NovelToon NovelToon

Moodbooster Tuan Althar

1. Menggodanya!

Saat bibir itu akan terpaut satu sama lain jantung Najma Haira Salma terasa berhenti berdetak. Bagaimana tidak, ia baru akan melakukan hal ini bersama lelaki Om-Om itu. Lelaki tampan, tinggi, gagah rupawan yang bernama Althar Ardhiraksa. Ia sudah berumur 36 tahun sedangkan Najma baru saja menginjakkan umur yang ke 21. Walaupun Althar jauh 15 tahun lebih tua darinya tapi ia begitu tampan bahkan terlihat awet muda. Tetapi ini tidak membuatnya bergairah melainkan gemetar tak karuan.

"Tu-Tuan. Boleh aku pipis sebentar?" Menghentikan gerak lelaki itu yang akan menciumnya.

"Aiisssh. Cepetan!" Sedikit mendesis kesal Althar. Namun mau bagaimana lagi? Dari pada nanti ia yang kena imbasnya karena melarangnya buang air kecil.

Ia pun akhirnya menunggu. Menunggu 6 menit lamanya sebelum memulai perjanjian itu. Padahal selama ini ia tidak pernah menunggu wanita manapun untuk melayaninya.

"Katanya mau kencing kenapa lama sekali!" Desis Althar kesal. Ia bahkan sudah berdiri dari ranjangnya mendekati pintu kamar mandi itu karena telah menunggunya cukup lama.

Thok Thok Thok!

Ketukan pintu terdengar memaksa agar wanita didalam itu cepat keluar dan membukakan pintunya.

"Hey! Kau sedang apa didalam kamar mandiku? Keluar! Kau mau membuatku marah! Jangan bermain-main denganku! Aku tidak suka menunggu!"

Sementara wanita yang ada didalam sana sedang begitu ketakutan luar biasa. Ini baru pertama kalinya ia akan melakukan hal ini dengan lelaki itu. Jadi ia harus mempersiapkan dirinya dengan baik. Bahkan ia merasa ingin kabur sekarang.

Ya Tuhan tolong aku! Kalau bisa hilangkan selera hewan buas itu malam ini. Aku benar-benar takut ya Tuhan.

Karena perjanjian yang berawal dari keterpaksaan membuatnya harus menyerahkan tubuhnya malam ini juga padanya.

Tuan Althar sudah duduk kembali. Akhirnya Najma baru saja keluar dari kamar kecil itu dengan pakaian lingerie yang begitu minim ditubuhnya. Sangat pas, sangat cocok dan sangat seksi ditubuhnya yang molek dan ideal itu. Sungguh ia tidak pernah memakai baju seperti ini sebelomnya. Menjadikannya terlihat begitu menarik sekarang.

Tega-teganya Pak Darren memberiku baju neraka seperti ini! Astaga apa tidak ada baju lain!

Tatapan Althar tidak berubah dari wajah masamnya. Sepertinya ia sudah terlanjur kesal dan tidak berselera. Walaupun nyatanya ia se-seksi itu dihadapannya sekarang, namun karena menunggunya lama ia menjadi kesal.

"Tuan. Maaf aku membuatmu menunggu. Apa Anda marah?"

Tidak ada jawaban sedikitpun dari Althar. Sepertinya ia benar-benar marah pada wanita didepannya ini. Ia terlihat terus memainkan ponselnya. Bahkan ia tak bergeming sama sekali dari mimik wajahnya yang masam itu.

Haha apa dia marah! Syukurlah ya Tuhan. Terimakasih telah menolongku malam ini. Biarkan saja dia marah dan tidak berselera denganku malam ini. Justru aku merasa senang.

"Tuan marah? Aku hanya pergi kekamar mandi sebentar kenapa Anda marah. Ayo kita lakukan itu?" Masih berusaha membujuknya.

Astaga! Aku sudah seperti wanita malam! Sungguh menggelikan!

"Aku sudah tidak berselera!" Jawab singkat Althar, namun menegaskan padanya.

