NovelToon NovelToon

Gadis Pemuas Untuk Laki-laki

BAB 1

Di dalam hotel saat ini ada 2 manusia yang sedang bergumul berbagi peluh. Seorang laki-laki dewasa yang sengaja menyewa jasa Shintia Ayu yang biasa di panggil Ayu lewat nomer yang di berikan temannya yang bernama Yoga.

" makasih baby" ucap Ricky yang melempar uang ke ayu.

Ricky pun membuang kantong yang tadi pakai di tempat sampah dan pergi ke kamar mandi.

Ayu pun bangun dan mengambil uang 500 ribu yang di lemparkan Ricky tadi lalu memungut bajunya yang berserakan di lantai. Dia memakainya dan keluar dari kamar hotel.

Ya ayu adalah gadis miskin yang hanya hidup dengan neneknya. Dia terbawa pergaulan bebas jadi bisa menjadi wanita penghibur untuk menambah biaya hidupnya karena neneknya hanya penjual gado-gado di rumah. Sebenarnya dia tidak menginginkan mencari uang dengan seperti ini tapi dia membutuhkan uang yang cepat kalaupun bekerja tidak bisa fulltime jadi dia memilih bekerja seperti ini agar cepat mendapatkan uang untuk menambah biaya hidupnya.

Ayu pun mengendarai sepeda motornya menyusuri jalan yang ramai. Ayu menghentikan motornya di taman kota dan turun dari sepeda motornya.

Duduk di bangku di bawah pohon beringin ayu pun menangis, setiap sesudah melakukan hal hina itu dia menangis. Apakah nanti akan ada orang yang mau dengannya dan bisa menerima kekurangannya.

"terkadang menangis bisa membuat lega tapi tidak bisa menyelesaikan masalah" ucap seorang laki-laki yang duduk di sebelah ayu.

Ayu pun menoleh dan mengusap airmatanya dengan punggung tangannya. Dia memperhatikan laki-laki yang berbicara di sebelahnya dan tidak mengenal lelaki itu.

"ni minum dulu, siapa tau abis nangis butuh yang dingin-dingin" ucap lelaki itu menyodorkan sebotol air mineral yang terlihat masih dingin.

Ayu agak ragu menerimanya karena dia belum mengenal laki-laki itu.

"tenang nggak aku kasih obat kok, tu masih di segel utuh" ucap laki-laki itu.

" mau nggak? Udah pegel ni tanganku" ucapnya lagi sambil memegang tangannya pura-pura pegal.

Ayu pun menerimanya. " makasih kak" ucap ayu dengan tersenyum.

"waduh...kalau senyum cantik gini kenapa harus menangis" ucap laki-laki itu.

" kenalin namaku Abraham" ucapnya sambil mengulurkan tangannya.

" namaku ayu kak" ucap ayu membalas uluran tangan Abraham.

" namanya seperti orangnya yang ayu" ucap Abraham dengan tertawa.

Ayu pun hanya tersenyum melihat Abraham tertawa. Abraham sepertinya laki-laki baik dan lucu, yang utama dia ganteng Karena kulitnya yang putih.

"Kamu kayaknya masih kecil ya?" Tanya Abraham.

"Iya kak" Jawab Ayu menunduk karena merasa detak jantungnya tak aman di perhatikan oleh laki-laki apalagi dia sangat tampan.

" owh pantes terlihat masih kecil" ucap Abraham yang memperhatikan ayu.

Tiba-tiba ponsel ayu berdering dan tertera nama bi Sumi tetangganya. Ayu pun mengangkat panggilan itu segera karena perasaannya tidak enak.

[ halo bi ada apa?]

[ayu kamu dimana nak, nenek kamu tiba-tiba pingsan] ucap bi Sumi.

[apa...ya udah ku pulang kalau gitu bi, tolong jagain nenek sebentar ya bi] ucap ayu yang langsung mematikan panggilan telponnya dan langsung berlari ke arah motornya.

Abraham hanya melihat kepergian ayu yang terlihat tergesa-gesa. Dia pun berinisiatif membuntuti ayu, ingin tau rumahnya dan apa yang terjadi.

30 menit menempuh perjalanan karena macetnya ibu kota. Ayu pun sampai di rumahnya yang sederhana. Ayu langsung masuk ke dalam rumah dan menuju kamar neneknya.

