NovelToon NovelToon

Berubah Menjadi Gadis Kecil

chapter 1#1

-Kalista, 27 September-

"Lagi-lagi mie ya aku sudah bosan dengan ini!" ke kamu Elwin.

"Terima saja apa yang ada gitu aja ribet" balas Farhan.

"Ugh sampai kapan kita akan seperti ini terus, Fal kamu gak ada nemu kah lowongan kerja gitu?" tanya Elwin sambil makan mie.

"Jangan bicara sambil makan kunyah dukamu itu" jawab Farhan.

"Oh ya maaf" balas Elwin.

Dia melihat kelakuan Elwin yang seperti biasanya hanya bisa menghela nafas. Tetapi karena pertanyaan dari Elwin tadi membuat nya berpikir.

"ok selesai!" seru Elwin.

"Seperti biasa kau memang pemakan yang cukup cepat ya" ucap Farhan.

"Ayolah aku gak terlalu cepat juga kali makan nya, btw ku mau main games sekarang, itu piring kotor kamu yang ngatasi ya" balas Elwin.

"Ya kamu bantu jugalah, oy win!" kata Farhan.

Sayangnya sudah telat Elwin sudah pergi dari ruang makan. Farhan menghela nafas kembali, dengan berat hati dia mengambil piring kotor.

- setelah 1 jam -

Kini piring sudah bersih tidak ada yang kotor semua sudah kinclong dan mengkilap. Seperti biasa setelah mencuci piring Farhan kini bersiap untuk pergi ke pasar.

Dia membuka dompet dan memeriksa berapa banyak uang yang ia punya. Dan untung nya itu masih berkecukupan.

Farhan kini. bersiap-siap ke luar, dia mulai memegang genggaman pintu tetapi-.

"Hei Farhan kamu udah mau pergi sekarang kah?" Elwin memanggil dan kemudian bertanya.

"Ya aku mau pergi sekarang ada yang mau kamu titipkan gak?" balas Farhan.

"Ada sih hmm aku titip minuman saja deh" jawab Elwin.

"Yakin nih minuman doang?" Farhan bertanya lagi untuk memastikan.

"Ya untuk saat ini aku juga cuman haus" balas Elwin.

"Baiklah kalau gitu"

Tanpa banyak waktu Farhan langsung keluar dari kosan. Elwin hanya melihat pintu itu yang kini telah tertutup, tetapi tidak waktu yang lama ia kembali fokus bermain games.

- Di Pasar Kalista -

Seperti pasar pada umumnya banyak orang di sini baik dari pembeli mau pun pedagang. Tempat ini memang selalu ramai, tetapi Farhan sudah terbiasa akan hal itu.

Dia mengeluarkan kertas dan memeriksa list apa saja yang harus di beli untuk kebutuhan.

Tanpa membuang banyak waktu Farhan langsung masuk ke dalam. Saat di dalam dia membeli bahan makanan dengan murah dan hemat.

Dari kecil Farhan sudah diajarkan oleh orang tuanya. Soal tawar menawar itu adalah hal yang mudah baginya, bahkan tidak memakan waktu yang lama.

Semua bahan-bahan sudah di beli dan itu juga sudah sesuai dengan list.

"Ini emang selalu mudah" pikir Farhan.

Melihat tidak ada lagi yang dia butuhkan kini ia hanya perlu kembali ke kosan. Tetapi saat sedang di jalan, seseorang tiba-tiba berbisik padanya.

"Kulihat kau sedang kesusahan jika kau perlu bantuan temui saja aku" bisik seseorang ke Farhan.

"Temui apa?"

Bisikan itu membuat Farhan terheran-heran, itu cukup aneh dia melihat sekitar nya tapi tidak ada siapapun.

Hari juga sudah mulai gelap bisikan itu masih terus membuat ganjal pikiran nya. Farhan menghembuskan nafas mencoba untuk melupakan itu.

Tetapi entah bagaimana kini di telapak tangan nya terdapat sebuah peta dan itu merujuk ke suatu tempat.

