Kota Deltium
"Mengadili, menyatakan terdakwa Else Hogward telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana pembunuhan yang dilakukan secara sadar," ucap ketua hakim yang membacakan putusan persidangan.
"Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Else Hogward pidana selama lima tahun penjara," imbuhnya.
Dunia Else serasa runtuh ketika mendengar putusan hakim hari ini. Dia memang membunuh tapi semua itu dia lakukan karena membela diri.
Else hidup sebatang kara selama ini, dia hidup sederhana dengan bekerja apapun setiap harinya karena berpendidikan rendah.
Malam itu ketika pulang kerja, ada seorang laki-laki yang mengikutinya dan ingin melecehkan dirinya. Sebagai bentuk perlindungan diri, Else melawan dan memukul orang itu memakai kayu.
Pukulan keras Else mengenai bagian kepala belakang laki-laki asing itu dan langsung membuatnya tak bernyawa.
"Saya tidak bersalah!" teriak Else ketika dirinya dibawa keluar dari ruang sidang.
Untuk orang kecil seperti dirinya memang sulit mendapatkan keadilan.
Namun, hal tak terduga terjadi pada diri Else hari itu dan akan mengubah masa depannya yang suram.
"Ada yang ingin bertemu denganmu!"
Else bingung karena merasa tidak mempunyai siapa-siapa selama ini jadi dia tidak tahu kalau ada orang yang ingin menemuinya.
Dan benar saja saat dia pergi ke ruangan besuk, Else melihat orang asing yang tidak dikenalnya.
"Perkenalkan namaku Christine," ucap orang itu memperkenalkan diri.
Mereka berdua saling berhadapan dan terhalang oleh kaca, ada dua telepon yang menyambungkan Else dan Christine untuk berkomunikasi.
"Ada perlu apa Anda mencari saya?" tanya Else.
"Aku bisa membela dan mengeluarkanmu dari penjara ini," jawab Christine.
Mendengar itu, Else merasa tertarik dengan penawaran wanita asing itu. Tapi, dia tidak bodoh pasti tidak ada yang gratis di dunia ini.
"Apa yang harus aku lakukan sebagai imbalan?" tanya Else penuh selidik.
Christine tersenyum mendengar pertanyaan gadis di depannya itu, dia melihat Else yang tampak waspada dan hal itu sangat wajar.
Dia mengingat kejadian beberapa waktu lalu.
"Aku membutuhkan wanita yang bisa aku jadikan istri palsu selama satu tahun," ucap seorang laki-laki dengan tegas.
Laki-laki itu mendatangi Christine karena mendengar jika Christine adalah seorang wanita penipu yang bisa membantu masalahnya.
"Hugo Alexander Duke, saya sangat senang bisa membantu Anda," balas Christine dengan menyebutkan nama panjang laki-laki itu.
Hugo adalah anak tertua dari keluarga Duke, keluarga terkaya yang ada di kota Deltium.
Keluarga Duke mempunyai lima anak laki-laki dan Hugo sebagai anak tertua dituntut untuk segera menikah. Kalau sampai Hugo tidak menikah maka adik-adiknya tidak akan menikah karena tradisi keluarga Duke tidak ada yang boleh melangkahi saudaranya.
Hugo membutuhkan wanita penurut yang akan melakukan segala perintahnya selama pernikahan palsu itu berlangsung.
Lelaki dengan wajah tegas dan tampan itu hanya membutuhkan istri selama satu tahun.
"Apa Anda membutuhkan wanita yang spesifik?" tanya Christine.
"Tidak, aku hanya butuh wanita penurut yang tidak banyak bicara," jawab Hugo.
"Baiklah, saya akan mencarikan wanita seperti yang Anda inginkan, Tuan," Christine menyanggupi permintaan lelaki berkuasa itu.
Biasanya Christine akan mengajak para wanita yang tengah putus asa untuk bekerja sama. Dan pilihan Christine pada saat itu tertuju pada penjara wanita.
Christine melihat beberapa kasus dan tertarik dengan kasus Else karena wanita itu tidak mendapatkan keadilan atas kasus yang dialami.
*
*
Else menghirup udara bebas, wanita itu merasa tidak percaya bisa keluar secepat itu setelah berhasil mengajukan banding dan bandingnya diterima.
Tentunya semua itu dengan bantuan Christine yang memakai beberapa pengacara handal dan uang suap supaya Else bisa bebas.
Cara apapun akan Christine lakukan demi membebaskan Else karena wanita itu sudah setuju untuk bekerja sama dengannya.
Else setuju untuk menjadi istri palsu dari Hugo.
