"Ini tak mungkin "
"Mas kamu mandul ?"
Seruan itu terus menggema ditelinga Rayner , ketika dirinya dinyatakan mandul oleh seorang dokter hanya berdasarkan surat hasil pemeriksaan medis .
Satu tahun pernikahannya dengan Mariska tak kunjung memberikannya keturunan . Bukan karena Rayner ataupun Mariska tak ingin memeriksa kan kesehatan diri mereka , hanya saja padat nya pekerjaan mereka membuat kedua nya tak memiliki waktu senggang . Terlebih Rayner memiliki dua profesi yaitu sebagai dosen dan pimpinan perusahaan . Sedangkan Mariska bekerja sebagai model .
Srakk ...
Srakk ..
Rayner merobek kertas hasil pemeriksaan itu dan melemparkannya tepat dihadapan dokter .
"Maaf tuan " kata dokter pria tua itu sambil menundukkan kepala nya takut akan kemarahan Rayner .
"Akan aku pastikan , jika pemeriksaan mu ini salah !" ucap Rayner penuh dengan nada ancaman lalu berdiri dari duduknya dan melangkah keluar dari ruangan dokter itu
Mariska bergegas menyusul Rayner , dia tarik lengan suami nya itu agar berhenti melangkah .
"Mas tunggu ..." ucap Mariska
"Biarkan aku sendiri Mariska " sentak Rayner seraya menyentakkan tangan Mariska dari lengannya .
"Mas , aku ingin kita bercerai " ujar Mariska dengan lugas
Rayner tersenyum miring mendengarnya . "Kau meminta cerai dariku karena aku mandul bukan ?"
Mariska mengangguk pelan
"Semudah itu kau meninggalkan ku disaat terpuruk ku Ris ? Dimana hati mu ha ?!" bentak Rayner dengan suara yang begitu menggelegar dilorong rumah sakit , membuat beberapa orang yang berlalu lalang seketika berhenti memperhatikan mereka seraya berbisik-bisik .
"Bukan begitu mas , tapi-"
"Tapi apa Ris , apa karena mama ?" tebak Rayner sambil menaikkan sebelah alis nya
"Iya mas , mama terus mendesak ku agar segera hamil . Tapi setelah mendengarkan penjelasan dokter tadi rasanya mas gak akan bisa buat Mariska hamil ", ujar nya tanpa merasa bersalah
Rayner tersenyum getir mendengar nya , jujur hatinya benar-benar sakit ketika sang istri tercinta dengan tega berucap demikian . Bukannya berusaha sama-sama mencari solusi tapi istrinya itu justru meminta berpisah dari nya .
"Kau yakin dengan permintaan mu ini Ris?" sekali lagi Rayner bertanya pada istri nya .
"Iya mas , ceraikan Mariska sekarang mas ", kata Mariska dengan mantap .
"Baiklah jika itu mau mu , mulai hari ini saya Rayner Morrigan dengan segenap kesadaran saya menalak kamu Mariska Sofia dan mulai hari ini kamu bukan lagi istri saya !" ucap Rayner dengan suara yang lantang dan tegas . Mata elang nya menatap dingin sepasang mata hitam legam milik Mariska .
"Maaf mas ", ujar Mariska seraya menundukkan kepala nya .
Rayner diam tak menggubris permintaan maaf Mariska , dirinya lebih memilih untuk melangkah pergi meninggalkan wanita yang kini sudah resmi menjadi mantan istri nya .
Mariska hanya menatap mantan suaminya itu berjalan menjauh tanpa berniat menyusul nya .
Tiba-tiba seorang pria bertubuh tegap mendekatinya seraya menepuk pelan pundaknya sambil mengucapkan sesuatu .
"Yang kau lakukan sudah benar Ris , lupakan Rayner dan mari hidup bersama dengan ku . Akan aku berikan kamu keturunan yang berasal dari benih ku ", ucap Pria itu
Mariska menoleh menatap pria itu dengan mata yang berkaca-kaca .
"Tapi aku mencintai nya Dav .." ujar Mariska
"Hanya karena kau mencintai nya , kau tak bisa membunuh harapan kedua orang tua mu yang mengharapkan penerus yang lahir dari rahim mu Ris " kata pria yang Mariska panggil dengan sebutan Dav itu .
