DORRR
DORRR
"Cepat pergilah sebelum mereka menemukanmu!!" ucap wanita paruh baya itu kepada anak perempuannya.
"Tapi bagaimana dengan ibu dan ayah? aku tidak bisa meninggalkan kalian....hiks.....hiks" ucapnya dengan nada penuh kesedihan dan derai air mata yang mengalir deras.
"Jangan fikirkan kami, lebih baik kau segera pergi sayang" Wanita paruh baya itu memeluk putri semata wayangnya dengan tangisan tersedu-sedu.
"Tapi berjanjilah padaku kalian akan baik-baik saja dan segera menyusulku...." ucapnya dengan tatapan sendu yang di balas anggukan oleh ibunya.
"Tunggulah bawalah ini sebagai bekalmu nanti" wanita itu memberikan beberapa perhiasan serta beberapa gepok uang untuk putrinya yang ia sudah siapkan di sebuah ransel.
DORR
DORR
Suara tembakan semakin terdengar jelas membuat perempuan muda itu semakin ketakutan.
"Ayo cepat lewat sini!, jalan ini akan menuju ke hutan, berlarilah secepat mungkin agar mereka tidak bisa menemukanmu!"
"Tapi......"
"LARI!!! CEPAT!!!!" Wanita paruh baya itu mendorong keras anaknya agar segera keluar, gadis itu segera berlari dengan cepat menuju jalan yang telah di tunjukkan oleh sang ibu yaitu hutan.
"Hiduplah dengan tenang anakku, maafkan ibu dan ayah" wanita paruh baya itu menatap kepergian sang anak, dan sampai beberapa saat ia membalikan tubuhnya dan mengambil sebuah pistol di laci yang berada di ruangan itu.
Ia berjalan menuju orang-orang yang sedang beradu tembak di luar, "Baj****an MATI KALIAN SEMUA!!!" umpat wanita paruh baya itu sembari menembaki semua orang berbaju hitam itu, matanya memerah padam serta nafasnya yang memburu menahan emosi.
DORR
"Aghhh....." teriak wanita itu saat ia terkena tembakan tepat di dadanya, nafasnya mulai tersenggal-senggal ia menatap suaminya yang sudah terkapar tak bernyawa, ia segera merayap berusaha menggengam tangan sang suami.
Namun seorang pria tanpan bertubuh tinggi jenjang menginjak kakinya dengan kejam sampai wanita itu memekik kesakitan.
"Agh....ssshh...." wanita itu menoleh ke arah pria yang menginjaknya, seketika wajahnya menunjukkan senyum penuh ejekan.
"Kita lihat apakah kau...... akan menyesal di kemudian hari!!, atau..... kau akan tetap tenang setelah membunuh seorang yang kau anggap musuhmu!!, cihh..... aku baru sadar kau memang hanya seorang pria muda bodoh......yang tidak tau akan kebenaran!!" ucap wanita paruh baya itu dengan amarah yang mendalam.
"Dan ya kuperingatkan satu hal, suatu hari nanti saat kau tau keberanannya aku bersumpah...... kau akan menderita seumur hidupmu!!!, bahkan kau akan sangat amat tersiksa!!!"
Terlihat seringai menyeramkan yang ia tunjukkan saat melihat penderitaan kepada wanita itu seketika luntur dan berganti tatapan tajam serta menyeramkan
"Lihat apakah kau akan mengatakan hal bodoh dan konyol itu lagi setelah bertemu dengan seseorang di neraka sana!" jawabnya dengan lantang dan tegas
"Sudah cukup main-mainnya, sekarang waktunya kau menemani suami tercintamu itu" ucap pria bertubuh tinggi itu dengan seringai iblis penuh kepuasan sembari melangkah pergi meninggalkan wanita paruh baya itu.
"LEDAKKAN TEMPAT INI!!!!" perintahnya kepada seluruh pengawalnya.
BUMM!!!
Tak lama kemudian terdengar suara ledakan hebat yang menghanguskan rumah mewah milik mereka.
Gadis yang tengah berlari seketika menoleh saat melihat kobaran asap hitam serta suara ledakan di belakangnya.
"TIDAK!!!! AYAH!! IBU!!!" teriaknya histeris, ia berlutut dan menangis sejadi-jadinya kala melihat kobaran api serta asap hitam mengepul di depan matanya, tangannya mengepal keras dadanya naik turun, serta wajahnya penuh akan kesedihan dan penyesalan.