" nenek...apa yang terjadi bi" ucap ayu sambil menangis melihat neneknya yang pucat dan masih memejamkan mata.

" aku juga kurang tau nak, tadi ada pelanggan yang beli tiba-tiba teriak minta tolong terus ibu keluar dari rumah nenek kamu udah pingsan" jelas bi Sumi.

Perlahan mata nenek saroh pun terbuka, dia melihat cucu satu-satunya menangis dan menggenggam tangannya.

"Kamu kenapa nangis yu?" Ucap nenek saroh sambil menghapus air mata ayu.

ayu khawatir nek, kita pergi periksa ya nek ayu takut nenek sakit parah" ucap ayu yang masih saja menangis.

" nenek nggak apa-apa nduk, nenek cuma kecapekan aja kok" ucap nenek saroh yang tidak mau terus menerus membebani ayu." Udah dong jangan nangis, nenek kan nggak papa" imbuh nenek saroh lembut sambil mengusap tangan ayu.

Bi Sumi pun keluar dari kamar nenek saroh dan ingin ke dapur mengambilkan air minum. Saat keluar dari kamar dia terkejut dengan kehadiran Abraham di dekat pintu kamar.

" Kamu siapa?" Ucap bi Sumi dengan keras.

Karena suara bi Sumi yang keras ayu dan nenek saroh mendengarnya. ada apa ya nduk, coba kamu lihat dulu" ucap nenek saroh menyuruh ayu. "

Ayu pun beranjak dari tempat tidur lalu keluar melihat ada keributan ара.

saya temannya ayu Tante maaf tadi saya hanya mengantar ayu" ucap Abraham dengan gugup harus menjawab apa karena ketahuan.

"kak Abraham kok kakak ke sini ?" Ucap ayu terkejut dengan kehadiran Abraham padahal dia tidak memberi tau alamat rumahnya.

" hehe...maaf ayu tadi aku lihat kamu tergesa-gesa jadi aku khawatir kalau terjadi sesuatu, aku pun membuntutimu dari belakang. Maaf " ucap Abraham dengan menunduk.

" hufff" ayu memijat keningnya yang terasa berdenyut. " aku baik-baik aja kak hanya nenekku yang pingsan" ucap ayu lembut.

" nenek kamu sakit? Kok nggak di bawa ke rumah sakit aja yu biar aku antar" ucap Abraham khawatir.

" cuma kecapekan aja kok kak nanti juga baikan, kakak duduk dulu biar aku buatkan minum...maaf rumahnya seperti ini kak" ucap ayu mempersilahkan duduk.

" makasih yu aku langsung balik ke kantor aja tadi dapat telfon dari asisten saya ada rapat mendadak soalnya. Sekali lagi maaf ya, lain kali aku main kalau kamu memperbolehkan" ucap Abraham dengan tersenyum.

" boleh aja kak asal Kakak tidak jijik menginjakan kaki kakak di gubuk saya" ucap ayu dengan menunduk.

nggak kok yu, rumah sama aja kok.ya udah aku pamit dulu ya yu, Tante permisi. Salam buat nenek semoga cepet pulih" ucap Abraham lalu keluar dari rumah ayu.

Abraham pun masuk ke dalam mobilnya namun belum melajukan mobilnya. Dia termenung melihat rumah ayu yang begitu kurang layak untuk di huni.

Abraham pun mulai menghidupkan mobilnya dan melajukan meninggalkan halaman rumah ayu. Sambil melajukan mobilnya dia tersenyum mengingat senyuman ayu yang begitu manis dan teduh. " sial sepertinya aku jatuh cinta pandangan pertama...haha" ucap Abraham tertawa sendiri di dalam mobil.

Sesampainya di kantor Abraham mengganti pakaiannya yang tersedia di ruangan pribadinya. Karena sebenarnya hari ini dia tidak ingin masuk bekerja, dia ingin bersantai di taman kota untuk menenangkan pikirannya Karena keadaan rumah tangga ayah dan ibunya yang ada di ambang perceraian.

••••

Welcome di cerita baru author

Kasih saran yaa buat novel ini karna masih baru:v

::::::>>>>>>>

BAB 2

Tok tok

" masuk" ucap Abraham dari dalam.

