[Hanya coretan author amatiran yang terus belajar! jika tidak berkenan keluarlah, tanpa menyakiti dan merusak rating nya ]
[Menggunkana alur maju mundur mohon di maklumi]
Flashback
Sydney, Australia
"Kau dengar Frans! kembalilah ke Indonesia!, jika kau tidak ingin melihat jasad Papa terbaring di jalan saat ini juga!" ucap suara pria tua dari panggilan telepon ku sebelum aku mematikan nya.
Aku mencengkram ponsel ku, dan mengempaskan nya.
Sudah hampir 1 tahun aku di Sydney, menghilang , menenangkan diri menjauhi semua keluarga ku, susah payah aku bangkit dan melupakan kekasih yang sangat amat aku cintai yang tidak pernah aku sangka berkhianat menikah dengan kakak kandung ku sendiri.
Obat penenang, minuman keras, jangan di tanya! jika tubuh ku mampu berteriak dia pasti sudah menjerit dan meronta untuk menolak nya.
Frans Brian Eddison
Begitulah nama ku,
Menghela nafas panjang, memusatkan pandangan nya pada satu titik fokus di papan sasaran lalu...
Dorrr...
Peluru melesat tepat mengenai sasaran seperti yang aku inginkan.
Lalu aku berjalan ke sebuah meja tinggi, meraih sebuah handuk kecil, menghapus kasar peluh di wajah ku.
Hampir setiap hari aku pergi ke palatihan menembak, bukan hanya sekedar mengasah kemampuan ku tapi juga menumpahkan segala amarah ku di sini.
Flash back off.
Kembali ke Indonesia.
Hampir beberapa tahun belakangan Frans menjadi pria yang lebih baik, belajar dari Nol, mendedikasikan hidup nya untuk menjadi tangan kanan seorang pria hebat, pengusaha muda kaya raya seasia tenggara, yang tidak lain adalah Dimas Malliw Hadiwinata anak dari sahabat orang tua nya.
Berawal dari pemaksaan orang tua untuk belajar bisnis dan banyak hal dari Dimas, Frans akhir nya bisa dengan mudah mencintai dunia baru nya, mendapatakan banyak hal dan berbagai macam pelajaran berharga.
Pelan namun tepat sasaran dia mulai melupakan dan meninggalkan kekelaman masa lalu nya, menata hidup, membuka hati belajar mengikhlaskan.
Terlahir dari keluarga terpandang dan kaya raya, penuh kedisplinan, di didik menjadi tangguh, walau terkadang selalu tidak sejalan dengan keinginan orang tua.
Frans adalah putra ke dua dari Daniel Eddison dan Martha Nailmark, Frans memiliki seorang kakak laki-laki bernama Armand Brian Eddison dan istri nya Carolline Anastasya yang adalah mantan kekasih Frans.
Sejak pernikahan Armand dan Carolline , Frans tidak pernah lagi bertegur sapa pada kakak nya, bahkan setelah 5 tahun berlalu, bukan karena masih mencintai Caroll tapi terlebih rasa benci masih menyelimuti nya.
*
Bagaimana bisa mereka mengkhianati ku menjalin hubungan di belakang ku, bukan tanpa sebab aku membenci, padahal semua berjalan dengat sangat indah dan baik-baik saja, hingga pada suatu malam , Frans menemukan Caroll di kamar kakak nya.
Sungguh di luar dugaan, aku fikir Armand menggoda nya, tapi aku salah mereka saling jatuh cinta dan entah sudah sejak kapan bermain di belakang ku.
Beberapa hari setelah menemukan Carrol dan Armand di dalam kamar, tidak lama mereka memutuskan untuk menikah.
Jederrr!!!!!!!!!!!!...
"Can't to explain, dada ku seperti di pukuli ratusan orang...sesak!"
"Kuat! pria pasti kuat, ya aku kuat sekuat baja mereka mengucap janji pernikahan di hadapan ku.
Ha.... Aku tertawa..."
Mungkin aku sudah hampir gila, bagaimana bisa dia yang mengucapkan kata cinta kepada ku, memeluk ku setiap hari tapi...
hari itu dia menggandeng kakak ku di atas altar pernikahan...
"Armand! bàstard!"
Kita tumbuh besar bersama, aku banyak mencontoh bebagai hal pada mu, aku menyayangi mu, kenapa kau begitu tega haha...pantas kah kau masih ku panggil abang.
My mom, ya..dia wanita yang paling ku sayangi di dunia, dia yang paling mengerti semua nya, secepat kilat Mama mengurus segala semua tentang ku dan mengirimku ke Austarlia dengan dalih berlibur ke rumah paman ku.
"Aku tau ma! kau tidak kuat melihat ku terluka..."
"Papa, Aku tau dia juga menyayangi ku, dia tau aku terluka, tapi dia tidak ingin aku terus larut dalam keterpurukan ku..."
