NovelToon NovelToon

RAMA & SINTA

Prolog

Singkatnya, Ini adalah kelanjutan cerita dari Jodohku Ustadz Pesantren. Setelah kisah cinta Aletha dan Yusuf yang bersemi di Pesantren, kini kisah cinta anak-anak mereka yang bersemi di antara sepak terjangnya percintaan dan pertarungan.

Deswina Sinta Winata

20 tahun

Dokter umum

Anak dari Kevin & Tari

Ramadhani Asof

30 tahun

TNI AD

Perwira menengah Letnan Kolonel Ramadhan(Rama)

Anak dari Yusuf & Aletha

Arana Idaguna

22 tahun

Perawat umum

Meyga Kartika

25 tahun

Assiten pribadi Sinta

Rednan Adijaya

25 tahun

TNI AD

Bintara Sersan mayor Rednan

Anak dari Dina & Cakra

Bima Fernandez

24 tahun

Penerus Fernandez group

Anak dari Doni & Jane

Clara Venolika

21 tahun

Model

Anak dari Arjuna & Chelsea

****

Seorang gadis muda yang tampak cantik dengan gaunnya tengah melangkah, menginjakan kakinya di sebuah gedung tinggi yang malam ini sangat ramai

Deswina Sinta Winata, gadis muda yang sangat cerdas di usianya yang masih terbilang muda sudah mendapat profesi sebagai dokter umum.

Gadis supel yang sering di sapa Sinta itu mulai memantapkan hati dan melangkah memasuki gedung pernikahan yang sangat megah. Satu kata 'BismilLah' hanya itulah yang dirinya bisa ucapkan

Dengan langkah pasti, Sinta mengakat kepalanya. Tidak akan dirinya biarkan menundukan kepala, Jika kau menunduk maka mahkotamu akan jatuh, itulah kata Sinta

Sinta, tersenyum miris. Menatap kedua mempelai yang sangat tampan dan cantik. Pernikahan besar-besaran dari keluarga yang sama-sama terpandang itu membuat dunia gempar. Awak media bertebaran dimana-mana. Tidak ada yang tau apa motif dari pernikahan ini, yang mereka tahu sebelumnya mempelai pria adalah MANTAN KEKASIH Sinta

Ya, pria yang sedang bersanding dengan gadis lain itu adalah Mantan kekasihnya. Dua minggu yang lalu dirinya di tinggalkan oleh kekasihnya, setelah itu Sinta mendapat kabar jika kekasihnya Menikah dengan Sahabatnya

Dengan mempercayakan diri. Sinta menaiki panggung untuk memberi kata selamat, dan sialnya. Band malam ini tengah memutar lagu Armada-Harusnya aku. Jujur itu adalah lagu yang sangat mewakili perasaan, Sinta

Dengan hati setegar-tegarnya, Sinta menjabat tangan mantan kekasihnya

"Selamat ya, Bim. Semoga bahagia" hanya itu hanya itu yang mampu Sinta ucapkan. Bisa di pastikan jika dia lanjut berbicara maka air matanya akan jatuh

Bima tertegun, mantan kekasihnya yang sudah menemaninya selama 2 tahun ini bukanlah seseorang yang menemaninya sampai menua

"Terimakasih, Sin. Lo udah dateng." Bima pun hanya bisa mengatakan hal itu

Sinta, menatap sahabatnya. Senyum manis terukir di bibir, Sinta. "Selamat menempuh hidup baru, Clar. Lo beruntung dapetin, Bima"

Clara langsung memeluk sahabatnya sejak SMA itu, ada bongkahan rasa bersalah yang bergejolak di diri Clara. Namun, mau bagaimana lagi? Ini permintaan orang tuanya

Sinta tidak bisa menahan air matanya, Terpukul! Hatinya begitu hancur! Pria yang selama 2 tahun mengisi hatinya, akan mengisi hari-hari wanita lain

Sinta, terisak tidak tahan dengan semua ini. Chelsea mendekat kepada Sinta mengelus kepala Sinta

"Maafkan, Tante." hanya itu yang bisa di ucapkan Chelsea

Sinta, hanya diam. Setelah sekian banyaknya pertanyaan yang Sinta lontarkan kepada orang-orang itu, mereka hanya diam enggan untuk menjawab. Apa sulitnya menjawab, apa alasan pernikahan Bima dan Clara!