"Ayah, Ibu, aku akan membalasnya untuk kalian" Ucapnya dengan menatap tajam kobaran api itu dengan penuh kebencian.
Seorang pria tanpan bersandar di mobil hitamnya sembari menghidupkan cerutunya, ia begitu menikmati pemandangan yang menurutnya luar biasa,
"Bagaimana apa kau puas atas balas dendammu?" tanya seorang pria lain di sampingnya.
"Belum, masih ada satu yaitu anaknya" jawabnya datar.
"Mungkin saja anaknya di sembunyikan di bawah tanah dan ikut terbakar disana"
*
Paginya wanita muda berparas cantik bernama Gizela Arabella yang biasa di panggil Gizel oleh orang-orang di sana, ia terkenal sebagai wanita pintar dan berparas cantik serta suka membantu, dan wanita pekerja keras.
"Gizel hari ini kau harus datang untuk acara ulang tahunku, kau harus menemaniku oke!" Viona Jiera tidak lain adalah teman satu-satunya Gizel yang berada di sana, mereka tidak sengaja bertemu dan akhirnya menjadi sahabat, walaupun terdapat perbedaan antara mereka Viona dan keluarganya juga menganggap Gizel sebagai keluarga.
"Tentu saja aku akan selalu siap menemanimu" ucapnya dengn nada penuh semangat.
Siangnya Gizel datang ke rumah Viona untuk membantu menata beberapa makanan serta perlengkapan untuk acara ulang tahun Viona. Gize juga menata beberapa bunga untuk menjadi hiasan di acara pesta ulang tahun Viona seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Sebentar lagi acara akan di mulai, ayo kita pergi kesana"
Viona menarik tangan Gizel menuju tempat inti acara, para tamu juga sudah mulai berkumpul untuk menyanyikan lagu ulang tahun untuk Viona.
Setelah beberapa saat pesta di mulai, keluarga Viona merupakan keluarga yang tergolong kaya di kota itu yaitu Farhat Pavlo, jadi tidak heran jika mereka mengadakan pesta mewah dan yang datang bukan hanya kolega serta orang-orang kaya melainkan penduduk pinggiran kota juga mereka undang agar merasa senang dan memakan makanan yang enak.
Setelah acara pemotongan kue selesai terlihat Gizel hanya duduk dan terdiam melihat pemandangan menari-nari yang ada di depannya namun ia juga sedikit memainkan tepukan untuk menghargai pesta acara Viona.
"Gizel kenapa kau sendirian disini? ayo kita menari!" ajak seorang pria tanpan dan gagah bernama Victor Bram kakak dari Viona.
"Ah kak Victor, aku hanya sedang tidak ingin menari, aku lebih suka menikmatinya" ucapnya dengan senyum indahnya.
Manik mata hazel serta rambut coklatnya membuat Victor seketika terpana saat itu juga, ia tak henti-hentinya menatap Gizel yang nyaris begitu sempurna di matanya
"Emhh kalau begitu aku temani" Victor duduk di samping Gizel dan sesekali melirik wanita cantik di sampingnya yang sedang tersenyum senang.
"Astaga kakak ternyata kau disini bersama Gizel, aku dari tadi mencarimu kau ini!!" ucap Viona yang tiba-tiba datang mengganggu lamunan sang kakak.
"CK!! kau ini mengganggu saja, ada apa?" tanyanya dengan ketus.
"Ayah memanggilmu katanya ada urusan penting yang harus kau lakukan!!"
Victor menghela nafas kasar "Gizel aku pergi dulu sampai jumpa bay" Victor melambaikan tangan kepada Gizel dan di balas lambaian juga.
"Gizel ayo kita makan dulu, aku lapar sekali dari tadi hanya menerima tamu saja" ucap Viona dengan manja.
"Baik prinses ayo kita makan yang banyak sampai kenyang" ucap Gizel dengan penuh semangat, keduanya berjalan menuju makanan sembari bercanda gurau
Setelah beberapa jam berlalu akhirnya pesta selesai juga, setelah berpamitan dengan orang tua Viona dan sahabatnya, Gizel memutuskan untuk segera pulang karena hari sudah mulai larut, awalnya Gizel ingin di antar oleh supir Viona namun saat ia tengah berjalan tiba-tiba pria kekar serta tanpan menghentikan langkahnya dan meraih tangannya.