Dia mencari cara untuk aku kembali ke Indonesia, dengan segala macam ancaman nya.
Aku akan kembali, tapi jangan paksa aku untuk pulang kerumah, aku takut hal bodoh akan terjadi ketika melihat kedua pengkhianat di hadapan ku...
*
"Wanita lain, beberapa kali aku menjalin kasih menautkan hati, entah kenapa hati ku terasa dingin, ku biarkan mereka pergi, silih berganti dan datang lagi..."
"Pernah juga aku tertarik pada rekan kerja ku Tania..Yah ku fikir perasaan itu akan lebih, tapi rasa nya biasa saja semua nya berlalu menghilang begitu saja..."
"Terkadang aku berfikir, apakan Aku masih sangat mencintai Caroll? Entah lah, ku rasa tidak!"
***
Wanita di Malam itu, berawal dari acara gala Dinner jalinan kerja sama perusahaan,
Frans menangkap satu sosok cantik bagi nya, memakai gaun dusty pink, rambut di tata rapi duduk tersenyum di sebuah meja Restoran
Dia tersenyum, entah mungkin hanya kepada ku atau juga tersenyum kepada semua orang ya.
Senyuman nya tampak sangat tulus di balik sosok ceria nya, Frans membalas nya tak tau hanya lengkungan bibir saja atau sepenggal rasa dari hati nya.
Frans tau dia adalah sahabat nya Nadilla mantan istri Bos nya.
Frans sangat mengenal Nadilla dia wanita baik ,mungkin dia akan bersahabat dengan orang baik pula, sejak malam itu Frans mulai sering memperhatikan Nancy, melihat nya di kala ada meeting atau pertemuan perusahaan mereka
Semua nya berjalan seperti biasa ,
Mungkin hanya sebatas kekaguman bathin nya, hingga pada satu kesempatan di rumah sakit dia benar-benar sangat dekat dengan wanita itu, menarik tubuh wanita itu pada suatu kejadian, Wanita itu memilki aroma yang sama dengan Carolline mantan kekasih nya.
"Aku membenci aroma ini!" tapi dia bukan Caroll, Frans mencoba untuk tetap tersenyum biasa saja.
beberapa hal belakangan terjadi membuat nya semakin sering bertemu dengan Wanita itu, seperti biasa hanya diam dan tanpa menyapa, lagi pula saat ini Frans memiliki kekasih, sudah berjalan selama 6 bulan dan saat ini kekasih nya ada di Manila meniti karir nya, dan akan kembali setiap akhir bulan.
Sore itu
Frans memang tidak pernah pulang kerumah sebalik nya Mama yang selalu ke Appartemen nya, dan mewajibkan menemani nya berbelanja atau quality time bersama setidak nya sebulan kali di masa lengang nya.
Di segudang kesibukan nya kala itu karena menggantikan tugas Bos nya,
Frans menerobos kemacetan, memasuki sebuah puasat perbelanjaan, mengangkat arloji nya sudah telat 1 jam dari waktu yang di janji kan dengan Mama nya.
Mama tampak sudah menunggu di sana, Frans berlari kecil masuk ke pusat perbelanjaan, seperti kekasih yang terlamabat Frans memeluk Mama nya.
"Hay Ma, Sorry meeting nya lumayan lama tadi"
Melepaskan pelukan nya.
"Telat, sudah biasa!"ketus Mama "Bawa nih Trolley !"
"Baik nyonya...." Frans tertawa melihat kekesalan Mama nya.
Mama menurunkan satu persatu barang ke dalam Trolley, Frans hanya menggeleng - geleng, ini sudah putaran ke empat ke tempat ini, kenapa tadi tidak ambil sekalian ...
"Dasar emak-emak..." gerutu nya.
Frans mengerutkan Dahi nya, sudah sepenuh ini masih belum berhenti.
Akhirnya Mama selesai, dan mendorong belanjaan nya ke kasir.
"Total Rp.8.230.700..." ucap seorang wanita di kasir, Frans segera mengeluarkan kartu nya membayar semua belanjaan Mama nya.
Lalu meraka pergi ke sebuah tempat makan di dalam supermarket itu, Mama tampak bahagia, melepaskan kerinduan pada si bungsu nya.
Sejak Anak sulung nya menikah Mama tidak terlalu dekat dengan si sulung Armand padahal mereka satu rumah, Mama seperti terhalang oleh Caroll.
Jika di luar Frans terlihat kaku dan dingin,
lain hal jika bersama Mama, Frans selalu tertawa bercanda, usil dan sangat ceria.
Sambil berjalan keluar setelah selesai makan, Membawa barang belanjaan dengan Trolley, dan beberapa kantong besar.
