NovelToon NovelToon

Kaisar Penguasa Benua Biru 2

Prolog

Alam Dewa memiliki kehidupan yang berbeda dengan alam manusia pada umumnya, mereka yang dikatakan para dewa adalah ras yang memiliki keistimewaan khusus karena berada pada tempat dan kondisi yang berbeda dengan alam manusia atau alam fana. Bisa dikatakan jika para Dewa atau keturunannya merupakan ras terkuat yang berada di kehidupan lain yang tidak bisa diketahui oleh manusia biasa.

Menurut beberapa catatan, orang-orang yang berasal dari Alam Dewa adalah orang-orang yang memiliki kekuatan khusus di bidang tertentu dan mereka diperintahkan untuk menjaga keseimbangan hidup bangsa manusia di Dunia Fana. Oleh karenanya setiap Dewa yang dikenal oleh manusia senantiasa dikagumi dan dianggap istimewa untuk dijadikan sosok pelindung yang kerap dipuja.

Beberapa Dewa dikabarkan melakukan perjalanan melintasi alam yang berbeda demi melaksanakan tugasnya, tetapi ada juga yang melintasi alam kehidupan karena ia melakukan pelanggaran atau karena dibuang dari dunia Dewa yang memiliki tatanan kehidupan tersendiri di bawah pengaturan Kaisar Dewa.

Seperti yang dialami oleh Fang Yuan, seorang Tetua di Sekte Gunung Pedang yang dikatakan memiliki kekuatan memanipulasi kehidupan dan membentuk dunianya sendiri yang dinamakan Dunia Kehampaan. Melalui Dunia tersebut, diyakini jika Fang Yuan akan mampu membentuk kekuatannya sendiri dengan sesuka hati dan melampaui kekuatan Kaisar Dewa sekalipun.

Atas kondisi seperti ini dan juga dengan didukung oleh ramalan kuno, Kaisar Dewa yang bernama Zhong Ming menangkap Fang Yuan yang bergelar Dewa Kehampaan melalui sebuah rencana jahat. Dimana pada saat itu, Fang Yuan dijebak melalui undangan jamuan di Istana Kaisar Zhong dan mendapat rayuan secara khusus dari salah satu putri Kaisar yang bernama Zhong Xuan. Tak pelak, Fang Yuan yang masih awam dengan wanita pun pada akhirnya terjebak pada situasi rumit yang membuatnya harus kehilangan kesadaran. Hal berikutnya tentu bisa ditebak dengan mudah, Kaisar Zhong Ming menjalankan rencananya dengan menyegel akar roh serta senjata spiritual yang dimiliki Fang Yuan.

Setelah kejadian itu Fang Yuan pun secara diam-diam dibuang ke Dunia Fana, hal ini semata-mata Kaisar Zhong Ming tidak bisa membunuhnya karena Fang Yuan memiliki giok jiwa yang terhubung dengan Sekte Gunung Pedang. Dalam hal ini, Kaisar Zhong Ming tidak ingin terjadi pemberontakan serius dari para kultivator di Gunung Pedang maupun Klan Fang yang cukup diperhitungkan di Dunia Dewa.

Adapun tentang kehilangan Fang Yuan maka orang-orang bisa beranggapan jika Tetua yang bergelar sebagai Dewa Kehampaan itu sedang berada di dalam Dunia Kehampaan yang menjadi rahasianya sendiri. Hal itu tidak akan pernah terbantahkan selama giok jiwa yang menghubungkan nyawanya tersebut masih tampak utuh di meja altar aula Sekte Gunung Pedang.

Adapun di dunia fana, dengan pengaturan khusus Kaisar Zhong Ming maka mustahil bagi Fang Yuan untuk bisa kembali ke Alam Dewa tanpa akar roh dewa yang menjadi ciri khusus penghuni Alam Dewa.

*******

Di Dunia Manusia (Dunia Fana) .....

"Muridku, seperti apa yang pernah aku katakan padamu sebelumnya, bahwa aku akan meminta bantuan darimu untuk melakukan satu hal penting di dunia yang sebelumnya pernah aku tinggali" ucap Fang Yuan kepada muridnya, Liu Feng.

