NovelToon NovelToon

Pembalasan Dendam Lin Lin

prolog

Suara derap kaki saling mengejar dan seorang pemuda terjatuh lantaran kakinya tertembak.

"hah... hah..."

"Menyerahlah dan beritahu aku siapa bos mu,"

Seorang wanita dengar garis wajah yang terkesan imut dan cantik namun ekspresi wajahnya sangat dingin dan tatapannya yang datar sembari menodongkan pistol ke arah pemuda itu.

"Heh, Irara menurutmu aku akan berkhianat pada bos ku yang sudah menyelamatkan hidupku,"

Pemuda itu bernama Fang Xing. Seorang pemuda yang berhasil merebut hati agen pembunuh bayaran wanita yang terkenal sangat dingin dan kejam saat menjalankan misi. Disaat Irara telah jatuh hati sepenuhnya pada Fang Xing, pemuda itu malah mengkhianati nya dan mengatakan hal hal yang tidak masuk akal. Rasa dikhianati itu menimbulkan trauma mendalam bagi Irara tersendiri.

"Kuberikan kau kesempatan sekali lagi, menyerahlah dan katakan siapa bos mu dan aku akan langsung mengirimmu pergi dari dunia ini," ucap Irara dengan dingin

"Kau memang agen pembunuh bayaran nomor 1 yang dikenal dingin dan kejam ya Irara,"

"Tapi sayang sekali, aku takkan pernah berkhianat pada bos,"

"Fang Xing!! Memang nya apa yang dilakukan oleh orang itu sampai kau rela mengorbankan nyawa mu dan memilih mengkhianati kekasih mu sendiri hah?!!"

Terlihat sinar mata Irara yang tajam dan menusuk seolah olah mengeluarkan laser yang bisa membunuh siapapun yang menatap nya.

"Hahahaha maaf ya Irara,"

"Kalau begitu selamat tinggal,"

Irara kini menatap sinis pada Fang Xing. Irara sedang memantapkan hati dan menenangkan sambil berpikir bahwa hal ini memang harus dia dapatkan.

dor!!!

"uhukk.. uhukk.. I..rara.. menurutmu kenapa bos mengirim ku kemari? uhukk.. sekalipun aku.. ha..rus ma..ti.. kita uhuk.. uhuk.. lebih baik kita mati bersama.. uhuk.."

Fang Xing mengambil granat yang ada di kantong nya dan meledakkan diri bersama kekasihnya, Irara.

'Sial, Fang Xing, dia meledakkan dirinya hanya untuk membunuhku, terlebih dia melakukan ini demi bos nya. Sebenarnya siapa bos itu? Tunggu, ini aku sudah ingin mati ngapain mikirin itu ya? Duh kan jiwa kepo ku bangun. Apa ini akhir bagiku? Apa tugas ku sebagai agen pembunuh bayaran yang paling kejam dan dingin telah berakhir? Apa kata orang lain jika mereka tau Irara meninggal karena ledakan yang diakibatkan oleh kecerobohan ku sendiri? Hah.. padahal aku belum sempat mengucapkan selamat tinggal pada kakak ku ya. Kakak maafkan adik mu yang tidak berbakti ini. Jika ada kehidupan kedua aku pasti tidak akan jatuh dengan perangkap yang sama seperti ini' batin ku.

Irara sendiri tidak tahu kalau permintaan maaf yang keluar dari mulut Fang Xing adalah kata kata nya yang paling tulus yang pernah ia ucapkan seumur hidup nya. Dalam lubuk hatinya yang paling dalam, Fang Xing benar benar tak ingin menyakiti perasaan Irara dan malah mengkhianati. Alasannya karena dia sendiri tidak punya pilihan lain. Selain karena 'bos' nya yang menyelamatkan nyawanya, dia diancam keluarga nya akan di bunuh. Pilihan yang paling sulit dalam hidup nya.

