pada wanita muda di depannya yang menangis tersedu-sedu.

"Nyo_,maaf maafkan ica!..maaf."

Tubuh wanita muda itu bergetar ketakutan saat melihat tatapan tajam dari nyonyanya yang selama ini memang kejam.

"Siapa kau?.."

Deg!

Jantung Ica berdetak lebih cepat.Dia dengan cepat menatap wanita cantik itu dengan tatapan tak percaya," Saya Ica nyonya apakah anda__tidak mungkin, anda jangan kemana-mana." Tanpa menunggu jawaban dia langsung berlari keluar dengan wajah panik.

"Siapa wanita itu?..,apa katanya?..nyonya?." Belva Sampai terperangah sangking kagetnya.

"Apakah di siksa membuat ku lupa dan jadi orang lain?." Karena merasa tidak percaya apa yang terjadi,dia beranjak dan berdiri menghadap kaca rias.

Deg!

Nafas belva tercekat, seketika dia ambruk ke bawah, nafasnya memburu seketika melihat tangan jelas dia tau tangannya dan tangan yang sekarang berbeda.

Apa yang terjadi?

....

"Saya berani menjamin nyonya belva tidak lah seburuk itu hingga mencelakakan dirinya sendiri dan membuat dia kehilangan ingatannya hanya untuk melakukan apa yang anda tuduhkan tuan!.."

"Tuan tidak bisakah anda membuka sedikit hati anda untuk nyonya,dia seperti itu juga karena anda satu-satunya keluarganya."

"Nyonya itu baik namun karena tidak mendapat kasih sayang dia lebih suka seperti lintah terhadap anda dan suka mencoba merayu anda agar apa?..agar anda lebih melihat ke arahnya,tu__"

Suara pria tersebut seketika berhenti melihat betapa tajamnya tatapan pria di depannya itu. "Urus dia!."lalu meninggalkan ruangan itu tanpa mengatakan sepatah apapun lagi.

Hah,pria tua itu menghela nafas panjang,dia tau tuan Kenzo sangat lah tak berperasaan akan tetapi dengan istrinya juga kah?.

Pria itu menatap sendu ke arah wanita yang berbaring tenang,setelah memeriksa kembali dia menatap lekat wajah cantik itu."saya yakin anda bisa meluluhkan tuan Kenzo setelah ini atau anda pergi dari sini,saya tau selama ini anda tersiksa."

Selesai mengatakan itu pria itu pergi dari sana dengan perasaan kesian terhadap anak sahabatnya itu, ingin sekali dia membawa belva jauh dari pria kejam itu tapi itu tidak bisa,tradisi keluarga Arsanio menikah hanya untuk seumur hidup,ingin pisah maka kematian lah caranya.

Belva membuka matanya saat pintu sudah tertutup rapat kini tinggallah dirinya sendiri,belva sudah sadar dari tadi dan mendengarkan semua yang apa mereka bicarakan. Sebenarnya belva kaget mengetahui dirinya pingsan apalagi ternyata dia hidup kembali walaupun berbeda tubuh,fisik tubuh ini sangatlah lemah membuatnya gampang sekali pingsan,kesel namun memudar saat melihat betapa cantiknya pemilik tubuh ini.

"Jadi pria tadi suami ku?ehem maksudnya suami belva ini." Belva sedikit memperbaiki ucapannya. Kesan pertama belva pada pria itu adalah sok cool,paling benci kalau pria sok dingin kayak pria itu, walaupun lumayan ehem, tampan.

Kepala belva kembali berdenyut "ugh!,sialan ini kepala kenapa sih,oh ya aku belum tau secara jelas cerita tentang wanita ini"tiba-tiba dia mendapat ide yang cemerlang dan salah satu pembalasan sedikit karena pria itu seolah jijik padanya tadi. Belva sempat mengintip tadi walaupun dengan cepat dia berpura-pura tidur kembali karena apa? Karena hawa dan aura Kenzo sangat ketara sekali menyeramkannya.

Brak!,..

Cetar!...

Dengan sekali sapuan hiasan di atas naskah tempat tidur pecah berserakan, Karena merasa belum puas belva sengaja berpura-pura sempoyongan seperti orang mabuk dan...

Cetar!

Guci yang harganya miliaran itu kini sudah tak berbentuk dengan sempurna,"rasain rugi kan Lo." Gaya bahasanya langsung beda karena kesenangan.

