NovelToon NovelToon

Badboy Finds Different Girl

1. Malam Minggu yang kecewa

Seorang gadis cantik tengah duduk santai di atas kasurnya sembari memegang ponselnya. Disaat remaja-remaja lain tengah sibuk keluar untuk malam Minggu ini, tapi tidak dengan Aura.

Dia Aura Nathalia. Seorang gadis cantik dengan wajah putih dan mulus. Rambut hitam lurus yang panjangnya sampai siku tangannya, dan mempunyai tinggi 160 cm. Ia juga mempunyai tubuh yang bodygoals.

Aura tengah sibuk memandangi ponselnya melihat Google maps. Memperhatikan arah seseorang yang telah ia pasang GPS itu.

Dan beberapa detik kemudian, matanya membola tak percaya. Melihat Seseorang itu masuk ke dalam sebuah club yang dimana club itu sangat terkenal di kota ini.

Jantungnya berdegup hebat. Perasaannya tak karuan. Ia pun beranjak dari kasur, memakai Hoodie dan celana panjangnya lalu mengambil kunci mobilnya yang ada di atas nakas itu.

Ia pun keluar dari kamarnya menuju halaman depan. Aura menaiki mobil putih kesayangannya itu lalu mengendarai mobilnya mengikuti arah tempat seseorang yang telah ia pasang GPS itu.

Tak butuh waktu lama untuk Aura sampai ke lokasi. Ia pun segera turun dari mobilnya dan melangkah gontai masuk ke sebuah tempat favorit banyak orang yang di sebut club itu.

Dadanya bergemuruh, overthinking sudah tak bisa ia kontrol lagi. Ia mencari keberadaan seseorang di sana. Dan matanya membola setelah matanya menangkap keberadaan seseorang disana.

Seorang laki-laki yang tampan yang sangat ia cintai itu tengah asik berciuman dengan wanita sexy.

Aura pun menghampiri laki-laki tersebut yang tengah berciuman mesra itu. Aura menarik tangan Riyan untuk sedikit menjauh dari cewek-cewek Sexy itu dan tentunya aktivitas ciuman itu tiba-tiba berhenti, lalu kemudian menampar pipi cowok tersebut.

Plak!

"Aura!" Ujar Riyan terkejut melihat kekasihnya. Ia tak bisa berkata-kata. Jantungnya juga berdetak hebat. Bagaimana bisa Aura tau dirinya ada disini?

"Jadi ini yang kamu maksud dengan teman-teman kamu?"

"Ra..." Sela Riyan tak bisa berkata-kata. Apa juga yang harus ia katakan pada kekasihnya itu. Ia sudah tertangkap basah seperti ini. Kepanikan Riyan juga sangat memuncak sekarang.

"Aku benar-benar nggak nyangka ya sama kamu. Kita putus Riyan!" Ucap Aura penuh penekanan. Lalu hendak pergi dari tempat kerumunan banyak cewek-cewek Sexy itu.

"Aura, Aura!" Pekik Riyan berusaha menghentikan langkah Aura.

Aura pun berhenti dan menoleh ke belakang menatap tajam Riyan. "Ra... Aku bisa jelasin. Ini tidak seperti apa yang kamu pikirkan. Plis percaya sama aku."

Aura tersenyum kecut mendengar ucapan Riyan. Apa katanya? Percaya? Bagaimana bisa Aura mempercayainya lagi?

"Sudahlah! Kamu menyukainya cewek-cewek itu kan? Kita sudah putus dan kamu bebas mau ngapain aja sama tuh cewek." Aura sudah kecewa berat, ia tak berfikir kedepannya tentang ucapannya yang meminta putus Riyan itu. Entah akan sedih atau bahagia. Intinya saat ini emosinya tak stabil dan ingin segera pergi dari hadapan Riyan.

Riyan berusaha untuk membujuk Aura, ia sendiri pun tak mau kehilangan Aura. Karena yang ia pikirkan ia melakukan semuanya ini juga demi Aura.

Mendengar itu Riyan pun menggelengkan kepalanya. "Enggak Ra! Kamu nggak bisa minta putus sepihak kayak gini. Sampai kapan pun aku nggak akan melepaskan kamu Ra. Kamu cinta pertama aku, dan aku cinta banget sama kamu."

"Terserah!" Aura muak mendengarnya. Ia pun menepis tangan Riyan dan kembali ke mobilnya.

