“Sakit..Tolong aku.”
“Siapa saja…tolong.” lirih Kayla dengan putus asa.
Kejadiannya malam hari. Di saat jalanan sepi, tidak ada yang lewat sini. Tidak ada tanda tanda manusia yang bisa membantu Kayla.
Kayla dengan tubuh yang bersimbah darah, masih berusaha bergerak menuju tepi jalan. Entah bagaimana, tapi Kayla ingin mencoba meminta pertolongan. Matanya memandangi mobil SUV putih yang menbraknya.
Mobil brengsek. Masa aku ditabrak saat berjalan ke rumah! Ini pasti percobaan pembunuhan! Siapa mereka?!
Tubuh Kayla yang kehilangan banyak darah tidak bisa bergerak banyak. Semakin banyak tenaga yang di keluarkannya, semakin banyak pula darah yang mengucur dari kepala dan tubuh Kayla.
Kayla mulai pasrah tidak lagi mencoba merangkak mencari pertolongan. Diam tidak bergerak lagi
Aku akan mati.
Sungguh? Apa aku mati dengan cara seperti ini.
Yah bagaimanapun hidupku juga seperti neraka, tapi tidak pernah ku bayangkan kalau aku akan mati hari ini. Dengan cara ini.
Gleg. Pintu mobil terbuka.
“Kak Jendra, apa kak Kayla sudah mati?”
Deg.
Jendra?! Dan juga suara ini!
Mendengar suara yang familiar ini membuat Kayla sedikit mendapatkan kesadaran kembali di waktu kritisnya.
“Sepertinya sudah mati.”
“Berarti kita berhasil?” ucap wanita muda itu dengan senang.
Jendra dan Amarilys!
Brengsek! Ternyata benar mereka. Mereka pasti sudah merencanakannya. Ini pembunuhan berencana!
Seandainya..seandainya saja ada yang menolongku. Kayla masih berharap dalam hati.
“Iya kita berhasil Ly. Dan juga kita aman tidak ada yang melihat. Jadi tidak ada saksi mata.” ucap laki laki muda bernama Jendra itu.
“Juga disini tidak ada CCTV.” ucap riang wanita itu.
“Mari kita lihat dia dari dekat, kak!” ucap Amarylis, atau yang biasa dipanggil Lily.
“Tunggu, Ly!”
Seolah menyaksikan kakak tirinya dalam kondisi sekarat dapat memberikan kesenangan, Amarilys tidak takut untuk duduk berjongkok dekat Kayla yang tergeletak bersimbah darah itu.
“Ah, kamu belum mati rupanya. Halo kakakku tersayang. Kayla Soraya.”
Dasar sakit jiwa!
“Kak? Kok tidak jawab aku? Aku sedih kakak selalu seperti ini. Sangat membenciku sampai tidak mau bicara denganku hm?”
Jika bisa, Kayla ingin sekali mecekik dan membunuh Amarilys.
Kau harusnya ikut mati bersamaku! Sialan. Sakit sekali. Tuhan, aku sudah tidak sanggup. Argh.
Kayla merasa ini sudah diujung kemampuannya untuk bertahan.
Aku bersumpah pada Tuhan. Jika aku hidup kembali aku akan membuatmu hidup seperti di Neraka. Seperti yang kau lakukan padaku sampai saat ini. Tidak! Dua kali lebih menyeramkan!
“Kak? Kenapa? Sudah mau mati ya?”
Ingin sekali menjawab namun Kayla sudah kehilangan semua tenaganya. Lalu Kayla juga merasa mulai kehilangan rasa sakit. Padahal tadi dia masih merasakan sakit yang luar biasa ditubuhnya itu. Tidak kuasa lagi, akhirnya Kayla memejamkan mata.
Hanya suara tawa Amarilys yang Kayla bisa dengar terakhir sebelum semuanya menjadi gelap.
Kayla meyakini, dirinya memang sudah mati.
...🌻🌻🌻...
Kayla terbangun di kamar bernuansa biru.
Tunggu apa ini surga? atau neraka?