"Nyonya ada apa,astaga!.. nyonya awas nanti terluka!!." Wanita muda yang tadi kini masuk kembali dengan wajah paniknya yang tidak dapat di sembunyikan. " Berhenti di situ nyonya!.."

Belva memegang kepalanya seolah sakit. "kelapa ku sakit sekali."sambil menggerakkan tubuhnya pada hiasan kamar itu.

Cetar!..

Akhirnya kamar yang tadinya tersusun rapi dan bersih kini mengalami kerusakan akibat ulah nyonyanya yang baru sadar. Ica tidak mempermasalahkan itu,dia dengan hati hati memapah belva ke tempat tidur kembali.

"Nyonya tenang di sini,saya keluar sebentar"tangan Ica di tahan belva"ada apa nyonya?.." Terpaksa menghentikan gerakannya yang ingin keluar.

"Bisakah kamu cerita tentang saya?.,tidak perlu ragu katakan saja." Nada lembut tapi tidak sesuai dengan tatapan matanya Yang membuat Ica bergetar ketakutan.

"A_anda bernama Belva Arlittra miller merupakan putri tunggal keluarga Miller dan orang tua anda yang sudah meninggal." Ica memperkecil suaranya dengan menarik nafas dalam "suami anda kenzo Calvin Arsanio yang merupakan seorang pengusaha yang terkenal di negara ini dia juga putra tunggal keluarga Arsanio yang..."

"Cukup!"Ica langsung membungkam mulut nya rapat. " Bagaimana saya bisa menikah?"

"I itu..."Ica sangat ragu mengatakan yang sesungguhnya pada nyonya yang selama ini ia layani.

"Katakan saja."belva merasa geram sendiri melihat tingkah pelayan itu,sudah di bilang di bukan orang sabar dan tidak suka basa basi yang pasti bakal basi.

"Menjebak." Suara Ica bahkan hampir tidak kedengaran tapi pendengaran belva cukup baik dan sekarang dia tau sifat pemilik tubuh ini bagaimana.

"Jalang sialan!,kenapa juga harus masuk ke tubuh wanita murahan ini,cantik cantik murahan untuk apa coba." Maki belva dalam hati dongkol.

Satu hari penuh belva hanya di kamar berbaring bolak balik di kasur luasnya itu, setelah mengintrogasi pelayan itu dia tahu apa yang akan ia lakukan setelah ini,kamarnya juga sudah rapi dan bersih tanpa tersisa debu sedikit pun.

"Bosen." Keluh belva tak tahan lagi,memang Ica si pelayan itu memberi tahu pada dirinya bahwa dia tidak di izin kan keluar kamar oleh tuan Kenzo membuat belva geram pada pria itu,sok peduli tapi belva tau di punya maksud lain agar di tak keluar kamar.

"Nyonya tidak di izinkan keluar,mohon kerja samanya."

Belum sampai satu langkah keluar kamar belva sudah di cegat oleh bodyguard penjaga pintu.

"Minggir saya mau lewat!"tatapan belva memang tajam membuat mereka terintimidasi namun mencoba seolah tak takut.

"Anda di larang keluar,masuk sebelum kami melakukan kekerasan."ketus salah satu dari mereka.

"Kalian!."belva benar-benar di uji kesabarannya sekarang.

Bug!

Bug!

"Lemah,..sekali tendang jatuh!"ejek belva puas melihat mereka kesakitan,

"Bilang sama tuan kalian yang terhormat itu tidak akan ada yang bisa mengatur belva Arlittra miller." Dengan sengaja menyebutkan marga keluarga pemilik tubuh ini karena berharap Kenzo paham dia tidak ada niatan menjadi lintah di sekelilingnya lagi.

"Sebaiknya aku cerai dengannya lebih bagus."gumam belva berjalan ke depan entah kemana tujuannya yang penting keliling dulu untuk mengenal tempat asing ini.

....

"Tuan apakah tidak terlalu kejam dengan nyonya?...nyonya pasti kebosanan di kurung di kamar."

Gerakan tangan Kenzo berhenti saat mendengar penuturan asistennya,namun kembali melanjutkannya dengan sekali goresan cepat di kertas bermaterai itu tanpa menjawab sama sekali. Wajahnya yang tegas dan dingin sama sekali tak terusik membuat andre hanya bisa menghela nafas.