Saat ia hendak keluar dari club itu, matanya tak sengaja berpapasan dengan seseorang laki-laki tampan dan tentunya Aura mengetahuinya.

Laki-laki itu seolah menyimak pertengkaran Aura dan Riyan. Saat mata mereka saling berpapasan laki-laki itu tersenyum santai sembari meminum alkohol yang ada di tangan kirinya.

"Cowok sinting!" Umpat Aura entah ia tujukan untuk siapa. Untuk laki-laki yang menatapnya itu, untuk Riyan, atau entah untuk laki-laki yang berada di bar ini.

Entahlah dimata Aura semua laki-laki saat ini yang ada di bar ini sangat menyebalkan. Seolah mereka semua melakukan kesalahan, padahal tidak semua orang datang ke club ini hanya untuk selingkuh atau sekedar bermain-main dengan wanita sexy.

"Cewek bodoh!" Ujar lelaki itu setelah matanya menatap kepergian Aura.

Sedangkan orang-orang yang ada di sekitarnya menoleh padanya. "Ada apa vin?" Tanya Arya teman Kevin yang duduk satu kursi sofa dengannya.

"Lihatlah cewek itu. Bodoh dan murahan." Ujar Kevin, ia melihat Aura sama saja seperti cewek lainnya yang pasti bodoh dan murahan.

"Aura?" Ucap Reyhan menyipitkan matanya melihat ada gadis yang tengah berjalan keluar dari Bar. "Ngapain dia disini?" Lanjutnya.

"Dia bukan cewek sembarangan bro." Timpal David yang juga melihat Aura. "Ya, meskipun rada nakal tapi dia beda bro. Body nya juga mentep tuh cewek. Dan dia bukan cewek gampangan kayak cewek-cewek yang ngedeketin Lo itu. Mungkin dia juga tidak tau kalau dia di selingkuhin." Lanjutnya. Semua geng Kevin tentu tau kelakukan Riyan Karena sering datang ke club ini.

Kevin tersenyum. "Seberapa bedanya sih dia sama cewek lain. Dan seberapa bagus bodynya sampai Lo bilang kayak gitu."

Kevin yang memang sudah mati rasa dengan perempuan, ia selalu memandang perempuan itu sama. Sama bodoh juga sama murahan.

"Siapa sih dia?" Tanya cewek sexy yang sedang duduk di atas paha Kevin itu. Kevin menggelengkan kepalanya. Ia tak tau siapa cewek itu. Namun entah darimana teman-temannya mengenalnya.

"Weh Lo mah kayak gitu bos. Saking matinya rasa lo jadi nggak tau tuh cewek. Siapa sih yang nggak pengen jadi pacarnya tuh cewek, cantik, bodynya bagus. Tapi sayangnya susah banget dapetinnya." Celetuk David yang memang sifatnya sangat playboy.

"Yeee Lo tuh emang Playboy. Udah punya pacar tiga pun masih nglirik cewek lain." Sahut Reyhan

"Yaelah biarin Napa sih orang gue masih muda. Ntar kalo gue udah nikah gue ya tobat lah." Balas David

"Ntar Lo kena karma baru tau rasa!" Celetuk Reyhan yang memang dirinya tak mau main-main dengan perempuan. Ia ingin menemukan cinta sejatinya namun sampai saat ini ia belum menemukan.

"Jomblo iri bilang bos nggak usah nyumpahin gue kena karma pula." Balas David tak terima. Jujur ia sendiri juga takut jika suatu saat dirinya kena karma.

Sedangkan Kevin yang dari tadi menyimak pembicaraan temannya itu jadi mulai penasaran dengan Aura.

"Aura?" Pikirnya.

Seorang cewek sexy yang duduk di atas paha Kevin mendengar ucapan Kevin. Lantas cewek itu merasa sedikit tak suka. "Apakah kamu tertarik dengan cewek tadi?" Tanyanya pada Kevin.

"Enggak juga! Tapi kenapa teman-temanku tau tapi aku tidak tau? Wanita cantik mana yang tidak aku ketahui?" Ujarnya dengan sombongnya. Bagaimana bisa cewek cantik yang semuanya hampir pernah ia pacari tapi tidak dengan Aura.

"Ya berarti dia tidak cantik di matamu!" Sahut wanita itu sembari mengalungkan tangannya di leher Kevin. Dan Kevin hanya diam tak bereaksi apapun.

