Julian memarkir mobilnya di pekarangan depan Villa milik keluarganya. Menempuh jarak yang cukup melelahkan dari Jakarta menuju Bandung. Julian , ia ingin berenang. Setelah itu makan malam dan tidur seharian di atas ranjang.
Julian terlihat kembali berfikir sejenak sebelum benar-benar keluar dari mobilnya. Bagaimana kali ini dia harus bersikap di hadapan gadis muda itu. Gadis muda yang sudah sejak 7 tahun tinggal di Villa milik keluarganya Syafira . Seorang gadis yatim piatu yang di adopsi oleh Mamahnya 7 tahun lalu.
Julian dan sang ayah menentang keras keputusan diangkatnya Syafira sebagai anggota keluarga Andromeda namun pada akhirnya penolakan itu sia-sia. Meski terlihat sangat anggun, santun dan sabar tapi hati sang ibu begitu keras keinginannya akan menjadi kenyataan apapun yang terjadi.
Sejak dulu jika Julian memutuskan untuk pulang ke Villa keluarga itu dia kan langsung mencari akal bagaimana caranya membuat gadis itu sakit hati atau merasa tersiksa dengan tingkahnya dan berharap akan dengan senang hati meninggalkan Villa milik keluarganya itu. Namun usahanya tak satupun yang berhasil.
Julian melangkahkan kakinya memasuki Villa itu. Seperti biasa orang yang selalu pertama ia temui adalah Syafira. Julian menatap gadis itu lekat-lekat tanpa sepatah katapun sampai dia benar-benar merasakan kehadiran Julian.
"Hari ini kamu pulang ? Apa Tante Ghina sudah tau ?" tanya Syafira menyunggingkan senyum seperti biasa tak peduli orang di depannya hanya menatapnya dengan tatapan yang sangat dingin dan tajam.
"Aku Laper ,siapin makanan. Selesai aku berenang harus udah tersaji di meja makan " perintah Julian cuek dan bergegas pergi menuju kamarnya di lantai 2.
"Aneh gak kayak biasanya. Biasanya kalo pulang pasti ada aja kalimat buat nyindir-nyindir aku, nyakitin aku " Ucap Syafira Lirih sambil menatap punggung Julian yang perlahan menghilang di balik pintu.Alisnya sedikit berkerut.
Ditempat lain di sebuah rumah bergaya keraton Jogjakarta tampat ramai dan Di penuhi tamu undangan. Acara resepsi pernikahan yang berlangsung dengan kentara adat Jawa itu banyak Di hadiri tamu-tamu penting.
Semua keluarga tampak bahagia tapi tidak untuk pengantin itu sendiri Dania Nazila Putri dan Yudha Putra Rahardian dua anak manusia yang di paksa menikah oleh kedua orang tua mereka yang memang keturunan Jawa Kuno.
Mereka berdua harua rela pura-pura tersenyum sepanjang acara resepsi pernikahan itu.
"Kapan sihh tamu-tamunya pada pulang ?" tanya Dania sedikit berbisik pada Yudha.
"Udah deh gak usah bawel, gak usah banyak tanya karena apa ? Karena gw jg gak tau jawabannya ok , intinya Kita harus tetap pura-pura senyum. Jangan sampai mereka curiga" jelas Yudha sambil memperlihatkan senyum pada tamu yang terlihat makin banyak.
"Iyaa tapi gue cape Yudha, kaki gw pegel" keluh Dania.
"Kamu kenapa sayang ?" Tanya Ajeng Mama Dania.
"Gak apa-apa ku Bu Dania cuma mau ke toilet , udah kebelet " jawab Dania berbohong.
"Kalo gitu aku yang temenin kamu yahh ?" tiba-tiba Yudha menawarkan bantuan.Dania melotot.
"Aduhh Yudha ,kamu memang suami yang baik. Ya sudah kamu temani Dania ke Toilet yah " puji Mama Ajeng membuat Dania dan Yudha terpaksa memperlihatkan senyum.
Dania dan Yudha pun bergegas menjauh dari krumunan para tamu.
"Apa-apaan sih Lo pake acara bilang mau anter gue ke toilet segala ? Caper, Mau cari muka Lo sama Mama gue !" bentak Dania melepas pegangan tangan Yudha.
"Heee ini mulut bisa diem dikit gak sih ! Gue juga ogah kali pura-pura sok peduli sama Lo. Gue juga mau istirahat cape gue . Jadi gak usah ke geeran !" kemudian Yudha duduk di salah satu bangku yang ada di depan toilet. Melepas belangkon yg sedari tadi melingkar di kepalanya. Lalu mengipaskan ke arah wajahnya . Dania melirik malas.
"Udah cepetan sana ! Ngapain Lo masih nglihatin gue? Terpesona sama kegantengan gw ?" ucap Yudha ketika melihat Dania masih berdiri mematung di depan Toilet.
