NovelToon NovelToon

Terjerat Gairah Sang Pembantu

BAB 1

Halo selamat membaca.. 

∆∆∆∆

“Bibi yakin mau resign sekarang juga?” tanya Zoya dengan pandangan penuh kecewa pada wanita separuh baya dihadapannya. 

Wanita itu terlihat sangat yakin, namanya Bi Vira. “Saya sangat yakin, Nyonya. Karena saya sudah tidak sanggup bekerja lagi,” jawabnya. 

Zoya terduduk dibangku meja makan, memijat pelipis kepalanya yang terasa sangat sakit. Sebenarnya Zoya tidak tahu alasan apa yang membuat Bi Vira tiba-tiba saja ingin resign, tanpa aba-aba terlebih dahulu. 

“Bibi tahu, saya bukan orang yang mudah akrab dengan orang lain. Jadi, pergi secara tiba-tiba begini sungguh membuat saya menjadi kerepotan, Bi. Belum lagi pencari pengganti,” Keluh Zoya kepada Bi Vira yang kini sudah menatap kearahnya. 

“Kalau soal itu kalau Nyonya tidak keberatan, saya punya keponakan yang masih muda. Kerjanya lebih giat dan cepat dibandingkan dengan saya ini, Nyonya..” ucap Bi Vira. 

“Kalau Nyonya bersedia, Keponakan saya itu sangat siap untuk masuk kerja besok pagi. Saya bisa menjamin kalau Keponakan saya sangat giat melakukan tugas rumah,” jelas Bi Vira. 

Padahal memiliki Bi Vira sudah sangat cukup bagi Zoya, mereka sudah saling mengenal satu sama lain. Tapi, kalau keponakan Bi Vira pasti memiliki sifat tidak jauh darinya. 

“Hem, baiklah.. Aku sudah menganggap Bibi sebagai keluarga, jadi aku percaya akan penilaianmu,” ucap Zoya yang mana membuat Bi Vira tersenyum senang. 

“Besok saya harap keponakan Bibi sudah datang ke Mansion.. Saya tidak bisa menunggu lebih lama lagi,” kata Zoya

Bi Vira mengangguk mantap sembari menerima amplop sebagai uang santunan yang Zoya berikan untuknya. Lalu segera pergi karna kendaraan yang akan mengantarnya pulang akan segera tiba. 

Zoya melirik kearah Lucas yang sedang santai membaca majalah, terlihat sangat tampan. 

“Mas..” Panggil Zoya, ia bangkit berjalan mendekati sang suami tercinta. 

“Ada apa, sayangku?” Lucas mengarahkan Zoya untuk duduk di pangkuannya. 

“Besok akan ada pembantu baru, dia pengganti Bi Vira. Semoga cocok ya sama aku,” ucap Zoya kepada Lucas yang mendengarkan semua dengan baik apa yang ia katakan. 

Lucas merapikan rambut Zoya yang berantakan, ia tersenyum simpul kepada Zoya yang juga sama tersenyum. 

“Sudahlah, sayang. Berhenti bekerja dan fokus di Mansion saja. Apa kau meragukan kerja kerasku?” tanya Lucas dengan sangat serius. 

Zoya memegang tangan Lucas yang ada di pipinya, mengecup lama tangan itu. “Aku tidak pernah meragukan kemampuanmu, Mas. Hanya saja pekerjaanku ini sangat sayang untuk ditinggalkan,” jelas Zoya. 

Lucas hanya menghela napas panjang saja mendengarnya. “Kau sudah sangat jarang memiliki waktu untukku, Zoya. Semua waktumu hanya habis untuk orang-orang itu, tidak bersama suamimu sendiri.”

Ucapan Lucas membuat Zoya termenung. “Sepanjang hari aku hanya kesepian, bahkan di saat aku lelah bekerja.. Aku hanya ingin memelukmu sebagai rasa penenang ku, tapi semua itu sangat sulit untuk ku dapatkan.” kata Lucas lagi. 

