"Bang lian...adek tangen bang hik..hik...Dangan tinggalin Davina !"
Tampak gadis kecil yang tengah berbaring lemah , keringat dingin membasahi wajah imutnya , dengan mata yang terus terpejam dia memanggil nama seseorang
"Sayang...Davina , bangun sweety "
Seorang wanita cantik terus mengusap rambut gadis kecil itu dengan begitu sayang , tampak jelas kesedihan diwajahnya
"Davina demam lagi yank...?!"
"Iya mas , badannya panas sekali , sebaiknya kita segera bawa kerumah sakit sekarang, aku takut dia kenapa napa "
" kalau begitu kita bawa sekarang , biar nanti Davina dan Devan biar Oma mereka yang jaga "
Tanpa berfikir panjang keduanya segera membawa tubuh kecil putrinya kerumah sakit
"Mama cama papa mau bawa adek temana ?"
"Eh ..Davin sayang , Adikmu Davina sakit , jadi mama sama papa akan bawa Davina ke dokter oke , nanti bakal ada Oma kalian yang kesini jagain kalian !"
"Adek tepat tembuh ya mama , Cepi kalau Davina lagi cakit !"
"Doain adik kalian ya , kalau begitu mama sapa papa berangkat dulu "
Crystal dan Arya melangkah tergesa meninggalkan Davin , bocah tampan itu melambaikan tangannya , tak lama disebelahnya telah berdiri saudara kembarnya Devan
"Abang..adek mau dibawa temana , kok mama cedih ditu ?"
"Davina cakit , meleka pelgi kelumah cakit , cudah dangan Banak tana , cebental lagi Oma kecini temani kita belmain "
Sementara itu Crystal dan Arya sudah sampai dilobi rumah sakit , karena jarak rumah sakit dengan mansion nya yang tak terlalu jauh
Beberapa dokter dan perawat sudah menunggu kedatangan mereka
"Segera tangani putriku , dokter !"
"Baik tuan "
Tanpa membuang waktu para dokter tersebut segera menjalankan tugas mereka
"Bagaimana keadaan putriku dok ?"
"Putri nyonya baik baik saja tidak ada penyakit berbahaya , hanya saja nona kecil sebaiknya sebaiknya dipertemukan dengan seseorang yang selalu dia panggil , karena kami takut akan mengganggu psikologis nya "
"Terima kasih dokter , kami akan usahakan itu "
Dokter tersebut mengangguk , setelah dirasa tugasnya selesai dokter segera pamit untuk melanjutkan tugas mereka yang lain
"Arya...!"
Arya menoleh kearah suara , rupanya sang daddy sudah berada didepan pintu ruang rawat Davina
"Daddy...!"
"Bagaimana keadaan cucu cantik Daddy , dan apakah Rian sudah ditemukan ?"
Arya menghela nafasnya pelan , perlahan dia mengendorkan dasinya yang seolah mencekiknya
"Davina baik baik saja dad , dan untuk Rian aku kehilangan jejaknya dad , sepertinya ada orang kuat yang sengaja menyembunyikan keberadaan nya "
"Anak anak mana dad ?"
"Tuh sama mommy kamu , jalan mereka pelan sekali kayak siput jadi Daddy tinggal "
Arya dan Crystal melihat kearah yang dituju , terlihat dari dalam mommy nya dengan kedua putranya , Arya menyipitkan matanya , melihat apa yang sedang digenggam mereka
"Huh...gimana ngak kayak siput jalannya , orang mulut sama tangannya sibuk dengan cilor ditangan mereka "
"Cilor...!"
"Bukan Daddy Crystal , tapi mommy kamu yang beliin "
Crystal mendengus kesal , bisa bisanya sang daddy melimpahkan kesalahan pada mommy nya , padahal dia sendiri lah yang mengawal
"Oh , iya Arya sebaiknya nama anak anak kamu diganti saja , kayaknya Davina keberatan nama , jadinya sering sakit "
"Tapi dad...!"
"Tidak ada penolakan mengerti !"
"Mereka anak anak aku Daddy , jadi Daddy tidak bisa mengganti nama mereka seenak nya saja !"
"mereka cucuku kalau kamu lupa..!"
Arya terlihat begitu kesal ketika tak bisa lagi berkutik , sedangkan Crystal dia sudah cekikikan mendengar perdebatan kedua lelaki beda usia tersebut
..."Mulai sekarang nama putrimu ...
adalah Davina Arya adiatama begitu juga dengan kedua putramu nama belakang mereka sama dengan Davina !"
"Daddy perasaan nama mereka jadi tambah panjang deh "
Adiatama menggaruk kepalanya yang tidak gatal
"Mama...!"
Tampak dari luar pintu dua bocah laki laki berlari kearah Crystal
"Ya ampun anak anak mama , kok mukanya cemong begitu "
"Hehe...sorry sayang , anak anak kamu terlalu genius untuk mommy akalin huh..."
mommy Layla cengengesan ketika Crystal dan Arya menatapnya horor , melihat tingkah mommy nya Crystal cuma bisa mengelus dada , karena penampilan mommy Layla tak jauh berbeda dari kedua putranya
"Mommy...kenapa ngak mau kalah sama cucunya sih , sekarang aku baru tahu dari mana sifat absurd mereka , ternyata warisan leluhur !"
