"Arumi maafin aku, bukannya aku tidak sayang sama kamu, tapi aku harus mengejar cita-citaku" Ucap Remaja berseragam Putih Abu-abu sedang mohon maaf kepada kekasihnya seorang gadis berseragam putih biru. Hari ini hari kelulusan kedua nya. Sang pria baru saja diterima di salah satu kampus negeri di Ciputat dan harus berpisah dengan sang kekasih.
"Iya kang, Kejar lah cita-cita akang. Akang tidak perlu minta maaf" Arumi menatap sendu wajah sang kekasih.
"Arum akan setia menunggu Akang" ucapnya lagi
"Terimakasih Arumi... Akang percaya dengan kesetianmu" ucap sang pemuda.
"Sudah Sore, yuk kita pulang tidak baik menjelang maghrib begini kita berada di tepi Danau" Pemuda itu mengajak pulang kekasihnya. Lalu sang pria menyalakan mesin motor Jupiter Z nya. Keduanya terdiam sepanjang perjalanan. Tak berapa lama mereka tiba di kediaman rumah Arumi
"Terimakasih kang, Atas jalan-jalan nya hari ini." Arumi mengembalikan Helm ke kekasihnya.
"Sama-sama"
"Tunggu Arum" Panggil Sang pemuda dan Arumi menghentikan langkahnya dan membelikan badannya. Dan tersenyum
"Iya kang, ada apalagi? " tanyanya
"Arumi, Jika suatu saat ada seorang pria yang datang melamar mu. Terimalah. Menikahlah kau tidak perlu menghiraukan janjimu itu. Aku membebaskanmu"
"Deg "
"Maksud Akang? " dengan nada sedikit tinggi
"Iya suatu saat nanti, jika ada pria datang meminangmu, menikahlah dengannya. Mungkin dia Jodohmu"
"Maksud akang kita putus??, Akang udah punya pengganti Arum? " Mata Gadis itu mulai berkaca-kaca, tangannya terkepal karena kecewa.
"Kita tidak tahu kedepannya seperti apa, Arum" jawab sang pemuda
"Baik, jika itu keputusan akang. Terimakasih atas kebersamaan kita" Arumi berlari meninggalkan kekasih nya, dan masuk kedalam rumah.
"Arumiiiii... Arumii"
......................
6 Tahun kemudian
Arumi gadis Yatim Piatu anak kedua dari pasangan almarhum Aan suherman dan Ratmi. Orang tuanya meninggal saat Arumi berusia 10 tahun dalam kecelakaan. Dia di asuh dan dibesarkan oleh kakaknya Saat usianya menginjak 16 tahun sang kakak meninggal dunia karena kecelakaan kerja.
Dia dituntut oleh keadaan menghidupi dan membesarkan dua keponakannya laki-laki nya. Kakak iparnya lebih dulu karena sakit kanker rahim. Jarak umur nya dengan keponakan sulungnya selisih 8 tahun.
Dalam keseharian nya Arumi bekerja sebagai buruh pabrik, dia bekerja sebagai operator produksi pabrik Sepatu. Saat ini umurnya tepat 22 tahun.
Gadis tangguh itu masih setia menunggu sang kekasih kembali kepadanya.
"ARUM" seorang gadis bertubuh subur berlari menghampiri.
"Hos hos hos" Suara nafas berat gadis itu, lalu dia merebut sebotol air mineral dari tangan Arumi
"Glek glek glek" Sebotol Aqua 600 Ml habis sekali teguk
"Hei Kuda Nil, minumanku itu" protes Nilam sahabat nya.
"Pelit Jasa sia mah. Haus aing, cape ngejar maneh" sahut Nilam.(Pelit banget lo mah, haus gua, cape ngejar lo)
"Maneh karak balik?, Lembur Deui? " tanya nya(lo baru pulang?, lembur lagi?)