"Iiihh..." Dania bergidik jijik lalu bergegas masuk ke dalam toilet.
***
Julian sekeluarga sedang menikmati makan malam bersama dengan khusuk.
"Beberapa minggu lagi Aline akan pulang dari Prancis, dan Julian mau melamar Aline Mah ,Pah " Julian sejenak mentapa kedua orangtuanya bergantian.
Julian menangkap ada segurat pertanyaan di benak sang Mamah yang berada di hadapnnya.
"Kalau begitu bawa Syafira juga ke Jakarta bersama kamu besok Pagi !" kata-kata itu meluncur tegas dari bibir sang Mamah.
"Mah..apa Lian gak salah denger ?" Julian menghentikan aktifitasnya lalu menatap Ghina penuh pertanyaan.
"Biarkan Syafira yang menjaga dan mengurus semua keperluan Kamu di Jakarta " Ghina seakan tak mau mendengar pertanyaan dari anak laki-lakinya itu.
"Lian udah besar Mah , udah bisa ngurus dan jaga diri Aku sendiri. Jadi gak perlu ada yang bantuin aku " Elak nya lg.
Julian menatap ke arah sang Papah meminta pembelaan yang berarti terhadap keputusan sang Mamah yang ia yakin akan menjadi keputusan Final apapun yang terjadi.
"Mah , Lian dan Syafira bukan saudara sekandung. Apapun bisa terjadi di sana tanpa kita ketahui ! Mereka berdua masih sama-sama labil " Kali ini Jonathan ikut berpendapat.
"Mamah rasa gak akan terjadi sesuatu apapun di antara kalian , Mamah sangat percaya pada Syafira dan keputusan Mamah sudah bolat. Kamu tidak bisa menolak Lian "
Julian meletakan garpu dan sendok yang ia pegang dengan sedikit kasar.
"Mamah akan izinkan kamu bertunangan dengan pacar bule kamu yang Mamah sama sekali belum kenal itu, tapi dengan satu syarat. Bawa Syafira bersama kamu sampai waktu itu tiba "
"Mamah mau mengajukan banding lagi sama aku , setelah Mamah maksa aku buat menerima Syafira tinggal di Villa bersama kita Sekarang Mamah minta Aku untuk ajak Dia tinggal bersama aku. Itu yang Mamah mau ?" tanya Julian sedikit mengungkit masa lalu.
"Pilihan kamu cuma dua iya atau tidak. Begitupun dengan keputusan Mamah saat ini tentang permintaan kamu. Mamah rasa gak ada yang perlu di bicarakan lagi " Ghina bangkit dari duduknya dan bergegas masuk kedalam perpustakaan keluarga.
"Apa Papah juga mau mendukung keputusan Mamah yang gak masuk akal itu ?" tanya Julian menatap Nathan yang masih terpaku di bangkunya.
"Papah rasa Mamah kamu punya alasan tersendiri sama semua keputusan yang ia ambil. Papah tau benar kalau Mamah kamu tidak akan mengambil keputusan dengan gegabah , Lian" Jelas Nathan. Julian mendengus kesal.
***
Malam ini setelah acara resepsi pernikahan yang menurut mereka sangat melelahkan mereka terpaksa istirahat di dalam satu kamar yang sama dengan , sebelum besok pagi pergi menuju rumah baru yang sudah orang tua mereka siapakan.
Dua orang tengah mengendap-endap menuju pintu kamar Yudha dan Dania.
"Pah kita harus pastiin kalau mereka memang baik-baik aja " Kata Farah Mamah Yudha.
Bagas hanya mengangguk menyetujui kata-kata sang istri.
Perlahan mereka menempelkan salah satu telinga mereka di depan pintu berusaha mendengar segala sesuatu di dalam kamar itu.
"Aaagggghhhhh...." suara teriakan Dania melengking merusak gendang telinga orang yang mendengarnya.
"Woyy nagapain sih pake triak-triak ?" tanya Yudha yang baru keluar dari kamar mandi dengan bertelanjang dada dan hanya menggunakan handuk yang melilit tubuh seksi pria itu.
"Dasar cowo mesum. Bisa gak sih pake baju dulu baru keluar dari kamar mandi !" omel Yudha masih menutup kedua mukanya dengan tangan dan duduk tegang di atas ranjang.
"Terserah gue donk , mau gue buka baju ke mau gue gak pake baju ke kamar-kamar gue kenapa Lo yang ngatur, idiihh!" kata Yudha cuek sambil menatap lucu gadis di depannya.
"Yaa seenggaknya Lo hargain gus sediikit kenapa sih? Sekarang di kamar ini bukan cuma ada Lo ,tapi ada gue juga " umpat Dania kesal.
"Kayaknya main-main sedikit sama Lo gak apa-apa. Seru juga kayaknya !" batin Yuda menatap tubuh mungil Dania yang terbalut baju tidur itu.