"tuan perusahaan Wijaya sudah menunggu di ruang rapat" ucap asisten Abraham yang bernama Hendy.

'ya sebentar lagi saya ke sana" ucap Abraham yang tidak mengalihkan pandangannya dari layar komputer.

" baik kalau begitu saya permisi dulu tuan" ucap Hendy lalu keluar dari ruangan atasannya.

Saat Hendy ingin menutup pintunya Abraham pun menghentikan.

" tunggu Hendy..." ucap Abraham.

" ya tuan?" Tanya Hendy yang kembali masuk.

" Kamu cari tau tentang ayu ini alamatnya" ucap Abraham memberikan secarik kertas ke Hendy.

" baik tuan, apa ada lagi tuan?"Tanya Hendy lagi.

" tidak hanya itu, secepatnya cari tau dan bawa ke ruanganku" ucap Abraham.

" baik tuan kalau begitu saya permisi" ucap Hendy lalu benar-benar hilang di balik pintu.

Abraham pun beranjak dari tempat duduknya dan keluar menuju ruang rapat. Dia berjalan dengan sangat tegas namun saat di sapa karyawannya dia akan selalu tersenyum.

Sesampainya di ruang rapat semua pun sudah berkumpul di sana. Abraham pun duduk di tempat duduknya perusahaan Wijaya pun maju ke depan untuk memaparkan tujuannya datang ingin mengajukan kerjasama dengan perusahaan Company yang bekerja di bidang konstruksi.

"apa tuan setuju?" Ucap sekertaris Wijaya yang memakai baju super seksi dengan belahan dada yang rendah.

"Sepertinya kurang menarik, ubah proposalnya besok kalian bisa datang lagi" ucap Abraham dengan dingin sambil menaruh proposal dari perusahaan Wijaya.

"baik tuan, akan saya perbaiki" ucap sekertaris Wijaya dengan menundukkan kepalanya dan tersenyum manis ke Abraham.

Namun Abraham tidak memperhatikan sama sekali sekertaris Wijaya. Abraham pun memilih keluar dari ruangan rapat dan kembali ke ruangannya. Yang menghendel sekertarisnya.

" iiiihhh udah dandan cantik-cantik nggak di lirik sama sekali" ucap sekertaris Wijaya yang bernama Fanya. Dia menggerutu karena Abraham tidak meliriknya sama sekali dan malah keluar begitu saja.

" kalau begitu kami permisi tuan Hendy besok saya akan kembali lagi" ucap atasannya Fanya yang bernama Handoko.

" iya pak, mari saya antarkan" ucap Hendy yang mempersilahkan untuk berjalan terlebih dahulu.

Fanya pun mengikuti dari belakang mengikuti atasannya dan asistennya Abraham. Hendy mengantarkan sampai depan lift karena dia harus kembali bekerja dan mencari tau tentang ayu karena bosnya sudah menunggunya.

***

Di lain tempat ayu sedang menyiapkan makan malam karena hari sudah mulai sore. Setelah memasak ayu pun membersihkan diri.

" huff mandi dulu lah biar seger" ucap ayu dengan menghembuskan nafasnya.

Seusai membersihkan diri ayu pun menuju kamar neneknya dan melihat neneknya yang masih menjalankan ibadah sholat Maghrib. Ayu pun menunggu sampai neneknya selesai, setiap dia melihat orang beribadah dia selalu merasa sangat hina. Dia pun meneteskan air matanya.

Hidupnya terlalu kejam, ke dua orang tuanya meninggal karena kebakaran jadi dia menjadi anak yatim piatu. Dan dia pun tinggal dengan neneknya. Terkadang dia menyalakan takdir, andai orang tuanya masih ada mungkin dia tidak seburuk sekarang. Mungkin dia tidak akan menjual tubuhnya hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Nenek saroh pun selesai dan melihat ayu yang terduduk di dekat pintu dengan menangis.

" nduk kamu ngapain di situ ? Sini duduk Deket nenek" ucap nenek saroh menepuk ranjang di sebelah nenek saroh.

Ayu pun menghampiri neneknya dan memeluk neneknya. " aku kangen ayah dan ibu nek" ucap ayu dengan menangis sambil memeluk neneknya sangat erat.

