Suara gelak tawa begitu terdengar keras dari kantin. Siswa\-siswi yang penasaran dengan apa yang terjadi pun berdatangan memasuki area kantin. melihat ulah sekumpulan siswa yang nyatanya bisa dibilang sudah hilang akal.
Mereka berdiri ditengah-tengah kantin. Mempermalukan salah satu teman mereka yang kini menjadi korban kejahilan dari mereka.
Salah seorang laki-laki yang memiliki postur tubuh dan warna kulit yang berbeda dari ketiga temannya itu lah yang menjadi korbannya. Dengan wajah yang dihiasi make up tak beraturan ia berdiri dengan pandangan kesal.
"Udah abis waktunya njir!" kesal nya dengan menahan malu.
"Tiga menit lagi kunyuk! baru tujuh menit inihh" teriak Nathan dengan keras ditengah tawa siswa lainnya.
"Cantik banget sih lu Bud, beneran kek cewek njirr"
"Banci thailand nyasar ke Indo"
"Malu-maluin sebangsa ini mah"
"kebancian yang haqiqi"
"Tuh make up berapa lapis? Cantik bener tuh muka"
Dan masih banyak kata-kata lainnya yang sangat memalukan untuk didengar oleh Budi.
"Pameran nya udah selesai! bubar lo pada! " Teriak Nathan yang membubarkan siswa-siswi.
Mendengar teriakkan dari sang ketua itu pun langsung membuat mereka patuh dan meninggalkan kantin. Ada yang masih ketawa-ketiwi, senyum-senyum tidak jelas dan masih banyak lagi ekspresi mereka saat melangkahkan kaki nya meninggalkan kantin.
"Nih air, bersihin tuh muka cemong lo" Ucap David yang menyodorkan sebotol air mineral kepada Budi.
Dengan kasar Budi menerima botol tersebut. Membuka nya dengan cepat dan langsung disiramkan ke wajah nya. Persetan jika ia akan dimarahi oleh penjaga kantin karena membuat lantai kantin menjadi basah, yang jelas saat ini ia sedang berada diposisi kesal.
Karena permainan bodoh itu ia harus rela dipermalukan oleh ketiga temannya. Sebelum mereka datang ke kantin, Mereka terlebih dahulu bermain digudang belakang sekolah. memainkan permainan anak-anak. Ular tangga, dan benar saja Budi kalah dan harus siap dipermalukan. Ketiga temannya itu tak tanggung tanggung dalam memberikan hukuman. Dimulai dari make up yang dipinjam Nathan dari para gadis, Wigh yang dibuat David dari kain pel'an, dan jaket warna pink yang bergambar hellokitty. Katakan lah jika mereka semua sudah gila dengan mengerjai Budi habis-habisan.
"Sahabat laknat!" Budi menggeram kesal dengan melempar wigh kotor dan jaket pink tersebut secara asal.
"Untung gue bukan sahabat nya" Nathan tersenyum lebar.
"apalagi gue! gue itu musuh lo Bud," Ucap Satya memasang wajah santai.
"Gue gak kenal lo malah" Tukas David dingin dan berlalu meninggalkan ketiga temannya.
"Kuy cabut! bentar lagi bel" Ajak Satya menarik Nathan. Meninggalkan Budi yang meradang marah kepada sahabat laknat nya itu.
"Dasar Sahabat laknat! Gue bunuh lo semua anj! arghhh" Teriak Budi frustasi dengan tingkah menyebalkan ketiganya.
🍁🍁🍁
"Sayang!!! Ayang bep kuhhh, Nathan yang ganteng tak terkira ini datang! " Teriak Nathan kala memasuki kelas nya.
Membuat seluruh siswa yang berada didalam kelas menutup kedua telinganya. Melihat reaksi teman sekelas nya begitu Nathan mengedikkan bahu nya acuh. Ia terus melangkahkan kaki nya menuju bangku yang terletak paling belakang.
"Gue gak kenal! " Ucap Satya yang berada dibelakang Nathan dengan mengangkat kedua tanganya tinggi tinggi ke atas.
"Dia orang gila" Tambah David yang baru datang dan menyadari tingkah Nathan yang mulai menggila.
"Sayang! ayang! Babe! Dear! Darling! baby! my baby honey! cintakuh! " Nathan mengabsen panggilan nya pada seseorang yang sedari tadi mengacuhkan nya.
"Sayang! yuhuuu ada pacar kamu loh disini, jawab napa sih! " Ucap Nathan dengan menarik-narik rambut panjang nya.
"Bahkan gue gak kenal lo! " Desis nya dengan tajam.
