Egi menurunkan volume radionya sampai tidak terdengar apa - apa.Di liriknya radio digital yg juga berfungsi sebagai jam meja itu lalu menghela nafas.sepotong lagu yg di dengarnya tadi sudah cukup membuka luka .belum sepotong , baru intronya saja Egi sudah menggigil .
" Lagunya Arin ya?! Masih kangen nih....?!" Aura menggoda teman satu ruangannya itu.
Egi pun tertawa masam .Sebenarnya bukan kangen, tetapi Entah perasaan apa yg menyelimuti hatinya saat ia mendengar lagu itu. Sia- sia ia mencoba untuk tidak mengingat lagunya Ariana atau Arin.karna setiap saat ia bisa mendengar nya di mana pun .Di radio player milik teman satu kantor , kafe mall bahkan Ringtone handphone orang- orang yg tidak di kenal nya .
" yg udah lepas , lepasin aja , Elu sih pake nyuruh dia ikutan kontes- kontesan kayak gitu, Sekarang dia udah jadi penyanyi tenar , terpikat sama teman satu kontes nya, elu bisa apa?"Aura membereskan file - file yg berserakan di atas mejanya.
Bila sedang bekerja di dalam ruangan , atau tepatnya berkutat di meja ,bisa di pastikan bosnya marah bila melihat isi mejanya , semua file , box file , ordner , map ,bermacam stapler yg entah punya siapa saja sampai lunch box milik nya semua tumpah ruah di meja.Entah bagaimana cara ia bisa bekerja di meja sepenuh itu.mejanya bisa bersih kalau ia sedang meeting di luar kantor atau tugas keluar kota.
" Udah gua lepas kok ,Ra .Gua jadi bisa ngedeketin Elu kan ?" Egi balik menggoda.
Aura mendelik sambil tertawa lepas." Ogah ah , Gua nggak mau nanti di wawancara tabloid cuma buat di tanyain gimana rasanya punya pacar bekas nya penyanyi berpotensi yg masuk nominasi pemenang Festival tahun ini .hahahaha..
Egi melotot sebal .
" Udah radionya matiin aja .Dengar dari komputer bisa kan?itu memperkecil kemungkinan elu denger lagu barunya Arin.Eh tunggu ,seinget Gua lagu di komputer nya elu sih lagu kesukaan kalian kan? Bisa mati sambil duduk elu denger nya ,udah deh , gua puterin dangdut , ya?! Ada Rhoma ,Elvi , Evi Tamala ,cici Para..." belum juga beres Egi melempar majalah yg ada di dekat nya ke arah Aura. Aura tau pasti kalo dia sangat membenci dangdut seperti dia membenci kecoa .kali ini ia tertawa lebar.
" Nggak bisa di godain nih anak kalo udah nyangkut Si Arin! Mo ikut makan Kwetiaunya Supri ? Di jamin elu bisa ngelupain Arin sesaat deh..." Aura mengajaknya.
Egi menyambar jaket yg tersampir di belakang kursi nya " makannya jangan lama - lama ya? Gua ada janji meeting jam dua ama Budi Jaya" Egi menyebut nama kliennya .lalu ia bergegas mengikuti langkah Aura yg terkenal cepat untuk ukuran Cewek.
Arin atau lengkapnya Ariana Fahreza .Siapa yg tak kenal Arin sekarang? Setelah menjadi salah satu finalis suatu kontes menyanyi di sebuah stasiun Tv ternama , hampir semua orang mengenalnya Cantik , putih , tinggi semampai berhidung bangir , bersuara bagus dan Cerdas menjadi identitas seorang Arin atau Ariana .Zaman dahulu tepatnya Tujuh bulan lalu , dia hanya seorang kekasih Egi atau bernama lengkap Eginando Alwi Naman. 27 tahun .tetapi sekarang?tidak karna dia terpikat oleh Arga teman satu kontesnya.