Gizel terhenti dan menatap ke arah pria itu "Kak Victor kenapa kau disini?" tanya Gizel yang heran melihat Victor di depannya pasalnya ia tadi mendengar jika Victor disuruh ayahnya untuk mengecek gudang pertanian mereka.
"Aku yang akan mengantarmu, lagipula ini sudah malam kita juga searah aku menuju gudang dan kau menuju rumahmu, bagaimana?" ucapnya dengan penuh percaya diri.
Gizel terlihat terdiam sejenak sebenarnya ia akan di antar oleh supir keluarga Pavlo namun sepertinya lebih aman jika pulang bersama Victor, karena jalanan menuju rumahnya sepi dan gelap, ia takut jika ada penjahat yang menghadangnya
"Emh Baiklah kak, aku mau pulang bersama kaka" ucapnya sembari mengembangkan senyumnya.
Victor juga mengembangkan senyumnya saat mendengar jawaban dari Gizel, Ia segera berlari untuk membukakan pintu mobilnya untuk Gizel ia segera menjalankan mobilnya dan mengantar Gizel ke rumahnya.
Beberapa menit perjalanan akhirnya sampai di tempat tinggal Gizel sebuah ruko berlantai dua yang Gizel gunakan sebagai rumah serta tempat usahanya.
*
"Sudah tiga tahun tapi anak dari keluarga ja**ng itu belum ketemu juga!!" ucap seorang pria dengan rekannya.
"Aku bahkan tidak tau siapa anak dari keluarga itu, aku bahkan tidak menemukan foto apapun tentang anaknya"
"Hem apa kau tau anaknya seorang wanitam atau pria?"
"Tidak, aku tidak tahu, bodohnya aku seharusnya sebelum meledakkan tempat itu aku mencari informasi tentang anaknya, dengan begitu keluarga mereka akan benar-benar tidak tersisa" ucap Pria itu sembari mengepalkan tangannya.
*^*
Selamat datang di cerita Athour semoga suka dan minta reviewnya ya😊
DORR
DORR
"LARI!!!! CEPAT LARI GIZEL!!!"
"JANGAN.....JANGAN!!"
DUAARR
"API!!! LEDAKAN!!! AWAS!!!"
"Akkhh......" Gizel terbangun dari tidurnya, nafasnya tersenggal-senggal serta keringatnya yang bercucuran,
"Mimpi ini lagi, kenapa kejadian itu terus menerus muncul di kepalaku" ucap Gizel sembari memegangi kepalanya. Ia meraih sebuah foto di atas nakas telihat foto keluarganya yang sangat bahagia.
"Ayah, Ibu, aku merindukan kalian, tiga tahun aku hidup sendiri tanpa kalian....hiks.." Seketika air matanya luruh kala mengingat kedua orang tuanya yang mati dalam keadaan tragis, saat itu ia tidak bisa berbuat apa-apa selain kabur dari sana.
"Astaga aku lupa hari ini ada pesanan bunga, aku harus segera ke toko untuk membuatnya" Gizel segera mengusap air matanya dan turun dari atas ranjangnya serta segera membersihkan diri, setelah beberapa jam ia bersiap Gizel turun ke toko bunga yang ia miliki untuk bertahan hidup saat ini.
Toko bunga kecil dan juga menjadi tempat tinggalnya yang terletak di pinggiran kota besar, namun karena keterampilan Gizel yang merangkai bunga menjadi cantik membuat tokonya ramai pengunjung.
Setelah sarapan ia segera merangkai beberapa pesanan bunga untuk konsumennya, setelah beberapa jam bergelut dengan bunga akhirnya 5 rangkaian bunga pun selesai.
TING
TONG
Terdengar bunyi bel yang menandakan ada pengunjung di toko bunga Gizel, ia segera berjalan cepat untuk menyambut.
"Selamat datang, mari silahkan...." sapanya dengan sangat ramah
Beberapa orang mengambil pesanan bunganya dan ada yang langsung membeli, Gizel melayani mereka semua dengan penuh senang hati dan keramahan, karena hanya ini yang ia bisa lakukan untuk bertahan hidup yaitu menggunakan keterampilannya untuk menghasilkan uang.
*
Terdapat Mansion mewah yang terletak di pinggiran sungai bersebrangan dengan hutan, tidak ada rumah sama sekali disana dikarenakan mansion yang berukuran begitu besar dan membutuhkan tempat sedikit privasi serta membutuhkan lahan yang luas.