Sinta, sudah tidak bisa lagi. Sinta berlari menuruni panggung dengan perasaan yang sangat hancur.

Brak

Tidak sengaja, Sinta bertabrakan dengan seorang pria tampan berbadan tinggi tegap. Namun, Sinta tidak memperdulikannya dan malah meninggalkan pria itu

"Kenapa, Nak?" lamun Rama buyar karna suara Ibunya

"Gakpapa, bun. Itu tadi cewek nabrak, Rama. Dia gak minta maaf malah langsung pergi," Aletha terkekeh mendengar gerutu putranya

"Udah, gakpapa. Palingan dia lagi buru-buru, udah yuk kita harus kasih selamat buat anaknya, Om doni." Rama mengangguk

Rama dan Aletha menaiki tangga, menyalami Doni dan Jane, kedua mempelai, dan Arjuna dan Chelsea

"Ustadz yusuf kemana, tha?." Arjuna memandang sekitar tidak menemukan pria yang sangat dicintai sahabatnya

"Suamik gue ada urusan mendadak, jadi gue kesini sama Anak gue nih." Aletha menujuk Rama

Rama dengan senyum manisnya menayapa sahabat-sahabat, Aletha. "Hallo, om, tante!"

"Anak lo udah gede ya tha, ganteng lagi." puji Doni

Mereka pun tertawa bersama

****

"Arghh!!! Kenapa tuhan harus membuat gue jatuh hati sama orang yang jelas-jelas bukan jodoh gue!!!! Gue benci lo Bim gue benci!!!"

Meyga sedari tadi pusing karna majikannya tidak berhenti memimum minuman keras. Malam ini Sinta tengah berada di Club malam yang tampak ramai, Di ruang VIP. Gadis itu meraung-raung frustasi

"Sinta, Lo kenapa jadi kaya gini sih? Kalo papah lo tahu, lo bisa kena marah, Sinta." Meyga mulai jengah karna sedari tadi dia tidak di gubris oleh Sinta

"Gue benci, Bima!!! Gue benci!! Mey, kenapa sih! Tuhan membuat gue harus cinta sama, Bima. Kenapa gue harus jatuh cinta sama, Bima kalo gue aja gak bisa hidup sama dia." air mata itu terus menghiasi wajah Sinta yang mulai kemerahan karna efek alkohol

"Sinta, cinta itu tidak harus memiliki. Suatu saat kita juga harus mengikhlaskan, dengan melihat orang yang kita cinta bahagia kita juga harus bahagia." Meyga mencoba menasihati Sinta

Sinta kemudian tertawa keras, "Kenapa! Kenapa harus, Clara?!!! Kenapa? dan kenapa semua orang membisu, saat gue tanya apa alasan pernikahan mereka?!!! Kenapa!!!!"

Glek

Glek

Glek

Sinta, kembali meneguk minuman-minuman kerasnya, Meyga sudah sangat kewalahan dengan sikap, Sinta

"Sin, ini udah hampir pagi. Kita harus pulang, kalo mamah lo nyariin gimana, Sin?"

Sinta yang mendengar tersenyum miring, "Mamah gak akan marah, cuma mamah yang sayang sama gue!"

Brak

Tiba-tiba saja pintu ruang VIP terbuka. Sinta dan Meyga terpenjat kaget, saat mereka di todong senjata

"Kalian ikut kami!"

Sinta hanya bisa pasrah saat para Agen itu membawanya ke kantor polisi. Sial, Club malam yang dirinya datangi sedang berada incaran polisi, karna di curigai terdapat razia Narkoba dan Psk di bawah umur

"Tunjukan KTP anda!"

Dengan gemetar, Sinta menyerahkan KTP miliknya. Petugas itu tampak terkejut setelah membaca nama lengkap Sinta

"Ka--kamu, Putri Jendral Kevin winata?"

