Lukisan Langit Untuk Mentari
ᝰ Langitku, jika rintik deras itu kembali ...
Terima kasih sudah menyempatkan mampir, aku sangat menghargainya. Mohon tinggalkan jejak sebagai bentuk apresiasi terbaik🤍
Disclaimer: Nama tokoh, tempat kejadian, latar waktu dan tempat adalah murni hasil imajinasi penulis. Jika ditemukan kesamaan, maka hal tersebut merupakan suatu kebetulan atau ketidaksengajaan.
⚠️ Setiap adegan adalah murni berdasarkan hasil imajinasi penulis dan tidak ada hubungannya dengan kehidupan nyata para tokoh!
📌 Setiap ilustrasi bersumber dari Google dan Pinterest.
📣 Kisah ini merupakan S2 dari cerita “Lukisan Langit untuk Mentari” yang pernah kupublish di PF lain. Tapi, masih tetap bisa dibaca sendiri, kok. So It's okay kalau enggak baca yang S1 nya, ya!☺️👋🏻
𝐏𝐞𝐭𝐮𝐧𝐣𝐮𝐤 𝐁𝐚𝐜𝐚: • Berbicara dalam hati: [...] • Melakukan sesuatu: *...*
Lukisan Langit untuk Mentari
Not support
Mentari Gemilang
Langitku ...
Mentari Gemilang
... jika rintik deras itu kembali,
Mentari Gemilang
... yakinlah bahwa sinarku akan lebih mampu menghangatkanmu.
Mentari Gemilang
Karena aku adalah mentari;
Mentari Gemilang
... yang begitu mampu memberimu pelangi setelah sedumu berhenti;
Mentari Gemilang
... yang mampu membuatmu tersenyum layaknya senja yang menghiasimu dengan jingga;
Mentari Gemilang
bahkan saat malam tiba ...
Mentari Gemilang
... aku mampu menjelma menjadi binar bulan yang terang benderang.
Mentari Gemilang
Langitku ...
Mentari Gemilang
... bagaimana pun keadaannya, aku takkan pergi lagi seperti peristiwa menyesakkan kala itu.
Mentari Gemilang
Akan tetapi Langitku ...
Mentari Gemilang
Mengapa akhir-akhir ini ... hujan menjadi terlalu sering turun?
Mentari Gemilang
Begitu deras, hingga membuatku tak mampu datang untuk menghangatkanmu.
Mentari Gemilang
Lihat, badai dan kilat petir bahkan saling menyambar.
Mentari Gemilang
Langitku ...
Mentari Gemilang
... ke mana awan-awanmu yang selalu bermain petak umpat denganku?
Mentari Gemilang
Aku masih berusaha mendekapmu dengan sinarku.
Mentari Gemilang
Namun, mengapa?
Mentari Gemilang
Rasanya seperti ...
Mentari Gemilang
... semuanya perlahan hilang, seperti saat-saat lalu.
L u k i s a n L a n g i t u n t u k M e n t a r i
📌 Apartemen; Kamar Langit & Mentari
Di depan cermin, Langit yang sudah berpakaian formal rapi terlihat sibuk memasang dasi. Sesekali ia melirik Mentari yang masih tertidur pulas dengan tersenyum kecil.
Lelaki itu duduk, membuat permukaan kasur jadi melekuk. Jemarinya menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah manis istrinya.
Langit
*menepuk pelan pipi Mentari*
Langit
Yakin enggak mau bangun?
Langit
Aku mau berangkat kerja sekarang.
Mentari melenguh kecil, lalu tersenyum dengan mata terpejam yang masih mengantuk. Aroma maskulin Langit begitu menyamankan indera penciumannya.
Mentari Gemilang
*membuka mata perlahan*
Mentari Gemilang
*tertawa parau*
Langit
*mengecup pipi Mentari*
Langit
Kok kayak syok gitu?
Mentari Gemilang
*terduduk cepat*
Mentari Gemilang
I-itu ...
Mentari Gemilang
Gu—aku kesiangan, ya😔
Langit melirik ke arah jendela yang terang-benderang.
Ia tidak marah. Karena tadi malam, mereka begadang bersama menonton film.
Ya ... meskipun sebenarnya, Mentari-lah yang ketiduran lebih dulu.
Langit
Yang rugi kamu sendiri, sih.
Langit
Waktu buat menatap suami yang ganteng ini cuma sebentar😔
Mentari Gemilang
Hiperbola🥲
Di atas nakas, ada dua sandwich dan susu vanilla. Langit nyengir saat Mentari tersadar, bahwa permukaan roti terlihat sedikit gosong.
Mentari Gemilang
Kamu bikin sarapan sendiri?🥲
Langit
Nanti mamah makan ya, sarapan buatan papah☺️
Mentari Gemilang
Maksudnya, kamu☺️
Mentari Gemilang
G-geli gak ..., sih?😔
Langit
Yaudah, Mas Langit😏
Mentari Gemilang
*menahan senyum*
Mentari Gemilang
Sana berangkat, nanti kesiangan.