"Kita udah kenal dari awal MOS loh yak! jangan so pikun dong yang, apa ayang mengalami Pikun diusia dini? astaga yang! ayo kita kedokter! " Heboh Nathan yang mendapat pukulan sebuah buku dikepalanya.
"Sakit yang! " keluh Nathan sambil mengelus kepalanya.
"Jauh-jauh dari gue! " Ucapnya dengan pandangan mata yang tajam.
"Ayang mah gitu" Nathan mengerucut kan mulut nya kesal.
"Astaga Nathan! lo bisa gak sih gak ganggu Zyra sehari aja! gue pusing anjir denger lo teriak-teriak mulu! Lagian yah kalo Zyra gak suka sama lo yaudah jangan maksa, jadi cowok kok maksa. Belum pernah kenal pukul Zyra yah lo? " Oceh cewek berambut poni disamping nya. jangan lupakan Laras yang selalu menceramahi Nathan setiap hari nya.
"Elah! lu sapa sih? ganggu aja orang lagi pacaran" jengah Nathan yang mendengarkan ocehan dari Laras.
"Pacaran pala lu kejedot! dianggap juga kagak sama Zyra! "
"Suka-suka gue dong! Zyra nya juga gak masalah. kenapa lo yang repot nyolot sih! "
"Serah lo! Orang gila kayak lo gak akan bisa dikasih tau, sakit hati mampus lo" ketus Laras.
Nathan mengabaikan Laras dan kembali mengajak cewek yang bernama lengkap Azzyra queen Aliskia itu kembali berbicara. meskipun sama sekali tak digubris oleh Azzyra, Nathan tetap melanjutkan ocehan tak bermutu nya.
Setiap hari nya, siswa-siswi disini akan disuguhkan pemandangan seperti ini. Nathan dengan cerewet nya mengajak Azzyra mengobrol dan menggombalinya, bahkan meski tak dijawab pun ia akan terus mengoceh setiap hari nya. Seluruh orang pun menambah kan sikap tidak tau malu pada diri Nathan. Tapi, Nathan tetaplah Nathan. Yang tidak akan mundur sebelum berhasil.
🍁🍁🍁
Azzyra mendengus kasar sedari tadi. Menatap tanpa minat ke arah guru dan seorang murid yang tengah berdebat akan hal yang tidak penting.
"Gak bisa gitu dong pak! Saya sama Ara kan satu paket , diibarat kan Zyra itu tulang rusuk nya saya, saya tubuh nya Zyra kulit nya! " Ucap Nathan menatap sengit ke arah Jaka. guru nya yang tengah mengajar.
"Azzyra, sekarang kamu pergi ke perpustakaan " Perintah Jaka yang mengacuhkan Nathan.
"Lah! Oy pak! Bapak budeg yak? ngomong kali pak kalo bapak budeg biar saya beliin korek kuping sekalian pake bambu biar mantep masuk nya!"
"Nathan,,,, " Geram Jaka melihat tingkah Nathan.
"Apa? Bapak tadi gak denger lagi yah? tuh kan!! ternyata guru tercinta kita ini mengidap gangguan pendengaran."
"Nathan keluar! "
"Gitu kek pak dari tadi, yuk Ra! " Ucap Nathan yang langsung menyeret Azzyra.
"Bapak gak nyuruh kamu keluar bareng Azzyra, Nathan! " Teriak Jaka murka.
"Terserah saya dong pak! hak asasi inih, " Ucap Nathan yang sudah keluar dari kelas nya dengan menyeret Azzyra.
Bukannya Azzyra pasrah saja ketika ia ditarik oleh Nathan. Namun, ia hanya terlalu malas jika harus berdebat dan membuang-buang tenaga nya untuk memberontak. Lebih baik ia mengikuti kemana Nathan membawa nya pergi, toh Nathan tidak akan bertindak macam-macam pada nya.
Dengan santai mereka memasuki ruangan perpustakaan. Nathan sengaja mengajak Azzyra pergi ke perpustakaan. tentu saja tujuannya untuk membolos . Bukan nya menolak ataupun bertanya pada Nathan, Azzyra lebih memilih diam tanpa berbicara sedikitpun. Sedari tadi Nathan lah yang banyak mengoceh,berusaha mengajak Azzyra berbicara dan menjawab ocehan nya.
Ini bukan kali pertama Azzyra dan Nathan bolos pelajaran sekolah, ia sudah sering diajak bolos oleh Nathan. sangat, sangat sering malah.
