NovelToon NovelToon

Agresifnya Kakak Tiri

1 | Keluarga Baru

Hari ini adalah hari aku akan pindah kota untuk sekolah bersama adik baru setelah ayahku menikah lagi dengan ibu Sulastri yang akan menjadi ibu sambung ku.

Ibu kandungku telah meninggal dua tahun yang lalu. membuat ayahku tidak kuat untuk mengurus diriku seorang diri. sampai akhirnya beliau menikahi seorang wanita beranak satu untuk membantunya mengurusku.

Dengan memakai kacamata hitam yang dipakai, rambut terurai panjang ke punggung dan bibir merah merona seperti cabai rawit. melihat jalanan kota Cirebon dari balik kaca kereta api yang dia naikin.

Dia adalah Refina Cahaya Putri seorang murid kelas satu SMA yang baru saja dipindah untuk ke sekolah baru bersama dengan anak dari ibu sambungnya.

Saat perjalanan kereta akan memasuki stasiun, Refina melihat kota Cirebon yang begitu sangat ramai di sore hari. tak lama kereta berhenti di tempat stasiun Cirebon kota.

Refina yang melihat ayahnya tertidur pulas dia menepuk pipi sang ayah untuk bangun dari tidur lelapnya.

Perlahan mata Pak Ahmad Bangun, langsung berkemas untuk meninggalkan gerbong kereta api.

Dengan lantunan lagu khas Cirebon dan sapa ramah petugas stasiun. membuat mereka tersenyum lebar dengan keindahan suasana di kota Cirebon.

Saat sudah di luar stasiun, terdengar suara perut yang lagi demo minta di isi. mereka berjalan sambil melihat makanan yang cocok untuk di masukan ke dalam perut mereka.

Setelah lama melihat. mereka mampir sejenak untuk memakan makanan khas kota Cirebon.

Empal gentong. dengan kuah berisi jeroan sapi yang begitu enak. Fina sampai berkaca-kaca senang saat mencicipi hidangannya.

Tak lama setelah makan Refina dan pak Ahmad sudah ditunggu oleh Rio dengan Ibu barunya di depan tugu stasiun.

Refina melotot tajam ke arah Pria itu. namun hal itu di abaikan oleh Rio dengan sifat dinginnya "Ayah kenapa kau kenalin Fina sama kembarannya Budi Anduk ini" Ucap Fina menunjuk Rio dengan jari tengahnya

"Refina!! jangan begitu! dia itu sudah jadi adik barumu sekarang, jaga sifat kamu." Omel pak Ahmad tegas.

Sambil memegang pergelangan tangan Rio dan Fina pak Ahmad menyuruh nya untuk berkenalan "Kenalan dulu sama saudara barumu!" lanjut marah-marah.

"Refina panggil saja Fina" Sambil membuang muka "Sok kegantengan najis!" Celoteh nya

"Rio" Jawab judes pria itu sambil berbisik pelan ke telinga Fina "Gue ada kaca nih, lu mau ngaca? Muka mirip Mpok Nori bawelnya sok ngartis"

"Brengsek lu bilang apa" Jawab Fina sambil mengeraskan kepalan tangan.

"Refina itu orang baik jadi jangan galak-galak Rio, dan juga Fina sudah cukup!" Ucap pak Ahmad galak.

"Ya Pah" Rio dan Refina menjawab kompak.

Tak lama Ibu Sulastri yang sebagai ibu sambung nya Fina berkenalan dengan nya.

Disini ibunya bilang kalau Fina kesusahan jangan sungkan untuk meminta bantuan kepadanya.

"Baik ibu" jawaban singkat Fina

Tampaknya keakraban Rio dan Fina disini di pertanyakan karena mereka saling menatap tajam setelah berkenalan

"Apa liat-liat gue kaya gitu!" Bentak Refina keras melotot tajam berjinjit di depan rio.

Bukannya takut Rio malah nantang "Lu bawel juga kambing, mau gue sate lu!" Ketus Rio

"Udah cukup kalian berdua! Kalian ini sudah jadi keluarga, yang akur Rio Fina!" Marah sang ayah membuat mereka berdua ciut terdiam

Setelah mereka berkenalan dan berbincang, mereka menuju ke rumah barunya yang ada di kota Cirebon 

Refina terkagum-kagum dengan rumah barunya di kota ini, sebelum nya Fina juga pernah bersekolah disini saat masih SD, namun rumahnya dulu tidak sebagus yang sekarang.