Langit
Panggil Mas dulu, dong.
Mentari Gemilang
Enggak, Langit aja☺️
Mentari Gemilang
Gak, makasih😩
Langit tiba-tiba mencium punggung tangan Mentari.
Suasana jenaka itu, mendadak menjadi hangat.
Mentari tersenyum kecil. Menatap sosok Langit yang selalu menawan dalam pandangannya. Hal apa pun yang dilakukannya, selalu membuatnya jatuh lagi lebih dalam.
Sudah 16 tahun bersama sejak di bangku SD hingga sekarang, tetapi rasa cinta makin lekat menghangatkan mereka.
Apakah ... kehangatan ini, akan terus berulang?
Langit
Ini hari ke lima kamu cuti, ya?
Langit
Nanti malem jalan, yuk!
Mentari Gemilang
*tersenyum senang*
Langit
Aku mau ngajak kamu keliling kota ini sebelum kamu pulang ke rumah.
By the way, apartemen yang mereka tinggali, berada di kota tempat Langit bekerja. Jika masa cuti kerja Mentari habis, Mentari akan pulang dan harus menjalani LDR.
Mentari Gemilang
Beneran, ya?
Mentari Gemilang
Serius, ya?
Langit mengulum senyum, hingga lesung pipinya terbentuk dalam.
Mentari Gemilang
Iya apa?😌
Oke, seharusnya Mentari tak memulainya.
Cahaya monitor menyinari paras Langit. Ia mengusap dagu dengan tatapan berpikir. Sebelah tangan lainnya tampak memutar-mutar bolpoin.
Bahkan saat seseorang datang, Langit tak terganggu sampai suara itu memanggil namanya.
Levin Hideaki
Dipanggil manajer akunting, tuh.
Langit
Eh, maksudnya ada apa?
Levin Hideaki
Mana gue tau🥱
Levin mencondongkan tubuh agar bisa berbisik.
Levin Hideaki
Lo masih jauhan sama Steffi?
Levin Hideaki
Dia gak dateng kan, ke acara nikahan lo?
Langit
Ya biarin, mungkin gak mau dateng.
Levin Hideaki
Lagian lo plotwist banget.
Levin Hideaki
Deket sama siapa, nikah sama siapa😩
Langit
Lebih baik lo diem kalau gak tau apa-apa☺️
Levin Hideaki
Kasian itu anak orang udah baper.
Langit
[ Sampai sekarang, gue gak pernah berani cerita ini ke lo. ]
Langit
[ Gue pernah jatuh cinta sama seseorang. ]
Langit
[ Dia itu ... bener-bener mirip sama lo. ]
Langit
[ Tapi akhirnya hati gue bikin gue sadar. ]
Langit
[ Semirip apa pun orang gue temuin, ]
Langit
[ dia gak akan pernah sama kayak lo, Tar. ]
Langit melewati meja Steffi saat akan keluar ruangan. Cewek itu bahkan tampak enggan menatapnya.
Steffi Adriana
*menatap punggung Langit*
Steffi Adriana
[ Gue masih gak percaya 🥺 ]
Steffi Adriana
[ Kalau dia udah jadi milik orang lain 💔 ]
— t o b e c o n t i n u e d . . .
ᝰ Perasaan yang Tak Tuntas
L u k i s a n L a n g i t u n t u k M e n t a r i
Mentari Gemilang
Istirahat ke luar?
Mentari Gemilang
Maaf ya aku kesiangan, jadinya gak nyiapin bekal buat kamu:'
Langit
Baksonya enak. Mau nitip buat aku bawa pulang?
Langit
Kalau misal aku lembur, jalannya ditunda besok ngga apa-apa?
Mentari Gemilang
Mendadak disuruh lembur ya?
Langit
Iya, ada sedikit masalah tadi.
Mentari Gemilang
Nyampe jam berapa?
Langit
Perkiraan sampai jam tujuhan kayaknya.
Mentari Gemilang
Ngga bisa dikerjain di rumah?
Langit
Ngga bisa. Nanti deh, aku cerita ya.
Mentari Gemilang
Sekarang ngga bisa?
Mentari Gemilang
Kenapaaa?
Langit
Gak, lucu aja kalau kamu kepo.
Mentari Gemilang
Apa-apa lucu, apa-apa lucu.
Mentari Gemilang
Orang aku serius penasaran🥲
Langit
Jadi pengen cepet pulang😏
Mentari Gemilang
Mencurigakan banget.
Mentari Gemilang
Kenapa? Kamu amnesia?☺️
Langit
Masih ngga nyangka aja, hhe.
Mentari melipat bibir menahan senyum.
