NovelToon NovelToon

MAGIC PRINCESS

Desainer muda

Para wartawan dan awak media kini sedang berkumpul di halaman gedung megah mereka tak mau ketinggalan untuk mencari informasi terhangat. Yah siapa yang tak tau Desainer terkenal dan masih mudah itu. Mereka berbondong-bondong menunggu kedatangan tamu istimewa itu.

Karpet merah tergelar di sepanjang jalan menuju pintu gedung. Awak media berjejer di pinggir garis pemisah. Saat mobil-mobil mewah datang silih berganti dan seseorang keluar dari mobil saat itu pula para awak media bereaksi, mobil hitam megah berhenti di depan karpet merah, seorang ajudan bergegas membuka pintu mobil terlihat seorang wanita dengan pakaian yang sangat modis dan cantik turun dari mobil dibantu oleh ajudan seketika awak media tak henti-henti mengambil gambar kilap lampu kamera tak henti-henti menyala,

"itu tamu istimewa hari ini"

"wah....itu dia" "Miss Della..!!"

"i love you mis Della !!"

Para awak media dan para fans berteriak heboh dan kilat kamera tak henti-henti mengiringi setiap langkah wanita cantik itu, wanita itu menunjukan senyumannya dan menambah heboh para awak media dan fans, sesekali ia melambaikan tangan. Wajah yang cantik penampilan yang sangat elegan semua mata di buat kagum olehnya.

Wanita itu memasuki ruangan gedung para pelayan menyambut. terlihat di sana para tamu undangan khusus dari kalangan berada telah banyak yang datang.

"Wah.. hebat sekali kamu membuat heboh mereka," sambil tertawa menepuk tangan.

Della menoleh kearah suara itu.

"Aku tidak berbuat apa-apa, mereka saja yang berlebihan," ia menjawab dengan datar.

"Nona Della. Anda sudah datang," ia melihat seseorang paruh baya menghampirinya. Ia memberi senyum.

"Maaf nona apabila menunggu lama,"

"Tidak tuan, saya baru saja sampai"

"Mari silahkan saya antar ke meja anda,"

"Terimakasih tuan," mereka berjalan menuju meja khusus yang telah disediakan. Beberapa kursi tertata rapi. "Silahkan nona," pria paruh baya itu menarikan kursi untuknya "terimakasih tuan."

"Tak apa nona, terima kasih telah mau datang ke acara kecilku ini,"

"Anda terlalu merendah tuan, saya berterima kasih atas undangannya," Pria paruh baya itu mengembang tawanya "kau tak usah melebihkan, maafkan bila acaranya kurang meriah."

"Anda bisa saja"

seorang perempuan berjalan mendekati mereka

"tuan, tuan muda dari keluarga Adiyuda, dan tuan Zede beserta istrinya telah datang,"

lelaki paruh baya itu tersenyum

"Baiklah nona, saya harus menyambut mereka dulu, silahkan menikmati hidangannya," lalu lelaki paruh baya itu melangkah pergi meninggalkan meja.

Della mengambil minum di meja dan meminumnya

"hai nona desainer" seorang lelaki duduk di sampingnya sambil tersenyum manis. Della melirik kesamping dan hampir tersedak. "ukhuk !," seketika ia meletakkan gelasnya. "sial. kau membuatku hampir tersedak bodoh !," lelaki itu tertawa melihat reaksi Della.

"Mengapa kau bisa disini ?" ia sembari membersihkan mulut dengan tisu.

"Sesukaku dong nona desainer," lelaki itu sembari menopang wajahnya di tangan sambil tersenyum.

Della membuang nafas dengan kasar.

"He..tuan muda zen, apa kau tak ada kerjaan selain menggangguku ?"

"ahhh,,," sambil membuang nafas "kau selalu saja mengusirku..aku ini sahabatmu," ia bertingkah sambil manja.

Della menepuk jidatnya. di benar-benar tidak mengenal tempat. della menggerutu dihatinya "perhatikan tingkah mu apa kau tak malu ? banyak orang yang memperhatikanmu."

Seketika ia melihat sekeliling, dan banyak mata yang menatap mereka terutama perempuan dan lelaki muda, tatapan mereka mengandung iri karena tingkahnya. Namu semua itu tak ia hiraukan

"bodoh amat"

Della menepuk jidat lagi. "Udah sana, pergi sana urus tuh pekerjaanmu, sebelum pamanmu datang" lelaki itu menghelai nafas keras "baik nona desainer...." seketika ia beranjak dari duduknya dengan malas dan melesat pergi meninggalkan Della.

tak lama lelaki paruh baya itu datang bersama beberapa orang.

"Silahkan tuan dan nona," lelaki itu sembari duduk di kursi.

"Nona Della, apa kabar ?" sambut nyonya Zede yang duduk di sampingnya "baik nyonya Zede," sambil mengembangkan senyum. "Jangan terlalu sungkan memanggilku," della hanya mengembangkan senyum.

"Kau tahu nona della istriku ini sangat ngefans kepadamu, setiap rancangan terbaru yang kau keluarkan ia tak akan pernah absen untuk mengincarnya," tuan Zede menjelaskan sambil tertawa "ah. sayang jangan begitu dong," Nyonya Zede sambil sedikit malu.