Karena merasa tak lagi mendapatkan respon dari laki-laki di hadapannya Dania pun bergegas membuka mata . Dania menangkap sepasang mata jail sedang menatap dirinya dari tempatnya berdiri.
"Mau apa Lo ? Jangan Macem-macem ya Yud !" sungut Dania sedikit ketakutan melihat tatapan Yudha.
"Gue kan udah jadi suami Lo , jadi gue bisa ngelakuin apapun kan sama istri gue sendiri. Bebas " kata Yudha mulai maju mendekat ke arah Dania yang sudah bener-benar terlihat ketakutan.
"Kita udah buat perjanjian, jadi Lo gak boleh macem-macem sama gue atau gue bakalan...."
"Lo mau ngaduin gue ke Mamah atau Papah Lo ! yang Ada Lo bakalan diketawain sama mereka . Lu bakalan di coret dari KK" Senyum jail Yudha terus tersungging di ujung bibir manisnya.
Yudha menarik tubuh mungil Dania kearah tubuhnya.
"Lepasin gue ! Dasar cowo mesum !" omel Dania berusaha melepaskan cengkraman tangan Yudha di kedua pergelangan tangannya.
Namun tubuh Yuda terus mendekat mengunci gerakan Dania dengan menahan kedua pergelangan Dania lalu menindih tubuh Dania di bawahnya.
Yuda terlihat tersenyum puas menatap ketidakberdayaan Dania dalam dekapannya saat ini.
"Ini baru permulaan istriku sayang " batin Yuda menatap penuh kemenangan.
"BRUUUKKKKKK...." tiba-tiba pintu kamar itu terbuka dan mengagetkan Dania dan Yuda yang masih diposisi semula.
"Mamah...Papah..." bisik Dania dan Yuda bersamaan.
Yuda dan Dania buru-buru membetulakn posisi merka.
" Sukur deh mereka dateng " ucap Dania penuh Syukur.
"Eehhh...mmmm anu kita lagi cari tikus. Tadi ada tikus yang masuk ke kamar Mamah. Mamah kira masuk ke sini " ucap Farah dengan nada tak enak sambil mengedipkan mata pada Suaminya.
"Iya Mamah kamu benar. Kalau gitu kita harus keluar Mah , kayaknya tikusnya bukan lari kesini " jelas Bagaskoro menarik tangan Istrinya untuk keluar.
"Alasan yang konyol..." ucap Dania setelah kepergian Farah dan Bagaskoro.
Dania buru-buru turun dari ranjang dan menjauh dari Yuda yang masih terpaku di tempatnya.
"Awas lain kali gw kerjain yg lebih dari ini " Batin Yuda senang.
BERSAMBUNG....
Julian memandangi gadis yang sedang memasukan beberapa koper miliknya ke bagasi mobilnya dengan sangat tenang tanpa rasa beban sedikitpun .
"Apa Mamah masih tetap yakin akan menyuruh dia untuk tinggal sama aku ?" Tanya Julian sambil menyatukan kedua rahangnya keras.
"Jangan kamu kira Mamah gak tau kebiasaan kamu selama di Jakarta ya Lian . Selalu pulang malam dalam kondisi Mabuk ,apa kamu Pikir Mamah masih bisa terus percaya sama kamu !" tegas Ghina tanpa ekspresi ikut memandang gadis mungil itu lalu sedikit menyunggingkan senyum.
Julian menyeringai jail " Lalu Mamah berpikir kalau Syafira bisa merawat aku selama dia Di Jakarta !"
"Kamu harus percaya suatu saat kamu akan sangat bergantung pada gadis itu " Ghina melipat kedua tangannya di Dada dan maju satu langkah memblakangi Julian .
"Aku akan membuat Julian memohon untuk gak tinggal sama aku . Selamanya !" Julian sedikit menegaskan kalimat akhir membuat Ghina tersenyum sambil menyedikan bahu lalu berbalik menatap Julian yang berada di belaknyanya.
"Sebaliknya ,sayang. Kamu akan memohon sama Mamah untuk mempertahankan Dia di sisi kamu saat Mamah memintanya kembali " Ucap Gina manis.
Julian hanya dapat mengatukan kedua rahangnya menahan kesal. Julian sangat tau bagaimana kerasnya hati sanga Mamah. Tanpa pikir panjang Julian langsung masuk ke dalam mobil dan duduk di belakang setir mobilnya.
"Hati-hati sayang ,kali ini kamu menjaga seorang bayi besar di sana !" goda Gina sambil tersenyum pada keduanya.
"What !! bayi ! "Batin Julian kesal.
Perlahan mobil ferrari Milik Lian meninggalkan pekarangan Villa besar itu.
***
"Selamat datang di rumah baru kalian " ucap Farah pada putra dan sang menantu.
"Apa ini gak terlalu besar Mah , Mana mungkin Dania bisa ngurus rumah sebesar ini sendiri ? Aku kan juga harus kuliah " protes Dania ketika melihat isi rumah yang terbilang cukup mewah itu.
