NovelToon NovelToon

Cinta Aisyah

Bab 1

*Cinta Aisyah*

Dalam lembut cahaya pagi yang tenang,

Terdengar bisikan cinta dalam bisu,

Kasih yang tulus,

Disetiap helai waktu yang berlalu,

Di antara doa dan lembut bicara,

Bersama melangkah, mewujudkan kalbu.

***

"Saya terima nikah dan kawinnya, Bahira Isvara Aisyah binti Yusuf Alhasan Mahmud. Dengan mas kawin emas 10 gram, uang tunai dan seperangkat alat sholat di bayar tunai." kalimat itu terucap secara lantang dari seorang pemuda yang di jodohkan dengan Aisyah gadis cantik, putih dan bermata lentik yang baru saja meneruskan kuliah nya di fakultas negeri jurusan hukum di jakarta.

..."Saaahh.." para saksi langsung mengucapkan kata itu setelah ijab kabul dikatakan pemuda yang bernama Abimana Satya Nugraha....

***

Kini kedua anak muda yang baru saja menikah, dalam perjalanan menuju apartemen yang berada di tengah kota milik Abimana yang biasa di panggil Abi.

Abi langsung membawa istrinya untuk pindah ke apartemen nya malam ini juga setelah pernikahan selesai.

Belum ada komunikasi di antara kedua nya setelah akad nikah beberapa jam yang lalu. karena status mereka berdua yang dijodohkan membuat mereka canggung untuk sekedar mengenal satu sama lain.

Abimana yang terkenal dingin, cuek dan jutek jika dekat dengan perempuan membuat dirinya tak tau harus mulai bicara dengan istrinya dari mana. Karena dia tak banyak mengenal banyak wanita.

Abi mempunyai mantan kekasih yang bernama Bella Redorick. Itu saja karena mama nya yang selalu mendekatkan Abi dengan Bella. Mama Abi dan mama Bella yang bernama Lisa Vioneta Roderick adalah sahabat sejak masa SMA dulu.

Tapi Abi juga tak pernah membalas perasaan Bella, Karena Abi memang tak suka gaya hidup Bella yang selalu menghamburkan uang orangtua nya setiap hari.

***

Malam hari setelah mereka sampai di apartemen, Aisyah perlahan keluar dari kamar mandi dengan rambut nya yang ikal hitam bergelombang, terurai indah sampai ke pinggang. Wajah cantik dengan hidung yang mancung dan dua kelopak mata indah menatap punggung sang suami dari kejauhan yang sedang berdiri di balkon kamarnya sambil menatap ke arah luar.

Aisyah yang kini sudah berdiri menunduk dengan memakai lingerie berwarna hitam tanpa lengan, menunggu sang suami masuk ke dalam kamarnya, namun siapa sangka Aisyah yang berdiri menunduk seperti patung, mendengar semua ucapan pria yang kini sudah berstatus menjadi suaminya dari kejauhan.

"Bagaimana bisa papa menikahkan aku dengan wanita yang seperti ninja begitu,? Sampai kapanpun aku tidak akan pernah mau menerimanya. Jangan kan menerima, menyentuhnya saja sudah mustahil bagiku. Dia wanita aneh yang menutupi seluruh tubuhnya, membuat aku malas melihatnya. Bagaimana aku bisa menyukai dia dengan cara pakaian nya,? membuat aku malu saja." ujar Abi tanpa menoleh ke belakang.

Degh.

Aisyah langsung mendongakkan wajahnya, Mata Aisyah terbelalak, hatinya bagai tertusuk sembilu, menatap suaminya yang kini masih berdiri membelakanginya di balkon kamar.

Tanpa kata, Aisyah masih menatap suaminya dengan mata yang merah padam berkaca-kaca mendengar sendiri ucapan Abimana yang bilang dirinya wanita ninja yang aneh. perlahan Aisyah memundurkan langkahnya kembali menuju kamar mandi untuk mengganti pakaian syar'i nya tanpa sepengetahuan suaminya.

Abimana Satya Nugraha yang sudah ia cintai saat mendengar ijab kabul mengucapkan nama nya dengan lantang menghina istrinya sendiri.