"Benarkah tuan ? ah ternyata bukan istriku dan anak perempuanku saja yang sangat tergila-gila dengan karyanya," lelaki paruh baya itu menambahi.

"Tuan-tuan sekalian terlalu melebihkan..." Della sambil tersenyum.

"Tuan anggara, sepertinya anda terlihat sangat bahagia" ucap tuan muda adarsya.

"Tentu saja tuan muda adarsya, hari ini adalah hari spesial untuk anak perempuan saya"

Perbincangan mereka terhenti ketika seorang menghampirinya.

"Paman...ternyata kau disini," seketika tuan anggara menoleh " Ada apa zen ?"

"Ah, itu bibi mencari paman"

"Kalian nikmatilah hidangannya, acaranya segera di mulai saya tinggal dulu," sembari melangkah pergi.

Acara berjalan dengan sangat meriah beberapa awak media yang berada di dalam menyoroti di setiap panggung tanpa henti.

Sambutan dari dari tuan rumah yang menyampaikan ucapan terima kasih terhadap tamu undangan khusus mendapat hati dari wartawan dan awak media seketika kamera mengarah ke meja tamu istimewa,

"Terima kasih terhadap Nona Della, tuan muda adarsya dan tuan zede beserta istrinya, terima kasih telah meluangkan waktunya".

***

Keesokan harinya, suara dering telefon

membangunkan della yang sedang tidur. "Hallo"

"Della kapan pulang ke rumah ?," seketika matanya terbuka lebar. Aduh gawat aku lupa hari ini jadwal pulang ke rumah. Batin linda memaki dirinya sendiri.

"He he he..nanti ma, tenang saja aku pulang kok"

tutt tutt tutt seketika sambungannya mati

"Ah. mom kebiasaan...!!"

tak lama ponsel itu berdering lagi. ah siapa lagi sih ?

"Halo."

"Nona, tamu dari perusahaan rendeks telah tiba"

"oh oke, suruh mereka tunggu dulu, aku akan kesan,"

Segera mungkin della beranjak dari ranjangnya dan membersihkan badan dengan kilat dia sudah siap dan langsung tancap gas.

Di depan kantor FnQ ia segera masuk dengan beberapa ajudan.

Ia masuk ruangan dalam kantor, seorang lelaki mengetuk pintu kantornya

"Nona,"

"masuk"

Setelah mendapat jawaban lelaki itu masuk keruangan della.

"Tamu dari rendeks telah menunggu di ruangan sebelah," jelas Fadil sekertaris Della.

"Oke 5 menit lagi ku temui, kamu siapakan dokumen yang kemaren"

"baik Nona"

Della melangkah menuju ruang sebelah sembari di ikuti fadil, sesampainya di depan pintu ajudan membukakan pintu

"Maaf membuatmu menunggu tuan," sambut della sambil duduk di kursinya

"oOh, nona della, "

"Bagaimana tuan ?"

" Maaf telah mengganggu waktunya, maksud saya kesini ialah hanya ingin memberikan undangan ini," sambil memberikan undangan

"undangan ?," tangannya sambil meraih undangan. IIa membuka undangan itu wajahnya berubah sedikit dingin dan tersenyum getir.

"Ia berharap kamu datang Della,"

DELLA menghelai nafas "baiklah aku akan datang," jawabnya singkat "dan. Ada satu lagi yang harus aku sampaikan."

"Fadil. Berikan dokumennya," dengan segera fadil lalu memberikan dokumen yang ia bawa.

"Silahkan tuan roni" sambil memberikan dokumen.

Tuan Roni menerima dokumen itu dan membacanya dengan saksama.

"Pembatalan kerja sama ? apakah nona Della serius ?," tanyanya.

"Maaf tuan Roni tapi keputusanku sudah bulat"

"Baiklah dokumen ini akan saya sampaikan," sembari menutup dokumen tersebut.

"Oh iya tuan roni sampaikan kepadanya itu hadiah dari saya," ucap Della menambahi.

Tuan Roni hanya terdiam pasi sembari menatap dokumen itu "akan saya sampaikan, kalau begitu saya undur pamit," sambil melangkah pergi.

"Apakah nona tidak apa-apa ?," Tanya Fadil dengan menghawatirkan tuanya. Della menghelai nafas "tak apa."

Jatuh

Tak terasa hari yang dilewati begitu cepat. Kini datang hari dimana undangan itu tiba. Della hanya terdiam murung di kursi.

"Kapan kau akan menikah ?," seketika ia tersadar mendengar pertanyaan yang tiba-tiba datang.

"Lihatlah dirimu, kamu sudah umur 25 tahun, lihatlah teman-temanmu sudah menikah semua, tak baik anak perempuan nikah umur tua, kau lihat seminggu yang lalu fina anaknya tetangga momy sudah melahirkan anak kedua, padahal kalian umurnya sama," ucap ibu Della duduk di seberangnya.

seketika Della memutar matanya malas.