"Tenang sayang ,Mamah juga sudah siapkan pembantu untuk membantu keperluan kalian. Ya masa Mamah tega nyuruh menantu cantik Mamah ngurus rumah besar ini sendiri" jawab Farah merangkul Dania .
"Bener tuh kata Mamah , lagian kan ada aku yang juga siap bantuin kamu 24 jam non stop lagi " goda Yuda pada Dania sambil merangkul pundak Dania tenang.
Walaupun mendapat tatapan sinis dari gadis di sebelahnya Yuda tetap saja pede menaruh tangannya di pundak Dania.
"Hahah...dasar cewe kolot. Baru juga pundak yang gue pegang udah tegang gitu. Gimana kalau yang lain , gini nih ciri-ciri cewek gak laku !" batin Yuda puas.
Mamah Farah bergegas masuk ke kamar mengecek ruangan nya satu persatu.
"Iyaa juga yaahh sayang " menyingkirkan tangan Yuda dari pundaknya dengan kasar "Tapi gak usah modus juga kali ini tangannya " Dania buru-buru memelintir tangan Yuda kebelakang tubuhnya.
"Aww...aww...sakit ini . Lepasin donk " pinta Yuda memohon.
"Makanya di jagain ini tangan biar gak jelalatan kayak mata Lo itu " Omel Dania sambil mendorong tubuh Yuda.
"Iyaa...iyaa lepasin dulu tangan gw . Kasar banget jadi cewe ,makanya gak ada yang mau di kawin sama Lo" Gerutu Yuda Ketika Dania sudah lenyap dari hadapnnya.
"Buseeett deh , punya jurus apa yah tuh cewe Kolot ?" Yuda mengelus-elus lengannya yang sedikit sakit akibat ulah istrinya tadi.
"Hahaha...gak apa-apa , Jangan panggil gue Yuda kalau gue gak bisa naklukin hati wanita apa lagi cuma cewe kaya dia , gampang bangettb" Bisik Yuda sambil menyringai jahil.
***
Yuda menuruni tangga rumah barunya dengan pakaian yang sudah sangat Rapih.
"Lo bakalan ngebiarin gue beresin barang-barang sebanyak ini sendiri gitu ?" sindir Dania kesal.
"Gw bukan pembantu !!"
"Gue cuma keluar sebentar aja , Temen-temen ngajak kumpul di Cafe lagian kan bukannya beres-beres tuh emang udh tugas lo sebagai istri yah " jawab Yuda sambil melipat lengan kemejanya sampai ke siku.
"Tarika kata-kata lo barusan ! Tugas gue apa gak salah denger ini gw ya ?"
"Lagian Lo pikir gue bakalan percaya sama alasan konyol lo itu " Dania bangkit dan melempar Yuda dengan tas berisi pakaian milik nya sendiri.
"Kita emang udah nikah ,tapi lo harus inget satu hal kita juga punya perjanjian masing-masing yang harus di tepati. Jadi Lo gak bisa melakukan sesuatu sesuka hati Lo , Mulai saat ini juga"
BRAAAKKK....
Dania membanting pintu kamarnya dengan keras.
"Dasar cewe jadi-jadian. Ya masa gue cowo-cowo suruh beresin kayak beginian " Yuda melempar tas itu ke lantai dan menjatuhkan badanya ke sofa ruang tamu.Memejamkan mata perlahan lalu mengingat sesuatu.
Yuda mengambil ponsel dan memencet satu nomer.
"Hallo Rey , malam ini gue gak bisa gabung. Bilang sama yang lain jg ya "
"...."
"Lo kan tau hari ini gue baru pindah rumah. Mana bisa gue tinggalin dia sendirian "
"...."
"Brengsek Lo...gak lah. Gak bakalan gue lakuin itu sama cewe kolot itu . Udah gak usah banyak omong deh " Yuda buru-buru mematikan sambungan telepon itu sebelum sahabatnya itu mati-matian menggodanya karena menikah dengan gadis yang selama ini selalu dia bilang bukan tipenya.
"Huuffttttt..." Yuda menghembuskan nafas panjang dan merebahkan tubuhnya di sofa ruang tamu.
"Kenapa harus gue sih yang di posisi saat ini. Sekalipun cuma pura-pura tapi...." Yuda menahan kata-katanya dan melihat kearah pintu Dania yang tertutup rapat.
Syafira terbangun ketika mendengar sura mobil di matikan.
"Apa udah sampai yaahhh " Perlahan Syafira membuka matanya dan melihat ke arah sekitar.
"Gue mau temuin temen-temen gue dulu. Lo tunggu di sini aja " perintah Lian yang bergegas membuka pintu mobil dan keluar secepat kilat sebelum Syafira menodongnya dengan banyak pertanyaan.
Samar-samar Syafira mendengar dentuman musik yang sangat keras terdengar dari tempat yang Ken masuki. Syafira terus menatap punggung laki-laki itu sampai benar-benar menghilang.
