" Hidup itu seperti permainan, siapapun yang bisa memainkan peran hidup nya, dia akan selamat dari permainan orang lain."
......
Takk
Takkk
Suara langkah kaki terdengar nyaring menaiki anak tangga
"Asallamualaikum."
Lalu wanita itu tersenyum ke arah pintu, melihat sang suami yang ia tunggu-tunggu, ia berjalan dengan senyuman manis nya, lalu ia menjawab dan menjabat tangan sang suami
"Waalaikumsallam, mas sudah pulang."
"Iya sayang," Ucap nya gugup
"Ada apa, Kenapa seperti nya gugup sekali mas, tidak biasanya?" Tanya sang istri
"Em di bawah ada tamu yang ingin menemui kamu."
"Siapa mas, Keluarga mu atau keluarga ku." Tanya nya penasaran
"Bukan kedua nya, turun saja, nanti kita bicara di ruang tamu," Ucap nya
Lalu ia tersenyum kepada sang suami yang sangat ia cintai.
"Maaf mbak ingin bertemu dengan saya? Apa kita sebelum nya saling mengenal?" Tanya nya penasaran denga seorang wanita yang ada di depan nya sekarang
"Tidak mbak, justu kedatangan saya kesini ingin mengenalkan diri," Ucap nya tersenyum anggun, tapi tidak bisa di tutupi kedua nya kelihatan sangat gugup.
"Apa ini tamu kamu mas, Teman kamu atau saudara jauh kamu?" Tanya nya penasaran dengan ekspresi kedua nya
Ada reaksi lain suamiku dan juga wanita di depan ku, sebetulnya siapa dia?
"Perkenalkan saya siska, calon istri kedua suami mbak."
DUAR
Seperti di sambar pet!r siang bolong, ia menatap kedua manusia yang ada di depan nya sekarang, lalu ia menatap sang suami, meminta penjelasan yang sebenarnya terjadi dan apa maksud nya.
"Duduklah, tolong jelaskan kepada saya apa yang sudah terjadi," Ujar nya tersenyum menahan rasa yang getir
"Mas, kamu dulu yang menjelaskan."
"Maaf," Satu kata yang ia ucapkan sebelum menjelaskan apa yang terjadi. "Seminggu lagi kita akan menikah."
"Lalu?
" Tolong izinkan mas menikah dengan perempuan yang ada di depan mu sekarang, dia perempuan baik-baik, bisa menjadi teman mu yang baik, bisa menjadi istri mas yang baik."
"Sejak kapan perempuan baik mau menjadi yang kedua?." Lirih nya dengan suara yang hampir tercekat
"Bagaimana dengan kedua orangtua mas, apa mereka sudah tau?" Tanya nya
" Keluarga ku sudah tau, mereka mengizinkan." Jawab nya
"Jadi disini hanya aku yang belum tau, miris sekali. Mengapa aku bodoh sekali tidak tau tentang suamiku sendiri." Ucap nya tersenyum getir
"Mas, antarkan dulu mbak siska pulang, sudah malam, tidak baik calon pengantin pulang malam-malam, kita akan bicara berdua.," Ucap nya dengan tenang
"Nama saya Putri Anastasia Aira Niranjana, tolong ingat nama itu baik-baik." Ucap nya tersenyum
........
"Dari sekian banyak manusia di dunia ini mengapa harus aku? Kenapa tuhan hiks hiks. " Wanita yang sering di panggil Aira itu tersenyum getir melihat dirinya di cermin, melihat pantulan diri nya ia merasa kasihan dengan diri nya.
"Mengapa kamu lakukan semua itu mas. Apa yang kurang dari ku selama ini. Mengapa tidak kamu bicarakan apa masalah nya, apa aku masalah nya mas?." Ia bertanya-tanya tentang apa, bagaimana dan mengapa dengan diri nya, suara wanita yang hampir tercekat itu mengisi ruangan yang kosong itu."
"Tuhan, engkau maha tau segala nya, engkau yang menuliskan skenario terbaik bagi semua manusia di bumi ini. Yarob tolong beritahu aku dimana letak terbaik nya jalan takdir ku ini?."
"Bagaimana dengan ibu dan bapak?, mereka yang memaksa ku menikah."