"Tuan saya sudah mengosongkan jadwal anda untuk hari ini" ucap seorang pria kepada atasannya.
"Kita pergi membeli bunga karena hari ini hari spesial untuk ibuku" ucapnya dengan wajah datar serta dingin.
"Baik tuan" pria itu menunduk hormat dan segera menyiapkan mobil untuk tuannya, mereka berjalan menyusuri kota untuk pergi ke tempat tujuannya. Namun sayangnya toko bunga terkenal di sana masih dalam keadaan renofasi.
"Tuan kita sudah berkeliling namun tidak ada toko bunga yang buka"
"Cari sampai dapat aku tidak mau tau!!" ucap pria bertubuh kekar itu dengan tajam dan membuat pria di depannya bergidik ngeri.
"Ba...baik tuan" mereka memutuskan untuk melewati beberapa jalan yang belum pernah dilewati, karena arah jalannya yang berbeda.
Pria itu tertuju pada toko bunga kecil yang pinggir jalan, ia mengeryitkan matanya dan menyuruh pengawalnya berhenti. "Toko bunga itu saja!" ucapnya singkat.
"Tapi bukankah biasanya tuan tidak suka jika membelikan bunga untuk nyonya besar di toko kecil?" tanyanya heran.
"Tidak usah banyak bicara, lakukan saja!!" perintahnya dengan dingin sehingga membuat pria di depannya menelan saliva berat, ia segera meminggirkan mobilnya di dekat toko bunga itu.
"Kau tunggu disini biar aku saja yang masuk!!" ucapnya dan segera turun dari mobil itu seorang diri, ia berjalan masuk dan membuka pintu dan membunyikan bel.
Terdapat seorang wanita berparas cantik dan anggun yang menghampirinya.
"Selamat datang tuan" ucapnya dengan senyum manisnya.
"Aku membutuhkan bunga untuk ibu" ucapnya singkat.
"Emh maaf tuan jika berkenan, apa bunga kesukaan ibu anda?"
"Aku tidak tau, terserah kau saja asal indah"
"Baiklah tunggu sebentar saya akan segera buatkan, butuh waktu 20 menit apa anda tidak keberatan?" tanyanya dengan sopan
"Hem silahkan!" jawabnya datar dan berjalan duduk di sebuah sofa.
Gizel segera mengambil beberapa bunga dengan terampil, ia segera merangkai seindah mungkin karena ini menyangkut hati seorang ibu,
Pria itu terus menatap setiap gerak gerik Gizel yang begitu anggun dan menawan, matanya sampai tak bisa beralih untuk tidak memandangnya,
Setelah 20 menit bunga pun siap, "Tuan, ini bunganya sudah siap, apa ada yang kurang saya akan menambahkan sesuai keinginan anda" Gizel menyerahkan buket bunganya kepada pria itu.
"Emh ini bunga apa?" tanyanya yang baru pertama kali melihat bunga cantik berwarna putih berkilau.
"Itu bunga Daisy yang menandakan ketenangan dan kebaikan, lalu ini bunga Cammon blubel yang memiliki warna indah, serta ini Buttercup yang menandakan kebahagiaan" jelas Gizel dengan sangat ramah dan nada suara yang lembut.
Ia tertegun dengan penjelasan Gizel yang sesuai dengan keinginan hatinya, "Emh aku suka"
"Terimakasih tuan" jawab Gizel sembari mengangguk sopan dan tetap ramah.
pria itu melakukan transaksi pembayaran itu terlebih dahulu sebelum pergi ke tempat ibunya, pria itu meletakkan beberapa lembar uang yang menurut Gizel itu terlalu banyak untuk seharga buket bunga yang ia rancang.
"Emh tuan maaf ini terlalu banyak, harga buket disini tidak semahal itu" ucapnya yang berusaha sopan agar tidak menyinggung perasaannya.
"Anggap saja itu bonus karena buketnya yang cantik" setelah mengatakan itu ia langsung keluar dari toko itu dan segera memasuki mobil.
"Tu...tunggu tuan tapi...." Gizel berusaha untuk mengejar namun mobilnya sudah berjalan menjauhi tokonya.
"Ah....dia sudah pergi, aku akan mengembalikannya saat bertemu lagi" Gizel segera masuk ke tokonya kembali.