"Apa sudah senang Fin sama rumah yang sekarang?" Pak Ahmad menyentil perkataan 

"Banget!" Jawaban singkatnya Fina

Berbeda dengan Rio saat masuk dia hanya bisa diam dan cuek saat masuk rumah "Anak kambing, gue bakal serumah dengan nenek lampir yang galak" Sindir nya pelan

"KEDENGARAN GOBLOK!" Bentak Fina dari yang kemudian melotot ke arah Rio

Ibu Sulastri mengucapkan rasa syukurnya atas pernikahannya dan bisa berkumpul dalam satu atap dengan masing-masing anak-anak nya

Kedua orang tua dari anak-anak itu terengah melihat kedua anaknya yang masih dalam perseteruan.

"Woy bocah, cepat ambilin minum gue haus" Ketus Refina yang sambil duduk santai di sofa

"Lu bisa sedikit lembut ga si! Lu tuh cewek!" Teriak Rio dari arah berlawanan.

Orang tua merespon dengan menggelengkan kepala sekali dua kali "Sudah cukup kalian berdua Astaghfirullah!!!!" Teriak Pak ahmad

Sahut Bu Sulastri "Tidak apa-apa mas, biar saja pasti saya didik nanti Fina dengan baik dan menjadi wanita berkarir" Ucap janji seorang ibu yang berumur 38 tahunan itu

Pak Ahmad disini hanya tersenyum mendengar perkataan istri baru nya.

di dalam hatinya pak Ahmad meminta maaf kepada istrinya yang telah mendahului nya.

Tiba-tiba pak Ahmad reflek menoleh Rio mengambil botol minuman dingin yang masih tersegel utuh dalam plastik belanjaan nya.

Bruk!

Botol minuman di taruh di meja dengan keras oleh rio, yang membuat Fina murka.

"Minum cepet, kalau ga gue buang!" Ketus Rio

Fina bangun dan menatap wajah Rio dengan Mata Membelalak Dan Rio menatap balik kearahnya

Pak Ahmad yang sudah tidak tahan melihat mereka memisahkan mereka untuk pergi ke kamarnya masing-masing.

"Fina cepat kamu masuk kamar, Istirahat dulu pasti capek kan berpergian jauh, sebentar lagi kamu juga sudah mulai sekolah" Ucapnya.

Dan Ibu Sulastri hanya menggelengkan kepala saat melihat kelakuan anak-anak nya

Saat dikamar Refina yang mau tidur dengan pakaian tanktop putih dengan Hotpants dikenakannya Rio masuk tanpa mengetuk pintu. Perseteruan mereka kembali berlanjut saat di kamar

"Woy Bodoh ini kamarku!" Bentak Rio

"Kau yang bodoh masuk kamar tanpa mengetuk pintu!" Jawab Refina yang mengelak

Rio yang sudah tidak kuat dengan sifat angkuh Fina, dia menarik pergelangan tangan Fina untuk keluar dari kamar tidurnya

"Gak!" Refina melepas genggaman tangan Rio dan berlari melempar bantal ke wajah Rio

Rio yang sudah kesal membunyikan jari-jari tangannya dan melompat terjang ke arah Refina.

Gadis itu reflek menjauh dan hampir mengeluarkan suara jeritan dari mulutnya

"Kena" Ucap ringkas Rio saat memegang kembali lengan Refina yang membuat Fina putar badan

BRUK!!!

Mereka terjatuh bersama berpelukan di lantai dengan saling menatap yang membuat mereka terdiam membeku.

Wajah Refina memerah seperti kepiting rebus. Rio melepas pelukan dan merangkak seperti bayi untuk mengikis jarak

Refina keluar dari kamarnya Rio "Jangan Modus Anjing!" Ucap seuntai kata yang keras dari bibir mungil gadis tersebut.

"Lu bisa ga si lembut sedikit jadi cewek!" Teriak Rio yang membangunkan seisi rumah.

Ayah dan ibunya berlari menuju ke tempat mereka dan langsung menyuruh mereka untuk tidur

Besok paginya terlihat mata Refina melotot mengarah kepada Rio yang sedang terburu-buru untuk bermain

Refina hanya cuek menyalakan televisi nya sambil rebahan santai di sofa tidak peduli dengan apa yang akan di lakukan rio untuk kedepan nya

2 | Berdua Bersamamu

Saat pagi hari, dengan paparan sinar matahari yang menyinari inti dalam bumi. semua orang menyalakan peralatan elektronik guna menyejukkan tubuh dari sengatnya hawa panas.

