Ameera Aurelia gadis berusia 20 tahun bekerja sebagai staf kebersihan di perusahaan ternama di kota. Ameera bukan hanya bekerja sebagai staf kebersihan biasa dia dan timnya khusus bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapihan lantai paling atas gedung Narayan Group.
Sore itu Ameera yang mendapatkan jadwal shift dua sedang mengepang rambut ikalnya agar terlihat lebih rapi dan dia sudah siap dengan pakaian kerjanya. Dengan memakai jaket Ameera berangkat kerja dengan menaiki ojol karena lebih cepat dan hemat pastinya.
Sesampainya ruang bagian kebersihan Ameera bertemu dengan Pak Adit atasannya " Ra, kamu nanti kerjakan tugas seperti biasa ya. saya tidak bisa menemani bertugas anak saya sakit".
"siap pak" balas Ameera, kemudian mengambil alat kerjanya.
Setelah merapikan beberapa ruangan kini tinggal merapikan ruang utama yaitu ruang CEO Narayan Group. Ameera mulai membersihkan meja kerja merapikan alat tulis membersihkan toilet dan sebuah kamar.
Setelah menyapu dan mengepel lantai kini saat favoritnya membersihkan jendela. Pemandangan malam dikota terlihat sangat indah dilihat dari atas gedung, gemerlap cahaya lampu gedung disekitarnya dan lampu kendaraan menambah kesan apik pemandangan malam dikota
kota ini begitu kecil dilihat dari atas. Batinnya hingga tiba - tiba Ameera melihat bayangan seseorang berdiri di belakangnya.
"Sedang apa kamu disini" tanya orang tersebut dengan mata mengintimidasi
"Saya hanya membersihkan kaca tuan muda, saya sudah selesai, permisi tuan" jawab Ameera dengan menundukkan kepala sopan.
Belum sempat melangkahkan kaki tangannya sudah dicekal oleh pria yang dipanggil tuan muda tadi.
"Tuan lepaskan saya " pinta Ameera ketika cengkraman pria itu semakin kuat. bukannya melepaskan Ameera pria itu malah mencium bibir Ameera.
"Tuan tolong lepaskan saya. saya mohon tuan" Ameera menangis berusaha melepaskan diri. melihat Ameera menangis pria itu malah semakin terpancing hasratnya.
Diangkatnya Ameera masuk ke kamar pribadinya dan melempar Ameera dengan kasar.
"Kamu miliku malam ini sayang" ucap pria itu dengan senyum menakutkan.
Ameera yang menyadari bahaya segera bangun dari tempat tidur, namu belum sempai turun dari tempat tidur ia sudah didorong oleh pria itu.
Ameera beringsut berusaha mempertahankan pakaiannya agar tidak lepas namun sia - sia pria itu melepas pakaiannya dengan kasar dan mulailah permainan panasnya.
Malam semakin larut diiringi jerit dan tangis Ameera.
Saat menjelang subuh Xavi terbangun merasakan tubuhnya sakit semua saat masih mengumpulkan separuh nyawanya yang terbang dalam mimpi dia mendengar suara isak tangis perempuan.
Saat menoleh bertapa terkejutnya Xavi mendapati Ameera meringkuk tak berdaya dibawah selimut tubuhnya penuh dengan tanda merah bibirnya membiru bekas gigitan.
"Apa yang kau lakukan disini?"
"Tuan yang yang menyeret saya kemari"
"Tidak mungkin kamu pasti membual"
"Saya tidak berbohong tuan" tangis ameera
Xavi hendak turun dari tempat tidur mendapati tubuhnya pun polos tanpa sehelai benang.
apa yang sebenarnya terjadi ?, apa yang aku lakukan pada gadis ini ?
Xavi memumut celananya mengambil dompet dan mengeluarkan beberapa lembar uang.
Xavi memberikan uang tersebut kepada Ameera.
"Ambilah uang ini, dan pergilah dari sini"
Ameera yang yang melihat perlakuan Xavi menangis sejadi - jadinya. Xavi menjadi bertambah panik.
"Hei, apa masih kurang uang yang ku berikan," hardik Xavi
"Apa tuan pikir saya menjual diri saya pada tuan, tuan yang menyeret saya kemari tuan yang mengambil keperawanan saya, tuan anda benar- benar ********". ucap Ameera dengan penuh penekanan Xavi hanya diam melihat Ameera beranjak dari ranjang memumuti bajunya dan menghilang dibalik pintu.
Ameera berlari menyusuri lorong gedung menuju lift ketika tanpa sengaja menabrak tubuh tegap Hezzel. Hezzel segera mengisi suasana namun saat hendak membantu Ameera bangun, Ameera teriak histeris.
"Jangan sentuh saya, saya mohon tuan jangan sentuh saya" Ameera berusaha berdiri dan kembali berlari dan menghilang dibalik pintu lift.