"Cih..mamanya lebih parah kalau kamu lupa "
"Heh...sudah malah ribut , ganggu cucu cantik Daddy tau ngak sih !"
Akhirnya Layla dan Crystal diam tidak lagi melanjutkan keributan mereka , keduanya menatap sendu Davina , gadis kecil itu masih asik dengan dunianya , sedikitpun dia tak berniat membuka matanya
itulah dulu , seorang Davina Arya adiatama yang begitu menyayangi seorang Adrian William , Dan hari ini gadis kecil itu telah Sah menjadi istri seorang dari bocah laki laki yang ditolongnya dulu , dialah cinta masa kecilnya...
"Drt...drt...!"
Davina melirik ponselnya , tak lama senyum cerianya menghias di bibirnya
"Hallo , papa !"
Ternyata sang papa lah yang menghubunginya saat itu , lama dia berbincang dengan berbagai ekspresi yang lucu , entah apa yang dibicarakan mereka saat itu
"Klik...!"
pintu kamar terbuka , Davina segera mematikan sambungan telponnya
" Bang...!"
"Hmm...!"
"Apakah.."
"Tidurlah , kalau kamu butuh apa apa aku ada diruang kerja "
Davina memanyunkan bibirnya , entah apa yang membuat Adrian seakan menjauhinya , dia tahu mungkin Adrian terpaksa menikahinya
"Terserah Abang saja , jika itu membuat Abang lebih nyaman "
"Hmm..."
Adrian membuka lemari pakaian nya , mengambil sesuatu dan segera meninggalkan kamarnya
"Cih ..segitunya kamu bang , awas saja nanti aku akan buat kamu bertekuk lutut , bukan Davina kalau tidak bisa membuat mu bucin sebucin bucin nya , huh...!"
Dengan perasaan yang kesal , Davina membaringkan tubuhnya , berusaha memejamkan matanya , mungkin dengan segera terlelap suasana hatinya akan kembali seperti semula
Sementara itu diruang kerja , Adrian meremas rambutnya , seolah dia sedang menahan kekesalan
"Kenapa aku begitu b\*\*\*h mau menikahinya , dia pikir aku menikahinya karena aku juga memiliki perasaan sepertinya , kamu salah Davina...aku akan lihat sejauh mana kamu bisa bertahan !"
Adrian menatap langit langit ruangan , berusaha memejamkan mata ya , kilasan demi kilasan masa lalu begitu terbayang dibenaknya , bagaimana mulanya dia bertemu dengan istrinya saat itu
"Oh my God...aku lupa ada berkas yang aku harus selesaikan , tapi sepertinya berkas itu tertinggal dikamar "
Dengan agak malas Adrian melangkah menuju kamarnya , dengan perlahan dia meraih handel pintu , dengan hati hati dia membuka pintu kamarnya , dan ketika pintu kamar itu terbuka , tampaklah sebuah pemandangan yang membuat bulu ditubuhnya meremang seketika
"Sh\*t.."
Adrian mengumpat pelan , bagaimana tidak , diatas tempat tidur istrinya sudah terlelap dengan posisi yang begitu menggoda iman , gaun tidur tipis yang tersingkap keatas pahanya
" Dasar gadis bar bar , tidak ada manis manis nya jadi perempuan "
Adrian segera mengambil berkas yang di inginkannya , ketika dia berbalik untuk kembali , dia harus meneguk ludahnya ketika paha mulus itu seolah begitu menggoda , apalagi benda putih yang menyembul keluar itu seolah melambai untuk disentuh
"Sia \*\*n !"
Dengan tergesa gesa Adrian meninggalkan kamarnya , sepertinya malam ini dia harus menyelesaikannya di dalam kamar mandi , menuntaskan hasratnya yang tiba tiba saja bergolak melihat tubuh istrinya , Adrian tidak menampik kalau tubuh Davina begitu seksi
Sementara itu di kediaman utama rumah Arya , tampak keluarga besar sedang berkumpul
"Mas..seperti ada yang kurang ya , tanpa kehadiran Davina rasanya tidak lengkap !"
"Kamu benar yank , semoga dia bahagia di rumah barunya , jika sampai Adrian membuat putriku menangis , maka dia harus bersiap siap untuk menerima resikonya !"
"Oek ..oek...!"
Cristal menepuk keningnya , dia kesal suara suaminya begitu kencang hingga membangunkan putra kecilnya Darren
"Udah tahu punya anak bayi , tapi kalau ngomong ngak pake pelan , apa ngak sekalian pinjam toa masjid aja mas , biar satu komplek denger !"
"Hehe...maaf yank , kelepasan tadi "
Cristal mengerucutkan bibirnya , dia segera menimang putra kecilnya dengan penuh sayang Cristal mengeluarkan asupan gizi putranya , melihat itu Arya meneguk ludahnya , mainan kesukaannya dulu kini tengah dihisap rakus putranya
#Hai...para pembaca Mak othor nongol lagi nih ,🥰🙏
#Happy reading 🥰😍
"
"Mas...air liurnya tolong diusap , udah tumpah tumpah tuh !"