Kayla meneliti sekitar lalu menyadari hal yang aneh, diluar akal yang dipahaminya. Pelan pelan Kayla mengumpulkan kembali semua akal pikirannya untuk mencerna apa yang sedang terjadi.
Bukannya aku sudah mati?
Kayla menepuk pipinya. Mencubit semua tubuhnya untuk mengetes semua indra perasa yang dia punya.
Iya. Aku ingat dengan jelas kok! Jendra da Amarilys menabrakku dengan mobil dan aku mati di saat itu juga.
Lalu kenapa aku ada disini? Ini kan kamar masa kecilku. Kamar sebelum aku pindah ke rumah ayah Arya Dilaga.
Ayah tirik Kayla yang kaya. Yang juga ayah kandung dari Amarilys Dilaga.
Eh? Berarti saat ini ibu juga belum menikah dengan ayah?
Tidak mungkin kan?!
Kayla dengan cepat beranjak turun dari kasurnya menuju kalender yang menempel di dinding. Pandangannya berputar ke cermin di sebelah kalender. Kayla melihat pantulan wajahnya di cermin.
Astaga! Tidak mungkin!
Masih ingin menguji pengelihatannya, Kayla mencari kembali buku diarinya. Dan menemukan diari di dalam laci meja, dengan cepat ia mengecek tanggal terakhir yang tertulus di diari.
Hah? Aku ini sedang bermimpi? Masa bisa mimpi setelah mati?
Aku harus mengecek lebih banyak lagi.
Kayla berlari keluar kamar menuju ruang tamu. Dia menyalakan televisi, mulai mengganti ganti saluran, mencari acara berita.
Remote yang dipegangnya terjatuh saat presenter berita membacakan dan menginformasikan kejadian sesuai yang terjadi hari ini.
Ternyata hari ini adalah tanggal 27 Juli tahun XXXX, hari dimana Kayla berusia 17 tahun.
Tapi bagaimana mungkin? Aku wanita berusia 27 tahun. Tapi ada di waktu dan tempat saat aku 17 tahun??
Jadi mengulang waktu?? Setelah mati aku malah kembali ke usiaku ke 17?!
Kayla yang masih tidak mempercayai apa yang dia lihat dan situasi yang sekarang, terduduk lemas di kursi rotan depan televisi.
Berpikir. Sekali lagi mencoba mencerna semuanya.
Satu persatu semua ingatan masalalu nya muncul. Ingatan itu muncul seolah Kayla sedang melihat scane adegan di film film.
Ah! Aku ingat. Saat aku hampir mati aku memohon kepada tuhan untuk meminta hidup dan membalas dendam. Jadi Tuhan mengabulkan permohonanku?
Kayla tidak tau harus senang atau sedih. Tidak. Harusnya Kayla memang merasa senang. Permohonannya dikabulkan. Dia mendapatkan kesempatan untuk hidup kembali. Dengan begitu, dia bisa membalaskan dendam kematiannya.
Benar. Dia harus memanfaatkan kehidupan keduanya.
Setelah lama terdiam, berpikir dan mengingat semua kenangan masalalu yanh Kayla bisa ingat dengan jelas. Kayla bisa mengontrol perasaannya dan mulai menguasai akal pikirannya lagi.
Kayla tidak mati. Apalagi gila.
Tuhan telah mengabulkan keingingannya. Sekarang dia hidup memiliki tujuan baru.
Balas dendam.
Bersambung
Kayla menulis semua ingatan masa lalunya.
Semua ditulis sedetail mungkin bedasarkan kejadian dan timeline kehidupan pertama Kayla.
Dimulai dari hari ini. Ulangtahunnya di usia 17 tahun. Diakhiri ingatan terakhir. Yaitu malam maut yang membuatnya mati muda di usia 27 tahun.
Entah ironi atau lucunya lagi, Kayla mati ditangan Amarilys adik tirinya. Kayla tidak terlalu terkejut, saat megetahui bahwa Amarilys merencakan kematian untuknya. Karena memang hubungan mereka terkenal buruk. Cinderella dan saudara tirinya yang jahat. Begitulah label orang menilai kehidupan mereka berdua. Tentu Kaylalah yang menjadi antagonis dalam cerita ini.
