" Aku mohon mas,izinkan aku pergi kerumah orangtuaku sekali ini saja.Hiks aku sangat hawatir dengan keadaan mereka." Ucap seorang perempuan cantik yang bersimpuh dikaki suaminya.
" Tidak! Aku bilang tidak ya tidak! Apa kamu tuli Calista? Bukankah aku sudah mengatakan bahwa kamu tidak akan pernah aku izinkan keluar dari istanaku ini!" Sentak suami Calista.
" Tapi mas,bukankah dulu mas bilang tidak akan pernah membatasiku dengan keluargaku.Bukankah diawal pernikahan kita kamu bilang aku bebas menemui keluargaku mas,tolong mas tolong!"
Calista terus mengiba kepada suaminya namun Akbar tetap bergeming.
...----------------...
2 Bulan lalu 💞💞💞💞
" Menikahlah denganku,aku akan membantu membebaskan keluargamu dari kubang kemiskinan.Aku sangat mencintaimu,aku janji akan membuatmu bahagia sampai kamu lupa bagaimana rasanya menderita.Akan ku pastikan hanya akan ada airmata kebahagiaan sepanjang hidupmu." Ucap Akbar Tuan muda tampan nan kaya raya pemilik perkebunan dan juga pabrik obat-obatan terbesar didaerahnya.
" Tapi Tuan! " ucap seorang gadis desa sederhana yang bekerja di perkebunannya dan selama ini menggantungkan hidupnya dari hasil dia bekerja sebagai buruh perkebunan milik Akbar.
Parasnya yang cantik membuat akbar jatuh hati dan ingin memilikinya.
" Kamu ragu terhadapku Calista? Jangan munafik kamu Calista! Saya tau perempuan miskin sepertimu selalu silau akan harta." Ucap Akbar dengan angkuhnya.
" Maaf tuan jika memang tuan memanggil saya kesini hanya untuk menghina dan merendahkan harga diri saya Mak saya permisi.Satu hal yang harus tuan tau,tak semua orang miskin seprti saya gila akan harta dan kedudukan.Permisi!"
Dengan dada yang bergemuruh Calista berpaling dari Akbar dan meninggalkannya didepan hamparan perkebunan tanaman obat-obatan milik Akbar.
" Cih! Dasar perempuan sombong,apa si yang dia banggakan dari dirinya yang miskin.Awas saja kamu Calista,saya pastikan kamu akan saya dapatkan dalam sekejap mata." gumam Akbar.
...****************...
" Pak bangun pak!" Seorang wanita paruh baya tengah bersedih hati sembari mengguncang bahu suaminya yang terkulai lemas diatas tempat tidurnya.
Berkali-kali matanya hampir tertutup namun sang istri terus membuatnya tersadar.
Sarkum sudah bertahun-tahun mengindap penyakit paru-paru dan juga tekanan darah tinggi.Namun karena terkendala biaya akhirnya pengobatan sarkum terhambat apa lagi mereka hanya mengandalkan gajih Calista yang tak seberapa dari hasil bekerja sebagai buruh diperkebunan Akbar.
" Ba-pak su-sudah ti-tidak ku-a-t la-gi b-b-u." Ucapnya terbata.
Karlina hanya bisa menangis melihat keadaan suaminya yang sudah semakin parah.
" Sabar ya pak sabar,tunggu Calista pulang.Siapa tau dia dapat pinjaman dari pak Ading mandor perkebunan." Ucap Karlina disela isakannya.
Nafas sarkum terdengar semakin sesak hingga menimbulkan bunyi ngik ngik.Hal itu semakin membuat hati Karlina tersayat karna mereka tak bisa melakukan apapun selain pasrah dengan keadaan.
Kemiskinan membuat hidup mereka selalu dalam kesulitan,Calista anak sematawayangnya terpaksa harus menjadi tulang punggung keluarga karena tak ada lagi yang bisa diharapkan lagi selain dia.