Namun berbeda dengan anak muda yang tengah memakai sepatu berpakaian kemeja rapih. dia akan berjumpa dengan seorang wanita kenalan nya di sosmed. "Ayah Rio mau main dulu" Kata Rio yang pamitan ke ayahnya yang sedang merokok di halaman depan rumah.

"Okey uang jajan ada?" Sahut pak Ahmad santai.

"Aman" Kata Rio

Refina yang berada tak jauh dari mereka dia mendelik ke Rio "Mau kemana lu?" Sahut Refina tajam.

Rio terhentak saat ingin berjalan dan membalik badan menjawab sahutan nya Fina "Maen, mau ngikut lu?" Tanya Rio yang sebal.

"ENGGAK MAKASIH" Jawab Refina

Rio tiba-tiba jalan dan menunduk memainkan ponsel nya dengan senyum-senyum sendiri. membuat Refina curiga ada keanehan darinya. Dia langsung merubah pikiran nya "Gue IKUT" Kata nya dengan mata terbelalak.

Rio terhentak kembali dengan perubahan jawaban dari Fina "Yakali jangan pakai melotot" Ucap rio yang merasa ngeri.

Fina bergerak dari sofa tempat dia duduk "Bentar gue ganti baju dulu" Kata Refina sambil melangkahkan kaki nya menuju kamarnya.

30 menit setelah Refina bersolek manja, dia turun menggunakan kaos ketat nya yang hampir lengannya terbuka secara menyeluruh. ditambah celana pendek ketat sepaha yang dipakainya.

Rio menghampiri gadis itu dan menyentil dahi nya "Lu mau main atau mau ke diskotik. GANTI!" Marah Rio Tajam

Fina sangat syok melihat sifat Rio yang begitu keras dan tegas kepadanya. sehingga membuatnya marah tak terima "Ini Fashion lu jangan ngatur gue mau pakai apa" Ucapnya halu.

Rio merespon dengan mata mendongak tajam menggenggam lengan Fina untuk kembali ke kamarnya dengan wajahnya yang sudah gregetan.

"Gue tunggu sini" Ketus Rio berdecak sebal

Fina yang masih berdiri di depan Rio dia Mengerjap dan berdehem "Gue ganti dulu" Katanya santai

Tak butuh lama. Fina hanya mengganti celana nya menjadi panjang menutupi seluruh kaki nya.

Rio langsung meninggalkan Fina setelah melihat perubahan dalam pakaiannya.

"Tunggu RIO" Teriak Fina sambil menenteng tas berisi alat kecantikan di dalam nya

Saat mereka turun dari lantai atas. Terlihat ada pak Ahmad sedang berbisik pelan ke telinga Rio

Setelah mendengar permintaan ayahnya Rio mengurungkan niatnya untuk bertemu gadis kenalan nya dalam sosial media nya.

Dia berjalan menuju garasi mengeluarkan sepeda motor nya yang bermotif sport milik nya.

Disana Fina yang sedang bercermin disapa oleh Rio dari luar rumah "FINA CEPAT!" Teriakannya kebas yang bawel membuat Fina menyudahi dandan terakhir nya "Ck, Iya tunggu"

Secara diam-diam ayah baru nya membelikan motor untuk Rio yang membuat Rio senang nya bukan main

Dengan sentuhan pergelangan tangan dari Fina di pinggang nya membuatnya Rio menambah kecepatan nya yang membuat reflek Fina memeluk nya dari belakang

"BEGO! GUE GAMAU MATI MUDA!" Pekik Fina yang merasa takut kebut-kebutan

Dengan lihai membelok kiri kanan menyalip kendaraan di depan nya. Rio mengajak Fina ke suatu tempat pembelanjaan terbesar di kota nya.

Fina dengan wajah yang penuh cemberut dia mencubit pinggang Rio dengan keras saat mereka turun di parkiran mall "Lu bawa motor kaya setan, gue jadi ngeri goblok!" Kata nya tajam dan kasar

"Besok lu sudah mulai sekolah gue mau belikan lu perlengkapan alat tulis sekolah" kata Rio datar

Refina mengikuti apa omongan Rio dan saat masuk ke dalam mall disana Rio membelikan sebuah minuman, makanan dan pakaian untuk Fina yang membuatnya senang

Saat setelah mau membeli perlengkapan alat tulis nya Fina, Rio terhentak setelah Fina tiba-tiba diam.

