Davina Maya Anastasya, atau yang akrab dipanggil Vina oleh teman-temannya, adalah seorang mahasiswi yang sangat cantik dan pintar. Dia adalah gadis yang penurut kepada orang tuanya. Vina adalah anak pertama dari dua bersaudara. Adiknya bernama Helmy Insan Kamil yang baru kelas satu SMA.
Vina mempunyai empat sahabat baik bernama Elsye, Nuri, Alya dan Annisa. Diantara keempat sahabatnya, Elsye adalah sahabat yang paling dekat dengan Vina, karena mereka bersahabat sejak SMA. Sedangkan persahabatan dengan Anisa, Nuri, dan Alya, terjalin sejak mereka masuk kuliah.
Karena jarak dari rumah ke kampus lumayan jauh, Vina dan Elsye mengontrak sebuah rumah kecil, yang jaraknya dengan Kampus.
Sejak pertama masuk kuliah, Vina menjadi gadis incaran dikampusnya, baik oleh senior, ataupun mahasiswa seangkatannya. Selain cantik dan pintar, dia juga sangat ramah, hingga banyak yang menyukainya. Tapi tidak satupun dari mereka yang berhasil merebut hatinya, kecuali Erik.
Vina tersentuh oleh sikap dan kebaikan Erik padanya, yang selalu menolongnya ketika dia ada masalah dikampus. Erik adalah ketua senat kampus. Dia langsung jatuh cinta pada Vina semenjak pertama melihatnya. Sejak Vina berhubungan dengan Erik, tidak ada lagi mahasiswi yang berusaha mengganggunya, karena mereka tahu kalau Vina adalah kekasih Erik.
...
Vina, Elsye, Anisa dan Alya, termasuk mahasiswi yang tidak terlalu aktif dalam kegiatan kampus, mereka lebih suka melakukan kegiatan diluar kampus. Berbeda dengan Nuri yang lebih suka mengikuti kegiatan kampus, karena dia sedang mengincar salah satu mahasiswa senior. Nuri menyukai Radi, sahabat Vano, dan juga teman Erik. Radi adalah salah satu mahasiswa senior yang mengospek mahasiswa dan mahasiswi baru.
****
Di kantin.
Nuri begitu antusias ketika menceritakan tentang Radi, kepada ke-empat sahabatnya. "Segitunya lo sama dia. Emang dia suka apa sama lo?." Tanya Vina.
"Haha...gue nggak tahu sih, yang jelas gue seneng banget kalau deket ama dia. "Sahut Nuri.
"Awas lohh, entar ceweknya tahu, dan lo dilabrak sama dia baru nyaho. "Timpal Elsye
"Haha... nggak mungkin lah. Nggak ada yang tahu kalau gue suka sama dia, kecuali lo semua." Jawab Nuri.
Kelima sahabat itu mengobrol sambil tertawa bahagia. Vina tidak menyadari, seseorang tengah memperhatikannya dari tadi. Disela-sela tawanya, Vina tak sengaja melihat ke arah depan, tepatnya empat meja didepannya. Seorang mahasiswa sedang menatapnya penuh kekaguman.
Lelaki itu langsung mengalihkan pandangannya, saat mata indah Vina melihat ke arahnya. Pandangan Vina berhenti di meja lelaki itu, dan memandang sekilas lelaki yang baru pertama kali dia lihat. Lelaki itu terlihat malu, karena ketahuan oleh Vina.
Vina kembali mengobrol bersama keempat sahabatnya, lalu ia kembali menolehkan pandangannya ke arah lelaki tadi. Dan seperti dugaannya, lelaki itu kembali ketahuan sedang memandangnya, dan akhirnya mereka berdua saling pandang, beberapa detik. Vina tahu lelaki itu terlihat sangat malu, karena ketahuan untuk kedua kalinya sedang mencuri pandang kepadanya. Tapi kali ini, dia tidak memalingkan wajahnya dari tatapan Vina. Entah karena terlanjur ketahuan, atau memang ia sengaja ingin memandang Vina. Siapa dia?.Kenapa aku baru melihatnya?. Batin Vina.