Egi sendiri lah yg menyuruh Arin untuk mengikuti kontes tersebut.malah ia yg mendaftarkan nya tanpa sepengetahuan Arin langsung .dia tahu kalau Arin berpotensi besar , hanya saja Arin terlalu pemalu . Egi senang kalau Arin bersenandung di mobil dalam perjalanan mereka ke kampus , jalan - jalan atau main ke manapun .Suara nya yg manis , gayanya yg sengaja di buat sedikit genit untuk menggoda Egi.Seringkali membuat Egi berpikir Tuhan begitu sayang sekali pada gadis ini sehingga memberinya anugerah yg luar biasa . Namun sangat sayang sekali , anugerah ini sepertinya petunjuk kalau Tuhan tidak berniat memberikan Arin pada Egi selamanya. Setelah kontes itu berjalan hampir 2 bulan , satu indonesia tau bahwa Arin jatuh hati pada Arga teman satu kontes nya .Dan yg paling menyakitkan bagi seorang Eginando adalah dia orang yg paling terakhir mengetahui nya .
" Maaf Gi , aku nggak tahu lagi harus bilang apa. kalau kau mau marah , mau maki - maki atau mau nampar pun aku nggak akan larang. Aku yg salah , aku tak tahu kenapa semuanya bisa berjalan seperti ini. Nggak pernah terlintas sebelum nya untuk menyakitimu , maaf..." Arin berkata lirih di suatu pagi tepatnya bulan agustus saat Egi menemuinya di rumah . Arin berkesempatan pulang setelah menjalani karantina dan Rekaman di Jakarta.saat itu gadis tersebut sedang menyiapkan untuk konser di kota mereka.
Egi menatap Arin dalam - dalam hingga membuat gadis itu jengah .mata Arin mengatakan penyesalan seperti perkataan nya .sembab dan berkaca - kaca .tidak ada lagi bintang di dalam nya untuk Egi.
" Aku nggak tahu kenapa bisa membiarkan rasa itu tumbuh . Semuanya nggak di rencanakan , Gi.tolong beritahu aku , apa masih pantas untuk mu? Arin ...."ucapan gadis itu terhenti .setelah Egi menempelkan telunjuk nya di atas bibir , sesaat ia menatap ke arah kakinya , lalu menepuk pundak Arin.
" Nggak usah di teruskan .Gua tahu semuanya dan sedang mencoba untuk mengerti .Nggak usah kembali , lanjutkan saja langkah mu " Egi berlalu meninggalkan Arin yg terpaku di ruang tamu.ketika langkahnya bertemu ibunda Arin di depan pintu , ia menyalami perempuan setengah baya yg sudah di anggapnya seperti ibu kandung nya sendiri sejak 2 tahun lalu .ibunda Arin hanya ternganga.melihat Egi yg lemas berjalan.
Di tangga bawah serambi , ia menyalami Arga tanpa mengucapkan sepatah kata pun , tanpa menatap ke arah mata nya sedikit pun tidak.
" Bawalah dia pergi, jangan pernah menyakiti hatinya , jaga dia ,bahagiakan lah ," Egi membuka suara nya sambil berdiri memalingkan muka .
" Masalahnya adal......." Arga belum melanjutkan ucapannya tetapi Egi mengibaskan tangan Arga , ia tak mau berbicara apa pun pada pria itu.tak ada dendam di hatinya , hanya lah rasa sakit .dan ia juga tak beniat untuk menumpahkan kekesalan nya pada Arga .
Adegan itu seperti Fragmen yg terus menerus berputar dalam bayangan Egi. Arin dan Arga dan dirinya . Dahulu begitu sempurna hidup yg ia miliki bersama Arin.begitupun sempurna nya rasa sakit hati yg ia alami saat itu.
" Halooooo .....ngelamun lagi?!" Aura setengah berteriak tepat beberapa senti di depan hidung Egi.Aura menatap mata Egi lekat - lekat .
Elu belum pernah menumpahkan semuanya pada siapapun, kan? Marah lah , nangis lah atau lakukan lah apapun yg Elu inginkan .Gua nggak akan bilang apa pun pada siapa pun , Gua tau Elu Terluka , nggak sehat kalau terus di simpan sendiri. Bukan buat elu tapi buat gua.Gua kangen Egi yg dulu yg gua kenal " kata Aura pelan, seolah takut terdengar orang lain.
Egi menelan ludah , bukan hal mudah untuk berterus terang pada orang lain tentang Arin atau tentang dirinya sendiri.
Bukan lagi rahasia kalau sekarang Arin menjalin hubungan istimewa dengan Arga.Tapi membicarakan betapa sakitnya dia atas hubungan itu adalah rahasia.Ia enggan membiarkan orang lain tahu dari bibirnya sendiri.Ia terlalu angkuh untuk mengakui bahwa ia telah di campakkan oleh orang yg sangat dia sayanginya .