"Haaiiii Lian...."Teriak seseorang yang sanggup terdengar oleh telinga Lian di tengah suara Club malam yang bisa saja merusak gendang telinganya.
Lian buru-buru menuju ke tempat dua sahabatnya itu.
Terlihat dua wanita yang bergelayut manja di pundah kedua sahabatnya melirik ke Arah Lian dengan tatapan terpana.
Bagiamana tidak Wajah Lian yang terlihat tampan namun tegas , dua manik kembar yang tampak sangat indah ,bulu mata lentik dan mata bulat seperti bola pingpong, dan yang paling mengagumkan ketika dia tersenyum menyuguhkan keindahan membuat siapa saja yang melihatnya pasti akan terpukau.
"Yuda sama Rafael ?" tanya Julian tanpa mempedulikan dua gadis yang masih memandanginya.
" Yuda mah Bisa...dia kan,pengantin baru, mana bisa sebebas kemarin-kemarin. Kalau Rafael katanya lagi ada urusan sama orang tuanya !" jawab Rey sedikit terkekeh.
Tok...tok...tok...
Suara pintu rumah baru Dania dan Yuda di ketuk seseorang membuat Yuda harus mengadahkan kepalanya menatap ke arah pintu itu , kemudian melirik sekilas ke arah pintu kamar Dania.
"Iiisshhh..." Dengan malas Yuda pun perlahan membuka pintu rumah itu.
"Yuda gue kangen banget sama Lo " Tiba-tiba seorang wanita seksi memeluk Yuda yang baru saja membuka pintu.
"Apa-apaan sih nih . Lepasin gue gak !!" Bentak Yuda melepas pelukan wanita itu.
"Ko kamu kasar gitu sih ? Kamu seminggu ini kemana aja ? Aku kan nyariin kamu !" tanya wanita itu pura-pura marah.
"Gak penting gue kemana yang lebih penting sekarang Lo tau rumah gue dari mana ?" tanya Yuda sedikit membentak.
"Wenda gitu Loh apa sih yang aku gak tau tentang kamu " Jawab Wenda centil.
"Iihhh.. jijik gue sama Lo, jauh-jauh dari gue " Yuda mendorong tubuh Wenda menjauh.
Ya itulah Yuda karisma kegantengan yang dimiliknya memang di atas rata-rata. Tapi bedanya dia bukanlah tipe play Boy akut , tidak pernah menggunakan ketampanannya sebagai alat. Cowo berdarah blasteran ini selalu saja menjadi pusat perhatian para gadis ,mempunyai tingkat ketampanan di atas rata-rata di kampusnya .
"Siapa sih yang dateng berisik banget gak tau apa ini udh malem ganggu aja orang lagi istirahat !" omel Dania yang baru saja muncul dari dalam membuat Yuda buru-buru menarik pinggang Wenda sedikit merapat kearahnya. Wenda menjadi senang bukan main mendapat perlakuan yang di luar dugaannya.
"Iya sayang...ya udah kita masuk aja yuukkk " ajak Yuda menggandeng Wenda.
"Stoopp...sampe di situ aja , Berani maju selangkah lagi awas Lo" ancam Dania kesal.
"Lo mau ngancem gue ? Rumah-rumah gue kenapa jadi Lo yang ngatur !" omel Yuda berusaha menerobos Dania mendorong sedikit tubuhnya.
"Di hari kita pindah ke rumah baru Lo berani bawa cewe lain masuk ,gue gak akan pernah biarin Lo ngelakuin ini, kelewatan bangett sih lo " kata Dania lagi menarik Yuda keluar rumah itu.
"Lo tuh harus inget kita itu cuma pura-pura gue ulang lagi cuma pura-pura ,jadi Jangan Lo sok ngebosin gue di sini di rumah gw sendiri" omel Yuda .
"Sekarang ini rumah KITA , inget rumah kita bukan rumah lo "
"Lo boleh main cewe sesuka hati Lo sesuka Lo ,gue gak akan ngelarang-ngelarang. Sama siapapun terserah lo"
"Ya jelas donk . Emang lo gak punya hak sedikit pun untuk larang-larang privasi gw" jawab Yuda cuek.
"Tapiii..gue gak akan pernah ngebiarin rumah ini jadi kotor gara-gara perilaku Lo yang kotor. Jadi Kalau Lo mau sama Dia mending di luar aja "
"Jangan di rumah ini , ngerti ?? "tegas Dania membuat Yuda melirik kesal Dania dengan ekor matanya.....
BERSAMBUNG.....
"Di hari kita pindah ke rumah baru Lo berani bawa cewe lain masuk ,gue gak akan pernah biarin Lo ngelakuin ini " kata Dania lagi menarik Yuda keluar rumah itu kasar.
"Lo tuh harus inget kita itu cuma pura-pura gue ulang lagi cuma pura-pura ,jadi Jangan Lo sok ngebosin gue di sini " omel Yuda .
