PRANG ...!! PRANG ... ! BRAK ...! BEK ... !
Itulah suara yang terdengar setiap harinya,terlihat sepasang suami istri bertengkar hebat.
Tanpa pengeras suara, tawuran antar ke duanya menggelegar nyaring dari satu ruangan hingga menembus tembok tembok rumah para tetangga.
Alat alat masak melayang di udara dan jatuh bagaikan hujan meteor yang siap menimpa tujuan mendaratnya dengan membabi buta.
Gelas dan piring menambah kemeriahan pertengkaran itu,pisau dan gunting pun tidak mau kalah,mereka ikut andil dalam bagian menggemparkan aksi di malam menegangkan.
Tanpa mengingat si gadis kecil yang duduk di lantai memeluk sang adik,si gadis kecil yang masih berumur 4 tahun dan adiknya yang berumur satu tahun.
Mereka bersembunyi di balik sudut lemari yang gelap dan sempit,gadis kecil itu terlihat bingung dan ketakutan, di iringi tangisan histeris sang adik.
Makian teriakan dan pukulan saling ber adu semakin dahsyat,tangan mungil yang tadinya memeluk sang adik ,kini memindahkan telapak tangannya ke telinga sang adik.
...Di iringi rasa takut yang semakin menjadi, akhirnya si gadis kecil pun menangis ,yang dia harapkan saat itu adalah, berhentinya pertengkaran. Yang dia tau adalah dia sangat membenci situasi ini....
ALYA NADIRA nama si gadis kecil,kini ia sudah berusia 16:tahun, menjadi remaja yang cantik ,ceria,jujur sangking jujurnya dia pun kadang malah jadi konyol, dan adik kecilnya Albar yang kini berusia 13 tahun.
Masa kecil Alya yang di warnai pertempuran ke dua orang tuanya ,malah menjadikan Alya gadis yang kuat,dia tetap berusaha tersenyum dan ceria,menghadapi situasi dengan berani, berbeda dengan Alya ,Albar malah menjadi sosok yang pendiam dan pemarah.
Ayah Alya adalah penjual nasi goreng keliling di jakarta,sedangkan ibunya adalah penjual sayur keliling, keluarga kecil mereka tinggal di sepetak kontrakan kecil,Ayah Alya yang bernama Mahendra gemar berjudi,sehingga membuat istrinya yang bernama Eni marah setiap hari.
Eni merasa tertipu setelah mengetahui suaminya gila berjudi,Mahendra selalu menghabiskan uang dagangan mereka untuk berjudi.
Sebenarnya nenek dan kakek Alya orang yang kaya raya,hanya saja Eni dan Mahendra menikah tanpa restu ke dua orang tua pihak Eni,dan di pihak orang tua Mahendra juga ada adik ipar yang selalu memusuhi Eni.
"Bar, kamu tuh jadi anak cowo,jangan diem diem amat,liat ... wajahnya aja kaya zombi,cari temen sana ..." Ucap Alya yang di sambut tatapan kesal Albar.
" Eh, kalau nggak mau bersosialisasi, kamu hidup aja di hutan jadi Tarzan,tuh si Jane nya udah nungguin ...Haha ... " Sambung Alya terkekeh sambil menunjuk monyet tetangga di depan rumah.
""Nggak lucu ... ! Bentak Albar menahan tawa dan kesal bercampur aduk. Karna Albar tau kakaknya Alya sayang padanya.
"Alya ... ! bantuin mama,hari ini kita pindah kontrakan.!" Teriak Eni menghentikan keasyikan Alya yang sedang menggoda Albar yang sedari tadi memasang wajah jutek.
"Iya mah ... ! seru Alya bangkit dari duduknya,dengan langkah yang ceria mendekat ke arah sang mama.
"Kenapa kita pindah mah.?" Tanya Alya menautkan keningnya bingung,sembari membantu sang mama Eni beres beres.
