Puukk....
"aduh..."
ucap Anita saat punggung nya di timpuk sesuatu, sambil menunduk tangan nya meraih sesuatu di sebelah kakinya.
"hm... Ma-maaf nga sengaja... Boleh aku minta bukunya ?
" Eehh.. Iy-iya kak ini.."
Ucap Anita sambil menyodorkan buku di tangan nya kepada anak lelaki itu.
"hm... Makasih yaa maaf sekali lagi... Hm.. Aku ke kelas dulu yaa...
Ucap lelaki itu seraya menyeret langkah kakinya menjauhi gadis yang telah mengembalikan bukunya.
Ya lelaki itu Ardian Pratama lebih akrab di panggil Ardi. Ardi adalah kakak kelas dua tingkat dari Anita, hanya saja mereka beda sekolah.
Anita saat ini berada di sekolah lain di daerah A, Anita di sini tidak lain dan tidak bukan adalah sebagai suporter teman-temannya yang melakukan lomba antar sekolah yang kebetulan sedang merayakan lomba tujuh belasan.
Saat kejadian Anita dan bestie nya kalo jaman sekarang ya sebutannya, sedang berjalan ke arah kantin, untuk mengisi perut mereka yang sedari pagi belum mereka isi, karena harus menjadi suporter teman kelas mereka yang mengikuti lomba sepak bola.
" uuhhhh... Lega nyaa.. "
Ucap Senja seraya terus menikmati es ceke k rasa jeruk di gengaman tangan nya.
Tau kan ya es ceke k itu loh es dengan wadah pelastik di lengkapi dengan sedotan dan cara megangnya seperti nye kek.
"iya iih.. Mana tadi trus triak-triak kasih semangat ayang mbeb biar semangat nge gol kan bola nya"
Ucap Icha seraya nyengir kuda.
"huuuuuuuuu.... Ucap mereka serempak menyoraki ucapan Icha.
Iya mereka, ada empat gadis yang sedang berkumpul menikmati segarnya es mereka masing-masing di tambah dengan aneka cemilan yang sudah mereka beli.
Mereka adalah Anita,Senja,Icha dan Cindy.
Mereka teman satu kelas dan kebetulan mereka juga sohib banget bagaikan tangan kena lem lengkeeet...
Karna pada dasar nya mereka itu satu frekuensi bener begini kan ya nulisnya ?
Maka dari itu mereka saling melengkapi karakter sohib mereka masing-masing.
****
Ke esok kan hari nya...
" Aduhh ... Udah ada guru belum ya? Bisa kena jemur di lapangan nih gue.."
Anita berujar, ya dia sedikit terlambat di karena kan semalam begadang nonton film kesukaan nya di televisi.
Maklum lah ya jiwa anak sekolahan mau beli kuota sayang duitnya.
"ehhhh... Ini anaknya rumah dekat juga masih bisa telat yee lu??
Gue catet juga nih nama lu..."
Ucap Senja sohib sekaligus ketua kelas ku.
" yakk.. Ja-jangan duong ntar aku jajanin cilok di depan sekolah yakk..
Tapi jangan di catet nama gue..
Ucap ku dengan wajah memelas dan tangan mengatup di depan da da.
"ck...! Nga ada yang mahalan dikit kah yaa selain cilok?
Belum dapat jatah uang saku yee??
Udah sono buruan masuk."
Ucap Senja dengan raut wajah setengah mengejek.
" nah.. Itu tau hihi.. Makasih yakk kamu memang terbaik..."
Ucap ku seraya mengacungkan jempol tangan iya lah jempol tangan masak iya jempol kaki kan pake sepatu, dengan setengah berlari.
Rumah ku dengan sekolah cukup dekat hanya beberapa ratus kilo meter saja.
Tapi tetap saja kalo emang dasar telat iya tetap telat.
*****
"Selamat pagi anak-anak karena hari ini masih dalam rangka menyambut tujuh belasan, dan lomba yang kemarin juga belum selesai, di himbau pada seluruh murid untuk berkumpul di Aula untuk mengatur barisan, karna kita akan segera berangkat ke sekolah A terimakasih."