" kalau kangen berdoa nduk, doain aja semoga ayah dan ibumu tenang di sana" ucap nenek saroh dengan lembut sambil membelai rambut cucu satu-satunya. " kalau mau ke makam pun jauh nduk kamu harus ke kampung" ucap nenek saroh.

" hiks hiks...kenapa Allah jahat nek ke aku" ucap ayu dengan sesegukan.

"semua sudah takdir nduk, jangan menyalahkan sang pencipta...udah jangan nangis kan masih ada nenek" ucap nenek saroh menguatkan cucunya, sebenarnya dia juga merasa sesak saat melihat cucunya menangis. Dia juga kehilangan anak perempuan satu-satunya.

Ayu pun menghapus air matanya dan menguraikan pelukannya. " ayo makan malam nek tadi aku masak opor ayam kesukaan nenek" ucap ayu tersenyum.

" Kamu dapat uang dari mana nduk kok bisa beli ayam?" Tanya nenek saroh.

" biasa nek aku bantu temenku jualan online" ucap ayu berbohong. maafin ayu nek yang selalu berbohong" ucap ayu dalam hati.

" Kamu harus fokus dengan sekolahmu nak jangan main ponsel terus ya atau nyari uang, biar nenek aja yang cari uang" ucap nenek saroh sambil menggenggam tangan ayu.

" aku bisa bagi waktu kok nek, udah ayo makan nanti keburu dingin nggak enak" ucap ayu yang membantu neneknya berdiri dan menggandeng menuju meja makan.

Sesampai di meja makan ayu pun mengambilkan neneknya nasi beserta lauknya. Mereka berdua pun makan dengan nikmat dan senyap.

Sesudah makan malam ayu pun membereskan piring kotor dan mencucinya.

" biar nenek aja nduk yang nyuci kamu belajar aja" cegah nenek saroh.

" udah nggak apa-apa nek ini cuma dikit kok, nenek mau di buatkan teh anget nggak?" Tanya ayu sambil mencuci piring.

" nggak usah nduk nanti nenek bikin sendiri kalau pingin" ucap nenek saroh kembali duduk di meja makan.

" kalau gitu aku kembali ke kamar dulu ya nek mau ngerjain tugas" ucap ayu pamit ke neneknya.

" iya nak" ucap nenek saroh.

Ayu pun masuk ke kamarnya dan duduk di meja dekat ranjangnya. Dia pun mulai membuka buku dan mengerjakan tugas sekolah untuk pelajaran besok. Saat sedang serius mengerjakan ponsel ayu pun berbunyi ada notifikasi pesan dari kak Ryan.

[Ryan: besok bisa ketemu nggak yu aku tunggu di tempat biasa]

[ayu: tapi agak sorean ya kak jam 2 habis pulang sekolah]

Setelah membalas pesan Ryan ayu pun mengambil nafas dalam-dalam dan menghembuskannya.

Dia pun ingin kembali fokus belajar namu fikirannya kemana-mana. Ingin rasanya dia berhenti sebagai pemuas nafsu.

Namun dia mau bekerja apa karena masih sekolah untuk mencukupi biaya hidupnya. Kadang terlintas di benaknya ingin mengakhiri hidup namun neneknya pasti akan sedih hidup sendirian.

"Ya Tuhan semoga ada keajaiban di hidupku esok nanti" ucap ayu lirih.

Ayu pun memilih menutup bukunya dan merebahkan tubuhnya di ranjang, tidak lama dia pun terlelap karena badannya terasa sakit semua. Dia ingin melupakan sejenak beban hidupnya yang begitu miris. Ayu pun menyelami mimpi indahnya.

Neneknya yang mengintip dari balik pintu hanya bisa memukul dadanya yang terasa sesak dan menghapus air mata yang meluncur begitu saja.

Begitu kasihan dengan cucunya yang sudah tidak mempunyai orang tua. " semoga kelak kau menemukan orang yang bisa menjaga dan menyayangimu nduk" ucap nenek saroh lalu menutup pintu kamar ayu dan pergi ke kamarnya untuk beristirahat juga.

•••

Maaf bila ada salah dan bahasa

See you next bab:::::::>>>>>>

BAB 3:

Abraham pun yang juga sudah pulang dari kantor lagi-lagi saat dia ingin beristirahat dia harus mendengarkan perdebatan ayah dan ibunya karena ibunya yang selalu keluyuran dan menghambur-hamburkan uang tidak pernah mengurus rumah tangganya lagi.