“Mas.. Setelah aku mendapatkan posisi yang aku inginkan.. Pasti kesibukanku akan berkurang kok, percaya deh..” ucap Zoya, ia mengecup pipi sang suami tercinta. 

Sebenarnya hati Zoya sedih mendengar suara keluhan yang Lucas rasakan. Hanya saja Zoya benar-benar takut untuk menggantung hidup dengan Lucas, ia takut mendapatkan kekecewaan yang mendalam. 

“Yang sebenarnya kau trauma untuk menggantungkan hidupmu padaku kan, Zoya? Ketahuilah, aku akan membuktikan jika aku tidak akan menjadi seperti Ayahmu.” ucap Lucas dengan penuh keyakinan. 

Rasa takut Zoya murni karna tidak mau merasakan hal yang sama seperti sang Ibu rasakan. Dimana disaat itu ibu Zoya tidak memiliki apapun, hanya uang dari ayah sebagai pertahanan hidup. Hal itu membuat Ayah Zoya sepele hingga dengan sangat tega menelantarkan anak-anaknya. 

“Istri yang tidak berpenghasilan hanya merepotkan!” Itulah yang Ayah Zoya katakan, bahkan kata-kata itu masih terngiang dibenak Zoya. 

“Sayang..” Panggilan Lucas membuat Zoya tersadar, ia langsung bangkit dari pangkuan sang suami. “Apa yang kau pikirkan?”

“Tidak ada, Mas.. Aku mandi dulu,” Zoya berjalan menuju kamar dilantai atas. Lucas hanya diam menatap kepergian Zoya, wanita itu memang selalu menghindar setiap membahas hal serius seperti ini. 

~

Zoya menyisir rambut panjangnya, ia menoleh kearah pintu disaat terbuka. Terlihat Lucas berdiri disana menatapnya dengan senyuman manis. Langsung saja Lucas memeluk erat Zoya yang sangat wangi itu, terlebih lagi sehabis mandi seperti ini. 

“Wangi banget..” Lucas mencium celah leher sang istri bahkan meninggalkan bekas gigitan kemerahan disana. 

Zoya tertawa kecil, ia membawa tangan Lucas menuju dua bongkahan miliknya. “Sudah berhentikan mensnya?” tanya Lucas, ia baru saja berpuasa karna sang istri datang bulan. 

“Sudah, Mas mau?” Zoya juga merindukan sentuhan sang suami, sudah lama sekali karena kesibukan yang mendadak. 

Lucas tersenyum senang sembari membawa Zoya menuju pelukannya, masih saling posisi bertukar saliva keduanya saling membuka pakaian satu sama lain. 

“Satu ronde aja ya, Mas?” Zoya sempat bertanya disaat bahkan Lucas belum memulai. 

“Aku takut kecapekan.. Karna besok ada meeting dengan para model lainnya,” Kata Zoya lagi. 

Bahkan tadi gairah dari Lucas sudah sangat memuncak, tapi gini seakan reda karna hal yang Zoya katakan. “Satu ronde?” tanya Lucas, ia menghela napas panjang. “Aku tidak akan puas, Zoya. Aku ingin berjam-jam sampai_”

“Mas.. Sudahlah, yang terpenting pelepasan bukan?” Zoya mengubah posisi hingga sekarang berada diatas tubuh Lucas. Menarik celana itu hingga terlepas, keluarlah senjata besar milik Lucas yang menegang.

Zoya melakukan pemanasan pada miliknya sendiri dengan gerakan jari, ia menatap Lucas dengan penuh nafsu lain dengan Lucas yang datar saja. 

“Bukan ini yang aku inginkan, Zoya!” Kata Lucas dengan perasaan kesal, Zoya selalu saja sesukanya dan semaunya saja. 