Lelaki itu adalah Devano Indradi Saputra, laki-laki tampan yang memiliki senyum sangat manis. Dia sangat jago dalam permainan bola basket. Selain itu, dia juga anak seorang pengusaha kaya. Vano juga adalah anak pertama, dari dua bersaudara. Adiknya bernama Diandra, dan masih duduk dikelas dua SMP.
Vano baru dua kali makan siang dikantin itu, karena biasanya ia makan dikantin sebelah. Kampus mereka memang memiliki tiga kantin. Vano sengaja makan dikantin itu, karena ingin menghindari kekasihnya Kristin. Vano malas bertemu dengan kekasihnya yang sangat posesif. Sikap Kristin membuat Vano risih, dan juga malu. Kristin terlalu berlebihan menurutnya. Vano sudah berkali-kali mengajak Kristin untuk mengakhiri hubungan mereka, tapi Kristin selalu menolak.
**********
Esoknya, Vina kembali melihat Vano di kantin. Mereka berdua kembali beradu pandang, tetapi keduanya sama-sama langsung mengalihkan pandangan, ketika mereka sadar kalau mereka saling pandang. Vina dan Vano sama-sama malu, karena ketahuan sedang saling pandang, dan kejadian itu, terus berlangsung hingga beberapa hari.
Vina penasaran dengan sosok Vano. Dia ingin tahu siapa sebenarnya, laki-laki yang selalu mencuri pandang kepadanya. Vina sepertinya mulai tertarik pada Vano. Menurut Vina, dia lelaki yang berbeda. Dia terlihat cool dan sangat kalem, tidak genit seperti mahasiswa atau laki-laki lainnya, ketika melihatnya.
Vina ingin mencari tahu tentang Vano, tapi dia tidak tahu harus memulai dari mana, bahkan namanya saja, Vina tidak tahu. Semakin hari aku melihatnya, kok dia semakin kelihatan ganteng ya. Siapa sebenarnya dia?.Tanya Vina dalam hatinya.
Tidak hanya Vina, Vano juga merasakan hal yang sama dengannya. Dia mulai tertarik, dan penasaran dengan sosok Vina, tapi Vano tidak menceritakan semua ini kepada siapapun. Dia ingin mencari tahu sendiri tentang gadis yang sudah membuatnya tertarik. Kini, setiap hari, Vano makan siang dikantin itu, agar bisa bertemu dengan Vina.
Siang itu, Vina dan teman-temannya sudah selesai makan siang. Seperti biasanya, mereka asyik mengobrol di kantin, tapi tidak dengan Vina. Ia terlihat gelisah, dan seperti sedang mencari seseorang. Vina mengedarkan pandangannya ke semua penjuru kantin, tapi dia tidak melihat Vano ada disana.
"Lo nyariin siapa sih Vin?. Dari tadi clingak-clinguk melulu, kayak orang mau maling jemuran aja." Tanya Alya.
"Enggak......gue nggak nyariin siapa-siapa."Jawab Vina.
"Udah yuk, kita pergi sekarang, bentar lagi jam masuk. Gue nggak mau terlambat." Ajak Nuri. Lalu mereka pun meninggalkan kantin. Vina sedikit kecewa karena hari ini, dia tidak melihat Vano.
Vina berjalan dibelakang bersama Elsye. Baru beberapa langkah mereka meninggalkan kantin, tiba-tiba saja Nuri menghampiri Vina. "Vin...Vin , itu tuh,bkak Radi, idola gue." Ucap Nuri pada Vina.
Vina menolehkan pandangannya, mengikuti arah mata Nuri. Dia melihat dua orang laki-laki yang sedang berjalan ke arahnya. Jarak mereka mungkin hanya tiga, atau empat meter saja.
