Byurrrrrrrrr ………
Percikan air terdengar keras ketika seorang gadis jatuh ke dalam kolam. Kedalaman kolam itu cukup dalam dan dia harus berenang ke permukaan untuk menghirup oksigen. Ada orang-orang di tepi kolam tetapi tak ada satupun yang menolongnya dan malah mengejeknya.
Matanya berkilat tajam dan berusaha mengingat wajah mereka.
“Hahahaha …. dasar gadis bodoh yang tak berguna.”
“Apakah sekarang matamu tidak berfungsi lagi?”
“Ah pasti karena kau belum mandi jadi kau ingin berendam di dalam kolam.”
“Dasar menjijikan! Seharusnya kau sadar diri dan meninggalkan tempat ini.”
Selena akhirnya berhasil mencapai permukaan air dan menghirup oksigen dengan rakus. Dia tidak mempedulikan ejekan mereka dan berenang menuju tepi kolam.
“Jika saja kau tidak berasal dari keluarga Hyperion pasti kau akan diasingkan ke planet terpencil.”
“Sungguh sia-sia sekolah mengalokasikan sumber daya padamu.”
“Sudah bertahun-tahun kekuatanmu tidak pernah meningkat.”
“Dasar beban masyarakat!” Seorang gadis menendang tubuh Selena hingga membuatnya hampir jatuh lagi ke dalam kolam.
Gadis berambut panjang dengan warna blonde tidak sengaja lewat dan tidak tahan melihat perilaku jahat mereka sehingga ia menghampirinya.
“Yooo ….. bukankah ini adalah antek-antek Cassandra,” sindir gadis itu.
“Athena!”
Athena menyeringai dan memandang mereka dengan tatapan rendah. “Shopia, apakah kau mendengar suara berisik?”
“Suaranya seperti tikus yang mencicit dan sepertinya jumlahnya banyak,” ucapnya sambil memandang mereka satu per satu.
Mereka merasa marah tetapi hanya bisa menahan emosi karena Athena bukanlah orang yang bisa mereka singgung. Tidak ada yang tahu latar belakangnya tetapi siapapun yang melawannya pasti akan mendapatkan pembalasan yang kejam.
“Jaga perkataanmu,” geram Shopia, gadis yang menendang Selena.
“Kaulah yang harus menjaga mulutmu! Setiap hari mengoceh hal yang tidak berguna,” cibir Athena kesal.
“Hanya mengandalkan dukungan Cassandra, apakah kau berpikir bisa berprilaku seenaknya?”
Athena menghampirinya dan berbisik di samping telinganya. “Ingatlah, dia bisa membuangmu dengan mudah,” katanya memperingati.
“Kau hanyalah boneka di tangan Cassandra.”
“Aku tidak percaya padamu,” bantah Shopia lalu menjauh dari Athena.
“Ayo kita pergi!” ajaknya pada teman-temannya.
Athena mencibir saat melihat kepergian mereka kemudian mengalihkan pandangannya pada Selena yang menggigil kedinginan. Dia melepaskan jaketnya kemudian melemparkannya pada tubuh Selena.
“Jika kau terus diam maka mereka akan memperlakukanmu semakin keterlaluan.”
“Seharusnya kau melawan,” kata Athena menasehati.
Selena merapatkan jaket ditubuhnya lalu menggelengkan kepalanya.
“Cih … dasar pengecut,” desis Athena tidak senang.
“Te … terima kasih atas jaketnya nanti aku akan mengembalikannya setelah dicuci,” kata Selena sambil berdiri.
“Tidak perlu, kau bisa membuangnya!” Athena mengalihkan pandangannya kemudian meninggalkan Selena.
Selena mengambil tas yang beruntungnya berhasil dia lempar sebelum jatuh ke dalam kolam. Dia membawa pakaian ganti untuk jaga-jaga karena sering mengalami hal seperti ini. Setelah itu dia pergi ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.
“Upacara kelulusan akan berlangsung sebentar lagi, aku harus memesan gaun terbaik.”
Ada dua gadis yang memasuki kamar mandi dan sepertinya mereka sedang memperbaiki riasan sambil mengobrol.
