Siang ini Kimmy keluar dari bagian Administrasi kampus dengan wajah yang sangat sedih, Kimmy berjalan menuju kantin kampus untuk bertemu dengan beberapa sahabatnya.
"Kim kemarilah"
Terdengar Fanny berteriak dengan sangat kencang di kantin tersebut sehingga membuat para mahasiswi yang lainnya kaget.
"Hoi Fan berisik tidak bisakah kau memelankan suaramu itu? "
Clara sang ratu kampus marah kepada Fanny yang berteriak memanggil - manggil Kimmy.
" Aisssh nona tolong untuk lebih santai"
Clara yang hendak membalas perkataan Fanny segera di tarik lengan bajunya oleh teman-temannya.
"Queen Clara mari kita pergi, tempat kita tidak akan sepadan dengan mereka"
Lalu mereka pergi meninggalkan Fanny dan berpapasan dengan Kimmy, sesekali Clara mencibir kepada Kimmy, dan Kimmy hanya memandang kepergian mereka, serta menghampiri Fanny yang sedari tadi memanggil-manggil namanya.
"Kimmy ada apa denganmu? apakah mereka memanggil karena uang semester belum dibayar? "
Fanny adalah sahabat dekat Kimmy dia tau betul keadaan Kimmy saat ini, sejak papa Kimmy meninggal, Kimmy hanya hidup dengan ibu dan satu orang adik laki - lakinya yang cacat.
Ayah Kimmy meninggal karena kasus tabrak lari yang sampai saat ini si pelaku belum diketahui identitas nya, dan ayah Kimmy meninggal saat Kimmy sedang kuliah kedokteran di semester akhir.
Setelah ayahnya meninggal Kimmy mengalami kesulitan keuangan, semua barang berharga sudah dijual ibu untuk kuliahnya, sebenarnya Kimmy ingin berhenti kuliah dan bekerja, melupakan semua mimpi - mimpinya untuk menjadi seorang dokter, namun sang ibu tetap tidak memperbolehkan Kimmy keluar dari kuliahnya, dengan mati - matian sang ibu berusaha untuk mencukupi semua kebutuhan Kimmy dan adiknya Natan.
"Iya Fan, pihak kampus meminta aku untuk segera membayarkan sisa tunggakan semester dan uang wisuda,
jika aku tidak membayar semuanya maka aku tidak bisa mengikuti wisuda dan lanjut pada Koas"
Fanny hanya bisa memandangi sahabatnya, namun dirinya tidak bisa berbuat banyak karena keluarga Fanny adalah keluarga pas - pasan.
"Kim maafkan aku yang tidak bisa untuk membantu mu disaat kamu kesulitan, namun tadi pagi aku melihat ada sebuah mobil mewah memasuki halaman kampus dan orang - orang di dalam mobil tersebut keluar membagikan ini"
Fanny mengeluarkan kertas dan memberikannya kepada Kimmy.
AJANG PENCARIAN MENANTU KELUARGA ADRIAN CHANDRADINATA.
Itulah judul kertas yang diberikan oleh Fanny.
"Fan siapa keluarga Candradinata kenapa mereka seperti menyelenggarakan sayembara modern? "
Kimmy memandang Fanny dengan serius karena dia tidak tau siapa keluarga Candradinata, setiap harinya Kimmy hanya belajar dan belajar sehingga dia jarang memperhatikan informasi apapun selain informasi dari dunia kedokteran.
" Kim keluarga Candradinata adalah keluarga terpandang, keturunan Bangsawan dan pengusaha sukses di semua negara, keluarga tersebut memiliki seorang putra bernama tuan muda Edward,
gosip yang kudengar tuan muda Edward sangatlah tampan, namun sayangnya dia adalah pria berhati dingin, terutama terhadap para wanita,mungkin itu sebabnya sang ayah tuan Adrian Candradinata mengadakan sayembara modern ini,
dan kampus ini adalah miliki dari keluarga Chandradinata"
Mata Kimmy terbelalak kaget, Kimmy baru mengetahui cerita tersebut, ternyata kampus di mana dia kuliah saat ini adalah milik orang terkenal.