"Katakan saja guru, saat ini aku juga sudah terlalu bosan tanpa menjalani perjalanan hidup yang menantang" Liu Feng berkata dengan penuh semangat.

Setelah ia menjalani kehidupan dengan Fang Yin hingga wanita tersebut tutup usia, tidak ada hal lain yang bisa Liu Feng kerjakan selain berkultivasi sepanjang hari. Adapun anak-anak dan keturunannya kini sudah menyebar menjadi beberapa generasi, mereka menjadi harapan Klan Liu dalam menopang Kekaisaran di Benua Biru.

Liu Feng juga tidak memutuskan untuk menikah lagi, bukan karena tidak ada wanita yang mau padanya melainkan ia sudah bersumpah untuk memiliki satu wanita di kehidupan Alam fana ini. Mungkin karena ia terlalu mencintai Fang Yin atau memang ia juga bagian dari suami yang takut istri, sehingga ia lebih memilih menyendiri hingga keturunannya berkembang dengan sangat baik di Benua Biru.

Dalam hal kehidupan di Benua Biru, Liu Feng menjadi penguasa abadi dan kini sudah waktunya bagi ia meninggalkan kemewahan serta kekuasaan untuk mencoba peruntungannya yang baru di kehidupan yang berbeda.

Fang Yuan menghela napas sejenak, lalu seberkas cahaya samar berwarna kebiruan perlahan membentuk sebuah benda berbentuk lingkaran. Cahaya yang keluar dari dalam dadanya tersebut berubah menjadi sebuah kristal padat berwarna biru langit.

"Ini adalah kristal biru, disebut juga dengan kristal kehampaan" ucap Fang Yuan dengan serius.

"Apakah benda tersebut berhubungan dengan Dunia Kehampaan?" tanya Liu Feng dengan penasaran.

"Ya, Dunia Kehampaan berada di dalamnya" jawab Fang Yuan memberitahukan rahasia terbesarnya.

"Apa?"

Liu Feng sangat terkejut dengan mata terbuka lebar, ia tidak pernah menyangka jika Dunia yang pernah ia tempati selama puluhan tahun ternyata berada di dalam sebuah kristal yang berukuran tidak lebih dari kepalan tangan.

Melihat reaksi muridnya tersebut, Fang Yuan hanya tersenyum ringan. Ia berpikiran jika sudah waktunya bagi dirinya untuk mewariskan kristal biru kepada muridnya tersebut. Fang Yuan sudah sangat yakin, dengan kepribadian Liu Feng selama ini maka bisa dikatakan jika muridnya itu telah lulus penilaian dan berhak mewarisi seluruh kemampuannya.

"Kristal biru merupakan benda yang sangat berharga, bahkan di alam Dewa saja benda seperti ini sangat diinginkan oleh banyak orang bahkan Kaisar Dewa sekalipun" ujar Fang Yuan dengan ekspresi tenang.

Mendengar perkataan dari gurunya tersebut, Liu Feng mengangguk perlahan dan mulai mencernanya lebih dalam.

"Guru, sebenarnya apa yang terjadi hingga Guru bisa seperti sekarang ini?" Liu Feng bertanya dengan serius, menyampaikan hal yang mengganjal pikirannya.

Diperkirakan saat ini adalah waktu yang tepat, maka Fang Yuan pun menyentuh kening muridnya dan menyuntikkan informasi tentang sekelumit kehidupannya di Alam Dewa untuk menjawab pertanyaan dari muridnya tersebut.

Setelah Liu Feng menerima dan dapat mencerna informasi yang ia berikan, maka Fang Yuan pun kembali membuka suaranya.

"Kita berjumpa hingga di hari ini bisa dikatakan karena takdir, mulai sekarang kamu bisa memiliki kristal biru untuk berlatih dan berkultivasi di dalamnya sesuka hatimu. Di dalamnya terdapat segala apa yang aku dapatkan selama menjadi Tetua di Sekte Gunung Pedang. Jika kamu sudah berhasil memasuki Alam Dewa maka pergunakanlah kekuatan mu untuk kebaikan dan membantu sesama" ucap Fang Yuan kepada muridnya tersebut dengan tegas.