"Iya, ya lumayanlah uangnya buat bayar Uang ujian Irwan sama Karya wisatanya si Budi" jawabnya
"Aduuh Arum, maneh teh bukan robot, kenapa ga bilang ka urang. Mun maneh butuh duit"
"Kamu mau ngasih duit ke aku? " Nilam menggeleng kepala , "Mau minjemin?" lagi-lagi Nilam menggeleng kan kepala "Lantas?" tanyanya kesal. Tadi kalau butuh duit katanya kenapa arumi tidak bilang sama Nilam tapi gadis bertubuh subur itu menggeleng kapala saja yang artinya tidak akan memberikan semuanya.
"Lo mau gua Jual ke si Jaka" jawabnya
"Kehet sia Kuda Nil" (Tenyom lo kuda nil) sebelum Arum menabok Nilam, gadis itu lari dan mereka kejar-kejaran. Tak kuat dikejar Arumi. Nilam Akhirnya berhenti didepan kedai bakso langganan mereka
"Kuda Nil, Awas maneh ya!! "
"Brugh" tubuh mungil Arum terjengkang karena menabrak tubuh besar sahabat nya.
"Awwws" pekiknya Arumi bangkit hendak menabok lengan besar sahabatnya lalu di tahan sahabatnya.
"Kedeng" (Sebentar) Nilam menahan lengan Arumi
"Naon!!"(apa!!) tanya Arumi bingung , Nilam menunjuk ke arah sepasang Suami istri sedang makan Bakso. Sang Suami tampak sedang menyuapkan seorang gadis mungil, cantik dengan rambut bergelombang di kuncir dua. Dan sang istri sibuk dengan HPnya.
"Akang" gumam Arumi. Nilam yang mengenali siapa pria dari sepasang suami istri itu hendak melabrak.
"Buaya buntung, Ayo kita hajar" Bisik Nilam
"Jangan, kita yang malu nanti" balas Arumi
"Ini ga bisa dibiarin, maneh disini setia ternyata buaya itu, Ah kelamaan" kesal dan dongkol Nilam masuk kedalam kedai bakso Mas Tito.
"Malam Neng Nilam, tumben sendirian biasanya sama Neng Arumi" sapa Mas Tito yang memang Akrab dengannya.
"Malam Mase.. Arumi ada noh dibelakang, Males masuk katanya ada BUAYA" sahut Nilam sengaja mengeraskan suara menyindir dan menekan Kata Buaya
Mendengar kata Arumi pria itu, mengedarkan pandangannya mencari sosok Arumi. Keringat dingin mengucur di dahinya
"Loh disini ga ada Buaya neng. Adanya Mas Tito yang ganteng " goda nya. Tito seorang duda memang menyukai Nilam. Gadis subur nan ceria.
"Eh Neng Arumi ga masuk, masuk yuk si Mbok tadi sore bikin kue loh" Bu Retno ibu dari mas Tito datang saat hendak ke kedai bakso anaknya.
"Eh Mbok, iya mbok" mau tak mau Arumi masuk kedalam kedai, mata si pria bertemu dengan matanya
"Deg " jantung keduanya berdebar, bertemu kembali setalah 8 tahun menghilang tanpa kabar.
"Arumi" gumam sang pria dan didengar istrinya
"Siapa mas? " tanya Nancy istri pria itu, Arumi bukannya duduk didekat Nilam tapi kakinya melangkah ke sepasang suami istri itu.
"Nda.. Nda.. Nda" Adinda anak dari pasang suami istri itu meminta gendong ke Arumi dan Memanggilnya Bunda
"Hai sayang ga boleh kaya gitu" ucap sang Ayah
"Nda pah.. Ntu Nda" ucap gadis itu.
"Halo Ka..ng" Sapa Arumi terbata
"Heeei" balasnya
"Halo kalian saling kenal? Kenalkan aku Nancy kamu teman suamiku? " Ucap Nancy ramah memperkenalkan diri
"Nilam, ini teman ku Arumi. Iya Mba kami teman suami mba. kok nikah ga kasih kabar?" bukan Arumi yang menjawab tapi Nilam lah yang buka suara. Mereka berjabat tangan. Karena Arumi menggendong Adinda. Adinda tertawa melihat Arumi.