Sinta, hanya bisa mengangguk pasrah. Petugas setengah baya itu hanya menggelengkan kepala tak percaya. Bagaimana bisa? Putri seorang Perwira tinggi yang sangat di segani, dan di jadikan pedoman bangsa Indonesia. Putri semata wayangnya terkena Razia narkoba dan psk di bawah umur

Kali ini, Sinta benar-benar melakukan kesalahan besar. Sinta hanya bisa tertunduk takut, saat Papahnya marah besar. Mamahnya yang biasanya akan menjadi malaikat penolong hanya diam, dalam lubuk hati mereka pasti merasa kecewa dengan apa yang dilakukan, Sinta. Walaupun sebenarnya, Sinta hanya meminum bukan mengkonsumsi narkoba, apalagi menjadi psk

"Anak gadis di besarkan dengan susah payah, malah seperti ini! Mau jadi apa kamu?!!!"

Sinta hanya diam menahan air matanya agar tidak terjatuh, "Kamu tahu? Mau di taruh mana muka papah, Sinta?! Kamu ini seorang dokter, tugas kamu di rumah sakit! Bukan keluyuran di tempat lucknat seperti itu, Apa pernah mamah sama papah mengajarkan kamu bermain-main di tempat seperti itu??!!!!" Kevin kali ini sudah tidak dapat mengontrol emosinya.

"Ma--maaf" hanya itulah yang bisa di ucapkan bibir kecil, Sinta

Kevin mengusap wajah kasar. "Besok, kamu dan Meyga papah kirim ke perbatasan Indonesia , disana ada Tentara ad satgas patmas. Papah tugaskan kamu menjadi dokter relawan disana!"

"A--apa?"

Chapter 1

Sinta, menatap sebal Ajudan yang di kirim Papahnya. Bagaimana tidak sebal, jika semua Ajudan yang ada adalah pria berwajah datar dan dingin. Sangat bertolak belaka kepada Sinta yang sebenarnya super cerewet

Akhirnya, mau tak mau Sinta menarik kopernya. Lalu, memasuki mobil bersama Assitennya Meyga

40 Menit, mereka sampai di bandara. Ajudan yang sedari tadi diam, kini mulai membantu menurunkan koper

"Jika sudah sampai disana akan ada yang menjemput, Mbak Sinta." hanya itu yang di ucapkan Ajudan kaku papahnya Sinta

Sinta, tidak menjawab dan langsung menarik koper miliknya. Lalu, setelah chek in bersama Meyga. Sinta dan Meyga berjalan mengarah pesawat, karna sebentar lagi lepas landas

"Bokap gue jahat banget ya, Mey. Putri semata wayang di kirim ketempat terpencil." Meyga tertawa pelan mendengar gerutu Sinta

"Mending-mending, lo gak di kirim ke kongo"

Sinta, melotot mendengar jawaban Meyga. "Gila, mending gue gak usah jadi dokter kalo di kirim ke kongo. Bisa-bisa gue item dan mati kehausan"

"Udah, gak usah bawel. Yuk naik," Sinta menurut ajakan Assitennya tersebut

Sinta dan Meyga sudah duduk manis di kursi Pesawat. Pesawat bertujuan ke marauke inilah yang di tumpangi Sinta

Setelah lamanya perjalanan, akhirnya Sinta dan Meyga tiba di Papua nugini. Papua nugini adalah bagian Indonesia, yang penduduknya ber ras berkulit gelap, bermata besar. Mungkin bisa dipastikan Sinta yang paling kinclong

Dan, benar saja sudah ada pria jangkung berseragam tengah bersandar di mobil JIP. Sinta, menatapnya dengan mengerutkan kening, saat semakin dekat Sinta sangat mengenalinya

"Mas Rednan?"

"Sinta? Kok lo ada disini?." Rednan seorang sersan mayor itu pun tak kalah terkejut

Sinta dan Rednan dulunya adalah Tetangga, sempat dekat. Namun, mereka menganggap adik dan kakak, kadang-kadang keluarga mereka salah mengira jika mereka pacaran

"Lah, gue di tugasin papah kesini," jawaban Sinta membuat Rednan melebarkan mata

"Jadi, lo dokter umum yang baru?." Sinta hanya mengangguk menanggapinya

"Ya, udah deh naik!"