Mama seperti biasa tetap bercerita tiada henti , mulai dari hal penting sampai yang tidak penting sekali pun, Frans selalu tertarik mendengar ocehan Mama nya, saat ini Mama salah satu orang yang selalu membuat nya tertawa, selain teman - teman nongkrong yang sudah jarang di temui nya.
Di luar tampak hujan sangat deras,
Fran menghantarkan mama ke depan pintu masuk menunggu supir nya datang, sesekalo begedik, petir menggelegar sangat kuat.
Mata Frans menangkap sosok cantik yang tidak asing bagi nya , berlari di tengah hujan ke arah gardu kecil di depan nya.
"Wanita itu....." melihat nya memeluk tas di terpa guyuran yang begitu lebat nya.
"Siapa dia?" tanya Mama melihat Frans melihat wanita cantik di seberang sana.
Frans hanya menggeleng.
"Bukan siapa-siapa ma.."
Akhir nya mobil Mama sampai, Frans membatu Mama masuk ke dalam mobil.
"Hati-hati sayang... jaga makan mu, mama pulang ya" ucap Mama dan mobil pun pergi berlalu meninggalkan Frans yang juga akan pergi berjalan ke arah parkiran tempat mobil nya berada.
Frans menyalakan mesin mobil nya, menghapus wajah nya yang sedikit basah,
Hanya persekian detik Frans melajukan mobil Sport kesayangan nya.
Mata nya masih lurus ke depan , di sisi jalan di bawah guyuran hujan masih melihat wanita itu di sana, sangat basah sangat berantakan...
Tanpa menimang - nimang lagi Frans
memberhentikan mobil nya, meraih payung lipat di laci dashboard mobil dan keluar membelah hujan.
"Ayo ikutlah! saya akan menghantarkan anda" ucap Frans..."
Wanita itu terkesiap.
"A-apa?" dia sedikit ragu untuk ikut..
"A-aku sangat basah.."
"Tidak masalah, cepat masuk! ucap Frans memakasa tidak tega melihat nya.
Melempar payung ke bawah dudukan ,lalu masuk ke mobil meninggalkan pusat perbelanjaan,
Wanita itu menggigil sapuan Ac mobil menyapu kulit nya, Frans sekilas melirik dengan ekor mata nya, wanita itu sudah menggetarkan gigi nya.
Frans merasa tidak tega ,memberhentikan mobil di badan jalan, segera memutar leher nya ke belakang cabin penumpang meraih jaket yang selalu terletak di sana, dengan cepat menyelimuti tubuh wanita itu.
Sangat dekat, lagi-lagi Frans mencium Aroma yang membuat nya teringat Carolline
Lupakan.... ia pun kembali meraih stir mobil nya lalu fokus ke jalanan.
Tidak ada pembicaraan, terlebih Frans bukan orang yang banyak bicara atau berbasa-basi, hanya sekilas melirik, melihat wajah cantik, yang tampak sayu menahan dingin.
Mobil pun sampai di rumah wanita itu,
Setelah mendapatkan arahan dari nya....
Wanita itu keluar tersenyum dan mengucapkan terimakasih.
"Mandilah dengan air hangat!, dan beristirahat lah!"Tiba-tiba ucapan itu lolos begitu saja Frans mentertawakan diri nya dan pergi.
Frans kembali melajukan mobil milik nya untuk kembali ke appartement nya, tidak terlalu lama di peejalanam akhir nya ia pun sampai di Appaetemen mewah milik nya itu,
Frans menjatuhkan tubuh nya ke sofa sebelum menekan remot menghidupkan televisi nya, menatap kosong ke layar televisi yang menyala tiba-tiba saja ia tersenyum mengingat ucapan nya tadi kepada wanita itu.
"Entah apa yang sekarang dia fikirkan atas ucapan aku tadi, entah kenapa membayangkan nya saja terasa bahagia padahal, tidak terjadi apa-apa"
.VISUAL FRANS
TBC
.
.
.
.
🔥Visual dan Informasi ada di IG @Trisrahmawati
Nancy Amellia Sokha
Seorang anak perantauan,
Ibu nya adalah seorang guru dan Ayah nya adalah pensiunan TNI, memiliki seorang adik perempuan yang baru menginjak remaja.
Nancy Amellia sokha memutuskan pergi merantau ke ibu kota meninggalkan kedua orang tua dan adik nya selepas lulus kuliah.
Berharap kepergian nya ke ibu kota akan memberika secercah harapan dan masa depan yang lebih baik, hanya berbekal uang tabungan dan uang saku yang tidak banyak dari orang tua nya Nancy mulai akan memulain kehidupan baru nya.
Di awali dengan mencari sebuah tempat untuk berteduh meyakin kan diri nya untuk bisa bertahan hidup sendiri walau jauh dari orang tua dan sanak saudara.
Di dalam kamar berukuran dua kali tiga Nancy mulai menyusun segala recana nya di sana
Berbekal gelar S1 nya Nancy mulai melangkah kan kaki mencari pekerjaan kesana-kemari,
Menit berganti jam, hari berganti hari, Nancy tidak pernah putus asa, terus mencoba, lagi dan lagi...