Ini sangatlah aneh Farhan saja ragu apa maksudnya dengan ini. Akan tetapi bisikan itu terus mengganjal dalam pikirannya.

Dia masih tidak yakin apakah itu benar atau tidak. Tapi itu membuat nya semakin penasaran tanpa membuang banyak waktu.

Ia langsung mengambil keputusan dan segera mengikuti peta itu.

- 22:30 di kosan -

"Akhirnya selesai juga!!" seru Elwin dengan sangat girang.

"Gak sia-sia menghabiskan waktu berhari-hari tapi sekiranya sudah 100% sekarang" dia menambahkan.

Elwin langsung mematikan konsol nya dan melihat jam. rupanya sudah malam tetapi Farhan belum juga pulang.

Hal ini membuat Elwin terheran tidak biasanya Farhan belum pulang jam segini. Pintu kini terbuka dan Elwin melihat Farhan ia hanya tersenyum.

"Darimana aja kamu tumben amat balik tengah malam" ucap Elwin.

"Adalah pokoknya oh ya malam ini kita bakal makan ayam bakar, ayo sini bantu" pinta Farhan.

"Tenang aja tidak perlu khawatir" balas Elwin.

Kini ia berdiri bersiap untuk membantu Farhan. Tetapi tanpa sengaja ia melihat sebuah bungkus permen.

Dan itu merupakan permen coklat kesukaan Elwin, meski cuman satu dia mengambil permen itu.

Membuka bungkusnya dan langsung memakannya tanpa meminta izin pada Farhan.

"Hei Elwin cepat ke sini!" Farhan memanggil nya.

"Ya!" sahut Elwin.

Elwin langsung berlari, dia meninggalkan permen yang kini hanya tersisa bungkusnya.

Chapter 1#2

keesokan harinya pada, 27 September -

Pagi hari kini telah tiba kini matahari juga sudah terbit. Cahaya matahari yang terik mengenai wajah Farhan.

Karena hal ini membuat dia terbangun Farhan menguap dan merentangkan tangannya. Dia langsung berdiri dari kasur bersiap untuk melaksanakan rutinitasnya di pagi hari.

Akan tetapi tidak sengaja dia mendengar suara mengigau dari kasur.

"Tenang saja Abang selalu ada di sisi kamu kok" ucap Elwin sambil mengigau.

Suara mengigau tidak lain tidak bukan dari Elwin jadi Farhan sudah tidak heran.

"Ya ampun pagi-pagi gini masih sempat-sempatnya me-"

Belum sempat menyelesaikan kata-katanya Farhan cukup terkejut ketika melihat seorang anak kecil di samping kasurnya.

Dari penampilan nya itu merupakan gadis kecil dengan rambut nya yang panjang dan berwarna biru muda cerah, mata nya yang tertutup.

Tubuhnya yang mungil dengan kaos berwarna putih juga celana pendek abu-abu. Farhan merasa bingung dan heran bagaimana bisa anak kecil bisa berada di sini?.

"Maaf adek tapi bisakah kau bangun sekarang?" tanya Farhan sambil menyentuh pipi gadis itu.

"Farhan jangan ganggu dulu kek aelah" balas gadis itu dengan merengek.

"Tunggu dari mana kau tau namaku, dan juga bagaimana kau bisa kemari di mana orang tuamu adik kecil?" balas Farhan terkejut mendengar jawaban itu.

"Kau bicara apa sih tentu saja aku di sini kan kita satu kosan bareng, dan juga kenapa manggil aku adik kecil?" balas gadis itu dengan terheran.

"Itu karena tunggu kau tau namaku dan kau juga tau kita tinggal satu kosan di sini, apa jangan-jangan gak tapi bagaimana bisa?!"

"Jangan-jangan apa?" ucap gadis itu terheran.

"Coba kau lihat dirimu sendiri di cermin" balas Farhan.

"Melihat diriku sendiri di cermin" ucap gadis itu.

"Ya ku ingin mandi dulu tenang saja sarapan bakalan ada kok nanti" dia menambahkan.