Brak brak brak
Ditengah kepanikan, karlina mendengar seseorang menggedor pintu rumahnya yang sudah usang dan lapuk dimakan usia.
Gubuk reotnya tak bisa menahan getaran terlalu keras.Jangankan untuk membuat tempat tinggal yang layak,untuk kebtuhan sehari-hari saja orangtua Calista harus menunggu dua Minggu sekali.
Grriyuuut
Bunyi dari pintu rumah Calista saat Karlina membukanya.
Matanya membulat sempurna kala ia melihat sosok yang selama ini baru pernah dia lihat dalam siaran televisi dan koran saja.
" Ma-ma-af anda siapa dan ada perlu apa?" tanya karlina dengan suara bergetar.
Dengan congkahnha Akbar menerobos masuk kedalam gubug reot Karlina.Akbar memindai semua ruangan sampai matanya berhenti pada ranjang usang.Diatasnya terbaring laki-lakin paruh baya.Terlihat sangat lemah dan tak berdaya.
" Tuhan memudahkan jalanku!" Gumam Akbar.
Sementara diluar Karlina gemetar ketakutan lantaran melihat dua bodyguard Akbar berjaga didepan pintu rumahnya.
" Tuhan,kenapa Calista lama sekali.Siapa sebenarnya orang itu? Astaga,bapak!" Karlina gegas kebelakang dan memberanikan dirinya karna takut suaminya disakiti.
" Tuan,siapa anda jangan sakiti kami.Kami orang miskin,kami tak punya harta benda yang bisa kalian ambil.Tolong tuan jangan sakiti kami,suami saya sedang sakit." Karlina terus mengiba dan bersimpuh dikaki Akbar.
Melihat ketakutan Karlina Akbar menyingrai dibalik senyumannya.
" Gatot ,Butar!" Suara bariton Akbar terdengar hingga kepenjuru rumah Karlina.
" Siap Tuan!" Dua orang bertubuh kekar itu menghampiri Sarkum membuat Karlina semakin ketakutan.
Hanya dengan gerakan mata bodyguard Akbar tau apa yang harus mereka lakukan.
" Mau dibawa kemana suami saya tuan,jangan sakiti kami tuan. Hiks hiks, Calista tolong ibu nak tolong hiks hiks.Tuan jangan sakiti suami saya tuan." Karlina hanya bisa pasrah saat kedua bodyguard Akbar membawa suaminya keluar rumah dan memasukannya kedalam mobil.
" Kemasi pakaian dia secukupnya dan ikut saya!" Mendengar suara dingin Akbar membuat kaki Karlina semakin gemetar.
" Ta-tapi mau dibawa kemana suami saya tuan?"
" Cepat!" Titahnya.
Akhirnya Karlina mengikuti apa yang diperintahkan oleh Akbar.Kendati hatinya diliputi perasaan tak menentu antara takut dan juga bingung namun demi keselamatan suaminya Karlina ikut masuk kedalam mobil.
Sepanjang perjalanan Karlina tak hentinya merapalkan doa-doa.Tak hanya kakinya yang gemetar,lidahnya pun terasa kelu untuk melontarkan pertanyaan kepada Akbar.
Apa lagi Karlina duduk diantara dua bodyguard Akbar sementara suaminya dibiarkan terbaring dikabin belakang dijaga oleh bodyguard Akbar yang lain.
Sama halnya dengan Calista yang baru saja sampai dirumahnya.Ia panik saat melihat suasana rumahnya yang sepi dan yang lebih membuatnya hawatir adalah ada beberapa tetangga yang mengatakan bahwa ayah dan ibunya dibawa oleh beberapa orang bertubuh kekar yang diduga preman oleh para tetangga Calista.
" Hiks,harus cari kemana bapak dan ibu.Mau tanya kesiapa kalau sudah seperti ini." Racau Calista sembari memeluk lututnya sendri.