" kalau begini terus bisa-bisa aku yang gila" ucap Abraham yang lalu mengambil jaket kulitnya dan kunci mobilnya keluar dari kamar.

Di ruang tamu ayah dan ibunya yang sedang berdebat pun menatap Abraham yang turun dari lantai atas.

" mau kemana kamu braham malam-malam begini?" Tanya Hamid ayah Abraham.

" mau cari ketenangan, di rumah cuma dengerin orang bertengkar" ucap Abraham yang berlalu tanpa melihat kedua orangtuanya.

Abraham pun keluar dan menuju apartemen miliknya yang tidak pernah di tinggali namun tetap di bersih karena dia membayar jasa tukang bersih-bersih.

Sesampainya di apartemen Abraham pun langsung merebahkan tubuhnya di ranjang dan menatap langit-langit. Dia masih kepikiran dengan pembicaraannya dengan Hendy tadi saat di kantor.

Flash back on

Tok

Tok

Tok

" masuk" ucap Abraham dari dalam.

" permisi tuan saya ingin menyerahkan informasi yang tadi tuan minta" ucap Hendy menyerahkan map ke Abraham.

Abraham pun menerimanya dan membacanya. " jadi dia yatim piatu dan hanya tinggal dengan neneknya " ucap Abraham.

"benar tuan, kedua orangtuanya meninggal karena rumahnya terjadi kebakaran saat kedua orangtuanya tertidur dan nona ayu sedang belajar kelompok di rumah temannya" papar Hendy.

" lalu untuk biaya kuliahnya?"

Tanya Abraham.

" untuk biaya sekolah nona ayu mendapatkan beasiswa karena dia siswa yang berprestasi tuan, dan untuk biaya hidupnya sehari-hari neneknya berjualan gado-gado di depan rumahnya dan nona ayu-" Hendy pun ragu untuk melanjutkannya karena takut tuannya akan marah.

ayu kenapa hen?" Tanya Abraham yang tidak sabar ingin tau tentang kehidupan ayu.

" menurut informasi yang saya dapatkan nona ayu sering keluar dan bertemu dengan pria berbeda-beda dan di hotel yang berbeda-beda tuan, jadi saya menduga kalau nona ayu seorang...seorang kupu-kupu malam tuan" ucap Hendy ragu." Maaf tuan" ucap Hendy dengan menunduk karena takut tuannya akan marah besar.

"baik kamu boleh keluar" ucap Abraham dengan masih santai.

" baik tuan, kalau begitu saya permisi" ucap Hendy menundukkan kepalanya dan keluar dari ruangan Abraham.

Setelah Hendy hilang di balik pintu Abraham pun diam dan merenungi perkataan Hendy.

"Tapi wajahnya begitu polos dan sangat teduh...kenapa dia harus melakukan hal yang zina" gumam Abraham yang tidak mempercayai informasi yang dia dapat karena dia masih mengingat jelas wajah dan mata ayu saat bertemu tadi.

Abraham pun memilih menutup laptopnya dan mengambil tasnya lalu keluar dari ruangan karena jam sudah menunjukkan pukul 7 malam. Dia ingin pulang dan beristirahat dengan tenang.

Flash back off

" mau istirahat di rumah berisik, mau istirahat di tempat yang sepi fikirannya malah kemana-mana...ayu ayu kamu membuatku penasaran. Aku harus cari tau sendiri, kalaupun benar dia seperti itu pasti ada alasannya dan aku akan membantunya" ucap Abraham dengan yakin.

Abraham pun memilih mengambil airphone dan mendengarkan musik untuk mengalihkan pikirannya yang sedang kacau. Setelah 15 menit.

Abraham pun benar-benar bisa terlelap. Dan mulai menuju mimpinya yang indah.

"Apakah kakak tidak jijik berteman denganku? Aku gadis miskin dan hina" ucap ayu dengan menangis.

"aku nggak pernah memandang fisik, pangkat maupun derajat yu aku tulus" ucap Abraham bersungguh-sungguh.

"Makasih kak karena baru kali ini aku mempunyai teman yang benar-benar mau menerimaku apa adanya dan tidak menjadikanku sebagai pemuas nafsu saja" ucap ayu sambil memeluk dan menangis sesenggukan.