"Jadi, aku hanya pura-pura menjadi istri tuan muda itu?" tanya Else memastikan sekali lagi.
Saat ini Else sudah berada di dalam satu mobil bersama Christine.
"Benar, tidak ada pernikahan jadi kau hanya perlu menjadi istri palsunya selama satu tahun," jelas Christine seraya memainkan ponsel lalu memberikan ponsel itu pada Else. "Gunakan ini supaya kita bisa berkomunikasi!"
"Terima kasih," Else menerima ponsel itu.
Christine hanya tersenyum miring karena bisa melihat jika Else adalah wanita yang lugu.
"Jadi, usiamu 25 tahun dan hidup sendirian selama ini?" tanya Christine. Dia sudah membaca biodata Else dan ingin konfirmasi langsung dari wanita itu.
"Iya, aku tidak mempunyai siapa-siapa," jawab Else jujur.
Christine seperti melihat dirinya sendiri sekarang jadi dia tahu perasaan yang dialami wanita itu. "Kau punya aku sekarang jadi kalau terjadi sesuatu kau harus menghubungi aku!"
"Suami palsumu itu bernama Hugo Alexander Duke, dia adalah anak tertua dari keluarga Duke. Usianya 35 tahun dan masih lajang. Kau pasti tidak asing dengan namanya, bukan?"
Else menganggukkan kepalanya, mungkin seluruh orang yang ada di kota Deltium sudah tahu tentang keluarga Duke yang terkenal itu.
Siapa sangka keluarga yang hanya bisa Else lihat di kabar berita, sebentar lagi Else akan masuk ke keluarga itu.
Wanita itu jadi gugup tapi mungkin hal itu lebih baik daripada Else harus mendekam di penjara. Apalagi catatan hukumnya sudah dihapus atas bantuan Christine.
Christine juga membuat identitas baru untuknya sesuai skenario.
"Kau harus mengganti penampilanmu terlebih dahulu," ucap Christine yang membuyarkan lamunan Else.
Mobil berhenti di sebuah salon, Else akan melakukan make over di sana.
Tidak hanya di make over, Christine juga membelikan beberapa pakaian, sepatu dan tas untuk penunjang penampilan. Else tidak boleh kelihatan lusuh saat bertemu dengan Hugo nanti.
Sebuah koper kecil berisi keperluan Else sudah siap dan wanita itu sudah disulap menjadi wanita cantik yang berkelas.
"Lumayan," komentar Christine ketika melihat penampilan baru Else. "Sekarang waktunya bertemu dengan calon suamimu!"
Christine sudah melakukan jadwal pertemuan dengan Hugo dan lelaki itu sudah setuju untuk bertemu hari ini.
Mereka akan bertemu di sebuah hotel yang bernama Hotel Royal.
"Aku hanya bisa mengantar sampai di sini, tugasmu selanjutnya akan kau lakukan sendiri," ucap Christine yang mengantarkan Else sampai di lobi hotel.
Else semakin gugup tapi hanya bisa menganggukkan kepalanya. "Terima kasih!"
"Kau terus mengatakan terima kasih, simpan kata-kata seperti itu karena kita sedang melakukan bisnis jadi selamat tinggal," ucap Christine seraya pergi.
Tak lama, ada seorang pria yang mendekat ke arah Else.
"Apa Anda yang bernama Else Hogward? Saya adalah orangnya tuan Hugo!" Pria itu memperkenalkan diri.
"Iya benar," balas Else.
"Mari ikuti saya!"
"Baik!"
Else mengikuti langkah kaki pria itu yang membawanya ke lantai atas di mana kamar presiden suite berada.
Sebelumnya Christine mengatakan kalau Else harus menjadi istri yang penurut dan melakukan semua perintah Hugo.
"Silahkan!"
Lamunan Else buyar saat orang suruhan Hugo itu membuka sebuah kamar presiden suite.
Helaan nafas terdengar sebelum Else masuk ke kamar itu.
"Hidup barumu sudah dimulai, Else!"
Else masuk perlahan ke dalam kamar, kaki jenjangnya terus berjalan maju ke depan.
Wanita itu berhenti karena mendapati sosok laki-laki yang duduk di sofa kamar dengan hanya memakai bathrobe saja.
Sepertinya lelaki itu baru saja selesai mandi.
"Apa dia calon suami palsuku?" gumam Else dalam hatinya.
Kedatangan Else tentu saja membuat atensi Hugo tertuju pada wanita itu.
"Else Hogward!" seru Hugo memanggil nama wanita yang mematung di tempatnya sekarang.