Apa lagi Calista sama sekali tak memiliki ponsel atau alat komunikasi lainnya hingga ia terpaksa hanya bisa pasrah menunggu sampai ada yang memberitahu kemana orangtuanya pergi.
" Sabar Calista,tapi kalau dilihat tadi ibumu tidak dalam tekanan.Mungkin mereka orang baik yang Tuhan kirim untuk membantu kamu mengobati bapak kamu." Ucap Bu harti sembari berusaha menengka Calista.
" Hiks saya takut bu kalau ternyata mereka orang jahat bagaimana?" ucapnya disela-sela isakannya.
...****************...
" Turun dan temani suamimu sampai dokter menanganinya.Jangan fikirkan soal biaya rumah sakit biar itu jadi urusan bos kami." Ucap salah satu bodyguard Akbar dengan suara datarnya dan dengan wajah tanpa ekspresi.
" A-apa jadi Tuan itu mau membantu kami? Betapa mulianya hati beliau.Boleh saya mengucapkan terimakasih kepadanya?" Ucap Karlina dengan linangan airmata.
" Tidak perlu!" Ucap bodyguard dengan suara dingin membuat Karlina mundur perlahan dengan hati yang berkecamuk.
Dalam hatinya terus bertanya-tanya siapa gerangan Tuan muda yang sudah membantunya untuk membawa suaminya kerumahsakit.
" Calista,astaga bagaimana kalau Calista panik dan mencariku." Gumam karlina.
Bersambung dulu gais...
Mohon dukungannya untuk karyaku yang ini semoga kalian suka dengan ceritanya.Kalau ada masukan silahkan tulis dikolom komentar🙏🙏🙏🙏🙏
" Tu-tuan,apa saya bisa minta tolong!" dengan suara bergetar Karlina mencoba memberanikan diri mendekati dua bodyguard Akbar yang tengah berdiri didepan lobi rumah sakit.
" Cepat katakan,sikapmu membuat semua orang memperhatikan kita! Jangan buat keributan disini atau biaya pengobatan suamimu tidak akan kami bayar." Bisik salah satu bodyguard Akbar dengan gigi menggeratuk lantaran mereka menjadi pusat perhatian seluruh pengunjung rumah sakit.
" A-anak saya pasti hawatir dirumah.Bisa saya minta tolong jemput dia dan bawa dia kemari! Sa-syaa janji tidak akan meminta apapun lagi setelah ini.Saya janji akan menuruti semua perintah kalian." Ucapnya tanpa berfikir panjang.
Dalam dia Akbar tersenyum dengan seringai licik diwajahnya.
Hanya dengan gerakan mata kedua bodyguard Akbar tau dengan apa yang harus mereka lakukan.
Tanpa mengatakan apapun lagi salah satu diantara mereka pergi untuk menjemput Calista dirumahnya.
Sementara sarkum ditangani oleh dokter,Karlina menunggu didepan ruang tindakan dengan gelisah dan juga tak lupa dia merapalkan doa untuk kesehatan dan keselamatan suaminya.
Kurang lebih 30 menit dokter keluar dari ruang tindakan.
" Keluarga bapak sarkum!"
" Sa-ya dok,bagaimana dengan suami saya dokter? Apa sangat parah penyakit yang diderita,apa dia perlu rawat inap,apa dia harus rutin berobat?" tanya karlina,bahkan ia tak sempat menunggu dokter menjelaskan hasil pemeriksaannya.
...****************...
" Sudah Calista kamu jangan nangis terus,saya jadi bingung harus bagaimana.Kamu percaya saja Tuhan pasti melindungi orangtua kamu."
" Hiks Ta-tapi saya ta-takut bapak dan ibu disakiti,bagaimana kalau mereka diculik terus penculiknya minta tebusan?Huaaaa,untuk makan sehari-hari saja susah darimana saya dapat uang tebusan." Suara tangis Calista semakin pecah saja.
Bayangan akan penculikan dan penganiayaan orangtunya terus membuatnya ketakutan.