2. pulang malam

Aura saat ini tidak langsung pulang meskipun jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Sudah pasti kedua orang tuanya juga telah pulang. Aura tak mau pulang dengan keadaan acak-acakan begini.

Aura pun menepikan mobilnya di parkiran. Saat ini ia menunju ke pantai terdekat untuk menetralkan suasana hatinya dengan alam itu.

Lampu di pantai yang warna warni membuat pantai itu indah. Ia melihat sekelilingnya banyak sekali orang pacaran atau pun hanya sekedar berkumpul keluarga untuk merayakan malam Minggu.

"Hufff...." Aura mendesah pelan

Aura jadi sedikit teringat pada Riyan dan dirinya juga yang pernah menikmati berdua malam Minggu di pantai seperti mereka itu. Perasaanya pun kembali sedih.

Aura mendudukkan dirinya di tepi pantai menatap ombak yang sedang berkejar-kejaran itu. Angin di malam itu pun juga kencang membuat matanya berkaca-kaca.

Dengan hati yang sangat sakit ia tak mampu lagi membendung air di matanya itu. Dan tanpa ia sadari Aura meneteskan Air matanya. Kecewa dengan Riyan, bagaimana bisa seseorang yang sudah berpacaran dengannya sejak 1 tahun itu kini mengkhianatinya? Dan bahkan di seantero sekolah Riyan di kenal laki-laki baik, teladan, dan rajin. Tapi apa kelakukannya di balik sekarang?

Ternyata benar kata orang, bahwa orang yang terlihat baik belum tentu baik di belakang juga.

Tangisan Aura pun semakin pecah. Ia juga tak akan menahannya lagi. Ia akan menangis sampai tenang.

Hingga beberapa saat kemudian, Aura menyudahi tangisannya. Ia sadar hari semakin malam angin juga semakin dingin dan kencang. Ia pun membaringkan tubuhnya ke pasir putih itu dan merentangkan kedua tangannya agar lebih tenang lagi.

"Fak! Sakit juga Cok di giniin!" Umpatnya.

Lalu kemudian ia bangun, ia melirik jam tangan yang ada di tangannya. Jam sudah menunjukkan pukul 22:30. Cukup lama juga ternyata ia di sini. Namun Aura senang perasaanya sedikit lebih tenang. Ya... Meskipun masih sakit hati dan agak sesek sih di dadanya.

Aura pun beranjak mendekati rumah makan yang berada di sekitar pantai itu. Ia membeli ikan gurame bakar pedas manis sebelum pulang dan es kelapa muda agar bisa beralasan bahwa dia mencari makanan di luar. Kalau di tanya kok lama ? Ya sudah tinggal jawab Antri.

****

Sesampainya di rumah, Aura memarkirkan mobilnya lalu kemudian ia membuka pintunya. Dan benar saja kedua orang tuanya itu sedang menunggunya pulang.

Namun Aura tersenyum melihat kedua orangtuanya yang tengah ketiduran di ruang tamu sembari menonton televisi. Dan kepala sang mama menyandar di pundak sang papanya.

Sungguh romantis. Aura berharap juga memiliki masa depan yang indah seperti kedua orangtuanya kini.

Aura pun mendekati mama dan papanya lalu berjongkok dan membangunkan kedua orangtuanya.

"Ma.. pa... Bangun... Aura sudah pulang." Ucap Aura dengan lembut membangunkan kedua orangtuanya.

Kedua orangtuanya pun perlahan-lahan membuka mata ketika mendengar seseorang mengajak mereka berbicara. Dan saat matanya membuka kedua orangtuanya membola melihat anaknya sudah datang.

"Aura! Kamu kemana aja anak nakal!" Ucap Baron, sang papa membuat Aura kesal

"Haduhh papa kenapa gitu deh, ini kan malam Minggu ya wajar dong kalau Aura keluar. Nih, Aura beli makanan!" Tunjuk Aura yang membawa kresek pada kedua orangtuanya.

"Ya nggak papa Ra... Kalau kamu mau malam mingguan tapi ya enggak gini juga. Kamu ini perempuan sudah jam berapa sekarang!" Ucap sang papa emosi dengan putri kesayangannya itu.

Aura mendengus pulang-pulang malah di marahin. "Ya gimana dong! Antri. Namanya juga ikan bakar nunggu di bakar dulu. Ini ikannya baru di ambil dari laut!" Ucap Aura

Sang papa pun berdecak melihat alasan anaknya. Memangnya orangtuanya bisa di bodohi apa. "Ck! Ada aja alasan kamu. Ketemuan sama siapa kamu? Pacar kamu? Kenapa dia nggak nganterin kamu pulang?"