Tidak pernah sekalipun Zoya membiarkan Lucas memulai, selalu dirinya yang pertama memulai dan dirinya pula yang mengakhiri. Tidak perduli apakah Lucas sudah pelepasan atau belum, yang terpenting ia sudah mendapatkan dan ingin segera tidur. 

Zoya merintih kala senjata Lucas sudah masuk sepenuhnya, ia bergerak keatas kebawah bahkan merintih sendiri. Lucas hanya diam menatap datar saja, semuanya gairah yang ia rasakan sudah terganti dengan perasaan kesal. 

“Zoya, sadarlah! Bukan hal seperti ini yang aku inginkan,” ucap Lucas kala tubuh Zoya sudah melengkung sepertinya mendapatkan pelepasan. 

“Mas, kau saja yang terlalu lama. Aku capek kalau nurutin kemauan, Mas tau..” Zoya melepaskan senjata Lucas yang bahkan masih menegang sempurna. 

Sekalipun belum memakai pakaian kembali, Zoya sudah berbaring menutupi tubuh polosnya dengan selimut. 

“Mas main solo aja.. Besok aku ada kerjaan, maaf ya, sayang.” Zoya memejamkan matanya tanpa mau mendengarkan apa yang ingin Lucas katakan. 

“Shi*!” Lucas tidak bisa apapun kecuali menerima saja apa yang Zoya inginkan. 

BAB 2

Lucas masih tertidur pulas diatas ranjang, sementara Zoya sudah rapi berpakaian akan siap bekerja. Karena kesibukan Zoya di dalam kamar membuat tidur Lucas jadi terganggu. Perlahan sekalipun masih sedikit berat Lucas memaksa membuka matanya yang masih sangat mengantuk. 

Dengan posisi tengkurap itu Lucas melihat Zoya yang sudah rapi dan cantik. “Emm..” Lucas menggeliat sambil berusaha untuk bangkit, duduk bersandar pada kepala ranjang. “Sudah mau berangkat bekerja?” tanya Lucas. 

Zoya yang tengah merapikan rambutnya yang sedikit berantakan seketika menoleh kearah Lucas. Terlihat pria itu termenung menatapnya, penampilannya terlihat berantakan tapi tidak memungkiri jika Lucas memang masih sangat tampan. 

“Sesuai apa yang aku katakan kemarin, Mas. Kalau pagi ini aku ada pertemuan dengan para model lain..” jelas Zoya. 

Tidak ada sahutan apapun dari Lucas, hanya termenung dengan pikirannya sendiri. Sebenarnya Lucas masih kesal dengan kejadian kemarin malam, dimana Zoya tidak melayani dirinya dengan baik. 

“Mas, mandi dulu deh. Aku buatkan sarapan dulu dibawah, setelah itu langsung berangkat,” ucap Zoya yang Lucas angguki saja. 

Lucas berusaha bangkit, ekspresi wajahnya tidak bohong kalau masih sangat kesal dengan Zoya. “Mas.. Kau marah padaku?” tanya Zoya membuat langkah Lucas terhenti. 

Tanpa berbalik badan Lucas melirik Zoya yang bahkan bertanya seperti itu masih sibuk dengan kegiatannya. “Aku tidak marah, Zoya. Memangnya aku punya hak untuk melakukan itu?”

Respon Lucas yang seperti itu membuat aktivitas Zoya terhenti. Padahal ia sedang sibuk memasukkan barang-barang di totebag, jadi terhenti karena terhenyak dengan apa yang sang suami katakan. Zoya melihat kearah Lucas yang sudah masuk kedalam bathroom, bahkan menutup pintu dengan sangat keras. 

Zoya menghela napas panjang, rasanya sangat sulit membuat Lucas mengerti dengan semua yang ia inginkan. Zoya menatap ke arah jam dinding, sudah seharusnya keponakan Bi Vira sampai. 

“Mungkin sudah dibawah, aku sudah tidak sempat untuk memasak lagi sebenarnya..” Zoya berharap semoga keponakan Bi Vira sudah menunggu dibawah. 