Guru-guru disekolah nya bahkan sudah memberikan peringatan dan surat panggilan orang tua kepada Nathan dan Azzyra. Orangtua Nathan sudah sering bolak-balik ke sekolah untuk mengurus nya, memohon pada guru dan kepala sekolah supaya Nathan tidak dikeluarkan. Sementara Azzyra? tak pernah sekalipun orangtua nya terlihat datang, bahkan saat Azzyra yang terancam dikeluarkan pun orangtua Nathan yang menyelesaikan nya.
"Woaaa,, Akhirnya bisa tidur puas hari ini!" Ucap Nathan girang.
"Ra, lo mau tidur gak? tenang-tenang gue gak bakal apa-apain lo kok, kagak napsu ama yang tepos gue mah" Lanjut nya yang mendapat tatapan tajam gratis dari Azzyra.
merasa ditatap seperti itupun Nathan hanya tersenyum seperti kuda dihadapannya. Azzyra melangkahkan kaki nya menuju meja yang berada dipojok Perpustakaan, duduk dikursi paling pojok dan mengeluarkan Handphone lalu memainkan nya seperti biasa.
Mengabaikan Nathan yang saat ini mulai duduk berlawan arah dengan nya. Nathan berbaring dikursi panjang dihadapan Azzyra, lengan kananya ia letakan diatas kepalanya dan mulai memejamkan mata.
"Gue tidur dulu ya Ra, kalo ada apa-apa bangunin aja" Ucap Nathan sebelum suara dengkuran halus mengganti suara nya yang tadi.
Azzyra mengalihkan tatapan nya pada Nathan. Sudah sering sekali ia menemani Nathan tidur seperti ini, dan ia masih heran. Bagaimana bisa Nathan tertidur dengan cepat dan dengan posisi yang tidak nyaman seperti itu?.
Menatap nya dalam diam, entah sadar atau tidak seulas senyum tipis muncul dari wajahnya. Nathan, cowok absurd yang mengejar-ngejar dirinya sejak pertemuan pertama mereka saat hari pertama MOS . Menyatakan cinta setiap hari nya, mengganggu bahkan mengikuti nya seperti penguntit. Azzyra sudah sering menolak dan mengatakan hal yang bisa membuat siapapun yang berhadapan dengan nya sakit hati. tapi itu berbeda untuk Nathan. Entah apa yang cowok itu pikirkan hingga saat ini masih mengejar nya.
Entah lah, Azzyra juga bingung dengan sikap Nathan yang sangat luarbiasa sabar jika sedang bersama dengannya. Azzyra yang tidak segan-segan melontarkan berbagai kalimat pedas dan cacian. Dan Nathan yang akan menjawab nya dengan lawakan ataupun gombalan. Terkadang Nathan itu akan menjadi baik jija ada mau nya, dan berubah menyebalkan jika sudah menggombalinya.
\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_
"Woy kambing! " Bentak seorang perempuan dengan menggebrak meja.
membuat seseorang yang tengah tertidur dikursi panjang dibawah nya terkejut dan jatuh ke lantai.
"Anj! " Umpat nya.
" Busett dah lo! gue lagi enak-enak nya tidur malah lo ganggu. gue kaget nyet! " omel Nathan padanya. sementara yang di Omeli hanya terkekeh.
"Selow dong mas! Lagian suruh sapa lu tidur diperpus, bolos ya lo? " Tanya nya penuh selidik.
"Pertanyaan bego yang gak harus gue jawab" ketus nya lalu duduk dikursi nya kembali.
"Zyra! cowok lo sensi amat sih? Lo kasih racun apaan nih bocah sampe gila gini? " Ucap nya menatap Azzyra yang sedari sibuk sendiri dengan handphone miliknya itu.
"Sianida" Jawab nya singkat tanpa menoleh sedikit pun.
"Ck! singkat amat sih jawab nya"
"Heh Milo! ngapain sih lo kesini? ikutan bolos ya lo? "
Mila tersenyum penuh arti pada Nathan. Melihat nya pun Nathan mendengus kasar.
Baru setengah jam ia tertidur sudah ada yang mengganggu. Jika saja Mila bukan temannya sudah Nathan bully habis-habisan. Nathan dan Mila itu satu paket, Nathan itu jelmaan ciptaan tuhan yang absurd dan tengil nya luarbiasa versi cowok. Dan Mila itu versi cewek nya.
Meski Mila tidak setengil Nathan, tapi Mila itu si troublemaker biang nya masalah disekolah suka bully siswa-siswi yang semena-mena sama adik kelas ataupun orang lemah.
Mila sudah sangat sering dihukum bahkan diskors, bukannya kapok ataupun sedih Mila malah senang jika mendapat hukuman apalagi skorsing. Ia jadi bisa jalan-jalan dan kelayapan gak jelas.