"Kenapa Dav , kenapa harus kamu yang orangtua ku pilih sebagai pengganti benih Rayner . Kalian berdua adalah sahabat , aku gak mungkin tega merusak persahabatan kalian ", ucap Mariska dengan sesegukan dan air mata yang sudah mengalir membasahi pipi mulusnya .
"Semua sudah takdir Ris , tidak ada yang bisa menyalahkannya ", David segera menarik Mariska dalam pelukannya , ia usap lembut punggung wanita itu yang bergetar karena menangis .
...
Dimobil , Rayner mencengkeram kuat setir kemudi dan memukulnya kuat-kuat .
"Aarrgg bajing@n , semudah itu kamu mengakhiri pernikahan kita hanya karena aku mandul Ris ? Mana janji mu dulu yang tak akan meninggalkan ku disaat terpuruk ku ?!" Rayner berteriak sudah seperti orang gila .
Dengan cepat Rayner menyalakan mesin mobilnya dan mulai melakukannya dengan kecepatan tinggi . Tujuan kali ini adalah club , ia butuh pelampiasan agar sesak yang menguasai hatinya sedikit tersalurkan .
Tin..
Tin...
Rayner tak peduli pada para pengendara yang mengumpati dirinya karena mengendari mobil secara ugal-ugalan , bahkan lampu merah lalu lintas pun ia terobos begitu saja . Ia sudah tak lagi memikirkan nyawa nya yang mungkin bisa saja melayang kapan saja .
Sesampainya diclub , Rayner segera memarkirkan mobilnya sembarang kemudian ia turun dan langsung melemparkan kunci mobil milik pada security agar membenarkan parkir mobilnya .
Brakk ..
Rayner menggebrak meja membuat seorang bartender yang tengah meracik minuman terjingkat kaget .
"Berikan aku minuman dengan kadar alkohol paling tinggi disini ", pinta Rayner pada Bartender
"T-tunggu sebentar tuan , akan saya ambilkan " sahut bartender dengan terbata-bata ketakutan .
Tak berselang lama segerombolan wanita muda masuk kedalam club , meskipun mereka berpenampilan masih sedikit tertutup tapi tetap saja , untuk apa mereka mendatangi tempat seperti itu jika mereka wanita baik-baik .
Rayner tersenyum miring melihatnya , wajah mereka tak terlalu jelas karena lampu yang menyinari hanya lampu remang-remang dan juga lampu berwarni-warni yang berputar-putar .
"Tuan ini pesanan anda ", ucap Bartender membuat Rayner mengalihkan pandangan dari segerombolan wanita muda tadi .
Rayner segera meraih botol alkohol itu dan meminumnya langsung dari bibir botol tanpa ia tuangkan dahulu digelas kristal .
Ucapan Mariska terus berputar-putar dikepala Rayner , seolah mendoktrinnya agar dirinya sadar diri jika ia tak mungkin bisa memiliki keturunan . Rayner terus saja meneguk minuman alkohol itu hingga tandas , setelah itu ia kembali meminta kembali minuman itu pada Bartender .
Total sudah 5 botol yang Rayner habis kan demi melampiaskan rasa sesak didadanya , tapi semua itu tak mampu membuat nya lupa akan ucapan Mariska juga surat hasil pemeriksaan dari dokter pria tua itu .
Rayner yang sudah mabuk berat segera beranjak dari duduknya mendekati segerombolan wanita muda tadi dan menarik salah satu nya .
"Kau harus membuktikan nya sendiri Ris , jika aku bisa membuat mu hamil " , ucap Rayner yang mengira jika wanita muda yang ia seret itu adalah Mariska mantan istri nya .
Wanita itu terkejut dan langsung memberontak ketika pergelangannya dicengkeram kuat dan tubuh nya diseret oleh Rayner .
"Lepaskan aku , siapa kau ?" teriak wanita itu seraya memukul-mukul tangan Rayner agar pria itu melepaskannya . Minimnya lampu penerangan membuat wanita muda itu tak bisa melihat dengan jelas wajah pria yang tengah menyeret nya itu .
"Diam Ris , kau harus mendapatkan hukuman yang setimpal karena telah meminta cerai dari ku " bentak Rayner lalu segera memanggul wanita muda itu diatas pundak nya .
.
.
.
Brakk ..