Kini Aisyah yang sudah berada di kamar mandi menguncinya dari dalam, dengan membuka air kran sekeras mungkin agar Abi tak mendengar nya dari luar.

Kebahagiaan yang baru saja Aisyah rasakan seketika hancur begitu saja, digantikan dengan air mata yang dengan tanpa aba-aba membasahi pipinya.

Dengan menatap cermin di hadapannya, Aisyah melihat wajahnya lekat.

"Sejelek itu aku dimatamu tanpa melihatku lebih dulu mas. Aku yang sudah menumbuhkan rasa cinta dihatiku untukmu, kau hancurkan begitu saja tanpa melihat ketulusanku. Apa salahku sama kamu mas, sampai kau tega berkata aku wanita ninja yang aneh bahkan kau bilang kau takkan pernah mau menyentuhku. Inikah balasan mu setelah mengambil hatiku untukmu?"

...----------------...

Bersambung...

...Bismillah... Assalamualaikum. Miss Ra kembali dengan karya baru kali ini. Setelah sempat ragu dan pusing mencari tema pilihan para pembaca karya ku, akhirnya aku menemukan inspirasi dan menciptakan karya ini....

...Mohon kerjasama nya yaa.....

...jangan lupa lempar vote nya.....

...See you semoga suka dengan karyaku....

Bab 2

*Cinta Aisyah*

Di bawah sinar bulan yang lembut,

Di antara kerlip bintang yang menari,

Ada nama yang merangkai kerinduan,

Aisyah, yang indah dan memikat hati.

***

Isak tangis Aisyah di kamar mandi, di tambah dengan suara kran air yang Aisyah nyalakan agar suara tangisnya tak di dengar oleh Abi.

"Aku sudah salah langsung menaruh hati padamu mas, aku kira aku akan bahagia setelah menikah denganmu, ternyata rasa sakit yang aku dapatkan di malam pertama ini." Lirih Aisyah di depan wastafel menumpahkan seluruh air mata nya seakan mengadu pada cermin di hadapan nya.

"Kurang apa aku sebenarnya mas, tanpa melihatku lebih dulu, kau menilai aku wanita yang aneh. semua ini, tubuh ini, wajah dan kehormatanku selalu aku jaga selama ini, ku persembahkan untuk seseorang yang sudah menjadi suamiku, tanpa di lihat oleh pria lain dan hanya untukmu mas." isak tangis Aisyah semakin menjadi, seakan rasa sakitnya semakin dalam.

Setelah cukup lama di kamar mandi, Aisyah kemudian keluar dengan perlahan dan sudah di lengkapi dengan pakaian syar'i nya juga tak lupa memakai cadar. Perlahan Aisyah mendekat ke arah tempat tidur untuk merapihkan nya agar suaminya nyaman jika saat tidur nanti.

Namun saat Aisyah melangkah ke arah balkon, dia justru tak melihat suaminya lagi di sana. Aisyah mencari kesana kemari di kamar nya berharap menemukan suami nya di dalam kamar. Namun saat membuka pintu ruang ganti Aisyah di kagetkan dengan sosok pria gagah tinggi dan tampan sedang mengganti bajunya di sana.

"Astaghfirullah." Aisyah menutup pintu nya kembali dan berbalik memunggungi pintu.

Saat sedang menetralkan jantung nya yang berdetak kencang, pintu itu kembali terbuka dan Aisyah membalikkan tubuhnya menghadap pintu karena kaget.

"Kenapa.?" tanya Abi dengan suara datar nya.

Aisyah hanya diam menunduk tanpa berani menatap pria yang di hadapannya.

"Tidurlah! Aku akan tidur di kamar sebelah." kata Abi.

Kemudian Abi berjalan melangkah keluar kamar meninggalkan Aisyah yang masih berdiri mematung dan menutupnya kembali untuk tidur di kamar tamu apartemen itu.

Aisyah yang masih berdiri di depan kamar ganti mendengar pintu kamarnya tertutup langsung runtuh seketika jatuh duduk di lantai sambil menangis dalam diam tanpa suara. Sakit, begitu hancur hatinya. Baru saja menikah dia sudah di hadapkan dengan kenyataan yang mendapat luka dalam di hatinya.