"Cantik seperti pemiliknya" gumamnya dengan tersenyum miring, Baru kali ini ia memuji wanita, bukan karena tidak ada wanita yang mendekatinya tapi terlalu banyak dan semuanya hanya ingin memanfatatkannya saja serta hanya ingin bermain-main dengannya.
Namun ia sempat menatap manik mata Hazel Gizel yang terlihat menenangkan serta suaranya yang begitu lembut menyejukkan hatinya,
Sesampainya di tempat pria itu berjalan ke arah batu nisan yang bernama Ana Alexandra, "Ibu aku datang, selamat ulang tahun bagaimana kabarmu?, lihat aku membawakanmu bunga yang indah" ucapnya sembari mengelus batu nisan dan meletakkan buket bunga yang ia beli.
"Kau tau ibu seandainya kau masih ada pasti kau senang melihat bunga ini, aku membeli ini ke seorang gadis yang menurutku cantik, yaah cantik, heem pasti kau terkejut karena aku baru pertama kali memuji wanita di depanmu" ia terus mengibrol dengan batu nisan di depannya.
"Ibu kau tenanglah disini aku putramu Arion Aleksei akan selalu berjuang untuk membalaskan demdanmu kepada orang-orang yang berani menyakitimu dulu" Ucapnya dengan mata memerah padam
"ibu aku pergi dulu aku tidak bisa terlalu lama hem"
Pria bertubuh kekar dan tanpan itu adalah seorang pengusaha kaya raya serta mafia kejam yang sudah banyak menghabisi nyawa orang-orang yang mengganggu keluarganya, terutama saat ibunya telah tiada akibat pembantaian yang dilakukan oleh beberapa grub mafia lainnya.
Hal itu membuat Arion menjadi pria dingin serta kejam yang tidak memiliki ampun kepada siapapun. Bahkan banyak rumor mengatakan banyak para mafia yang berusaha untuk menghancurkannya karena merasa tersaingi dan merasa dirugikan, namun juga banyak yang ingin bergabung dengannya baik di dunia hitam maupun dalam perusahaan.
"Kita pulang sekarang!!" ucap Arion dengan nada datar khasnya.
"Baik tuan, tapi...." Ucap Bruno asisten Arion yang menghentikan ucapannya sejenak.
"Tuan Charles baru kembali tuan, sekarang ia ada di mansion menunggu anda" tambahnya dengan menunduk hormat.
"Hem aku tau" Arion segera memasuki mobil disusul oleh Bruno, mereka berdua segera pulang ke mansion rumah istana milik Arioan.
TING
TONG
Gizel menoleh ke sumber suara dan segera menyambut konsumennya namun yang datang bukanlah seorang pembeli melainkan.
"Kak Victor ternyata kau?" sambut Gizel dengan senyuman ramahnya.
"Tara surprise......, aku membawakanmu makanan enak, kau pasti belum makan" ucap Victor penuh semangat sembari menunjukkan sebuah bingkisan.
"Waaah.....kakak selalu tau jika aku belum makan siang, kebetulan perutku memang sudah lapar" ucapnya sembari mengelus perutnya.
"Kalau begitu ayo kita makan siang" Victor menarik tangan Gizel menuju meja makan di dapur belakang.
"Biar aku yang menatanya kak, kau duduk saja" ucap Gizel yang menyuruh Victor duduk, Gizel segera menyiapkan piring dan sendok serta menata beberapa makanan yang dibawakan oleh Victor. Gizel meletakkan semuanya di meja makan
"Waaah kaka selalu tau makanan kesukaanku, heem.......ini wangi sekali" ucapnya sembari menghirup aroma makanan di depannya dan mengembangkan senyum yang begitu manis.
"Tentu aku tahu segalanya darimu, sekarang makanlah!" Seru Victor dengan sangat senang.
Gizel mengambil beberapa lauk untuk Victor dan untuknya juga, keduanya makan siang bersama sembari mengobrol dan bersenda gurau. Gizel sudah lama bersahabatan dengan Viona tapi ia baru satu tahun bertemu dengan Victor karena kakak Viona yang masih menjalankan bisnis keluarganya di luar negeri, dan saat Victor kembali ke Moscow Viona memperkenalkan Gizel kepada Victor dan saat itu juga ia jatuh hati pada pandangan pertama kepada Gizel.