'Irara semoga di kehidupan berikutnya kita akan bertemu lagi sebagai kekasih bukan. Bukan sebagai kekasih tetapi sebagai pasangan yang melengkapi satu sama lain hingga akhir hayat. Aku benar benar tulus meminta maaf pada mu Irara' batin Fang Xing.

"**hahahaha, Fang Xing ayo kejar aku ahahahah kamu lamban"

"Irara, tunggu"

"Irara, ayo nonton ini"

"Fang Xing, ini manis"

"Irara..."

"Fang Xing..."

"Irara, aku men......imu"

"Apa"

"Aku men.....imu Irara"

"Apa? Apa yang kau katakan?"

"Ira..."

Lingkaran hitam yang muncul seolah olah memiliki daya tarik magnet yang menarik tubuhku ke dalam.

_-----------------------------------------------------------------------_

Halo semuaaaaaa,

Jadi ini karya pertama aku judulnya "Pembalasan Dendam Su Lin Lin"

Jadi karya aku ini cuman sekadar mengisi waktu luang dengan imajinasi yang gak jelas.

Jadi untuk update novel ini sendiri aku juga gak bisa nulis terus karena aku sibuk sekolah dan tugas tugas lain.

Aku juga bukan tipe orang yang suka nulis sastra.

Jadi aku tekankan disini jadwal update nya disaat aku lagi luang.

Kalau ada kata kata yang kurang tepat di novel ini, aku minta maaf karena aku masih amatiran.

Lalu buat kalian, boleh kok komen atau kritik tulisan aku biar aku bisa perbaiki yang salah juga.

Sekian terima kasih😊😊

part 1.

'Ukh sialan, kepala ku sakit sekali. Apa yang terjadi? Bukankah aku sudah mati? Apa ini? Apakah saat sudah mati masih merasa sakit? Sial. Eh tunggu masa cuma kepala sih yang sakit. Perasaan tadi aku kena ledakan deh kok badan ku gak sakit tuh' batin ku.

"hai... ehmm namamu...."

Tampak seorang gadis cantik di seberang Irara. Wajah mereka terdapat banyak kesamaan bahkan boleh dikatakan mereka layaknya saudara kembar.

Kening Irara mengernyit, ia bingung siapa wanita di depannya.

"Irara" ucap Irara dengan datar. Padahal sejak tadi dia sedang kebingungan melihat sosok yang mirip dengan dirinya sendiri.

"Ah ya Irara, halo Irara. Nama di dunia kalian benar benar berbeda ya" ucap gadis manis di seberang Irara. Wajah gadis itu kini menampilkan senyuman manis yang dapat membuat kaum pria meleleh.

Sesaat kening Irara mengernyit lagi lalu kembali menjawab,

"Apa maksud perkataanmu itu?" tanya Irara.

Irara sendiri bukanlah gadis yang benar benar dingin. Irara selalu bertindak sesuai keadaan. Misalnya dia menjadi dingin ketika menjalankan misinya atau ada yang membuatnya tidak senang. Tetapi selain dari keadaan itu dia tidak terlalu dingin.

"Kau sudah mati dan aku juga. Aku sudah harus pergi dari sini waktuku tak banyak tapi kau masih bisa hidup." ucap gadis itu sambil tersenyum manis.

"Maksudmu aku masih bisa hidup kembali????"

Tak dapat dipungkiri Irara sangat senang mendengar nya. Bagaimana tidak? Siapa orang yang tidak senang jika diberikan kesempatan hidup lagi. Tetapi rasa senang itu tiba tiba sirna. Raut wajah Irara yang tadinya bahagia berubah menjadi penuh selidik.

"Katakan, apa syaratnya?"

"Wah Ira..ra, kau benar benar gadis pintar tak salah aku memilih mu" gadis itu benar benar tak bisa berhenti tersenyum.

"Kau akan hidup di tubuhku tetapi kau harus membalaskan dendam ku setelah dendam ku hilang aku sendiri juga akan tenang"

Irara berfikir sejenak. Kalau aku bisa hidup kembali memang bagus. Tapi untuk balas dendam... Hah sudahlah balas dendam sendiri tidak sulit yah sudahlah setujui saja fikirnya.