"Rio lu serius belikan ini semua untuk gue" kata Refina yang mengacungkan jari telunjuk mengarah ke dirinya.

Rio mengangguk kepala singkat dengan bibir tersenyum rapat. "Lu senang sekarang?" Tanya Rio datar

"Gatau gue mau bilang apa selain makasih" Jawab Fina "Kira gue lu cowok nyebelin waktu pertama ketemu di stasiun, lu baik juga ternyata" Celatuknya

Tak lama mereka mengobrol omong kosong Rio membawa Fina masuk ke toko buku di dalam mall itu "Lu pilih barang yang lu suka disini" Kata Rio yang mulai memanjakan Fina

Tanpa ragu Fina memilih semua peralatan yang bergambar Stitch kesukaan nya. baik itu warna ataupun sampul bukunya.

Saat sudah selesai. Semua Barangnya dia kasih ke Rio untuk membayar

"Warna biru pucat semua?" tanya Rio singkat sambil menunduk lihat semua barang belanjaannya

Fina mendecak sebal "Iya Napa mau protes?" Cetusnya singkat

Rio mendelik ke Fina dengan wajah bete nya dia langsung membayar semua apa yang sudah dimasukan ke dalam keranjang oleh Fina

Saat mereka selesai dengan urusannya di dalam mall, Rio disuruh Fina untuk membawa semua belanjaan miliknya "Lu jangan protes lu cowok, gue berat bawanya!" Fina berdalih halus

"Lu tuh tidak tau rasanya terima kasih apa ya!" Kata Rio dengan suara lantang nya.

Fina membalik badannya yang tegak belagu dan menghampiri Rio "Yang semalem lu lakuin itu buat gue malu anjing!" Katanya kasar

"Ya lu kata siapa masuk kamar orang seenaknya, ga dengerin apa kata papah si waktu pertama masuk rumah" Tanyanya halus

"Gue lagi melongo saat itu. liat rumahnya gede banget bego!" Jawab nya yang kembali kasar

Tiba-tiba Rio menatap serius mengarah ke arah Fina "Lu tuh bisa lembut sedikit kan jadi cewek, sifat lu tuh buat cowok takut! lu sadar nanti gimana dapet cowok!" Ucap Rio dalam Celotehannya

Justru perkataan itu membuat Refina geli dan Tertawa terbahak-bahak "Karena terus disakitin cowok gue jadi seperti ini tolol!" Ucap kasarnya Fina sampe membuat Rio geleng kepala

Rio yang sudah muak mendengar ocehan receh dari Refina dia langsung menuju ke motornya untuk pulang.

Tapi di jalan Rio sengaja mengulur waktu untuk berkeliling menggunakan sepeda motor barunya "Rio kita mau kemana sebenarnya dari tadi jalan-jalan ga jelas" Kata Refina yang mulai jenuh dengan teriknya panas matahari "Bisa hitam ni kulit gue, mana gue ga make sunscreen!" Lanjutnya tegas

"Berkeliling mengenal kota ini lebih dalam saat lu pergi jalan-jalan, lu ga akan tersesat" Jawab Rio

"Hem"

Refina mendadak membisu

"Napa diem?" Tanya Rio

"Gapapa" Jawab singkat Fina

"Btw makasih gue senang banget hari ini" Lanjutnya dalam buaian manisnya

Rio melirik dari pantulan kaca spion motor nya yang membuat Refina tertunduk malu

"Selamat datang kakak baru yang bawel nya seperti emak-emak komplek perumahan yang sedang menggosip" Kata Rio yang membuat Fina yang sedang diam menjadi cewek pecicilan di motor dengan mencubit pinggang Rio dengan keras

"CEPET BAWA GUE KERUMAH, KULIT GUE SUDAH MAU HITAM!" Tegasnya

Saat sampai dirumah Rio diberi acungan jempol oleh ayahnya dia berbisik sebelum mereka pergi. Pak Ahmad meminta Rio membahagiakan Refina saat bersama nya

Dan tugas itu sudah dijalankan Rio dengan baik sesuai perintah ayahnya

Dikamar Refina melompat lompat di dalam ranjang kasur nya yang empuk sambil memegang coklat pemberian Rio saat pulang dari mall.