Gizel sudah menganggap Victor sebagai kakaknya juga, karena kebaikan serta kepedulian Victor kepadanya yang sama dengan Viona. Namun tidak dengan Victor
*
Arion masuk ke mansionnya, disana sudah telihat pria yang tengah duduk menghadapnya sembari menyilangkan kaki dan beberapa bodyguard yang berdiri di belakangnya.
"Apa kabar Arion? aku sudah menunggumu begitu lama" sapa pria yang bernama Charles Artha sembari mengeluh.
"Kemana saja kau kenapa baru kembali ke Rusia?" tanyanya dengan suara berat khasnya yang membuat semua wanita tergila-gila padanya.
"Setelah kejadian tiga tahun lalu aku memang memutuskan untuk tinggal bersama kedua orang tuaku di Cina untuk sementara waktu, dan sekarang aku sudah kembali, apa kau tidak senang melihat sahabatmu ini kembali hem?" Ucap Charles sembari menaikkan kedua alisnya
"Ck!! kau saja meninggalkan sahabatmu ini begitu saja setelah pembantaian itu" Ucap Arion dengan sedikit menarik sudut bibirnya.
"Sudahlah jangan membahas yang dulu-dulu, hari ini hari pertama aku datang ajaklah aku untuk bersenang-senang"
"Kau ini tetap saja sama, ku tau kan? aku tidak suka dengan wanita-wanita murah diluar sana, lebih baik aku mengerjakan pekerjaan di markas dari pada harus menikmati tubuh-tubuh yang sudah ternodai oleh banyak pria"
"Arion.....Arion, jadi kau selalu tetap pada pendirianmu, memilih hidup seorang diri sampai kau mati hahahaha, kau ini harus merasakan sesekali nikmatnya bercinta agar kau dapat merubah prinsip bodohmu itu!!" Ucapnya dengan tawa yang menggema yang membuat Arion terlihat mendengus kesal.
"Jika kau kembali hanya untuk menikmati wanita-wanita murah itu silahkan tapi jangan mengajakku!!" Arion berdiri dan meninggalkan Charles begitu saja,
"Wait...wait, Arion cammon man ikutlah! anggap saja ini sebagai penyambutanku, kau tidak perlu bermain dengan para wanita, setidaknya temani aku minum-minum" rengek Charlos sembari mengejar langkah kaki Arion.
"Aish!! oke oke aku akan ikut denganmu!!" jawab Arion dengan kesal dan terpaksa.
Keduanya berangkat menggunakan mobil mewah dan mahal milik Arion menuju club besar yang ada di kota Moscow.
Sesampainya di club mereka langsung di sambut oleh manajer club disana, pasalnya Charles sudah mereserfasi tempat VIP untuk mereka bersenang-senang.
"Selamat datang tuan-tuan yang terhormat, mari saya antar ke ruang VIP yang sudah anda pesan" Ucap manajer club itu dengan ramah.
Arion dan Charles masuk ke dalam sebuah ruangan yang di dalamnya sudah tertata rapi dilengkapi dengan beberapa minuman mahal yang ada di meja, serta ada beberapa wanita seksi yang siap menemani mereka
"Ayo kita bersenang-senang, lupakan sejenak tentang pekerjaanmu itu" seru Charles dengan senyum menggodanya sembari menyenggol lengan Arion.
"Ck!! kau bilang tidak akan ada wanita" kesal Arion dengan menatap tajam sahabatnya itu.
"Tenang mereka hanya ku suruh untuk menuangkan minuman, tapi jika mereka minta lebih dariku apa boleh buat, dan kau jika tidak mau tinggal tolak saja" Charles terlebih dahulu duduk di sofa di susul Arion yang wajahnya sedikit kesal kepada Charles
Keduanya duduk sembari menikmati minuman mahal mereka, charles di dampingi oleh seorang wanita cantik dan seksi sehingga membuatnya semakin bersemangat, sedangkan Arion hanya minum tanpa menggubris godaan dari wanita di sampingnya.
"Tuan kenapa kau cuek? apa aku kurang menggoda?" goda si wanita sembari menyentuh leher Arion dan bergelendoran.
Seketika Arion menatap tajam ke arah wanita itu sehingga membuatnya menelan saliva berat.
"Jangan berani menyentuhku sedikitpun atau jarimu akan kupotong!! sebaiknya kau pergi aku hanya ingin menemani temanku minum!!" ucapnya pelan namun mampu menusuk jantung wanita itu.