Begitulah isi pesan guru BK di spiker sekolah.
Ini ceritanya dah sampek yee kita pake ilmunya mba Jinny oh Jinny tringgg sampek.
"priiiiiiiitttt....
" goooooolll.....
Seruan suporter sepak bola menggema apa lagi kalo suporternya Anita dan kawan-kawan kalah tuh toa masjid.
"Ngantin yook we... Laper loh.."
Ajak Senja pada para sohibnya.
"hayuuk lah gas keun...."
Anita menimpali ucapan Senja seraya melangkahkan kaki di ikuti ketiga teman nya mengekor di belakang.
*****
Dan sampai lah mereka di kantin beberapa tempat yang terdiri seperti rumah, ada empat rumah yang di tunjuk sebagai kantin, dan ada pun berbagai menu yang di suguhkan kepada siswa-siswi sekolah ini.
"ehh... Kamu yang kemaren kena timpuk buku nya Ardi kan ya??
Ucap lelaki yang di yakini Anita adalah kakel nya.
" hah eh ... I-iya kak..."
ucap Anita sambil nyengir kambing dan menggaruk jidat yang tidak gatal.
"tuh Ardinya dah nungguin."
ucap kakak kelas Anita.
Ma ta Anita menatap mengikuti arah jari telunjuk kakel nya mengarah, dan pada akhirnya Anita dan bestai nya pun menangkap sosok mahluk astral, ya kali ini bukan gendre horor, serius ihh..
menangkap sosok yang di yakini itu adalah Ardi yang dengan tengil nya memamerkan rentetan gigi putih nya seraya melambaikan tangan kepada semua orang, iya semua orang karna ada banyak orang yang lagi ngeliatin si Ardi.
"aduhhhh... Meleleh adek bangg..."
ucap Icha.
"pabrik gula lupa tutup pintu kali ya? Kok dia manis banget uuhh..."
Ucap Senja.
Sedangkan Anita dan Cindy hanya bertatap ma ta, ya hanya mereka yang tak mempan dengan adengan receh seperti itu.
"jadi ngantin nga sih we.."
Ucap Cindy menyadarkan bestai nya.
"iiih.. Cindy sayang tau kalo nga diliat, rezki mah jangan ditolak."
Ujar Icha.
"lah masih enak cilok kemana-mana sih ahh..."
Ujar Anita menimpali percakapan Cindy dan Icha sembari melangkah kan kaki menuju kantin diikuti para bestai yang mengekor di belakang.
*****
"ada yang mau ke toilet nga sih we??
Ucap Cindy.
" ayo ihh.. gue dah kebelet nih, cuman takut kalo sendirian."
Jawab Senja.
"ikut iih.. Mau benerin baju nih gegara lupa pake sabuk jadi melorot terus rok gue."
Ucap Icha yang ikut nimbrung obrolan bestainya dan sisa Anita yang hanya mengangguk dan mengekor kemana bestai nya berjalan.
"hm... H-haii..."
ucap seorang lelaki sambil melambaikan tangan nya mengarah pada Anita.
"loh kakak kok di toilet cewek sih?"
Jawab Anita keheranan iya kali ah cowok masuk toilet cewek, bukan kaum pelangi kan ya?
"hm... I-itu aku liat kamu, aku kira kamu sendirian jadi aku samperin, tenyata sama teman-teman kamu."
Ucap Ardi kikuk. Iya lelaki itu Ardi yang tebar pesona di kantin.
"ehh.. Ada kak Ardi cari siapa kak?"
Ucap Senja saat urusan buang hajat nya selesai.
"em... Ada perlu sama Anita, pinjem Anita nya bentar boleh? Lima menit aja ntar aku balikin kesini lagi.
Ucap Ardi.
" lah di kira gue barang kali ya pinjem-pinjem mana pamit nya sama Senja bukan sama gue, kan urusan nya sama gue sih." gumam Anita di dalam hati.
Lanjut ngak nih??