Flasback lima tahun lalu
"Aira, ibu sama bapak cuman pengen yang terbaik buat kamu," Ucap wanita paruh baya itu memohon kepada sang anak
"Kapan ibu melakukan hal yang baik untuk ku? Dari aku kecil sampe sekarang ibu ga pernah adil sama aku sama adik adik aku yang lain, mereka selalu mendapatkan kasih sayang ibu, bapak. Aku? Dari kecil aku sudah seperti hidup mandiri, aku seperti anak yatim, padahal disini masih ada peran ibu dan juga bapak. Kemana kalian disaat aku di bu!y di sekolahan, dimana kalian disaat aku membutuhkan kalian, kalian pernah ambil rapot ku? Ga pernah bu. Itu yang bilang orangtua baik?. Ibu sama bapak pernah menanyakan bagaimana aku? Tidak kan." Jawab Aira dengan suara yang hampir tercekat
"PLAK"
Suara tamparan yang begitu nyaring terdengar.
"Bu, jangan pernah kasar dengan ka Aira, ibu bisa kan bicara baik-baik sama ka Aira, jadilah orngtua yang patut di jadikan contoh," Sahut farel sang adik Aira
"Kamu jangan ikut campur, kamu masih kecil. Balik ke kamar kamu," Hardik paruh baya itu
"Bu____
" Rel, ke kamar sekarang, kaka tidak apa-apa, jangan hawatirkan kaka, kaka baik-baik saja."Ucap Aira mencoba tegar tersenyum
Farel menundukan kepala nya, ia kasihan dengan kaka nya yang selalu di tuntut oleh sang ibu."Baik ka, maaf farel sudah ikut campur."
Aira mengusap pipi sang adiik, ia menghapus air mata sang adik,"Kaka baik-baik saja, belajar sana, biar jdi anak yang pintar."
"Seminggu lagi kalian akan menikah, semua nya sudah di atur, mau atau tidak, kamu harus menikah. Jangan malu maluin keluarga, sekali saja bikin ibu sama bapak bangga sama kamu," Ucap wanita paruh baya itu
"Bangga?. Baiklah kalo itu mau kalian," Jawab Aira pasrah
"Itung-itung balas budi sama orangtua, kami sudah membesarkan kamu selama ini."
Tak terasa tangisan pun pecah mendengar kata-kata dari sang ibu, kata kata yang seharusnya tidak diucapkan oleh ibu manapun kepada anak-anak nya."Baik bu, aku akan balas budi, dengan cara ini mungkin cara balas budi aku buat ibu sama bapak,"Aira mengusap air mata dipipi nya.
Flasback off
Suara ketukan pintu kamar terdengar.
"Tok....
" Tok...
"Aira, boleh aku masuk?"
Aira membuka pintu, ia melihat sosok suami yang sangat ia cintai, sosok suami yang baik dan juga bertanggung jawab selama lima tahun ini, ia sama sekali tidak pernah menyakiti nya, sosok suami yang di idam-idamkan kaum hawa."Tolong jelaskan apa yang terjadi mas? Apa kalian sudah berzinah selama ini?"
Sosok lelaki itu menatap Aira dengan tatapan sayu nya,"Maaf."Lagi dan lagi hanya kata itu yang mampu laki-laki itu ucapkan.
"Mas, aku tidak butuh maaf mu, aku ga butuh itu. Aku hanya ingin mendengar penjelasan yang sebenarnya, tolong mas mengerti bagaiaman aku," Ucap nya dengan suara yang hampir tercekat itu.
Laki-laki itu memeluk erat istri nya, ia tidak mampu menjelaskan apa yang sebenarnya. Ia memeluk sang istri dengan kata "Maaf, maaf dan maaf."
"Mas, aku butuh penjelasan mu." Lirih Aira dengan suara yang hampir tercekat
Laki-laki itu melepaskan pelukan nya, ia menatap sang istri."Setelah aku menjelaskan nya, kamu janji bakal nerima semua ini ya sayang, kamu berjanji kn tidak akan membenci mas?."
"Aku lebih membenci kamu kalo kamu terus-terusan seperti ini." Jawab Aira tegas
"Aku sudah menikah dengan siska, sebulan yang lalu. Seminggu lagi resepsi aku dengan siska," Ucap nya menundukan kepala nya
"Lalu cerita selanjut nya bagaimana? Aku masih bingung dengan semua ini, tentang kamu, tentang wanita itu dan tentang keluarga mu yang sudah tau semua nyaa.