"Hei Kim apa kau tidak tertarik untuk mengikuti sayembara modern ini? karena kulihat hampir semua gadis - gadis dikampus ini mengikutinya, termasuk Clara dan teman - temannya tadi, ayolah coba ikut kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi esok hari Kim"
Fanny mencoba menyakinkan Kimmy.
"Lalu Fan apakah kau mengikuti nya juga?"
Kimmy berbalik bertanya kepada Fanny.
"No! Kim aku tidak mengikuti nya aku sudah memiliki Joseph kekasih yang aku amat cintai, kalau kamu kan masih sendiri jadi kenapa kamu tak mencobanya?, cinta akan tumbuh berjalan seiring dengan waktu dan terkadang keadaan memaksa kita untuk melakukan hal - hal yang tidak ingin kita lakukan, menurutku menjadi istri dari tuan Edward bukanlah hal yang buruk Kim"
Setelah Kimmy pulang dari kampus, setiap perkataan Fanny masih terus diingat - diingat oleh Kimmy, sejenak dia berhenti dan duduk pada gang sempit jalan menuju ke rumahnya, Kimmy terus memandang kertas yang diberikan Fanny tadi.
Apa yang harus aku lakukan? sebenarnya aku tidak ingin kuliah ku terhenti, namun aku tidak mungkin menceritakan kepada ibu jika uang semester dan uang wisuda belum dibayarkan, aku tidak mau ibu terbebani.
Kimmy meremas - remas kertas yang ada di dalam tangannya,pikirannya bingung tentang keputusan yang akan diambilnya.
"Fan mungkin apa yang kamu katakan ada benarnya terkadang kita harus melakukan apa yang sebenarnya tidak kita sukai dan semuanya itu karena sebuah keadaan"
Kimmy langsung mengambil ponselnya, dia mengirimkan pesan kepada contacts person yang tertera didalam kertas tersebut mengenai ke ikut sertaanya dalam ajang pencarian menantu keluarga Adrian Chandradinata, selesai mendaftar Kimmy melangkahkan kakinya untuk pulang ke rumah.
Aku tidak tau keputusan yang kuambil ini benar atau salah, namun yang pasti aku hanya ingin mewujudkan mimpi ku menjadi seorang dokter, jika ajang pencarian menantu ini bisa membantu ku mewujudkan itu maka aku akan menjalani nya, aku percaya cinta bisa tumbuh sejalan dengan waktu, kita pasti bisa untuk belajar mencintai seseorang.
Dengan tersenyum Kimmy terus melangkahkan kakinya ke rumah, dia sudah merindukan ibu dan adiknya natan, Kimmy seorang gadis yang lemah lembut dan sabar melangkah dengan pasti dan percaya diri bahwa semua masalah yang dihadapi akan segera bisa terselesaikan dengan baik,namun di lain tempat.
Chandradinata Corp.
"brakk "terdengar pintu ruangan kantor Edward dibuka dengan sangat keras.
"Edward apa - apaan ini? semua media sosial tiba - tiba membahas keluarga kita, apa yang kau lakukan lagi Edward?"
Terdengar suara tuan Adrian yang menggema ke seluruh ruangan, tuan Adrian ayah dari Edward putra pertama sekaligus putra kesayangan nyonya Tiara istri dari tuan Adrian.
"Papa kenapa papa harus berteriak seperti itu? tidak bisakah papa berbicara dengan lembut pada Edward?"
Edward yang tadinya duduk kini sudah ikut berdiri dan mulai kesal dengan sikap ayahnya.
"Lihat kelakuanmu, seenaknya membuat sayembara modern seperti itu, sekarang coba lihat di lobby kantor banyak para wartawan ingin bertemu dengan papa untuk menanyakan sayembara modern itu"
Adrian menggeleng - gelengkan kepalanya dengan segala macam tingkah anak pertamanya ini.
"Oh bukannya papa yang menginginkan aku untuk menikah? karena diusia ku yang sudah 28 tahun, aku belum pernah sekalipun memperkenalkan calon istri ke papa, papa yang memaksa aku untuk segera menikah, sedangkan aku tidak pernah menginginkan untuk menikah"
Suara Edward mulai meninggi dirinya mulai terpancing oleh emosi, meskipun Edward terkenal dingin dan arogan, namun dia tidak pernah melukai ayah kandungnya, meskipun Edward tidak suka dengan sikap - sikap ayahnya, namun tetap Edward menghormati ayahnya tuan Adrian Chandradinata.