Kau sudah tidak berselera Tuan? Syukurlah jika begitu. Sebaiknya kita tunda saja malam ini.

"Ya sudah. Apa sebaiknya kita tidur saja malam ini Tuan?"

"Apa kau bilang? Kau bilang apa tadi!" Perkataan itu sungguh membuat Althar langsung marah.

"Tuan bilang Anda sedang tidak berselera kan? Kalau begitu kita tidur saja kan Tuan?"

"Bodoh! Kau seharusnya menggodaku! Enak saja mau tidur! Kau membuatku semakin kesal! Jangan berharap kau bisa menggunakan uang itu nanti! Akan ku blokir nomor rekeningmu!"

"Jangan Tuan. Aku mohon jangan! Ayo kita lakukan sekarang?"

"Cihh! Apa kau pikir kau mengajakku main bola pimpong! Aku sudah tidak berselera sekarang! Kau dengar itu!"

Lihatlah dia ini! Aku sudah menyerahkan tubuhku padanya tapi dia bilang tidak berselera kan! Kenapa dia mengacam untuk memblokir nomor rekening ku! Tidak bisa! Aku sangat membutuhkan uang itu.

"Tuan.. "

"Minggir!"

"Anda benar-benar akan memblokir nomor rekening ku?" Najma masih penasaran dengan perkataannya itu.

"Tentu saja! Malam ini juga akan ku blokir! Aku sudah tidak berselera denganmu. Jadi untuk apa? Hah? Akan ku tarik kembali setengah uang yang sudah aku transfer kepadamu!"

Tidak, ini tidak bisa! Tapi bukankah ini lebih baik. Tuhan aku tidak bisa melakukan hal ini sekarang. Aku takut sekali.

Ketika melihat wajah Althar pun Najma benar-benar tahu kalau lelaki itu memang sudah tidak berselera malam ini. Sampai ponselnya pun bergetar kecil disampingnya.

Tidak ada waktu lagi Najma. Ibumu sangat kritis. Ia harus segera dioperasi.

Melihat pesan itu membuat Najma langsung sesak dadanya. Satu-satunya harapannya adalah menggoda Tuan Althar. Apapun itu akan ia lakukan untuk mendapatkan uang itu malam ini.

"Tuannn...???" Suara Najma bahkan berubah menjadi wanita penggoda sekarang. Ketakutannya bahkan terasa hilang begitu saja setelah melihat pesan itu.

Ia langsung berusaha menggoda dan meluluhkan Althar malam ini juga untuk membuatnya senang. Sungguh menggelikan sebenarnya.

"Tuan. Tolong maafkan aku malam ini. Aku tidak menghindari Anda. Aku hanya sedikit takut saja. Ayo kita lakukan.."

"Haha. Kau jadi berani menghindariku? Apa kau juga tuli? Aku sudah tidak berselera!" Tergelak sengit Althar mendengar ucapan Najma itu.

Najma sebenarnya menelan salivanya sendiri dengan kasar sejak tadi. Ia juga ingin mencekik Althar namun mau bagaimana lagi. Althar adalah jalan pintasnya sekarang.

"Aku tidak peduli Tuan, tapi aku mau. .." Masih menggoda sambil mengambil ponsel itu perlahan dari tangan sang Tuan Althar. Ia juga terlihat mendekatkan tubuhnya pada Althar. Apapun itu akan ia lakukan untuk mendapatkan sentuhannya malam ini.

"Tuan Althar..., tolong maafkan aku. Aku tahu Anda marah kepadaku. Tapi aku mauuu..." Berlagak manja. Sungguh ia ingin pingsan sebenarnya, namun mau bagaimana lagi.

Aku mau! Hueekkk! Astaga! Aku bahkan pengin muntah dengan ucapanku sendiri!

Geli sekali dengan ucapannya sendiri Najma. Ia juga ingin sekali menangis sebenarnya. Tapi ia harus melakukan hal ini juga malam ini.

Dia menggodaku? Lihat! Seberapa jauh dia akan menggodaku!