Rayner menendang kuat pintu kamar yang club itu sediakan , ia langsung membanting nya kasar diatas ranjang membuat wanita itu meringis kesakitan ketika punggungnya tak sengaja membentur headboard ranjang .
Rayner segera menutup pintu dan menguncinya lalu ia masukkan kunci itu kedalam saku nya . Perlahan ia langkahkan kaki jenjangnya mendekati ranjang seraya menanggalkan pakaiannya satu persatu hanya menyisakan celana nya formal dan underwar* nya .
"Lepaskan aku , aku mohon !" pinta wanita itu sambil menangkupkan kedua tangannya memohon seraya memundurkan tubuhnya .
"Diam Ris , kamu sudah berani meminta bercerai dari ku .. Kau harus ku hukum !" bentak Rayner yang masih mengira jika wanita itu adalah Mariska .
Matanya yang sudah menggelap ku langsung kalap dan memperlakukan wanita itu dengan kasar . Tangan kekar Rayner terangkat menarik kaki mulus nya dan segera ia lepaskan dasi yang terasa mencekik leher nya guna mengikat kedua tangan wanita itu keatas .
"Lepaskan aku , jangan menyentuh ku sialan !" teriak wanita itu mengumpati Rayner tepat didepan wajahnya
Plakk ...
Rayner menampar kuat pipi nya hingga membuat wajahnya terlempar ke samping .
"Diam dan menurutlah atau kau akan tau akibatnya !" ucap Rayner dingin dan syarat akan ancaman .
"B*jingan siapa kau ? Kenapa memperlakukan aku seperti ini !" teriak nya dengan menggebu-gebu .
Rayner diam tak memperdulikan teriakannya , secepatnya Rayner merobek paksa dress yang dia kenakan dan terpampang lah dua buah gunduk*n sintal yang masih terhalang penutup itu dan juga segitiga berwarna merah yang sangat kontras dengan warna kulitnya yang seputih susu .
"Ku mohon jangan menyentuh ku , jangan lakukan ini pada ku ". Airmatanya sudah bercucuran mengalir ketika Rayner mulai menjelajahi setiap inci tubuhnya .
Rayner memang ingin bermain-main dahulu sebelum ia memberikan hukuman pada wanita yang ia kira adalah Mariska .
Kepala wanita itu menggeleng kuat ketika Rayner mulai melepaskan penutup terakhir dikedua area sensitifnya . Airmatanya mengalir semakin deras . Kemudian Rayner bangkit dari ranjang dan secepatnya melepaskan celana nya juga penutup terakhir senjata nya .
Setelah itu Rayner kembali mengungkung wanita itu , memanggut kasar bibir manis nan seksi itu . Sedang tangan kekarnya menyentuh senjata miliknya dan mengarahkan nya kedalam lembah yang sedikit ditumbuhi bulu halus .
Tanpa aba-aba Rayner langsung mendorong kuat miliknya membuat wanita itu memekik kesakitan .
"Aaa sakit ..!!" teriak nya ketika Rayner melepaskan pagutan itu . Rasanya tubuhnya terbelah menjadi dua ketika benda besar dan panjang itu memasuki miliknya yang masih sempit .
"Kenapa susah sekali ", gumam Rayner dan terus berusaha mendorong kuat miliknya hingga terbenam sempurna .
"Aakh sial ! Kenapa kau sempit sekali Ris " , racau Rayner dengan kepala yang mendongak keatas dan juga mata yang terpejam merasakan miliknya serasa diremas kuat didalam lembah sempit itu .
"Kau laki-laki brengsek ! Kau b*jingan !". Ia terus saja mengumpati Rayner seraya memukul kuat dada bidang nya .
Rayner diam tak membalas pukulan itu , dirinya masih begitu menikmati miliknya yang terasa akan keluar bahkan dia saja belum menggerakkannya .
"Kenapa sekarang kau nikm*t sekali .. Aarghh " , Rayner terus saja merintih dan mendesah ketika dirinya mulai menggerakkan pinggulnya . Lama kelamaan gerakan itu semakin cepat dan tak berirama membuat wanita yang ada dibawah kungkungan Rayner yang awalnya mengumpati nya justru sekarang ikut mengeluarkan suara racauan dan desah*n .
Entah sudah berapa kali dirinya dibuat keluar oleh milik Rayner , sedang kan pria itu sama sekali belum mengeluarkan miliknya .