"Lo boleh main cewe sesuka hati Lo sesuka Lo sama siapa ajab,gue gak akan ngelarang-ngelarang"
"Ya jelas donk udh seharusnya emang begitu " jawab Yuda cuek.
"Tapi gue gak akan pernah ngebiarin rumah ini jadi kotor gara-gara perilaku Lo yang kotor. Jadi Kalau Lo mau sama Dia mending di luar aja " tegas Dania ketus.
"Kesambet apa sih nih cewe kolot " batin Yuda memandang Dania dengan ekor matanya tak kalah kesal .
"Okee..okee...fine ! gue bakalan bawa dia pergi. Puas Lo !"
"Bagus kalo Gitu " Jawab Dania cuek lalu menutup pintu Rumah itu dengan sedikit membanting.
"Gak sopan bangett sih sama tamu " ucap Wenda.
"Haaiiii cewe yang kurang cantik , Gue gak akan pulang sampai besok pagi , gak usah tungguin gw pulang ! Bye !" teriak Yuda dari luar rumah sedikit kencang berharap gadis di dalam rumah itu mendengar. Namun hening tak ada jawaban apapun. Yuda mengangkat bahunya.
"Emang harusnya kita cabut dari sini aja dari tadi aja deh yang " kata Wenda menggandeng lengan Yuda.
" Gak usah sok asik gandeng-gandeng gw, kalau Pergi-pergi aja sendiri " Yuda buru-buru menepis tangan Wenda dan bergegas masuk ke dalam mobilnya.
"Loohhhh Ko...kamu tuh berubahnya cepet banget tau gak , udah kayak bunglon. Baru aja kamu tadi panggil aku sayang eh sekarang gw udah di tinggal pergi gitu aja lagi . Cowo aneh " gerutu Wenda sambil berlalu meninggalkan pekarangan rumah mewah itu.
#Di dalam rumah
"Dasar yah cowo sama cewe sama-sama gak waras. Ya Tuhan kenapa harus aku yang ada dalam posisi kayak gini ? Nyebelin bangett sih " ucap Dania masih menyender di balik pintu.
Tok...tok...tok...
"Mau ngapain balik lagi sih tuh cowo mesum ? Gue gak bakalan balik sampai besok pagi "gerutu Dania menirukan ucapan Yuda beberapa menit lalu dengan sedikit meledek.
"Mau ngapain lagi balik ke rumah... gak jadi pergi sama cewe itu...." omel Dania sambil perlahan membuka pintu.
"Maaf Non saya datang tengah malam begini , apa benar ini rumah Pak Yuda dan Bu Dania ?" tanya seorang wanita paruh baya berdiri di hadapannya membuat Dania terbengong menyadari kebodohannya.
"Ohh iya betul...Ibu siapa yahh ?" tanya Dania buru-buru.
"Saya Mumun Bu ,pembantu yang di pesan oleh keluarga Rahardian untuk anak mereka yang baru saja menikah " jawab Mumun.
"Oh Bibi pembantu yang di bilang Mamah ,ayo silahkan masuk Bi. Maaf rumahnya masih berantakan " kata Dania tak enak hati dan bergegas menyuruh Mumun masuk.
***
Pagi ini Dania mendapati Yuda yang sudah duduk di meja makan sambil menyantap sarapan paginya . Hari pertama masuk kuliah setelah 2 minggu lamanya menjalani proses pernikahan adat yang menurut mereka melelahkan. Dania menatap Yuda kesal karena ingat kejadian semalam.
"Pagi Bu Dania.." sapa Mumun ramah sambil membawa sepiring nasi goreng dari dapur.
"Pagi ini aku gak sarapan dulu yaa Bi ,ada kelas pagi " kata Dania bergegas meninggalkan Yuda dan berusaha menganggap cowo menyebalkan itu gak ada di situ.
"Gak usah sok-sokan sibuk sampai gak mau sarapan. Gue gak mau kena komplen dan diomelin sama Mamah Ajeng karena anaknya mendadak kurus " celoteh Yuda membuat mata Dania terbelak.
"Jadi menurut Lo gue gemuk gitu ?" omel Dania menghampiri Dewa yang dengan santai menyantap makananya.
"Gw gk bilang kaya gitu" jawab Yuda santai.
"Dasar cuma bisa menilai seseorang dari fisik aja. Gak usah sok pinter nilai orang lain . Lo sendiri aja belum bener " kata Dania. Bergegas meninggalkan Yuda yang masih duduk apik di tempatnya.
"Lo itu cewe teraneh yang pernah gue kenal ,bisa-bisanya Lo gak terpesona sedikitpun sama kegantengan gue yang jauh di atas rata-rata, yg paripurna kyk gini " omel Yuda sambil memamerkan mimik mukanya yang tampan. Mumun sampai senyum-senyum sendiri melihat tingkah pengantin muda itu.