Walau tidak jarang di tolak, di cerca ,di hina, Nancy tetap kuat, hingga akhirnya...
Nancy di pertemukan dengan seseorang bernama Edward di suatu forum pencarian pekerjaan, dan Edward menawarkan nya sebuah pekerjaan.
Tuhan selalu bersama dengan orang yang baik, Nancy akhir nya mendapatkan pekerjaan yang baik untuk nya, sebuah perusahaan yang mencari Frash Graduate untuk mengisi beberapa jabatan yang lumayan cukup baik untuk nya.
Nancy mulai menata hidup nya, bersahabat dengan Edward pria dengan sifat kewanitaan nya di perusahaan itu, bekerja dengan sepenuh hati mendedikasikan diri nya di sana.
Tahun pertama semua nya sangat baik, pelan-pelan tapi pasti Nancy mulai naik dari posisi nya, mulai bisa menyisihkan uang untuk di kirimkan ke orang tua nya, mulai berpindah kontrakan yang lebih baik dan layak untuk nya.
Tahun berikut nya,
Nancy mampu dengan mudah membeli apapun dengan hasil keringat nya, semua nya masih sangat baik, juga kehadiran Nadilla sebagai sahabat baru nya mampu mengisi dan mewarnai ke hidupan nya.
Nancy, Edward dan Nadilla, menjalin persahabatan , ke tiga nya selalu menghabiskan waktu bersama, sebagai teman satu bantal, teman seperkerjaan, teman sesama jomblo, teman berbagi suka duka, menghamburkan gaji, menikmati akhir pekan, dan menikmati liburan...
Sampai di penghujung tahun semua nya pelan - pelan berubah, Nadilla mulai kembali dengan mantan suami nya,..
Beberapa permasalahan muncul, beberapa perusahaan scandal terkuak...
Pelan-pelan perusahaan mulai sangat rumit, bertubi-tubi masalah naik ke permukaan, goyah, Perusahaan hampir di ambang batas kebangkrutan.
Frans dan Nancy yang masih bertahan jadi bulan-bulanan penyiksaan, bekerja di bawah tekanan, dan pemaksaan, hingga akhirnya keadaan memaksa mereka ikut berhenti mengikuti jejak Nadilla.
Tidak masalah bagi Edward dan Nancy, mereka masih cukup banyak tabungan , cukup mampu untuk membuat sebuah bisnis baru.
Tidak lama kemudian Nancy mulai mengerahkan semua tabungan nya untuk membuka sebuah butik dan juga Edward membuka sebuah klinik kecantikan sebagai impian nya.
1 bulan semua berjalan sangat lancar, Nancy mulai memperbesar butik nya menjual perhiasan dan barang bermerek milik nya, untuk tambahan modal berharap secepat nya keuntungan akan segera bertambah.
2 bulan berlalu, Nancy tidak sendiri dia mengelola bersama Diana seorang yang baru di kenal nya di butik, yang meminta pekerjaan kepada nya, Nancy yang berhati lembut menatap wajah memelas dan sendu merasa tidak tega, dengan mudah Nancy mempekerjakan nya.
2 minggu semua berjalan dengan sangat baik,
Nancy mulai memberikan Diana kepercayaan lebih, berani menitpkan uang hasil penjualan di butik kepada Diana.
Diana mengetahui semua tentang apapun di butik termasuk kode berangkas nya.
Malam itu Nancy merasa kurang enak badan, Nancy memutuskan untuk pulang beristirahat meninggalkan butik,.
Tidak sedikit pun Nancy berfikiran buruk.
Saat itu Nancy belum sempat memasukan uang ke dalam rekening nya, menunggu besok ketika dia sudah lebih membaik.
Seperti biasa dengan mudah nya Nancy meninggalkan uang 320 juta hasil penjualan dan modal ke dalam berangkas di laci meja kerja nya.
Ya ibarat pepatah orang tua dulu.
Untung tak bisa di raih malang tak dapat di tolak.
Seperti pagi - pagi sebelum nya, Nancy beranjak pergi ke butik nya menggunakan taxi online yanh di pesan nya.
Sesampainya dia di pertokoan tempat butik nya berdiri, Nancy terbelalak...
Beberapa Mannequin tergeletak di luar butik.
Nancy masih belum berfikir jelek, Tapi dia merasa heran kenapa rolling door masih tertutup apakah Diana belum datang bathin nya.
Nancy tetap tenang, merogoh kunci butik di dalam tas nya,
Ceklek.. Menekan tombol turn off lampu nya.
Happp....
Kosong.... Nyaris kosong tak bersisa,
Nancy terkesiap, apakah dia salah masuk tempat, membulatkan kedua mata nya..