Degggg......jantung Vina langsung berdegup kencang, ketika melihat siapa laki-laki yang ada beberapa meter didepannya, yang tak lain adalah Vano dan Radi. Vina memandang ke arah Vano, begitupun sebaliknya. Vano memandang Vina, lalu tersenyum dengan sedikit ragu kepada Vina.
Vina terkejut ketika melihat Vano tersenyum kepadanya. Dia seperti terhipnotis melihat senyum Vano. Ya Allah, senyumnya. Eh serius, dia senyumin gue?. Gue nggak salah lihat kan?.Tadi dia senyumin gue kan?.Tanya Vina dalam hatinya.
Mereka berpapasan. Vano masih tersenyum pada Vina, membuat jantung Vina semakin berdegup kencang. Gue kenapa harus deg-degan kayak gini?. Gak mungkin kan gue jatuh cinta sama dia. Bahkan gue nggak tahu siapa dia. Kata Vina dalam hati.
"Siang kak!!. Sapa Nuri kepada Radi.
"Siang!!." Seru Radi.
"Kakak baru ke kantin?." Tanya Nuri lagi
"Iya. Kalian sudah makan siang?." Tanya balik Radi.
"Sudah kak." Jawab Nuri.
"Kalau gitu kami permisi, mau ke kantin dulu ya." Ucap Radi.
"Iya...silahkan kak. Selamat makan siang." Ucap Nuri lagi.
Nuri sangat bahagia, karena bertemu Radi. Walaupun sebenarnya kebahagiaan bukan hanya dirasakan oleh Nuri, tapi juga oleh Vina dan Vano. Mereka bahagia, karena bisa bertemu.
"Gimana Vin menurut lo, kak Radi ganteng kan?." Tanya Nuri.
"Lumayan." Jawab Vina.
"Lumayan?. Apanya yang lumayan?. Orang ganteng gitu dibilang lumayan." Sahut Nuri.
"Iya deh iya. Dia ganteng, cocok sama lo Nuri. Puas?." Tanya Vina.
"Hahaha.....yang bener Vin?. Dia cocok sama gue?."
"Ya dicocok-cocokkin aja, kalau lo nya maksa."
"Yah...elo mah gitu."
"Kalaupun gue bilang cocok, emang dia-nya mau sama elo, apa." Tanya Elsye.
"Gue yakin dia pasti mau, kalau gue paksa dia."
"hahaha bisa aja lo."
Di kantin.
" Rad, cewek tadi siapa?." Tanya Vano.
"Cewek yang mana?." Radi balik bertanya.
"Itu, yang tadi nyapa Lo."
"Ohh....maksud lo Nuri?."
"Lo kenal dia?."
"Iya. Gue sama dia kebetulan satu organisasi. Kenapa?.Lo naksir?." Tanya Radi
"Enggak, gue cuma nanya. Apa lo tahu, siapa cewek yang bersamanya tadi?."
"Yang mana?."
"Itu, yang tadi dibelakang Nuri?."
"Ohh maksud lo, yang paling cantik itu?."
"Iya."
"Kalau gue nggak salah namanya Vina. Dia anak fakultas keguruan. Katanya sih dia mahasiswi paling cantik. Tapi emang bener sih, menurut gue dia memang mahasiswi paling cantik, kalau dibandingin sama mahasiswi lainnya "Jawab Radi.
Oh...jadi namanya Vina. Gumam Vano dalam hati, dengan senyum dibibirnya.
"Lo naksir sama dia?. Hati-hati lo, nanti Kristin tahu. Bisa-bisa Vina dilabrak sama dia." Ucap Radi.
"Apaan sih lo?. Gue nggak suka lo sebut-sebut nama dia. Gue udah muak dengan semua kelakuannya." Ucap Vano.
"Emangnya lo pake pelet apaan sih, sampai-sampai si Kristin bisa tergila-gila dan cinta mati sama lo?. Lo lihat kan, nggak ada satupun cewek yang berani dekettin lo, semenjak Kristin menghajar Lisa, cewek yang deketin lo waktu itu."
"Gue nggak pernah pelet dia. Kalau lo mau, ambil tuh si Kristin, gue ridho lillaahita'ala," Sahut Vano.