Dan Abi yang baru saja masuk ke dalam kamar tamu menjatuhkan dirinya di atas kasur menghembuskan nafasnya kasar.

"Hufftt..! Aku harus bagaimana bicara dengan nya?" Abi bergumam pada dirinya sendiri.

"Besok saja lah aku bicara, agar dia tak berharap padaku nantinya." sambung Abi kemudian menutup matanya karena sudah sangat lelah hari ini.

Dikamar Aisyah, dia yang sudah merasa lega mengeluarkan semua tangisan nya kemudian beranjak bangun dari duduk nya di lantai dan berjalan perlahan ke sisi tempat tidur, dengan perlahan Aisyah duduk lalu membaringkan tubuhnya disembarang tempat tidur. Di tatapnya langit-langit kamar masih dengan tetesan air mata nya.

"Sebenci itukah kamu padaku mas, sampai kau pun tak mau berada di satu ruangan denganku?" Aisyah bicara pada dirinya sendiri, kemudian berusaha memejamkan matanya hingga terlelap dengan sendirinya.

***

Pukul dua dini hari, Aisyah sudah bangun dari tidur nya masih dengan posisi yang sama saat dirinya tidur semalam.

Aisyah mengerjapkan matanya perlahan dan bangkit dari duduknya di sisi tempat tidur. kemudian matanya mengelilingi satu ruangan untuk mencari jam dinding, setelah menemukan nya Aisyah melihat ternyata sudah waktunya dia sholat tahajud.

"Sudah jam dua lebih ternyata." kata Aisyah dengan suara serak khas bangun tidur.

Aisyah kemudian menuju kamar mandi tak lupa mengunci kamar nya lebih dulu agar Abi tak sembarang masuk dan melihat dirinya tanpa penutup wajah. Karena Aisyah sudah berjanji untuk tidak memperlihatkan wajahnya sebelum Abi sendiri yang memintanya.

Setelah selesai mengambil air wudhu Aisyah melaksanakan sholat tahajud dengan khusuk. Selesai sholat dirinya ingin sekali kembali tidur, namun dia urungkan karena ingin mengaji untuk menenangkan hatinya yang seakan berisik ditelinganya.

Abimana yang berada di kamar sebelah merasa terusik dengan suara merdu yang samar-samar dia dengar dari kamar Aisyah. Abi yang penasaran langsung bangun dan melihat jam dinding ternyata baru jam tiga pagi.

"Suara siapa itu? Apa suara Aisyah?" kata Abi bicara dengan dirinya sendiri.

Abi yang semakin penasaran lalu berjalan perlahan keluar kamar dan menempelkan telinganya di depan pintu kamar Aisyah yang masih tertutup. Setelah memastikan itu suara Aisyah dirinya dibuat kagum mendengar suara Aisyah yang merdu saat mengaji.

"Suaranya indah sekali, lembut dan merdu." ujar Abi tanpa sadar terpesona akan suara indah Aisyah.

Saat sedang mendengar suara Aisyah dari balik pintu kamar Aisyah, tiba-tiba pintu kamar Aisyah terbuka dan,

Brugh...

"A..aaa.." jerit Aisyah saat Abi terjatuh menindih Aisyah yang berada dibawahnya.

Mata keduanya saling menatap tanpa berkedip sedikitpun, lalu Aisyah bicara pada hatinya.

"Subhanallah, mas Abi tampan sekali."

Begitu juga dengan Abi yang terpana melihat kecantikan mata Aisyah.

"Ya Tuhan, matanya indah sekali, apa wajahnya juga cantik seperti matanya?"

Namun seketika lamunan Abi yang terpaku melihat keindahan mata lentik Aisyah buyar saat mendengar Aisyah bicara.

"Ka-kamu sedang apa mas?" tanya Aisyah dengan suara gugupnya, masih di bawah kungkungan Abi.

Abi yang masih berada di atas Aisyah langsung bangkit dan berdiri begitu juga dengan Aisyah yang perlahan bangkit dari jatuhnya, wajah Abi sudah memerah menahan malu tak tau harus menjawab apa dari pertanyaan Aisyah.