“Sampai sekarang Jenderal Ares belum memiliki partner, semoga aku bisa cocok dengannya.”
“Mimpimu terlalu tinggi, mungkin saja Jenderal sudah memiliki partner dari kalangan militer.”
“Aku ingat ada dokter militer yang memiliki tingkat SS, mungkin saja dia adalah partner jenderal.”
“Aku sungguh iri, jika saja-“
Mereka menghentikan percakapan ketika melihat Selena.
Tidak ada satupun yang tak mengenal tentang dirinya sebagai Guide lemah yang tidak memiliki kekuatan. Jika bukan karena peraturan pemerintah yang mewajibkan Guide untuk belajar sampai upacara kecocokan maka dia pasti akan dikeluarkan dari sekolah.
Dia bahkan sangat bodoh dan selalu menempati ranking terbawah setiap tahun.
“Setelah upacara kecocokan dia pasti akan di usir dari Planet Gaia.”
oOo
Malam telah tiba dan semua lampu sudah dimatikan kecuali lampu utama untuk menerangi jalan dan koridor. Semua orang terlelap dan tidak ada yang menyadari bayangan hitam yang bergerak cepat seolah menghilang seperti hantu. Bahkan kamera CCTV tidak bisa merekam pergerakannya.
Sosok itu tiba-tiba muncul di sebuah kamar yang berisi dua orang, dia menyembunyikan sesuatu di kamar tersebut kemudian mendekati ranjang.
“Aku penasaran bagaimana respon idolamu jika mengetahuinya.”
Sosok itu menyeringai kemudian mengeluarkan jarum suntik dan menyuntikan cairan di dalamnya pada gadis itu. Tidak ada respon darinya karena jarum suntik itu terbuat dari logam lyranium yang terkenal tajam bahkan bisa membunuh alien zerg tanpa menimbulkan rasa sakit.
“Ini baru permulaan dan aku tidak akan melepaskan teman-temanmu.”
oOo
“Cassandra pakaianmu bagus sekali, siapa yang mendesignnya?”
“Ini buatan Miss Irene yang telah aku tunggu selama berbulan-bulan,” jawab Cassandra bangga.
“Aku sangat iri, sampai sekarang aku belum berhasil mendapatkan reservasi dari butiknya.”
“Aku berhasil mendapatkan reservasi di butiknya tetapi yang mengerjakan gaunku malah asistennya.”
“Kau sangat beruntung Cassandra.”
Cassandra semakin bangga dan binatang spiritualnya memamerkan ekornya yang indah.
Decakan kagum terlontarkan karena binatang spiritual Cassandra adalah yang tercantik di seluruh akademi. Siapapun yang cocok dengannya pasti akan beruntung sebagai partnernya.
Selena memasuki kelas dan membuat seluruh ruangan hening sampai dia duduk di kursinya.
Cassandra mengerutkan keningnya tidak senang dan berharap Selena menghilang dari hadapannya.
“Pfttt- dia sungguh tidak tahu malu mengenakan pakaian yang mirip seperti Cassandra.”
“Imitasinya sungguh luar biasa dan mirip sekali dengan gaya Irene Makari.”
“Wanita itu pasti sudah kehilangan otaknya karena berani mengenakan pakaian itu.”
Irene Makari sangat ekslusif terhadap designnya dan tidak pernah membuat hal yang sama. Dia sangat membenci peniru apalagi yang berani melakukan imitasi pada setiap designnya.
“Memalukan,” geram Cassandra kesal kemudian menghampiri Selena.
“Berani sekali kau menggunakan pakaian ini untuk meniruku.” Dia mencengkram pakaian tersebut dan berniat merobeknya untuk memalukan Selena.
Tapi dia tidak berhasil karena pakaian itu cukup kuat meskipun lentur.
Plak.
Tidak berhasil dengan tujuannya, Cassandra tidak tinggal diam dan terus memalukannya.
“Sampah sepertimu seharusnya tidak terlahir di dunia ini.” Dia menjambak rambut Selena hingga membuatnya mendongak.
“Seharusnya kau mati saja dengan ibu murahanmu yang memalukan itu,” ejeknya menusuk hati.
Selena berusaha keras menahan amarahnya.