Kontrakan disini terlalu mahal, mamah udah dapet kontrakan yang lebih murah,deket lagi sama sekolah kamu nantinya, kamu kan bentar lagi lulus mau masuk SMA,jadi mama harus menghemat pengeluaran." Ucap Eni panjang lebar menjelaskan pada sang putri.
Alya menganggukkan kepala seraya berkata."Ooo ... " Tanda ia sudah memahami situasi.
"Aku akan cari kerja,biar bisa bantu ke uangan mama" benak Alya dalam hati.
Alya pun membantu papa dan mamanya mengemas semua barang dan pakaian.dalam perjalanan pindah rumah kontrakan ,suasananya tidak terlalu padat dan ramai,dan benar saja apa yang di katakan ibu Alya bahwa kawasan kontrakan itu memang dekat dengan sekolah Alya nantinya.
SAMPAI DI KONTRAKAN
" Alya .... ! Seru Eni sang mama.
" Iya mah ..." Alya mendekat.
"Mama minta tolong belikan nasi bungkus di warteg depan sana." Ucap Eni lagi seraya menyodorkan uang di pucuk jari tangannya.
"Mmmm ... "Alya mengangguk,dan bergegas pergi ke warteg yang ia lewati saat pindahan tadi.
Dalam perjalanan menuju warteg, tiba tiba pandangan Alya tertuju pada keributan di depannya,terlihat cowo tampan berwajah opah opah Korea, mempunyai tubuh atletis, badan tinggi 190, memakai jaket Levis, terlihat kesal memandang cewe yang sedang memeluk erat lengannya.
" Kamu nggak boleh pergi." Ucap si cewe dengan manja memeluk semakin erat si lengan.
"Apaan sih loh ... ! Lepasin nggak ... ?!" Bentak si cowo semakin kesal menengok kesana kemari , terlihat malu takut dilihat orang.
"Kamu udah nyuri mau lari, nggak boleh." Ucap si cewe dengan tatapan yang mengancam.
"Ih ganteng ganteng nyolong." Benak Alya dalam hatinya.Menggelengkan kepala dan menggoyangkan pundaknya terlihat ilfill.
Dengan cepat singkat tangan Alya ikut menggenggam tangan si cowo,setelah mendengar kalau cowo itu pencuri.
"Dia maling yah mba ...? Tanya Alya dengan tatapan tajam dan serius.
"Iya ... ! Tegas si cewe lalu dengan mudahnya menyandarkan kepalanya di pundak si cowo yang berusaha menghindar.
"IIIIH ...!" Si cowo mengguncangkan pundaknya agar si cewe tak bersandar di pundak.
"Iya iya ...! Sembarangan aja loh ngomong, jangan percaya .... Dia gila ...! Lanjut bentak si cowo lagi dengan wajah yang semakin merah legam menatap tajam si cewe, lalu berpaling ke samping menatap Alya dengan wajah memelas,seakan minta bantuan.
Alya mulai curiga melihat ekspresi si cewe yang terlihat senang dan genit bukannya marah,padahal dia mengaku barangnya telah di curi si cowo.
"Kalau dia emang nyuri kita bawa aja ke kantor polisi ." Tegas Alya.
" Kantor polisinya kan disini ... " Jawab si cewe menunjuk dada kirinya.
"Setres loh ... ! Ke dokter gih ...!! Bentak si cowo lagi.
"Alya menautkan dahinya ," dia nyuri apaan sih mba ... ?
"Dia ....nyuri hatiku, tampanku I Love YOU." Ucap si cewe dengan pede tanpa rasa malu sedikitpun,sedangkan si cowo terus saja berusaha melepaskan pelukan si cewe di lengannya yang semakin lengket.
Alya yang mendengar ucapan si cewe,memasang wajah kesal merasa sudah tertipu dan di PRANK ,Alya langsung melepas genggaman tangannya.
"cewe ini memang setres ... " Benak Alya dalam hati.