"A..Aku, emm.. aku, itu anu." gugup Abi sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

"Permisi mas aku mau ke dapur." Aisyah tak memperdulikan jawaban Abi langsung berjalan perlahan menuju dapur untuk menghilangkan rasa gugupnya di sana.

Abi yang sudah melihat Aisyah pergi langsung menghembuskan nafas nya kasar.

"Hufftt.. kamu sebenernya kenapa sih Abimana? Bikin malu diri sendiri saja! Huh." kemudian Abi berbalik melangkah menuju kamarnya untuk menghilang sesaat agar rasa malu pada Aisyah sedikit pudar.

Aisyah yang kini sudah berada di dapur mengambil botol air mineral kemudian membuka dan meminum nya tanpa nafas sampai air dalam botol itu tinggal setengah.

"Hah.. hah.. Astaghfirullah, sedang apa mas Abi di depan kamar tadi?" dengan nafas terengah-engah seperti habis olahraga Aisyah menetralkan jantungnya yang berdetak kencang sampai membuat tubuhnya gemetar.

Tak terasa drama yang di buat mereka berdua kemudian terdengar suara adzan subuh dari luar gedung. Subuh menjelang, dan Aisyah langsung beranjak pergi ke kamarnya untuk melaksanakan sholat subuh. selesai sholat Aisyah di kejutkan dengan suara ketukan.

TOK..TOK.. Abi mengetuk pintu kamar Aisyah.

Aisyah yang tau itu suaminya langsung segera memakai cadarnya dan membukakan pintu kamar nya.

"Apa kamu sudah selesai sholat?" tanya Abi saat melihat Aisyah di hadapan nya.

Aisyah hanya menganggukan kepalanya menunduk tanpa menatap suaminya.

"Baiklah, saya mau bicara denganmu, saya tunggu diruang tengah." kata Abi lagi dengan suara datarnya kemudian pergi menuju ruang tengah.

Aisyah yang sudah melihat Abi pergi kemudian menutup pintu kamarnya kembali tak lupa menguncinya. Aisyah yang sudah menutup pintunya, menyandarkan punggungnya di pintu kamar dan bertanya pada dirinya sendiri.

"Mas Abi mau bicara apa? Kenapa wajahnya serius sekali? Apa dia akan menceraikan aku?"

...----------------...

Bersambung...

***

Hay para pembaca setia Cinta Aisyah, terus dukung aku dikarya terbaruku yaa.. Aku usahakan setiap hari update demi kalian..

😘😘😘

See you..

Bab 3

*Cinta Aisyah*

Dalam setiap hembusan angin malam,

Ada suara lembut yang memanggil,

Menyebut namamu dalam doa,

Menggenggam harapan setiap getar.

***

"Mas Abi mau bicara apa? Kenapa wajahnya serius sekali? Apa dia akan menceraikan aku?"

Aisyah hanya menduga-duga apa yang akan dikatakan suaminya.

"Huufft.. bismillah ayo Aisyah, jangan seperti ini. Mas Abi menceraikan aku atau tidak jangan pedulikan itu, toh dia sendiri yang tidak menginginkan aku." kata Aisyah bicara sendiri.

Aisyah kemudian membuka pintu kamarnya perlahan menghampiri Abimana yang sudah menunggu kehadiran nya di ruang tengah.

"Duduklah." kata Abi setelah melihat Aisyah sudah muncul di hadapan nya.

Aisyah pun duduk di depan Abi sedikit jauh.

"Oke baiklah, jadi begini." Abi diam sejenak untuk mengambil nafasnya meski wajahnya terlihat dingin dan angkuh.

"Oke begini Aisyah, seperti yang kamu tau, kita menikah karena di jodohkan. Jujur, aku tidak mencintai kamu, bahkan aku tidak akan pernah bisa mencintai kamu Aisyah." tambah Abi menjelaskan pada Aisyah.

"Kita belum pernah ketemu, bahkan kita belum saling mengenal, aku menerima perjodohan ini karena semata- mata hanya bentuk baktiku sama papa, tidak lebih dari itu. Aku harap kamu bisa mengerti. selama disini aku mau kita tidur terpisah dan jangan pernah mengharapkan aku." Lanjut Abi panjang lebar pada Aisyah.