"Jadi maksud kamu ngasih tau aku semua ini apa mas? Kenapa baru sekarang ngasih tau semua nya." Tanya nya dengn suara getir
"Siska sedang mengandung anak ku, makanya ibu merestui kita menikah," Jawab nya
"Apa mas, hamil? Jadi kalian benar sudah melakukan semua nya?" Ucap nya dengan penuh menyakitkan
___Semua tulusku pulang dalam bentuk penghianatan____
"Aku harus menjadi perempuan seperti apa agar aku layak dicintai mas?."
"Kamu jangan bicara seperti itu sayang, kamu layak dicintai," Ucap nya dengan suara lemah
"Dicintai seperti apa mas?. Apa ini yang nama nya cinta?," Jawab nya dengan suara yang mulai melemah
"Maaf,"
Lalu ia menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, helaan nafas berat terdengar."Aku dengan siska dulu nya mantan kekasih. Lalu beberapa bulan lalu siska datang lagi kedalam hidup ku, dia kerumah ibu. Aku terbujuk rayuan nya, kami khilaf melakukan hal yang seharus nya tidak kami lakukan, lalu kami dinikahkan setelah ibu tau siska sedang mengandung anak ku."
"Aku betul-betul khilaf sayang, sungguh aku tidak berniat melakukan semua itu." Sambung nya lagi
"Khilaf katamu mas, sampe dia hamil katamu khilaf. Jangan munaf!k mas, kalian itu sama-sama mau, dan apa katamu tadi. Dia wanta baik-baik, cihh wanita baik seperti apa dia sehingga mau di ajak hal yang seharusnya tidak kalian lakukan."
"Kalian jelas salah sudah melakukan semua itu, dan kamu sudah menghianati aku,cintaku dan juga kepercayaan ku mas. Aku pikir mencintai mu adalah solusi terbaik, nyata nya sama saja menyakitkan, aku butuh waktu selama satu tahun agar bisa mencintai mu mas, setelah perjodohan itu. Aku dipaksa menikah dengan laki-laki yang sama sekali aku tidak tau seperti apa laki-laki itu, aku dipaksa menerima segala hal yang aku pun tidak tau harus seperti apa menerima segala nya. Sampai detik ini pun aku masih menanyakan apakah aku layak memberikan cintaku untuk laki-laki yang aku pun tidak tau, apa laki-laki itu mencintai ku atau tidak." Lirih nya dengan suara yang hampir teecekat
"Aku mencintai sayang, jangan bicara seperti itu, mas sangat mencintai mu." Jawab nya
"Kata cintamu hanya menenangkan ku saja mas, nyata nya cintamu masih untuk masa lalu mu. Lalu selama lima tahun ini kamu anggap aku apa mas?." Sambung nya lagi
"Kamu istri mas, mas sangat mencintai mu, meskipun kita menikah di jodohkan, tapi mas sangat mencintai kamu." Jawab nya
"Bohong. Jangan membohongi hati mu mas."
"Mas hanya ingin memiliki keturunan saja, kita menikah sudah lima tahun, tapi kamu belum hamil, sedangkan siska langsung hamil." Ucap nya spontan
"Jadi maksud mu aku mandul, aku tidak bisa memiliki keturunan, begitu maksud mu mas? Jadi cinta yang kamu ucapkan tadi hanya sebegitu. Aku selalu mengajak kamu periksa, konsultasi, tapi kamu menolak, kamu pikir selama ini aku tidak berusaha begitu mksd mu mas? Tega kamu mas bicara seperti itu." Jawab nya dengan tangisan yang sudah tidak bisa ia tahan lagi
"Bukan seperti itu maksud ku____Ucap nya terpotong
" Lalu maksud mu apa mas? Jangan berkilah."
"Tolong aku mau sendiri dulu, keluar dari kamar ini sekarang mas," Ucap nya lagi
"Tidak, aku mau disini sama kamu." Jawab nya kekeh
"Baik, aku yang akan keluar dari kamar ini," Ucap Aira
Ia memeluk Aira dengan erat,"Jangan sayang, biar aku yang keluar, kamu tenangin dulu dirimu."
"Aku tidak sudi di peluk laki-laki penghianat seperti kamu mas," Ucap nya melepaskan pelukan sang suami
Lalu laki-laki itu melangkah keluar dari kamar yang menjadi saksi bisu kisah cinta dua insan itu.