3 | Sekolah

Di pagi hari ini Refina yang baru saja pindah memulai pelajaran kedua nya di SMA Bunga Bangsa setelah dia diajak berkeliling oleh gurunya mengenal tempat dan peraturan sekolah yang ada disini

Dia berangkat sekolah bersama saudara baru nya yang bernama Rio, Sudah dua hari dia bersama dalam satu atap

Refina merasa senang mendapatkan adik yang baik penuh perhatian lebih dari kepedulian nya. Rio Refina sekarang menjadi satu sekelas, Refina menulis apa yang di catat guru saat sudah dikelas.

Dan dia menatap Rio yang sedang menoleh ke seorang gadis yang bernama Anisa.

"Dia siapa? Kenapa lu liatin terus?" Tanya Refina kepo

"Anggota OSIS" Jawab singkat Rio dalam desisnya

Saat di jam istirahat mereka duduk di kantin sekolah yang bertaraf internasional. semua murid yang ada disana memilih makanan lewat menu yang ada meja.

Setiap harinya akan ada menu baru yang akan diolah oleh pihak kantin, disini terlihat ada seseorang gadis menatap sinis ke pria berparas tampan dan gadis manis yang sedang berada di dekatnya.

"Anisa, lu ngapain ngeliatin Rio sama murid pindahan itu?" Tanya Elma sambil mengambil kertas yang ada di meja sekaligus bolpoin

Anisa yang ketahuan sedang memperhatikan Rio. Dia reflek mengambil menu di meja kemudian meringis

"Gak tau gue mau makan apa menunya kurang selera semua" Ucap Anisa yang sambil melihat-lihat menu dalam genggaman nya

"Ooooh—" Ucap lantur Elma yang sambil menulis menu pada kertas nya.

"Samain aja sama lu ya" Sahut Anisa tiba-tiba

Elma mengangkat kepala, melihat Anisa sambil meringis "Ini gue pesen sayur lodeh ikan asin, lu pasti ga akan suka kalau yang asin-asin"

"Sekarang gue suka kok!" Anisa mengelak

"Kok lu jadi aneh?" Ucap Elma sambil melirik menyamping ke arah Rio. Diapun tersenyum datar

"Lo mau kemana El?" Tanya Anisa yang melihat Elma mendadak berdiri

Elma sambil membawa kertas pesanannya langsung jawab "Berak"

"Jorok najis" Ketus Anisa

Elma yang tengah melewati Rio dia menepuk-nepuk pundak kirinya yang membuat Rio menoleh kearahnya "Ada apa!" Ketus Rio

Elma memberi kode kedipan mata setelah membuat gestur wajah mengarah kepada Anisa

"Ck" Respon Rio hanya mendecak sebal

Dan Elma melanjutkan perjalanan ke toilet sambil menyerahkan kertas pesanan nya ke pelayan kantin.

Rio memilih tetap di meja makannya bersama Refina tanpa singgah ke tempat Anisa.

"Dia siapa?" Tanya Refina yang lagi-lagi kepo menunjuk ke arah Elma

"Itu Elma, bentar ya gue mau ngasih pesenan ini dulu, gue lagi ga nafsu makan, mau ke kelas sekalian" Ucap Rio yang tiba-tiba meninggalkan Refina sendirian di kantin

Refina duduk santai tanpa reaksi berlebih setelah Rio meninggalkan nya dan dia melihat Anisa yang di samperin oleh ketua Osis yang bernama Ferdi, kebetulan dia adalah pacarnya anisa

"Sayang kamu pesan makan apa hari ini?" Tanya Ferdi yang tiba-tiba duduk.

"Sayur" Ketus Anisa.

Ferdi lalu mengambil kertas dan menulis makanan yang sama dengan Anisa "Aku juga mau sayur" Ucap Ferdi yang tengah menundukkan kepala untuk menulis

Di sana Fina yang melihat bergumam pelan "Dih najis, dasar budak cinta"

Balik lagi ke arah Ferdi dan Anisa. "Oh iya formulir untuk program kerja kelas tiga sudah kamu sebarkan?" Tanya Ferdi yang sembari mikir menu minuman.

"Belum nanti" Jawab Anisa sambil menoleh ke arah meja Rio yang telah hilang.

Dia melirik kiri dan kanan untuk mencari keberadaan Rio yang menghilang dari tempat duduknya.

"Kau nyari siapa sayang?" Ucap Ferdi yang sambil menatap halus dengan memegang pergelangan tangan Anisa.

"Elma teman sekelas ku, tadi dia mau ngasih kertas pesanan cuma belum balik" Anisa beralibi.