Ada perasaan sedih mendalam yang tidak bisa ia ungkapkan atas ketidakberdayaannya, tetapi sekarang ia merasa lega jika pada akhirnya ia akan memiliki penerus. Seseorang yang bisa ia andalkan untuk melanjutkan cita-citanya dalam menegakkan kedamaian serta keadilan bagi orang-orang yang tertindas.

"Terimakasih Guru, aku akan membuat perhitungan dengan Kaisar Zhong Ming" kata Liu Feng dengan penuh tekad sambil menerima kristal biru.

"Sekarang, teteskan darahmu di atas permukaan kristal biru" pinta Fang Yuan dengan serius.

"Baik Guru.."

Liu Feng kemudian meneteskan setetes darahnya, membuat benda tersebut bergetar beberapa saat sebelum akhirnya berubah menjadi gumpalan cahaya biru. Kristal biru pun masuk ke dalam tubuh Liu Feng dengan lancar tanpa kendala ataupun rasa sakit yang ditinggalkan pada tubuhnya itu.

Fang Yuan Meninggal

Menyaksikan hal tersebut Fang Yuan pun sedikit mengernyitkan dahinya, entah rahasia apa yang dimiliki oleh muridnya itu sehingga bisa dengan mudah mencerna kekuatan dahsyat yang terkandung di dalamnya. Kristal biru sendiri berisi kekuatan yang setara dengan bumi dan langit dunia fana, namun Liu Feng dapat menyerap dan menguasainya tanpa menimbulkan gejala apapun.

Fang Yuan tahu, bahkan jika itu para penghuni alam dewa sekalipun mereka tentunya akan memiliki reaksi beragam karena menanggung kekuatan yang dapat mempengaruhi goncangan alam semesta. Kristal Biru dianggap sebagai akar roh yang memiliki jiwa tersendiri, berdiri diatas unsur tunggal yang dikatakan dapat membentuk senyawa tersendiri.

"Tentang teknik kultivasi yang kamu pelajari, tolong jangan dibicarakan di depan siapapun. Hal itu akan menimbulkan kekacauan di tempat dimana berikutnya kamu berada nanti" kata Fang Yuan mengingatkan.

"Baik Guru, meski aku tidak tahu apakah aku bisa mencapai puncak kultivasi Alam Dewa atau tidak, tetapi aku akan berusaha untuk tidak mengecewakan Guru" kata Liu Feng dengan sungguh-sungguh.

"Bagus, perlu diingat jika kultivasimu akan membentuk akar roh tertentu saat kamu menghirup esensi Qi alam dewa pada pertama kalinya" ucap Fang Yuan menjelaskan.

Fang Yuan menghela napas dalam-dalam, lalu kembali melanjutkan perkataannya.

"Hal ini tentu seperti bayi yang dilahirkan di alam dewa, mereka yang menghirup udara kehidupan pertama kalinya akan mengaktifkan bakat alami yang sudah ditakdirkan di kehidupan alam tersebut. Ini juga berkaitan dengan bakat khususmu yang ternyata berjodoh dengan Kristal Biru, benda tersebut pada akhirnya akan mengantarkanmu pada posisi dimana aku sendiri tidak dapat membayangkannya. Tetapi hal itu juga tentunya tidak mudah, kekuatan besar tidak serta merta dicapai begitu saja. Seperti perjalananmu di dunia fana ini, semuanya penuh dengan airmata, keringat serta darah yang mengiringi cerita kehidupanmu".

Setelah Liu Feng mengetahui jati diri gurunya, serta tindakan licik Kaisar Zhong Ming yang tidak mendasar maka Liu Feng berpikiran jika gurunya merupakan sosok Dewa yang teraniaya. Bukan karena ia lemah, namun karena ia terlalu percaya pada Kaisar Dewa yang nyata-nyata berbuat tidak terpuji untuk melenyapkan Fang Yuan.