Sinta dan Meyga pun menaiki mobil JIP yang dibawa Rednan. Setelah, Rednan mengangkatkan koper milik Sinta dan Meyga. Rednan pun duduk di kursi kemudi

Perjalanan menuju Barak sangat ekstrem. Serasa menaiki roller coster, bagaimana tidak jalanan naik turun dan terlempar ke kiri dan ke kanan

"Gila, nih gak ada jalanan yang santuy dikit apa?." gerutu Sinta sebal

"Cuma ini jalanan yang paling cepet ke barak," Rednan masih fokus dengan jalanan yang menurutnya sudah biasa

Sinta, mendengus kesal dan memilih diam. Baru setengah perjalanan, tiba-tiba mobil terhenti

"Kenapa, Mas?." Rednan tidak menjawab pertanyaan Sinta

Setelah, terdiam Rednan mendengus kesal. "Mobilnya, habis bensin."

Jawaban, Rednan sungguh membuat Sinta tidak bisa menyembunyikan keterjutannya. Bahkan mulutnya menganga

"What? Seriously?!!!"

Rednan, tidak memperdulikannya dan langsung turun dari mobil. "Kamu, bantu saya dorong mobil ini." Meyga hanya menurut saat Rednan meminta bantuan

Sinta, masih mematung tak percaya, ini sebuah siksaan baginya

"Woy, turun dong lo bantuin dorong! Di depan ada pom mini." Lamun, Sinta buyar karena teriakan Rednan

Sinta, hanya mendengus kesal. Lalu turun dari mobil, dengan terpaksa Sinta harus membantu mendorong mobil, dalam hatinya tak henti-hentinya Sinta menyumpah serampah mobil sialan tersebut. Gak ngerti apa yang di jemput itu putrinya perwira tinggi Jendral Kevin winata?!!

Sebuah, ide terbesit di pikiran Sinta. Saat Meyga dan Rednan sibuk mendorong, Sinta memiliki ide cermelang yaitu dengan melarikan diri

Sinta, berjalan entah kemana. Yang, pasti jalanannya lebih sepi dari jalanan yang tadi. Tidak ada rumah atau kendaraan berlalu lalang, Sinta mengerutuki kebodohannya yang memilih kabur

Sinta, yang meras ketakutan mulai memacu jalanannya dengan belari. Berlari tidak tahu arah dan...

Brakk

****

Di bawah teriknya Matahari. Seorang Abdi negara harus siap menerima tugas-tugasnya apapun keadaan dan cuacanya

Seperti, yang di alami Rama. Letnan kolonel perwira menengah ini, mendapati tugas harus mengawasi jalanan yang di curgai tempat untuk lewatnya para pengedar Narkoba

Di bawah teriknya Matahari tidak membuat pria tampan itu menyerah, dengan mata yang tetap fokus Rama tetap menatap tajam sekeliling. Jalanan itu adalah jalanan sepi, tidak ada warga setempat yang melewatinya. Jika ada yang melewati, Rama wajib memeriksanya, dan patut di curigai

Rama, yang mulai bosan mulai bangkit dari persembunyiannya. Berdiri untuk merenggangkan otot-ototnya

Brak

"Awww" pekik seorang gadis cantik yang tanpa sengaja menabrak dada bidang Rama

Rama, terkejut sempat terkesima dengan gadis yang berada di depannya. Gadis itu hanya setinggi dadanya

"Angkat tangan!" Rama langsung menondongkan senjatanya, membuat gadis itu panik

"Eh, mau apa lo? Lo mau nembak gue?!"

Rama, hanya menatap tajam gadis cantik di depannya. "Tunjukan pengenal anda!"

"Ck. Apaansih gue mau lewat minggir dong!" Gadis itu hendak melangkah. Namun, langkahnya langsung di hentikan Rama

Hal, itu membuat gadis itu berdecak kesal, "Heh, Pak tentara. Lo pikir ini jalanan nenek moyang lo? gue mau lewat awas!"

"Tidak bisa, tunjukan pengenal anda. Jalanan ini sedang ada razia pengedar narkoba, karna jalanan ini sepi dan jarang di lewati. Kamu patut di curigai," Gadis itu tampak membesarkan matanya mendengar penuturan Rama

"Heh, emang tampang kaya gue ada tampang pengedar Narkobanya. Cantik-cantik kaya gini lo bilang pengedar Narkoba? Rabun ya mata lo!"