'Ah, kebiasaan deh momy, nikah itu bukan ajang perlombaan mom'. Batin della

"Padahal kamu itu Dewi kecantikan, banyak orang yang mau nikah sama kamu, banyak orang yang ngelamar kamu kenapa kamu tolak ?, dan beberapa hari yang lalu ada seorang anak pengusaha yang melamar kamu dia juga kamu tolak kamu itu mau cari yang seperti apa ?,"

imbuhnya lagi membuat Della membuang nafasnya dan menutup kuping dengan kedua tangan dan menghelai nafas berat

"MoMYY.....!!!" Della berteriak sekuat mungkin. Seketika momy kaget dengan anaknya itu.

PLETAK !.

Sebuah pukulan mendarat di kepala Della. "Aduh.. aduh.. aduh..." Umpat Della sambil mengelus kepala yang kena jitakan mendadak.

"Kamu berteriak kepada IBuMu ?? kAU BERANI KEPADA MOMY ?," Ucap momynya Della.

"Ampun Momy....momy sih keterlaluan," Della mode imut yang menangis dan merengek.

"Keterlaluan gundul mu peang!" PLETAK ! Sekali lagi momy memukul kening ku

"Aduh....!! MoM !, Udah sakit tauk," gerutu Della.

"Lihatlah dirimu, kamu itu udah cantik, karir sudah oke, modis, terkenal tapi ngk punya pacar"

JLEB. Seketika Della tertusuk dan berdarah.

"Kenapa momy kalau ngomong selalu Bener sih, hu hu hu.. kasihanilah anakmu ini.." ungkap Della,

"Udah sana buruan berangkat sana, katanya acara nikah sahabat mu, siapa itu namanya Silpi ?, Selena ?," Ucap momy.

"Shella, ma," sahut Della membenarkan.

"Iya itu pokonya, udah sana buruan dan bawa pulang mantu," sambungnya.

Della membuang nafasnya.

"Aku tak mau berangkat MOM, DIA NIKAH SAMA MANTANKU MOM," keluhnya.

Ah. lebih tepatnya sih merebut pacar.

Sambung Della dalam hati.

"APAA ?," Momy tersentak dengan apa yang di dengarnya kemudian mamy tertawa terbahak-bahak

"Ha ha ha ha ha, ternyata mantanmu yang menikah.. pantas saja dari tadi murung terus,"

ha ha ha kenapa anak ku begini tuhan terlalu bucin sama mantan. Momy menggeleng kepalanya pelan.

"Ih. ! Nyebelin !," Dengus Della dan bergegas berdiri.

"Eh... mau kemana ?," ucap momy karena Della tiba-tiba beranjak dari duduknya.

"Momy sih, nyebelin," sambil mendengus.

"Emang kamu punya mantan ?, kamu kan ngk punya pacar,"

"Momy !," sahut Della gemes dengan ibunya itu. "Selalu saja begitu," lanjutnya.

"ha ha ha," momy hanya tertawa.

Jadi begitu. Batin momy sambil mengangguk dan memegang dagunya. Ternyata gagal move on ya.

"Momy tau bagaimana cara membalas kepada mantanmu ?,"

"Oke aku tau," sahut Della Cepat dan bergegas berdiri

"Momy belum ngomong."

"Aku tau yang dipikirkan momy. hari ini aku harus tampil secantik mungkin buat dia menyesal telah meninggalkanku kan ?,"

"Bagus, itu baru anak momy, Jangan biarkan mantan Berjaya di atas penderitaan mu," ucapnya dan merekapun tersenyum evil bersama.

Waktu menunjukan puku 19.30 malam.

Della keluar kamar dengan penampilan modisnya, ya tentu saja, dia adalah Dewi fashion dan seorang desainer terkenal, setiap hari dan waktu orang selalu memburu dan memuja dirinya.

Dikhianati ? dia tidak akan tinggal diam dan tak pernah main-main. Sekali ia dilukai maka ia akan membalas luka itu dengan penyesalan berkali-kali lipat.

Dan dia pastikan mantannya akan menyesali karena telah meninggalkannya.

"Wah... cantik nya anak momy.. kamu malam ini adalah Ratu Dewi kecantikan, " sahut momy memuji anaknya

"aku harus tampil sempurna dihari pernikahan Mantanku, Mom," sahut Della.

"Itu Baru anak momy !,"

"Aku berangkat dulu mam," ia melangkah keluar pintu.

"Della," panggil momy dan seketika ia menoleh.

"Iya mam," jawab Della.

Momy berjalan menghampiri anaknya dan memeluknya "baik-baik sayang," ucapnya entah kenapa hatinya tidak tenang.

"Ada apa mam ?," Tanya Della penasaran karena tak biasanya momy nya begitu.

"Nggak sayang, hanya ingin memelukmu saja, jaga dirimu kesayangan momy,"

Della merasa aneh dengan tingkah momy yang terasa tak biasa.

"Iya mam, Della akan baik-baik saja, Mom juga baik-baik dirumah," sambil melepaskan pelukan ibunya, entah kenapa perasaanya juga merasa aneh dengan jawabannya sendiri, seakan-akan ia akan pergi jauh.

Saat para ajudan membukakan pintu mobil tiba-tiba datang sebuah mobil hitam mewah parkir di belakang mobil Della dan seorang pria keluar dari mobil.