" Calista! Kamu ini waras atau tidak,siapa yang mau meculik orangtua kamu.Mereka tidak punya tambang emas ataupun mesin pencetak uang hingga membuat orang ingin menculik orangtua kamu.Ngaco kamu!" Sentak salah satu tetangga membuat Calista akhirnya berfikir dengan akal sehatnya.
Ditengah kepanikan Calista dan ramainya celotehan para tetangga,tiba-tiba mereka dibuat ketakutan sekaligus kegelisahan saat melihat mobil mewah berhenti didepan halaman rumah Calista.
" Jangan-jangan itu penculiknya! Haii kamu pasti penculik yang sudah membawa orangtua saya kan,cepat kembalikan mereka atau anda saya laporkan kepolisi!" Gertak Calista penuh keberanian.
" Dasar gadis bodoh! Simpan omong kosong mu dan ikutlah denganku Sekarang!"
Bodyguard Akbar menarik tangan Calista dengan kasar membuat para tetangga yang menyaksikan hanya bisa berteriak histeris lantaran takut Calista disakiti.
" Lepaskan! Lepaskan saya! Kalian pasti penjahat,salah apa orangtua saya,siapa bos kalian,dimana orangtua saya!" Calista terus meracau namun tak didengar oleh orang-orangnya Akbar.Mereka tetap membawa Calista dan memaksa Calista masuk kedalam mobil.
" Haii mau dibawa kemana Calista,To...."
Tetangga yang hampir berteriak minta tolong bungkam seketika kala sang bodyguard mengeluarkan pistol dari balik jaket tebalnya.
" Diam atau isi dari pistol ini akan membuatmu bungkam selama-lamanya." Ucapnya membuat para tetangga Calista seketika bubar.
Braaaak
Bruummmmm
Mobil melaju dengan cepat meninggalkan desa Calista menuju rumahsakit dimana orangtua Calista dirawat.
Kurang lebih 45 menit mereka sampai dirumah sakit.
" Turun!" Sentak bodyguard Akbar pada Calista yang sedari tadi menunduk ketakutan.
" Rumahsakit?Apa bapak disini,mereka bukan penculik?Siapa mereka?" Batin Calista terus bertanya-tanya.
Salah satu bodyguard Akbar turun dan terlihat menelfon seseorang lalu tak berselang lama Calista dipaksa turun oleh orang bodyguard tersebut.
" Kenapa saya dibawa kesini?" Tanya Calista.
" Datanglah kekamar Flamboyan nomor 12 dilantai 5.Jangan banyak bertanya lagi atau kamu tidak akan bisa melihat lagi orangtuamu."
Bukannya menjawab pertanyaan Calista, bodyguard Akbar justru mengancam Calista.
Kamar Flamboyan nomor 12 lantai 5
" Bu,sebenarnya siapa mereka? Mengapa mereka menolong kita Bu apa ibu kenal?" Tanya sarkum dengan suara lirihnya karna kondisinya masih sangat lemah.
" Ibu juga gak tau pak,mereka seperti orang yang sangat kaya raya,liat aja nih kita dibawa kerumahsakit yang banyak tingkatnya.Tadi aja ibu pas kesini diantar pake ruangan yang ajaib.Ibu masuk dari bawah sana pas keluar udah disini pak.Sepertinya ini rumahsakit ajaib ya pak!" Celoteh Karlina membuat suaminya semakin tak faham dengan apa yang sedang dialam oleh mereka.
" Tapi ini pasti mahal Bu biaya perawatannya,kita dapat uang dari mana.Kasiam putri kita Bu,menjual rumah dan tanah kitapun rasanya tidak akan cukup untuk membayar biaya perawatan disini." Keluh sarkum dengan kekhawatirannya.
" Apa kita minggat saja pak? Tapi ibu gak tau bagaimana cara kita turun,tadi si suster cuman mencet-mencet aja pak.Aduuh kenapa si kita harus ditolong orang kaya dan dibawa kedunia lain seperti ini." Gumam karlina membuat sarkum terkekeh.