"Bocah ini mentertawakan nasib ku atau memang bahagia melihatku" ucap Arumi dalam hati
"Kau tau bocah. Aku 8 tahun berusaha setia menunggu papahmu, tapi hari ini.. Ah sudahlah " ucapnya lagi
"Namanya siapa kang?, lucu amat umur nya berapa? " tanya Arumi berusaha tegar
"Adinda, umurnya hampir 3 tahun" ucap pria itu.
"Wah lagi lucu-lucunya ini" ucap Arumi gemas ke Adinda
"Sini sayang. Kasian tantenya mau makan. Kamu sama mamah dulu yu" Nancy mencoba menggendong Adinda. Karena Nancy melihat Mas Tito sudah menyajikan Pesanan Nilam. Suaminya diam hanya memandangi Arumi.
"No mah ni Nda no ante" protes Adinda
"Iya sayang, Bunda. Kamu sini sama Mamah dulu. Kasihan Bundanya mau mam" ucap Nancy. Kemudian Adinda sudah berada dalam gendongan mamahnya. Beberapa kali bocah itu tampak menguap karena ngantuk. Mau tidak mau mereka pulang. Adinda kemudian sudah dalam gendongan ayahnya. Nancy berjalan kearah kasir membayar pesanannya tak lupa membayar pesanan Arumi dan Nilam.
"Arumi. Nilam kami pulang dulu, kalau ada waktu mampir. Kami menginap dirumah Almarhum mertua ku" pamit Nancy . Arumi tersenyum jangan tanya Nilam dia tersenyum sinis.
"Kami pulang dulu ya Rum" ucap pria itu
"Eh iya kang hati-hati" sahutnya
Kemudian keluarga kecil itu meninggalkan kedai bakso langganan sang suami.
...****************...
Hei ketemu lagi nih sama aku ini Novel selanjutnya jangan lupa kasih Like dan Bintang 5 nya.
Novel ini jamin bikin kalian terkocok-kocok
"Naon Cek Aing geh, Kalau dasarnya Buaya ya memang Buaya. Walau dibalut dengan baju koko" Sungut Nilam
"Maneh kunaon sih Nil, sewot bae titadi" (Kamu kenapa sih Nil, sewot terus dari tadi) kesal Arumi dengan mata yang berkaca-kaca
"Cerik sia Cerik....cerik gera Cerik!!! " (Nangis lo nangis..... nangis cepat nangis!!!) Bentak Nilam, Mata Arumi sudah berembun dan kemudian Arumi menangis sejadi-jadinya.
"Sakit Nil... Sakiit.... Kurang setia apalagi Ari urang teh!!!? " (aku ini) Arumi menangis dalam pelukan sahabat nya
"Terus keluarin semua " ucap Nilam lagi, Tangis Arumi semakin menjadi. Lagi sedih-sedih nya. Tiba-tiba Mas Tito tidak sengaja menjatuhkan Nampan yang terbuat dari Aluminium
"KON..... OL" Pekik Nilam Latah, berdiri dengan kedua tangan nya diangkat, kemudian tersasar lalu menutup mulutnya
"MAS TITO" Suara cempreng gadis subur itu. Arumi menyudahi tangisnya lalu dia tertawa.
"Maaf Neng ga sengaja, abis tangan mas licin" Ucap Tito sambil nyengir
"Lagian sih Neng Arum pakek Nangis, kan mas Tito ikut sedih. Tangan Mas Tito gemetar eh licin deh tangan mas" ucap Tito sambil duduk membawa kotak Tisu dan segelas es jeruk peras kesukaan Arumi.
"Makasih mas" Arumi mengambil Tisu. Menyeka ingus yang keluar. Dan kemudian dia meminum es jeruk peras nya.
"Udah kan nangisnya? " tanya Nilam, Arumi menggangguk.