"Zen ?," ucap Della kaget.

"Selamat malam Nona Desainer," sapa Zen sembari menghampiri Della.

"Zen ? siapa dia Della ?," Tanya momy penasaran.

"Malam tante," sapa Zen.

"Iya," Jawab Mommy sembari melihat Zen dari pucuk rambut sampai pucuk kaki

"Temen mom," jawab Della singkat

"Ada apa kamu kesini ?," Tanya Della sembari menyilangkan ke dua tangannya.

"Bukankah kita akan pergi bersama," itu sebuah pernyataan bukan pertanyaan.

"Bersama ?," jawab Della linglung.

"Ah, pasti kau lupa lagi, kamu yang bilang mau berangkat bersama, makanya aku jemput kamu," jelas Zen.

"Bolehkan tante ?," ucap Zhen dan momy hanya diam tak kunjung memberi jawaban.

Anakku di jemput seorang pria ? siapa dia mengapa Della tak pernah cerita tentang si Zen ini ?. tunggu. Zen ?

Pandangan Mommy menatap penuh selidik

"Tante." Seketika lamunannya buyar

"Oh kalian mau berangkat ?," tanya mommy

"Iya tante boleh kan ?"

"Oke, baiklah," ucapnya

"Tunggu.," Ucap momy kemudian, Momy melipatkan tangannya "siapa nama lengkap mu ?,"

"Nama lengkap ?," jawab Zen heran.

"iya."

"Zen sandara, tante," jawab Zen.

Momy terdiam sesaat, "baiklah kalian boleh pergi, jaga anakku baik-baik sampai dia kenapa-napa jangan harap hidungmu akan muncul lagi."

Seketika Zen menutupi hidung mancungnya.

"Tenang saja Tante, akan saya pastikan hidung saya masih menempel di tempatnya dan tak berubah sedikit pun," ucapnya sambil tersenyum.

"Mom kami berangkat," seketika mereka masuk ke mobil Zen dan di kawal beberapa ajudan Della dengan mobil lainya.

Saat di perjalanan.

"Kau beneran akan melakukanya ?," Tanya Zen sambil mengarah ke Della.

"Kenapa tidak ?"

"Kau benar-benar gila," sahut Zen

"Keputusanku sudah bulat, tidak bisa di ubah , jika kau tak setuju kau boleh keluar dari mobil," timpali Della sembari menyilangkan kedua tangannya keperut.

"Heh ?," Zen terkejut dengan jawaban Della. Sungguh gila siapa yang naik mobil orang dan siapa yang menendang orang seenaknya.

"Untung kau sahabatku kalau tidak sudah ku pastikan kau ku lempar ke sungai," jawab Zen dengan mendengus.

"Apa ? kau tak suka aku duduk disini ?, baiklah aku akan keluar !," jawabnya sewot.

"Bukan itu maksudku," Zhen menghelai nafasnya.

Buset dah orang ini. Kenapa aku bisa temenan sama wanita gila ini. gerutu Zhen dalam hati.

"Apa kau tak pikirkan resikonya nanti ha ?," Tanya Zhen kemudian.

"Kau juga yang mengusirku, harus tanya resiko," jawab Della masih ngambek.

"bukan itu, yang ku maksud, tapi tentang rencana gila mu,"

"Oh. Kamu tenang saja cukup jalani perintah dariku semua akan beres." jawabnya singkat

"HEH ? apa ? are you crezzy ?, Seharusnya kau bilang jauh-jauh hari seperti sebelumnya," protes Zen.

"Diam lah, kau ini berisik sekali. Seperti pertama kali bermain sandiwara, tenang saja semua sudah ku atur sedemikian rupa, tinggal berpura-pura di depannya saja. Untuk para wartawan dan awak media biar aku yang hadapi,"

" Bukan itu masalahnya," Ucap Zhen

"Lalu ?," tanya Della mengangkat sebelah alisnya.

Zen menghelai nafasnya "Entahlah, kamu itu memang temenku yang paling licik," ucapnya sembari melirik kearah Della. Dan diam-diam ia tersenyum sangat samar.

Della menghelai nafas dan menepuk jidatnya. kenapa aku memiliki temen yang terlalu lugu ini tuhan..

"Terserah kamu saja, pria lugu," jawab Della membuat Zhen sepenuhnya menoleh kearah Della dengan tatapan terkejutnya.

Sesampainya di lokasi. Mobil zen berhenti tepat di depan karpet merah yang sudah tergelar. Para awak media mulai tercuri perhatiannya saat para ajudan membuka pintu mobil dan Zen keluar dari mobil dikuti oleh Della, seketika para awak media di buat heboh.

Kilat lampu kamera tak henti-hentinya menyoroti mereka. Berita kali ini mengalahkan berita hangat tuan rumah.. para wartawan dibuat kaget oleh kedatangan Zen dan Della turun dari mobil yang sama.

Sementara itu dirumah mamy..

"Pemirsa berita paling panas kali ini datang dari Dewi fashion dan kecantikan miss Della, berita yang sangat mengejutkan Miss della dengan tuan muda Zen Sandara terlihat mereka keluar dari satu mobil, ada apa hubungan diantara mereka bla bla bla bla bla.."