Aura memeluknya sebentar." Jangan pernah bermimpi dapat melupakan semua kenangan manis antara elu ama Arin . Dia akan selalu ada di sekitarmu betapapun kerasnya usaha yg elu lakukan .Cukup menyadari bahwa elu masih pantas untuk siapapun saja itu sudah bener Gi.sabar ya waktu akan sedikit menghiburmu " kata Aura sambil merengkuh Egi dengan tangan kanannya .tangan kirinya masih memegang cup black coffee..
Egi menoleh ke arah Aura " Buat elu , pantas nggak?" ia mengerlingkan matanya.
Aura yg tengah menyeruput kopinya tersedak " Gua?Tergantung .Buat saat ini atau entar?".
" Saat ini dan Entar " Egi memandangi nya .
" sekedar senang - senang atau susah senang di bagi dua?" Aura memandangi wajah Egi .
" Susah senang di bagi dua" Egi masih terus memandangi nya .
" Pacaran doang atau Till death do us part?" Aura menatap bola mata Egi sambil mendekatinya.
" Till death do us part" Egi menyeruput kopi milik Aura membuatnya kaget.
" kalo gitu tergantung mas kawin nya" Aura menghabiskan kopi itu sambil mandang mata Egi.
" Mau nya apa?" Egi memandangi nya juga sambil menempelkan hidung nya pada hidung Aura.
" Cincin berlian pake mata Ruby .nggak usah gede- gede ,asal orang tau aja kalo yg gua pake bukan imitasi." Aura mencubit pipi halus Egi.
" Deal tunggu dua tahun ya?!" gua nabung dulu" Egi membuat Aura Tertawa keras.
" Lu gila Gi ,ngajak gua kawin saat elu masih mikirin Arin .hahahaha.... Lagian gua nggak mau di kasih mas kawin cuma cincin .Gua pengen kawin kalo gua atau cowok gua udah bisa nyicil rumah , mobil , hahahaha....matre amat ya ?!" mata Aura bersinar jenaka.
" Gua udah nyicil rumah kan?!kurang apa lagi?Yaaa...kasih waktu gua buat ngedeketin elu aja deh.." kata Egi .Dia menatap Aura sambil tersenyum .sepertinya ia harus membuka mata , hati dan telinga pada Aura, sahabat yg telah di kenalnya jauh sebelum mengenal Arin.Orang yg bisa menjadi teman curhat sampai teman untuk berbagi kegilaan .Orang yg bisa membuatnya senang bahkan marah dalam hitungan seperkian detik namun di balik semua selalu ada di sampingnya.dan juga teman yg sekaligus bisa menjadi kekasih nya?Apa Aura benar benar mau?.
Ia terkadang lupa jika ada suatu waktu seseorang merasa sangat rapuh dan Egi selalu menempatkan dirinya sebagai seseorang yg kuat ,jauh dari kesan rapuh seperti kristal kaca yg terlihat elegan , kuat dan cantik namun ketika sudah terjatuh tak bisa di perbaiki.sampai kemudian Aura menyadarkan nya dengan satu jentikan tangan nya ,begitulah hidup kadang di atas kadang di bawah kadang senang kadang susah , Egi menghela nafas masih menatap gadis yg kini duduk di hadapannya .Hmmmm.ia juga tak pernah sadar betapa memesonanya gadis itu sampai detik tadi.Aduhai nya.!
" kalo gitu gua ada satu syarat lagi .gua mau di ajak kawin kalo...." ucapan Aura belum selesai karna dia tak jadi meminta satu hal lagi .yaitu ingin mengikuti kontes seperti Arin dulu.
" kalo apa? Jangan minta yg aneh - aneh .selama masih bisa gua cari dan beli elu minta barang apa pun , gua cariin deh....." janji Egi sambil mengangkat dua jarinya.
" Gua nggak sematre itu Gi.Gua cuma mau ikut kontes nyanyi dangdut bulan depan di Tv .boleh , kan? Hahaha......Egi........geli" Aura tertawa terbahak ketika Egi menggelitiknya.
Mungkin tindakan terakhir inilah yg di maksudkan .
Untuk mencapai argumen seumur hidup.
Bahwa tidak ada yg di hasilkan dari kekerasan dan tidak ada yg bisa menghasilkan hal tersebut.
Untuk semua yg lahir di bawah bintang yg marah.