Berkat kejadian ini, Liu Feng jadi semakin paham jika di dunia kultivator tidak hanya dibutuhkan kekuatan tetapi juga sifat licik untuk mencapai tujuan. Kini Liu Feng bisa memiliki alasan yang tepat terkait perjalanannya ke alam kehidupan berikutnya yang tidak hanya mengejar kekuatan.

"Sekarang buka mulut mu..!" pinta Fang Yuan sambil menjentikkan jarinya.

Setetes darah yang memiliki aura keagungan luar biasa bergerak dengan cepat memasuki mulut Liu Feng yang tidak menghindarinya, ia tahu jika gurunya akan memberikan petunjuk lainnya terkait alam Dewa yang masih penuh misteri baginya.

Saat setetes darah itu sampai di tenggorokannya, dengan cepat darah itu membelah diri menjadi jutaan sel darah lainnya yang menyebar ke seluruh tubuhnya, baik organ dalam maupun anggota tubuh lainnya merasakan perasaan hangat yang diikuti dengan energi besar di dalam tubuh. Kekuatan besar yang baru saja merasukinya itu membuat ukuran meridian serta dantiannya membesar dan tulang-tulangnya pun seperti terbentuk lebih kokoh lagi.

"Kekuatan darah yang sangat kuat" batin Liu Feng sesaat merasakan sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Setelah beberapa saat, Liu Feng pun berhasil menstabilkan kekuatannya meski lautan energinya seperti hendak ingin meledak. Namun tidak seperti biasanya, ia tidak melakukan terobosan seperti yang ia alami sebelumnya jika mendapatkan sumberdaya langka.

"Kekuatanmu aku segel melalui garis darah yang sudah memasuki tubuhmu. Kekuatan tersebut baru bisa kamu gunakan seutuhnya jika waktunya sudah tiba atau saat kamu dalam posisi terdesak" jelas Fang Yuan yang memahami kondisi muridnya saat ini.

"Selain itu, darah yang mengalir di dalam dirimu saat ini akan menunjukkan identitas barumu saat di alam dewa. Kamu sekarang secara resmi berasal dari Klan Fang, dimana para Tetua akan bisa mengetahui identitasmu berdasarkan esensi darah yang aku tanamkan dalam dirimu" sambung Fang Yuan menjelaskan lebih detail, memberikan identitas baru kepada muridnya tersebut.

Selain sebagai seorang Tetua di Sekte Gunung Pedang, Fang Yuan juga merupakan keturunan dari salah satu Klan Fang yang cukup diperhitungkan di Alam Dewa. Hanya saja, baik Sekte Gunung Pedang maupun Klan Fang tidak ada yang mengetahui keberadaan Fang Yuan yang tersegel di Dunia Fana hingga kini. Adapun Dewa kematian dan dewa kehidupan yang sebelumnya bertaruh bersama terhadap Liu Feng, mereka sudah terikat sumpah untuk tidak saling membocorkan terkait apa yang mereka lakukan, termasuk rahasia keberadaan Dewa Kehampaan yang menjadi musuh bagi Kaisar Dewa tersebut.

"Guru, aku bersumpah tidak akan mengecewakanmu" ucap Liu Feng dengan sungguh-sungguh dan ia pun segera berlutut.

Namun saat ia hendak berlutut lebih dalam, tiba-tiba tubuhnya berubah menjadi transparan dan melihat segala sesuatunya berputar dengan cepat.

"Aku akan menggunakan kekuatan terakhirku untuk mengirim mu ke Alam Dewa" ucap Fang Yuan yang terdengar samar-samar di telinga Liu Feng.

Fang Yuan tersenyum bahagia, meski pada akhirnya ia sendiri akan kehilangan nyawanya namun ia sangat puas dengan pencapaian yang telah dicapai oleh Liu Feng selaku muridnya selama ini. Selain itu, berkat Liu Feng juga Klan Fang di Benua Biru dapat memiliki posisi yang sejajar dengan Klan Liu selaku penguasa Benua Biru.

"Gu... Guru..." suara Liu Feng tercekat, ia melihat tubuh gurunya yang ikut memudar dengan perasaan rumit.