"Hentikan , aku lelah ", ucap wanita itu dengan nafas yang terengah-engah dan juga peluh yang membanjiri seluruh tubuh nya .
"Sebentar sayang , tahan sebentar saja ". Sahut Rayner dengan terus menggerakkan pinggulnya dengan cepat .
"Aaaarrghhh ...." Rayner menggeram seraya mendongakkan kepalanya keatas dengan mulut yang terbuka ketika seluruh benih nya yang sejak tadi ia tahan-tahan itu langsung ia keluarkan semuanya memenuhi rahim wanita itu hingga merembes di sprei .
Seketika wanita itu langsung tak sadarkan diri bersamaan dengan Rayner yang langsung ambruk, tapi Rayner gunakan sikunya untuk menopang tubuh nya yang berat agar tak sepenuhnya menimpa tubuh ramping dibawah nya .
Setelah itu Rayner menggulingkan tubuhnya kesamping dan langsung menarik selimut untuk menutupi tubuh polos mereka berdua .
..
Sinar matahari pagi begitu menyilaukan, hingga menembus sela gorden . Membuat sepasang mata dengan bulu mata lentik itu seketika mengerjap . Tubuhnya terasa remuk redam seperti habis dihajar oleh orang hingga babak belur .
Kepalanya menunduk ketika merasakan perutnya terasa berat seperti tertimpa sesuatu . Matanya langsung membulat kala melihat sepasang tangan kekar tengah memeluknya erat . Sontak ia langsung menoleh menatap sang pemilik tangan kekar itu .
Seorang pria dengan wajah yang tertutup rambut dibagian matanya , hidung mancung dan juga bibir yang tipis juga sedikit seksi . Demi apapun ia sangat mengenali wajah pria itu , jantungnya seketika berdebar kencang ketika ia ingin menyibakkan rambut pria itu demi memastikan jika yang dugaan dia benar .
"Pak Rayner ..." pekik lirih seraya membungkam mulutnya dengan telapak tangannya sendiri saat pria yang tengah memeluknya itu adalah dosennya sendiri .
Mendengar suara samar-samar itu , seketika membuat Rayner terbangun dan mengerjapkan kedua mata nya . Nyawanya bahkan belum terkumpul sepenuh tapi ketika melihat wanita yang ada disampingnya seketika membuat dirinya terkejut bukan main .
"Agatha ..."
Rayner langsung memindai tubuhnya dan tubuh Agatha yang berada dalam satu selimut tanpa sehelai benang yang melekat ditubuh kedua nya .
"Agatha , saya bisa jelaskan .." ucap Rayner dengan wajah yang begitu panik
"Apa yang mau bapak jelaskan , bapak sudah merenggut kehormatan saya pak . Saya tidak menyangka jika bapak sebejat ini ", teriak Agatha , air matanya kembali mengalir membasahi pipi mulus nya .
"Dengarkan saya dulu Agatha , saya semalam mabuk dan-"
"Dan bapak menyeret saya lalu memperkosa saya , begitu maksud bapak ?!"
Jujur dada Agatha sudah bergemuruh begitu emosional merasakan kehancuran dalam hidupnya . Hidup sebatang kara dan sekarang kemalangan menimpa nya .
Berniat ingin merayakan atas kelulusan wisuda nya justru membawa petaka dalam hidupnya .
"Saya tidak tau jika itu kamu , saya kira Mariska ", ucap Rayner membela diri
"Saya tidak mau tau apapun itu alasan bapak , saya mau bapak tanggungjawab . Saya nggak mau hamil anak bapak ", ujar Agatha dengan menggebu-gebu
"Kamu tidak akan hamil Agatha , karena saya mandul ". Ucap Rayner datar , tatapan matanya menatap Agatha dingin .
Agatha tersenyum miring mendengar nya .
"Saya tidak mau tau pak , bapak sudah merenggut hal yang paling berharga dalam hidup saya . Dan sekarang bapak beralibi jika bapak mandul hanya karena bapak tidak mau bertanggungjawab ", tukas Agatha mencibir Rayner
"Saya gak nyangka , ternyata dosen panutan semua mahasiswa memiliki kelakuan sebejat ini ", hardiknya
"Tutup mulut mu Agatha , kamu tidak tau apa-apa tentang saya !"
.
.
.