Rama, tidak bergeming dan tetap memasang wajah datar serta menondongkan senjata

"Tunjukan pengenal anda, maka saya akan mengizinkan anda lewat!" Gadis itu hanya bisa memutar bola mata jengah

Saat hendak mencari dompet, gadis itu baru mengingat jika lupa membawanya. "Mati aku!"

Wajah, gadis itu kini kian panik. Bertambah panik kini Rama menatapnya tajam

"Duh, Pak Tentara. KTP saya ketinggalan di tas, ada di mobil, mobilnya mogok. Izinin saya lewat ya? Masa gak percaya sih, cantik-cantik gini di kira pengedar Narkoba," celoteh Gadis itu panjang lebar

"Alasan sampah, banyak sekarang gadis muda seperti kamu ternyata terlibat aksi Narkoba. Karna kamu tidak bisa menunjukan pengenal kamu ikut saya!!" Dengan tegas, Rama menarik tangan Gadis itu

Gadis itu memberontak, "Heh, lepasin tangan gue! Gue mau dibawa kemana?"

Rama, hanya diam dan tetap membawa gadis itu. Dan sekarang Rama dan gadis itu sampai di barak

Rama, langsung membawa gadis itu ke ruangannya.

"Duduk!" gadis itu menurut dengan perintah Rama

Rama, pun duduk di kursinya. "Siapa nama kamu?"

"Deswina Sinta" jawabnya

"Usia?"

"20 tahun"

"Tempat tinggal?"

"Kok gue ngerasa di Introgasi sih?" jawab Sinta yang mulai jengah

"Harap anda berbicar formal dengan saya!"

Sinta, hanya bisa memutar bola mata jengah. "He, Pak Tentara. Gue sama lo itu cuma beda beberapa tahun, yaudah sih gak usah formal-formal"

"Beberapa tahun? Haha saya beda 10 tahun dengan kamu" jawaban Rama membuat Sinta metot

"What?"

"Oke, Sinta. Sekarang lo akan gue tahan dulu, sebentar lagi lo harus gue periksa."

Sinta, melongo tak percaya. "Kok, jadi Pak tentara sekarang yang gak formal?"

Rama, tersenyum miring. "Bukannya lo sendiri gak formal sama gue, udah lo ikut gue. Gue harus periksa lo."

Sinta kembali memberontak. "Enggak, gue gak mau. Gue itu gak bawa Narkoba, sumpah! beneran deh."

Rama, seolah tuli tidak memperdulikan rengekan sinta

"Sialan nih Tentara"

Chapter 2

Siapa yang tahan dengan pesona Tentara seksi yang super tampan. Sinta, pun merasa begitu. Namun, berbeda dengan Tentara yang saat ini sedang menahannya. Baginya ini dia adalah Tentara yang paling menyebalkan

"Aduh, Pak tentara. Gue kebelet pipis"

Rama tidak bergeming tidak memperdulikan rengekan Sinta. "Diam, sebentar lagi Kolonel Satria akan tiba"

Tok

Tok

Tok

Pintu ruangan Rama di ketuk, Rama pikir itu adalah Satria. Namun, bukan yang tiba adalah Sersan mayor Rednan sekaligus sahabatnya

"Rama!!"

"Assalamualaikum dulu" tegur Rama acuh

"Assalamualaikum" Rednan masih mengatur nafasnya yang ngos-ngosan

"Waalaikumsallam"

"Lo, kenapa sih? Ngos-ngosan gitu, dari mana aja? Di suruh jemput dokter umum baru lama banget. Mana dokter umumnya, gue harus bicara" Rednan menghembuskan nafas kasar mendengar celoteh Rama

"He, bambang. Lo bisa diem gak? Kasih gue kesempatan ngomong!" Rama tertawa mendengar protes Rednan

"Iya, Sory. Terus mana dokter umumnya?" Rama tampak celingak celinguk

"Dokternya ilang"

"Apa?!!" Rama tidak bisa menyembunyikan keterjutannya

"Huh, lo juga ngapain disini? Siapa juga tuh cewek?" Rednan sedikit melirik Sinta, dirinya belum sadar siapa gadis itu. Sedangkan, Sinta hanya diam memperhatikan tingkah Rednan

"Dia tahanan gue, tadi lewatin jalanan tempat Razia narkoba" Rama menjawab dengan santai

Entah, Rednan sangat penasaran. Rednan pun masuk ke ruangan Rama, mendekat kepada gadis itu. Dan betapa terkejutnya Rednan saat mengetahui siapa gadis itu

"Sinta?!!"