"Maaf ya mas, bikin kacau " Ucap Arumi
"Santai aja Neng, bukan cuman Neng aja kok yang kalau patah hati Nangis. Mas Tito juga patah hati suka nangis. Uwaaaaaaa... Mboooo" Ucap Tito dengan pura-pura Nangis
"Dih udah mah jelek, Nangis..tambah jelek lagi" Sarkas Nilam
"Mbooooo... Hhhahahaha" Tito mengeraskan suara. Bu Retno mendengar suara tangisan anaknya berlari dari dalam rumah dengan tergopoh-gopoh
"Ada apa toh Le" tanya Bu Retno
"Mbok Tito dibilang Elek karo calon Bojoe Tito mbo" Lebay Tito mengadu.. 3 orang pegawai Tito tertawa dari dalam dapur
"Si Bos lebay banget" ucap Sari pegawai Tito
"Koe kaya ga tau si Bos ae Sar" sahut Partini
"Hooh Sar biasa Drama. Caper " Teguh menimpali
"Hus jangan gitu nanti, ga baik" Partini menasihati.
"Plak" Bu Retno menggeplak bahu anaknya
"Kirain si Mbok apa. Koe emang elek, wes nerima ae nasibmu itu" ucap Simbok
"Ish ga jadi nangis lah kalau gitu. Rungkad" Sungut Tito. Kembali ke arah kualinya karena ada beberapa pelanggan masuk.
Tito dengan sigap melayani pesanan Para pelanggan dibantu Partini.
"Arum, sing sabar. Mbok tahu kesetiaan mu, sedih boleh tapi jangan berlarut-larut" Bu Retno Menasehati, Arumi mengangguk sambil menyuapkan baksonya.
"Iya mba Arum. Buaya buntung mah buang aja kelaut. Eh tapi ganteng sih tadi Buaya nya" Sahut Partini sambil terkekeh geli
"Kamu bisa aja Par" Sahut Arumi.
"Mas Tito kata mas tadi patah hati kenapa? " tanya Arumi penasaran
"Itu lo Rum, kemarin Si Tito elek itu ngelihat bojoe ngobrol berduan sama Si Jaka sambil tertawa" Sahut Bu Retno
"Huk huk" Nilam tersedak sebutir bakso. Arumi menepak tengkuk sahabatnya
"Pluk" Sebutir bakso utuh menggelinding jatuh kelantai
"Mas Tito tanggung jawab bakso ku jatuh. Ganti rugi semangkok lagi" ucap Nilam
"Eh gembrot. Maneh yang kesedak kenapa minta ganti rugi" protes Arumi. Bu Retno tersenyum saja melihat kelakuan Nilam, menurut nya sifat dan karakter gadis itu mirip dengannya. .
"Eh iya si Mbok lupa tadi mau ngasih kue kan sama kalian. Sek sebentar tak ambilkan" Bu Retno hendak berdiri.
"Biar Sari saja Mbok" teriak Sari dalam dapur. Tak lama Sari membawa Nampan dan dua kantong kresek
"Ini Mba kue buatan simbok Sama calon mantunya" ucap Sari menaruh kue dimeja Arumi sambil mulutnya menunjuk Nilam.
Arumi menengok arah bibir yang di tuju Sari
"Aish Koe ini Sar, mana mau Nilam sama Si Tito yang Elek itu" kelakar Bu Retno. Arumi tercengang mendengar.
"Si Mbok sekali-kali toh mbok muji anak'e. Jangan jelek-jelekan aja" protes Tito sambil memberikan semangkok bakso dengan isian Full."Bakso Spesial untuk bidadari'e mas Tito" ucap Tito Lalu ikut duduk didepan Nilam. Tangannya menopang Dagu memandangi Nilam. Nilam ditatap seperti itu nampak salting.
"Kenyataan" Sahut Bu Retno bu Retno menengok kesamping sudah ada Tito disana "eh Ngapain koe ikut duduk, kasian toh siNdo jadi ga nafsu makan dipandangi seperti itu, dasar bocah gemblung" Bu Retno mengambil nampan lalu memukul kepala anaknya.