" huh...huh...huh"Abraham pun bangun dari tidurnya dengan nafas yang tersengal-sengal. " mimpi apa ini, kenapa nggak di mimpi nggak di dunianyata dia selalu menangis ? Haaah bisa-bisa aku gila yu mikir kamu".

Abraham pun memilih bangun dari tempat tidurnya dan mengambil air minum di dapur. Dia duduk sejenak lalu memikirkan mimpi dan informasi yang di dapatkan asistennya tadi. " sebenarnya ada apa ini, aku merasakan sakit saat melihat dia menangis... apakah aku pernah bertemu dengannya sebelumnya" gumam Abraham.

Abraham melihat ponselnya dan ternyata baru pukul 2 pagi, dia pun tidak kembali ke kamar dan memilih mengerjakan pekerjaannya di laptop yang tadi sempat dia bawa.

Pekerjaannya menumpuk selama 1 Minggu ini karena dia kurang fokus bekerja.

Abraham pun mengerjakan pekerjaannya dengan sangat serius dan teliti sampai matahari pagi pun bersinar. Abraham pun beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan mengganti pakaiannya dengan pakaian kantor.

Sebelum berangkat dia selalu menyempatkan untuk sarapan terlebih dahulu. Ia mengambil 2 roti dan mengoleskan selai ke roti yang dia dan mengoleskan selai ke roti yang dia pegang. Dia memilih sarapan roti dengan selai coklat kesukaannya dan membuat koрі.

Setelah acara sarapannya selesai Abraham pun berangkat ke kantor. Namun sebelum ke kantor tujuan utamanya adalah ke rumah ayu, dia ingin mampir ke rumah ayu untuk mencoba bertanya-tanya ke neneknya.

40 menit perjalanan Abraham pun sampai di halaman rumah ayu. Karena kondisi jalan yang masih pagi begitu lenggang belum macet. Dia pun turun dari mobil dan menghampiri nenek ayu yang sedang membersihkan halaman. Sambil membawa bingkisan yang tadi sempat dia beli di minimarket dekat apartemennya.

" assalamualaikum" ucap Abraham.

wa alaikum salam, waduh gado-gadonya masih tutup nak nenek belum mulai jualan lagi" ucap nenek saroh yang mengira Abraham ingin membeli gado-gadonya.

" oh begitu ya nek padahal saya ingin memesan untuk makan siang karyawan saya nanti. Tapi kalau nenek nggak jualan ya sudah mau gimana lagi" ucap Abraham pura-pura.

" wah maaf ya nak" ucap nenek saroh yang tidak enak karena pembelinya tidak tau.

" nggak apa-apa nek, apa ayu sudah berangkat ke sekolah nek?" Tanya Abraham.

" sudah nak 15 menit yang lalu, dia harus mampir ke rumah temannya Shasha yang ada di gang depan sana... apakah ada sesuatu yang penting nak?" Tanya nenek saroh.

"ah tidak nek hanya mampir saja kok tadi sekalian, gimana nenek sudah benar-benar sembuh? Kemarin saya ke sini tapi belum sempat melihat nenek. Dan ah iya ini ada bingkisan nek maaf saya lupa" ucap Abraham menyerahkan sebuah bingkisan buah dan roti.

" waduh nak pakai repot-repot segala, nenek sudah sehat kok...nenek hanya kecapekan. Ayo duduk dulu nak " ucap nenek saroh menerima bingkisan dari Abraham dan mempersilahkan Abraham untuk duduk di bangku teras depan rumah ayu.

" makasih nek, kenalin namaku abraham" ucap Abraham yang duduk di bangku itu.

"Abraham kok nenek baru dengar nama kamu, nenek ke dalam buatan minum dulu ya nak" ucap nenek saroh yang ingin beranjak dari tempatnya berdiri.

" ah tidak usah repot-repot nek saya hanya sebentar kok, nenek di sini saja nanti nenek kecapekan lagi" ucap Abraham mencegah nenek saroh agar tidak membuatkan minuman.

'nggak repot nak hanya membuat teh nggak akan bikin nenek pingsan lagi" ucap nenek saroh dengan tertawa.

•••

Jangan lupa like and komennya

::::::>>>

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!