"Brakk...."
"Aira menutup pintu. Tubuh nya seakan-akan lemas dengan kejadian barusan, dimana ia baru saja meninggikan suara dan berantem hebat dengan suami nya."
"Mengapa kamu lakukan semua itu mas, mengapa kamu tidak memikirkan aku. Mana janji mu dulu yang akan menjaga dan mencintai ku, bohong. Kamu bohong mas," Ucap Aira dengan tangisan nya.
Keesokan pagi nya Aira terbangun dengan mata yang sembab.
"Aku tidak boleh seperti ini, aku harus segera menyeselsaikan semua ini."
Aira keluar kamar, hal yang tidak ingin dia lihat sudah duduk manis menunggu nya.
"Pagi sayang, ayo sarapan. Aku sudah memasak buat sarapan kita." Kata Angga sang suami Aira
Aira tersenyum, seolah-olah ia sudah melupakan kejadian kemarin.,"Baik mas, ada yang perlu kita bicarakan dulu."Ucap nya lagi
"Baiklah, ayo duduk." Jawab Angga mempersilahkan Aira duduk
"Kamu mencintai wanita murahan itu....Eh maaf wanita yang bernama siska itu mas?" Tanya Aira memastikan
Angga menatap sang istri dengan tatapan yang gugup.
"Jujur saja mas, aku tidak apa-apa, lagian kan kalian sudah menikah siri dan wanita itu sudah hamil anak kamu." Kata Aira lagi, suara yang menenangkan itu seolah-olah ia menerima semua nya.
"Maaf. Mas memang masih mencintai Siska, tapi setelah mas menikah dengan kamu, mas sudah berusaha melupakan dia, tapi di dalam perasaan mas masih mencintai nya," Jawab nya menundukan kepala
"Untuk kali ini ternyata kamu tidak berbohong. Bahkan ketika kamu berbicara sembari menundukan kepala, masih jelas terdengar dari nada bicara mu kalo kamu masih sangat mencintai nya, aku faham dengan posisi ku mas, pernikahan kita dahulu memang dijodohkan," Jawab Aira tenang
"Tapi mas mencintai kamu, sangat mencintai kamu." Ucap nya mengelus tangan Aira
"Kali ini kamu bohong mas, aku tidak percaya dengan kata cinta mu." Jawab Aira melepaskan genggaman tangan Angga
"Lalu aku dan pernikahan kita bagaimana mas?" Tanya Aira
"Kita akan tetap seperti ini, kita tidak akan berubah, pernikahan kita tidak akan berubah." Jawab nya
"Aku tidak mau di madu mas, nikahi dia tapi tinggalkan aku." Lirih Aira
"Tidak akan, kamu istri mas. Mas sangat mencintai mu. Mas hanya ingin memiliki anak, salah mas dimana?" Ucap Angga tidak tau diri
"Kamu masalah nya mas, kamu yang tidak bisa menahan hawa nafsu mu. Mana janji mu yang akan menjaga dan tidak akan menduakan aku mas?. Mana cinta yang kata nya kau langitkan itu," Kata Aira
"Jangan meninggikan suara mu di depan suami mu Aira," Ucap Angga meninggikan suara
"Ceraikan aku. Aku tidak sudi dimadu." Ucap Aira emosi
"Bercerai itu hal yang tidak disukai allah. Lagi pula dimadu jaminan nya surga." Jawab Angga enteng
"Dan aku tidak merindukan surga itu, mas!"
"Ceraikan aku, menikahlah dengan wanita yang bisa memberi mu keturunan. Perempuan yang akan melahirkan keturunan mu. Lepaskan aku wanita yang tidak bisa memberi mu keturunan."
"Tidak akan, kamu akan selalu menjadi istri ku," Jawab angga
"Jangan egois mas, bebaskan aku. Silahkan menikah dengan nya ," Ucap Aira memohon
"Mas tidak akan menceraikan kamu sayang. Kenapa susah bagimu menerima semua? Perasaan mas tidak akan berubah sama kamu, kita akan tetap sama-sama, saling mencintai."
___Kamu membunuh hati seseorang yang mencintai mu lebih dari dia mencintai dirinya___
Seminggu kemudian.
"Kamu menggenggam tangan nya begitu erat mas, raut wajah mu sangat bahagia. Ternyata aku tidak bisa apa-apa setelah melihat mu dengan wanita lain, yang tadinya aku akan marah dengan mu, ternyata setelah melihat mu memilih nya. Aku bahkan tidak bisa mengucapkan semua kata yang akan aku ucapkan."