Mba ... !! Ada kecoa di kepalanya ... !! Teriak Alya dengan wajah panik dan jijik menunjuk gemetar ke puncak kepala si cewe,yang di sambut panik dan takut si cewe.
HAAAAAA ... ! Teriak histeris si cewe melepas genggamannya melompat lompat dan mengacak kasar rambutnya,ber harap si kecoa jatuh.
Si Cowo mematung kebingungan ,karna dia sama sekali tidak melihat adanya sang kecoa.
"Ngapain loh bengong ... Sono lari ..." Bisik Alya ,memukul lengan si cowo pelan, sembari memberi isyarat kedipan mata yang cepat.
Sehingga cowo itu menyadari situasi,mengangguk dan menunjukkan dua jari jempol tangannya lalu melanjutkan aksi kaburnya kembali,di susul Alya yang membuntut lari di belakang si cowo.
" Nama kamu siapa ... ?Huh huh huh ... "
"Siapa nama loh.? Huh huh ... " Tanya si cowo dengan nafas tersengal,menatap Alya setelah berhenti dari kegiatan kaburnya yang jauh dan melelahkan.
" Gue Alya, loh siapa.? Huh huh .." Tanya Alya yang juga ngos-ngosan.
Gue Kevin,makasih yah udah tolongin gue dari jeratan cewe gila itu ." Ucap Kevin duduk terkulai lemas merasa lelah.
Alya menganggukkan kepala seraya berbunyi "emmmm ...."
"Salam kenal Aja yah, gue masih ada urusan, dah ... "Lanjut ucap Alya sembari melambaikan tangan melanjutkan langkahnya.
Sedangkan Kevin terus memandang Alya, sampai Alya menghilang dari pandangannya.
Sebenarnya Kevin ingin menghentikan kepergian Alya,tapi langkah Alya terlalu cepat,Kevin di bikin penasaran dengan sikap Alya yang berbeda dengan cewe yang lain,biasanya cewe lain akan langsung terpikat hanya melihat ketampanannya saja,apalagi kalau sudah tau Kevin cowo tajir melintir.
Kevin hanya berharap,suatu hari akan bertemu gadis itu kembali.
"Alya ... Alya ... Alya ..." Kevin tersenyum lebar berulang kali bibir seksinya menyebut nama Alya lalu menyimpannya dalam hati dan pikirannya.
Cewe itu pun kesal bukan main setelah melihat Alya dan Kevin kabur bersama pergi meninggalkannya, Nama cewe itu adalah Ulfa.
Setelah selesai membeli nasi bungkus di warteg,Alya pun kembali ke kontrakan .
" Mah,nih nasi bungkusnya." Ucap Alya sembari menyodorkan plastik kresek yang berisi 4 nasi bungkus.
Setelah semuanya selesai di bereskan,Alya dan keluarga kecilnya pun makan bersama.
"Sayang ya Bar ... ? Ucap Alya di sela sela santapannya.
"Sayang apa ...? Tanya Albar kebingungan dengan mulut yang penuh nasi,disusul lirikan Eni dan Mahendra orang tua mereka.
"Iya sayang Jane nya tadi nggak ikut ... Padahal dia udah nungguin kamu ..." Ucap Alya meledek Albar,di sambut Albar memasang wajah kesal.
"Jane yang mana? Emang Albar udah punya pacar?" Tanya Mahendra menatap Albar.
"UHUK UHUK ...! Albar tersedak makanannya menepuk nepuk dadanya,gimana nggak tersedak, kalau yang di maksud Alya adalah Jane monyet,masa iya Albar pacaran sama monyet.
Disambung dengan kekehan Alya,dan paniknya mama Eni langsung mengambil minum untuk Albar.Sedangkan Mahendra masih kebingungan dengan tingkah ke dua anaknya.