Aura pun jadi semakin benci dengan sang papa malah membahas pacarnya. Hati Aura kembali sakit mengingat kelakuan sang pacar. "Sendiri! Aura nggak punya pacar. Udah ah, Aura mau ke kamar mau menikmati ikan bakar. Papa sama mama jangan minta ya!"

Aura pun berdiri beranjak ke kamarnya dan tak memedulikan panggilan orangtuanya yang belum selesai berbicara itu.

Wila, Sang mama pun jadi curiga. Bukannya Aura dulu pernah berkata kalau Aura punya pacar? Tapi kenapa sekarang malah tidak punya? Oh, paling baru putus makanya pulang telat. Pikir Wila.

Sang mama memang paling mengerti dengan anak-anak muda.

"Sudahlah pa! Biarin saja yang penting Aura sudah pulang dengan keadaan selamat." Ujar Wila ingin menghentikan suaminya yang masih ingin memarahi Aura.

Baron memang selalu luluh dengan istrinya itu. Ia tak mau membantah, ia lebih ingin menuruti istrinya itu. Mereka pun kembali masuk ke dalam kamar mereka untuk tidur. Karena besok harus bangun pagi-pagi karena berangkat bekerja lebih awal.

Disaat yang bersamaan

Kini Aura baru saja selesai mandi. Ia ingin membersihkan tubuhnya agar lebih Fresh dan nyaman saja. Setelah itu ia berniat untuk makan malam sembari begadang. Toh besok juga hari libur.

Aura pun beranjak ke meja belajarnya, ia pun membuka bungkusan ikan bakar tadi. Tak lupa juga menuangkan es kelapa muda ke dalam gelasnya.

Aura tersenyum melihatnya perasannya lebih baik saat ini. Ia pun mengabadikan momen itu dengan memfoto ikan bakar dan es kelapa muda. Lalu kemudian ia upload di salah satu Sosmednya. Yaitu Ig tanpa caption.

Lalu setelah itu Aura makan malam dengan santai sembari menonton Anime di Ipad-nya.

****

Disaat yang sama juga Reyhan yang kini santai sembari menscrol sosmednya tiba-tiba ada yang menarik.

Ya, Reyhan sudah lama mengikuti akun Instagram milik Aura. Ia melihat postingan terbaru Aura.

"Nih bro, dia habis di selingkuhin aja bisa langsung makan-makan. Coba mantan-mantan lo itu. Malah nangis dan paling juga cari pelampiasan. Yakin Lo bilang dia cewek murahan?" Ujar Reyhan sembari menunjukkan hp nya pada Kevin. Dan ketiga teman nya itu pun ikut merespon.

"Emang kebanyakan cewek galak gitu nggak sih? Nggak pernah galau lama-lama sampai nangis berhari-hari gitu kalau disakiti." Timpal Arya

"Emang kekurangan Aura tuh agak nakal doang di sekolah. Bukan nakal yang kayak macem-macem gitu. Gue sih mau juga kalau jadi pacarnya. Sayangnya susah tuh cewek." Sahut David

"Tuh cewek maunya cowok yang baik-baik. Dan pandangan dia tentang elo buruk. Apalagi Lo terkenal punya banyak cewek." Timpal Reyhan

"Ya mending kayak gue lah, ketimbang kayak si onoh di depan baik di belakang nusuk!" Ujar David tak mau kalah sembari melirik Riyan yang masih saja bermain dengan cewek sexy.

Sedangkan Kevin daritadi hanya diam, entah kenapa pembahasan Aura membuatnya tertarik. Rasa ingin mengetahui tentang Aura jadi semakin meningkat, ingin tau seberapa bedanya Aura dengan cewek lain.

"Apa nama sosmed cewek itu?" Kata Kevin bertanya pada Reyhan.

Dan ketiga temannya pun langsung melirik Kevin. Uwih ada yang menarik nih. Dan Arya pun tak mau melewatkan ini.

"Yaudah kita taruhan. Kalau gue bisa buktikan kalau tuh cewek emang beda. Lo harus kasih kita satu mobil tapi kalau gue yang kalah yaudah gue yang bakalan bayar listrik markas kita." Sahut Arya yang di setujui oleh teman-temannya.