Agatha segera turun dari ranjang dengan susah payah saat merasakan perih yang luar biasa diarea pangkal paha nya .
"Ssshhh.." ringis Agatha sambil menurunkan kedua kaki nya pelan-pelan .
Rayner yang melihat itu tentu saja merasa bersalah , dia ingin membantu tapi ia sadar jika tadi dirinya sudah membentak Agatha .
Secepatnya Agatha memungut kembali pakaiannya yang sudah tak berbentuk . Hatinya kembali mencelos mengingat betapa ganas nya Rayner saat mendatangi nya .
"Tunggulah sebentar , saya sudah meminta asisten pribadi ku untuk membawakan baju ganti untuk mu ", ucap Rayner datar
"Tidak usah pak Rayner terimakasih atas kebaikan anda, tapi aku sama sekali tak membutuhkannya ". Sahut Agatha dengan begitu sinis , setelah itu ia langsung meraih kemeja milik Rayner dan segera memakainya .
Kemeja itu terlihat besar sekali ditubuh kecil Agatha , sehingga mampu menutupi nya sampai sebatas paha . Itu lebih baik daripada Agatha tak memakai pakaian apapun saat keluar .
Dengan langkah tertatih-tatih Agatha segera meraih handle pintu dan berusaha membuka nya .
"Kenapa tidak bisa terbuka ", gumam Agatha sambil terus mencoba membuka nya .
Melihat itu Rayner segera bangkit dari ranjang dan berjalan mendekati Agatha , tangan kekarnya meraih celana formal yang tercecer dilantai untuk mengambil kunci yang ia simpan disaku nya .
Sontak Agatha memalingkan wajah nya ketika melihat Rayner berdiri disampingnya sambil memasukkan kunci itu pada handle pintu , dengan keadaan yang masih polos tanpa pakaian.
Ceklek ..
Suara pintu yang berhasil terbuka kuncinya .
"Sudah ", ucap Rayner
Tanpa memperdulikan ucapan Rayner , Agatha bergegas keluar dari kamar itu meninggalkan pria yang sudah merenggut hal paling berharga yang sudah 23 tahun ia jaga .
Rayner tersenyum miring melihat kepergian mahasiswi nya itu , setelahnya ia kembali menutup pintu dan berjalan kearah ranjang .
Seketika bola matanya membulat ketika ia menyibakkan selimut dan melihat ada noda bercak darah yang ada diatas seprei .
"what the hell ? She's a Virgin ?" seru Rayner begitu terkejut dengan apa yang ia lihat .
Seketika rasa bersalah menghantui pikirannya . Rayner adalah pria pertama yang bergumul keringat dengannya . Jujur , Rayner pikir Agatha sama seperti wanita jaman sekarang yang suka pergi ke club dan melakukan one night stand dengan para pria.
"Aaarghhh ... Sial ! Kenapa aku bisa seceroboh ini !" umpat Rayner seraya menyugar rambutnya kebelakang dan mengusap kasar wajah nya .
Tak berselang lama terdengar pintu diketuk dari luar , Rayner bergegas memakai celana nya dan berjalan membukakan pintu .
Ceklek ..
"Tuan .." sapa Jery asisten pribadi nya
"Ini pakaian yang anda minta ", ucap nya seraya menyodorkan paper bag pada Rayner
"Hmm .. " sahut Rayner berdehem
"Apa ada yang anda butuhkan lagi tuan ?" tanya Jery
"Cari tau tentang Agatha .." ujar Rayner datar
"Agatha ?" cicit Jery
"Ya Agatha Prameswari , Mahasiswi universitas XX ". Ucap Rayner menjelaskan
"Bukankan itu universitas yang berada dibawah naungan Sky Light coorporation tuan ?" sahut Jery memastikan
"Ya ,segera cari informasi tentang wanita itu dan secepatnya bawa hasilnya pada ku ", perintah Rayner dengan tegas
"Baik tuan , saya akan segera mencari nya ", ucap Jery lalu izin pamit pergi pada Rayner
...
Sesampainya dikost , Agatha langsung mengunci diri dikamar . Saat ini dirinya butuh ketenangan , mentalnya benar-benar terguncang akibat perlakuan Rayner . Pria itu bukan hanya memperkos* nya tapi juga memperlakukan dirinya kasar saat berhubungan . Mungkin hal itu akan meninggalkan trauma sendiri untuk dirinya .