Farhan keluar dari kamar kini gadis kecil itu hanya sendirian. Dia cukup terheran dan bingung dengan perkataan Farhan sebelum nya.

Ia lalu turun dari kasur dan melihat dirinya sendiri di cermin.

"Sejak kapan ada anak kecil di sini?" kata gadis itu terheran-heran.

Dia menggosok rambutnya sendiri hingga baru tersadar. Apa yang terjadi dengan cepat ia memeriksa burung.

Tetapi itu tidak ada sudah sangat licin begitupun halus, gadis itu kini wajahnya sudah sangat merah.

"AAAAAAAAAAA!" pekik gadis itu.

- Di ruang tamu -

Farhan masih terbingung dengan apa yang terjadi pada hari ini tapi dia mencoba membuat dirinya tenang. Jadinya ia menyeduh kopi dan menyeruputnya.

"FARHAN!!" teriak gadis kecil itu memanggil nya.

Teriakan itu membuat Farhan sedikit terkejut dan dia hampir menjatuhkan cangkirnya.

"Ya?" sahutnya.

Gadis kecil itu berlari ke Farhan dan menarik-narik bajunya.

"Katakan padaku bahwa ini mimpi ya kan ini hanya mimpi ya kan?!" kata gadis itu dengan tergesa-gesa.

"Tidak ini bukan mimpi ini nyata" balas Farhan.

"GAAAAAKKK MUNGKIN INI PASTI MIMPI, INI MIMPI!!" gertak nya dengan meronta-ronta.

"Tenangkan dirimu Elwin" balas Farhan.

"Bagaimana aku bisa tenang ini sangat aneh, aku pasti sedang bermimpi bagaimana ini kok bisa ini terjadi?!" hentak Elwin.

"Kenapa semua ini bisa terjadi apa yang terjadi padaku selanjutnya aku tidak ingin seperti ini, aku ingin seperti diriku biasa aku tidak mau seperti ini!!" oceh Elwin dengan sangat resah.

"Tenang saja ok aku akan mencari cara kau pasti akan kembali seperti semula, percaya saja padaku ok tidak ada yang perlu dikhawatirkan" Farhan mencoba menyakinkan nya.

Dia memeluk erat temannya yang kini sudah berubah menjadi gadis kecil. Melihat kondisi temannya seperti ini dia baru sadar, bukan hanya tubuh dan penampilan nya yang berubah.

Melainkan sifat dan mental nya seperti seorang gadis kecil. Tetapi Farhan tidak terlalu ingin memikirkan hal itu, dan dia hanya berpikir bahwa Elwin hanya ketakutan.

Ini bukanlah kali pertama karena waktu kecil dulu dia pernah melihat Elwin seperti ini.

- setelah beberapa menit -

"Sudah lebih baik?" tanya Farhan.

"Ya maaf tanpa sadar aku mulai menangis tadi, aku benar-benar payah sangat payah dari dulu terus seperti ini" balas Elwin.

"Kau memang tidak pernah berubah masih sama saja orang yang periang dan melawak tapi kau juga cengeng" terang Farhan sambil meledek.

"Ya ampun dari dulu kau emang tidak pernah berubah, masih saja suka meledekku" balas Elwin.

"Mau bagaimana lagi orang kamu orang nya seperti itu" balas Farhan dengan bercanda.

"humph"

Farhan hanya bisa menghela nafas ketika melihat Elwin yang kini cemberut.

"Benar-benar mirip seperti anak kecil sekarang dia" batin Farhan.

Dia menghela nafas dan mengelus rambut Elwin.

"Sejujurnya aku masih tidak tau apa yang terjadi dan bagaimana kau bisa menjadi seperti ini aku juga tidak mengerti" ucap Farhan.

"Tapi bisakah kau menjelaskan ini?" lanjut Farhan.

Dia mengeluarkan sebungkus permen yang sudah tidak ada isinya sama sekali. Mengetahui hal ini Elwin segera pura-pura tidak tau memalingkan matanya.