"Heh Milo! cabut sana lo ah, ganggu ketenangan orang aja! " Usir Nathan dengan menggerakkan tangan nya menyuruh Mila untuk pergi.
"Suka-suka gue dong! emang ini sekolah milik bapak moyang lo apa? sekolah ini milik pemerintah kali"
Mila duduk disamping Azzyra. Mengabaikan Nathan yang sedari tadi menggerutu dan mengusir nya.
Setelah beberapa saat, tak terdengar lagi suara gerutuan dari Nathan untuk Mila. Semuanya mendadak hening, Nathan yang lebih memilih diam dan Mila yang diam-diam memperhatikan Azzyra. Sorot matanya menatap intens ke arah Azzyra. Nathan melihatnya, ada sorot kesedihan dan penyesalan dari matanya.
Sadar dengan kondisi, Nathan beranjak dari duduk nya. Berpura-pura mengelilingi rak buku yang berjejer. Memberi ruang untuk Azzyra dan Mila.
"Zyra,, " Ucap Mila lirih.
"hmm" jawab Azzyra singkat dengan sebuah deheman.
"emm,, nanti pulang kerumah yah? "
Tiba-tiba saja jemari lentik Azzyra langsung berhenti bergerak setelah Mila mengucapkan permintaan nya pada Azzyra. Sesaat Azzyra diam tak menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Mila, sebelum ia menghela nafas panjang.
"Gue ada urusan" Singkat nya yang kembali memainkan handphone nya.
"Zyra,, please pulang yah? Mamah sama papa kangen sama lo" bujuk Mila.
"Telat"
"Ra, please sekali ini aja lo pulang. Gue selalu nungguin lo pulang.Apa lo tau Ra? Setiap hari nya gue selalu berharap lo pulang kerumah, tinggal lagi dirumah bareng mama sama Papa." Mila kembali membujuk Azzyra .
"Azzyra, kita ini saudara Ra! Kita ini seperti orang asing yang secara beruntung jadi sahabat. Gue gak berharap lebih sama lo, gue cuman mau lo pulang dan kita kembali kayak dulu lagi" Lanjut nya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Kita terluka Mil, " Ucap Azzyra dingin dan langsung meninggalkan Mila.
Mila memandang sendu punggung Azzyra yang perlahan menjauh. Ada perasaan tak suka ketika Azzyra berbicara dingin padanya.
"Lah, Ara mana? " Tanya Nathan yang baru tiba.
"Cabut" Jawab Mila dengan malas.
"Gue ditinggal lagi, aish Bener-bener yah cewek gue" Kesal Nathan.
"Heh kambing! Sejak kapan Zyra jadi pacar lo? Halu lo jangan ketinggian bego" cibir Mila.
"Bilang aja lo sirik! Yang jomblo mah ngenes sama suka sirik"
"Seenggak nya gue gak Halu kayak lo! " Balas Mila dengan menatap sengit.
"Dasar jomblo Ngenes! " Caci Nathan pada Mila.
"Jomblo halu! "Balasnya.
Mila dan Nathan saling beradu tatapan. Tatapan tajam dari keduannya membuat aura permusuhan diantara keduanya semakin terlihat. Nathan mendengus kasar.
"Dah ah gue mau cabut" Ucap Nathan memutuskan kontak matanya dan beranjak pergi meninggalkan Mila seorang diri.
"Ck! Cowok kebanyakan micin" Cibir Mila yang sudah tak bisa didengar oleh Nathan.
Mila menatap punggung Nathan yang perlahan menjauh dan perlahan hilang dibalik pintu.
Kini ia kembali sendiri, hanya ditemani keheningan diperpustakaan luas tersebut.
Mila menghembuskan nafasnya pelan. Tangan perlahan menyentuh dadanya sendiri. Masih bisa ia rasakan, debaran itu masih ada dan masih sangat terasa.
Matanya terpejam, menikmati kesunyian seorang diri. Berusaha menetralkan kembali debaran didada nya. Berharap semuanya tak terjadi, berharap semuanya hanya khayalan.
"Ra,,, " lirih nya.
"Boleh gue egois untuk saat ini? Please,,,,,, " Lanjut nya dengan suara yang perlahan memelan.
🍁🍁🍁
Azzyra menghembuskan nafasnya gusar. Sore ini hujan turun dengan sangat deras. Perkiraan nya tadi pagi melenceng jauh, ia kira hari ini tidak akan ada hujan yang mengguyur kota Jakarta.
Sekolah memang masih ramai, akibat hujan yang masih deras. Sebagian dari mereka lebih memilih meneduh dikoridor sekolah sambil menunggu hujan reda. Meskipun ada beberapa dari mereka yang nekat menerobos hujan.