Maaf masih amburadul baru belajar.
Mohon saran nya puh sepuh.
****
Tangan yang sedari tadi di tarik oleh Ardi di hempaskan begitu saja oleh Anita.
Di kira Anita anak kecil yang mau nyebrang apa ya pake di gandeng segala, mending di gendong upps...
"mau ngomongin apa sihh kak??
Ini udah jauh kok dari temen-temen aku."
Ucap Anita sambil menghempas lengan yang sedari tadi di pegang oleh Ardi.
"emm... I-itu em... M-mau kenalan sama kamu b-boleh?"
Ucap Ardi dengan setengah gagap nya.
"heh... b-boleh kak. Nama aku Anita kelas tujuh. Nama kakak siapa?
Ucap Anita seraya menarik tangan Ardi guna mengajak salaman.
" A-ardi nama aku Ardi aku kelas sembilan."
Ucap Ardi dengan nada setengah gagap karena gerogi.
"hoooooiii... Udah belum? Balik yuuk."
Suara cempreng Icha mencairkan suasana yang beku. Emang di kulkas beku, ehh ngak sadar aja ente Ardi ngomong dah gagap mulu tuh.
" Eum... Iya sudah ya kak aku mau cabut dulu bay kak."
Ucap Anita seraya melambaikan tangan dan begegas pergi meninggalkan Ardi yang mematung. Ardi nga di kutuk jadi malin kundang kan ye?
"Aiiih.. Lupa minta nomor ponselnya lagi ahh.. Kenapa pake beku segala sih niih badan pada hal.kan cuman salaman doang."
Ucap Ardi setelah tersadar dari lamunan nya dan saat itu juga Anita sudah tak terlihat punggung nya.
****
Setelah lomba tujuh belasan berakhir kin para siswa tengah di sibuk kan dengan ujian kenaikan kelas.
Ini kita percepat aja yaa udah kelas sembilan si Anita dan para bestai nya. Hanya tinggal menunggu pengumuman lulus tidak nya saja.
Kali ini pinjam pintu kemana saja punya Doraemon.
*****
Drrrtttt.... Drrrrtt.... getar ponsel membuyarkan lamunan Anita. Bukan melamun lebih tepat nya mengumpulkan nyawa sehabis bangun tidur jadi Anita bengong dulu.
"hm.. Nomor baru? Siapa ya? Dapat dari mana nomor gue?"
Ucap Anita seraya mengerutkan kening.
Anita dengan mode privasinya jarang ada teman sekolah yang memiliki nomor ponsel nya kecuali teman terdekat.
Malas menerka-nerka dengan acuh Anita mengangkat boko ng nya meninggalkan tempat tidur beserta ponsel yang masih bedering. Nga papa cuekin ponsel nya asal jangan cuek ke aku ya wk.
Disela kesibukkan Anita di rumah, ya ini tepat hari libur, jadi Anita di sibukkan dengan aktivitas bebenah rumah.
Setelah selesai membereskan rumah Anita bergegas untuk mandi guna menyegarkan badan yang lengket karena keringat dan debu yang menempel saat mengelap kaca dan menyapu lantai tadi.
"ahhh... Segarnya habis mandi. Ucap Anita seraya mendaratkan boko ng di kasur nya dan meraih ponsel di atas nakas.
Dengan kening yang berkerut ia manatap layar ponselnya dengan bingung.
" siapa sih? Banyak amat chat sama telpon yang nga ke angkat? Niat banget ini orang.
Apa sepenting itu ya?
Ujar Anita seraya meng scroll layar ponsel yang terlihat ada beberapa pesan belum di baca dan ada lima belas panggilan tak terjawab dari nomor baru tersebut.
"hai. Apa Kabar?”
" lagi apa ? Sibuk ya?"
"angkat dong telpon aku."
isi dari beberapa pesan yang sempat di baca oleh Anita.
Tak selang beberapa lama ponsel milik Anita kembali bergetar menandakan ada telpon masuk. Anita dengan tipikal orang yang lebih memilih chat nomor tersebut setelah telepon berakhir dari pada mengangkat telpon tersebut berdecak sebal.