"Sudahlah pa, dengan ajang pencarian menantu ini siapa tau papa juga bisa menemukan calon menantu idaman papa, yang harus sesuai dengan hati papa"
Tuan Adrian menatap tajam ke arah Edward.
"Brakkk"terdengar pintu kantor Edward dibuka lagi oleh seseorang.
"Sudahlah pa, ajang pencarian menantu ini adalah acara yang bagus, selain bisa menemukan menantu idaman kita, lewat acara ini perusahaan kita akan semakin di kenal oleh dunia"
" Tapi ma anakmu sudah membuat repot papa, lihatlah papa harus menghadapi ratusan wartawan dari banyak media dan menjawab mereka satu per satu"
Tuan Adrian melihat lewat jendela ruangan Edward, di lantai dasar jumlah wartawan sudah semakin banyak.
"Pa untuk hal ini serahkan kepada mama, biar mama yang urus,
Amel, Rudi segera siapkan ruangan untuk konferensi pers pada hari ini, dan arahkan semua para teman - teman media tersebut ke restoran keluarga kita yang ada di seberang jalan, jamu mereka semua dengan makanan terbaik, dan setelah itu bilang kepada mereka Nyonya Tiara istri dari tuan Adrian akan mengadakan konferensi pers untuk mereka semuanya, baik nyonya "
Terdengar nyonya Tiara memberikan perintah kepada ke dua asisten pribadinya, Nyonya Tiara adalah istri tuan Adrian, nyonya Tiara adalah seorang sosialita kelas atas yang sangat terkenal di kalangan rekan bisnis Chandradinata Corp.
Setiap hari nyonya Tiara menghabiskan waktunya untuk berbelanja dan berkeliling dunia, tuan Adrian sangat memanjakan istrinya tersebut.
"Dan satu lagi, Amel panggil make up artis yang paling terkenal untuk datang ke kantor dan arahkan dia ke ruangan ku, aku ingin tampil sempurna saat akan menemui teman - teman media tersebut, hubungi semua pihak televisi nasional untuk menanyangkan langsung acara ini, jika memang kita harus membayar kompensasi kepada acara yang sedang di tayangan, berikan kompensasi tersebut tiga kali lipat"
Tanpa perlu pemberitahuan ke dua kalinya Amel dan Rudi segera mengerjakan semua perintah nyonya Tiara, mereka mempersiapkan konferensi press tersebut dengan sempurna,mengundang make up artis terkenal untuk nyonya Tiara, menghubungi semua televisi nasional untuk memberitakan secara siaran langsung.
"Sayang lihatlah masalah ini sudah beres, mari kita kembali keruangan mu, percuma kamu marah kepada Edward anak kesayangan kita, semua yang dilakukannya saat ini demi menyenangkan hati kita, lagi pula mana ada gadis yang bisa menolak Ketampanan putra kita ini"
Nyonya Tiara mengandeng mesra tuan Adrian keluar ruangan Edward.
"Cihhh sudah tua masih bucin, Doni kemarilah berapa jumlah peserta yang sudah mendaftar untuk acara ini?"
Doni asisten pribadi tuan Edward, dia segera membuka semua catatan - catatan pribadinya dan melihat jumlah peserta yang mendaftar pada ajang pemilihan menantu yang sengaja dibuat oleh Edward.
"Tuan muda untuk jumlah pendaftar ada sekitar lebih dari 1000 gadis, dan mereka siap untuk melakukan audisi, gadis - gadis tersebut terdiri dari berbagai macam profesi dari kalangan pengusaha, artis serta kalangan biasa"
"Baiklah Doni, ternyata semua wanita sama saja tertarik mengikuti acara ini dan mereka hanya menginginkan kekayaan ku, Don segera hubungi semua para peserta dan tetapkan tanggal audisi, aku ingin semua audisi nanti harus sesuai dengan standard dari keluarga besar Chandradinata,baik tuan Edward"
Doni keluar dari ruangan Edward dan segera menghubungi semua pihak - pihak yang membantu acara ini berlangsung.