"I.. iya, Tuan," balas Else seraya menundukkan kepala.
Entah kenapa dia jadi begitu gugup setelah banyak hal yang terjadi dalam hidupnya, Else jadi berhati-hati dalam melangkah.
"Kemarilah!" perintah Hugo yang masih di duduk tempatnya.
Seperti kerbau dicucuk, Else maju begitu saja sesuai perintah. Tapi, wanita itu masih menundukkan kepalanya.
"Angkat kepalamu!" Hugo memberi perintah lagi karena ingin melihat wajah Else dengan jelas.
Perlahan tapi pasti Else menegakkan kepalanya, matanya langsung beradu tatap dengan mata Hugo di sana.
Else melihat sosok lelaki tampan dengan wajah yang tegas, postur tubuhnya sangat atletis dan aura mendominasi yang kental. Dia semakin gugup berhadapan dengan sosok itu.
"Kau sudah tahu tugasmu, bukan?" tanya Hugo yang membuyarkan lamunan Else.
"I... iya, Tuan," jawab Else terbata. "Saya harus menjadi istri palsu Anda selama setahun!"
"Kalau sudah tahu, jangan terus bersikap gugup seperti itu. Kau harus latihan dan membiasakan diri!" Hugo memberi kode dengan tangannya supaya wanita itu mendekat.
Else mengatur nafasnya dan perlahan mendekati lelaki itu. Tiba-tiba saja Hugo menarik tangannya yang membuat tubuh Else terhuyung.
Rupanya Hugo menaikkan tubuh Else ke pangkuannya.
Jangan tanya bagaimana keadaan jantung Else, organ dalam itu memompa lebih cepat dari sebelumnya sampai membuat Else kesulitan bernafas.
"Apa kau tidak pernah dekat dengan laki-laki?" tanya Hugo yang bisa merasakan tubuh Else bergetar hebat.
"Ti.. tidak, Tuan," jawab Else jujur.
Tidak ada waktu untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis, hidup Else hanya dihabiskan untuk bekerja.
"Kalau begini, aku bisa mengembalikanmu pada Christine, aku akan meminta wanita yang lebih berpengalaman," ucap Hugo.
Mendengar itu, tentu saja Else panik kalau sampai dia dikembalikan pada Christine bisa jadi dia akan masuk penjara lagi.
"Tuan, saya bisa belajar dengan cepat jadi jangan kembalikan saya pada Christine," ucap Else memohon.
Else memberanikan diri untuk menyentuh dada lelaki itu dengan tangannya yang masih bergetar.
"Apa yang harus saya lakukan, Tuan?"
Hugo memperhatikan wanita di depannya itu, sepertinya ada hal yang membuat Else tidak mau kembali pada Christine sampai sang wanita ingin melakukan apapun.
"Baiklah, cium aku!" perintah Hugo tanpa beban.
"A... apa?" Else terkejut setengah mati. "Cium?"
"Kenapa? Ke depannya kita adalah suami istri walaupun palsu tapi akting kita harus meyakinkan," jelas Hugo.
"Ta.. tapi saya tidak pernah berciuman," ungkap Else jujur. "Jadi, saya tidak tahu caranya!"
Hugo hanya meminta wanita penurut bukan polos dan tidak tahu apa-apa seperti Else, kalau begini dia harus mengajari wanita itu.
"Cukup tempelkan dan buka mulutmu," ucap Hugo memberi instruksi.
Sebelum melakukan semua itu, Else mencoba mengatur nafasnya kemudian bibirnya maju perlahan sambil mempraktekkan instruksi Hugo.
"Tempel dan buka?" batin Else.
Wanita itu benar-benar menempelkan bibir dan membuka mulutnya sesuai instruksi kemudian hanya diam saja.
"Astaga!" batin Hugo kesal karena Else tidak menggerakkan mulutnya.
Akhirnya Hugo harus bergerak dan memainkan lidahnya yang membuat pupil mata Else melebar.
Kenapa tuan Hugo bergerak seperti itu? Bukannya hanya menempel dan membuka mulut?
Aaaa... aku tidak bisa bernafas!
Else bermonolog pada dirinya sendiri.
Sampai beberapa detik kemudian, Hugo melepas ciumannya.
"Begitulah yang namanya ciuman, apa kau mengerti?" tanya Hugo.
Else menganggukkan kepalanya karena sudah paham dan dia tidak percaya akan melakukan ciuman pertamanya dengan cara seperti itu.
"Lalu apa lagi, Tuan?" Else ingin lebih tahu banyak hal yang harus dia pelajari.