~

Zoya menuruni tangga samar-samar ia melihat sosok gadis muda yang berdiri dengan tas besar ditangannya. 

“Siapa?” tanya Zoya, langkah kakinya berhenti di anak tangga sambil menatap orang asing itu dari atas sampai bawah. 

Tidak pernah Zoya bayangkan jika keponakan dari Bi Vira memiliki paras yang cantik. Badan putih mulus seakan tidak ada celah keburikan sedikitpun, rambut lurus panjang sepinggang. Dan yang membuat Zoya terkejut lagi adalah tubuh mungil yang mungkin siapa saja orang yang melihat akan gemas. 

“Selamat pagi, Nyonya. Saya Cani, pembantu yang akan menggantikan Bi Vira,” Gadis bernama Cani itu memperkenalkan diri. 

Zoya mengangguk saja sambil melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda tadi. Cara berpakaian Cani sebenarnya cukup sopan, hanya saja mungkin karna memiliki body yang sintal membuat kesan yang sexy. 

“Berapa umurmu?” tanya Zoya. 

“20 tahun, Nyonya,” jawabnya. 

Zoya termenung sebentar, ia menjadi ragu memiliki pembantu yang masih sangat muda seperti ini. Bagaimana pun Zoya tidak buta dengan kejadian di rumah tangga orang-orang. Yang mana suaminya berselingkuh dengan pembantu, Zoya takut hal seperti itu akan terjadi pada rumah tangganya. 

“Kau boleh bekerja hari ini, mulai dari memasak dulu karena suamiku ingin berangkat bekerja.” jelas Zoya. 

“Tapi, cara pakaianmu harus lebih sopan lagi. Pakai pakaian yang berukuran dua kali lebih besar dari ukuranmu,” jelas Zoya lagi yang lebih ke perintah sebenarnya. 

“Baik, Nyonya. Akan saya lakukan,” Respon Cani cukup menyenangkan perasaan Zoya. Wanita itu melangkah pergi menuju mobilnya, sebelum itu juga sudah menyempatkan memberitahu Cani dimana kamar wanita itu. 

“Mas Lucas tidak suka makanan pedas dan hal-hal yang terlalu berbau amis, jadi kalau masak sesuatu seafood.. Jangan pelit perasan jeruk agar tidak amis,” Pesan dari Zoya sebelum berangkat bekerja. 

“Saya mengerti, Nyonya..” Cani menunduk hormat sambil tersenyum. Ia melihat kepergian Zoya memasuki mobil dengan senyuman manis dari wanita itu. 

Cani tahu tentang masalah rumah tangga dari Tuan dan Nyonyanya itu, yaitu saling sibuk dan tidak sempat harmonis seperti rumah tangga pada umumnya. Kepergian mobil Zoya membuat Cani langsung tersenyum tipis, ia menatap datar saja dengan pikiran yang sudah menguasainya dari kemarin malam. 

~

Lucas menuju meja makan karena mencium aroma makanan yang membuatnya perut semakin lapar. Dari kejauhan Lucas melihat sosok wanita asing yang sedang menyajikan makanan di meja makan. 

“Kau siapa?” Suara itu mengejutkan Cani, bahkan hampir saja jatuh piring yang berisikan ayam goreng di tangannya. 

“Maaf.. Saya Cani, Tuan..” Cani memperkenalkan diri, ia menatap tidak percaya kearah Lucas. Karena sangat tampan dan gagah perkasa, tatapan mata tajam serta lengan tangan yang berotot. 

“Huh.. Tampan sekali, seperti apa rasanya tangan itu kalau nyentuh..” Cani menjadi memikirkan hal yang tidak tidak, ia segera menangkis pikiran itu. 

“Keponakan Bi Vira?” tanya Lucas lagi, ia duduk sambil menatap kearah Cani yang memberikan piring untuknya. 