Pada detik berikutnya jiwa Liu Feng terpisah dari raganya, bayangan tubuh astralnya tersebut meninggalkan tubuh yang selama ini ia tempati sebagai penguasa Dunia Fana, Benua Biru yang telah membesarkan dirinya dan juga membawa kisah cinta terindahnya bersama Fang Yin wanita satu-satunya yang selalu menemani dirinya sepanjang masa.

*****

Alam Dewa, Sekte Gunung Pedang....

Pada saat ini, di sebuah Aula Utama Sekte terjadi peristiwa aneh. Giok Jiwa milik Tetua Fang Yuan bergetar hebat tanpa ada yang bisa mengetahuinya. Sebagian para Tetua saling pandang, mereka yang sudah sepuluh tahun waktu Alam Dewa tidak melihat Fang Yuan kini tiba-tiba dihadapi pemandangan aneh.

"Apa yang terjadi?"

"Giok jiwa milik saudara Fang bergetar kuat"

"Pastinya ada hal buruk yang menimpa dirinya"

"Gawat, cepat laporkan kepada Ketua Sekte"

Beberapa orang Tetua yang juga merupakan sahabat Fang Yuan pun saling berkata dengan perasaan rumit, mereka jelas memahami jika giok jiwa merupakan suatu benda yang berhubungan dengan jiwa seseorang.

Namun detik berikutnya terdengar sebuah suara ledakan.

"Boomm"

Bersamaan dengan hal tersebut, empat orang Tetua Sekte Gunung Pedang menyaksikan giok jiwa milik Tetua Fang Yuan hancur berkeping-keping menjadi butiran debu. Hal ini menandakan jika Tetua yang bergelar Dewa Kehampaan itu telah tewas tanpa ada yang tahu bagaimana dan dimana ia tewas.

"Apa???"

Para Tetua yang menyaksikan ini terkejut bukan main, orang yang mereka anggap sebagai sosok terkuat sekaligus sosok yang diperkirakan akan menjadi Ketua Sekte Gunung Pedang berikutnya akan meninggal dalam kondisi seperti ini.

Terutama Tetua Li Chung, ia yang selama ini bersahabat baik dengan Fang Yuan adalah orang yang paling tidak bisa menerima kondisi seperti sekarang ini. Ia juga tidak percaya begitu saja jika sahabat yang ia banggakan akan berakhir seperti ini tanpa ada yang tahu kejadian sebenarnya.

Selama sepuluh tahun terakhir, Fang Yuan menghilang secara misterius. Para Tetua hingga Ketua Sekte Gunung Pedang sekali pun menganggap jika dirinya berada di Dunia Kehampaan yang selama ini sudah menjadi rahasia terbesarnya. Para petinggi Sekte juga beranggapan jika Fang Yuan sedang melakukan kultivasi tertutupnya untuk meningkatkan kekuatan yang pada akhirnya akan menguntungkan Sekte Gunung Pedang.

Anak Yang Tidak Beruntung

Dalam sekejap kejadian besar ini pun menarik perhatian Ketua Sekte Gunung Pedang yang sedang berkultivasi di dalam kamar pribadinya.

"Buruk.. Benar-benar tidak baik" gumam Liu Haikuan dalam hati.

Sebagai pimpinan Sekte Gunung Pedang jelas ia memiliki indra spiritual yang berada di atas rata-rata, ia tentu dapat merasakan kehancuran giok jiwa milik Fang Yuan.

Liu Haikuan segera bangkit, berjalan keluar dan memandang langit biru yang menyelimuti Sekte Gunung Pedang. Pria sepuh yang menjadi pilar Sekte tersebut pun sedikit terhenyak, memikirkan peristiwa yang terjadi dan mencoba mendeteksi keberadaan Fang Yuan. Namun seperti sebelumnya, ia tidak dapat mengetahui keberadaan Tetua yang bergelar Dewa Kehampaan tersebut.

"Ketua.."

Sapa beberapa orang Tetua yang sebelumnya berada di Aula Utama Sekte, mereka datang menghadap ke pimpinan Sekte hendak melaporkan kejadian luar biasa.