Aisyah yang mendengar perkataan Abi merasa dirinya tidak di inginkan oleh suaminya itu. Aisyah juga tidak menyangka akan secepat ini dinikahkan oleh pria yang belum pernah ia temui sebelumnya. Saat Abah Aisyah bilang dirinya akan menikah bulan depan pun Aisyah kaget, karena orangtua nya tak menanyakan keputusan Aisyah lebih dulu.

"Aku tidak akan memaksamu untuk menerimaku sebagai suamimu. itu urusanmu, aku harap jika memang tidak ada kecocokan di antara kita selama satu tahun, kamu berhak meminta cerai dariku ataupun sebaliknya. Apa ada yang ingin kamu katakan padaku Aisyah?" kata Abi lagi membuat mata Aisyah sudah mulai berkaca-kaca menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

Aisyah tak mampu mengeluarkan sepatah katapun di hadapan Abi. Ia hanya mendengarkan penjelasan suaminya sambil menundukkan wajahnya karena tak mau dirinya terlihat menangis di hadapan Abi.

***

*Satu bulan yang lalu*

Di sebuah pondok pesantren ada sebuah tanah luas kira-kira kisaran satu hektar.

Tampak seorang gadis bercadar dengan gamis berwarna hitam sedang melatih kemampuan nya berkuda.

"Hiiatt..!"

Aisyah, yaa Aisyah seorang gadis bercadar yang hobi berkuda. Dengan sangat lihai dirinya menunggang kuda putih kesayangan nya itu. Sudah dua jam Aisyah berkuda disana hingga sang Umi sulit menghentikannya. Jika perasaan nya sedang tak baik, Aisyah lebih memilih mengeluarkan emosinya dengan berkuda.

"Aaiis.. Di tunggu Abah di rumaahh.." teriak seorang wanita paruh baya bernama Annisa Maisun Siddiqah yang biasa di panggil umi Nissa.

Aisyah yang mendengar teriakan uminya langsung sedikit perlahan mulai menghentikan kudanya dan menggiring ke arah umi nya.

Umi Aisyah yang berdiri menyandarkan kedua tangan nya di pembatas tanah berkuda kembali bicara pada putri kesayangan nya itu.

"Di tunggu Abah di rumah, ada yang mau Abah bicarakan sama kamu Ais, hari sudah hampir dzuhur, berhentilah bermain dengan kuda mu nak." kata Umi Aisyah yang tau hati sang putri sedang tidak baik-baik saja sejak di tinggal sang kakak ke Kairo untuk mengasah kemampuan mengajarnya disana.

"Iya mi, sebentar lagi Aisyah pulang." sahut Aisyah sopan meski sedang emosi.

"Sekarang Ais, bukan nanti."

Aisyah yang sudah di desak untuk segera pulang akhirnya menyerah dan menuruti umi nya untuk segera pulang. Aisyah pun turun dari atas punggung sang kuda lalu menyuruh pawang kudanya untuk membawa kudanya masuk ke dalam kandang.

"Ini mang, jaga dia baik-baik. Jangan sampai dia kelaparan." kata Aisyah pada pawang kudanya.

"Iya neng, tenang ajah. Serahkan semuanya sama mamang." sahut pawang kuda itu.

Aisyah kemudian berlalu pergi untuk pulang kerumahnya yang tak jauh dari tanah berkudanya. Selama berjalan menyusuri lorong pondok pesantren Aisyah selalu menundukan pandangannya menghindari tatapan secara langsung dengan yang bukan muhrimnya. Banyak santriwati yang menyapanya dengan ramah dan sopan selama Aisyah berjalan pulang.

"Assalamualaikum ning."

"Waalaikumsalam." Aisyah menyahut satu persatu salam dari santriwati di pondok pesantren itu.

Tak butuh waktu lama, Aisyah kini sudah sampai di halaman rumahnya, dan setelah sampai tak lupa memberikan salam saat sudah masuk kerumah.

"Assalamualaikum.." ucap Aisyah dengan sopan meski masih di landa emosi di hatinya.

"Waalaikumsalam nak. Sini, duduklah dekat Abah, abah mau bicara." kata Abah Aisyah yang bernama Yusuf Alhasan Mahmud yang biasa di panggil kiyai Yusuf.