Althar hanya tersenyum masam melihat wanita ini menggodanya.

"Yakin kau bisa menggodaku? Jika aku sudah tidak berselera ya tidak!"

"Aku tidak peduli Tuan. Tapi aku mau, aku sangat mau melakukan itu dengan Anda..." Bahkan sekarang Najma langsung duduk di kedua kaki Althar untuk terus menggodanya. Menggelayut begitu saja untuk sepatutnya menggoda dengan manja. Sudah seperti pelacur berkelas tingkat atas.

Tuhan tolong jangan membuatku menangis. Malam ini aku akan melayaninya dengan sepenuh hati.

"Tuan.. "

Cuppp!

Kecupan manis sudah diberikan Najma begitu saja pada Tuan Althar dibibirnya. Althar masih tak bergeming. Ia sedang menikmati permainan ini. Ia juga ingin tahu seberapa jauh wanita ini akan menggodanya.

"Sungguh aku mau Anda Tuannnn... "

Cup! Cup! Cuppp!

Mengecup bibir Althar lagi dan lagi. Seolah-olah ia sendiri yang sedang bergairah melayani seorang patung cor-coran.

Dasar tembok! Aku bahkan ingin lari dari sini sekarang!

Najma hampir menyerah. Karena ini bukan jati dirinya. Ia tidak bisa berakting menjadi wanita penggoda seperti ini lagi. Ia sungguh jijik dengan dirinya sendiri, tapi mau bagaimana lagi.

"Baiklah. Aku tidak akan memaksa Anda sekarang.." Najma terlihat akan berdiri dari pangkuan itu. Ia merasa menyerah namun sudah dicegat oleh tangan Althar yang begitu kuat untuk membuatnya tetap terduduk di pangkuannya.

"Mau kemana? Tugasmu belom selesai. Ayo lakukan lagi.."

"Anda saja yang melakukannya, aku tidak bisa." Menaruh tangan Althar tepat dibagian kedua belah dadanya itu. Ia sudah pasrah. Biarlah lelaki ini yang menjamahnya pikirnya.

Althar akui ia sendiri sudah tergoda sebenarnya. Apalagi tingkahnya yang terlihat menggemaskan juga membuatnya tersenyum tanpa sadar.

"Baiklah. Ini kau yang minta!"

Ya ini aku yang minta! Lihatlah, bahkan sebenarnya ini adalah kemauannya!

Saat tangan besar itu terasa akan menyelusup masuk kedalam bajunya membuat Najma tersekip dan panik sendiri jadinya.

"Tunggu Tuan?"

"Apalagi???"

"Berdo'alah dulu. Apa Anda sudah berdo'a?"

Ya Tuhan,, Aku ingin sekali kabur..

"Haha. Apa aku tidak salah dengar? Kau sudah menggodaku sejak tadi tapi kau menyuruhku untuk berdoa sekarang?"

"Ini demi kebaikan kita Tuan.."

"Baiklah. Tapi jika aku tahu kau mengonsumsi atau melakukan apapun itu untuk menunda kehamilan. Aku pasti akan menghabisimu!"

2. Melayaninya

Sepertinya Najma benar-benar sudah siap akan ini sekarang. Walaupun ini baru pertama kalinya akan ia lakukan tapi ia harus memulainya dengan baik. Walaupun dengan suami yang hanya menikahinya secara siri itu dan hanya karena perjanjian saja, tetapi tetap saja ia harus melayaninya dengan baik. Setelah ini ia pasti harus siap-siap dibuang pikirnya.

Althar mulai menjalankan aksinya. Tangan itu mulai menyelusup masuk kedalam baju Najma terlebih dahulu. Menyingkirkan penyangga kedua buah dadanya itu dengan lembut. Sembari menciumnya ia juga ingin bermain-main dulu didalam sana. Terlebih dengan penemuan kedua bola besar itu yang sangat pas ditangannya membuatnya tersenyum senang. Ini sungguh memanjakan kedua tangannya itu.