Apa yang terjadi dengan gadis itu. Hazzel kembali berjalan tegap menuju ruang CEO.
"Tuan Xavi" . Bertapa terkejutnya Hazzel mendapati Xavi dengan keadaan sangat kacau.
"Hazzel cari orang yang menyebabkan semua ini" Ucap Xavi tertunduk disofa tanpa ba-bi-bu Hazel segerah mengambil ponsel
"Cari tahu siapa yang membuat kekacauan dirapat tadi malam" tegas Hazel kepada orang disebrang sana.
Xavi Narayan putra bungsung Ranvier Narayan dengan Grace, putra mahkota Narayan Group. Sosok pria yang sempurna dengan rahang tegas alis tebal hidung mancung postur tubuh tinggi atletis dan mata coklat sayunya yang memabukkan.
Xavi Narayan mewarisi kerajaan bisnis di Negara ini, sedangkan kakaknya Vishal Narayan setelah menikah dengan Thalia kemudian menghandle perusahaan yang berada Singapura.
Sebagai pewaris utama Narayan Group Xavi setidaknya sudah menyelesaikan pendidikan masternya di Inggris. Sebelumnya Xavi juga sudah terjun langsung bersama yang ayah menangani permasalah dan mendisiplinkan perusahaan. Jadi tidak heran jika sekarang Xavi menjadi salah satu pemuda berbakat paling sukses di negara ini.
Semua pekerjaan Xavi tidak pernah lepas dari dukungan dan kerja keras Hazzel. Sebagai sekertaris pribadi Hazzel memastikan semua yang berada disekitar Xavi berjalan dengan semestinya. Xavi dan Hazzel mereka sudah seperti saudara sejak kecil apalagi saat ayah Hazzel yang pada saat itu bekerja sebagai kepala pelayan dikediaman keluarga Narayan meninggal dunia.
Pada waktu itu Hazzel tengah sekolah dibangku menengah atas. Hazzel dirawat dan dibesarkan dilingkungan keluarga Narayan. Ia dididik untuk menjadi orang yang tangguh baik fisik maupun keilmuan apalagi tujuannya jika bukan untuk mengabdikan diri pada Narayan Group terlebih pada tuan mudanya itu.
"Tuan Muda ini minuman anda" Hazzel membuyarkan lamunan Xavi.
"Apa ada yang ini menghancurkan ku, apa yang sebenarnya mereka incar" Xavi bicara pada dirinya sendiri.
"Jangan sampai ada yang tau kejadian ini Hazz apalagi Nadine"
"Saya akan segera membereskanya Tuan, permisi" Hazzel membukuk dan berlalu meninggalkan Xavi yang masih termenung.
Hazzel memasuki ruangan pribadinya, ia segera menghubungi seseorang.
"keruangan ku sekarang juga"
Hazzel duduk membelakangi meja kerjanya dengan menekan pelipisnya
Bagaimana bisa aku seceroboh ini membiarkannya pulang dengan sijal*** itu sendirian
Tok tok... "Tuan boleh saya masuk?"
"Masuklah" Hazzel memutar kursinya
"Duduklah dan katakan apa yang terjadi"
"Terimakasih Tuan, malam itu setelah keluar dari gedung dan berpisah dengan Anda, Tuan Xavi bersama nona Diaz, saat diperjalanan Tuan Xavi meminum air meneral yang diberikan nona Diaz.
Saat sampai dikediaman nona Diaz tuan Xavi mulai terlihat aneh.
Nona Diaz membujuk tuan Xavi untuk menginap dirumahnya namun ditolak mentah - mentah, kemudian tuan Xavi meminta diantar ke kantor bukan kerumahnya.
Saya hanya mengikuti sampai beliau masuk kedalam lift karena tuan Xavi mendorong saya keluar saat saya menyusul menggunakan lift karyawan pintu ruang tuan Xavi sudah terkunci." Pengawal Xavi menjelaskan panjang lebar membuat Hazzel meradang.
Dias beraninya kau. Hazzel meremas tangannya sendiri.
"Kau boleh pulang" ucap Hazzel kepada pangawal tadi.
" Terimakasih tuan." pengawal itu membungkuk dan pergi dari ruangan tersebut.
Aku akan membuat perhitungan denganmu nona Diaz. Hazzel menatap mentari yang mulai terbit.
Sementara itu di sebuah kamar kos Ameera meringkuk di atas tempat tidur dengan terus menangis.
*Ya Tuhan apa yang telah aku lakukan. bagaimana mungkin ini terjadi padaku, ayah ibu bawa aku bersama kalian aku tak mau sendirian.
Aku harus bagaimana? apa aku pergi dari sini tapi kemana? bagaimana jika aku hamil?
aaaaaaa ...... tidak, tidak mungkin inikan baru pertama kali, tapi dia melakukannya berkali-kali...... ini tidak boleh terjadi*.