"Baik aku se..."

ucapan Irara tiba tiba terpotong karena teriakan gadis itu.

"Ah iya! aku lupa mengatakan kalau kau bukan hidup di dunia mu lagi setelah ini. Tubuhku berada pada zaman kekaisaran. Fikirkan lagi aku tak mau dibilang penipu" ucap gadis itu sambil mengerucutkan bibirnya.

Irara terdiam. Apakah ini nyata? Time travel. Oh ayolah kisah kisah Time travel ini sering ia lihat di novel novel fantasi. Dan sekarang dia malah mengalaminya. Irara menampar wajahnya sendiri. Membuat gadis di seberang nya sedikit menjerit. Tidak sakit heh? Mimpi? Hah? Irara benar benar bingung sekarang.

"Ehm, Irara"

Suara gadis itu membuat perhatian Irara kembali padanya.

"Sekalipun kau menampar dirimu seribu kali kau juga tidak akan merasakan sakit" ucap gadis manis itu.

"mak..sudmu?"

Jujur sekarang jika bisa dia ingin berteriak bingung akan keadaan ini.

Melihat ekspresi Irara yang terlihat linglung, gadis di seberang tertawa keras. Ekspresi Irara benar benar sangat lucu sekarang.

"hahahaha baiklah baiklah aku tidak tertawa lagi" gadis itu segera berhenti tertawa melihat tatapan tajam dari Irara.

"hah.. ini bukan mimpi. Ini kenyataan. Sekarang kita dalam bentuk jiwa tanpa tubuh yang pasti karena kita sedang berada di tubuh yang sama. karena itulah kau tidak bisa merasakan sakit karena luka fisik tidak akan melukai sebuah jiwa. Sebuah jiwa dapat terluka karena serangan jiwa. Yah kau nanti akan paham sendiri kok" jelas gadis itu.

Irara hanya diam tanpa membalas. Tampaknya dia sedang mencerna semua penjelasan gadis itu..

"Jadi kau setuju?" tanya gadis itu

"Hahhh baiklah aku setuju" pasrah Irara.

"Terima kasih sungguh. Aku pikir kau akan menolak karena dunia ini yang berbeda dari dunia mu dan juga untuk apa repot repot membantu ku membalaskan dendam. Nyatanya kau menerima syaratku. Sungguh aku benar benar bersyukur. Terima kasih banyak Irara" ucap gadis itu sambil menangis.

Tak dapat disangkal bahwa penderitaan yang dialami gadis itu sangat sulit dan pada akhirnya ia memilih menyerah pada hidupnya. Tapi gadis itu tidak boleh menyerah tanpa mendapat keadilan. Dan pada akhirnya ia meminta pertolongan pada Irara. Katakanlah kalau ia egois. Ia tak peduli. Ia hanya butuh keadilan untuk hidupnya.

"tidak perlu berterima kasih. Simpan saja dulu kata kata terima kasih itu. Aku belum memulai pembalasan dendam mu" ucap Irara

"tidak masalah, aku berterima kasih padamu karena kau menerima keinginan egois ku" ucap gadis itu sambil tersenyum manis.

"Setelah sekian panjang kita berbicara aku belum mengetahui siapa namamu?"

Ya, Irara sendiri belum mengetahui nama gadis itu. Irara baru bertanya sekarang karena dia sendiri baru selesai mencerna semua ini.

"Hahahaha kamu orang yang unik Irara. Namaku Su Lin Lin"

"Aku mengerti Su Lin Lin"

"Ya kurasa waktuku sudah habis. Sampai jumpa Irara."