"ck...! Siapa sih? Apa mau nya ni orang?"
"Tolong angkat telepon aku, ini aku Ardi."
Ya begitulah isi dari pesan baru yang muncul di layar ponsel milik Anita.
Begitu mengetahui siapa pemilik nomor yang tiada hentinya terus melakukan panggilan pada ponselnya, ma ta Anita pun membola dan nyaris lepas dari tempatnya.
"Ardi? Kak Ardi?" beo Anita.
Namun pada dasarnya Anita tidak suka menerima panggilan dan lebih memilih mengirim pesan pada empunya nomor yang sudah menyebutkan bahwa dirinya Ardi tersebut, menunggu panggilan berakhir dan langsung mengirim pesan. Emang aneh yaa udah tinggal geser tombol hijau aja loh nga mau.
"iya. Ada apa kak? Chat aja aku lagi di luar ini rame. Send. Ketikan asal pesan yang di kirim oleh Anita. Tukang boong emang yee sii Anita. Padahal yang nulis juga noh, atau yang baca juga ada yang begini? Cung satu sever kita ama Anita noh.
Selang beberapa menit muncul pesan balasan dari nomor yang mengaku diri nya Ardi.
" oh.. Lagi di luar? Pantas tidak mengangkat telepon ku, iya sudah entaran ajah akau telepon lagi ya, kamu hati-hati di jalan kalo udah sampe rumah kabarin ya biar aku telepon. Jawab Ardi
"Aduh.. Kenapa nga ngomong di chat ajah sih? Pake mau teleponan segala lagi hh..."
Cicit Anita sambil menepuk pelan kening nya yang jenong macam ikan lohan itu.
Anita pun tak ingin ambil pusing, bagi nya siapa yang membutuhkan dia yang datang, masa iya sumur nyamperin ember. Ucap Anita. Egois emang nih cewek.
*****
Ke esokkan hari dimana hari yang cerah tidak panas dan tidak mendung, entah apa lah nyebutnya itu.
Kriiiiiiiiiiiiiinggg....
Dengan nyaring nya bel sekolah berbunyi menandakan bahwa jam pulang sudah tiba, sontak seluruh siswa berbondong-bondong berebut keluar dari halaman sekolah menuju jalan raya, seraya menunggu jemputan mereka datang. Entah itu di jemput Orang tua Kakak Adek atau pacar atau bisa juga taksi.
Suami belum ada ya masih sekolah.
"Haiiii...."
Dari sebrang jalan terlihat lelaki berjaket ungu dengan topi yang ungu juga, melambaikan tangan nya kepada Anita, agar Anita segera menghampirinya.
"eh kak ngapain? Jemput adeknya ya?? Atau pacarnya?"
pertanyaan beruntun yang di lontarkan Anita membuat lelaki yabg di panggil kakak itu pun terkekeh.
"satu-satu dong kalo tanya itu. Gimana aku jawab nya coba?". Ucap Ardi
Dengan malu dan kikuk nya Anita hanya bisa nyengir kambing menanggapi pertanyaan Ardi.
" aku nungguin kamu ta?". Ucap Ardi yakin seraya menatap wajah yang memang akan di antar kan nya pulang.
"hah apa?" beo Anita. Belajar bude g apa ya??
"aku nungguin kamu mau antar kamu pulang ta." ucap Ardi memperjelas maksudnya agar Anita juga paham.
"ohh.. Jemput aku.. Hah.. aku? Ucap Anita dengan menunjuk dirinya tepat di hidungnya yang pesek itu.
" iya jemput kamu." ucap Ardi terkekeh sambil menarik lembut hidung Anita guna menyadarkan gadis itu dari rasa heran nya.
"e-engak usah deh kak, aku jalan aja rumah aku deket kok. Ntar cewek kakak salah faham." tolak Anita dengan wajah merah menahan malu. Iya Anita malu sebab ia tak pernah mau diperlakukan seperti itu, takut ada yang liat. Maklum warga konoha cctv nya paling ampuh.