Ia tak segan-segan untuk memijat-mijat kedua bola besar itu dari cengkramanya. Sambil tersenyum tipis ia juga sedikit memainkan cubitan kecil di puncak bola itu untuk menggodanya.

"Tuan---" Althar langsung menyerang bibir itu begitu saja saat ia akan berbicara. Ia melumat dengan penuh nafsu di bibir itu. Bahkan disertai gigitan-gigitan kecil yang membuat Najma mendesis lemah. Tangan itu bahkan belom puas untuk melakukan aksinya.

Apa ini? Dia menyentuhku begitu lembut. Tapi kenapa harus dengan orang ini?

"Nikmati saja. Setelah ini kau pasti akan ketagihan. Aku akan membuatmu puas malam ini dan membuatmu memintanya lagi nanti"

Memintanya lagi? Tidak akan! Jika bukan karena ibuku aku pasti tidak akan melakukan ini dengan Anda Tuan.

Tak puas untuk itu karena hasratnya sudah memuncak begitu tinggi Althar pun langsung menyesap pucuk manis itu dengan lembut. Bahkan ia sedikit memainkan lidahnya disana. Membuat Najma semakin tergila rasanya merasakan kenikmatan itu.

Ia bermain-main cukup lama sampai ia merasa puas tentunya. Sungguh kelakuan Althar benar-benar membuat Najma tak berdaya. Bahkan ia merasakan hal senikmat itu pada tubuhnya yang baru pertama kali ia rasakan.

Najma hanya bisa pasrah dengan sentuh-sentuhan itu. Ia ingin sekali berbicara; Cukup Tuan, hentikan! Namun tubuhnya terlihat senang menerima semua itu atau bahkan menikmatinya.

Aaaa..aku ingin menjambakmu!

Akhirnya merasa tak berdaya juga dengan suaminya sendiri.

Disertai dengan kecupan kecupan hangat di lehernya itu membuat Najma mendesis geli juga. Tangan itu juga mulai menjalar semaunya mengukur setiap lekukan tubuh gadis itu semaunya. Hingga tangannya sekarang sudah berhasil menyentuh puncak area kenikmatan itu.

"Kamu menikmatinya?" Tanya Althar meledek dengan senyuman kecilnya itu setelah mengecek bawah sana yang sudah basah. Wajah Najma bahkan sudah begitu memerah sambil menggelengkan kepalanya. Namun ia terus menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Althar yang menyudutkannya. Berharap ia menghentikan semua ini. Namun tidak, ini baru awalan yang akan dimulai Najma.

Kau memang menikmatinya, namun tetap saja pikiranmu ingin mengatakan tidak hingga membuatmu terus menggeleng.

"Jika kamu tidak menikmatinya kamu akan berdosa, apa kamu tidak tahu itu? Aku juga tidak akan transfer? Aku ingin istriku melayani ku dengan sepenuh hati bukan karena terpaksa!"

Cihh. Lagi-lagi dia memaksaku!

Melihat raut wajah Althar yang berubah membuatnya langsung mengangguk patuh dan tersenyum.

Astaga semurah ini dirimu Najma! Jelas-jelas lelaki ini akan meninggalkanmu nanti, tapi kau akan memberikan satu-satunya mahkotamu?

"Tuan aku sangat menikmatinya. Aku suka ini. Cupp." Bahkan sekarang Najma yang memulai untuk menciumnya terlebih dahulu.

Haha Althar benar-benar tergelak didalam hatinya saat ini. Meledeknya benar-benar membuanya senang dan begitu bergairah.

Althar yang mendengar itu langsung kembali tersenyum, bahkan ia langsung memainkan jemarinya dibawah sana hingga membuat istrinya mendesah kecil dan terasa begitu menggoda di telinga.

Tak ada pikiran lagi untuk kabur dari kehangatan percintaan ini, karena Najma sendiri sudah terhanyut dalam sentuhan-sentuhan Althar tanpa sadar sekarang. Bahkan ia sudah tidak memakai sehelai benang pun ditubuhnya karena ulah lelaki itu. Sama halnya dengan lelaki itu, ia juga sudah melempar bajunya begitu saja entah kemana, karena ia sendiri juga sudah tidak tahan lagi dengan apa yang ia rasakan.