Irara tidak menjawab. Ia hanya tersenyum alakadarnya pada Su Lin Lin

"Oh ya, aku lupa memberi tahu mu satu hal. Sesaat setelah kau sadar di tubuh ku nanti, kau akan mendapatkan ingatan ku secara otomatis. Jadi persiapkan dirimu" ucap Lin Lin seraya tersenyum sebelum pada akhirnya ia menghilang secara perlahan

🍃🍃🍃

"Bagaimana keadaannya tabib?" ucap seorang pria dengan garis wajah yang keras dan tegas bertanya pada seorang pria tua namun masih sehat tersebut.

"Tuan, nona pertama Su..."

Belum selesai perkataan yang meluncur dari mulut si tabib, tiba tiba dipotong oleh erangan Su Lin Lin atau lebih tepatnya adalah Irara.

"Enghh kepala ku sakit sekali,"

Si tabib langsung terkejut. Bagaimana bisa?!! Jelas jelas tadi saat ia periksa detak nadi milik nona pertama Su sudah tidak ada lalu bagaimana bisa nona pertama Su ini sadar?!!

"i--ini,"

Si tabib ingin mengatakan yang sebenarnya tetapi tiba tiba dia mengingat kejadian yang pernah dialami keluarga nya uang juga merupakan tabib. Pasien nya yang dinyatakan meninggal sesaat yang lalu tiba tiba sadar dan menyebabkan kehebohan. Tentu saja itu wajar dalam.ilmu pengobatan. Pada akhirnya masalah itu hanya berakhir sampai disana dan tidak di lanjutkan.

"Akkh!"

Kepala Irara benar benar mengalami sakit yang sangat melebihi perkiraan nya. Ia pikir sakit nya hanya sedikit lantaran ingatan yang akan ia lihat. Rasa sakit itu seperti menusuk kepalanya menggunakan jarum beribu ribu kali dan kepalanya terhantam batu besar.

Pada akhirnya sakit pada kepala nya berkurang. Namun rasa sedih, dendam, marah, kesal, dan kecewa semuanya bercampur menjadi satu.

Melihat ingatan itu jelas membuatnya kesal bagaimana tidak?! Su Lin Lin selalu dibully dan difitnah padahal dia tidak pernah melakukan kesalahan. Dalam hati Irara mengutuk bagaimana bisa gadis ini diam saja saat dikucilkan. Ia bertekad untuk memberikan pembalasan yang puluhan bahkan ratusan kali lebih kejam pada mereka.

"Tuan jendral, nona pertama Su mengalami lupa ingatan karena benda keras yang mengenai kepalanya. Jadi nona pertama Su tidak bisa mengingat beberapa ingatan dan menyebabkan sakit di kepalanya. Saya akan memberikan obat pada nona untuk meredakan sakit di kepalanya" ucap tabib.

"baiklah aku mengerti. Terima kasih tabib. Dan Su Lin Lin kau beristirahat lah" ucap jendral Su.

Jendral Su dan tabib pun segera meninggalkan kediaman Su Lin Lin.

_-----------------------------------------------------------------------_

part 2.

Su Lin Lin, putri pertama dari Jendral Su dan Liu Mei. Walaupun lahir di keluarga dengan jabatan dan peran yang cukup penting bagi kerajaan utara, Su Lin Lin di perlakukan tidak adil karena dia hanyalah sampah yang tidak bisa berlatih. Ditambah sejak melahirkan Su Lin Lin, Liu Mei menjadi sakit sakitan dan tidak bisa berkultivasi lagi.

Liu Mei sendiri merupakan putri dari perdana menteri Liu yang merupakan salah satu orang kepercayaan dari kaisar kerajaan Utara, kaisar Ling. Liu Mei adalah wanita jenius dengan bakat kultivasi yang tinggi sayangnya setelah melahirkan dia malah dicemooh banyak orang. Dulu banyak sekali orang yang berteman dengan Liu Mei tapi sekarang mereka semua menjauhi Liu Mei bahkan banyak dari mereka yang ikut mencemooh.

Krekk

Suara decitan pintu terdengar cukup keras membuat lamunan Lin Lin menjadi terpecah dan fokus nya tertuju pada siapa yang membuka pintu kamar nya.