"Ba...baik tuan" Wanita itu keluar dengan cepat dari ruangan dengan raut wajah kecewa serta takut, "Astaga matanya menyeramkan sekali, rasanya nyawaku ingin lepas dari tubuhku sendiri saat menatapnya" gumam wanita itu bergidik ngeri.
"Kenapa kau menyuruhnya keluar?" tanya Charles
"Dia mengganggu!!" jawabnya singkat.
Charles dan wanita itu memutuskan untuk pergi ke sebuah kamar sedangkan Arion masih tetap di ruangan itu untuk minum sembari menunggu temannya.
"Viona kita mau kemana?" tanya Gizel yang berada di satu mobil dengan Viona.
"Aku akan mengajakmu bersenang-senang, aku tau ini akan menjadi pertamakalinya bagimu tapi kau harus coba sesekali pasti kau senang" ucap Viona sembari mengendarai mobilnya.
Viona memarkirkan mobilnya di sebuah club, Gizel terkejut saat Viona mengajaknya ke dunia malam.
"Viona!! kenapa kau mengajakku kesini?? kau tau aku tidak pernah minum dan tidak suka keramaian" gelisah Gizel dengan raut wajah cantiknya yang sangat menggemaskan.
"Tenanglah ada aku, lagipula kita sudah berumur 23 tahun wajar jika kita ke club Gizel sayang....., emh....begini saja kau tidak perlu minum alkohol aku akan memesankanmu jus oke, ayo kita masuk!!" Viona menarik tangan lembut Gizel untuk masuk ke dalam.
"Emh baiklah tapi jangan pulang terlalu malam, aku takut kak Victor akan memarahi kita" Jawab Gizel.
"Tenang saja baby....."
Sesampainya di bar Viona memesan beberapa minuman alkohol dan jus untuk Gizel.
"Jus dan minuman seperti biasa" Teriak Viona kepada bar tender.
Beberapa menit kemudian akhirnya minuman mereka datang. "Gizel bersenang-senanglah agar pikiranmu tenang jangan terus menerus mengurung diri dengan bunga-bungamu itu, tidak baik tau...."
Viona segera menyesap minuman alkoholnya sedangkan Gizel sedari tadi merasa tidak nyaman dengan keramaian serta suara musik bergema di sana.
"Gila tempat ini benar-benar gila, wanita disini pakaiannya kurang bahan semua dan pria-pria itu ihh menjijikkan" gumam Gizel sembari melihat sekeliling yang baru pertama kali ia tonton.
"Gizel ayo menari!" ajak Viona namun di tolak oleh Gizel, walaupun Viona memaksa Gizel tetap tidak mau dan lebih memilih untuk duduk saja.
"Oke kalau begitu kau tunggulah disini!, jangan kemana-mana jika ada yang mengganggumu ku bisa mencariku disana oke!" ucap Viona dan di balas anggukan oleh Gizel. Viona segera meninggalkan Gizel seorang diri untuk menari. .
"Hai cantik sendirian nih?" Tanya seorang pria asing yang tiba-tiba duduk di samping Gizel.
"Emh ti....tidak aku bersama temanku" Ucap Gizel cuek yang sedikit takut.
"Mau menari denganku?" Pria itu seketika memegang tangan Gizel tanpa seizinnya, sehingga membuat Gizel kaget dan menghempaskan tangan pria asing itu.
"Maaf tuan saya harus pergi!" Gizel ingin beranjak pergi namun ia di cegah oleh pria itu
"!!Ck ayolah nona jangan sok jual mahal, kau tidak tau siapa aku, apapun yang aku inginkan pasti akan ku dapatkan dengan cara apapun" Ucapan pria itu begitu membuat Gizel semakin takut, namun ia harus tenang agar tidak membuat keributan disana.
"Maaf tuan tapi saya tidak minat berdansa permisi..." Gizel tetap berusaha menolaknya sopan, ia berusaha untuk menghindar dengan baik namun pria itu mencekal tangan Gizel dengn kuat sehingga membuatnya meringis kesakitan.
"Aku sudah bilang apapun yang ku inginkan pasti akan ku dapatkan" ucapnya dengan tatapan penuh nafsu.
"Tuan lepaskan...." Gizel berusaha melepas tangannya dari cengkraman pria itu, ia memukul perut si pria sampai ia memekik kesakitan.
"Aghh....sial beraninya kau!!!" Pria itu mendorong tubuh Gizel sampai ia menabrak tubuh pria kekar yang berada di belakangnya.
BUGH
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!