“Iya, Tuan,” Jawab Cani apa adanya. 

Mungkin ntah disengaja atau tidak oleh Cani, ia sengaja mendekatkan diri pada Lucas. Hingga aroma tubuhnya yang seperti anak bayi benar-benar membuat Lucas termenung sebentar. 

“Wangi ini.. Hem, sangat menggoda,” gumam Lucas didalam hati. 

“Ahh.. Maafkan aku, Tuan.. Aku tidak sengaja,” Cani langsung menjauhkan diri, ia menjadi tidak enak sendiri karena perlakuan tadi. Bayangan Cani kalau mungkin Lucas akan marah, nyatanya tidak malah terlihat tenang seakan tidak bermasalah sedikitpun. 

“Sajikan untukku,” perintah Lucas, padahal biasanya juga Zoya tidak pernah melakukan hal seperti itu padanya. 

“Baik, Tuan..” Cani mengambil nasi dan juga ayam goreng serta sayur yang ia masak tadi. Menyerahkan kepada Lucas lalu pamit untuk mencuci piring, sudah pasti Lucas tidak akan suka diperhatikan jika sedang makan. 

Cani sesekali melirik ke arah Lucas yang sedang asyik makan, terlihat jika hasil masakan dari Cani sangat cocok dengan lidah Lucas. Pria itu tidak ada berkomentar apapun, hanya fokus makan saja. 

“Huh.. Kasian banget, suami tampan gitu nggak ada yang ngurus,” gumam Cani didalam hati. 

Lucas melirik ke arah Cani yang sedang mencuci gelas, terlihat sangat cantik disaat sedang sibuk begitu. Mata Lucas terus memperhatikan keseluruhan tubuh dari Cani, satu kata bagi Lucas.. 

“Menggoda, sexy dan segar..” Itula pujian Lucas untuk Cani. 

Tidak tahu mengapa Zoya bisa mempercayai Mansion diurus oleh Cani yang memiliki kecantikan seperti itu. 

“Sadarlah, Lucas! Jangan berpikiran mesum,” gumam Lucas didalam hati. 

Tidak bisa, Lucas tidak bisa mengalihkan pandangannya kearah lain. Ia terus penasaran apa yang dilakukan oleh Cani, ia sesekali melirik Cani yang sedang berjongkok untuk mengumpulkan sampah-sampah. 

Keringat yang membanjiri pelipis Cani membuat Lucas menjadi berpikir kotor, ia tidak tahan lagi kalau terus seperti ini. 

“Ck, kau tidak berguna Lucas!” Seakan memaki dirinya sendiri. Lucas merasa sudah tidak beres pikirannya sendiri, padahal Cani tidak melakukan apapun tapi bisa-bisanya ia tergoda. 

BAB 3

*FLASHBACK CANI*

Cani sedang merapikan segala pakaian yang ia butuhkan selama bekerja, sudah seharusnya ia menggantikan posisi Bi Vira sekarang. Bi Vira sudah tua dan sering mengeluh lelah kepada Cani, hingga akhirnya Cani mengambil keputusan untuk membuat Bi Vira bersantai. Soal keuangan biarkan Cani saja yang bertanggungjawab, anggap saja sebagai bentuk balas budi karna sudah membesarkan. 

“Ingatlah ini, Cani..” Bi Vira duduk di pinggir ranjang kayu Cani, ia menatap serius keponakannya itu yang duduk di lantai. 

“Disana nanti jangan sering berhubungan dengan Pak Lucas, dia itu kurang kasih sayang dan sentuhan. Bibi takut malah kau dijadikan pelampiasan hasrat seperti yang ada dicerita novel,” ucap Bi Vira. 

Cani terkekeh mendengar apa yang Bi Vira katakan. “Kata Bibi kalau Tuan Lucas itu merupakan pria yang sabar dan setia, lalu kenapa tiba-tiba berpesan seperti itu pada Cani?” tanya Cani kepada sang Bibi. 