Alya pun menjelaskan siapa Jane yang sebenarnya,Mahendra dan Eni pun hanya bisa tertawa melihat kejahilan Alya pada adiknya itu, sedangkan Albar hanya tersenyum kecil sesekali melihat ke atas.
Usai makan Alya dan Albar berkeliling di sekitar kontrakan,dan benar saja apa yang di katakan mamanya, kalau tempatnya memang dekat dengan sekolah Alya nantinya.
KEESOKAN PAGINYA ....
Karna kamar mandinya SCTV satu untuk semua penghuni kontrakan, Alya yang malas mengantri akhirnya malah bangun subuh bersiap untuk mandi.
Apalagi hari ini adalah hari kelulusannya di sekolah SMP.Alya sangat bersemangat ingin mengetahui apakah kali ini hasilnya akan memuaskan.
" Mah ... ! Dimana kamar mandinya ... ? Teriak Alya kebingungan mencari cari letak kamar mandinya.
Eni sang mama yang mendengar teriakan putrinya langsung menghampiri dan menunjukan tempat mandinya.
"Tuh ... Kamar mandinya ..." Tunjuk Eni.
Alya berjalan menuju arah yang di tunjuk,lalu masuk kedalam sekotak kamar mandi kecil.
Setelah selesai mandi Alya langsung memakai baju dalam kamar mandi.
SAAT SELESAI ALYA MEMBUKA PINTU ....
CEKLEEEEEK ... SETTTTT KRE...B ... !
Alya terkejut membulatkan matanya,melihat seorang cowo tampan berwajah Korea campuran bule,memakai jaket kulit hitam celana jeans, terlihat cool dan keren seperti anak motor,masuk tiba tiba tanpa permisi ke dalam kamar mandi,merebut gagang pintu dan menutupnya cepat.
Alya tidak sempat keluar,hingga posisinya sekarang berada di dalam kamar mandi dengan si cowo,untungnya Alya sudah pakai baju lengkap.
Saat Alya akan membuka mulut cemprengnya akan berteriak, si cowo dengan cepat membekap mulut Alya dengan telapak tangan lebarnya.
"SSSSSSTT ... " Bisiknya memberi instruksi diam.
"Aku cuma mau nebeng ngumpet, jangan teriak yah plis ...?? Lanjut pinta si cowo lagi,di sambut pandangan aneh Alya yang menautkan dahi ya.
"cowo mesum dari mana lagi ini?Emang nggak ada tempat lain lagi buat ngumpet apa." benak hati Alya cemas kesal takut menatap curiga si cowo.
Kemudian terdengar suara dua orang cowo di luar pintu kamar mandi, yang sepertinya mencari cowo yang sedang bersembunyi.
"A ..reg...! Gigitan kuat menancap di jari telapak tangan si cowo, di sambut lepasnya bekapan," Aww ... " Erang pelan si cowo.
"Apa mungkin di kamar mandi ini? Tanya cowo yang berada di luar depan pintu kamar mandi mengarahkan pertanyaan kepada teman yang di sampingnya.
Alya berusaha bersuara lagi ."Aaa ... " CUPPPP ....
Kecupan lama mendarat di bibir Alya dengan lengan yang terkunci di pelukan sang cowo. "mmmmmm" lanjut Alya berusaha melepaskan diri,tapi tenaga Alya tak mampu menandingi kekuatan otot si cowo, sia sia ....
"Heh ... ! Kalian lagi apa.?! Bentak menggelegar suara Hendra dengan tatapan membunuh.
"Di dalam situ ada putri saya,kalian mau ngapain.?!" Lanjut seru Eni ikut bicara,mengacungkan pisau yang ia pegang tanpa sadar,karna Eni sedang memotong dan membereskan sayuran dagangannya.
"Melihat kedua pasangan suami istri itu, ke dua cowo tersebut menjadi ciut nyali ketakutan,belum lagi takut di keroyok penghuni kontrakan lainnya yang mulai bangkit dari alam mimpinya.