"Zyra!! " Teriak Laras memanggil nama Azzyra.
Azzyra menoleh kebelakang. Terlihat Laras dan Mila yang berjalan berdampingan dari arah koridor kelasnya. Keduanya masih menggunakan seragam lengkap, namun seragam nya sudah terhalang dengan jaket yang dipakai keduanya.
"Gue kira lo udah pulang duluan Ra, " Ucap Laras sesaat ketika sudah berada disamping Azzyra.
"Hujan" Jawab Azzyra singkat seperti biasanya.
Laras mendengus, "Ya kali aja lo nerobos hujan gitu Ra, "
"Lo gak bawa jaket Ra? " Tanya Mila yang baru membuka suaranya.
Azzyra menggeleng sebagai jawaban.
"Nathan! "
Tanpa Azzyra duga, Mila berjalan ke arah Nathan yang tengah duduk didepan kelas bersama teman nya.
Azzyra dan Laras hanya memperhatikan dari tempat nya. Tanpa berniat mencegah Mila.
"Apaan? " Jawab Nathan dengan malas saat Mila tengah berdiri dihadapan nya.
"Pinjem jaket lo sinih! "
"Buat apaan? Lo kan pake jaket Mil," Nathan mengernyitkan dahi nya.
"Minjem tapi kayak malak lo mah" Celetuk Budi.
"Suka-suka gue dong! ,udah ish mana jaket nya? Kasihan Zyra kedinginan gak pake jaket! "
"Bilang kek kalo jaket nya buat Ara!," Nathan melepas jaket yang tengah ia pakai dan langsung memberikan nya pada Mila.
"thanks" Ucap Mila singkat yang langsung pergi dan kembali menghampiri Azzyra dan Laras.
"Than, main basket kuy! " Ajak Satya yang sudah berdiri menatap ketiga temannya.
"Lagi hujan" Jawab David menanggapi ajakan Satya.
"Hooh lagi hujan, gimana kalo dedek emesh ini cakit? Kan nanti gak ada yang bisa malak kalian lagi" Ucap Budi yang mulai berbicara tidak jelas. Alay!
"Hujan kan cuman air bukan batu! Jadi gak akan bikin mati," Ucap Satya yang kekeh dengan ajakan nya itu.
"Hujan itu air yah? Gue kira minyak" Jawab Nathan ambigu.
Budi, Satya dan David hanya diam. Tidak ingin menimpali ucapan Nathan yang kelewat pintar itu.
"Ayok! " Ajak Nathan yang sudah berdiri dan melepas tas nya.
"Kemana? " Tanya ketiga nya secara bersamaan.
"Main basket lah! "
Satya tersenyum dengan lebar. Tanpa menunggu banyak waktu Nathan dan Satya sudah berlari ketengah lapangan, menerobos hujan yang mulai membasaha tubuh mereka. Melihat temannya sudah berlari, Budi dengan antusias ikut menyusul keduanya. Sementara David ia hanya berjalan santai untuk bergabung.
Kini tubuh keempat nya sudah basah kuyup dibawah guyuran air hujan yang deras. Bermain basket dibawah hujan memang hal yang biasa mereka lakukan. Bisa dibilang kegiatan favorit ,mungkin.
Sementara dari arah lain banyak pasang mata yang menyaksikan aksi kelompok somplak itu. Salah satu nya adalah Azzyra. Matanya tak lepas memperhatikan Nathan yang bermain seperti anak kecil. Tubuhnya kini sudah terbalut jaket tebal berwarna navy milik Nathan. Awalnya Azzyra menolak, namun dengan sedikit paksaan dari Mila membuat nya harus memakai jaket tersebut.
"Kayak anak-anak banget sih tuh geng somplak. Main basket sambil hujan-hujanan, kalo sakit kan mereka juga yang susah," Ucap Laras yang juga ikut memperhatikan keempat pemuda yang tengah berlarian mengejar bola.
"Namanya juga somplak, ya pasti isinya orang-orang somplak yang kelakuannya minus, La" jawab Mila.
"Kesambet geledek gak yah? " Tanya Laras yang mendapatkan jitakan halus dikepalanya. "Awh!! Milo ih sakit tau! "
"apa?! Lo mau doa'in biar mereka death gitu? "sang pelaku penjitakkan yang tak lain ialah Mila.
"Siapa tau aja kan Mil! takdir siapa yang tau" Ucap Laras yang kesal dengan mengelus kepalanya yang terkena jitakan dari Mila.
"Kadang otak lo perlu dicuci deh La biar cerdas"
"Gue udah pinter dari orok! Lo nya aja yang gak nyadar" cibir Laras.