‘Bertahanlah, ini bukan saatnya,’ bisik Selena di dalam hati.
‘Aku pasti akan membalas dendam pada Keluarga Hyperion.’
Cassandra tidak menyukai tatapannya kemudian menekan kepalanya ke bawah. “Jaga tatapanmu sampah, jika bukan karena kami kau pasti tidak akan hidup.”
“Setelah upacara kecocokan aku akan memastikan kau diusir oleh ayah dan meninggalkan Planet Gaia,” sumpah Cassandra sambil menggertakan giginya.
Cassandra menyeka tangannya dengan sapu tangan seolah habis menyentuh hal yang kotor, dia bergabung bersama teman-temannya dan terus melontarkan ejekan pada Selena.
Selena merapikan rambutnya dan menyeringai ketika melihat orang yang sudah ditunggunya.
Shopia Lawrance baru saja datang dan bergabung dengan geng Cassandra, namun teman-temannya merasakan ada yang aneh dengannya dan mencium aroma yang kuat. Cassandra yang mengenali aroma tersebut sangat terkejut dan marah hingga mendorong Shopia jatuh ke lantai.
“Kenapa aromamu mirip dengan kakak ketigaku?” tanya Cassandra tidak percaya.
“Kau … bagian dari kumpulan sesat Lucky, kan?”
Shopia sangat terkejut karena dia memang diam-diam bergabung dengan kumpulan tersebut. Namun, tidak ada satupun yang mengetahuinya baik teman ataupun keluarganya.
“Tidak,” bantah Shopia panik.
Lucky adalah perkumpulan orang yang menyukai Lucas Hyperion, selayaknya fans yang menyukai idola mereka. Namun, perkumpulan itu lebih keterlaluan bahkan mengusik kehidupan pribadi Lucas dan mencuri barang-barangnya untuk dipuja.
“Aku akan melaporkanmu pada guru.” Cassandra sangat kesal dengan keberadaan Lucky karena juga mengganggu kehidupan pribadinya.
“Tidak! Jangan!”
-TBC-
Cassandra melaporkan segalanya pada guru wali kelasnya dan meminta untuk melakukan penyelidikan. Shopia dibawa ke ruang kesehatan untuk melakukan tes dan ditemukan feromon buatan disuntikan pada tubuhnya. Feromon buatan adalah hal yang ilegal dan siapapun yang terlibat di dalamnya akan dihukum tegas.
Pada asrama Shopia ditemukan celana dalam yang disembunyikan di bawah lemarinya beserta surat cinta yang ditunjukan pada Lucas.
Seluruh akademi heboh dan guru-guru mengadakan rapat darurat.
Akhirnya dia dikeluarkan dari sekolah dan sedang dalam penyelidikan oleh kepolisian mengenai feromon buatan ditubuhnya.
Meskipun sudah keluar sekolah tapi pembahasan tentangnya tak kunjung menghilang dan semakin memanas seolah ada yang sengaja mengobarkan api.
“Aku tidak menyangka dia anggota dari perkumpulan Lucky sungguhan.” Selena mendecakan lidahnya ketika mengamati penyelidikan tentang Shopia.
Awalnya dia berniat memberinya sedikit pelajaran tapi malah mengarah ke masalah yang lebih besar. Dia tidak berniat memperbaikinya karena Shopia pantas mendapatkannya karena selama ini telah membulinya bahkan memukulnya diam-diam.
“Lucky sangat berguna untukku.” Selena mengirim pesan pada kenalannya dan mengirimkan ‘hadiah kecil’ untuk memuaskannya.
“Terus buatlah masalah dan kacaukan mereka.” Dia tertawa jahat dan ekor kecil bergoyang dibelakang tubuhnya.
Selena mengumpulkan informasi di smartwatch kemudian memberikan perintah pada bawahannya.
“Aku harus membeli barang yang tidak bisa kudapatkan di Planet Chaos,” guman Selena sambil menjelajahi website belanja online.
Dibandingkan Selena yang gembira, suasana di antara kakak beradik terlihat sangat buruk. Mereka berada di taman terpencil yang tidak terlalu jauh dari Akademi Themis.