"KABUR BRO KABUR ... "Ucap salah satu cowo menarik lengan baju cowo satunya,lalu pergi dengan segera.
Alya ... ! Jangan lama lama mandinya, nanti kesiangan ... ! Seru Eni sang ibu sambil masuk rumah di ikuti Mahendra yang membuntut di belakangnya.
"Pletok ... !!" Jegg..!
Si gayung mencium kepala si cowo dengan keras, di lanjut pijakan kuat kaki Alya di kaki si cowo.Si cowo melompat lompat dan mengusap usap kasar kepalanya.
"Dasar cowo mesum brengsek ... " Umpat Alya dengan wajah yang memerah,mengusap kasar bibirnya yang baru saja lepas dari kecupan hangat dan lembut bibir si cowo.
Lalu Alya membuka pintu dan keluar kamar mandi.
"Siapa sih nih cewe,galak bener ... WAH ... gawat kalau dia ngadu ke penghuni kontrakan gimana?, pingsan ah ... ! " Benak si cowo dalam hati.
Belum sempat Alya membuka mulut.
"BRA_KK ..." S i cowo pura pura pingsan di depan agak jauh dari pintu kamar mandi.
Alya membalikkan badan terkejut."HAH ... !"
"Woy , bangun woy ... " Ucap Alya mendekat lalu menempelkan jari telunjuknya ke pipi si cowo.
"Aduh ... Gimana nih, jangan jangan mati lagi." Bisik Alya pelan.
"Lemah banget, Badan gede ,tinggi,Otot kuat masa kalah sama gayung." Sambung Alya lagi, merasa heran dan cemas bercampur takut,dan kali ini kembali menggoyangkan badan si cowo dengan kuat,si cowo menahan senyum dan tawanya,berusaha tetap pingsan.
Melihat si cowo yang sama sekali tak bergeming Alya pun merengek dan menangis takut.
""Haaaa hik
hik hik ... Mama papa,dia mati ... " Rengek Alya.
HAAAAAA .... !! SIAPA YANG MATI ... !!
Teriak Eni dan Mahendra di susul dengan paniknya seluruh penghuni kontrakan, berlari mendekat.
"HAAAA ... !! SIAPA YANG MATI ?!!"
Teriak Eni dan Mahendra,disusul dengan paniknya seluruh penghuni kontrakan.
"Mana yang mati? Dimana? Siapa?Tua atau muda? Cakep apa burik?" Semua penghuni kontrakan bertanya tanya sembari berlari mendekat.
"Waduh ... ! Gawat, ini kan mas Alex,anak pemilik seluruh kontrakan di komplek ini. "Ungkap pak Tejo salah satu penghuni kontrakan juga, di sambut tangisan Alya yang semakin menjadi.
"Haaaa ... Hik hik ... "
"MATI AKU ...,kalau dia beneran mati gimana?" Batin Alya.
"Kejadiannya gimana sih Al." Tanya Eni sang mama.
"Aku tadi pukul dia pake gayung itu,terus tiba tiba jatuh nggak gerak."Ungkap Alya.
"Jangan jangan gayungnya ada penghuninya lagi pah,lalu dia jadi tumbal." Lanjut Alya makin konyol.
Semua orang yang tadinya panik jadi terkekeh mendengar ucapan Alya,sejak zaman kapan gayung plastik ada penghuninya.Alex pun di buat semakin merasakan sakit di perutnya akibat terlalu lama menahan tawa.
"Apaan sih Al ... Aneh banget,kamu kebanyakan nonton film horor." Ucap pak Tejo.
"Film horor juga nggak segitunya kali ... "Sambung Albar menggelengkan kepala.
"Pah coba periksa pah ... " Lanjut Alya yang semakin ketakutan.
"Coba papa periksa ya ..." Ucap Mahendra membuka telapak tangan si cowo.