"yayayaya" jawab Mila dengan malas.
Setelah percakapan kecil itu terjadi, keduanya kembali diam. Memperhatikan kembali ketengah lapangan. Tepat saat Nathan mencetak angka suara riuh terdengar dari arah koridor. Siapa lagi jika bukan siswi-siswi yang tengah berteriak heboh.
Ingin rasanya Azzyra pergi dari tempat seramai ini. Namun, karena hujan yang menahan nya ia sulit untuk pergi. Azzyra tak suka keramaian.
🍁🍁🍁
"Jalan pak" Ucap Azzyra setelah mendudukan tubuh nya dikursi penumpang dibelakang pengemudi.
Taksi yang ia tumpangi pun melesat meninggalkan area sekolah nya. Hari sudah mulai gelap, meskipun hujan telah reda dan hanya meninggalkan rintikkan kecil yang masih terasa.
Untunglah masih ada taksi yang lewat didepan gerbang sekolahnya. Karna biasanya jika sudah mulai malam taksi disekitar sekolahnya sudah jarang ada yang lewat.
Azzyra menatap kearah luar jendela. Memperhatikan jalanan yang tengah ia lewati. Jalan yang masih basah, pepohonan yang basah dan awan yang masih menghitam. Azzyra menghela nafas, lama ia terdiam sebelum ia mengeluarkan benda pipih kecil dari saku seragamnya.
Azzyra mengklik salah satu nomor yang tertera dilayar handphone dan langsung ia dekatkan ke indra pendengaran nya.
Beberapa saat ia menunggu seseorang mengangkat telpon dari nya.
'Hallo, Ada apa sayang?'
Suara seorang wanita paruh baya terdengar dari arah sebrang sana.
"Kia lagi dijalan mau pulang, Oma mau nitip apa? " Tanya Azzyra pada wanita yang ia panggil Oma itu.
'Oma lagi gak mau apa-apa, lagi pula ini sudah mau malam. Kamu cepat pulang saja yah, ' Ucap nya dengan penuh kelembutan.
"Iyah Oma. Yasudah aku tutup"
'Hati-hati sayang'
Itu adalah suara terakhir sebelum sambungan nya terputus. Azzyra mematikan handphone nya lalu memasukkan nya kembali kedalam saku nya.
Ia menatap kembali kearah jendela luar. Perlahan cahaya nya mulai menggelap, sebentar lagi malam akan tiba.
'Aku hanya sedang bangun cinta,
sebab aku tak ingin jatuh untuk kesekian
kalinya'
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Azzyra melangkahkan kaki menuju sebuah ruangan didalam rumah miliknya. Menuju lantai dua tepat dimana letak ruangan tersebut berada.
Ia baru saja tiba dirumah nya setelah seharian berada disekolah.
Seragam sekolah masih melekat ditubuh Azzyra dan juga jaket milik Nathan pun masih ia kenakan. Tanpa berniat mengganti pakaian terlebih dahulu, ia berjalan melewati kamar tidur nya dan berhenti didepan pintu bercat putih. Dengan pelan ia membuka pintu tersebut dan masuk kedalam kamar tersebut.
"Oma sudah tidur? " Tanya Azzyra pada seorang suster muda yang tengah menyelimuti seorang wanita paruh baya.
"Sudah non, baru saja tidur" Ucap nya dengan senyum ramah.
Azzyra mengangguk singkat. Dengan pelan ia mendekati ranjang tempat Oma nya terbaring. Seulas senyum tipis terbentuk dari bibir manisnya.
"Saya kebelakang dulu non, permisi" Ucap nya sambil berlalu meninggalkan kamar tersebut.
Azzyra tinggal dirumah besar dua lantai bersama dengan beberapa orang. Ada wanita paruh baya yang Azzyra panggil dengan panggilan Oma, anak angkat dari Oma nya, suster yang merawat sang Oma dan beberapa asisten rumah tangga.
Sejak kecil ia hanya tinggal bersama Oma nya. Dirumah besar ini ia tumbuh menjadi seorang gadis yang pendiam dan berbicara dengan nada dingin. Meskipun begitu, orang-orang yang sudah tinggal disini bersama nya tidak pernah mempermasalahkan dan bahkan mereka sudah terbiasa dengan nya.
🍁
Tak lama setelah suster tersebut keluar dari kamar, Azzyra juga ikut keluar dari kamar sang Oma. Menutup pintu kamar dengan pelan tanpa suara agar tidak membuat Oma nya terbangun dari istirahat.
Azzyra memasuki kamar miliknya sendiri. Sekilas ruangan dengan nuansa vintage menyambutnya. Ia berjalan kedalam kamarnya, menyimpan tas hitam miliknya ke sembarang tempat dan berlalu memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri.