"Nggak adil banget taruhan ini." Kevin mencebik

"Yaudah gausah buktiin. Lo kalau bisa dapetin tuh cewek gue yang bayar listrik markas." Sahut Reyhan yang memang meragukan Kevin.

"Kalian semua meragukan gue!" Kevin melirik ketiga temannya.

3. mengejar maaf Aura

Pagi hari yang cerah di hari weekend ini. Aura memutuskan untuk bangkit. Hari ini adalah jadwalnya untuk pergi ke gym. Meskipun sedang galau Aura tak mau kehilangan badan body goals yang sudah ia bangun susah-susah itu.

"Weekend mau kemana Ra...?" Tanya Wila yang melihat anaknya menuruni anak tangga dengan menyandang tas ranselnya itu.

Aura pun duduk di ruang makan, ia ingin sarapan dulu sebelum pergi ke gym. "Ya... Mau nge-gym lah ma. Emang mama sama papa weekend pun sibuk kerja." Ujar Aura yang berhasil membuat sang mama tersenyum.

"Lihat aja nanti kalau kamu sudah bekerja. Pasti segalanya akan teralihkan dengan pekerjaan." Sahut Wila

"Nggak! Aku nanti mau mesra-mesraan sama suami aku kalau Aura sudah menikah." Balas sang anak yang tak mau terlalu banyak mikir kerjaan seperti kedua orangtuanya ini.

Aura memang ingin hidup seperti orangtuanya yang baik-baik saja ini serta keluarga yang harmonis. Tapi bukan berarti nggak punya waktu di hari weekend. Bahkan Aura sendiri selalu mengosongkan jadwal untuk me time ketika weekend.

"Sok-sokan ngomongin suami. Kamu pergi ke gym karena pelampiasan galau atau emang mau merawat badanmu itu?" Celetuk Baron yang baru saja menuruni anak tangga. Sang papa memang selalu terlihat rapi dengan pakaian kemeja serta dasi yang bertengger di lehernya itu.

Aura pun menghentikan makan roti bakarnya itu. Dahinya berkerut mendengar ucapan sang papa.

"Emang papa tau darimana kalau Aura sedang galau?" Tanya Aura membuat sang papa terkekeh.

Baron pun ikut duduk berhadapan dengan anaknya itu. "Halah sok-sokan nggak tau, habis putus kamu? Gimana rasanya? Sakit nggak?" Ujar Baron malah meledek anaknya.

"Papa mau sarapan roti atau nasi goreng?" Tawar Wila pada suaminya. "Nasi goreng aja ma!" Sahut Baron

"Biasa aja sih. Orang Aura juga baik-baik aja kok. Aura nggak balap-balapan di jalan, aura juga nggak mabuk-mabukan. Aku b aja kok." Sahut Aura yang memang tak mau terlihat bahwa dirinya ini lemah.

"Baguslah! Ngapain juga pacaran, sekolah sana Ra... Yang pinter... Jangan pacaran mulu."

Aura mendengus mendengar ucapan Baroni, kayak papanya itu nggak pernah muda aja. Aura pun segera menghabiskan sarapannya itu dan pamit pergi untuk ke gym.

30 menit kemudian Aura sudah sampai di tempat gym. Ia pun melakukan kegiatan paginya di pagi hari itu.

****

Disaat yang sama, kini Riyan berada di kostnya.ia mengerjap-ngerjapkan matanya Karena silau matahari yang menembus jendelenya itu.

Ia pun berusaha untuk bangun dan memfokuskan pandangannya yang sedikit masih kabur itu. Saat bangun Riyan merasa sedikit sakit di bagian kepalanya.

Riyan pun berusaha untuk berjalan ke kamar mandinya, ia ingin membasuh wajahnya agar terlihat segar dan siapa tau itu mengurangi rasa sakit di kepalanya.

Setelah membasuh wajahnya Ia menatap wajahnya di cermin. Benar, air dingin dari keran ini mampu membuatnya sedikit lebih fresh.

Lalu setelah itu Riyan ingin mengingat-ingat apa yang terjadi dengan dirinya semalam hingga merasa pusing saat bangun tidur ini.

Deg! Jantungnya berdegup kencang saat mengingat kejadian semalam. Ia begitu takut dengan Aura yang semalam melihatnya dugem dengan cewek.