“Aku tidak menyangka kau memiliki teman yang menjijikan,” ejek Lucas dengan wajah kesal.
“Apakah kau sengaja membantunya mendapatkan undangan ulang tahunku supaya dia bisa mencuri barang-barangku?” Lucas sangat marah dengan keberadaan Lucky yang selalu mengganggunya.
Dia heran bagaimana bisa mereka mendapatkan barang pribadinya yang terjaga dengan aman.
Apakah ada mata-mata di sekitarnya?
“Aku tidak tahu dia bagian dari Lucky, lagipula kami tidak terlalu dekat,” bantah Cassandra ikut kesal.
“Awasi teman-temanmu dan jangan bergaul dengan orang yang aneh,” kata Lucas memperingatinya.
“Karena hal ini aku diejek oleh seluruh anggota menara putih.” Setiap kali menghadapi atasannya dia selalu mendapatkan tatapan aneh darinya.
Bahkan rekan-rekannya membicarakannya diam-diam dan mulai menjauhinya.
Dia tidak bisa kehilangan koneksi dengan orang-orang penting karena masalah sepele ini.
“Cari tahu siapa dibalik Lucky!” perintah Lucas tegas.
“Aku sudah berusaha mencari tahunya tapi orang itu licik dan sulit sekali menemukan jejak anggota Lucky. Jika bukan karena aromamu di tubuh Shopia, aku tak akan tahu bahwa dia adalah anggota Lucky,” jelas Cassandra.
“Aku tidak peduli, pokoknya kau harus menemukannya dan hancurkan mereka!”
Cassandra sangat marah kemudian meninggalkan Lucas tanpa mengucapkan selamat tinggal. Ketika melewati belokan dia tanpa sengaja dia tersandung batu hingga membuatnya tersungkur ke tanah.
Wajahnya jatuh tepat di atas kotoran.
“Sialan siapa yang sengaja melakukannya?” Cassandra melihat sekeliling tetapi tidak menemukan siapapun.
Dia mencoba berdiri dan berjalan tertatih-tatih karena kakinya kesakitan. Dia berusaha membersihkan wajahnya dengan sapu tangan tapi aroma busuk yang kuat masih tertinggal di wajahnya.
“Brengsek!”
Di balik pohon Selena tertawa terbahak-bahak setelah memastikan Cassandra pergi. Dia tidak bisa melupakan wajah jeleknya ketika terkena kotoran. Aroma tak sedapnya akan berlangsung lama karena dia telah mencampur kotoran itu dengan zat penguat aroma.
Tentu saja dia mendapatkannya secara ilegal.
Bola bulu berwarna abu-abu gelap memantul mendekati Selena dan menggosok tubuhnya dengan kasih sayang.
“Kerja bagus Maomao,” puji Selena sambil mengelus bulunya.
Bola bulu itu tidak suka dengan namanya. “Namaku Alexander Slyvanius Esperanto Hillde-“
“Yayaya …. Alexander yang agung.” Selena cepat-cepat menutup mulutnya yang cerewet.
Maomao adalah binatang spiritualnya yang berbentuk seperti bola bulu yang pas digenggaman tangan. Banyak yang mengiranya sebagai domba karena ukuran tubuhnya tetapi sebenarnya dia adalah seekor serigala perak.
Dia licik, jahat, ganas, dan tak tahu malu.
Gambaran sejati dari diri Selena.
Namun, dia harus menyembunyikan wujud asli Maomao dan tidak mengungkapkan kekuatannya sebab dia pasti akan dimanfaatkan oleh Keluarga Hyperion.
Dia tidak ingin menjadi budak yang kehilangan kebebasannya.
“Kapan kau meninggalkan tempat menyebalkan ini?” Maomao lebih menyukai Planet Chaos karena dia bisa mengeluarkan kekuatannya dengan bebas.
“Tunggu sebentar lagi setelah upacara kecocokan,” jawab Selena.
“Semoga kita mendapatkan partner yang tampan,” kata Maomao sambil menjilat bibirnya.
“Kita tidak akan mendapatkan partner.”
“APA?” Maomao sangat syok hingga bulunya berdiri.