Untuk saat ini ia masih baik-baik saja. Tak ada yang mengusik ketenangan nya, selain seorang laki-laki yang mengganggu.
🍁🍁🍁
Saat ini Azzyra tengah berada diruang keluarga. Duduk bersila diatas sofa berwarna cream dan menghadap televisi yang menyala tanpa suara. Ia hanya mengenakan pakaian santai dan celana training berwarna hitam.
Sedari tadi ia hanya sibuk mengotak-ngatik handphone nya. Mengabaikan televisi yang menyala dihadapannya dan juga seseorang yang sedari tadi berisik merecoki dirinya.
"Kia! Dengerin abang ngomong gak sih? " Ucap Ziko dengan nada kesal.
"Denger" jawab Azzyra dengan singkat.
Yah sedari tadi Ziko terus saja mengajak nya mengobrol. Bahkan sudah satu jam ia hanya berceloteh dan menggerutu jika Azzyra tidak menanggapi ucapan nya.
Ziko Dirgantara, cowok mapan dengan intensitas kegantengan yang melebihi batas normal. Bukan wajah nya saja yang melebihi batas normal, tapi kelakuan dan sifat nya pun sudah melebihi batas normal para cowok ganteng kebanyakan. Usianya sudah menginjak 27th, dan tentu saja ia adalah bisnisman yang lumayan sukses.
Menurut Azzyra, Ziko adalah laki-laki yang kelakuan minusna tiga kali lebih jelek dibandingkan Nathan. Ziko itu tidak alay dan tengil seperti Nathan tapi, Ziko memiliki sifat jahil dan percaya diri yang tinggi. Dan Azzyra tidak menyukai nya.
Ziko sebenarnya adalah anak dari Oma nya, lebih tepatnya anak angkat yang otomatis menjadi Om nya Azzyra. Tapi Ziko meminta pada Azzyra agar tak memanggil nya dengan sebutan Om dan harus memamggil nya dengan sebutan abang saja. Azzyra pun mengiyakan saja tanpa banyak bertanya.
"Kia! Abang lagi ngomong loh sama kamu! "
"Tau"
"Tau apaan? "
"Orang tuli juga tau kalo abang lagi ngomong sama Kia, " Jawab Azzyra cuek.
"Makanya kalo orang lagi ngomong tuh tanggepin, bukan nya diem aja main hp" Cibir Ziko pada Azzyra.
"Ck! abang lama-lama mirip Nathan" Keluh Azzyra dengan menyamakan Ziko dengan Nathan.
"Sama apanya? Abang gak sudi disamain sama curut itu!"
"terserah "
Sebelum Ziko kembali berbicara, terdengar suara seseorang yang tengah mengetuk pintu. Seperti nya ada tamu diluar sana.
Ketukan pintu dan juga teriakkan terdengar dengan jelas hingga ke ruang keluarga.
"Ck! Siapa sih malem-malem gini dateng ke rumah! Ganggu aja" Ziko berdecak kesal, meskipun begitu ia tetap melangkah kan kaki nya menuju pintu depan untuk membuka kan pintu.
"Malam Kak! " Ucap kedua gadis itu hampir bersamaan.
"Malam, malam, malam udah tau malam ngapain kelayapan Ke rumah orang? Minta sumbangan? " Ketus Ziko saat ia mengetahui siapa yang datang kerumah nya.
"Kak, kalo sama tamu tuh yang ramah dikit kek, baru dateng udah dijudesin" Omel Laras.
Yah, Laras dan Mila adalah dua orang gadis yang tengah bertamu ke kediaman Azzyra. Dengan tampilan slenge'an keduanya datang. Laras yang hanya memakai hoddie berwarna pink polos overall yang dipadukan dengan hotpants putih. Sementara Mila hanya mengenakan kemeja kotak-kotak lengan panjang berwarna biru yang lengan nya digulung sampai sikut dipadukan dengan celana jeans hitam robek dibagian lutut nya.
Tanpa banyak berbicara dan permisi pada Ziko, keduanya masuk kedalam dengan menerobos. Ziko hanya bisa geleng-geleng kepala saja melihat tingkah laku kedua gadis itu.
Setelah menutup kembali pintu rumah nya, Ziko melangkahkan kaki nya menuju ruang keluarga. Tempat para gadis tadi menghampiri Azzyra.
"Lah Kia kemana? " Tanya Ziko saat tak melihat Azzyra ditempatnya.
"Kebelakang dulu katanya" Jawab Mila dengan acuh.
Ziko mendudukan dirinya disingle sofa yang bersebrangan dengan tempat duduk Laras.