Tuannya ini sangat lah kaku membuat andre sangat segan sama dirinya tapi tak ayal dia suka berkomentar tentang tuanya ini yang kadang banyak membuat orang lain emosi karena sifatnya itu. Sekarang aja andre di cuekin membuat andre harus ekstra sabar untuk kedepannya.

Andre bukan ingin mencampuri urusan pribadi Kenzo tapi menurutnya orang yang baru bangun sakit itu membutuhkan refreshing agar menyegarkan otak di luar.

Satu yang andre tak percaya Kenzo bahkan rela menuduh kecelakaan itu hanya sebuah trik agar Kenzo perhatian dengan belva, sungguh gk habis fikir.

Apakah jatuh cinta segila itu?.

Antagonis Memang Beda

Belva berjalan menelusuri mansion yang besarnya membuat belva geleng-geleng. Dulu di kehidupan pertamanya dia juga kaya namun mansion keluarganya jelas kalah dengan mansion ini.

"Kenapa di setiap sudut banyak sekali penjaganya?." Jelas belva heran entah sudah berapa banyak pria berseragam hitam itu di setiap sudut, walaupun terkesan meremehkan dan tatapan benci mereka tapi tak urung mereka masih menunduk kepala saat dirinya lewat.

Tak terasa matahari sudah naik pantes perutnya berbunyi meminta makanan."hey kamu!." Belva mengeraskan suara saat melihat salah satu pelayan yang membersihkan guci antik itu.

Pelayan itu pendekat" Sa_saya nyonya." Tubuhnya bergetar takut.

"Antagonis memang beda." Belva membatin sambil menatap malas si pelayan."ya, tunjukkan meja makan." Memang ruangan itu tak belva temui sepanjang jalan.

"Ba_baik nyonya mari ikuti saya." Pelayan itu tergesa berbalik dan menunjukkan arah,di sepanjang perjalanan suasana sangat lah sunyi walaupun banyak penjaga dan pelayan namun mereka seolah bisu saat bekerja.

"Berasa di kuburan." Namun tak ayal dia tak ingin membuka bicara pada pelayan yang terlihat gelisah, padahal belva bahkan tidak berbuat apa apa padanya.

"Ki,kita sudah sampai nyonya,anda ingin makanan apa biar say_."

"Tidak perlu lanjutkan pekerjaan mu." Pelayan itu mengangguk dan pamit dengan perasaan lega, sepertinya hari ini keberuntungannya tidak menjadi sasaran kemarahan majikannya itu.

Belva yang di tinggalkan sendiri kini menatap sekeliling yang terlihat luas dan mewah namun terlihat sepi, bangku yang berjajar banyak terasa tida berguna karena jarang di pakai.benar sebelumnya belva hanya akan makan di kamar di saat Kenzo tidak pulang. Kenzo bahkan tak ingin makan di meja makan yang nantinya ada lintah yang asik menempel padanya,hal itu yang membuat Kenzo jarang pulang.

Setelah puas melihat ruang makan kini dia memanggil dengan keras,entah kenapa belva ingin seperti belva asli yang berteriak memanggil pelayan seperti yang dikatakan ica.

Kepala pelayan yang berada di dapur yang sedang mengawasi pekerja kini gelagapan sendiri karena auman macan betina terdengar kembali setelah seminggu sunyi.

"Hah!..hah!..ada apa nyo..."

"Kau buta?.. matahari sudah meninggi mana makanan ku"

Alamak kepala pelayan melupakan nyonyanya ini, walaupun dia kadang tidak suka pada sifat belva tapi wanita paruh baya itu tak sampai membencinya."maaf nyonya atas kelalaian saya,anda ingin makan apa?"menundukkan kepalanya sambil memejamkan erat matanya sedangkan tangannya di kaitkan karena sudah menunggu sesuatu mengenai badannya namun beberapa detik berlalu tak ada tanda-tanda akan ada benda melayang di ruang makan itu. Dengan pelan dia mendongak kepalanya menatap nyonya santai memakan buah di meja.

Glekk!!

rasa manis saat menelan buah anggur itu. "bawakan apa saja yang ada,jangan lama." Perintahnya menatap wanita tua itu sebentar lalu kembali sibuk dengan buahnya.

"Baik nyonya."