"Plak"
"KON... " Nilam langsung menutup mulutnya hampir keceplosan ngomong jorok
"Mbok sakit tahu " protes Tito sambil mengelus kepalanya. Reflek Nilam ikut mengelus. "Sakit ya mas" tanya Nilam Tito menggangguk sambil pura-pura sedih Nilam melakukan itu entah latah atau emang dari hati.
Beberapa detik Bu Retno teriak
"Pukul Nil" Reflek Nilam memukul Kepala Tito berkali sambil
"Uh uh uh uh nakal..nakal... Nakal" ucap Nilam. Mendapat pukulan itu Membuat bu Retno dan Arumi tertawa.
"Mbok" pekik Tito dan Nilam bangkit menunjuk-nunjuk siMbok
"Koe Retno jangan Kurang ajar karo Bojo ku iki" Ucap Nilam sambil telunjuk bergoyang-goyang "Eh eh" manggut-manggut karena melihat salah satu balita datang ke kedai dengan membawa balon sambil berjingkrak -jingkrak "Balon melutus eh nanti meletus eh " ucap Nilam lagi sambil tangannya menunjuk-nunjuk. Bu Retno yang latah juga ikut goyang-goyang.
"DOoor" Balon yang di pegang sang Bocah meletus. Karena di tusuk jarum oleh Ayahnya.
"KON..... T... L" teriak Nilam Retno dan Teguh Sambil Tangannya diangkat ke Atas.
"Gedubrag" teguh terkapar "eh mate..eh mate" ucapnya. Lalu bangkit dan jatuh lagi "aku maaaateee"
Para pelanggan tertawa cikikan
Ramai kedai bakso Mas Tito ada tiga orang latah
Setelah cape latah ketiga tersadar
"Eh maaf ya ibu-ibu, Bapak-bapak mas dan mba semua biasa orang latah" ucap Tito sambil nyengir
"Dor dor dor" bocah yang tadi meletuskan balon sekarang sedang bermain senapan-senapanan mengarah ke Teguh
"Aaakuuuu mate... Eh mateeeeee" teguh kembali kejengkang untung dibelakang nya ada ayah sang bocah memegangi. Bocah itu tertawa girang
"Ade ga boleh gitu" Ucap Sang Ibu, bocah malah itu berlari ke arah Nilam. Nilam yang masih sadar menggigit lidahnya biar tidak ikut latah
"Door dor dor" ucapnya
"ye ye ye yee ga mati ga mati" ucap Nilam
Sambil memeletkan lidah.
"Yah tante ga asik, ga kaya mas teguh, bisa mati" kesal bocah itu lalu duduk.
"Maafin anak saya ya Nilam" ucap sang ibu tidak enak, karena mereka saling kenal
"Ga papa mba Tun, namanya Bocah" jawab Nilam.
Lalu sang ibu menasihati nya.
"ade ga baik seperti itu, menggangu orang" ucap Mba Tun. Lalu ia melihat gelagat ayah anaknya akan usil buru-buru memasangkan Head seat ke anaknya dan memutar Video Cocomelon
...****************...
...Bersambung ...
"ade ga baik seperti itu, menggangu orang" ucap Mba Tun. Lalu ia melihat gelagat ayah anaknya akan usil buru-buru memasangkan Head seat ke anaknya dan memutar Video Cocomelon
"Bakso apa nih mas" ucap sang Ayah sambil mencolek bokong Teguh
"Bakso KO.. T..L tolol eh bakso kon..ol" pekik teguh sambil mengaduk kuah bakso
"Bakso apa? " ucapnya lagi
"Bakso ko....oleh bakso ko....ol..eh pak udah sih ah " ucap Teguh
"Udah pak ampun pak.. Ampun" Teguh memohon melihat gelagat orang itu mau usil lagi.