"Ayah.. Ibu ... Maafin Agatha gak bisa jaga diri dengan baik ", ucap nya menangis sesegukan seraya duduk memeluk kedua kakinya .
Dia ingin mengadu tapi pada siapa ? Dia benar-benar butuh pelukan juga support system . Sedangkan kedua orang tua nya sudah bahagia disurga .
Jujur demi apapun , Agatha malu hanya untuk sekedar keluar kamar . Rasa-rasanya diri nya kini menjadi wanita yang paling kotor dan hina .
Agatha tumpahkan seluruh tangis nya saat ini , bahkan dering panggilan dari ponselnya pun ia abaikan . Dan itu adalah panggilan telepon dari teman-temannya yang khawatir juga mencari keberadaan dirinya . Demi apapun Agatha sedang tak ingin bertemu ataupun bercerita dengan siapapun , menurutnya yang terjadi padanya semalam adalah aib terbesar baginya. Meskipun ada beberapa teman-temannya yang pernah kehilangan kesucian seperti dirinya tapi mereka tidak diperk*sa melainkan menawarkan diri , sangat berbeda dengan Agatha .
Agatha menangis sampai kelelahan dan ketiduran . Dirinya terbangun ketika suasana sudah berganti malam , dengan mata yang sembab Agatha bangun saat perutnya terasa perih . Dia baru ingat jika seharian ini belum ada sesuap nasi yang masuk kedalam perut nya .
Agatha langsung beranjak dari ranjang nya yang begitu sempit dan hanya muat untuk satu orang itu , dengan langkah yang terseok-seok Agatha bawa kakinya tuk melangkah menuju kamar mandi .
Tubuhnya terasa sangat lengket , karena sejak dia dan Rayner menghabiskan malam panas itu dirinya belum menyentuh air . Bahkan hanya untuk membasuh wajah nya saja Agatha tak sempat karena dirinya buru-buru pergi meninggalkan Rayner.
Tangan halus nya terangkat melepaskan satu-persatu pakaian yang melekat ditubuh rampingnya. Mata nya seketika membulat ketika melihat begitu banyak jejak tanda kepemilikan Rayner ditubuhnya lewat pantulan cermin, bahkan perut rata nya tak luput dari jejak itu .
"Astaga aku sudah seperti macan tutul ", ucap Agatha bergumam lirih seraya menyentuh tubuhnya yang terdapat tanda kepemilikan itu .
"Aku bersumpah kau tak akan hidup bahagia pak Rayner. Mandulmu itu hanya alibi mu saja karena kamu sudah memiliki istri dan akan aku pastikan jika kau akan mendapatkan karma nya ", Agatha berucap menyumpahi Rayner dengan emosi yang kembali menyelimuti dirinya .
"Aku membenci mu RAYNER MORRIGAN !" teriak nya diakhir kalimat dengan suara yang begitu menggebu-gebu.
Dadanya naik turun ketika mengingat wajah tampan Rayner yang begitu terlihat menikmati permainan panas itu semalam . Bahkan pria itu tak melepaskan Agatha barang sedikit saja .
Pyarr ...
Agatha memecahkan vas bunga kecil yang ada diatas wastafel , lalu Agatha ambil serpihan pecahan kaca itu . Kemudian Agatha arahkan pecahan kaca nya pada cermin yang ada dihadapannya .
"Kau bajing*n Rayner , Kau pecundang !" teriak Agatha berhalusinasi jika kaca cermin itu adalah Rayner .
"Pria brengsek seperti mu tak pantas merasakan kebahagiaan ! Kau akan merasakan kehancuran seperti yang aku rasakan . Camkan itu Rayner !"
Semua orang yang melihat perubahan sikap Agatha pasti akan ikut merasakan kesedihan yang wanita itu alami. Biar orang lain menganggap Agatha seperti orang gila , Agatha tak peduli karena memang itu kenyataannya .
Agatha gila karena kesuciannya direnggut paksa oleh pria yang mengganggap dirinya sendiri mandul , tapi pria itu justru menumpahkan seluruh benihnya pada rahimnya ,yang entah benih itu akan membuatnya hamil atau tidak .
.
.
.
Haii , jangan lupa tinggalkan jejak like , komen dan vote ... Terimakasih 🌹♥️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!