"Aira jangan bengong saja, sana ucapain selamat buat pernikahan suami kamu," Ucap mertua Aira
"Iya bu." Jawab singkat Aira
"Ayo bareng sama ibu kesana," Ajak mertua Aira
Aira mengangguk, ia mengikuti langkah sang mertua nya itu.
"Selamat mas dan juga Siska, semoga pernikahan kalian bahagia selalu," Ucap Aira menyalami tangan suami nya dan juga madu nya itu.
Siska memeluk Aira,"Makasih mbak sudah datang kepernikahan kami, maaf untuk semua nya mbak, tapi ini semua sudah terjadi. Tugas mbak hanya menerima pernikahan ini,"Ucap Siska
Aira tersenyum getir mendengar kata sang madu nya itu.
"Makasih kamu sudah datang, makasih kamu sudah ridho." Ucap Angga memandang Aira. Aira hanya tersenyum
"Yaudah aku pulang dualuan ya mas, bu. Aku ada kepentingan juga." Pamit Aira
"Hati-hati di jalan sayang, seminggu lagi mas akan pulang, kamu ngerti ya." Ucap Angga
"Iya mas," Ucap Aira tersenyum.
Aira berlari dari acara pernikahan kedua suami nya, Aira sudah cukup sesak menahan tangis yang sudah ia tahan.
Aira menumpah kan rasa sesak nya dengan tangisan."Rasa nya aku tidak akan kuat hidup seperti ini, aku tidak bisa membagi suami dengan wanita lain."
Mobil melaju kencang menuju tujuan yang Aira tuju.
Setelah beberapa menit Aira melajukan mobil nya, akhirnya ia sampai di tempat yang sangat ia hindari yaitu pulang kerumah orangtua nya.
Tok..
Tok...
Pintu terbuka lebar, sosok sang adik yang membuka kan pintu nya.
"Kaka, kangen sekali. Sudah lama tidak ketemu," Ucap sang adik memeluk Aira
"Kaka juga sangat merindukan adik kaka yang tampan ini," Jawab Aira
"Ayo ka masuk, ibu sama bapak ada di dalam," Ajak sang adik
Aira tersenyum berjalan masuk kerumah. Aira melihat ibu dan juga bapak nya.
"Sehat bu, pak." Ucap Aira menyalami kedua nya
"Sehat, kamu gimna sehat?" Jawab Kedua nya
"Sehat juga." Jawab nya tersenyum
"Ada yang perlu aku tanyain sama kalian." Ucap Aira tiba-tiba
"Soal apa? Pernikahan suami yang kedua?" Jawab wanita paruh baya itu
"Ibu sudah tau sejaka kapan?" Tanya Aira penasaran
"Belum lama, dua minggu kebelakangan." Jawab wanita paruh baya yang sering di sebut ibu itu
"Lalu ibu tidak menentang mas Angga menikah lagi?" Tanya Aira
"Ngapain juga, toh itu kemauan suami mu," Jawab ibu sumarni
"Kenapa bu? Kenapa ibu membiarkan mas Angga menikah lagi," Tanya Aira
"Yang penting dia masih tanggung jawab dengan kamu, jangan repot." Jawab singkat bu sumarni
"Sebenarnya aku ini anak ibu atau bukan?" Tanya Aira
"Jangan banyak drama Aira, lanjutkan kehidupan rumahtangga mu, jangan pernah bercerai dengan suami mu, mau di taruh dimana muka ibu kalo anak perempuan ibu bercerai dengan suami nya, mana belum bisa ngasih keturunan." Jawab Bu Sumarni ketus
"Ibu lebih mementingkan omongan orang lain daripada hidup anak ibu sendiri?" Tnya Aira sebisa mungkin menahan emosi di depan orangtua nya.
"Jelas. Dan kami tidak mau mengurus mu kalo kamu ingin bercerai dengan suami mu, ibu juga tidak ingin kamu tinggal disini." Jawab nya ketus
"Aku kira dengan aku pulang, aku bisa menenangkan sedikit rasa sakit ku, tetapi malah nambah sakit dengan kelakuan ibu, kata yang tidak seharusnya ibu ucapkam sebagai seorang ibu."