Lanjut nga nih?
****
Drrrrrrrrttt...... Drrrrrttt....
Dering ponsel mengalihkan perhatian Anita yang sedari tadi berkutat dengan bahan masakkan, sore ini entah mengapa mood Anita sedang baik ia ingin memasak sayur untuk makan malam.
"hm... Kak Ardi kenapa telepon ya??
angkat nga yaa?? "
Karna terlalu lama berfikir telepon yang sedari tadi berdering pun kini berganti senyap,tak lama setelah nya muncul pesan baru.
"Lagi apa? Sibuk nga? ntar malam jalan yuk." Isi pesan yang dikirimkan oleh Ardi.
"hah..? Dia ngajak jalan?? Yang bener ajah?
Sambil mengerutkan dahi Anita berpikir, menerima ajakan Ardi untuk jalan atau menolaknya, dan kalau pun menolak alasan apa lagi yang akan di pakai oleh nya??
Dan tak lama setelah berpikir muncul sebuah lampu di atas kepala Anita maksudnya ada ide tau kan?
" bisa kak tapi aku ajak temen aku ya? Nga papa kan? Kakak juga ajak temen kakak. Send. Begitulah isi balasan pesan untuk Ardi.
Sambil menunggu balasan pesan Ardi, Anita dengan cekatan memotong sayur dan mencucinya seraya menyiapkan bumbu tumisan. Iyaa Anita mau oseng kangkung kalo nga faham tumis kangkung dehh.
muncul notif pesan baru pada layar ponsel Anita. Yang tanpa di buka pun bisa terlihat isi pesan yang Ardi tuliskan.
"iya nga papa, ntar aku ajak temen aku juga. Biar rame, oh.. Ya kita ketemuan di angkringan kota D ya?"
"oke kak bentar lagi aku kasih kabar yaa. Aku mau kabarin temen aku dulu. Send.
Ketikan balasan untuk pesan Ardi.
" uyyy gaeees." Send grup Acikiwirr.
Anita menuliskan pesan pada grup sohibnya yang berisikan Senja,Cindy dan Icha.
Senja :: uyy paan?
Icha :: hm..
Cindy :: (melihat) tau kan yang kalo kita cuman buka pesan WhatsApp dan tidak mengetik apa pun.
Anita :: pada ngapain? Kak Ardi ngajak
jalan niih ada yang bisa nga?
Dia mau bawa temen nya juga.
kumpul di angkringan kota D.
Cindy :: Gas lah tapi mandi dulu yaa..
Icha :: Hayuk lah gas..
Senja :: ayok lah, gue juga lagi bete nih.
Kumpul di rumah lo ye ta.
Anita :: Okkeh gue tunggu lu pada di rumah
ye.
****
Tak lama tiba lah mereka di Angkringan yang sudah terlihat rame, memang angkringan ini terkenal rame, selain makanan nya yabg enak juga murah tak heran jika angkringan ini jadi tempat untuk kumpul anak-anak sekolah sekedar untuk jajan kenyang dan tak menguras kantong.
"kak.." sapa Anita pada Ardi yang terlihat sedang tertawa dengan teman-temannya yang entah menertawakan apa.
Serasa ia yang di panggil Ardi pun langsung menoleh dan setelah dia tau siapa yang memanggilnya senyum nya merekah.
Anita dan para bestai pun nimbrung dengan mereka, entah apa saja yang mereka bicarakan. Tak terasa hari mendekati senja mau malam yaa, Anita dan para bestai pun berpamitan untuk pulang.
****
Yang di tunggu pun tiba dengan perasaan senang dan lega mereka semua mengucap syukur atas kelulusan mereka. Walau pun baru SMP tetap saja akan senang jika mengetahui dirinya lulus.
*****
Setelah kabar kelulusan itu Anita dan para bestai mulai berpencar mencari jati diri mereka masing-masing, Senja pindah ke daerah lain di karenakan orang tua nya yang ada urusan dinas cukup lama di daerah tersebut, mengharuskan Senja dan keluarga harus mengikuti sang Ayah.