Sampai pada akhirnya...

1 menit, 2menit, 3 menit dan...

"Aahh... aww..aahh!" Puncak dari kehangatan itupun akhirnya terbit juga setelah sekian purnama bermain-main.

Rasa itu tentunya tidak akan pernah Najma lupakan untuk pertama kalinya dengan Tuan Althar. Bahkan diujung matanya ada air mata yang menganak menahan itu semua. Najma memang harus melayani Althar, Orang yang sudah beristri dan mempunyai istri cantik bahkan super populer dikota ini. Dan dia hanya ditakdirkan untuk menjadi yang kedua dan harus melayaninya dengan sepenuh hati malam ini. Ia bahkan hanya dinikahi siri karena perjanjian dan tidak ingin memulai semua ini dengan perzinaan.

Malam itupun larut dalam mahligai cinta panas mereka. Akhirnya Althar sendiri puas dengan apa yang sudah ia dapatkan dari gadis itu, ya tentu saja keperawanannya, karena dia memang masih perawan.

Aku tak menyangka dia bisa membuatku sepuas ini.

Batin Althar tersenyum senang, ia sungguh merasa puas malam ini. Dan semoga saja seluruh kekuatan citanya sudah ia berikan pada gadis itu dan membuatnya mempunyai keturunan.

"Keluar dari kamarku besok pagi-pagi sekali! Aku tidak ingin ada yang melihat! Aku akan mengakuimu sebagai istriku jika kau sudah benar-benar hamil. Aku juga sudah transfer semuanya."

"Baik Tuan.."

Istrimu terkenal dan secantik itu Tuan. Kenapa kau menduakannya? Sungguh lelaki mesum! Apa dia ini gila wanita!

Setelah ini aku tidak ingin hamil. Aku juga tidak ingin berhubungan lagi dengan Tuan Althar!

3. Melanggar Perjanjian

700 juta?? Dia memberiku 700 juta. Kenapa dia memberiku 700 juta? Bukankah seharusnya hanya 500 juta yang harus ia transfer. Dia sengaja melebihkan atau bagaimana? Aku tidak ingin terbebani dengan 200 juta ini. Bagaimana kalau dia sengaja melebihkannya dan menuntutku atas uang ini nanti. Menurutku lelaki ganas itu bisa melakukan apa saja. Akan ku kembalikan uang ini Tuan! Aku tidak ingin berhubungan lagi dengan Anda.

Najma tidak habis pikir dengan dirinya sendiri. Ia menghabiskan malam panas itu semalam dengan Tuan Althar. Bahkan bekas rasa itu masih ada dan begitu berdenyut sakit saat ia berjalan seperti ini menuju ke lobby rumah sakit. Ya walaupun dia itu sudah suaminya, namun apalah dayanya karena ini semua hanya sebuah perjanjian dan nantinya jikalau ia hamil pun akan ditepis oleh Tuan Althar setelah melahirkan. Untuk itu Najma sedang mewanti-wanti dirinya agar ia tidak hamil dan itu justru lebih baik baginya agar tidak berhubungan lagi dengan Tuan Althar. Toh ia juga sudah mendapatkan keperawanannya, tentu saja ini tidak adil dengan uang 700 juta yang sudah ia terima untuk pembayaran operasi ibunya sekarang.

"Semua pembayaran sudah lunas. Kau mendapatkan uang itu darimana Najma? Kau tidak menjual dirimu kan??" Ujar Arif terheran dengan Najma yang mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu semalam.

"Hey. Apa kau pikir aku ini sudah gila! Tenang saja. Aku meminjamnya dari seseorang."

"Dari siapa Najma? Kenapa baik sekali orang itu?"

"Dari majikan Ibu. Siapa lagi?"

"Aku janji Najma. Setelah ini aku pasti akan membantumu melunasinya. Kau tenang saja."