"Nona.."

Suara seorang gadis yang kiranya berumur sama dengan Lin Lin terdengar. Gadis itu adalah dayang pribadi dari Nona pertama keluarga Jendral Su, Weiwei namanya. Weiwei merupakan satu satunya dayang yang setia pada Lin Lin sejak dahulu. Disaat Lin Lin dicemooh oleh semua orang hanya Weiwei yang setia dan tetap membela Lin Lin. Sejak itulah Weiwei menjadi sangat sering di perlakukan buruk oleh dayang lainnya.

"Apa nona baik baik saja? Saya mendengar kalau nona mengalami lupa ingatan. Apa kepala nona sakit? Perlu saya minta buatkan obat?" tanya Weiwei khawatir pada nona nya.

Irara yang mendengar itu pun terharu. Dulu di zaman nya dia tidak pernah memiliki teman yang tulus padanya. Mereka mendekati Irara hanya untuk menjilat dan mendapatkan bantuan. Satu satunya orang yang dia anggap tulus malah mengkhianati nya. Ya, seperti yang kalian duga, orang itu tak lain dan tak bukan adalah Fang Xing.

"Tenanglah aku baik baik saja. Kau bisa memastikan nya sendiri," ucap Lin Lin.

"Syukurlah nona. Saya sangat bersyukur bila nona baik baik saja," ucap Weiwei.

"Oh ya, Weiwei,"

"Ya nona? Ada yang bisa saya bantu?"

"Tolong jelaskan tentang dunia ini. Emm... kau tau yaaaa... aku baru saja mengalami lupa ingatan jadi..." Lin Lin sedikit bingung untuk bertanya karena dia khawatir pertanyaan itu malah terdengar aneh.

"Ah tentu nona. Saya akan menceritakannya," ucap Weiwei.

....

"Seperti itulah cerita nya nona," ucap Weiwei.

"Hmm," Lin Lin hanya membalas penjelasan Weiwei dengan gumaman kecil.

"Nona apakah nona ingin mandi?" tanya Weiwei.

"Hmm? oh ya aku harus mandi," ucap Lin Lin.

"Baiklah nona saya akan menyiapkan air mandi untuk nona," setelah mengatakan itu Weiwei segera pergi untuk menyiapkan air mandi untuk nona nya.

Sedangkan untuk Lin Lin dia masih memikirkan tentang penjelasan yang diceritakan Weiwei tentang dunia ini.

Jadi di dunia ini dibagi menjadi dua benua. Benua Kanan dan Benua Kiri. Kerajaan Utara sendiri terletak di benua kiri. Konon katanya Benua Kanan memiliki kekuatan yang lebih besar daripada Benua Kiri. Di Benua Kanan terdapat banyak sekali kultivator dengan 2 sampai tiga elemen. Sedangkan di Benua Kiri kultivator dengan 2 atau 3 elemen sendiri merupakan suatu hal yang langka. Benua Kiri juga terpecah menjadi beberapa kerajaan, yaitu Kerajaan Utara, Kerajaan Selatan, Kerajaan Barat, Kerajaan Timur, dan terakhir Kerajaan Tengah.

Di Benua Kiri semua kerajaan harus hormat pada Kerajaan Tengah karena Kerajaan tengah selalu membantu mendidik kultivator kultivator pemula untuk menjadi seorang kultivator hebat. Maka dari itu setiap kerajaan selalu mengadakan perlombaan tiga tahun sekali untuk dilatih di kerajaan tengah.

Sedangkan Benua Kanan tidak semua orang bisa datang ke sana. Perjalanan ke Benua Kanan sendiri sangat jauh dan berbahaya sehingga hanya sedikit dari mereka yang ingin mengambil resiko.

Untuk tingkatan kultivasi di bagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu

1.pemula

2.pendekar

3.mortal

4.bumi

5.langit

6.abadi

7.dewa

setiap tingkatan dibagi menjadi 9 level dan setelah level 9 maka ia berada di puncak tingkatan dan akan naik ke tingkatan di atasnya.