"Ya itu cuman permen doang, kenapa gak ada isinya aku juga tidak tau" kata Elwin.

"Jangan berpura-pura tidak tau kau memakannya kan cepat ngaku!" Bentak Farhan.

Elwin tergugup melihat Farhan yang kini terlihat sangat marah. Mau tidak mau dia mengakui, tidak ingin membuat masalahnya semakin parah.

"Ya aku memakannya mau bagaimana lagi soalnya permen enak sih" ucap Elwin.

"Tapi tidak apa-apa kan itu cuman satu permen doang, maaf karena aku memakan nya tanpa izin mu kamu tidak marah lagi kan?" lanjut Elwin dan dia mulai bertanya.

Mata Elwin berbinar cukup cerah dan itu cukup besar, Farhan menghela nafas dia tau bahwa Elwin mencoba untuk mengelabui nya.

Mengingat kini dia seorang gadis kecil itu bukanlah hal sulit untuk memohon dengan imut seperti itu.

"Jangan kau kira kau bisa mengelabui ku dengan tatapan imut mu itu" balas Farhan.

"Argh, cih sial tidak berhasil " batin Elwin.

"Huh kau benar-benar selalu saja, ya ampun kau tau permen ini merupakan sebuah jimat dengan ini harusnya kita bisa mendapatkan pekerjaan atau uang banyak" terang Farhan.

"Tapi karena kau memakan permen itu terutama sekarang kau menjadi seperti ini, kau mengacaukan segala nya Elwin" lanjut Farhan.

"Tunggu apa maksudmu aku mengacaukannya, aku tidak tau kalau permen itu sebuah jimat jadi apakah aku-"

"Ya tentu tidak salah lagi karena kau membuat semuanya kacau, mungkin permen itu lah yang membuat mu berubah seperti ini" balas Farhan.

"Itulah yang kau akibatkan mengambil barang tanpa izin, sekarang lihatlah kau menjadi seperti ini mungkin inilah kutukan yang kau dapatkan" lanjut Farhan.

Chapter 2

Mendengar perkataan dari Farhan membuat Elwin terdiam. Dia lalu menghela nafas kemudian menatap ke arah nya.

"Maaf Farhan lagi-lagi aku buat masalah padamu, ini semua salahku ku akui itu" ucap Elwin.

Farhan hanya menghela nafas dan dia mengelus rambut Elwin.

"Kau memang bener-bener masih anak-anak ya terutama saat kondisi seperti ini hehe" ledek Farhan.

"Hei!"

Dia hanya terkikik mendengar balasan Elwin seperti itu.

"Ya ini juga salahku harusnya aku tidak sembarang menaruh permen itu, tapi kau tidak perlu khawatir aku janji pasti ada cara untuk memperbaiki ini" kata Farhan.

"Apa kau mencoba menyemangati aku dengan kata-kata mu itu?" balas Elwin.

"Urgh, hmm ya mungkin" balas Farhan.

"Oh" ucap Elwin.

Ia melepas tangannya dari rambut Elwin.

"Pokoknya yang jelas bagaimana pun itu pasti ada caranya, tapi untuk saat ini kau harus terbiasa hidup dengan tampilan seperti ini" terang Farhan.

"Ya kalau boleh jujur sih seperti nya aku sudah mulai terbiasa dengan tubuh ini juga" balas Elwin.

"Tidak hanya itu selain kebiasaan kau harus ubah sifat, kelakuan mu, dan; lainnya" lanjut Farhan.

"Tunggu apa, tapi kenapa?!" kata Elwin terheran pada balasan Farhan.

"Pakai nanya, jelas itu bakalan aneh jika seorang gadis kecil sifat nya seperti abang-abang" balas Farhan.

"Tapi-"

"Bagaimanapun kau harus menerima ini ok, untuk sementara buat dirimu menjadi berbeda" potong Farhan.

"Itu juga tidak mudah aku tetaplah aku, tidak bisa semudah itu untuk sifat dan tingkah laku untuk berubah Farhan" balas Elwin.

"Kau benar juga" ucap Farhan.