Bagaimana Cani sangat ingat kalau Bi Vira sering kali membanggakan tentang Tuan Lucas yang katanya memiliki sifat yang baik. 

“Kau cantik, Nak. Orang bisa saja tergoda dengan godaanmu itu, kau sering kali menampilkan ekspresi menggoda kalau Bibi lihat..”

Apa yang dikatakan Bi Vira membuat Cani tersenyum kecil. “Itu tidak salah Cani, Bi. Orang-orang itu saja yang berpikir mesum kalau lihat Cani,” ucap Cani sambil menunduk untuk menutup tas yang berisi penuh pakaian itu. 

Bagaimana Bi Vira tidak khawatir, baru beberapa hari ini Cani dilabrak oleh tetangga karena katanya suaminya membayangkan Cani terus menerus. Memang apa bisa menyalahkan Cani soal itu, suaminya saja yang tidak bisa menjaga pandangan dan pikiran. 

“Sudah-sudah, sebaiknya segera berangkat agar sampai sana tidak kelamaan nanti,” ucap Bi Vira, ia mengantarkan Cani menuju pintu keluar. 

*FLASHBACK OFF

Lucas baru saja menyelesaikan makannya, ia bangkit untuk mengambil tisu tapi segera diambilkan oleh Cani. “Ini, Tuan..”

Lucas menerima selembar tisu itu dengan ekspresi biasa saja, ia menatap kearah baju Cani yang basah mungkin terciprat air disaat mencuci piring tadi. 

“Bagaimana dengan rasa masakan saya, Tuan. Enak tidak?” tanya Cani dengan menatap serius Lucas yang tengah mengelap tangannya. 

“Oh, enak. Rasa tubuhmu_eh.. Maksud saya rasa masakanmu enak,” Lucas tidak menyangka bisa-bisanya ia salah bicara seperti itu. 

Tiada henti Lucas merutuki mulutnya sendiri, ia menjadi malu sendiri di hadapan Cani yang tertawa didalam hati sebenarnya. 

“Dia sangat menggemaskan kalau salting begitu,” gumam Cani didalam hati. 

“Saya senang dengan fakta itu, Tuan. Nanti malam akan saya buatkan makan malam, pulang cepatlah..” ucap Cani yang mana membuat Lucas langsung menoleh kearahnya. 

Bahkan permintaan untuk cepat pulang agar merasakan makan malam tidak pernah Lucas dengar dari sang istri tercinta. Kini ia mendengar itu dari sosok pembantu seperti Cani, sangat sangat mengharukan ternyata mendapatkan perhatian kecil seperti itu. 

“Emm.. Baiklah,” Respon singkat dari Lucas membuat Cani berteriak didalam hati sebenarnya. 

Cani kira mungkin Lucas atau marah atau bahkan tidak suka, melainkan malah tersenyum meskipun itu sangat tipis. 

“A-ak-aku pergi bekerja dulu,” Bahkan Lucas gugup dan untuk apa pamit kepada Cani? 

Karna Lucas menyebutkan dirinya dengan kata Aku membuat Cani menjadi tersenyum dengan menunduk. Ia melihat kearah Lucas yang sudah melangkah jauh, sangat sangat membuat posisi jantung Cani menjadi tidak aman. 

“Maaf Bibi.. Aku tidak bisa mengabaikan pesona dari suami kesepian itu,” ucap Cani sambil merapikan piring sisa makan Lucas. 

Sementara itu Lucas seakan sesak dengan semua hal yang ia rasakan dari Cani itu. Rasa berdebar dan salah tingkah yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya, lebih tepatnya sudah lama tidak merasakan. Cani berhasil membangkitkan semua gairah ini, bisa gila Lucas kalau terus seperti ini. 

“Tuan, Selamat pagi..” Kedatangan Galih yang merupakan asisten pribadi Lucas mengejutkan dirinya. 