"Ya tuhan anakku memang yang paling cantik.... oh suamiku sayang coba lihat anak kita bersama mantu kita, andai saja kau bisa langsung melihatnya.. kesayangan kita pasti kau akan sangat banga kepadanya."

Kembali ke TKP

Della dan Zen berjalan di karpet merah para awak media tak henti-hentinya mengambil gambar mereka dan para wartawan menanyakan berbagai pertanyaan.

Seakan-akan mereka mendapatkan sebuah harta karun. Dengan segera Della dan zen memasuki arena kapal pesiar. Mereka di sambut beberapa pelayan.

"Detik ini kau mengguncang Dunia Dell," ucap Zen berbisik di telinga Della.

"Harus. Aku tak mau kalah dengannya," Sahut Della.

"Kau memang temanku yang sungguh gila, pintar memainkan api," Ucap Zhen dan samar ia tersenyum evil.

Della berjalan menuju ruang makan dan ia duduk di kursi menghelai nafas dan di ikuti Zhen di belakangnya, ia melihat Della menyandarkan badannya.

"Aku pikir aku memang gila." Ucap Della lirih.

"Kau memang gila. Nih," sahut Zen sambil menyodorkan jus kepada Della. Seketika Della meraihnya dan meminumnya setengah gelas.

"Eh buset. pelan-pelan napa minumnya," timpali Zhen yang melihat Della seperti dehidrasi.

"Hah. Akhirnya sedikit lega," namun lagi-lagi Della membuang nafas lesu.

"Kenapa lagi ?,"

"Ah. Bagaimana ini, hatiku rasanya teriris," ucap Della sembari meminum jusnya lagi hingga habis tak tersisa.

Zen menarik kursi dan duduk dihadapan Della

"Hei, singa betina, katanya mau balas dendam," ucap Zen membuat Della membelalakkan matanya.

"Siapa yang kau panggil singa betina ?!," tanya Della tak terima.

"Nah begitu dong, kembali ke dirimu sendiri, jangan lupa rencananya,"

PLETAK. Zen sambil menjitak kening Della.

"ADUH...sakit saki sakit..." "kenapa kau memukulku bocah lugu !," Teriak Della dan PLETAK sekali lagi jitakan mendarat di kening Della. "Aduh...."

"Siapa yang kau masud Bocah Lugu ?," tanya Zen memprotes.

"Emang kau itu terlalu lugu !," jawab Della kesal karena mendapat jitakan.

Zen terkekeh, "aku tak lugu, hanya diam saja,"

"Aku tak percaya, pokoknya kamu pria lugu uang pernah aku temui," elak Della tak mau tahu.

Zen hanya menarik alisnya,

"Kau mau lihat diriku yang seperti apa ?, Jangan memprovokasi ku oke, nanti menyesal,"

jawab Zen santai.

Della masih kekeh dengan argumennya, "aku tak percaya kau bisa, karena yang ku tahu Zen adalah pria polos," ucapnya sembari tertawa.

"Oke mari kita lihat nanti," Sahut Zen tenang

Della tertawa tak percaya, "lakukan saja, bila kau bisa," ucapnya sembari berdiri ia merapikan beberapa rambutnya.

"Ayo Kita Temui DIA," ucapnya kemudian.

Mereka bergegas menemui pengantin, ketika ia akan masuk keruangan seseorang memanggilnya.

"Nona Della," seketika Della menoleh ke arah suara.

"Tuan muda adarsya ?," jawab Della singkat

"Ih ternyata kau masih mengingatku," Jawabnya dan Della hanya tersenyum

"Bagaimana kabarmu ?,"

"seperti yang anda lihat Tuan muda Adarsya" jawab Della.

Tuan muda adarsya tersenyum.

"Syukurlah," jawabnya "ngomong-ngomong kau terlihat lebih cantik malam ini, dan jangan terlalu sungkan memanggil namaku," tuturnya kembali.

"Terima kasih atas pujiannya tuan, bagaimana kabar tuan," tanya Della kembali.

Adarsya menghelai nafas "jangan terlalu sungkan memanggilku, kau bisa langsung memanggil namaku saja dan yaaa kabarku seperti yang kau lihat,"

"baiklah..tu." seketika Della menutup mulutnya "maaf, maksud ku Adarsya,"

Seketika Adarsya merekah senyumnya "tak apa,"

"Oh kau datang dengan siapa nona Della ?" Tanya Adarsya.

"Panggil nama saya saja Tuan, ini Zen,"

Seketika adarsya mengulurkan tangan dan di sambut oleh Zen.

"Adarsya"

"Zen,"

Zen tersenyum. Menatap penuh menyimpan pertanyaan di kepalanya. Kenapa orang terkenal dingin ini bisa seramah ini dengan Della tak seperti biasanya.

"Kalau begitu saya silahkan, maaf telah mengganggu kalian, sampai jumpa," ucap adarsya dan di jawab senyuman oleh Della.

"Sepertinya dia tertarik kepadamu," ucap Zen sembari melihat adarsya pergi.

"Entahlah," Della sembari berbalik dan memasuki ruangan utama tak mau membahas hal itu.