Tok tok tok
" Pak,siapa ya pak ibu takut." Karlina justru ketakutan saat mendengar pintu diketuk dari luar.
" Buka saja Bu siapa tau itu dokter." Usul sarkum.
" Tapi pak."
" Sudahlah Bu,kalau bukan dokter mungkin suster.Nanti kita bisa tanya bagaimana caranya kita keluar dan tentang biaya disini." Ucap sarkum membuat Karlina terpaksa berdiri dan berjalan dengan hati hati menuju kearah pintu.
Dengan tangan bergetar Karlina membuka knop pintu.
" Calista!"
" Ibu!"
" Kamu disini nak, Allhmdulillah akhirnya kamu datang juga nak.Ibu hawatir dengan keadaan kamu tadi sayang,maafkan ibu dan bapak ya nak."
" Bapak mana Bu,bapak mana? Ibu,ibu baik-baik saja kan gada yang nyakitin ibu kan gada yang jahatin kalian kan?" Rentetan pertanyaan meluncur dari mulut Calista membuat Karlina dan sarkum saling tatap.
"Masuk nak!" Ucap sarkum.
Karlina dan sarkum lalu menceritakan semuanya yang sudah terjadi pada putrinya dan Calistapun menceritakan semua yang baru saja terjadi pada kedua orangtuanya.
2 Minggu kemudian.
Setelah dinyatakan sehat sarkum diizinkan pulang oleh pihak rumahsakit dan lagi-lagi keluarga Calista harus dibuat terkejut karna ada rombongan yang sudah menunggunya dibawah.
" Kalian lagi!" Ucap Calista saat melihat beberapa bodyguard yang sedang menunggu mereka dilobi rumahsakit.
" Jangan banyak bertanya,ikutlah kami karna Tuan kami sudah menunggu kalian." Ucap salah satu bodyguard.
" Gak,gak mau! Kalian pasti orang jahat,kalian pasti mau nyakitin kami!" Tolak Calista.
" Nak,sudah diam kita ikut saja.Terlepas mereka orang jahat atau tidak kita memang harus bertemu dengan orang yang sudah membantu kita.Bapak harus berterimakasih kepada mereka dulu nak.Walau bagaimanapun,mereka sudah membiayai pengobatan bapak sampai bapak sehat begini.Jangan jadi orang sombong sayang,kita tidak boleh seperti kacang yang lupa akan kulitnya."
Mendengar nasehat dari sarkum,Calista akhirnya diam dan menuruti perintah bodyguard tersebut untuk ikut bersamanya.
Sepanjang perjalanan Calista terus saja bertanya-tanya dalam hatinya siapa orang yang disebut tuan tersebut yang sudah membantunya.
Bersambung ......
" Maaf tuan sebenarnya kami mau dibawa kemana,kenapa ini bukan jalan arah pulang kerumah kami?" Tanya karlina pada akhirnya memberanikan diri.
" Tutup mulutmu! Jangan banyak perintah,ikuti saja apa yang kami arahkan nanti dan kalian akan tau jawabannya.Hahahahahahah!" jawab salah satu bodyguard Akbar,tertawanya bahkan membuat Calista dan orangtuanya merasa ketakutan.
" Tuhan,ini manusia atau jelmaan jin." Batin Calista.
Setelah percakapan itu,mereka tak berani bertanya apapun lagi.
Kurang lebih 4 jam mereka sampai disebuah tempat dimana banyak gedung-gedung menjulang tinggi.
" Pak dimana kita,apa ini kota?" Tanya karlina pada suaminya sembari mengedar pandangan.Matanya dibuat takjub dengan keindahan kota pada malam hari.
" Bapak juga ngga tau Bu,sudah diam Bu.Bukankah tadi mereka bilang kita jangan banyak bertanya,bapak takut mereka menyakiti kita.Apa lagi setiap ada telfon mereka selalu melihat kearah Calista.Meskiupun ingin bapak juga merasa takut untuk bertanya lebih,bapak lebih takut akan keselamatan kita Bu." Pungkas sarkum.