“Jika kita mendapatkan partner maka kita harus tinggal di sini,” jelas Selena.
Maomao merasa bimbang karena insting alaminya membuatnya ingin berpasangan dengan partner yang memiliki kecocokan tinggi. Tetapi dia menyukai kebebasan di Planet Chaos karena bisa mengamuk sepuasnya. Dia juga merindukan mainan kecilnya yang patuh.
“Apakah kita bisa mendapatkan partner?” tanya Maomao sedih.
“Tidak dalam jangka waktu dekat,” jawab Selena sambil menggelengkan kepalanya. “Setelah membalaskan dendam kita akan mencari partner.”
Maomao hanya bisa pasrah karena keinginan Selena sangat kuat.
“Kau harus mencari partner yang tampan, patuh dan lucu.”
“Itu tergantung pada takdir.” Selena terkekeh dan meremas tubuh Maomao.
“Andai saja partner kita jatuh dari langit.”
oOo
“Ini obat baru yang aku kembangkan.”
Ares menerima botol obat dari Althea. “Apakah ini berguna?”
“Ini lebih baik dari sebelumnya dan aku menggunakan bahan baru yang bisa menenangkan energi yang mengamuk. Obatnya sudah diuji coba dan dijamin aman,” jelas Althea sambil memberikan obat baru pada tikus percobaan dan terbukti tikus itu menjadi tenang.
“Hanya saja ada efek sampingnya,” ujar Althea khawatir.
“Apa?”
“Setelah meminumnya akan mengalami halusinasi, semua indramu akan terpengaruh seolah mengalami hal yang nyata,” jelas Althea sambil menatap wajah tampan Ares.
“Tapi tenang saja itu tidak menimbulkan kecanduan kecuali kau menegak seluruh obatnya sekaligus. Jadi minumlah satu tablet saja setiap kau merasa energimu akan mengamuk.”
Ares menganggukan kepalanya. “Terima kasih.”
Ares meninggalkan rumah sakit militer kemudian pergi ke rumah pribadinya untuk mengunci dirinya di ruangan khusus. Dia tidak bisa membiarkan ada orang lain di sekitarnya karena mungkin saja energinya mengamuk dan menghancurkan segalanya.
Ares meminum obatnya kemudian melepas baju dan berjalan menuju kamar mandi.
Dia berendam di air hangat dan perlahan merasakan efek obatnya bekerja. Namun, tiba-tiba muncul garis merah di sepanjang kulitnya pertanda bahwa energinya tidak stabil. Telinga dan ekornya muncul dan sedikit lagi berubah menjadi bentuk binatang spiritualnya dan kehilangan akal.
Monster akan segera terlahir dengan kekuatan penghancur.
Byurrrr
Seseorang tiba-tiba jatuh di atas tubuhnya dan mereka saling menempel dengan kuat.
Ares mencium aroma yang menenangkan tubuh dan jiwanya hingga membuatnya merasa nyaman. Kemerahan pada tubuhnya perlahan menghilang berserta telinga dan ekor binatangnya. Dia mencoba membuka matanya dan melihat wanita yang menatapnya dengan pandangan ….
…. mesum.
Apakah halusinasinya sudah dimulai?
“Hei tampan, tubuhmu terlihat bagus.” Wanita itu mengulurkan cakar serigalanya dan mengelus tubuh menggodanya.
“Sangat kuat, kokoh, dan ….. besar.”
-TBC-
Tubuh Ares menjadi tegang ketika merasakan tangan halus itu, meskipun rasanya nyaman tetapi membangkitkan api yang belum pernah menyala. Dia segera menghentikan tangannya yang hampir saja menyentuh tubuh bagian bawahnya.
Namun, dia segera menyadari tidak mengenakan sarung tangan yang menekan kekuatannya.
“Kau-“
Ares terkejut ketika menyadari tidak terjadi apapun padanya padahal selama ini apapun yang dia sentuh baik benda mati ataupun makhluk hidup pasti akan hancur. Oleh sebab itu dia selalu menggunakan sarung tangan khusus untuk menekan kekuatannya.
Mata Selena berkedip cepat dan merasa jengkel karena ada busa sabun yang menghalangi pandangannya.