Aku benci pada semua gadis - gadis itu. Lihatlah pada siapa yang akan terpilih nanti aku akan memperlakukan gadis itu dengan buruk. Dia hanya akan menjadi boneka hidupku, aku tidak pernah akan percaya adanya cinta sejati.
Edward keluar dari ruangan tempat kerjanya menuju sebuah ruangan tempat dia biasa melepaskan semua masalah - masalahnya, ruangan yang dia bangun di dalam kantornya untuk mengenang kepergian Clarissa mantan kekasih Edward yang sudah pergi meninggalkan dirinya dan mengambil semua aset kekayaan yang mereka sudah rintis berdua.
"Duak.duakk"terdengar Edward memukul samsak yang ada dalam ruangan tersebut dan sesekali terdengar sumpah serapahnya untuk sang mantan kekasih Clarissa.
"Lihatlah Clarissa jika aku bisa menemukan dirimu nanti, akan aku buat kau menderita "
Dengan penuh kebencian Edward terus memukul samsak yang berada di dalam ruangan itu.
Di lain tempat ada seorang gadis yang sedang mempersiapkan dirinya untuk ikut audisi pemilihan menantu keluarga Chandradinata, ya gadis tersebut adalah Kimmy setelah dia menerima pemberitahuan dari ponselnya tanggal audisi, maka dengan segala kemampuan yang ada dia mempersiapkan segalanya sebaik mungkin.
"Kira - kira pada audisi pertama ini hal apa saja yang akan di nilai? "
Sesekali Kimmy memoleskan lipstik pada bibir mungilnya, di depan meja rias sederhana yang dia miliki di dalam kamarnya Kimmy terus mencoba menerka - nerka audisi pertama akan melakukan hal saja.
"Dorrr kak Kimmy jangan melamun"
Terdengar adik kesayangannya membuat Kimmy kaget.
"Natan sejak kapan kamu ada di sini? kakak tidak mendengarkan suaramu"
Kimmy segera memeluk adik yang sangat dia sayangi itu.
"kak Kim aku sudah lama berdiri disini, tapi kakak tidak sadar akan kehadiran ku, tadi kakak bilang soal audisi? kakak akan ikut audisi apakah?"
Natan bertanya kepada Kimmy, meskipun kondisi Natan yang cacat salah satu kakinya di amputasi akibat kecelakaan tabrakan lari yang merenggut ayahnya,karena pada saat kecelakaan itu terjadi Natan sedang berada di dalam mobil bersama dengan ayahnya, Natan selamat karena sang ayah melindungi nya.
Dan Natan yang masih berusia 11 tahun tersebut sangat protektif terhadap Kimmy satu - satunya kakak perempuan yang dia miliki.
Kecelakaan tersebut membuat trauma tersendiri untuk Natan, sehingga dia sangat ingin melindungi kakak dan ibu nya.
"Dengar adik ku yang kusayang, audisi yang kakak ikuti nanti akan merubah hidup kita semuanya"
Kimmy menghampiri Natan dan memeluk nya.
"Kak Kim ikut ajang mencari menantu keluarga Adrian Chandradinata juga? "
Kimmy menatap tajam ke arah adiknya.
" Hei Natan darimana kau tau acara itu? "
Natan menunjuk televisi yang ada di ruang tamu mereka, disitu terlihat nyonya Tiara sedang mengadakan konferensi press mengenai acara tersebut.
" Emmm iya Natan sayang kak Kim akan mengikuti acara tersebut"
Natan menutup mulut dengan ke dua tangannya.
"Kak Kim astaga kakak benar mau mengikuti acara tersebut? tapi kak"
"Sssstt jangan beritahu hal ini kepada ibu terlebih dahulu yah, lagi pula belum tentu juga kak Kim bisa lulus dalam audisi, pasti saingan kakak sangatlah banyak, kakak melakukan ini demi mimpi kakak untuk menjadi seorang dokter sayang, dan menjadi istri tuan muda Edward bukanlah hal buruk menurut kakak,
Natan percayalah kepada kak Kim bahwa semuanya akan baik - baik saja"
Natan menganggukkan kepalanya dan Kimmy kembali memeluk adik kesayangannya tersebut.
Natan adikku, kakak sayang kepadamu, maafkan kakak jika selalu membuatmu khawatir, kakak tau semua yang kamu lakukan adalah untuk melindungi kakak.