****
#KAMPUS
Dania setengah berlari menuju kelasnya karena sangking buru-burunya Dania dengan sempurna menabrak seseorang yg yang tersungkur di hadapannya.
"Eehhh...sorry...Sorry gue lagi buru-buru banget . Jadi gak hati-hati jalannya " kata Dania membantu tubuh itu untuk berdiri
"Gak apa-apa aku juga salah ko, gk hati-hati " jawab gadis itu, Sekilas Dania melirik gadis itu dengan tubuh yang lebih mungil darinya ,kulit yang sedikit putih wajah khas gadis blasteran bermata indah pipi yang sedikit merona serta rambun hitam panjang yang terjuntai di balik punggungnya membuat kesan yang sangat supel dan sederhana tapi bisa memancarkan auranya tersendiri. Dan saat tersenyum dua gigi kelinci menambah kemanisan gadis itu.
"Lo anak baru yaah ,gue gak pernah lihat Lo sebelumnya ?" tanya Dania tersadar dari lamunannya.
"Iya...kenalin aku Shafira" Shafira mengulurkan tangan pada gadis di depannya.
"Gue Dania..." jawab Dania menjabat tangan wanita cantik dan mempesona itu.
Kedua tangan yang akhirnya pada suatu saat nanti akan sama-sama saling melengkapi satu sama lain.
"Lo ko kayak kebingungan gitu ? Tengok sana tengok sini, lagi cari seseorang ?" tanya Dania lagi.
"Owwh iya aku lagi nyari kantor dekan ,kamu bisa tolong antar aku gak ? Kampus ini besar banget " kata Shafira kagum.
"Dengan senang hati tentunya aku akan siapa membantu" kata Dania. kemudian menarik tangan Shafira ke arah lain.
***
Dania duduk termenung di bangkunya menatap ke sekeliling kelas yang tampak ribut karena belum datangnya dosen mereka.
"Gimana malam pertama kalian ?" goda Ray sambil menyeringai jail. Sedikit berbisik
"Lo pikir gue cewe apaan. Minggir Lo sana !" omel Dania mendorong tubuh Rey menjauh.
"Yaaa segala sesuatu kan bisa aja terjadi, mana gue sama yang lain bisa tau. Ya kecuali salah satu dari kalian ada yang mau berbagi cerita sama gue " kata Rey lagi sambil mengedipkan satu matanya.
"Sial Lo !! " Dania menimpuk Ray dengan buku yang ia pegang.
"Hahahah..."Ray hanya bisa tertawa puas melihat reaksi Dania.
Tak selang beberapa lama muncul Rafael di susul oleh Prof. Indra diikuti oleh gadis cantik yang tak asing untuk Ray dan juga Dania. Dania , Rafael dan Ray memang masih satu jurusan Teknik Komunikasi tingkat 4 , Alfa memilih jurusan Komunikasi Internasional sedangkan Julian dan Yuda yang tergolong paling pandai di antara mereka bertiga sudah 2 tingkat di atas mereka mengambil jurusan yang sama .
"Shafira..." bisik Dania dan Ray bersamaan.
"Kamu boleh duduk sekarang ,karena saya akan memulai pelajaran " perintah Prof. Indra pada Shafira
Shafira pun berjalan menuju bangku kosong yang di tunjuk Prof. Indra. Setelah melewati beberapa bangku kening Shafira berkerut merasa kenal dengan wanita yg duduk di bangku.
"Dania..." kata Shafira
"Duduk di sini aja..kosong ko " tawar Rafael yang berada di belakang Dania.
"Gak usah Makasih..aku duduk di sini aja " memilih duduk di samping Dinda.
"Gak nyangka kita satu tingkat " kata Shafira ramah di sambut senyum senang Dania.
"Cewek yang manis " bisik Rafael menopang dagu memandang ke arah Shafira penuh arti.
"Siapa maksud Lo ?" tanya Rey heran.
"Yaa cewe tadi lah ,Lo pikir siapa ? Di kelas kita gak ada yang semanis dia " jawab Rafael senang.
"Oh My God ! Kayaknya Lo harus mundur sebelum maju Raf " pinta Ray menepuk keningnya.
"Why...?" tanya Rafael heran" Jangan bilang kalo Lo juga ngincer dia , Gadis itu punya gue !" Tanya Rafael.
"Raf ,gue serius...! Dia itu...."
"Rey ,Rafael ! Kalo kalian masih mau terus mengobrol silahkan keluar dari kelas Saya !" omel Prof. Indra membuat Rafael menahan kata-katanya.
Saat Prof. Indra menjelaskan Rafael pun masih asik memandangi gadis cantik itu.
" Rafael..Lo bisa di telen idup-idup sama Julian kalo dia tau" batin Rey menatap ke arah Rafael yang masih terpaku pada Shafira.