"Yang bener lo?."
"Asli gue."
"Nggak deh, makasih. Mending gue ngejar Vina."Jawab Radi. Vano menatap Radi dengan tatapan yang sangat tajam. "Lo kenapa gitu banget mandang gue?." Tanya Radi.
"Lo nggak boleh dekettin Vina, cuma gue yang boleh dekettin dia." Ucap Vano.
"Enak aja lo ngatur-ngatur gue. Lo kan udah punya yayang Kristin bro." Sahut Radi.
"Lo juga udah punya Santi. Jadi, mending lo mundur sebelum gue aduin lo sama Santi. Kalau gue, lo tahu sendiri kan dari dulu gue nggak pernah beneran cinta sama Kristin."
"Terserah lo." Jawab Radi.
"Nah, gitu dong...baru itu namanya sahabat gue."
"Tapi asal lo tahu, saingan lo berat men...."
" Maksud lo?"
"Lo tahu Erik kan?.Vina itu ceweknya Erik bro,, ketua senat di kampus kita."
"Mereka baru pacaran kan. Bukan tunangan ataupun menikah. Jadi gue masih punya kesempatan." Jawab Vano, yang merasa yakin, kalau Vina juga tertarik padanya.
"Terserah Lo deh."
Setiap hari, Vina dan Vano selalu bertemu saat jam istirahat, atau terkadang pada saat jam pulang. Mereka hanya saling pandang, dan saling melempar senyuman setiap kali bertemu. Mereka berdua mulai saling tertarik, tetapi keduanya tidak tahu, apakah mereka saling jatuh cinta, ataukah hanya saling mengagumi.
Tidak ada yang tahu apa yang terjadi diantara mereka berdua. Vina tidak berani menceritakan semua yang ia rasakan saat ini kepada siapapun, karena ia takut Erik bisa saja mengetahuinya.
Begitupun dengan Vano, Ia ingin sekali mendekati Vina.Tapi Vano takut Kristin akan menyakitinya. Vano tahu, ternyata Kristin sudah sangat iri kepada Vina, karena Vina lebih populer dibandingkan dengannya.
...
Seiring berjalanya waktu, Vina mulai mengetahui kalau lelaki yang diidolakannya itu, bernama Vano, dan dia adalah kekasih Kristin, mahasiswi populer di kampus. Vina tidak heran mendengar Vano sudah memiliki kekasih. Karena bagi Vina, tidak mungkin seorang Vano yang begitu tampan dan mempesona tidak memiliki kekasih. Hanya saja, Vina tidak menyangka kalau kekasihnya adalah Kristin, cewek jutek, menyebalkan dan sok kaya. Menurut Vina, mereka sangat tidak cocok.
Hahh kenapa sih harus Kristin yang jadi ceweknya? Kenapa nggak aku ya. Hahhaaa....apaan sih Vin? Lo juga kan udah punya Erik yang begitu sayang ama lo. Jangan sampai lo nyakitin dia yang udah begitu baik sama lo. Belum tentu cowok yang lo idolakan itu, bisa ngelakuin sesuatu, seperti yang udah Erik lakuin kepada lo selama ini. Lo boleh aja mengidolakan dia, tapi jangan lebih dari itu.
Tapi,,,,gue nggak pernah benar-benar mencintainya. Selama ini, gue nerima dia hanya karena rasa terima kasih gue. Walau gue sudah berusaha mencintai dia, tapi hati gue masih tidak bisa menerima dia sebagai kekasih gue.
Gue justru merasa bersalah, karena gue nggak bisa membalas cintanya dengan tulus.
Gue capek harus berpura-pura mencintainya. Kak Vano, mengapa kita baru bertemu sekarang?. Kenapa nggak dari dulu kita ketemu?. Batin Vina.
.
.
.....
Dikediaman Vano.