Perkataan Elwin membuat ia berpikir, pada dasarnya dia juga tidak bisa memaksa Elwin untuk berbeda dari dirinya sendiri. Karena itu sendiri juga bukan haknya, bagaimana pun Elwin tetaplah Elwin.

Tetapi saat ia menatap kembali temannya yang kini merupakan gadis kecil. Dia kini terpikir sebuah ide dan mungkin Elwin akan menerimanya.

"Baiklah kau tidak perlu merubah dirimu atau apapun itu, tapi satu hal kau harus merubah nama mu" terang Farhan.

"Merubah nama?" ucap Elwin dengan sedikit bingung.

"Ya tidak mungkin penampilan mu yang sekarang memakai nama mu yang ini, jadi kita harus mengubah nya" jelas Farhan.

"Tapi apa kau yakin jika melakukan itu tidak apa-apa, bagaimana dengan ATM ku aku nanti tidak bisa ambil uang" jawab Elwin.

"Selama ini ATM mu baik-baik saja lagipula kau pemiliknya kau juga tau kan PINnya?" tanya Farhan.

"Bener juga sih tapi KTP, KK dan lainnya bagaimana?" ucap Elwin dengan bertanya-tanya.

"Oke-oke tenang saja kau tidak perlu khawatir aku akan mengatasi nya ok" balas Farhan.

"Oh oke" balas Elwin.

"Bagus, dan kini aku sudah berpikir nama yang mungkin bagus untukmu sekarang" balas Farhan.

"Nama kau sudah menemukan nya?!" kata Elwin dengan penasaran.

"Ya tentu saja" jawab Farhan.

"Cepat sekali, huh jadi apa namaku sekarang?" tanya Elwin.

"Nama mu tidak lain tidak bukan adalah"

"Ya?!" Ucap Elwin dengan penuh penasaran.

"Hana Minami!" seru Farhan.

"Eh?!"

"Bagaimana nama yang bagus bukan, pengabungan dari Minami yang berarti ombak dan Hana kebahagiaan" jelas Farhan.

"Jika digabungkan keduanya maka menjadi 'Ombak kebahagiaan!' tidak buruk kan?" lanjut Farhan.

"Huh, sejujurnya ya memang tidak buruk sih tapi apakah tidak ada nama lain yang mungkin lebih baik?" balas Elwin.

"Sudah percaya saja padaku kawan nama itu udah paling cocok untukmu" Farhan mencoba menyakinkan nya.

"Ok baiklah" ucap Elwin menerima hal itu.

"Baiklah karena nama sudah selesai, kamu pasti tau apa selanjutnya" kata Farhan.

"Huh memangnya apa?" Elwin terheran.

Farhan hanya menyeringai dengan senyum nya yang terlihat cukup aneh. Entah bagaimana hal ini membuat perasaan Elwin tidak enak.

...----------------...

"Seharusnya aku tau, kalau kau akan melakukan ini!!" pekik Hana.

Kini Hana sudah memakai sebuah blouse merah muda dengan celana pendek berwarna putih.

"Haha ya itu benar-benar cocok sangat imut dan pas dengan gadis kecil seperti mu Hana" ledek Farhan.

Ledekan dan ketawa dari Farhan membuat Hana cemberut. Dia merupakan Minami Hana nama yang diberikan oleh Farhan.

Karena insiden ini membuat nya harus menerima ini menjadi seorang gadis kecil berumur 5 tahun.

"Baiklah aku rasa sudah selesai menguji coba beberapa bajunya, apa ada hal lain yang kamu mau?" tanya Farhan.

"Entahlah aku tidak yakin, jujur baju ini saja cukup memalukan meski cukup nyaman" ucap Hana.

"Kalau gitu sudah tidak ada lagi, oh ya aku hampir lupa" balas Farhan.

"Hmm?"

Farhan membuka tas dia lalu mengeluarkan sesuatu itu. Rupanya sebuah jepit rambut dengan pola seperti kelinci dan itu cukup bening dan berkilau.

"Diam sebentar ok" ucap Farhan.