Sedangkan Icha dan Cindy mereka tetap melanjutkan menuntut ilmu masih di sekitaran daerah mereka.
Sedangkan untuk Anita dia masih bingung apakah lanjut sekolah atau kerja.
Yaa karena ia hanya tinggal berempat di rumah yakni Bapak kedua adiknya dan diri nya. Ibunya sudah lama meninggal dikarenakan komplikasi, dan Bapak pun sudah pernah gagal berumah tangga dengan wanita setelah Ibu.
Wanita yang di nikahi oleh Bapak membawa pergi uang kematian Ibu kandung Anita yang terbilang lumayan, karena Bapak Anita saat ini bekerja sebagai sopir perusahaan yang bertanggung jawab mengantarkan para tamu bos perusahaan itu saat berada di Indonesia.
*****
Lowongan pekerjaan !
Di cari wanita dan pria dengan posisi sebagai berikut.
Begitulah kira-kira tulisan yang di baca oleh Anita, sepertinya ia tertarik. Yang dipikirkan nya dari pada tidak sekolah mending kerja saja. Selagi memikirkan mau lanjut sekolah kemana, toh kalo memang mau sekolah lagi masih bisa selagi belum berumah tangga. Walau telat tahun dan akan menjadi adik kelas dari angkatan sekolahnya nanti.
"permisi bu, boleh minta brosur lowongan kerjanya?" ucap Anita pada Ibu yang berjaga di toko tersebut.
"ohh.. Ini mbak persyaratan nya sudah ada di brosur itu, jika mbak nya berminat bekerja di sini." Ucap Ibu penjaga toko seraya meyerahkan lembaran brosur.
"terimakasih bu saya liat-liat dulu ya, permisi." ucap Anisa sembari melangkahkan kaki mengarah ke kursi kayu di pinggir jalan tak jauh dari toko tersebut, dan pamitnya Anita hanya mendapat senyuman dari Ibu penjaga toko.
"emang bisa ya lulusan SMP di terima kerja?" Gumam Anita dengan suara yang hanya di dengar oleh telinganya sendiri.
Tak mau lama menimbang-nimbang dengan perasaan malu-malu meong Anita melangkah kan kaki mendekat pada Ibu penjaga toko seraya bertanya.
"maaf buk saya berminat bekerja disini tapi saya cuma lulusan SMP apakah bisa di terima?"
"ooh.. Masukkan lamaran dulu aja mbak nya lengkapi persyaratan nya. Disini masih butuh orang banyak, karna kami baru saja buka toko di sini." ucap Ibu penjaga toko seraya tersenyum.
Ke esok kan hari nya Anita bersiap untuk pergi keluar guna melengkapi persyaratan untuk melamar pekerjaan. Dan sial nya Anita lupa bahwa salah satu persyaratan nya adalah KTP dan seperti kalian tau bahwa Anita baru saja lulus SMP.
Kendala tak punya KTP karna baru lulus SMP tak menyurutkan niat Anita untuk tetap melanjutkan ngisi persyaratan.
Dengan banyak pertimbangan Ibu penjaga toko bersedia menjamin Anita selama bekerja di toko tersebut alhasil Anita pun mendapat pekerjaan tersebut.
*****
Drtttt... Drrrrrt....
" halo kak, ada apa?"
Anita baru saja menerima telepon dari Ardi setelah terkahir ngobrol di angkringan pada waktu itu Anita mau pun Ardi sudah tidak sungkan untuk betah berlama-lama bercerita lewat gawai mereka.
Di warung makan...
Setelah menerima telepon Ardi mengajak Anita untuk makan di luar, dan sekarang Ardi dan Anita sedang berada di warung makan, yang bertuliskan menu bakso, mie ayam dan lain-lain.
Sekarang pun mereka sudah tak canggung untuk berboncengan satu motor.
Dengan di jemput Ardi tentunya.
Masa iya Anita yang jemput?
Harga diri cuyy.