"Hem ternyata tak buruk jadi seorang nyonya tak apa di abaikan suami yang penting fasilitas terjamin dan kuasa ada di tangan." Sebenarnya belva tidak terlalu peduli dengan Kenzo yang katanya pergi ke luar negri karena urusan kerja,baginya itu lebih bagus dan tidak ada yang mengaturnya malah dirinya yang mengatur bawahan penjilat itu.

Mata belva berbinar melihat memenuhi meja dengan sekali lahap di sudah menghabiskan satu piring daging panggang itu.

"Koma seminggu kini seperti anak jalanan yang tak pernah di kasih makan"

Uhuk..uhuk

"Anjing!"umpat belva sampai tersedak mendengar sindiran secara langsung itu. Matanya menatap tajam wanita muda yang berani beraninya mengibarkan bendera perang padanya. Sedangkan yang lain sudah mengutuk ketakutan saat itu juga.

Drtttt!,bunyi bangku yang tergeser membuat semua orang terdiam kaku,rasa takut mereka kini semakin menjadi saat itu juga. Rasanya mereka ingin sekali memaki wanita muda itu itu yang bisa bisa menganggu majikannya yang sudah tau tidak bisa di usik.

"Siapa yang berbicara tadi?." Tatapan belva tak main dinginnya menatap satu persatu pelayan yang berjajar rapi itu,bik ina sebagai kepala pelayan saja sudah menatap tak suka wanita yang di ketahui yang mengomentari nyonyanya.

"Benar benar nyari mati." Gumamnya.

"Tidak ada yang mengaku?..."pembawaan belva sangat santai dia bahkan memainkan sendok garpunya dengan lihai."baiklah semuanya akan saya..."

"Nyonya di dia yang berbicara." Senyum licik muncul di bibir sexi belva namun dengan cepat dia mengganti dengan senyum manis. Belva tau pelayan yang berbicara buruk padanya tidak akan mengaku tapi siapa yang akan ingin di hukum bila bukan kesalahannya.

Plak!

Brukk!

Deg!

Jantung mereka berpacu lebih cepat dari biasanya, walaupun sudah terbiasa melihat pemandangan yang kejam dari majikan mereka namun kali ini sungguh sangat mengejutkan,mereka bahkan melihat sendiri nyonya belva menampar dengan kuku indahnya tidak seperti biasa akan menyuruh bodyguard yang ada untuk menghukum orang lain tanpa menggunakan tangannya.

Tatapan benci pelayan muda itu tercetak jelas pada belva,dia memegang pipinya yang merah dengan tubuh yang sudah terduduk di lantai, sungguh tidak main-main tamparan belva.

"Itu sebagai peringatan pada mu oh tidak,tapi untuk kalian semua, jaga mulut kalian masing-masing atau saya akan melukai lebih kejam seperti dia." Belva menatap sekeliling yang menundukkan kepala suasana di saat ini sungguh sunyi membuat ruangan itu mencekam." Bubar kecuali bik Ina." Setelah mengatakan itu semua orang terbirit-birit meninggalkan tempat. Wajah mereka pucat bak mayat hidup.

"Duduk buk,ini perintah." Kata belva tegas namun ada kelembutan di dalam katanya. Bik Ina ragu namun mendengar kata perintah dia dengan terpaksa duduk di sebrang belva.

"Temenin belva makan buk"

"Baik nyonya"patuh bik Ina dan hanya melihat saja.

"Kenapa engak di makan?.." Heran belva namun langsung paham saat itu juga."Temenin belva makan dan bibik makanan juga,ini PERINTAH." Sekali lagi belva memerintahkan dengan sesuka hatinya.

"Tap.."ucapan bik Ina tertelan kembali saat mendapat tatapan tajam wanita cantik namun menyeramkan di depannya itu. Diam diam sudut bibir bik Ina terangkat. "Saya tau anda tak sejahat itu."

Tidak Ada Toleransi Lagi

Setelah kejadian waktu itu. Hari hari belva sangat lah menyenangkan tanpa ada gangguan apapun selama seminggu ini,dia juga benar-benar menjadi antagonis saat ada yang mengganggunya. Hari ini belva berencana akan keluar melihat susunan di luar sebenarnya belva hanya ingin memastikan sesuatu yang membuat penasaran namun kenapa dia baru kepikiran tentang hal itu.

Memang bodoh.