Lelah menangis Ameera pun terlelap.
_ _ _ _ _
Gedung Narayan Group aktivitas baru akan dimulai tapi Hazzel sudah menguras tenaganya sejak subuh tadi, kini ia sibuk menghubungi orang - orang kepercayaannya.
"Anna jangan biarkan satu orangpun masuk ruang Presdir, tuan muda sedang istirahat."
"Baik pak" Anna dari sebrang telepon, Anna adalah sekertaris Xavi juga. kemudian Hazzel menghubungi Adit kepala kebersihan.
"Pak Adit tolong keruangan saya dan bawa data para petugas kebersihan ruang Presdir!"
"Baik pak" Adit segera mengambil map data dan pergi menemui Hazzel.
Tok - Tok - Tok
"Permisi pak" setelah mendengar sahutan dari dalam Adit pun masuk ke dalam ruangan.
"Ini berkas yang bapak minta" Ucap Adit menyerahkan map pada Hazzel.
"Terimakasih, silahkan duduk. saya hanya mau bertanya siapa yang membersihkan area ini semalam?" Hazzel memulai pembicaraan
"Yang jaga semalam saya sendiri bersama Ameera, tapi tadi malam saya pulang awal karena anak saya sakit pak." jelas Adit
Jadi Ameera sendirian tadi malam .Hazzel.
"Jika ada kabar tentang Ameera apapun itu segera hubungi saya"
"Baik pak"
"Kau boleh pergi " Hazzel mengakhiri pembicaraan.
"Permisi pak" Adit membungkuk dan meninggalkan ruangan.
Aku yakin semalam melihat Meera. Hazzel menatap map dan mulai membukanya. Setelah selesai dengan map-nya Hazzel bergegas pergi keruangan Xavi. Hazzel bertemu dengan Anna.
"Anna apa ada yang datang menemui Presdir"
"Tidak ada pak" ucap Anna
"Kalau begitu siapkan sarapan untukku dan Presdir" Hazzel memberi perintah
"Baik pak." Anna bergegas menyiapkan sarapan petinggi Narayan Group.
"Ini sarapannya pak" Anna menyerahkan nampa berisi roti telur salad dan jus.
"Terimakasih Anna"
Hazzel memasuki ruang presdir dengan membawa sarapan.
"Tuan sarapan anda."Ucap Hazzel
Xavi menoleh "Apa kau sudah tau?"
Seakan sudah tau yang dimaksudkan Xavi Hazzel mengangguk.
"Kira - kira apa yang akan dilakukan gadis itu Hazz?" Xavi bertanya lagi, tapi Hazzel hanya mengangkat bahu santai.
"Beri saja dia uang beres kan, ayo sarapan" Hazzel mulai menyendok sarapannya.
"Dasar...!!! kenapa kau bisa sesantai ini" Ucap Xavi sambil memukul bahu Hazzel, ya mereka memang tumbuh bersama ada kalanya mereka tegas satu sama lain ada kalanya juga mereka bercanda santai untuk mencairkan suasana.
"Dua bulan lagi kau akan menikah tuan Xavi Narayan, jangan sampai stres nanti keriput lhooo" Canda Hazzel
_ _ _ _ _
Ameera terbangun saat hari sudah sore ia merasakan badannya ngilu matanya sembab, saat masih mengumpulkan nyawanya teman satu kosnya datang.
Tok tok tok
"Ameera....!!!" panggil panggil Dina yang tinggal disebelah kamar Ameera.
Mendengar sahutan dari dalam ia pun membuka pintu kamar Ameera. saat melihat Ameera ia pun terkejut.
"Ra, kamu kenapa ?Kok lebam gini mukanya?Kamu pucat banget Ra?" Ucap Dina khawatir
"Aku nggak apa - apa kok Din cuman kecelakaan kerja?" Sanggah Ameera
"Ra kamu tuh OB bukan tukang bangunan, masa kecelakaan kerja sampe babak belur gini?" Ucap Dina tak mau kalah, Ameera hanya meringis tak menjawab
"Kamu udah makan Ra?" Ucap Dina lagi - lagi Ameera hanya menggeleng.
"Ih kamu nih kebiasaan deh Ra" Dina keluar kamar dan datang lagi membawa sepiring nasi, sayur, dan kerupuk.
"Makan dulu Ra, aku berangkat kerja ya" Pamit Dina. "Makasih ya Din, Hati - hati ya"
Selepas kepergian Dina, Ameera menatap makanan dihadapannya sebenarnya ia merasa lapar juga dari tadi malam belum makan.
Setelah menghabiskan makanannya ia pun pergi mandi, saat melihat tubuhnya sendiri yang penuh luka memar Ameera kembali menangis.
Dia manusia bukan sih kenapa memakanku seperti ini
Ameera teringat saat Xavi buka hanya menciumnya tapi juga menggigit sekujur tubuhnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!