Saat memasuki ruangan, mata Della terus tertuju kedua orang yang sedang bergandengan menyapa beberapa tamu yang datang, hatinya yang terluka seperti tersiram air garam. Kakinya melangkah perlahan dan ia terhenti saat Shella memanggil Namanya.

"Della.."

Shella dan Andika menghampirinya

"Hai Della, " ucap Shella

"Selamat atas pernikahan kalian," ucap Della

"Iya terima kasih atas ucapannya, ku kira kamu tak akan datang," jawab shella dengan senyum yang membuat Della muak.

"Oh iya Terima kasih telah datang ke pernikahan kita," ucap Andika menimpali, terlihat dimatanya ada rasa bersalah dan menyesal.

Della tersenyum masam.

"Seperti yang kalian lihat, aku pasti datang, bagaimanapun kau sahabatku bukan ?," jawab Della yang mengabdikan perkataan Andika.

Terlihat raut wajah Shella memasam mendengar perkataan Della, "Em, tapi Della, sepertinya kamu masih sendiri ketika putus dengan Andika," ucapnya sambil memeluk lengan Andika lebih erat.

"Siapa bilang dia sendiri," Tiba-tiba Zen datang dan merangkul Della dari belakang. Hal itu sontak membuat Andika dan Shella kaget begitu pun Della namun seketika ia tersenyum devil setelah melihat raut wajah mereka.

Posisi mereka sungguh membuat orang akan salah paham.

"Tuan muda Zen, bagaimana bisa anda bersama Della," sahut Andika sembari kaget dan tak percaya, matanya juga menunjukan tak suka dengan Zen yang memeluk Della.

Della hanya tersenyum devil. Zen melepaskan pelukannya dan berdiri di samping Della dan memindahkan tangannya kirinya memeluk pinggang Della.

"Karena aku tak pernah meninggalkan dirinya," ucapnya, membuat Andika terdiam.

"Tak ku sangka ternyata kalian begitu dekat juga, sepertinya kalian sudah dekat begitu lama ?" Sahut Shella, ia ingin mencari celah diantara mereka.

Zen tersenyum sembari melepaskan pelukannya dan berganti meraih tangan Della

"bagaimana mungkin aku tidak dekat dengan calon istriku," ucapnya sembari menyeringai.

Calon istri ?!,

mereka semua kaget termasuk Della yang tak menyangka bila Zhen bis sejauh ini dan diluar dugaan.

Terlihat Andhika terkejut dengan jawaban Zen. Calon istri ? mereka ? sejak kapan ?, apa mereka memiliki hubungan sewaktu kita masih pacaran ?, apa dia selingkuh di belakangku juga ?.

pikiran Andhika berputar keras. Dan Sella menyenggol Andika agar tersadar akan lamunannya. Sungguh dia tak suka dengan semua ini !.

"Oh iya hampir lupa, apa kalian sudah menerima kadoku" Della menyambung perkataan Zen.

Andika memandang penuh penyesalan, sungguh !

"Sudah, terimakasih atas kadonya. Begitu mengejutkan," timpali Andhika dengan menahan segala amarah, menyesal dan kecewa.

Shella yang melihat hal tersebut terlihat cemburu dan ia semakin erat merangkul lengan Andika sembari berkata

"Ah, terima kasih tidak usah repot-repot memberikan hadiah kepada kami, kamu datang saja aku sudah bersyukur," ia mengucapkan sambil tersenyum.

Della tersenyum masam "bukan repot kok itu hadiah yang memang pantas untuk kalian," ucapnya

Andika mengepalkan tangannya matanya tak bisa dibohongi, bawa ia menyesal telah meninggalkannya ia baru sadar bahwa ia benar-benar telah jatuh cinta dengannya, ia cemburu melihat Della di peluk oleh lelaki lain. sungguh dia menyesal selama ini ia hanya terobsesi dengan pekerjaan dan uang, mengambil keuntungan dibalik kisah cinta yang semu.

Sekarang kau bisa rasakan bagaimana rasanya penyesalan karena cinta yang kau buat sendiri. Cinta kandas dan bisnis hancur.

ucap Della dalam batin.

Hah. sungguh ironis sekali.

sudah jatuh ketimpa tangga pula.

Zen Tersenyum Devil melihat raut wajah Andika. Ia melingkarkan tangannya kembali ke pinggang Della.

"Ah.. sayang ayo keluar sepertinya aku mulai bosan, ayo kita lihat pemandangan diluar," Zen mencoba mengakhiri perbincangan serta menunjukan kemesraan diantara mereka.

"Baiklah, kalo begitu kami keluar dulu. Semoga kalian bahagia," Ucap della sembari membalikan badannya. Mereka meninggalkan ruangan sambil bergandengan tangan dan terlihat begitu mesra.

Setelah diluar ruangan Della melepaskan tangannya dan berjalan mendahului Zen. Ia terus berjalan mencari tempat yang jauh dari kerumunan.

Zen hanya bisa mengikutinya dari belakang ia tahu hati sahabatnya itu sedang kacau dan ia butuh menyendiri, Zen hanya mengawasi lokasi sekitar agar paparazi tidak mengetahui kondisi Della saat ini.