"Nyonya kita harus membawa bodyguard." Ica ragu mengatakannya karena masih takut menyinggung belva walaupun seminggu ini nyonyanya sangat lah baik ehem maksudnya tak seperti dulu yang suka menyiksa para pelayan rendahan seperti mereka setidaknya nyonyanya yang sekarang terlihat sedikit waras walaupun masih kejam.

"Tidak perlu."

"Maaf nyonya kami harus ikut dengan anda ini adalah perintah tuan Kenzo." Kini bodyguard ikut angkat bicara.

"Tidak bisa!,tuan kalian tidak ada di sini jadi saya lah tuan kalian."ia berkata dengan wajah angkuh, antagonis yang sesungguhnya.

"Tidak bis__"

"Apa peduli tuan mu itu pada ku!bahkan saya mati pun dia masa bodo!..jadi minggir." Merasa membuang waktu berharganya dengan kuat ia mendorong pria kekar itu hingga menyingkir di hadapannya,saat tangan belva sudah memegang pintu mobil ucapan pria lainnya benar-benar membuat terpancing sekarang.

"Memang tuan tidak peduli dengan anda tapi dia peduli dengan kekuasaannya,bagaimana nanti anda membuat ulah di luar sana membuat nama tuan kami yang terhormat itu hancur." Pria itu sebenarnya cukup terkejut mendengar balasan belva yang mereka ketahui sendiri bahwa wanita cantik itu sangat tergila-gila pada tuan mereka tapi seperti aneh tiba-tiba belva berbicara seperti itu.

Belva mengepalkan tangannya kuat,matanya sudah mengkilat dengan kemarahan "bisnis kotor aja kok bangga,cih kalian benar-benar buat saya marah!."

Bugh!

Bugh!

Pria tadi tak sempat mengelak serangan dadakan itu hingga membuatnya babak belur sekarang.

Bugh!

Bruk.!

Sekali tendang pria itu langsung tersungkur dengan memuntahkan darah dari mulutnya. " Itu salah satu akibatnya karena telah menantang saya!...lihat dan dengar baik-baik." Kali ini belva benar mengumumkan pada penjaga yang berada di luar, walaupun di ruang makan kemarin sudah terjadi seperti ini tapi itu tidak semuanya tau karena di ruangan tertutup tapi kali ini hampir semua orang keluar untuk melihat apa yang terjadi akibat ulah belva.

"Saya tidak akan toleransi lagi bila ada yang menentang saya!..ingat baik-baik ucapan saya atau kalian ingin seperti ini...krek!"semua orang meringis ngilu dengan bersamaan lolongan keras pria yang mengenaskan itu dengan memegang tangannya yang patah akibat pijakan belva.

"Berhati-hatilah kedepannya atau ya kalian akan tau setelah ingin mencobanya." Lalu masuk ke dalam mobilnya tanpa membawa Ica yang ketakutan akibat aksi nya itu. Tadi sebelum pergi Belva sudah memberi kode pada bik Ina yang menyaksikan kejadian itu juga untuk membawa Ica yang tampak syok itu. Sedangkan belva tak perduli lagi apa yang terjadi dia hanya ingin refreshing menjernihkan otaknya saat ini.

Tiba di sebuah mall dia dengan anggun membuka pintu mobil dan memasang kaca mata hitamnya. Wajahnya tak berekspresi membuat banyak orang yang terpana dengan belva yang terlihat cool.

"Laptopnya keluaran baru satu." Sambil mengeluarkan black cad nya. Satu yang belva syukuri walaupun pemilik tubuh ini di abaikan tapi masalah uang sungguh berkecukupan tapi sayang belva Yang dulu sangat bodoh bahkan dia tak pernah membelanjakan apapun selain mengejar cinta mafia bangsat itu,entah belva asli yang sangat bodoh atau Kenzo itu yang tak bernafsu pada belva padahal yang belva tau di lemari baju baju yang di pakai belva asli sangat lah seksi seksi.

" baju "belva baru ingat itu. Dia tidak ingin memakai baju kurang bahan ini. Setelah pembayaran selesai di langsung kelantai atas untuk membeli beberapa yang di butuhkan nya. Sungguh tak terasa dia bahkan belanja sampai malam,setelah makan malam dia langsung saja masuk ke mobil dengan banyaknya barang di belakang mobilnya.

"Huh melelahkan tapi menyenangkan juga haha." Seperti belva hari ini bahagia tanpa memikirkan apapun yang terjadi di mansion saat ini.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!