***
Rey dan Alfa sedang berada di kantin kampus menunggu ketiga temannya yang belum juga datang. Rey lalu menceritakan kehadiran Shafira di kelasnya dan ketertarikan Rafael.
"Jadi maksud Lo Rafael memproklamirkan kalau dia mau deketin shafira gitu ?" tanya Alfa sedikit syok. Rey langsung mengangguk sambil terus menyeruput minumannya.
"Mampus aja Si Rafael.." desah Alfa menjatuhkan punggungnya ke kursi.
"Lo tau sendiri kan gimana murkanya Ken waktu itu " mereka bertiga membayangkan kejadian beberapa tahun silam.
"Tapi..apa Lo beneran yakin kalau Julian juga bakalan ngelakuin hal yang sama kalau salah satu dari kita yang deketin Shafira ?" tanya Alfa memastikan.
"Menurut Lo Ken bakalan pilih-pilih lawan gitu ? Kita tau sendiri gimana keras kepalanya anak itu " Rey menyenderkan punggungnya.
"Gue inget banget terakhir cowo yang godain Shafira sampai babak belur dan patah tulang sama Lian. Tuh anak kalau udah marah gak pake otak mikirnya " kata Alfa.
"Mereka dateng tuh. Kita harus bisa cegah Rafael ngomongin apapun tentang Shafira apalagi di depan Lian" kata Rey di sambut acungan jempol Alfa.
"Udah duluan aja Lo berdua " kata Yuda duduk di sebelah Rey di ikuti Julian Dan Rafael memilih duduk di Samping Alfa yg memang masih ada bangku kosong.
"Lo bertiga ngerumpi mulu kayak ibu-ibu arisan . Kita udah hampir kelar kalian pada baru dateng " Ledek Rey.
"Sialan Lo Rey...Biasanya juga Lo yang suka nyangkut di mana - mana gak pernah lo on time " kata Yudaa lagi.
"Lagi nunggu target dateng Gue " kata Rey santai.
"Gila Lo. Oh iya ngomong-ngomong cewe gue mau cerita cewe baru di kelas gue sama Rey nih Brooo " kata Rafael . Membuat Rey dan Alfa menghentikan aktifitasnya.
"Sejak kapan Lo terobsesi sama cewe ? " tanya Rafael heran.
"Yaa sejak lihat itu cewe lah. Tapi gue rasa dia bukan tipe kalian banget " kata Rafael membuat Yuda dan Julian mengerutkan kening.
"Gak cantik tapi manis , Rambut hitam panjang sepunggung dan kalau senyum manis banget " kata Rafael ,Rey yang mendengar itu langsung menghembuskan nafas pelan begitupun Alfa yang memilih kesibukan lain.
"Tuh cewe hebat amat bisa bikin Lo sekagum itu sama dia . Jadi pengin lihat gue ceweknya kayak apa sih ? " goda Yudaa.
"Gak usah Lah. Bukan tipe Lo banget dia Mah" kata Ruben lagi yakin. Membuat Yuda dan Julian menyandarkan duduknya.
"Hahaha dan sekarang Dewi fortuna lagi berpihak sama kalian berdua. Tuh cewe panjang umur juga baru di omongin udah dateng aja " kata Rafael melihat kearah belakang punggung Yuda dan Lian dengan senyum yang merekah.
Sontak ucapan Rafael membuat Yuda dan Lian membalikan badan ke arah tempat Rafael memandang sekarang. Hal itu membuat kedua pria itu menampakan dua ekspresi yang berbeda.
Yuda membulatkan matanya Kaget memandang gadis yang kini tengah berjalan dengan istrinya. Tapi bukan itu yang paling membuat Yuda terkejut. Yang paling membuat Yuda terkejut adalah sosok gadis yang dia kenal sejak beberapa tahun belakangan ini.
"Shafira..." bisik Yuda lirih.
Berbanding terbalik dengan Lian yang menatap wanita itu sekilas dengan Dingin kemudian beralih menatap ke arah Rafael dengan tatapan tajam.
"Urungin niat Lo buat deketin cewe itu !!" Pinta Lian memilih melihat kearah Lantai kantin itu dengan suara yang sedingin es. Membuat Yuda, Ray dan Alfa menelan ludah dengan cepat.
Dewa benar-benar tidak menyangka kalau Shafira bisa sampai ada di sini. Yuda , Rey dan Alfa adalah sahabat Lian dari kecil sehingga tau benar sejarah kehidupan sahabatnya itu.
Berbeda dengan Rafael yang memang baru mereka kenal semasa duduk di bangku kuliah ,tak heran kalau Rafael benar-benar tidak tau siapa gadis yang sedang dia bicarakan itu.
Yuda menatap Lian dan Rafael bergantian lalu menelan ludah kembali begitupun Rey dan Alfa.
Yang Yuda tau Shafira adalah orang kepercayaan tante Gina selama ini ,kalau sekarang dia berada di sini pasti bukan untuk sesuatu yang biasa.
BERSAMBUNG....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!