Hana hanya mengangguk ia hanya berdiri tegak, sementara Farhan memasang jepit rambut itu di sela rambutnya.

"Ok selesai, bagaimana menurut mu?" tanya Farhan.

Dia memberikan cermin tangan ke Hana. Hana yang melihat itu segera mengambil nya, dan ia langsung melihat dirinya di cermin.

"Hehe aku benar-benar terlihat seperti anak kecil sekarang, tapi aku menyukai nya" ucap Hana.

"Tapi Farhan apa kau yakin, maksudku bukankah ini cukup mahal" lanjut Hana cemas akan hal ini.

"Kau tidak perlu khawatir ok, baiklah ayo kita bayar semua baju ini sekarang" balas Farhan.

Dia langsung mengambil tas belanja Hana yang melihat ini hanya tersenyum.

"Tapi sebelum itu biarkan aku untuk mengganti baju dulu ok" pinta Hana.

"Oh ya aku hampir lupa" ucap Farhan.

...----------------...

- Setelah selesai beli baju -

Kini Hana dan Farhan berjalan berdua bersama di luar.

"Jujur saja ini benar-benar aneh kalau bisa kuakui, aku benar-benar seperti anak kecil sekarang dan anehnya belum satu hari tapi aku sudah terbiasa dengan ini" jelas Hana.

"Bagaimana pun itu tubuh milik mu walau tampilan berubah, tetapi kau tetaplah kau" balas Farhan.

"Ya kau benar walau sejujurnya aku belum benar-benar terbiasa sih, tapi kau memperlakukan seperti anak kecil saja sekarang" terang Hana.

"Umur kita itu tidak jauh berbeda dan kau tau itu, tidak perlu kau memanjakan diriku terutama memberi barang-barang seperti jepit rambut ini" lanjut Hana.

"memangnya kenapa, seharusnya tidak masalah jika aku memberikan sesuatu yang spesial untuk mu kan?" balas Farhan.

Balasan Farhan membuat pipi Hana memerah dan dia memalingkan muka.

"Ya memang tidak ada salah nya sih tapi kau tidak perlu melakukan ini juga, aku sudah cukup merepotkan dirimu" kata Hana.

"Bahkan aku hanya menumpang kosan selama ini, aku sudah banyak merepotkan mu jika saja aku tidak terlalu banyak menghamburkan uang" lanjut Hana.

"Huh, kau memang terlalu banyak menghamburkan uang, berbuat seenak jidat, bahkan sifat mu yang juga pemalas" kata Farhan.

Perkataan Farhan padanya cukup menusuk tajam ke Hana. Mengingat memang itu sebuah fakta dan kenyataan Hana sudah tertampar fakta.

"Maaf aku memang benar-benar beban" sesal Hana.

"Ya ampun begitulah dirimu bagaimana pun, tapi di lain sisi kau juga sudah banyak membantu ku" balas Farhan.

Dia mengulurkan tangannya ke Hana, Hana kini meraih tangan Farhan dan ia dibantu berdiri.

"Membantu mu tapi bagaimana bisa, bukankah selama ini aku hanya merepotkan mu" kata Hana terheran.

"Hampir setengah nya kau memang merepotkan, tapi sepenuh nya lagi kau penolong" balas Farhan.

"Kau selalu ada saat ku mengalami kesulitan, selalu membantu ku, selalu menghiburku bahkan kau juga selalu ada di sisi ku" terang nya.

"Farhan"

"Jangan pernah menganggap dirimu itu sebagai beban, kau tidak lah seperti itu ok" balas Farhan.

"Hana huh tidak maksudku Elwin, percaya saja padaku ku akan membuat mu kembali seperti dulu" lanjut nya.

Dia mengacungkan jempol ke arah Hana. Lalu tersenyum dengan sangat yakin.

Hana melihat ini hanya menghela nafas dan membalas senyumannya.

"Ya kuharap begitu bersama-sama kita akan selesaikan ini, begitu pun dengan masalah uang kita" ucap Hana dengan penuh harap.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!