Setelah selesai makan Ardi mengajak Anita ke suatu tempat, ke gunung ya di puncak sebutannya di sana bisa melihat lampu dari rumah-rumah orang dari ketinggian.
Indah bukan?
Sembari memakan cemilan yang sudah di beli oleh Anita dengan uang dan paksaan si Ardi Anita pun menurut untuk membelikan uang itu cemilan dan minuman.
"Ta." ucap Ardi membuka obrolan.
Anita hanya menoleh tanpa niat membuka mulut untuk menjawab panggilan Ardi.
"hm.. Aku mau ngomong sesuatu." ucap Ardi.
Anita yang hanya menyimak dan masih enggan untuk membuka mulut, terus menatap gerak-gerik Ardi.
"Ta... Em.. M-mau nga kamu jadi cewek ku? Ucap Ardi dengan nada gugup dan sambil.meremas jadi yang sudah terasa dingin entah karna Ardi gerogi atau angin malam.
" Apa kak??". Seolah meyakinkan pendengaran nya sambil mengorek telinga Anita ciba menajamkan pendengaran. Takut-takut ia salah mendengar dan berakhir G R.
Dengan menarik nafas dalam dan di keluarkan lewat bawah. Eh salah... Di keluarkan perlahan lewat mulut Ardi kembali mengambil keberanian. Dengan suara sedikit lantang dan masih terdengar bergetar.
"kamu mau nga jadi cewek ku?" Ucap Ardi sambil memejamkan mata, sebagai anti sipasi kalau-kalau Anita menolak saat itu juga.
Anita spontan melotot, ia tidak menyangka bahwa akan secepat ini dan di tempat ini ia akan di tembak dor. Ehh bukan metong dong kalo tembak itu. Nyatakan cintong maksudnya.
"kakak seriusan? Ngomong begitu? Kakak nga salah ngomong?? Kakak mau prank aku? Jangan gitu ya prank nya nga lucu kak. Sambil terkekeh Anita melontarkan semua pertanyaan tadi.
Ardi yang tidak terima di katakan nge prank oleh Anita, melotot sambil mengangguk kan kepala berbicara tegas.
"aku serius ta, aku ngak ada nge prank." ucap Ardi.
Anita masih menatap Ardi mencari suatu ke bohongan lewat mata Ardi pun tak menemukannya.
"harus di jawab sekarang ya kak?" ucap Anita. Emang yaa ngeselin si Anita ini.
Ardi yang hanya diam sambil memendam kesal karna Anita tak kunjung memberikan jawaban ata pertanyaannya dan malah terus mengajukan pertanyaan.
"em... N-ngak kak.. Nga mau nolak." ucap Anita.
Ardi yang masih setengah kesal dengan pertanyaan Anita yang sebelum nya sempat merasakan jantung nya merosot kebawah.
Karena kata-kata tidak yang di ucapkan Anita namun sedetik kemudian ia tersadar dan mencoba mengulang kata-kata Anita yang terakhir.
"N-ngak mau nolak ??"
Setelah sadar Ardi tersenyum lebar, dan menanyakan sekali lagi.
"nga mau nolak? Artinya kamu mau? Mau jadi cewek aku?"
Anita hanya menjawab dengan tersenyum dan menganggukkan kepala.
Ardi yang sangking senang nya mendengar bahwa cinta nya di terima oleh gadis incaran nya tanpa sadar berteriak kencang.
"yessssssss.... kamu terima aku".
Setelah sadar apa yang ia lakukan Ardi langsung kicep menggaruk kening yang tak gatal sambil nyengir kuda.
Hal itu hanya di balas dengan mata yang melotot dan sedetik kemudian senyum yang manis.
Ardi melangkah kan kaki sambil meraih jemari Anita dan berkata " mau peluk boleh bentar aja?”
Anita membalas dengan senyum yang mengartikan bahwa ia mengizinkan Ardi untuk memeluk nya.
Daaan berpelukan. Bukan Teletubbies yak.
Lanjut nga nih ?
Maaf masih belajar.
Mohon masukkan nya puh sepuh.
See you buat pembaca muah...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!