"Papah periksa apaan sih pah,denyut nadi kan di pergelangan tangan pah bukan di telapak tangan,kaya orang mau meramal ... " Ucap Albar dengan kesal.
"Papah nggak tau caranya hehe ... " Mahendra tersenyum bodoh,disambut sorakan para tetangga.
Wuuuuuh ... Gimana sih ....!
"Napas buatan aja, siapa yang mau kasih ...? Ucap pak Tejo menanyakan ke seluruh penghuni kontrakan.
Pak Tejo aja deh yang udah di depan cowo itu ... Ucap Alya.
"Rese bener nih cewe,masa aki aki peot begitu kasih napas buatan buat cowo sekeren gue." Benak Alex dalam hatinya.
Alex cepat cepat membuka matanya perlahan,sebelum Pak Tejo benar benar akan mendaratkan bibir keriputnya.
Semua orang tampak lega melihat Alex membuka matanya,termasuk Alya yang sedari tadi menangis,kini mulai tersenyum lega.
"Sebaiknya aku tidak membuat keributan dan masalah dengan pemilik kontrakan,apalagi dia udah pingsan gara gara aku,nggak mungkin juga kan aku bilang yang sebenernya,bisa heboh dan ribet nantinya,nggak papa deh aku rela_in ciuman pertama aku. " Benak hati Alya sibuk dengan pikirannya.
"Kenapa kamu pukul Alex pake gayung Al.?"Tanya Eni mamanya membuyarkan pikiran Alya yang sedari tadi sibuk.
"Mmmm ... Cuma salah paham." Alex yang menjawab.
"hahaha ... Iya cuman salah paham." Tambah Alya yang tertawa bodoh.
"Kamu nggak papa kan.? Masih waras.? Tanya Alya di sambut tatapan jutek si cowo.
"Ya waras lah sejak kapan aku gila. Ucap Alex
"Ya ... Kali aja kesurupan hantu gayung." Ucap Alya dengan wajah polos,di sambut kekehan semua orang.
Alex pun berdiri dan mengatakan kalau dia baik baik saja,dan meminta maaf atas kehebohan ini,Alya dan Alex pun setuju untuk melupakan permasalahan ini.lalu Alex permisi dan melanjutkan langkahnya pulang.
ALYA PUN BERANGKAT SEKOLAH ...
Sampai di sekolah ternyata Alya mendapat peringkat ke 2, walaupun tidak peringkat pertama,Alya tetap tersenyum senang,bersyukur karna dia sudah berusaha semaksimal mungkin.
Mata Alya terus saja menatap ke arah gerbang sekolah , memperhatikan para orang tua wali murid yang datang mengunjungi perpisahan sekolah, berharap orang tuanya juga datang mengunjungi perpisahan sekolah,tapi sayang nya jangan kan datang mengunjungi perpisahan,tanda tandanya mereka muncul saja tidak ada.
Para guru pun bertanya pada Alya ,kenapa orang tuanya tak datang,Alya hanya bisa menjawabnya dengan tatapan mata tertuju ke bawah,tersenyum dan mengatakan bahwa orang tuanya tidak datang mengunjungi perpisahan sekolah karna mereka ada urusan penting yang tidak bisa di tinggalkan.
Akhirnya acara perpisahan pun selesai,Alya pulang dengan senyum cerah terpancar dari wajahnya yang imut dan cantik,memegang piala kejuaraan, berharap orang tuanya akan bangga padanya ketika melihat dia membawa piala.
Brak ... ! PRANG ... !! Gle_pra_kk ... !!
Dari kejauhan terdengar suara keributan yang begitu heboh, terlihat banyak orang bergerombol di luar rumah kontrakan orang tua Alya.
Alya kebingungan menatap semua orang terlihat berbisik-bisik ,dan ada juga yang panik.
"Alya ... ! Teriak seorang perempuan paruh baya melambai memanggil Alya terlihat panik.