Dari arah lain, Azzyra datang dengan membawa dua kaleng minuman ditangan nya. Dengan wajah datar seperti biasanya ia duduk disofa. Satu kaleng soda ia lemparkan ke arah Ziko yang mendarat sempurna ditangan nya.
"Buat kita mana Ra,? " Tanya Laras.
"Ambil sendiri" Azzyra menyahuti nya dengan cuek.
"ish! Dimana mana kalo ada tamu tuh dibawain minum atau cemilan. Ini mah boro-boro" cibir Laras.
"Kalo gak suka ya kalian silahkan pergi, udah tau pintu nya kan? " Usir Ziko dengan halus. "Lagian kalian mau ngapain sih kesini malam-malam? " lanjut nya dengan bertanya.
"Kita mau numpang tidur kak," Jawab Mila dengan senyum lebar nya.
Ziko mendengus geli melihat Laras dan Mila secara bergantian. Teman Azzyra ini memang kelewat jujur.
"Kalian baru diusir? Dateng-dateng mau menumpang tidur dirumah orang" Ucap Ziko dengan wajah so cool nya.
"Gapapa dong kak, mumpung malam minggu ini, " celetuk Mila disela-sela kunyahan nya.
Sedari tadi Azzyra hanya mendengar kan obrolan ketiga orang tersebut. Ia hanya sibuk mengotak-ngatik handphone dan meminum minumannya saja. Sesekali ia melirik teman-teman nya yang tengah duduk santai diatas sofa dengan toples makanan dipangkuan nya masing-masing.
"Kia, Abang ke kamar dulu mau istirahat. Bawa temen kamu itu ke kamar tamu, biar gak berisik. Takut Oma kebangun" Ucap Ziko sebelum beranjak dari tempat nya. Azzyra hanya mengangguk dengan singkat.
Setelah Ziko pergi, Azzyra belum juga mengeluarkan suara nya. Hanya terdengar obrolan juga canda tawa dari Laras dan Mila. Serta suara televisi yang masih menyala.
🍁🍁🍁
"aaaaaaa!! Itu abs nya njer keliatan! Oh my good! " Laras berteriak heboh sendiri dengan bantal yang ia remas dan pukul hingga bentuk nya berubah sedemikian rupa.
"Matanya La matanya! Astaga gue meleleh sumpah!! " Kini giliran Mila yang heboh sendiri. Meski tidak sebrutal dan seberisik Laras.
Untunglah kamar nya ini di desain kedap suara. Jadi tidak akan terdengar hingga keluar kamar. Ziko memang mendesain kamar ini agar kedap suara, tujuan nya agar saat teman Azzyra datang bisa leluasa melakukan apapun tanpa harus mengganggu.
"Ish anjer! Kenapa sih itu baju nya pake dibuka-buka segala! Kan gue jadi histeriss! "
"Itu juga si Kai astagaa! Heran deh gue sama cogan korea, kok bisa-bisanya punya badan yang seksi gitu!"
"CY!!! Bajunya ya ampun! Oppa gue buka-bukaan baju nya!!"
"Oh shit!! Ini MV bikin gue meleleh seketika liat nya!!! "
"Widihhhh pistol nya isi apaan sih? Air mawar? Apa bir? Atau apa? Astaga! Tembakan cintanyaaaaa! "
"Aaaa kyungsoo! Ihhh manly banget sih disini kyungsoo"
Dan masih banyak lagi teriakkan heboh serta aksi anarkis keduanya didalam kamar. Saat ini Laras dan Mila sedang heboh sendiri karena melihat MV dari boyband kenamaan korea. Laras dan Mila memang seorang K-popers yang excited jika ada boyband dengan anggota yang menurut mereka ganteng mengeluarkan album ataupun single terbaru nya. Entah sudah berapa banyak mereka melihat MV-MV dan albumnya.
Sementara Azzyra hanya menghela nafas nya jengah dengan tingkah kedua sahabat nya itu. Sedari tadi ia hanya diam sambil memainkan handphone nya disudut kamar. sesekali ia merasa terganggu dengan teriakkan dari Laras dan Mila. Namun, ia tak menegur nya sama sekali, entah karena malas ataupun segan.
Saat Azzyra tengah menatap Laras dan Mila dari tempatnya, tiba-tiba handphone yang tengah ia genggam terasa bergetar. Ia langsung melihat layar yang menyala dan menampilkan sebuah panggilan untuk nya. Matanya menangkap sebuah nama yang sudah tak asing lagi untuk nya. Dengan malas ia menggeser ikon hijau tersebut kekanan lalu menempel kan handphone nya ke telinganya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!