"Ha ha ha ha aku sangat puas," seketika Della tertawa dan setelah itu menangis tampa suara, hanya air mata yang berbicara.

"Tuhan. andaikan saat ini aku bisa pergi ke dunia lain aku akan sangat senang sepenuh hati pergi !,"

ucap della sembari melengkupkan tangannya dipagar kapal sembari melihat ombak yang tersorot oleh lampu.

Dan tiba tiba "DORR !! DORR!! DORR!! suara kembang api bersahut-sahutan dan menghiasi malam yang kelam.

"DUORR!! letusan kembang api terahir bersamaan ombak yang datang menerjang membuat kapal goyang. Tanpa Della sadari ia kepleset dan jatuh ke laut.

"BYURRR"

Zen yang melihat kejadian itu sontak berlari dan berteriak dan hal itu membuat pengunjung histeris dan panik saat kejadian itu seorang dari lantai atas tiba-tiba lompat ke laut dan hal itu membuat tamu wanita berteriak histeris.

Della tak pernah menyangka bahwa dirinya akan terjatuh ke laut. Ia tak bisa berharap begitu banyak karena ia tak bisa berenang di tambah luka hati yang yang tersiram air garam membuatnya tak bisa berkutik ia terus masuk kedalam kedalam air matanya mulai buram.

Terlihat seseorang meraih tangannya dan kemudian.

Gelap.

Dimana Aku

Disebuah kamar terdapat beberapa orang terlihat ekspresi mereka terdapat wajah khawatir dan harapan, kejadian itu terjadi di keluarga Zhu.

Terlihat seorang lelaki paruh baya tentunya itu adalah tuan Zhu dan di sampingnya berdiri seorang wanita, tentu saja dia adalah istri dari tuan Zhu, rasa khawatir yang sangat kini memenuhi mereka pasalnya anak perempuan s kini sedang berbaring tak berdaya di ranjangnya selama kurang lebih tiga hari dan sekarang dalam pemeriksaan tabib.

Setelah tabib itu selesai dengan kegiatannya ia meringkas beberapa barang, dan mencatat beberapa kondisi pasien.

"Bagaimana kondisinya ?," Tanya tuan Zhu menghampiri.

Tabib itu menggeleng pasrah "ini,.." tabib itu menghentikan kalimatnya.

"Katakan, kami akan menerima apapun kondisinya," sahut tuan Zhu yang akan menerima bagaimanapun kondisi putrinya sekarang.

Tabib itu menghelai nafas "baiklah dengan berat saya harus mengatakan yang sejujurnya. Benturan keras di kepalanya membuat ia kehilangan banyak darah serta paru-parunya penuh dengan air," tabib itu terhenti ketika melihat istri tuan zhu yang sangat syok hingga menitikkan air mata yang sendari tadi ia tahan, tuan Zhu merangkul istrinya mencoba menenangkan istrinya walaupun sebenarnya hatinya juga teriris,

"lanjutkan" ucap tuan Zhu.

"kondisinya sangat lemah, denyut nadinya sangat melemah dan hampir tak terasa, kami sudah berusaha dengan keras untuk menyembuhkannya, namun perkembangannya semakin memburuk, dan peluang untuk selamat sangatlah sedikit," tutur sang tabib.

Seketika istri tuan Zhu pingsan tak sadarkan diri. "Nyonya Zhu !," Teriak kekhawatiran beberapa orang disana.

Tuan zhu menangkap istrinya supaya tidak jatuh ke lantai "Kalian jaga dia, jika ada sesuatu cepat beri tahu," tuan Zhu langsung membopong istrinya ke dalam kamar dengan di ikuti tabib dan beberapa pelayan.

Sementara itu beberapa pelayan menyeka tubuh perempuan yang berbaring tak sadarkan diri,

"Nona, cepatlah bangun...jangan tidur terlalu lama, kita sangat khawatir nona, cepatlah bangun," pelayan itu sembari menitikkan air mata.

Setelah menyeka tubuh tuannya pelayan itu berdiri membersihkan wadah penyeka. seketika itu

"UHUKK.!! UHUKK.!!" Perempuan yang berbaring itu terbatuk-batuk dan memuntahkan air dari mulutnya. Perlahan-lahan ia membuka matanya.

Seketika pelayan itu terkejut tanpa sadar ia menjatuhkan wadah berisi air seka tadi ke lantai "No..Nonaa! A.anda.." seketika pelayan itu bergegas memanggil majikannya

"Tuan ! Nona Tuan !," Sambil berlari memangil tuanya.

Perempuan itu kini tersadar ia mencoba bangun dari tempat tidur "ahkk !" keluhnya sambil memegang kepalanya.

Kenapa kepalaku sakit sekali. Apa ini ? Perban ? Kenapa kepalaku di perban.

Tangannya masih memegangi kepalanya. Rasa pening masih menjalar di kepalanya.

"ahk," setelah lumayan reda, ia mengingat-ingat kembali apa yang terjadi.

Terakhir kali aku berada di kapal persiar menghadiri pernikahan Andika dan Shella lalu aku terjatuh ke laut. ah sial.

Umpatnya.