Karlina hanya menghela nafas mendengar jawaban dari suaminya.
" Turun!" Ucap salah satu bodyguard.
Mereka semakin dibuat beritanya-tanya karna saat mereka turun banyak orang yang sudah menunggu mereka tepat didepan mobil mereka terparkir.
" Nona Calista mari ikut kami." Ucap salah seorang perempuan cantik yang berdiri tak jauh dari Calista.
Calista dan kedua orangtuanya saling tatap seolah mereka saling bertanya lewat tatapan mata mereka.
Pertanyaan-pertanyaan mulai bermunculan memenuhi isi kepala.
" Mau dibawa kemana saya mba?"
" Tenang saja kami tidak akan menyakiti nona,mari ikut kami." Dengan lembut perempuan tersebut menuntun Kalista untuk ikut serta bersamanya dibarengi dengan dua orang wanita cantik lainnya.
" Pak ,Bu!"Seru Calista.
" Ikut saja nak,bapak ibu tunggu disini!" Ucap Karlina.
Calista dibawa kelantai dua disalah satu ruangan yang memang mungkin sudah dipersiapkan untuknya.
" Nona Calista silahkan duduk!" Ucap seorang perempuan muda yang sangat cantik dan lemah lembut.
" Sa-saya mau diapakan disini?" Tanya Calista.
" Tenang nona,Nono cukup diam dan jangan memberontak.Kami hanya menuruti perintah tuan Akbar."
" Tu-tuan Akbar? Apa yang dimaksud anda tuan Akbar pemilik perkebunan dan pabrik obat-obatan? Akbar Malik Dirgantara?" Tanya Calista dengan suara bergetar.
" Betul!"
" Astaga,apa yang akan dia lakukan terhadapku.Apa dia orang yang sama yang sudah membantu pengobatan orangtuaku?" Batin Calista terus bertanya-tanya.
Satujam kemudian.....
" Sempurna!" Ucap seorang pria yang sudah rapih dengan balutan jas mewah saat melihat vidio yang dikirim oleh seseorang keponselnya.
" Bawa dia keakula sekarang!" Titah Akbar keseseorang melalui sambungan telfon.
Tak selang beberapa lama Calista yang sudah dimakeup selayaknya seorang pengantin dibawa keluar keaula yang sudah disulap menjadi altar pernikahan yang mewah dan megah.
Diantara banyak orang yang ada disana sudah berdiri orangtua Calista yang sudah rapih dengan pakaian senada dengan para tamu undangan yang lain.
Flashback....
" Bagaimana sarkum apa kamu sudah benar-benar sehat?" Tanya Akbar pada kedua orangtua Calista.
" Su-sudah tuan,anda siapa dan kenapa anda menolong kami,apa yang anda minta dari kami?" Tanya sarkum dengan suara bergetar.
Sementara Karlina hanya diam ditempat tak berani mengatakan sepatah katapun.
" Hahahaa kamu yakin ingin tau?"
" Iya tuan!"
" Putrimu!"
" Maksud anda? Calista?"
"Iya betul,kalian tidak perlu membayar ganti uang yang sudah saya keluarkan untuk biaya pengobatan,tapi saya hanya minta putri kalian menjadi istriku.Bukankah itu sangat mudah? Biaya pengobatan kamu dirumah sakit duapuluh limajuta rupiah.Apa kamu sanggup membayarnya?" Tanya Akbar dengan sombongnya.
Sarkum dan Karlina hanya mampu menundukkan kepalanya karna mereka memang tidak sanggup dan tidak mampu membayar ganti rugi biaya pengobatan sarkum.