"Baik bu, ini terakhir aku pulang kerumah ini, hari ini dan seterus nya aku tidak akan menampakan diri di depan ibu, kalo pun kita bertemu tidak sengaja, aku akan berpura-pura tidak mengenal ibu, semoga ibu dan juga bapak sehat." Ucap Aira mengusap air mata yang sudah tidak bisa ia tahan
"Kaka, kalo kaka pergi, aku bagaimana?" Ucap sang adik memeluk sang kaka
"Kamu akan baik-baik saja, jadi anak berguna ya dek, maafkan kaka" Jawab Aira dengan tangisan nya
"Aku ikut kaka aja ya, biar kaka ga sendiri." Ucap sang adik menangis
"Jangan. Kalo kamu ikut kaka, siapa yang akan menjaga ibu dan juga bapak, beliau sudah mulai tua. Ibu sama bapak tidak menginginkan kaka, jadi kamu harus menjaga ibu dan bapak, kamu harus janji sama kaka, kamu harus bisa menjaga diri dan juga ibu sama bapak."
Aira mengusap pipi yang basah dengan air mata nya."Kaka akan baik-baik saja diluaran sana,"Sambung nya lagi
"Tapi ka....."
"Farel, masuk kerumah!" Hardik bu Sumarni
Farel masuk dengan langkah gontai, melihat kepergian sang kaka yang entah kapan lagi akan bertemu.
....
Aira menatap kosong, memikirkan sesuatu yang membuat nya sakit.
"Ternyata kebahagiaan yang kamu berikan itu cuman sebentar mas, hanya bertahan lima tahun. Maaf untuk segala hal yang tidak bisa aku berikan untuk mu mas,"
Aku harus pulang kemana? Aku tidak mempunyai tempat pulang.
Aku merasa seperti aku adalah 'kesalahan' dalam hidup orang orang di sekelilingku.
Aku melihat suami ku bersanding dengan perempuan lain, perempuan yang ada di masa lalu nya.
Sial nya aku melihat suami ku mengucapkan janji suci kepada perempuan lain.
Yang tidak bisa aku maafkan,"Kenapa harus dengan wanita masa lalu mu mas?
Lalu lima tahun pernikahan kita itu apa? Kamu tidak mencintai ku sama sekali, kamu anggap aku apa mas selama lima tahun pernikahan ini?
Aku seperti wanita bodoh yang tidak tau apapun tentang suamiku sendiri.
Kenapa kamu harus melakukan semua itu mas? Kenapa.
Suara tangisan terdengar nyaring, Aira sudah tidak bisa lagi menahan sesak nya di dada.
Aira mengusap wajah yang sudah penuh dengan air mata nya.
"Lap dulu air mata nya mbak, nih saya bawa sapu tangan," Ucap seorang lelaki tiba-tiba
"Maaf saya tidak butuh," Jawab Aira menyusut air mata nya dengan kain kerudung nya
"Ga bayar ko mba, ambil aja kasian mbak nya dari tadi saya liatin nangis terus," Ucap nya lagi
Terpaksa Aira mengambil sapu tangan yang laki-laki itu berikan,"Makasih, dan jangan kepo.
"Ga kepo, cuman keliatan tadi makanya ga sengaja saya perhatikan," Jawab nya
"Kalo kamu butuh teman cerita, cerita aja ke saya." Ucap laki-laki itu
"Ga butuh. Terima kasih atas pinjaman sapu tangan nya, nanti aku kembalikan." Jawab Aira pergi menjauhi laki-laki itu
Ia melihat sosok wanita yang barusan menangis berjalan terburu-buru, sedikit aneh dengan tingkah perempuan zaman sekarang. Menangis ditempat umum.
***
Setelah menenangkan hati nya yang begitu sesak, Aira kembali pulang dengan raga yang terasa kosong.
"Setiap aku pulang kerumah ini, aku selalu terbayang dengan masa masa bahagia ku dengan mas Angga. Namun dalam benak ku yang paling tidak bisa ku lupakan ketika wanita itu datang dengan percaya diri nya mengenalkan diri nya sebagai istri kedua suamiku."
Apa aku akan terus terusan melihat suamiku bahagia dengan perempuan lain? Meskipun ia mengatakn rasa cinta nya tidak akan berubah untuk ku.
Apakah aku bisa melihat suamiku memiliki anak yang bukan lahir dari rahim ku?
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!