Setidaknya kita lupa betapa rapuhnya kita.
Hujan akan terus turun.
Seperti air mata dari bintang.
Hujan akan terus menerus berkata.
Betapa rapuh nya kita.
Ferry Alwi Naman adik dari Eginando dia selalu mengejek Auly teman perempuan nya karna suka makan .
" Badanmu itu udah terlalu gendut .Sering olah raga , dooong...." kata Ferry sambil terengah - engah . Ia harus mengakui , walau badan Auly sedikit besar , ia berhasil membuat Ferry sedikit kerepotan saat bermain basket barusan .lumayan , dua jam sudah bikin badan menjadi segar.
Auly merengut .Di tendang nya bola basket yg kebetulan berada di depan kaki nya .
Ferry refleks menghindar.Bola itu nyaris saja mengenai kepalanya " Mbok ya hati- hati kalo nendang bola , kalau kena kepalaku , gimana?Ia duduk di atas rumput lalu mengelap keringat nya yg mengalir di dahi.
" kamu itu ya Fer , nggak pernah berhenti mencelaku , sesekali muji napa?ini kan udah lumayan, perutku udah mengerut mmmmm......setengah senti " Auly memijit - mijit perut nya , masih gendut gumamnya dalam hati.tak urung ia sedikit tersenyum .
" mengerut di lihat dari hongkong Ol?itu pipi mu masih masih segede bakpao .makan pagi mu itu jatah makan pagi dan siangku.Malu dong perempuan makannya banyak , apa lagi kalo liat tukang....."
" Massss Baksooooo!!!!" Auly berlari mengejar tukang bakso yg kebetulan lewat taman .
Ferry menggeleng- gelengkan kepala nya.baru saja ia mau bilang tukang bakso itu lewat .ia bingung .Auly itu suka sekali makan.Emang badan nya nggak gemuk - gemuk amat .cuma nggak langsing di beberapa tempat .dan Ferry gemas melihat nya masih saja suka makan.
" Mau Fer ? Bakso nya enak loh. Aku udah sering makan punya mas ini.Nih coba ...." Auly menyorongkan garpunya yg telah berisi bakso ke mulut Ferry.mulut Auly penuh , sibuk mengunyah .
Ferry menerima suapan Auly " jangan makan ginian sering - sering nanti makin gendut Ol..." Ferry mengunyah nya sambil menatap mata teman nya itu.
" Cerewet .Udah deh nggak akan ku beri bakso lagi nihh..." Auly beringsut menjauh dari Ferry sambil membawa mangkok nya , satu suapan besar mampir lagi ke mulutnya.
Sementara di Rumah Egi sedang menunggu sang adik .
" lama benar ya Ferry " gumam kesal nya sambil meminum susu kesukaan nya .sebelah kiri nya ada majalah tentang Arin .
" Dari pada elu nunggu in Ferry lebih baik kita makan di luar dulu " Aura masuk membawa berkas - berkas yg harus di tandatangani oleh Egi.
" iye juga ya, berkas ini simpan aja.dulu di lemari kerja gua di atas , nanti tau beres deh" jawab Egi sambil mengambil tumpukan berkas itu dari tangan Aura dan membawa nya ke ruangan kerja di rumahnya.
Karna hari ini libur jadi lebih santai sedikit mereka menuju Rumah makan Mas Tejo langganan keduanya karna makanan di sana sudah tak di ragukan lagi rasanya.
" Btw hari ini elu ngapain aja selain istirahat?" Aura memandangi wajah Egi sambil membaca majalah tentang Arin.
" ya manja lah dengan Ferry karna gua selalu sibuk , jadi nggak ada waktu buat memanjakan adik gua itu makanya dia selalu menginap di rumah sahabat nya" Egi memandangi jalan sambil melirik ke arah Aura yg tengah sibuk membaca.
" iya sih , adik elu itu kasihan kurang perhatian dari abang nya , sesekali hibur dia , beri waktu elu sedikit untuk nya karna hanya dia tempat elu manja .Aura menyimpan majalah itu sambil menepuk pundak Egi.
" iya bener tuh , orang tua gua telah tiada , jadi hanya Ferry lah yg menjadi teman sekaligus tempat gua bahagia ." Egi memarkirkan mobil nya ke pinggir jalan
kedua nya pun turun , menuju ke Rumah makan tersebut.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!