Tidak ini memang butik nya, butik dengan interior berwarna pink silver seluruh nya.
Shock..Nancy sangat shock, melangkah besar ke meja kerja nya, "Uang ku!" ia membuka laci nya Nihil! uang itu tidak ada...
Nancy jatuh terduduk di kursi putar di meja kerja nya, ratusan kali Nancy menghubungi Diana, Nancy menggelengkan kepala nya tidak percaya ponsel Diana tidak aktif.
Nancy meraung, terisak hikss hikss....
hampir 2 jam dia di sana kebingungan dengan apa yang sudah terjadi.
Hingga 1 orang dari toko lain datang menghampiri nya. "Mbak Nancy permisi.."
Nancy menoleh, menyeka air mata nya.
"Iya mbak ada apa?"
"Mbak meja kerja nya mau sekalian di jual gak? Cece vany mau kok kalau mbak mau jual"
"What sekalian jual... Apa?"
Nancy berdiri, dada nya panas langsung Nancy mengintrogasi si penjaga toko itu, si penjaga toko juga kaget, dengan pertanyaan Nancy dan akhir nya si penjaga toko pun menceritakan semua nya.
Diana menjual semua pakaian dan barang - barang di toko kepada Bos mereka dengan dalih Butik Nancy bangkrut dan akan di tutup.
Sial...
Nancy reflek memukul meja, penjaga toko itu terkesiap, dan meminta maaf...
Apa bisa di kata mereka tidak tau apa-apa,
Tidak di sangka Diana benar-benar rubah berwujud wanita sendu.
Menyedihkan, hanya karena di tinggal sehari
Diana gelap mata, tidak hanya menjual semua pakaian dan barang - barang nya tapi juga membawa lari uang modal nya milik Nancy.
Nancy jatuh tersimpuh tak berdaya, semua yang di miliki sirna, tidak bersisa.
Visual Nancy.
TBC
Like,vote ,comment...🤗🤗
Frans baru selesai dengan meeting nya dan berjalan bersama beberapa orang pria menuju ke ruangan milik nya, tiba-tiba Tania memanggil
"Frans.. ini.." ucap Tania memberikan paper bag nya "Dari seorang wanita dengan wajah nya sangat pucat mata nya membengkak seperti nya habis menangis..."
Frans terkesiap..
Membuka paper bag itu ternyata jaket milik nya, dengan sebuah catatan kecil.
'Terimaksih Frans, semoga suatu hari kita bisa bertemu lagi'
Wajah pucat, mata membengkak
Kenapa dengan wanita itu...
"Kapan dia memberikan nya, Tania?
"10 menit lalu.."
"Tolong letakan di meja ku ..." perintah Frans meninggalkan paper bag lalu berjalan cepat meninggalkan Tania.
Ada rasa yang aku tidak mengerti tapi entah kenapa ingin sekali melihat nya.
Frans berlari kecil ke luar dari lift, melewati lobby, tidak ada Nancy seperti nya sudah dia pergi dari sana.
Belum, Nancy masih menunggu sebuah taxi di luar gedung perkantoran, Frans keluar gedung memutar leher nya ke kiri ke kanan. 'Tidak ada', lalu bertanya kepada seorang security.
"Oh itu tuan...!"
tunjuk nya ke arah jalan keluar.
Frans segera berlari mengejar nya, seketika ia memberhentikan langkah dan berfikir.
Apa yang aku lakukan , kenapa aku mengejar nya...
Nancy memutar leher nya merasakan ada seseorang di belakang.
"Frans....kau..."
Frans menatap wajah Nancy, sangat pucat dengan mata yang membengkak nyaris menutupi mata nya.
Nancy melengkungkan senyuman nya. ,
"Terimakasih jaket nya, aku sudah mencuci nya, senang mengenal mu Frans, aku harus pergi..."
"Tunggu!" Frans menarik lengan nya.
Nancy menaikan wajah nya menatap Frans yang lebih tinggi dari nya.
"Ada apa?"
"Kau sakit, sesuatu menyakiti mu?" tanya frans penuh kekhawatiran.
Nancy tertegun,
"Dia bertanya whats aku tidak salah?"
Nancy hanya menggeleng,
"Tidak ada..."
Tanpa meminta izin Frans menarik tangan Nancy dan membawa nya pergi.
"Frans kau mau apa, aku harus pergi!"
Frans hanya diam, terus membawa Nancy masuk lagi ke halaman parkir perkantoran , memberhentikan langkah nya ke sebuah mobil hitam milik nya yang tidak jauh dari sana. Bip..bip..
"Masuk lah! aku akan menghantar mu lagi..."
Kau jangan seperti ini Frans , aku tidak ingin ada perasaan lain yang bisa saja tiba - tiba menyelimuti hati ku.
Nancy menggeleng,"Tidak Frans, aku akan pulang sendiri..."