“Pagi, kau baru saja datang?” tanya Lucas, dengan cepat Galih mengangguk mantap. 

“Maaf membuatmu menunggu, Tuan..”

“Tidak apa, ayo kita berangkat,” Ajak Lucas, ia masuk kedalam mobil lalu Galih menyusul. 

Galih heran melihat Lucas yang tidak marah disaat dirinya telat, biasanya pria itu akan marah besar atau tidak memaki Galih karena telah membuatnya menunggu. Kemarahan Lucas di setiap paginya biasanya karena kurang mendapatkan jatah yang memuaskan dari Zoya. 

Dari kaca spion Galih heran melihat Lucas yang terus saja tersenyum tipis, benar-benar tidak seperti biasanya. 

“Pagi ini moodmu sangat baik, Tuan,” ucap Galih. 

Perkataan Galih membuat senyuman dari Lucas langsung memudar, tergantikan dengan ekspresi datar. “Tidak ada, aku seperti biasa. Kau saja yang berlebihan,” Lucas mengalihkan pemikiran Galih dengan pembahasan pekerjaan yang akan dilakukan nanti. 

Sebenarnya Lucas tidak tahu hal apa yang membuatnya tersenyum manis seperti tadi. Hanya saja semenjak kedatangan Cani benar-benar membawa pengaruh besar bagi Lucas. Timbul rasa semangat didalam hati, ia dapat merasakan perubahan itu. 

“Nyonya Zoya akan berpergian dengan teman-temannya ke Singapura, Tuan. Aku tidak tahu itu kapan, hanya saja kekasihku yang mengatakannya.” ucapan Galih membuat lamunan dari Lucas jadi buyar. 

Ya, benar. Lucas sengaja menyuruh Galih untuk terus memantau seperti apa pekerjaan yang dilakukan Zoya. Ia tidak mau kecolongan sedikitpun, hingga terus memantau seperti apa aktivitas Zoya selama bekerja.

Selama ini Lucas tidak pernah menemukan keganjalan apapun, tapi ia tetap tidak percaya begitu saja. Mengingat Zoya yang tidak pernah benar melayaninya, sebenarnya hal apa yang membuat Zoya melakukan hal seperti itu padanya. 

“Hem, tetap waspadai saja..” Perintah Lucas di angguki mantap oleh Galih. 

•Perusahaan Modelling

Zoya baru saja sampai di ruangan pemotretan, hal yang paling pertama kali ia lihat adalah sosok Fani temannya yang sedang bercumbu mesra dengan Manager. 

“Hentikan..” Fani melepaskan diri dari manager yang terus ingin merasakan tubuhnya. 

“Zoya.. Kau mengganggu kami,” ucap Manager itu, Dendy. 

“Lanjutkan saja, aku tidak akan mengganggu. Aku akan bersiap-siap untuk sesi pemotretan nanti,” ucap Zoya yang mana Fani tersenyum senang akan itu. 

Bahkan Dandy langsung memasukkan senjatanya kedalam liang milik Fani, suara rintihan itu tidak membuat Zoya terganggu atau bahkan risih sedikitpun. Dari pantulan cermin itu ia memperhatikan dua sejoli yang sedang mengejar madu bersama. 

“Fani, bagaimana kalau Galih tau apa yang kau lakukan sekarang?” tanya Zoya disela Fani sendiri yang sedang memuaskan Dandy. 

“Maka Galih pasti akan membatalkan pertunangan kami, Zoy. Dan.. Ahhh.. Aku.. Ahhh..” Fani tidak mampu berkata-kata lagi, pergerakan dari Dandy sangat memabukkan. 

“Pelan.. Ahh.. Kau kasar sekali,” Pinta Fani, ia bahkan terus merintih disela Dandy bergerak dibawah sana. Gerakannya yang terburu-buru hingga lama-lama tubuh keduanya dan suara desahan yang menggema di seluruh ruangan karena mendapatkan pelepasan. 

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!