Di banding itu, Kayla lebih terkejut ternyata teman baiknya, teman yang ia percaya lebih dari ibu kandungnya itu, ikut andil dan berperan membantu merencanakan kematiannya.
Mengetahui hal ini, dada Kayla terasa sesak. Tentu saja alasannya karena Kayla sangat mempercayai Jendra. Apalagi Jendra adalah cinta pertamanya juga. Meskipun pada akhirnya perasaan itu pun harus kandas sepihak saat Kayla tahu Jendra lebih mencintai adik tirinya, Amarilys Dilaga.
Tapi itu sudah tidak penting lagi. Justru ini sangat membantu Kayla lebih fokus untuk tujuan balas dendam.
Tujuan Kayla dalam kehidupan kedua ini adalah membuat neraka bagi Amarilys dan semua orang yang membuatnya sengsara selama di kehidupan pertama.
Kayla mulai mengurutkan peristiwa yang akan terjadi dekat dekat ini.
“Tidak ada yang special dari ulangtahunku yang ke 17, jadi mungkin timeline nya seperti ini?” Kayla bicara pada dirinya sendiri.
(isi diari)
27 Juli xxxx : Ulangtahun ke-17
29 Juli xxxx: Dinner keluarga pertama kali
xx Oktober xxxx : Pernikahan Ibu Ratih dan Ayah Arya
Jika hari ini ulangtahunku. Berarti dua hari lagi Ibu dan Ayah Arya akan bertemu untuk mengajakku dan juga Amarilys dinner.
Dinner membahas obrolan untuk rencana mereka menikah.
Setelah dinner itu, pernikahan mereka akan terjadi 3 bulan dari sekarang. Kayla menulis semua rencananya di dalam buku diari.
Usai dirasa cukup untuk rencana awal, Kayla tersenyum.
Okay, Lily sayang. Mari kita lihat di kehidupan ini siapa yang akan lebih menderita.
...🌻🌻🌻...
Dinner pertama keluarga Dilaga
Ibu Ratih melihat Kayla dari ujung kepala sampai kaki. Sejak dirumah sampai di restoran, seperti ada yang ingin dikatakan oleh Ibu tapi pada akhirnya tidak terucap apapun. begitu isi pikiran Kayla.
“Ibu, rasanya pandangan ibu membuat tubuhku di tusuk tusuk. Ibu ingin bicara apa?” tanya Kayla dengan datar.
Kayla tidak langsung melihat ibunya. Dia hanya terus melihat ke ponsel dan tangan satunya lagi mengaduk gelas es teh. Tapi Kayla tau ibunya masih memperhatikan dirinya.
Ya, meskipun mereka ibu dan anak tapi hubungan mereka tidak bisa dikatakan dekat. Tapi juga tidak seburuk yang terlihat. Dari kehidupan pertamanya, Kayla tau bahwa ibunya menyayanginya.
“Aku hanya heran. Biasanya kamu akan susah ibu ajak keluar. Apalagi acara makan malam seperti ini.” akhirnya ibu membuka suara.
“Entah kenapa… dua hari ini kamu sedikit berbeda.”
Kayla hanya merespon dengan tertawa.
Ternyata ibu peka juga.
“Hei? Apanya yang lucu? Tuh kan kamu aneh. Dulu juga aneh, tapi sekarang lebih aneh.” dengan nada tidak ramah.
Tapi Kayla tau ibunya tidak marah padanya.
“Aku sama saja kok. Ibu berlebihan”
“Ck! Yaudah kalau gitu.”
“Eh tapi kamu masih inget kan, kita kesini mau ketemu pacarku dan anaknya. Pokoknya kamu tidak setujupun aku ga peduli. Aku tetep akan menikah dengannya.” tambah Ibu Ratih.
“Aku setuju.” Kayla menjawab dengan cepat.
“Tuh kan! Pokoknya… Eh? Kamu bilang apa?”
Kali ini Kayla berbicara sambil melihat ibunya.
“Setuju. Ibu akan menikah dengan pacar ibu.” ucapnya acuh lalu meminum es teh nya kembali.