"Masuk lah!, atau aku yang akan mengikuti mu.."
Kau bicara apa Frans,
Nancy mengerutkan dahi nya, tapi kaki nya membawa nya menurut masuk ke dalam mobil milik Frans.
***
Seperti biasa hanya hening hingga sampai ke pelantaran rumah kontrakan Nancy,
tidak di sangka seorang pria tua sudah berdiri memakai seperda motor tampak di kontrakan nya, Nancy segera turun dari mobil.
"Non Nancy... Akhir nya pulang juga.." sapa pria itu.
"Eh iya pak Agus ,sudah lama ya?
"Baru juga kok Non, kata istri saya mau pulang ke Bandung ya, kok buru - buru amat"
Nancy menghendus dan menyentuh dahi nya.
"Eh iya pak, saya sudah tidak ada kerjaan lagi di sini, enggak kuat lama-lama di Jakarta pak!" ucap Nancy.
Pria tua itu melihat ke arah Frans yang baru keluar dari mobil nya. "Eh saya kira mau nikah hehe..."
Wajah Nancy memerah,"E-engak kok pak, oh iya ini uang kontrakan nya!" ucap Nancy merogoh uang dalam tas nya dan memberikan nya.
"Ya sudah, hati-hati ya non, semoga selamat sampai tujuan, seneng kenal non Nancy apa lagi bayaran nya selalu tepat waktu.."
"Iya pak, Terimakasih ,salam buat ibu ya!"
"Iya , monggo non..ucap pria itu dan pergi melajukan motor nya.
Frans terus mencerna apa yang di dengar nya , Nancy sedikit bingung haruskan aku mengatakan aku akan pergi, lantas untuk apa? Siapa aku.
"Kau akan pergi?"Boritone menyentakan nya
Nancy terksiap namun tetap melangkah pelan masuk ke pintu rumah yang sudah di buka nya.
Nancy hanya diam, tak menjawab nya.
"Kau akan kemana?" tanya nya lagi.
"Pergilah Frans, terimakasih sudah menghantar ku, Aku rasa aku tidak harus menjelaskan apapun"
"NANCY!!"
What... 'Nancy'dia menyebut nama ku, tiba-tiba terasa bahagia padahal sangat kalut,
jika panggilan mu untuk ku saja mampu mengobati kesedihan ku, apa yang terjadi jika kau melakukan lebih dari ini ,ya apa aku akan mati...
Nancy tertegun diam terpatri di ambang pintu.
Menghela nafas nya."Aku akan pulang ke Bandung.." ucap nya sedih dan masuk ke dalam rumah nya.
Frans mencerna ucapan Nancy lalu sedikit maju ke depan pintu, menangkap jelas sebuah tas besar dan sebuah Travel bag sudah siap dan rapi.
"Berapa lama?lalu Toko pakaian mu---
Nancy terhelak menoleh,
Frans tau aku memiliki toko pakaian.
"Sudah tidak ada lagi, karena itu aku akan pergi, entah lah Frans....aku tidak tau sampai kapan, bisa jadi selama nya..."
Frans terkesiap membulatkan mata nya 'Selamanya' menatap Nancy yang berdiri menghadap nya menangkap raut kesedihan di wajah nya, wajah sendu, mata panda yang memperlihatkan jelas wanita itu pasti bar saja menangis dengan sangat lama.
Selama nya? Entah kenapa Frans rasa nya seperti tidak rela mendengar nya.
"Apa yang telah terjadi" tanya nya dengan nada datar nya
Nancy menarik nafas nya dalam-dalam menahan air mata nya untuk tidak menangis lagi
Frans merasakan kesedihan wanita itu
melangkah lebar menarik Nancy masuk ke dalam dada nya dan mendekap nya. "Berceritalah!, kau bisa membagi nya dengan ku!"
Nancy tak kuat menahan kesedihan nya, dan akhirnya menumpahkan semua air mata nya ke dada kokoh Frans dan terisak lagi.
Hikss hikss...
Frans seolah merasakan kepedihan yang Nancy Alami, anak perantauan, sendirian, keluar dari pekerjaan, di tipu hingga tidak punya apa-apa lagi.
Setelah akhirnya Nancy menceritakan semua yang telah terjadi, menjelaskan panjang lebar tanpa sedikit pun yang tertinggal, Frans menyentuh lembut punggung Nancy sedikit mengelus berharap bisa menenangkan nya.
Tidak lama kemudian Nancy melepaskan dekapan Frans pada nya menjarakan tubuh nya lalu menyeka air mata nya.
"Baiklah Frans, terimasih... aku harus pergi sekarang..." Nancy meraih handle travel bag nya siap membawa nya, Tapi Frans mengambil nya.
"Kita akan mencari si penipu itu, tetap lah di sini sampai kita menemukan nya!"
Nancy terperanjat apa maksud pria ini kenapa dia jadi sangat memperdulikan ku.