Beberapa orang datang dengan tergesa-gesa. Tuan Zhu berjalan sangat cepat

"Xiu"er..! Kau sudah sadar ?," sembari menghampirinya.

Della memandang beberapa orang yang datang dengan heran.

Siapa mereka ?. Kerutnya

"Xiu'er, kau tak apa nak ?," Nada khawatir tuan Zhu meerasa khawatir karena anaknya tak segera menjawab.

Sedangkan Della sendari merasa bingung dengan semua orang yang datang dan tiba-tiba berbicara aneh serta pakaian yang aneh. Dan memanggil dirinya anak, orang itu bukan orangtuanya.

Ia masih mengamati semua orang dengan tatapan anehnya.

"Tabib periksa Xiu'er," perintah tuan Zhu.

Tabib ? Xiu'er ?.

Della semakin mengerutkan dahinya.

Dari tadi bapak-bapak ini memanggilku, dengan nama Xiu'er.

"Maaf, tapi sepertinya anda salah orang, saya bukan Xiu'er saya Della," ucap Della saat tabib itu mendekat, namun terhenti mendengar jawaban dari Della.

Tabib itu akhirnya mendekat dan akan memeriksa Della. Ia berpikir harus memeriksa pasien yang baru sadar setelah tak sadar tiga hari ini.

"Ulurkan tanganmu nona," ucap tabib itu.

Della terlihat bingung saat tabib itu berbicara padanya.

Della tak menghiraukan perkataan tabib itu, ia balik memberikan pertanyaan.

"Maaf saya tidak bisa. Mengapa aku harus mengulurkan tangan, seharusnya Dokter yang menangani saya, dan kalian siapa mengapa mengerumun disini ?, dimana keluarga ku ?," Ucap Della panjang lebar.

Semua orang dibuat khawatir.

"Dimana Mommy ku ?,"

Semua orang merasa khawatir dengan perubahan pada Xiu'er.

"Xiu'er, Ini ayah nak," ucap tuan Zhu.

Della menaikan satu alisnya dan menatapnya heran. "Anda siapa ?, maaf saya tidak mengenal anda, dan nama saya bukan Xiu'er tapi Della,"

Setelah berucap ia mengamati setiap ruangan. Ia baru menyadari jika tempat yang ia tempati sekarang terlihat sangat asing dan ditambah pakaian beberapa orang di depannya ini.

Ia mencoba berdiri dari ranjang ia bergegas keluar, mengabaikan orang-orang yang menghalanginya.

Tuan Zhu dan lainnya terkejut dengan Della. "Mau kemana Xiu'er ?," tuan Zhu memanggilnya namun tak dihiraukannya.

Della terlihat sangat bingung saat keluar ruangan. Arsitektur rumah sangat terlihat sangat-sangat kuno dan pakaian yang mereka kenakan menurutnya juga sangat aneh.

Dimana ini ?.

Ia berlari ke halaman, ia sangat terkejut dengan yang ia lihat ! Beberapa orang yang melihatnya membungkuk dengan pakaian anehnya. Della terlihat sangat bingung.

"Zen !, Mom !, Kalian dimana ?, Fadil !," Ucap Della dengan lumayan keras.

Tuan Zhu, tabib, dan para pelayan mengikutinya dengan khawatir.

"Xiu'er tenanglah," tuan Zhu mencoba menenangkan anaknya.

"Dimana Zen ?!," Della bertanya ke tuan Zhu dengan khawatir.

Semua orang heran "Zen ?, siapa ?" jawab tuan Zhu.

"Xiu'er, tenanglah Xiu'er.." Sambung tuan Zhu kembali.

"Xiu'er ? aku Della bukan Xiu'er," mendengar jawaban tersebut sontak membuat semua orang merasa iba.

Tuan Zhu memegang pundak Della.

"Xiu'er sadarlah ! kau itu xiu'er, kau anak ku !,"

Sontak Della terkejut dan terdiam saat orang yang berbicara dengan nada tinggi di depannya ini.

Xiu'er ??.

Della tak mengeri.

"Saya Della, bukan Xiu'er anak anda !," sahut Della sembari memandang lelaki itu dengan tatapan syok.

Seketika tuan Zhu melepaskan tangannya. "Bawa dia ke kamarnya," seketika para pelayan membawa paksa Della ke kamar.

Ia sempat memberontak namun kalah jumlah.

Sial !

Umpat Della.

Lalu ia terduduk di kursi karena pintu itu di tutup. Ia menyandarkan badannya dan beberapa kali mengacak rambutnya.

Dimana aku ini Tuhan.

Dimana Momy, Zhen, kalian dimana ?,

Aku tak tahu tempat apa ini, mereka semuanya sungguh gila !. Berpakaian aneh dan sangat kolosal !,

Apa aku diculik ?, atau gimana ?, Tuhan aku sungguh tak mengerti !.

Della terlihat sangat frustasi, dan kepalanya kembali pening sangat pening dan ia merasakan seluruh tubuhnya melemah.

Tampa pikir panjang ia segera merebahkan badannya ke peraduan.

Sungguh ia merasa badannya lemas tak bertenaga !.

Dimana ini Tuhan ?!.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!