Rama mendekat kepada Rednan, "Lo kenal sama cewek ini?"

Rednan, hanya bisa menepuk jidatnya. "Pantesan dokter umumnya ilang, orang lo jadiin tahanan"

Rama, tampak bingung dengan perkataan Rednan, "Maksud lo?"

"Iya, gue dokter umum baru disini. Dan gue Sinta" celetuk Sinta langsung berdiri

Sinta, berkacak pinggang menatap Rama. Rama, hanya menatapnya datar

"Beneran, Red. Ini dokter umumnya? Gue gak yakin dia dokter" Rama menatap remeh Sinta yang membuat gadis itu kesal

"Songong banget lo ya! Baru juga jadi Tentara. Asal lo tahu, gue udah bisa jadi Dr. Sinta hanya dengan waktu 1 tahun" ujar Sinta dengan bangga

Rama yang mendengar tersenyum miring, "Gue jadi ragu, bisa-bisa nanti dia salah nyuntik"

Sinta, yang kesal meningjak kaki Rama. "Gue suntik juga tuh mulut lo!" Sinta langsung pergi dari ruangan Rama, meninggalkan Rama yang menahan kesal karna kakinya di injak Sinta

"Berani banget lo sama, Sinta bro" Rama memadang heran Rednan

"Emang, kenapa? Dia cuma dokter umum" Rama masih santai saja

Rednan terkekeh lalu berbisik kepada Rama, "Dia anaknya Perwira tinggi Jendral Kevin winata"

Deg!!!

Seketika mata Rama melebar, "Yang bener lo? Tadi dia sebutin Namanya cuma Deswina Sinta"

"Nama lengkapnya, Deswina Sinta Winata. Dahlah gue balik dulu mau mandi, Bye Assalamualaikum"

Rama masih mematung, dan tidak menjawab salam Rednan. "Gue bener-bener gila! Gimana kalo tuh bocah lapor sama bapaknya?"

Rama, hanya bisa mengusap wajah kasar

Tok

Tok

Tok

Tidak lama masuklah pria seumuran dengan Rama. "Mana, orang yang lo curigai, Ram?" Satria bertanya dengan antusias

Singkatnya. Rama, Rednan, dan Satria adalah teman. Bedanya Rednan lebih muda dari kedua temannya, mereka sama-sama dari keluarga yang terpandang. Namun, memilih pekerjaan yang berat

"Salah orang gue" Satria yang mendengar hanya bisa menggelengkan kepala

"Gimana sih lo?! Emang siapa yang lo bawa?"

Rama, hanya bisa menghembuskan nafas kasar. "Dokter umum baru"

Sontak saja, Satria tertawa keras. Jika hanya berdua, maka Rama dan Satria akan berbicara santai. Mengingat pangkat Satria yang lebih tinggi dari Rama, Satria mendapat pangkat Perwira menengah kolonel karna bantuan dari Ayahnya. Sedangangkan, Rama dia berusaha keras agar mendapat pangkat Letnan kolonel

"Gak usah ketawa lo, dah lah gue mau mandi" Rama meninggalkan Satria yang masih tertawa terbahak-bahak

****

"Aduh, Sinta. Lo gakpapa kan? Kok lo bisa sih, nyampe sini duluan. Gue sama Rednan itu jauh-jauh dorong mobil, kok lo cepet banget sih nyampenya. Heran gue punya majikan lo"

Sinta, hanya bisa memijat pelipisnya mendengar celoteh Meyga yang sedang memeriksa setiap inci tubuh Sinta

"Gue, gakpapa kenapa sih heboh banget" Sinta hanya menjawab dengan santai

"Duh, Sinta. Kalo lo ngilang gue bisa di tembak sama, Bapak lo"

Sinta hanya bisa memutar bola mata jengah, "Gue capek. Mana kamar kita?"