"Sudah jangan pikirkan tenang itu. Itu urusan nanti. Aku pasti bisa melunasinya sendiri. Terimakasih sudah membantu menjaga ibuku Arif."

Aku mungkin memang sudah menjual diriku Arif. Walupun dengan syarat dan ikatan pernikahan tetapi tetap saja aku sudah menjual diriku padanya. Yang terpenting sekarang adalah ibuku baik-baik saja. Toh aku juga tidak berzina dengan Tuan Althar.

Arif adalah teman dekat Najma sejak kecil. Ia yang paling tulus dan sayang juga dengan Najma. Kebetulan Ia bekerja dirumah sakit ini sebagai perawat, jadi ia bisa sekaligus merawat dan menjaga ibunya Najma yang sedang sakit keras.

Ibu Najma tentu saja baru menjalani operasi. Ia belom juga menyadarkan diri, mungkin butuh waktu belasan jam untuk menunggunya sadar atau bahkan harian. Namun Najma terus berharap dan berdoa agar ibunya segera pulih dan baik-baik saja.

"Arif. Boleh aku tinggal sebentar. Aku ada urusan. Aku akan segera kembali."

"Baiklah kamu hati-hati. Kabari aku jika ada sesuatu."

"Iya. Dahhh"

Aku harus segera ke apotik. Aku tidak ingin hamil dan berhubungan lagi dengan Tuan Althar. Biarkan aku diceraikan begitu saja nantinya, asalkan jangan meninggalkan anak padanya. Nanti sungguh aku yang merasa terbebani. Kenapa dia tidak menyuruh istri pertamanya saja untuk hamil. Dasar lelaki gila wanita!

Akhirnya Najma benar-benar pergi ke apotik terdekat dari rumah sakit itu. Ia membeli sebuah obat kontrasepsi tentunya. Sekarang ia sendiri tidak peduli dengan Tuan Althar, toh dia juga tidak melihatnya pikirnya.

"Mbak. Mau beli obat Xxxxx 1 botol"

"Baik Kak Tunggu sebentar."

Pelayan apotik itu tampak mengambil obat Xxxxx yang tentunya dipesan oleh Najma itu.

Ternyata dia benar-benar akan mengingkari perjanjian.

Najma tidak tahu ia sendiri sedang dipantau dari jarak dekat maupun jarak jauh oleh anak buah Tuan Althar. Bahkan wanita yang ada disampingnya itu yang berpura-pura membeli obat jerawat adalah intel yang bertugas mengikutinya.

"Nona sedang membeli obat kontrasepsi Tuan. Segera cegah dia sebelum ia meminumnya."

"Berengsekk! Berani sekali dia akan mengingkari perjanjian!" Althar yang membaca pesan itupun merasa kesal dan langsung menelpon Najma yang baru saja keluar dari apotik obat itu.

Drrttt... Drrttt.... Drrttt

Kenapa orang ini menelpon? Menyebalkan sekali! Sudahlah biarkan saja. Aku tidak peduli dengannya sekarang.

Tidak diangkat oleh Najma. Ini membuat Althar semakin kesal dan menelponnya kembali.

Jika kau tidak mau mengangkatnya lihat saja apa yang akan aku lakukan kepadamu Najma! Beraninya kau mengingkari perjanjian dan bermain-main dengan kebaikanku!

Drrttt... Drrttt.. Drrttt...

Astaga! Orang ini benar-benar! Bisakah dia membuatku tenang hari ini saja!

Akhirnya setelah memekik kesal Najma pun terpaksa mengangkat telpon itu dengan geram. Namun sekarang dengan suara yang lemah lembut untuknya.

"Halo Tuannn?..."

"Obat apa yang kau pegang???" Langsung, gercep tanpa ribet. Begitulah Althar. Bahkan suara itu mampu membuat jantung Najma langsung bergetar.

"Obat???"

Bagaimana dia bisa tahu kalau aku beli obat?

Mulai panik Najma.