Ferdi pergi untuk memberi kertas pesanan nya kepada pelayan kantin.

Tak lama Ferdi kembali ke tempat duduk yang di ikuti Elma dari belakang.

Elma kaget di meja makannya yang bukan Rio malah pacarnya Anisa. "Sejak kapan kau disini Fer?" Tanya Elma bego

"Barusan saja kok" Ucap santai Ferdi yang sambil menyenderkan pinggang nya di penyangga kursi

Rio yang kabur dari kantin dia beranjak ke gedung atas sekolah tempat persembunyian nya dia merokok. Dengan kepala tertunduk memegang korek api, dia menyulut rokok dengan santainya

Asap demi asap dia hembuskan sampai akhirnya Ferdi dan Anisa keluar kantin, mereka berpegang tangan dengan mesra

Rio menatapi nya dari arah sudut pandang yang jauh untuk dilihat, sampai akhirnya Anisa mendelik ke atas rooftop tempat dimana kemarin rio merokok

Benar saja dia berada disitu, saat ketahuan dilihat Anisa, Rio bukan nya takut malah mengacungkan rokok ke arahnya yang membuat Anisa melepaskan pegangan tangan dari Ferdi.

"Kau mau kemana?" Tanya Ferdi yang heran

Anisa mengabaikan pertanyaan Ferdi dan berlari untuk menghampiri Murid bandel itu.

BRAK!!

Anisa yang kesal langsung membuat gebrakan pada penyanggah atap gedung "Lu tuh ya lagi-lagi Ngerokok!"

Rio mematikan rokok nya dan mengabaikan ocehan halu darinya "Gue pamit, Rokok sudah gue matiin" Santainya.

"Ikut gue ke ruang Osis!" Titah Anisa.

"Gak!" Ketus Rio yang mulai kesal "Gue mau ke kelas belajar dari pada buang waktu kesana, ngapain!" Katanya

Anisa Geram langsung menggeret pergelangan tangan Rio namun di hempas oleh Rio

Rio mendorong tubuh Anisa ke tembok sampai mereka bertatapan wajah

CUH!!

Cairan air ludah keluar dari bibir Anisa mengarah ke wajah Rio

Rio yang naik pitam menggenggam kepalan tangannya dan menghajarnya ke tembok dengan sangat keras sebelah kepala Anisa.

BRUK!!!

"Berani lu hajar gue, nyawa lu melayang disini!" Ancam Anisa yang tak segan

Rio melepaskan sekapan tubuh Anisa dan lanjut berjalan santai menuju kelas nya dengan menyeka air ludah dalam wajahnya

"Najis bau jigong anjing" Celoteh Rio santai

Sambil memasukan kedua lengan dalam saku celananya tiba-tiba ada Ferdi datang, Rio hanya menatap dengan mata samping tanpa peduli keberadaan nya.

"Sayang ada apa dengannya?" Tanya Ferdi

Anisa yang kesal berlari menuju kelasnya yang tepat dimana Rio masuk dan bertabrakan

KADEBUG

"Jangan menghalangi jalan anjing!" Bentak Anisa yang masih murka

Ferdi yang mengikuti Anisa diam-diam langsung menghajar Rio tanpa segan yang membuat Guru BK Berlari ke arah keributan

"LU APAIN CEWEK GUE!" Ferdi tiba-tiba naik pitam

Ferdi mengerutkan alisnya dan melirik tajam ke arah Refina "Kalau gada kakak gue habis lu monyet!" Ancam nya.

Refina hanya diam ternganga melihat kejadian itu karena tidak tahu apa-apa

"Hentikan!!" Guru BK yang sudah hadir yang bernama Reni "Kalian yang terlibat ikut ibu ke ruangan konseling!" Lanjutnya

Setelah kejadian itu Ferdi dan Anisa dikeluarkan dari Osis karena tindakan kerasnya kepada murid sekolah.

Saat Rio ingin kembali memasuki kelas dia memiringkan senyuman halusnya "Permisi Bu saya masuk ya habis dari ruang BK" Ucapnya sambil mengetuk pintu secara sopan

Di ikuti Anisa yang berjalan cuek tanpa sepatah kata "Anisa!!!" Ibu guru yang mengajar menggeleng kepala.

"Maaf Bu" Ucap Anisa dengan wajah memelas. Mereka melanjutkan pelajaran dengan tenang sampai pulang sekolah.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!