Pagi itu adalah hari audisi ajang pencarian menantu keluarga Adrian Chandradinata, Kimmy sudah mempersiapkan dirinya dengan sebaik mungkin dari apa yang bisa dia siapkan.
"Kak Kim semangat yah kak"
Natan masuk ke dalam kamar Kimmy dan memberikan semangat.
"Terima kasih Natan adikku yang paling ganteng doakan kak Kim yah"
Sesekali Kimmy membelai rambut adiknya yang bergelombang itu
"Kim pagi ini ibu berangkat kerja terlebih dahulu yah nak, tolong jika sudah pulang dari tempat Fanny angkatlah semua jemuran itu"
"Baiklah ibu"
Ibu melambaikan tangan kepada Kimmy dan Natan, yah sampai saat ini Kimmy belum memberitahukan bahwa dia mengikuti audisi ajang pencarian menantu ini, Kimmy hanya bilang bahwa dia akan ke rumah Fanny dan pulang sore.
"Natan kak Kim pergi dulu yah sayang, jaga rumah jangan membuka pintu rumah kepada siapapun orang yang tidak kamu kenal"
Natan menganggukkan kepalanya dan Kimmy mencium kening Natan,serta melangkahkan kakinya menuju tempat audisi berlangsung.
Apakah ajang pencarian menantu ini betul - betul bisa membantu mewujudkan mimpi ku menjadi seorang dokter?, semoga keputusan yang aku lakukan tidak salah Tuhan.
Dengan penuh percaya diri Kimmy terus melangkahkan kakinya ke tempat audisi tersebut, letak tempat audisi adalah di pusat kota di sebuah gedung mewah miliki keluarga Chandradinata.
Sesampainya di tempat audisi Kimmy begitu kaget karena para gadis yang mengikutinya sangat banyak dan semuanya cantik.
Kimmy juga melihat banyak artis dan pengusaha muda wanita yang tulus serta dalam audisi tersebut.
Astaga seberapa hebat kah tuan Edward sampai dia bisa membuat para gadis sebanyak ini tertarik untuk mengikuti audisi
Kimmy segera menuju meja panitia untuk melakukan pendaftaran ulang dan dia harus menunggu antrian yang sangat panjang untuk daftar ulang tersebut.
"Queen Clara coba lihat ada gadis dari kasta biasa yang mencoba mengikuti audisi berkelas ini"
Kimmy menoleh dan melihat dibelakangnya ada Clara sang ratu kampus beserta dengan para pengikutnya, Clara terlihat sangat cantik
dan berkelas, dengan pakaian - pakaian terbaiknya berbeda dengan Kimmy yang datang hanya menggunakan pakaian biasa seadanya.
"Hai Clara ternyata seorang ratu kampus yang sudah banyak harta masih berminat mengikuti audisi ini"
Terdengar suara Kimmy yang setengah mengejek Clara, karena Kimmy berpikir apalagi yang kurang dari Clara? kenapa dia masih berminat mengikuti acara seperti ini.
"Cihhh dasar gadis kampung yang ketinggalan banyak informasi, aku disini tidak membutuhkan uang dari keluarga Chandradinata,
Kimmy, Kimmy kau terlalu naif coba kau lihat para gadis - gadis yang lainnya semuanya berkelas dan mereka masih mau mengantri demi acara ini, kau tau apa yang mereka mau? tentu saja kehangatan dari tuan Edward"
"Tuan Edward pria berhati dingin, arogan tapi sangat tampan, serta memiliki semua fasilitas terbaik di berbagai negara, semua Gadis-gadis tersebut tentu saja mengidolakan tuan Edward"
"Sudahlah Queen gadis kampung seperti Kimmy tidak akan bisa memenangkan acara ini dan bersanding dengan tuan Edward"
Dan pada akhirnya mereka menyingkir dan mencoba mencari antrian yang lainnya.
Ciih untuk apa aku harus memikirkan tuan Edward itu siapa, yang penting tujuan ku ikut acara ini demi cita - cita ku menjadi seorang dokter bukan demi cinta.