"Mama papa kamu lagi bertengkar hebat ...! " Lanjut teriaknya lagi.
Dengan cepat dan tergesa gesa, Alya lari menuju rumah,di iringi rasa takut dan cemas di setiap langkahnya.
Apalagi kalau bukan karna Ayahnya yang menghabiskan seluruh uang dagangan untuk kegemarannya ,yaitu berjudi.
DEG !!
Seketika langkah Alya terhenti, du..g du... g du ... g,jantungnya terpacu cepat,bagaikan tabuhan genderang perang
Matanya membulat tajam tertuju pada sang ayah,dengan cepat Alya menjatuhkan tas dan pialanya, lalu lari segera mencengkram kuat tangan sang ayah dengan di iringi buliran bening kekecewaan yang mengalir di pipinya yang mulai memerah.
Alya mencengkram kuat tangan Mahendra yang memegang golok,Alya berusaha melepaskan si golok dari genggaman tangan kekar Sang ayah,namun tenaga Alya saja tidak mungkin dan mustahil bisa.
"Pah? Apakah untuk ini papa memegang golok.?"Tanya Alya sembari memposisikan si golok di lehernya sendiri,disambut tatapan panik, takut Eni dan para tetangga yang lain,juga Albar yang memperhatikan dari jauh mengepalkan tangan kuat kuat.
Mahendra yang tadinya di puncak emosi,wajahnya kini berubah terkejut dan takut, merasakan lemas di tangannya,mulai sadar seketika melihat tatapan kecewa putri kesayangannya.
Mahendra memang penjudi akut dan sering KDRT pada istrinya,tapi dia tidak pernah sekali pun kasar pada kedua anaknya,dia malah terkesan lembut pada anak anak.
"Sampai kapankah ini akan berlanjut pah?"
"Kapan papah akan berubah?"
"Tidak bisakah papah memilih kami dari pada berjudi?"
"Ataukah memang berjudi lebih penting di mata papa dari pada kebahagiaan dan masa depan keluarga kecil kita pah?" Ucap Alya panjang lebar disambut tatapan sang ayah Mahendra yang diam mematung.
Mahendra pun melepas golok di tangannya,meletakan golok itu di atas meja,Alya tersenyum sembari menahan tangisnya,lalu memungut sang piala, dan memberikannya pada sang Ayah.
"Alya juara dua pah ... "Ucapnya masih lembut pada sang ayah.
Mahendra memegang piala kejuaraan putrinya,bibirnya terdiam seribu bahasa,hanya matanya yang berkaca kaca, lalu dengan lemas meletakan piala itu juga di atas meja.
Mahendra melangkah pergi dengan kepala merunduk,entah apa yang ada di pikiran sang Ayah,Alya hanya berharap ayahnya akan sadar,dan menjadi imam yang lebih baik.
Bagi Alya ayahnya sudah tidak melanjutkan aksi goloknya itu pun sudah beruntung.
Tatapan Alya beralih ke Eni sang ibu,yang duduk terkulai menangis dengan lebam di pipinya, "teganya sang ayah memukul wajah mama." batin Alya.
Alya mendekat memeluk dan mengusap punggung ibunya menenangkan seraya mendengarkan keluh kesah ya.
Tetangga yang lain pun ikut masuk dan menenangkan Eni,Tante asri teman Mama Eni pun memberikan saran dan pendapatnya.
Sembari ibunya bercerita panjang lebar,Alya membereskan kekacauan yang ada di dalam kontrakan,ruangan terlihat seperti pembuangan sampah,sayur sayur berserakan belum lagi alat dagangan,benar benar kacau.Sedangkan Albar ternyata mengikuti perginya sang ayah Mahendra.
Di antara para tetangga yang membantu,ternyata ada Alex yang tadi pagi di dalam kamar mandi bersama Alya.
"KAMU NGGAK PAPA ? TANYA ALEX DENGAN WAJAH YANG PRIHATIN.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!