"Aku sudah tahu, namun aku masih belum bisa mengetahui keberadaan sebenarnya" Liu Haikuan berkata sekaligus menjawab kegelisahan hati para Tetua.

"Apa yang harus kami lakukan?" tanya Li Chung dengan ekspresi bingung.

"Sebaiknya kita tetap rahasiakan hal ini, biarkan aku yang berbicara secara khusus dengan pimpinan keluarga Fang" jawab Liu Haikuan dengan hati-hati.

Meski di halaman kediamannya tidak terdapat orang lain atau murid jaga, tetapi ia termasuk orang yang memiliki perhitungan yang jauh lebih tinggi ketimbang para Tetua Sekte yang kini tersisa sembilan orang. Sekte Gunung Pedang tidak memiliki banyak murid seperti Sekte-sekte lainnya. Kendati demikian, sebagai Sekte yang berfokus pada ilmu berpedang Sekte Gunung Pedang merupakan penghasil kultivator yang memiliki gelar dan nama besar di alam dewa.

Empat orang Tetua itu mengangguk patuh, mereka juga menyadari jika berita ini beredar sampai ke luar maka bisa menurunkan reputasi Sekte dalam hal pengaruh kekuatan. Dengan berkurangnya satu Tetua yang secara otomatis tentu akan membuat penilaian berbeda dari para kultivator, mereka yang tidak senang dengan perkembangan Sekte Gunung Pedang akan mulai mencari gara-gara dengan kondisi terbaru seperti sekarang ini.

Sebelumnya nama Fang Yuan selalu membuat takut para kultivator pedang, terutama dengan prestasinya yang tidak pernah gagal dalam membunuh lawan-lawannya. Hal ini tentu membuat orang-orang merasa enggan untuk bersinggungan dengan pria yang memiliki Dunia Kehampaan itu.

****

Lapangan beladiri Klan Fang...

Pada waktu yang bersamaan, saat ini sedang dilakukan proses pengakuan kultivator keluarga Fang. Mereka yang sudah mulai beranjak dewasa, yakni para pemuda yang sudah berusia tujuh belas tahun wajib mengikuti proses pengakuan untuk tetap diakui sebagai kultivator keluarga Fang yang sudah terkenal luas di Kota Shaanxi. Sama seperti di alam fana, secara kebetulan wilayah yang menjadi tempat tinggal para ras keturunan dewa ini pun disebut Benua Biru. Wilayah yang terdiri dari daratan dan juga lautan yang luas, membuatnya terbentang dari barat hingga ke timur dengan beberapa wilayah penopang lainnya.

Di Kota Shaanxi, Klan Fang bersama Sekte Gunung Pedang menjadi dua kekuatan yang cukup diperhitungkan. Bahkan Kaisar Zhong Ming memandang serius keberadaan mereka hingga melenyapkan Fang Yuan adalah sebuah tindakan rasional untuk mencegah keberadaan dua matahari kembar. Dalam hal ini, Kaisar Zhong Ming tentu tidak ingin ada orang yang mampu menyainginya apalagi dengan keberadaan dua penopang kekuatan besar.

Di Klan Fang sendiri, para pemuda yang berhasil mendapatkan predikat terbaik dalam ajang proses pengakuan akan dikirim ke Sekte-sekte besar dengan dukungan sumberdaya terbaik Klan. Termasuk ke Sekte Gunung Pedang, tempat dimana Fang Yuan membesarkan namanya selama ini.

Pada saat ini, seorang pemuda yang terkenal di kalangan keluarga Fang sebagai calon kandidat terbaik sedang menghajar pemuda lainnya. Fang Dianzuo tampak begitu mendominasi atas Fang Yuan junior. Sebagai pemuda keturunan Klan cabang, Fang Yuan junior dikatakan sebagai pemuda yang berbakat dari pasangan Fang Linpeng dengan Xie Xian.