"Jangan berfikir apapun, aku hanya ingin membantu mu!"
Nancy mengerutkan dahi nya, ini bukan seperti Frans yang dia kenal, yang biasa nya sangat kaku dan dingin.
Frans meraih tas, dan Travel bag milik Nancy.
Dan membawa nya pergi ke arah luar
"Kita pergi sekarang!"
Nancy terbelalak,
"Pergi kemana? kita akan kemana?"
"Frans! Tas ku..." Nancy mengejar Frans sampai di luar, Frans sudah membawa barang - barang milik Nancy hampir masuk ke mobil nya.
"Frans!!"
Nancy menghentikan langkah Frans.
"Masuk lah ke dalam mobil!"
"Kau akan membawa ku kemana?"
Frans terus melanjutkan aktivitas nya membuka bagasi mobil memasukan barang - barang milik Nancy.
"Frans!"...
"Cepat masuk, aku harus ke kantor lagi!"
"Pergi lah! tadi kau yang memaksa menghantarkan ku pulang.."
Frans lagi - lagi hanya diam, lalu memutup bagasi mobil nya, berjalan ke arah pintu penumpang di depan dan membukakan pintu.
"Masuk lah cepat!" ucap nya masih dengan wajah datar nya yang susah di pahami maksud nya.
"Kau akan kembali kantor, kembali lah, kenapa kau harus memaksa ku ikut dengan mu...!
Aku semakin tidak mengerti dengan pria ini,
Nancy menghela nafas nya..
Frans akhir nya menarik tangan Nancy membawa nya paksa ke arah pintu yang sudah terbuka,"Masuk!"
"Aku tidak mau..." Nancy menahan diri nya memegang sisi mobil.
Frans menatap tajam Nancy lalu menarik tubuh Nancy tanpa menyakiti membuat nya masuk tanpa perlawanan, Nancy terduduk pasrah di bangku penumpang di sebelah kemudi, kemudian Frans dengan cepat menutup pintu nya dan berjalan cepat ke arah kemudi.
Persekian detik menutup pintu dan menyalakan mobil nya, Nancy menoleh bodoh, menatap Frans penuh tanda tanya.
"Frans, kau akan membawa ku kemana?"
Frans tidak mengidahkan Nancy, meluruskan pandangan nya ke dapan fokus melajukan mobil nya.
Mobil membelah jalanan keluar dari kawasan kontrakan Nancy, melaju sangat kencang hingga hanya terdengar sayup-sayup suara kendaraan ,dan klakson saling bersahutan di jalanan.
Nancy menatap gusar , entah akan kemana Frans membawa nya, tanpa sepatah kata pun dari pria itu dia hanya diam dan terus membisu, bahkan Nancy sudah terang-terangan menoleh ke arah nya, menatap garis rahang nya, menatap garis hidung yang menjulang tinggi, tubuh atletis yang sangat menarik perhatian.
Nancy menyadar lelah tubuh nya ke sandaran kursi, menarik nafas pasrah.
15 menit perjalanan, Mobil Frans berbelok di kawasan Appartement mewah, di antara sederetan gedung-gedung tinggi.
Nancy menegakkan tubuh nya, membulatkan mata nya, "Frans! Kenapa kita ke sini!"
"Frans.."
"Frans, jawab aku!"
Dasar pria batu, dia hanya diam dan terus diam.
Tidak terlalu lama mobil Frans sudah terparkir di sebuah slot parkiran di antara mobil - mobil lain.
Frans segera turun dari mobil nya, Nancy dengan cepat mengikuti nya,
membuka bagasi menurunkan barang - barang milik wanita itu.
"Ikuti aku!" ucap nya sambil berjalan cepat.
Nancy sejenak berhenti berfikir lama, sebelum akhirnya mengikuti Frans yang sudah sedikit menjauh.
Frans masuk dalam lift , di ikuti Nancy masuk dengan cepat tapi sedikit melangkah ragu, menatap punggung Frans yang berdiri di depan nya.
Hingga lift berhenti di lantai 23 kedua nya keluar, Nancy memutar leher nya celingak celinguk kebingungan.
Frans memberhentikan langkah didepan sebuah kamar , menempelkan card access nya lalu pintu terbuka.
"Masuk!" perintah nya berjalan dan lampu menyala sempurna, meletakan barang milik Nancy di sebelah buffet minimalis nya.
Nancy melangkah pelan masuk, mencium aroma maskulin yang menyeruak, aroma yang sama persis dengan jaket milik Frans,
"Kenapa kita kesini!" menatap tajam Frans dengan menyilangkan tangan nya ke dada nya.
"Istirahat lah, aku akan ke kantor!"
"Frans... " Nancy memberanikan diri menarik tangan Frans.
Frans memutar tubuh nya.
"Untuk sementara kau akan tinggal di sini!"