Aisyah menurut dengan perintah sang Abah untuk duduk di sebelahnya. Abah Aisyah merangkul pundak Aisyah dan mengusapnya secara halus untuk menenangkan hati sang putri tercinta. Abah Yusuf tau hati sang putri sedang tidak baik-baik saja semenjak di tinggal sang kakak tercintanya beberapa minggu yang lalu.

"Begini nak, abah sudah tua, abah ingin melihatmu menikah." kata Abah Yusuf membuat Aisyah terkejut dalam diam setelah mendengar penuturan Abahnya.

"Abah sudah menerima lamaran anak dari sahabat Abah yang berada di jakarta, Abah harap Ais tidak mengecewakan Abah." lanjut Abah Yusuf yang mengambil keputusan sendiri tanpa bertanya dulu dengan Aisyah.

"Tapi bah, Ais belum siap." sahut Aisyah dengan lembut tanpa berani menatap sang Abah.

"Ais, dengar abah nak. Ais sudah dewasa, sudah waktunya kamu menikah. Abah harap Ais mengerti maksud Abah." ujar Abah Aisyah yang keputusan nya sudah mutlak tidak dapat diganggu gugat.

"Iya Abah, Ais paham." sahut Aisyah yang tau Abahnya tak pernah menerima penolakan.

"Baiklah, Abah harap Ais tidak mengecewakan Abah."

"Iya Abah."

Aisyah kemudian pamit undur diri dari samping abahnya untuk pergi ke kamarnya karena adzan sudah berkumandang. Para santri dan santriwati berlarian untuk segera ke mesjid melaksanakan kewajibannya sebagai umat muslim.

Aisyah yang sedang berhalangan hanya membersihkan tubuhnya lalu bersholawat sambil membantu sang umi di dapur menyiapkan makan siang sang Abah.

***

Di rumah Abimana.

Seorang pria yang baru saja turun dari mobil segera masuk memenuhi perintah sang papa untuk segera pulang saat masih jam kerja. Terlihat pasangan suami istri yang duduk di ruang keluarga sambil mengobrol dan menyalakan tv nya. Abimana yang tau orangtua nya sudah menunggu, langsung duduk di antara mereka berdua.

"Ada apa papa menyuruh Abi pulang?" tanya Abi yang penasaran sepenting apa dirinya diperintah pulang saat itu juga.

"Iyaa langsung saja, papa sudah mencarikan calon istri untukmu. Papa ingin kamu menikah." Kata papa Abimana yang bernama Adam Surya Atmaja yang biasa di panggil Adam.

Abimana terdiam, kenapa papanya mengambil keputusan sendiri tanpa bertanya lebih dulu padanya.

"Papa sudah tidak muda lagi nak, papa harap kamu menerima keputusan papa."

"Apa tidak ada pembahasan lain selain menikah pah?" sahut Abi dengan nada kecewanya.

"Keputusan papa sudah bulat, bulan depan kamu menikah." kata sang papa.

Abi terdiam dan menatap mama nya seakan meminta pertolongan untuk memberikan pengertian pada sang papa. Mama nya yang tau tatapan anak satu-satu nya itu tak bisa membelanya. Karena sebelum papanya bicara dengan Abi, sang mama sudah protes lebih dulu. Namun keputusan sang papa sudah mutlak tak bisa diganggu gugat.

"Tapi Aku belum siap untuk menikah pah. Apalagi aku harus menikah dengan seorang wanita yang belum pernah aku kenal sebelumnya." sahut Abi masih terus berusaha untuk menolak perjodohan ini.

Alih-alih menjawab ucapan Abi, sang papa malah justru bangkit dari duduknya tidak mau mendengar alasan apapun dari putra satu-satunya pewaris tunggal di keluarga Atmaja.

"Papa tidak menerima penolakan. Papa harap kamu tidak akan mengecewakan papa. Jika kamu berani macam-macam, jangan pernah panggil aku papa lagi.! Dan silahkan pergi dari rumah ini!" tegas sang papa kemudian berlalu pergi meninggalkan istri dan anaknya yang masih duduk di sana.

***

...----------------...

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!