Pemuda berusia sembilan belas tahun itu dinamakan sebagai Fang Yuan karena ayah dan ibunya memang sangat mengagumi salah seorang keturunan Klan Utama yang bernama Fang Yuan, orang yang sama yang menjadi Tetua sekaligus guru dari Liu Feng di alam fana.

"Kamu terlalu lemah.." ucap Fang Dianzuo dengan senyum mengejek.

Pertandingan yang seharusnya hanya sebagai proses pengakuan Klan Fang, berubah menjadi pertarungan berdarah tanpa ada yang bisa mencegah. Sebagai putra salah seorang Tetua, Fang Dianzuo seolah mendapat kebebasan untuk menghabisi anggota Klan cabang yang selama ini memang kurang mendapatkan perhatian di kalangan keluarga inti.

Mendengar perkataan dari seterunya itu, membuat Fang Yuan junior tidak bisa terima begitu saja. Ia jelas merupakan seorang pemuda yang memiliki bakat dan kemauan keras untuk meningkatkan harkat dan derajat kedua orang tuanya. Ia satu-satunya perwakilan keluarga cabang yang tersisa, momen ini juga satu-satunya harapan bagi dirinya untuk berkembang menjadi Naga dan terbang tinggi seperti kultivator keabadian lainnya yang menjadi pesohor.

Detik berikutnya, pemuda yang berada di ranah Petarung Raja itu pun segera bangkit dan menyerang kembali ke arah Fang Dianzuo.

"Cari mati.." ucap Fang Dianzuo dengan senyum mencibir.

Dengan kekuatan Petarung ranah Kaisar, tentunya apa yang dilakukan oleh Fang Yuan adalah merupakan tindakan konyol meski ia sudah diperingatkan dan diejek oleh anggota Klan Fang lainnya untuk menyerah.

"Baaammm"

Di hadapan banyak orang anggota Klan Fang, sosok tubuh Fang Yuan junior itu terbang ke udara sebelum jatuh dengan keras menghantam tanah dengan bekas lubang yang membentuk tubuhnya.

"Aarrgghh"

Fang Yuan junior memuntahkan seteguk darah kental, kesadarannya pun dengan cepat mengendur beriringan dengan kehancuran dantiannya dalam pertukaran serangan ganas yang dilancarkan oleh keduanya.

"Tidaaakk.." teriak Xie Xian yang merupakan ibu dari Fang Yuan junior.

Dengan cepat ia menghampiri tubuh putranya, wajah paniknya membuat seolah dunia berhenti berputar saat tangan lembutnya menyentuh tubuh putra semata wayangnya itu. Sementara Fang Linpeng selaku ayah, hanya menarik napas dalam-dalam pertanda pasrah dengan keadaan yang menimpa putranya itu.

Di bawah tekanan keluarga inti, ia jelas tidak dapat menyampaikan keluhan atas keadaan putra kebanggaannya. Fang Linpeng juga tahu jika hal semacam ini bisa saja terjadi akibat dari kelemahan atau kekurang hati-hatian, dalam hal ini ia juga tidak dapat menyalahkan tekad putranya yang ingin menjadi kultivator kebanggaan keluarga.

"Pertandingan ini dimenangkan oleh Fang Dianzuo.." ucap seorang pria paruh baya dengan lantang.

Segera setelahnya, suara tepuk tangan dan riuh bergemuruh di seluruh lapangan beladiri milik Klan Fang. Mereka semua jelas tidak menghiraukan keadaan Fang Yuan junior yang kini sedang meregang nyawa tersebut.

Suara sorak itu juga mengabaikan rintihan Fang Yuan junior dalam mempertahankan napas terakhirnya, tidak ada yang menyadari juga jika pemuda yang kini sedang ditangisi oleh ibunya itu sedang mengalami peristiwa aneh.

Hanya dalam sesaat, cahaya biru yang muncul dari kehampaan tiba-tiba masuk melalui lubang hidung Fang Yuan junior yang sebelumnya mengalami henti napas tersebut. Pergantian peristiwa yang begitu cepat itu benar-benar terabaikan di bawah gegap gempita kebahagiaan orang-orang atas keperkasaan Fang Dianzuo sebagai bakat jenius Klan Fang.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!