Pada akhirnya Kimmy terus berada di dalam antrian, sesekali dia mengusap keringatnya yang sudah mulai bercucuran,Kimmy melihat sekeliling ternyata banyak para gadis yang membawa pengawal mereka untuk membantu mereka saat matahari sudah bersinar terik,dan sesekali Kimmy melihat banyak televisi nasional siap meliput acara ini.
"Huh cepatlah daftar ulang ini segera selesai, aku ingin sekali masuk ke gedung itu, panas sekali hari ini"
Saat Kimmy terus menyeka keringatnya dia melihat ada helikopter muncul di atas gedung tersebut dan semua camera dari berbagai televisi mengarahkan ke atas gedung tersebut, Kimmy juga melihat banyak gadis - gadis histeris berteriak - berteriak seperti mereka sedang melihat idola mereka.
Astaga apa yang mereka teriakan suaranya sungguh sangat berisik, siapapun orang yang berada di dalam helikopter tersebut cepatlah pergi.
Saat Kimmy sudah acuh tak acuh terhadap helikopter tersebut, tiba - tiba dia mendengarkan suara teriakan lebih keras dari para gadis tersebut dan Kimmy melihat seorang pria sangat tampan turun dari helikopter tersebut.
Dialah tuan Edward, hari ini sengaja tuan Edward hadir sebentar dalam babak audisi sebenarnya bukanlah keinginan nya untuk hadir, namun ini adalah permintaan panitia di acara tersebut
"Hai para gadis semangat lah mengikuti audisi ini, karena yang beruntung akan menjadi istriku dan akan mendapatkan fasilitas terbaik dari yang aku miliki saat ini"
Terdengar sambutan singkat dari tuan Edward, setelah tuan Edward selesai memberitakan sambutan tersebut tuan Edward kembali masuk ke dalam helikopter dan para pelayan pribadi yang di atap gedung menebarkan banyak bunga mawar merah ke- arah para gadis - gadis yang sedang melakukan antrian daftar ulang yang sangat panjang dan teriakan histeris dari para gadis itu semakin menjadi.
"I LOVE MY CEO, I LOVE MY CEO, I LOVE MY CEO "
Begitu yang mereka teriakan mengiringi kepergian helikopter tuan Edward.
Astaga jadi itu yang namanya tuan Edward? pantas sekali banyak gadis - gadis yang rela mengikuti acara ini meskipun mereka berasal dari keluarga kaya raya.
Kimmy mau tak mau harus mengakui jika pesona tuan Edward begitu membius semua para gadis yang ada di sana.
Namun pada ahkirnya Kimmy tetap berfokus pada tujuan awal untuk mengikuti acara ini dan pada ahkirnya pun dia berhasil untuk melakukan daftar ulang dan segera masuk ke dalam gedung, di satu sisi nampak tuan Edward yang sudah mendarat dan masuk ke dalam ruangan kantor mulai memantau acara tersebut yang disiarkan secara live oleh semua televisi nasional.
"Tuan apa ada yang perlu saya bilang ke pihak panitia jika memang ada yang kurang?"
Terdengar suara Doni sang asisten pribadi menawarkan beberapa hal kepada tuan Edward karena Doni sudah tau betul siapa tuan Edward.
"Don pada babak audisi ini apa saja yang akan mereka lakukan?"
Sesuai permintaan tuan besar Adrian mereka harus menjalani psikotes untuk menunjukan kemampuan mereka dalam bidang akademis tuan"
Tuan Edward hanya menganggukkan kepada mendengarkan penjelasan Doni.
"Baiklah Don terus pantau hasilnya, dan pada hasil akhir babak audisi beritahu diriku berapa peserta yang lolos"
"Baik tuan"
Segera Doni keluar dari ruangan tuan Edward dan mengerjakan semua pekerjaannya.
Di tempat audisi terlihat Kimmy sedang mengerjakan semua soal - soal yang diberikan oleh para panitia, dan karena Kimmy termasuk gadis yang pintar, tentu bukanlah hal yang sulit ketika dia harus menyelesaikan semua soal tersebut, dengan penuh percaya diri Kimmy menyerahkan semua lembar jawaban kepada para panitia dan segera beranjak pulang ke rumahnya lagi, tak sabar dia ingin memberitahukan kepada Natan tentang babak audisi yang baru dia lalui.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!