"Jika kau berani meminumnya! Akan aku pastikan hidupmu hancur berantakan Najma! Ibumu sedang sakit bukan? Akan ku beli rumah sakit itu dan memberhentikan operasi rumah sakit yang melayani ibumu sekarang juga! Beraninya kau beramain-main dengan kebaikanku!!!"

"Tuan. Sa-saya. Anda dimana???"

Tut!

Panggilan berakhir begitu saja. Kini Najma begitu panik sendiri. Ia sedang mencari keberadaan Tuan Althar sekarang.

Bagimana dia bisa tahu? Dia ada disini?

Mencari-cari mobilnya diparkiran. Namun tentu saja tidak ada mobil Althar ditempat itu.

Bahkan melihat botol obat itu yang ada di genggamannya terasa menyeramkan jadinya. Ia langsung membuangnya ke tong sampah. Karena rasa takut dan ancaman dari Tuan Althar tadi membuatnya ketakutan sendiri, terlebih ini menyangkut ibunya.

Wanita yang terlihat mengintainya itu langsung tersenyum senang melihat obat itu langsung dibuang oleh Najma ke tong sampah.

"Nona sudah membuang obat itu ke tong sampah Tuan."

Tapi Althar tetap merasa kesal. Ia hanya membaca pesan itu.

Sementara Najma masih panik sendiri dan mencoba menelpon Althar untuk menanyakan keberadaannya. Namun tidak dijawab-jawab juga olehnya.

Sepertinya dia begitu marah. Bagaimana ini. Kenapa dia bisa tahu kalau aku beli obat kontrasepsi. Apa dia itu bisa menerawang seseorang. Ataukah dia itu ada disini. Tapi dimana?

Sepertinya Althar benar-benar marah. Ia yakin Althar bisa melakukan apapun termasuk membeli rumah sakit apa katanya itu dan mengagalkan pengobatan lanjutan ibunya.

"Tidak.Dimana dia? Kenapa dia menyeramkan sekali!"

Seharusnya aku sadar Tuan Althar itu lebih menyeramkan dari apa yang aku bayangkan, kenapa aku tidak mengerti itu!

Rasa takut semakin menggebu-gebu. Namun bercampur kesal juga pada dirinya.

Kenapa orang kaya selalu seenaknya. Aku tahu aku ini orang miskin! Kau bahkan bisa melakukan apa saja Tuan Althar. Aku sudah memberikan keperawananku padamu! Tapi kenapa kau harus menuntutku begini! Kenapa???

Najma akhirnya memilih untuk menemui Tuan Althar saja. Menurut informasi yang ia dapat dari Darren tangan kanan Tuan Althar itu, Althar sedang tidak ingin di ganggu gugat sekarang.

"Aku mohon Pak Darren. Dimana Tuan Althar? Aku benar-benar ingin berbicara dengannya"

"Tuan sedang Marah. Sungguh Anda telah membuat kesalahan Nona! Kenapa Anda begitu tega membuatnya sakit 2 kali! Seharusnya Anda tidak memalukan hal ini padanya!"

Sakit 2 kali? Apanya yang sakit 2 kali??

"Pokoknya aku ingin berbicara dengannya Pak. Beritahu aku dimana dia Pak Darren. Aku akan kesana sekarang"

"Aku beritahu Anda, Tuan sekarang sedang emosi. Jadi jangan memaksa Nona."

"Aku tidak peduli. Beritahu aku sekarang Pak Darren. Aku ingin meminta maaf padanya. Please... "

"Aku tidak tahu Anda akan dimaafkan atau tidak! Tuan Althar sangat benci dikhianati apalagi dibohongi seperti ini Nona. Nona tega mengingkari perjanjian. Tapi baiklah jika Nona memaksa. Jangan salahkan aku Nona jika Anda kena imbasnya nanti."

Aku tidak peduli Pak Darren. Aku harus berbicara dengan Tuan Althar. Dia tidak boleh memberhentikan pengobatan ibuku. Lagian aku tidak jadi meminum obat kontrasepsi itu kan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!