Dengan reflek Arya mengusap bibirnya , matanya melotot seketika ternyata dia dikerjain istri tengilnya
"Hahaha...emang enak dikerjain , makannya punya Mata tuh dijaga "
"Tega kamu yank , mas juga pengen dong , bilang sama Darren untuk gantian , rakus amat !"
"Dasar mesum...ingat umur , ini malah ngak mau kalah sama anaknya !"
Arya mengerucutkan bibirnya , perlahan dia menyandarkan kepalanya dipundak sang istri , tapi bukannya diam dia mengendus leher jenjang Crystal
"Mas..."
"Mas pingin yank..."
We
Setelah membaringkan putra kecilnya Darren , Arya dan Crystal akhirnya saling berbagi peluh , meski usia mereka TK lagi muda tapi wajah mereka tetap awet muda
Sementara itu di sebuah ruangan kerja , terdengar gemericik air dari dalam kamar mandi , tak lama seseorang keluar dengan rambut yang basah
" Akh , kenapa aku tidak bisa mengontrol diriku , aneh !"
Adrian duduk di kursi kerjanya , setelah sesaat lalu dia harus bekerja sendirian mengeluarkan cairan ke*****tannya
Adrian mengusap wajahnya kasar , dia segera mengambil berkas diatas meja , berharap semua bayangan dibenaknya nggak akan muncul kembali
**
Davina membuka matanya , perlahan tangannya meraba tempat tidur di sisinya
"Kosong , ternyata dia lebih suka tidur di ruang kerjanya dibandingkan dengan aku , hmm.."
Davina bangun dari tidurnya , dia segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri , tak lupa setelah itu dia melaksanakan kewajiban nya sebagai seorang muslim
"Sebaiknya aku kedapur untuk membuatkan sarapan buat bang Rian "
Davina melangkahkan kakinya , keluar dari kamarnya pelan pelan , dia berjalan menuju dapur yang letaknya dilantai bawah
"Loh..non Davina , kenapa kesini , kalau den Adrian tahu pasti aku bakal kena marah non.."
"He .he..Bibi tenang saja , oh iya bik , biar aku yang buat sarapan buat suamiku , Bik..!"
"Tapi non..."
"Bibik tenang saja ,mendingan sekarang bibi bantu aku masak yah , hehe ..maklum bik aku masih baru jadi belum tahu letak barang barang di rumah ini bik !"
"Dengan senang hati Non , ternyata istri Den Adrian udah cantik baik hati lagi , tidak seperti yang sebelah !"
Davina mengerutkan keningnya tanda tidak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh si Bibik
"Sebelah..maksud Bibi ?"
"Ups ..maaf non keceplosan , maksud Bibi non Grace , perempuan sok itu "
"Grace...apakah karena perempuan itu , Bang Rian menolak ku ?"
Davina mendesah , dia kembali menormalkan raut wajahnya yang tadi tampak sedikit kesal
Davina mulai meracik sesuatu dengan bibik yang setia melayaninya , Bau harum masakan rupanya mengusik indra penciuman Adrian , Dia membuka matanya , mengumpulkan nyawanya ,
"Harum sekali , sebaiknya aku segera mandi , oh iya..apakah gadis bar bar itu sudah bangun , heh..paling juga dia masih asik dengan selimutnya "
Beberapa saat kemudian Adrian sudah tampil dengan pakaian kerja nya , kharisma pemimpin yang begitu ketara di gurat wajahnya
"Ekhm..."
Davina yang sedari tadi menunggu di meja makan , terjengkit kaget, dia menoleh ke sumber suara
"Eh...bang Rian duduklah , biar aku yang ambilkan sarapan mu !"
"Hmm..."
Davina menyunggingkan senyum manisnya , dengan begitu telaten Davina mengambilkan sarapan untuk suaminya , sedangkan Adrian hanya diam tanpa ekspresi , menyebalkan bukan ?
Perlahan Adrian memasukkan makanan nya kedalam mulut , dia mengerutkan keningnya , rasanya begitu enak di lidah
"Bik Yati...!"
" iya Den !".
"Bik.. Ini masakan bibik ya , kok rasanya beda tidak seperti biasanya "
"Eh , anu Den itu bukan masakan Bibik , tapi itu masakannya Non Davina !"
Adrian menghentikan kunyahan di mulutnya , rasanya dia tidak percaya , kalau Davina pandai memasak , selama ini dia hanya tahu kalau Davina cuma gadis manja , Bar bar dan tidak mengerti apa apa , tapi ternyata perkiraannya salah
"Gimana bang , enak rasanya ?"
"Biasa saja "
"Cih... Bilang biasa saja tapi kenapa piringnya bersih tak ada sisa , Dasar es balok...sok jaga image "
"Aku mendengarnya Davina !"
Davina menepuk keningnya , lupa kalau pendengaran suaminya begitu tajam
#Hai...pembaca yang Mak othor cintai , maaf yah kalau banyak typo yang salah 😜🙏
#Happy reading😘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!