“Hei tampan, kau merawat tubuhmu dengan baik.” Dari semua orang yang pernah dia lihat hanya pria di depannya yang memiliki tubuh yang bagus dan sesuai dengan seleranya.
Bahkan aktor nasional yang disukai banyak orang lebih buruk darinya.
Dia memiliki rambut berwarna hitam dengan mata kuning keemasan, wajahnya terlihat tirus dengan hidung mancung dan bibir tipis yang menggoda. Tinggi badannya mungkin antara 185-190 cm terlihat dari kakinya yang panjang dan tubuh bagian atasnya yang proporsional.
Tubuhnya berotot tetapi tidak berlebihan, jelas sekali bahwa dia adalah seorang tentara karena ada bekas luka di samping pinggangnya. Dengan teknologi medis saat ini semua bekas luka bisa dihilangkan tanpa operasi plastik. Namun, ada bekas luka yang sulit hilang yang berasal dari serangan alien zerg.
“Lepaskan aku!” Baru kali ini Ares memohon pada orang lain meskipun dia bisa mengalahkan gadis di depannya dengan mudah.
Aromanya yang menenangkan membuat tubuhnya rileks dan nyaman sehingga dia tidak mau bergerak.
“Tidak mau,” goda Selena sambil meraih dagunya dengan tangan yang bebas.
Pernapasan Ares terasa berat ketika gadis itu mendekati wajahnya dan menyelusuri lehernya seolah ingin meninggalkan tanda.
‘Sialan ilusi ini terlalu nyata,” batin Ares di dalam hati.
Dia menganggap semua hal ini adalah halusinasi karena efek samping obat yang diminumnya. Althea telah memperingatkannya bahwa semua indranya akan terpengaruh tetapi dia tidak menyangka akan senyata ini.
Apakah karena dia terlalu haus karena tak kunjung menemukan partnernya?
Sudah puluhan tahun tidak ada yang memiliki kecocokan dengannya.
‘Karena ini ilusi maka aku akan menikmatinya.’ Ares tersenyum kecut dan membiarkan gadis itu.
“Bisakah aku melihatnya?” tanya Selena dengan tatapan polos sambil menunjuk tubuh bagian bawah.
“Tidak!” tolak Ares malu.
Meskipun hanya halusinasi dia tidak akan membiarkan siapapun melihat tubuh bagian bawahnya kecuali partnernya.
“Cih …” desis Selena kecewa.
“Jangan bergerak!” Ares menghentikan tubuhnya yang nakal dan menggoda.
Air terciprat hingga meluap dari bathup hingga menyebabkan busa sabun yang menghalangi pandangan mulai menghilang. Ares menutup mata Selena kemudian meraih jubah mandi yang tidak jauh darinya. Dia membungkus tubuhnya dengan rapat dan hanya menyisakan kakinya.
“Kenapa kau menutupi tubuh indahmu,” ucap Selena kecewa.
Sudut bibir Ares berkedut dan merasa tidak berdaya.
Selena bangkit dari bathup lalu mengeringkan pakaiannya, untungnya pakaiannya memiliki fungsi pengeringan dan membersihan otomatis sehingga dia tidak repot. Tak heran wanita yang memberikan pakaian ini sangat membanggakan designnya.
“Ngomong-ngomong siapa namamu?” tanya Selena sambil menghampirinya.
“Aku-“
Sebelum Ares menyelesaikan perkataannya, gadis itu tiba-tiba menghilang dari hadapannya.
“Sepertinya ilusinya sudah hilang,” guman Ares sambil terkekeh.
“Obatnya sungguh luar biasa.” Dia bisa merasakan energi ditubuhnya sudah stabil dan tidak ada tanda-tanda mengamuk. Baru kali ini dia merasakan hal yang luar biasa terlepas dari ilusi aneh yang dialaminya.
“Gadis itu, apakah perwujudan partner yang aku inginkan?”
oOo
Tuing … tuing … tuing …
Bola bulu memantul dan mencoba membangunkan Selena yang masih terlelap. Dia menggosokkan tubuhnya pada wajah Selena hingga menghalangi pernapasannya.