Mereka telah menghabiskan 5 mangkok bakso dan 4 gelas jeruk peras mereka pulang sambil membawa Masing-masing satu kantong kresek kue buatan Bu Retno dan Nilam. Nilam habis 2 mangkok bakso jangan ditanya Nilam brp mangkok sisanya ia habiskan. Mereka berjalan ke rumah mereka
"Eh Rum, gimana tawaran gua tadi, mau ga lo gua jual Ke si Jaka. Lumayan Mi, lo dibayar 1 juta" tanya Nilam
"Kehet sia Kuda Nil, kalau pembaca salah paham gimana. Maneh dikira germo. Penyalur PSK" sungut Arumi
"Hehehehe, Maksudnya gini ya pembaca yang budiman dan Netizen yang maha benar. Maksud urang teh. Si Jaka mau sewa Arumi buat teman saat kondangan. Secara ya bapaknya Si Jaka itu orang gedongan di kampung sini. Tapi umurnya udah 27 tahun belum punya temen buat diajak kondangan. Maka dari itu. Dia minta batuan Arumi buat jadi teman kondangannya. Gitu" ucap Nilam
"Boleh Juga, kapan acaranya ndut? " tanya Arumi.
"Sabtu besok"
"Ok, eh btw yang merit saha?" tanya Nilam lagi
"Si Rusdi"
"Apa Si Rusdi?, mau kawin lagi dia?. Sama siapa lagi itu? " Arumi kaget kakak kelasnya udah mau kawin lagi, pernikahan ke tiga buat Rusdi.
"Sama si Siska" jawab Nilam
"APA si Siska..siska sepupunya Kang... " Arumi memastikan kalau siska bukan sepupu dari mantannya
"Iya sepupu buaya buntung itu. Mau kan? Mau lah. Kapan lagi kita bisa bales buaya itu"
"Ga ada yang lain apa yang mau nyewa urang selain si Jaka" protes Arumi.
"Banyak sih. Tapi bayarannya kecil cuman 500 ribu. Tapi dibawah standart semua tampang nya" ucap Nilam. Tak lama hp Nilam berbunyi
"Halo dengan MUA Nilam sari cantik beud ada yang bisa dibantu " Nilam berbicara
"............."
"Bisa untuk kapan Nyonya? "
"..........."
"oh sabtu pagi, jam 10 Bisa Nyonya. Kebetulan jadwal saya kosong"
"..........."
"Baik Nyonya. Hotel Xx Purwakarta. Baik nyonya saya usahakan"
"........"
"Walaikumsalam"
"Siapa?" Tanya Arumi penasaran
"Nyonya Larasati Mahesa" sahut Nilam
"Mahesa?, Gendut Kakap gendut kakap" Arumi terpekik girang. Sahabat dapat Customer dari keluarga Mahesa pengusaha Ternama.
"Biasa aja" ucap Nilam.
"Sombong, mentang - mentang sering dandanin Ibu Bupati. Jadi pongah " Arumi memanyunkan bibir nya.
"udah jangan manyun. Nanti bantuin ya?. Kita ga usah nerima tawaran si Jaka. Mantuan urang we. Kek urang bayar" ucap Nilam.
"Ok"
"eh tapi Mobil Abah di pake ga ya? " tanya Nilam.
"Ga tau nanti tanyain aja ke abah sekalian kita ngerumpi sama ambu dan Bi Mirna udah lama juga kita ga begadang"
"Eh emang besok libur maneh? " tanya Nilam.
"Besok minggu gembrot, ya libur lah emang maneh ada Job"
"Urang Ambil Job Sore, cuman dandanin Ibu Mala doang. Malas sih sebenarnya ngambil job dari tuh orang, kalau bukan bayarannya lumayan. Orangnya ribet sombong lagi"
"Bu Mala istri nya pak Rahmad Hidayat yang punya Restoran sate itu? " tanya Arumi
"Iya, Beda sama suaminya. Jauh banget" sahut Nilam.