“…Bagus kalo kamu langsung setuju.” meskipun heran, tapi ibu Ratih merasa sedikit lega.
Ibu memang harus menikah dengan ayah Arya. Agar aku bertemu dengan Amarilys . Dan memastikan hidupnya hancur, seperti yang dia lakukan padaku dulu.
“Maaf membuat kalian menunggu. Hai, sayang. Hai juga Kayla.” sapa pria yang cukup matang umurnya itu namun tetap tampan.
“Halo Pak Arya. Panggil saja Kay.” meskipun singkat Kayla tetep menambahkan senyum diakhir kalimat.
Ibunya kelihatan sekali kaget, tak percaya apa yang dilihatnya. Kayla tidak pernah seramah ini dengan orang baru.
Kayla berusaha tidak menghiraukan pemandangan itu. Akhirnya Kayla paham yang dimaksud ibunya kalau dia sedikit berubah dalam dua hari ini.
Tapi ini tidak bisa dihindari. Ini bagian dari rencananya. Membuat ibunya dan Ayahnya Amarilys menikah secepat mungkin.
“Oh, good start Kay. Kamu juga boleh memanggil saya santai saja. Oh ya kenalkan ini anak saya. Lebih muda dari Kay dua tahun. Namanya Lily.”
Pria usia matang bernama Arya ini sangat senang dengan respon calon anak tirinya, sehingga tanpa beban juga langsung mengenalkan anaknya.
Hah! Kini Kayla tahu apa yang dilihatnya sekarang.
Amarilys yang muda dan cantik memperkenalkan dirinya dengan lembut.
Amarilys sekilas memang tersenyum, mulutnya juga terasa manis bicara. Tapi mata anak ini tidak bisa bohong, menyimpan kebencian kepada Kayla dan ibunya.
Hey Amarilys?! Kau sekarang tidak bisa menipuku lagi. Aku juga membencimu sama seperti kamu membenciku!
“Senang bertemu dan menjadi kakakmu, Amarilys.”
Bersambung
Acara dinner pertama penyatuan keluarga Dilaga berjalan baik sesuai rencana.
Atau bisa Kayla bilang, berjalan seperti takdir dan kehidupan pertamanya.
Kayla hanya sedikit merubah dan melakukan beberapa improvisasi agar semua berjalan lebih cepat. Kayla membujuk kedua nya untuk menikah lebih cepat tanpa menunggu resepsi besar besaran.
Dengan alasan lebih intimate dan uangya bisa dipakai kembali untuk honeymoon mereka, Kayla mulai melancarkan beberapa bujukan demi rencananya itu.
Siapa sangka, semua itu berbuah manis. Setelah dari makan malam itu, Ibu Ratih mengatakan bahwa dirinya sudah diberikan cincin lamaran dan pertunangan dari Ayah Arya.
Pernikahan akan dilakukan dengan persiapan kilat. Sebulan lagi. Tamu undangan yang akan hadir hanya keluarga dan kolega terdekat.
Mereka menceritakan rencana kebahagian mereka dengan suka cita. Kayla pun puas rencananya berjalan sesuai prediksi.
Lebih puas lagi membayangkan Amarilys pasti sedang marah dan menangis di kamarnya. Dia pasti sangat ingin menentang ayahnya menikah lagi, tapi dia tidak bisa mengatakannya.
Anak itu pasti sedang mengutuk ibunya dan Kayla sekarang.
Di kehidupan pertama, Kayla sempat merasa iba dan empati kepada Amarilys. Bagi Amarilys yang sudah kehilangan mendiang ibunya sejak lahir, Ayah Arya adalah segalanyq. Wajar kalau Amarilys tidak akan pernah rela berbagi Ayahnya kepada siapapun.
Apalagi Amarilys tumbuh dalam keluarga lebih dari cukup, terbiasa menjadi center dan tidak membagi apapun dalam hidupnya membuat dirinya sangat manja dan menjengkelkan.
Berpura pura tidak memahami bahwa Ayahnya sangat bahagia untuk menikah lagi karena mencintai Ibunya Kayla, Ratih Nareswari. Mantan terindah Ayah Arya saat masih sekolah dulu.