"Aura..." Lirihnya

Bahkan setelah kepergian Aura, ia kembali di tarik oleh cewek-cewek Sexy. Dan terpaksa harus bermain dengan mereka karena Riyan sendiri juga di bayar melakukan hal itu.

Dan setelah permainan itu Riyan merasa menyesal dan langsung pulang. Sesampainya di rumah ia frustasi sampai minum-minum. Hal itulah yang menyebabkan kepalanya sakit.

"Aku harus menghampiri Aura, aku nggak mau putus dengan Aura!" Ujarnya keluar dari kamar mandi, dan meraih benda pipinya itu.

Ia mencari nama Aura untuk ia telepon namun sebelum itu nomornya telah di blokir oleh Aura. Semangat Riyan jadi turun drastis. Ia benar-benar merasakan di benci oleh Aura.

Namun tidak ada alasan untuk tidak mengejar Aura, ia tau alamat rumah Aura. Dan Riyan berniat untuk menemui Aura di rumahnya. Tak lupa juga sebelum itu ia mandi dulu.

Disaat yang bersamaan di sore harinya. Kini Aura berada di mall. Setelah ia nge-gym tadi ia membawa baju yang memang niatnya untuk jalan-jalan ke mall. Ia ingin membahagiakan dirinya agar tak terlarut dalam kesedihan. Dirasa sudah puas untuk berbelanja ia pergi ke food court sebelum pulang untuk membeli makan malam. Karena mamanya tak akan memasak di malam hari karena pasti sudah lelah bekerja saat pulang.

Sembari menunggu makanannya jadi, Aura membuka ponselnya dan ingin membuat story di ignya. Ia membuat video yang dimana dirinya berada di mall dengan menenteng beberapa tas belanjaan tersebut.

"Ini kak... Pesanannya sudah jadi." Ucap seorang pegawai food court itu segera tiba-tiba.

"Oh, terima kasih kak.." balas Aura ramah.

Aura pun beranjak menuju ke parkiran. Setelah itu ia menaiki mobilnya.

Klunting!

Notifikasi pun masuk ke ponsel Aura. Ia tersenyum sahabatnya itu membalas story instagramnya.

Reina

"Njir kenapa jalan-jalan nggak ngajak gue sih!"

Aura

"Tunggu besok masuk ada hadiah buat Lo.."

Reina

"Seriusan Cok? Nggak sabar gue...."

Aura mematikan ponselnya, lalu kemudian ia mengendarai mobilnya menuju ke rumah. Hanya butuh waktu 15 menit untuk perjalanan mall sampai ke rumahnya.

Dan saat mobilnya sampai di depan gerbang, mata Aura menyipit melihat seseorang berada di depan gerbangnya.

"Riyan?" Gumamnya.

Sedangkan Riyan dari pagi ia menunggu Aura sampai ketiduran di depan gerbang. Beberapa kali tetangga menghampirinya dan memberitahu mungkin tidak ada orang di rumah dan menyuruhnya pulang saja. Namun, ia tetap kekeuh ingin menunggu Aura pulang.

Sedangkan Riyan, yang tau ada mobil di depannya, ia pun langsung Berdiri.

"Itu pasti Aura!" Gumamnya. Ia semangat untuk menghampiri pujaan hatinya itu.

"Lo ngapain disini?" Tanya Aura saat membuka kaca mobilnya.

"Ra... Plis.... Kasih aku kesempatan untuk ngomong sama kamu. Kita harus bicara."

Awalnya Aura ingin menolak, namun Riyan terus-terusan meminta izin padanya dan bahkan ia menghadang jalanan Aura. Akhirnya Aura pun memberi kesempatan untuk Riyan berbicara.

"Yaudah masuk mobil!"

Riyan pun tersenyum dan bernafas lega. Ia segera memasuki mobil Aura. Saat ia sudah duduk di sebelah Aura, ia menatap Aura yang enggan menatapnya itu. Pandangan Aura lurus kedepan.

"Apa yang mau Lo omongin? Cepetan! Karena seharusnya nggak ada lagi yang perlu kita omongin!" Ucap Aura dingin.

"Enggak Ra. Kamu harus dengerin aku. Semua yang aku lakukan itu demi kamu. Aku seperti ini karena aku nggak mau merusak kamu. Jadi aku melampiaskannya pada cewek lain. Aku nggak mau nyakitin kamu. Aku cuma cinta sama kamu. Jadi plis... Ra jangan tinggalin aku!"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!