"Yaudah nanti besok urang temenin. Udah lama juga ga silaturrahmi sama Pak Rahmad" ucap Arumi
Tak berapa lama mereka berpisah, Nilam lebih dulu sampai ke rumahnya. Setelah pamit Arumi melanjutkan perjalanan jarak rumah Nilam dan Arumi tidak jauh hanya berbeda gang saja. Arumi melihat rumah Mantannya masih menyala, menandakan Penghuninya belum tidur, dan terdengar sayup-sayup orang bertengkar
Di rumah itu.
"Kamu ini kenapa Nancy sedari tadi bahas itu mulu"
"Mas ini yang kenapa, sejak pulang dari kedai bakso itu melamun. Apa mas masih ke pikiran tuh sama. "iya hati-hati kang..iya hat-hati kang" itu kan, siapa namanya? Oh kalau tidak salah ARUMI" ucap Nancy meninggikan suaranya
Arumi mendengar pertengkaran itu bodo amat dan tetap melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba sebuah sepeda motor menepi. Ternyata Budi keponakan nya.
"Bi ayo" ajak budi. Arumi masih memandangi Rumah mantan Pacar nya. "Udah bi, Mang Jay udah nikah. Udah punya anak juga. Tidak usah mengharapkan nya lagi" Ucap Budi.
"Iya Bud, Bibi ga nyangka aja"
"Bi, maafin Budi ya kalau adanya Budi sama Iwan. Membuat bibi susah dapat jodoh" Ucap Budi
"Plak" Arumi menepak Bocah 1 SMA itu"
"Ngomong apa sih kamu. Justru bibi bersyukur adanya kalian. Hidup Bibi jadi berwarna. Salah satu alasan bibi harus kuat itu adalah kalian. Jangan ngomong kaya tadi. Bibi ga suka" ucap Arumi. Lalu mulai naik ke motor yang dikendarai keponakan nya motor peninggalan Almarhum kakaknya.
Jayadi ningrat keluar rumah mencari angin karena menurut nya, suasana didalam rumah dalam keadaan panas. Ia lebih baik keluar mengademkan kepala dan hatinya. Baru ia keluar halaman ia melihat Arumi sedang berboncengan dengan seorang pria, dia tidak mengetahui siapa yang memboncengnya. Arumi nampak mesra memeluk sang pria mesra.
"Belom kelar Jay? " Ujang sahabatnya menghampiri
"Eh Jang, Entahlah" sahut Jaya
"5 orang loh datang melamarnya. Mereka datang ke Abah memintanya. Kan kamu tau sendirikan dia sebatang kara"
"Iya Jang. Maka dari itu jang. Ada rasa bersalah. Kami mengakhir hubungan tepat dimana kakak satu-satunya mengalami kecelakaan" ucap Jaya
"Takdir Jay. Ikhlas kan. Terus Belajarlah mencintai istrimu. Walau sebenarnya aku tahu kau di jebak oleh keluarga istrimu untuk itu aku meminta. Kau jangan mempermainkan pernikahan"
Flasback
Jayadi ningrat Kusuma Wardani pemuda 23 tahun Mahasiswa Semester akhir disalah satu universitas negeri di daerah ciputat Tangerang Selatan. Namanya boleh keren ada khas seorang bangsawan tanah pasundan. Ya dia memang ada garis keturunan bangsawan. Tapi kerajaan itu sudah punah telan jaman.
Anak tunggal dari KH Abdul Rojak Kusuma Wardani dan ibu Nyai Ratu Asih Kosasih.
Pemuda yang hidupnya lurus-lurus saja. Ia berpostur tubuh tegap 185 CM dengan dada Bidang dan wajah Terpahat sempurna Hidung bangir, alis tebal , surut mata tajam.
Salah satu Mahasiswa populer di kampusnya. Ketua organisasi Mahasiswa Rohis dan Mapala. Berkulit eksotis sawo matang semakin membuat nya terlihat macho dan gagah.
Siang nan perik seperti biasa sehabis kelar mata kuliah terakhir nya ia berencana akan tidur saja di kosannya.
Rencana itu gagal total ketika salah satu temannya datang menghampiri.
...****************...
...Bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!