Dua kelurga besar yang sudah lama tidak bertemu, asyik mengobrol menceritakan tentang masa lalu mereka sambil sesekali tertawa. Mereka adalah pak Indradi, dan istrinya bu Dina (Orang tua Vano, atau Dev). Juga pak Surya, dan bu Ayu.(Orang tua Vina, atau Maya). Mereka adalah sahabat lama yang baru bertemu kembali.
"Bagaimana kabar Maya?. Aku sudah sangat rindu padanya. Pasti sekarang dia sudah dewasa, dan cantik." Ucap pak Indradi.
"Tentu saja, Maya sudah dewasa dan cantik seperti ibunya. Dia sudah kuliah semester tiga sekarang." Jawab pak Surya.
"Oh ya? Kuliah dimana dia?. Terakhir aku bertemu dengannya saat dia berumur lima tahun. Kamu tahu Surya, aku masih menyimpan foto Maya dan Dev waktu mereka berfoto bersama." Ujar pak Indradi
"Maya kuliah di universitas xxxxxxx." Jawab pak Surya.
"Yang bener kamu Surya?. Dev juga kuliah disana, berarti mereka satu kampus. Ternyata jodoh memang nggak kemana. Atau jangan-jangan mereka berdua sudah saling bertemu". Ucap pak Indradi.
"Mungkin saja. Lalu bagaimana dengan rencana perjodohan itu?.Apa kamu masih mau melanjutkannya?."
"Tentu saja. Aku ingin Maya jadi menantuku, aku sangat menyayangi anakmu.Tapi, apa Maya tidak akan keberatan, kalau kita menjodohkannya dengan Dev?."Tanya pak Indradi
"Kamu tenang saja, Maya anak yang baik dan penurut. Dia pasti akan setuju. Aku justru takut Dev yang akan menolak." Ucap pak Surya.
"Dev tidak akan menolak, aku jamin. Oh ya Surya, aku ingin sekali bertemu Maya. Kenapa kamu tidak membawanya kesini?." tanya pak Indradi.
"Dia tinggal bersama sahabatnya. Mereka menyewa sebuah rumah yang dekat dengan kampus. Kamu tahu sendiri kan, jarak dari rumah kami ke kampus Maya sangat jauh.
Kalau mau ketemu sama dia, kita kesana sekarang. Kebetulan kami memang mau menemui dia dirumah kontrakannya, kami juga sudah sangat merindukannya." Ujar pak Surya.
"Ya sudah kalau gitu, kami akan ikut kalian menemui Maya. Aku nggak sabar pengen ketemu calon menantuku." Sahut pak Indradi.
Mereka semua asyik membicarakan perjodohan Maya dan Dev. Maya dan Dev, adalah panggilan Vina dan Vano, dikeluarga masing-masing. Mereka memang sudah dijodohkan sejak Maya berumur lima tahun, dan Dev berumur sembilan tahun.
Pak Surya dan pak Indradi bersahabat sejak duduk di bangku SMA.
Setelah menikah, mereka bertetangga. Saat kecil dulu, Dev dan Maya selalu bermain bersama. Pak Indradi begitu menyayangi Maya, yang selalu bermain bersama Dev dirumahnya. Suatu hari, karena tuntutan pekerjaan, pak Indradi harus pindah ke kota, dan mereka pun jarang bertemu, dan hanya saling bersilaturahmi via telepon.
Pada waktu Dev berumur tiga belas tahun, pak Indradi, dan Istrinya harus pergi dan menetap diluar negeri. Ia hanya pulang tiga atau empat kali dalam setahun.
Dev dan Diandra dititipkan dan di asuh oleh bi Darsih dan pak Karman, asisten rumah tangga, yang sudah lama bekerja dirumah mereka. Devano dan Diandra sangat menyayangi dan menghormati keduanya, selayaknya nenek mereka, karena bi Darsih dan mang Karman sudah sepuh, mereka memutuskan untuk berhenti bekerja di rumah Dev, dan kembali ke kampung halamannya. Apalagi sekarang, pak Indradi dan bu Dina sudah kembali ke tanah air.
.
.
Bersambung🌻
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!