“Maomao jangan menggangguku,” decak Selena kesal dan melempar bola bulu itu.
Maomao memantul kembali dan terus memukul tubuh Selena dengan bulu lembutnya. “Cepat bangun! Hari ini kau harus bekerja,” katanya mengingatkan.
Selena masih terlihat enggan tetapi dia harus bangun sebelum penghuni rumah ini terbangun sebelum dirinya. Dengan cepat dia membersihkan dirinya di kamar mandi kemudian mengenakan seragam kerja.
“Ayo kita pergi Maomao!”
Maomao melompat ke atas bahunya dan mencium aroma aneh.
“Parfum apa yang kau gunakan?” tanya Maomao penasaran dan dengan rakus mencium aroma tersebut.
“Aku tidak menggunakan parfum.” Selena jarang menggunakan parfum karena akan meninggalkan aroma dan mudah dikenali. Dia sangat berhati-hati mengingat identitas tersembunyinya.
“Mungkin ini aroma sabun, aku baru saja mengganti sabunku,” jelas Selena.
Maomao terus menyentuh leher Selena hingga membuatnya geli.
“Berhenti!” Selena menarik Maomao kemudian memasukannya ke dalam tas.
Setelah berjalan selama setengah jam akhirnya dia sampai di tempat kerja dan melihat bosnya sedang membuka pintu.
“Selamat pagi, Tuan Evander.”
Pria tua berambut putih membalas sapaannya. “Selamat pagi, Selena.”
“Hari ini anak-anak dari Sekolah Dasar Inverna akan datang dan kau harus memandu mereka,” kata Tuan Evander.
“Saya mengerti.”
Selena bekerja sebagai pemandu di museum yang berisi sejarah dan benda-benda dari era Bumi Kuno. Manusia telah mengalami evolusi dan mencari tempat tinggal baru karena Bumi sudah tidak layak dihuni. Planet itu mengalami bencana besar karena badai kosmik dan peradaban telah runtuh.
Sekarang planet itu telah berubah menjadi sarang alien zerg.
Tak banyak barang asli yang tersimpan di museum ini karena barang-barang dari era Bumi Kuno banyak yang hancur sejak eksploriasi alam semesta dan perang dengan alien zerg. Sehingga dibuatlah replika untuk mengenang masa lalu dan mengingatkan generasi sekarang tentang kehidupan saat era Bumi Kuno.
“Apakah kalian sudah buka?”
Seorang wanita paruh baya dengan pakaian modis berjalan mendekati mereka.
“Oh Irene kamu datang lagi,” sapa Tuan Evander.
Irene sering mengunjungi museum ini karena hanya tempat ini satu-satunya yang berisi informasi tentang Bumi Kuno.
“Kuharap kali ini kau mengizinkanku memasuki perpustakaan.”
“Sudah berapa kali aku katakan, kau tidak boleh memasuki perpustakaan karena buku-buku di sana sangat rapuh dan mudah hancur,” tolak Evander tegas.
“Sebenarnya apa yang kau cari?” tanya Evander penasaran. “Kau tidak berpikir ingin pergi ke Planet Bumi, kan?”
“Aku tidak segila itu,” bantah Irene sambil memutar matanya.
“Aku hanya ingin tahu lebih banyak tentang Bumi,” jelasnya.
“Aku sudah menceritakan segala hal tentang Bumi padamu,” ujar Evander.
Irene menyipitkan matanya dan melipat lengannya di depan dada. “Kau hanya menceritakan kebohongan.”
“Terserahlah jika kau tidak percaya.” Evander terlihat kesal dan berbalik meninggalkannya.
“Selena awasi wanita tua ini dan jangan biarkan dia mendekati perpustakaan!” perintahnya tegas.
“Baik, Tuan Evander.” Sebenarnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan keamanan perpustakaan karena dilindungi oleh dinding logam yang kuat dan tidak akan hancur kecuali Planet Gaia musnah.
Yang bisa mengaksesnya hanya Tuan Evander Dorian.
Irene mengerutkan hidungnya ketika mencium aroma yang familiar, dia mendekati Selena dan mengendus tubuhnya.
“Kenapa ada aroma cucuku di tubuhmu?”
-TBC-
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!