Di Benua Kiri, kultivator yang paling tinggi hanya berada di tingkat mortal level puncak dan untuk naik ke tingkat bumi butuh waktu yang lama dan usaha yang tidak kecil. Orang itu adalah kaisar kerajaan tengah.

Di kerajaan Utara sendiri, kultivator paling tinggi berada di tingkat mortal level 5. Tingkatan itu sama dengan kaisar kerajaan lain tentunya kecuali kaisar kerajaan tengah.

Ibu dari Su Lin Lin dulunya memiliki tingkat kultivasi pendekar tingkat 8 dan merupakan murid yang paling jenius.

Sedangkan Su Lin Lin tidak pernah berkultivasi. Tunggu! Tidak mungkin Lin Lin tidak ingin berkultivasi. Pasti ada yang salah disini.

Lamunan Irara terbuyar ketika suara Weiwei terdengar oleh telinga nya.

"Nona air mandi nya telah siap," ucap Weiwei.

"Ah, baiklah, ayo," ajak Irara.

"Nona saya akan membantu memandikan nona," ucap Weiwei.

Dalam benak Irara, ia senang setidaknya masih ada yang memperhatikan Lin Lin.

"Tidak perlu Weiwei, kau keluarlah. Jika aku sudah selesai aku akan memanggilmu,"

"Baik nona," ucap Weiwei seraya keluar dari ruang mandi.

Irara merupakan jiwa dari masa depan dan tidak suka ada orang lain di saat sedang mandi. Sungguh sangat sulit untuk menyesuaikan diri di zaman ini.

Acara mandi Irara dilengkapi dengan suara nyanyian yang terdengar dari dalam kamar mandi. Weiwei yang mendengar nona nya sedang bernyanyi sedikit bingung namun senang. Ia senang karena setidaknya sikap nona nya sudah berubah. Sedangkan ia bingung karena lagu yang nona nya nyanyian benar benar sangat asing di telinga nya. Yah setidaknya suara Irara sangat merdu.

Di kehidupan dulunya, ia memiliki hobi menyanyi dan bercita cita sebagai penyanyi sejak kecil. Sayangnya cita cita nya kandas karena orang tua nya meninggal sejak kecil. Karena itu sifat berubah dan begitu pula dengan cita cita nya. Ia hidup dalam dendam sampai pada akhirnya hati nya yang beku diluluhkan oleh Fang Xing.

Irara sendiri bukan merupakan orang yang suka berlama lama di kamar mandi. Setelah lima belas menit, ia keluar dari kamar mandi. Yang ia kesalkan adalah kenapa di zaman dulu ini tidak ada sabun dan sampo. Ia hanya menghela nafas pasrah.

"Nona sudah keluar. Mari saya bantu sisirkan rambut nona," Ucap Weiwei setelah menyadari nona nya sudah selesai mandi.

"Hmm," Irara hanya membalas kata kata Weiwei dengan deheman malas dan segera berjalan ke arah meja rias kuno di dekat ranjang nya. Meja rias ini benar benar kuno fikirnya.

"Silahkan duduk nona," Weiwei mempersilahkan.

Saat Weiwei menyisir rambut nya, Irara mengambil cermin karena ia ingat sejak berada di zaman kuno ini Irara belum sempat melihat wajahnya. Irara dalam hati antusias untuk melihat wajahnya berfikir bahwa wajah itu cantik. Sesaat setelah melihat wajahnya sendiri ia tertegun, lalu...

"Aaaaaaaaaaaaaaaa!!"

Weiwei terkejut mendengar suara jeritan nona nya.

"No-nona a-ada apa?" tanya Weiwei.

"Weiwei, katakan wajah siapa yang ada di cermin ini?!" ucap Irara sambil meninggikan suara nya.

"No-nona ini wajah a-anda,"

APA?!

_-----------------------------------------------------------------------_

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!