" Bungkamnya kalian saya anggap kalian tidak mampu.Jika kalian bersedia menikahkan putri kalian dengan saya maka uang itu saya anggap lunas dan kalian akan mendapatkan lagi sebesar 100 juta.Saya tau kalian tidak pernah memiliki uang sebanyak itu, membayangkan saja mungkin mustahil bagi kalian.Ingat seratus juta rupiah." Ucap Akbar dengan seringai licik diwajahnya.
" Kenapa harus putri kami tuan? Kami orang miskin,anda bisa mencari istri yang sejajar dengan anda.Kami..."
" Justru karna kalian miskin maka saya ingin memperistri putri kalian Calista!" Ucap Akbar.
" Tapi jika kami mau menerima sama saja dengan kamu menjual anak kamu tuan.Kami tidak mau melukai hati putri kami,kami tidak mau membuat putri kami kecewa." Pungkas Karlina pada akhirnya dia memberikan diri untuk berbicara.
" Hahahahaha,orang miskin masih saja memikirkan rasa kecewa? Bodoh! Apa dengan mempertahankan ego dan prinsip kalian maka hidup kalian akan bahagia? Kalian bisa kenyang dengan prinsip-prinsip kalian? Obat tidak dibeli dengan prinsip!" ucap Akbar membuat Karlina mengurut dadanya dengan tangan.
" Kami tau kami orang miskin tapi kami juga ber...."
" Saya setuju tuan!"
Celetuk Karlina memotong kalimat yang belum selesai diucapkan oleh suaminya.
" Bu!"
" Tidak pak,tuan Akbar betul.Dengan menikah Calista tidak perlu susah-susah cari uang untuk Kita.Dia pasti akan hidup berkecukupan bersama suaminya.Sementara uang 100 juta itu bisa kita pakai buat modal usaha kita dan biaya hidup sehari-hari.Ibu sedih selama ini selalu menggantungkan hidup pada Calista.Mungkin ini waktunya dia bahagia pak,ibu rela ibu ikhlas." Pungkas Karlina.
Dari kesepakatan tersebut akhirnya Akbar semakin yakin jika ia bisa memperistri Calista seusia dengan apa yang sudah dia rencanakan.
Flashback off.....
Kembali keaula pernikahan 💒......
" Bapak ibu!" Seru Calista saat melihat orangtuanya berada diantar para tamu dan berbaur dengan orang-orang Akbar.
" Selamat datang pengantinkuu." Sambut Akbar membuat Calista melotot tak percaya dengan apa yang ia dengar.
" Lelucon macam apa ini!" Sentak Calista.
" Hahaha ini bukan lelucon tapi ini adalah hari yang sakral,dimana kita akan mengikat janji suci Disni dan kamu akan menjadi istriku.Nyonya Akbar Malik Dirgantara,hahahahaahaaa!" Kelekar Akbar membuat Calista menoleh kearah orangtuanya.
" Pak Bu jelaskan!" Geram Calista.
" Nak,sudahlah menikah saja dengan tuan Akbar.Mungkin ini takdir kamu,tidak ada salahnya menikah karna menikah itu ibadah terpanjang.Toh setelah menikah kamu masih bisa bertemu dengan kami.Hidupmu akan terjamin dan kamu pasti akan bahagia.Tapi kalau kamu mau membuat orangtuamu masuk penjara maka larilah dari pernikahan ini." Pungkas sarkum membuat Calista pasrah dan terpaksa menuruti keinginan orangtuanya.
" Bukankah aku sudah bilang,orang miskin seprti kalian akan tunduk dengan harta dan kedudukanku.Kamu sudah berada dalam genggamanku." Bisik Akbar ditelinga Calista.
Pernikahan digelar begitu mewah, Calista dipaksa tersenyum walau hatinya menangis.
Hari-harinya berlaku dengan baik pada awalnya,namun suaminya selalu memaksakan kehendaknya.Tak pernah mengizinkan Calista pergi keluar ataupun berinteraksi dengan orang luar.
Hidup bergelimang harta,tak kekurangan dalam bentuk apapun tapi dia seprti terkurung dalam sangkar emas.
Bersambung dulu gais....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!