"Tuh!" Meyga menunjuk salah satu barak yang tak jauh dari tempat Sinta berdiri

"Koper semua udah lo masukin?" Meyga mengangguk cepat menanggapi pertanyaan Sinta

Sinta, pun dengan langkah gontai mendekat ke arah kamarnya

Bruk

Lagi dan lagi Sinta harus bertabrakan dengan pria tinggi yang menyebalkan. "Jalan itu pake mata dong!" bentak Sinta

Rama, hanya memandang jengah Sinta. "Dimana-mana jalan itu pake kaki"

"Kalo, gak pake mata lo gak bisa lihat jalan!"

Rama, hanya bisa menghembuskan nafas kasar. "Kenapa sih setiap gue lihat lo bawaan sial mulu, orang lo tadi yang nabrak gue!"

Perkataan Rama membuat Sinta kesal. "He, yang jelas-jelas nabrak itu lo bukan gue!"

"Badan lo aja yang kekecilan jadi gue gak lihat" Lagi dan lagi Rama tidak mau kalah

"Enak aja, badan lo yang kegedean!"

Rama, hanya menjulurkan lidahnya meledek Sinta. Sinta yang geram hendak berjinjit untuk menjambak rambut Rama

"Eh, Mas rama!!" Belum sempat Sinta menggampai rambut Rama, Rama sudah diamankan gadis cantik yang berwajah polos

"Sinta?"

"Nana?"

Betapa terkejutnya Sinta melihat Arana/ Nana. Musuh bebuyutannya sejak SMA, banyak yang mengira Nana adalah gadis polos yang pendiam. Namun, tidak dengan Sinta. Sinta sangat mengenal bagaimana sifat Nana

"Nana, kenal sama dokter gila ini?" Rama bertanya dengan sengaja meledek Sinta

"Enak aja lo bilang gue dokter gila, dasar lo nyebelin!" Sinta hendak menyerang Rama. Namun, di cegah oleh Nana

"Apaan sih lo, bisa minggir gak?" nada Sinta meninggi jika berbicara dengan Nana

"Iya, Mas. Nana kenal sama Sinta, dia teman Nana waktu SMA" Nana berbicara dengan lugu

Rama, mengangguk mengerti. Sinta hanya menatap sinis kedua manusia di depannya

"Gak usah sok lugu deh, gue tahu lo gimana" sindir Sinta kepada Nana

"Lo kenapa sih, sin. Masih dendam aja sama gue" Nana masih berbicara sok lugu

"Cih, sok-sok an banget sih. Kenapa juga perawat disini harus lo" Sinta memandang sinis Nana

"He, dokter bar-bar. Mending lo balik ke kamar lo deh, siap-siap bentar lagi magrib" Kali ini Rama mengangkat suara

Sinta, berkacak pinggang menatap tajam Rama. "Gak usah ikut campur lo, Tentara songong"

"Dibilangin malah nyolot lo" satu jitakan terkena di dahi Sinta. Membuat gadis mengkerucutkan bibirnya kesal

"Ih, sakit tahu!" Sinta hendak menyerang. Namun, lagi-lagi di halangi Nana

"Sinta, lo yang sopan dong. Mas Rama ini Letnan kolonel" Sinta menatap jengah Nana yang sedang berbicara

"Yang sopan dong. Mas rama ini Letnan kolonel" Sinta menirukan gaya bicara, Nana. Namun, terkesan mengejek. "Apaan sih, Alay tahu gak? Sok banget pakek mas-mas!" tambah Sinta

Rama, yang geram hendak menjitak Sinta. Namun, buru-buru Sinta lari dengan menjulurkan lidahnya

Rama, hanya bisa menghela nafas. "Maafin, Sinta ya mas. Dia emang seperti itu"

Rama, tersenyum tipis mendengar penjelasan Nana, "Iya na. Gakapapa, saya duluan mau ke masjid"

Nana mengangguk

TBC🍻

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!