"APA!" Nancy terkesiap.
"Sampai kita menemukan orang yang kau cari..."
"Ta-tapi---
"Di sini ada dua kamar, kau tempati kamar sebelah sana!" ucap nya menunjuk sebuah kamar dengan pintu coklat di ujung ruangan.
"ha.... mengangakan mulut nya, terus mencerana ucapan lawan bicara nya.
"Baiklah, aku akan ke kantor sekarang,
jika kau lapar tekan tombol telepon di atas meja sana, mereka akan mengantarkan makanan untuk mu"
ucap nya lalu berlalu begitu saja meninggalkan Nancy yang masih penuh dengan sejuta kebingungan nya.
Nancy terus menatap punggung Frans yang berlalu meninggalkan kamar appartement itu lalu menghilang lalu menampar wajah nya sendiri.
Plakk
"Aku tidak bermimpi...ahh tidak..." menggelengkan kepala nya.
Frans sudah menghilang keluar dari sana,
Nancy mengedarkan pandangan nya keseluruh ruangan.
ruangan dengan interior yang mewah, warna crem mendominasi setiap ruangan, beberapa furniture tertata rapi, sebuah rooftop di ujung menghadap ke arah kota, Nancy paham ini kawasan apartement mahal pasti nya.
"Apa ini tempat tinggal nya, kenapa dia membawa ku kesini..."
Setelah puas melihat sekeliling ruangan Nancy melangkah masuk ke arah kamar yang di tunjuk Frans untuk nya, meraba ke dinding lalu menyalakan lampu nya.
Menjatuhkan pasrah bokong nya ke ranjang, mata nya masih mengedarkan pandangan nya ke setiap sudut di sana.
Pukul 22.10
Nancy masih di depan televisi, setelah merapikan beberapa barang milik nya dan sudah bosan berbaring seharian di kamar,
Lagi-lagi menatap ke arah jam di dinding.
"Apa pria itu masih di kantor?"
"Apa pria itu tidak pulang kesini ya?, lalu pulang kemana dia?"
Lama bergelut dengan pertanyan - pertanyaan di otak nya, Nancy memutuskan untuk masuk ke dalam kamar nya.
Merangkak naik ke tempat tidur, membaringkan diri menatap langit - langit kamar mata mulai terpejam.
Terdengar dari jauh suara derap dan grasak grusuk seseorang di luar kamar.
Mungkin pria itu pulang bathin nya.
Lalu aku harus apa? Menyapa nya, menemui nya.. Tidak! Aku siapa? Memalukan!"
Nancy memutuskan untuk memejamkan mata nya dan tidak akan keluar melihat nya.
Sementara Frans yang baru saja pulang berjalan ke arah kamar nya, menatap ke arah pintu kamar Nancy tepat di sebelah nya sebelum akhir nya masuk ke dalam kamar nya.
Melepaskan jas, dan kemeja nya, sedikit membersihkan diri lalu mengganti pakaian nya, hanya sebuah kaus berwarna putih dan celana boxer.
Tak lama kemudian Frans keluar lagi menuju ke arah dapur mengeluarkan 2 kaleng bir lalu berjalan ke arah ruangan televisi,
Nancy membolak balikan tubuh nya ke kiri ,lalu ke kanan, terus berlanjut tidak mendapatkan posisi yang nyaman, entah lah mungkin karena tidak terbiasa tidur di tempat orang lain, rasa nya ingin ke toilet ,Nancy turun dari ranjang nya pergi keluar kamar.
Kamar nya berbeda dengan kamar milik Frans di kamar nya tidak ada toilet, satu - satu toilet yang di gunakan nya adalah toilet di dekat dapur.
Melangkah gontai ke arah dapur lalu masuk ke dalam toilet, Frans tampak fokus menatap televisi nya , Nancy keluar dari sana melihat ke arah ruang televisi gelap tapi televisi masih menyala.
Nancy memutuskan untuk pergi ke sana,
Ya... Dia menangkap sosok Frans di sana, sungguh berbeda jauh dari kata formal, cukup memakai kaus dan celana pendek saja Frans sudah terlihat sangat tampan.
Frans melihat kehadiran Nancy yang berdiri di sudut buffet, persekian detik saling beradu pandang.
"Kau sudah pulang?" tanya Nancy memecah keheningan
"20 menit lalu, kenapa tidak tidur?"
"Aku enggak bisa tidur..."
"Sudah makan?"
Nancy hanya mengangguk mengiyakan
"Baiklah, aku rasa aku mengantuk"
ucap Frans dan bangkit "Selamat malam".. dan berlalu pergi.
Nancy memutar bola mata nya.
"Malam....."
Meraih remot dan mematikan televisi juga beranjak meninggalkan ruangan itu.
"Pria datar aneh, berkepribadian ganda, .........
TBC
.
.
.
.
.
😁 Like,vote,comment.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!