Tapi Amarilys memang anak yang egois. Kalau dia tidak suka, sebisa mungkin dia akan mencari cara agar hubungan ini tidak lanjut sampai pernikahan. Jika itu terjadi, Kayla akan bertindak.
Contohnya, Amarilys sengaja membujuk sekretaris ayahnya untuk mengundur waktu fitting baju pengantin.
Lalu Amarilys juga bilang ke sekretaris itu, bahwa dia sendiri yang akan mengatur jadwal ibunya Kayla dan ayahnya karena ingin terlibat aktif untuk support persiapan pernikahan. Tentu saja itu semua tidak benar, niat awal Amarilys hanya ingin mengacaukan jadwal sehingga mereka kesulitan mencari tanggal yang pas dan menharapkan pasangan itu bertengkar lalu berakibat cancelnya pernikahan.
Namun, Kayla lebih cerdas.
Kayla lebih dulu inisiatif menawarkan diri membantu persiapan, sama halnya Amarilys. Lalu setelah itu membuat group percakapan bersama yang berisini mereka berempat, sekretaris, WO, sanggar dan semua vendor yang terlibat. Seolah Kayla adalah Wedding Consultan pasangan itu.
Hal ini cukup effective untuk mencegah disinformasi, yang diharapkan Amarilys.
Dilihat dari response Amarilys saat fitting terakhir baju pernikahan, raut muka yang kesal dan tidak banyak bicara cukup untuk menyimpulkan Amarilys gagal dalam rencananya.
Tidak hanya itu, Amarilys hampir, dengan sengaja, menghilangkan cincin pernikahan. Hal ini cukup membuat Ibu Ratih marah dan jadinya bertengkar dengan ayah Arya.
Sebenarnya masalah ini juga terjadi saat kehidupan Kayla yang pertama. Namun saat itu mereka tidak ada yang tau kalau ini adalah ulah Amarilys. Akhirnya dikehidupan baru ini semua kebusukanmu terbongkar satu satu Ly, pikir Kayla.
Amarilys sungguh tidak menyangka perbuatannya dibongkar Kayla. Namun
setelah terbongkarpun ternyata Amarilys mampu bersandiwara dan berakting bahwa dia tidak sengaja menghilangkannya.
Lagi lagi, layaknya tokoh cinderella, Amarilys selalu menang, dan mendapatkan kepercayaan kembali. Dia hanya perlu menangis dan memohon maaf, lalu semua orang memakluminya.
Akhirnya semua lebih fokus mencari solusi dari masalah ini.
Saat di kehidupan pertama, meskipun cincin pernikahan hilang, Ayah Arya masih bisa membeli cincin pengganti. Karena dalam segi waktu persiapannya lebih dari cukup.
Namun di kehidupan ini timeline persiapan pernikahan lebih cepat. Acara Intimate Pernikahan hanya tinggal 3 hari lagi. Tidak ada toko cincin pernikahan yang ready untuk dibeli oleh Ayah Arya. Kalau adapun, tidak sesuai selera ibunya Kayla.
Kayla kesal pada ibunya, tapi paham karakter ibunya memang keras kepala. Dia pun sedikit mirip sama.
Jadi Kayla memiliki ide lain yang cemerlang.
“Bagaimana kalau memakai perhiasan yang ada aja. Jika berkenan, apakah Amarilys dan ayah bisa meminjamkan koleksi perhiasan mendiang ibu Amarilys?”
Kayla tau ini sangatlah menyakitkan untuk Amarilys. Tapi anak jahat itu duluan yang mulai. Kayla hanya membalas semua perbuatan jahat dengan yang lebih jahat lagi.
Ternyata semua pihak setuju. Semua kecuali Amarilys tentunya. Namun dia tidak bisa protes.
Sampai semua persiapan berjalan begitu cepat dan lancar.
Hari yang ditunggu tunggu datang.
Hari pernikahan Ayah Arya dengan Ibu Ratih.
Hari dimana Kayla official menjadi kakak tiri dari Amarilys Dilaga.
Dan, misi balas dendam dimulai dari sekarang.
Bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!