Hugo melirik ke arah meja di mana ada sebuah map berwarna putih. "Baca yang ada di dalam map!"
Lelaki itu menurunkan Else dari pangkuannya.
"Kau harus mengetahui anggota keluarga Duke!"
Sebelumnya Christine hanya menjelaskan garis besarnya saja pada Else jadi wanita itu harus mencari tahu lebih detail lagi tentang keluarga Duke.
Else membaca dengan sungguh-sungguh dan mencoba menghafal semua anggota keluarga kaya itu.
"Kau serius sekali," komentar Hugo yang memperhatikan wanita itu.
Sedari tadi Hugo belum memakai baju dan tetap dengan penampilannya.
"Tuan meminta saya untuk mempelajari keluarga Duke," balas Else secara spontan.
"Kau tidak penasaran sama sekali kenapa aku mencari istri palsu?" tanya Hugo.
"Memangnya saya boleh bertanya tentang itu?" Else justru bertanya balik.
Lagi-lagi wanita itu membuat Hugo kesal karena terlalu polos.
"Sebenarnya Christine membawakan aku mahkluk apa," decaknya sebal.
Mendengar itu, Else kembali panik. Wanita itu langsung meletakkan map di tangannya kemudian mencoba mendekati Hugo lagi.
"Tuan, kenapa Anda mencari istri palsu kalau boleh saya tahu?" tanya Else memberanikan diri supaya tidak dikembalikan pada Christine.
"Pertama-tama, biasakan diri untuk memanggil sayang!" perintah Hugo.
Else menelan ludah karena harus melakukan hal yang tidak pernah dia lakukan lagi. Tapi, demi kelancaran semuanya, dia harus melakukannya walaupun canggung setengah mati.
"Sa... sayang," ucap Else lirih.
"Lebih keras!" Hugo ingin mendengarnya dengan jelas.
"Dan katakan lebih banyak!"
"Sayang, sayang, sayang," Else secara cepat mengatakan kata itu berulang kali.
Hugo memiringkan senyumnya karena Else terlihat seperti anjing penurut sesuai keinginannya, dia cukup memolesnya sedikit lagi supaya wanita itu siap diperkenalkan pada keluarganya.
"Bagus," Hugo mulai memuji wanita di depannya itu.
Else bernafas lega karena merasa tidak membuat kesalahan lagi.
"Seperti yang kau ketahui kalau aku mempunyai empat adik laki-laki dan sialnya adik pertamaku tengah menghamili kekasihnya, dia tidak bisa menikah kalau aku belum menikah karena tradisi keluarga," Hugo mulai menjelaskan sebagai anak tertua dari keluarga Duke.
"Aku bukannya tidak mau menikah tapi ada seseorang yang aku tunggu jadi sambil menunggu dia kembali, kau harus menjadi istri palsuku selama setahun,"
"Hidupmu akan terjamin dan saat kita berpisah, kau akan mendapatkan uang kompensasi untuk memulai hidup baru!"
Akhirnya Else tahu alasan kenapa Hugo mencari istri palsu sekarang, ini lebih baik karena mereka hanya menikah pura-pura tanpa adanya pernikahan kontrak yang mempermainkan ikatan sakral.
Hanya setahun, Else harus bisa bertahan selama itu.
"Saya akan melakukan yang terbaik sebagai istri palsu Anda, Tuan," ucap Else setelah mendengarkan alasan Hugo.
"Eh maksudnya sayang!"
Rupanya Else memang cepat belajar jadi Hugo akan memberi instruksi seiring berjalannya waktu.
"Baiklah, kau bisa istirahat karena besok kita akan pergi ke mansion keluarga Duke," Hugo merasa cukup untuk hari ini.
Lelaki itu berjalan ke arah ranjang dan membaringkan diri di sana.
"Apa yang kau tunggu, kemarilah!" perintah Hugo yang melihat Else mematung di tempatnya.
"Ta.. tapi kau belum memakai baju sayang," Else berusaha menghilangkan sikap formalnya dan membiasakan diri untuk bersikap sebagai pasangan.
"Memangnya perlu memakai baju?" balas Hugo.
Else menghirup oksigen dalam sebelum melangkahkan kakinya. Dia mengikuti Hugo yang naik ke atas ranjang.
"Jadi, aku harus berbaring di sini, sayang?" tanya Else.
"Memangnya kau tidur sambil berdiri?" sarkas Hugo tak habis pikir.
Perlahan Else naik ke atas ranjang itu dan menutupi tubuhnya dengan selimut. Dia takut kalau Hugo akan melakukan hal yang lebih dari ciuman.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!