Mentari Gemilang
I love you more🩵
Mentari Gemilang
[ Ya ampun, emot kematian😭 ]
Mentari menghela panjang sambil tersenyum. Ia meletakkan ponsel di atas nakas samping tempat tidur.
Kalau dipikir-pikir, benar juga.
Dirinya sendiri pun masih tidak menyangka, bahwa persahabatan mereka mampu melampaui dinding tinggi yang membuat keduanya pernah hampir saling kehilangan.
Dulu, duluu sekali. Saat satu tahun yang lalu, Mentari pernah menolak perasaan Langit hingga mereka bertengkar hebat.
Langit terluka. Namun, Mentari pun lebih terluka karena ia menyembunyikan rasa cintanya untuk menghindar dari rasa kehilangan.
Namun yang terjadi, justru Langit makin jauh dari jangkauannya. Lelaki itu mencari tambatan lain untuk menyembuhkan luka hatinya. Dia berusaha membalas perasaan Alin, teman dekat Mentari di kampusnya—yang telah menyukai dirinya sejak pertemuan pertama mereka.
Akan tetapi sayangnya, lagi-lagi Langit terluka. Memaksakan perasaan untuk orang yang tak hatinya inginkan justru lebih menyiksa. Meskipun mencoba beberapa kali, rasa cintanya tak secepat itu untuk bertumbuh.
Langit melukai Alin yang sudah terlanjur mencintainya.
Yang secara tak sadar juga, menorehkan luka pada Mentari.
Alin yang mulai lelah pada Langit, mendadak ingin kembali pada Leon—seseorang yang pernah ia gantungkan perasaannya. Nyatanya, Leon masih jauh lebih baik. Lelaki itu masih mau menerimanya dengan sepenuh hati. Hingga Alin meninggalkan Langit, yang masih berusaha memperjuangkan perasaannya.
Pengakuan Alin membuat Langit merasa dikhianati. Namun, ada hal besar yang membuatnya merasa jauh lebih dikhianati;
... sebuah kebenaran yang Alin beberkan, tentang perasaan Mentari yang sesungguhnya.
Meskipun harusnya bahagia, tetapi Langit sangat kecewa. Setelah dirinya melalui fase-fase menyakitkan karena memendam perasaan, lalu menelan rasa pahit akibat penolakan, hingga perjuangannya untuk pulih ... membuat Langit benar-benar merasa segala usahanya begitu sia-sia.
Seolah-olah semesta mendukung kerenggangan mereka, Langit mendadak mendapat surat mutasi usai terlalu lama WFH setelah mengalami kecelakaan. Pikirnya kala itu, atasannya telah mendapat pengganti lain. Langit akhirnya bersedia untuk dipindahkan ke kota Bandung, cabang dari kantor pusat di Jakarta; tempat sebelumnya ia bekerja bersama Mentari.
Hari demi hari terus berlalu ...
Mentari selalu menunggu Langit kembali dan datang padanya. Namun sayangnya, dalam kurun waktu yang lama, Langit tak pernah lagi menampakkan diri di hadapannya.
Dia benar-benar hilang, hingga membuat Mentari terpaksa melenyapkan harapan.
Akan tetapi ... setelah satu tahun lebih lamanya, Langit mendadak muncul di perpustakaan kota saat Mentari tengah membaca buku sendirian.
Setelah sekian lama tak membahas perasaan usai tahu kebenaran hatinya, Langit begitu tiba-tiba melamarnya di sana. Bahkan untuk memercayai keberadaannya yang serba mendadak, Mentari pun masih berusaha mencernanya.
Apakah ... ini definisi dari “Sesuatu yang telah tertakar, tak akan pernah tertukar”?
Hingga akhirnya ..., tibalah hari itu; hari sakral yang tak pernah sekalipun Mentari bayangkan sebelumnya;
... hari saat-saat ikrar suci terucap, puncak tertinggi dari bukti keseriusan seorang Langit—bahwa ia mampu menjamin, jika Mentari tak akan pernah kehilangannya lagi.
Mentari Gemilang
*tersenyum kecil*
Mentari Gemilang
Perjalanan kita udah sejauh ini, ya.
Namun sayangnya, yang tak pernah Mentari tahu, dalam kurun waktu satu tahun tanpa jumpa itu, Langit telah bertemu seseorang yang mampu mengobati rasa kecewanya. Dia Steffi, seseorang yang bagi Langit terlihat begitu mirip dengan Mentari.
Namun, semakin jauh Langit mengenalnya, ia semakin tersadar.
Steffi memang tak menorehkan luka yang begitu dalam seperti Mentari. Namun, dia membuat Langit tak bisa menjadi dirinya sendiri.
Hingga akhirnya, Langit kembali pada Mentari. Setelah lukanya memulih, ia tahu ke mana harus pulang dan menetap.
Mentari Gemilang
Udah setengah delapan.
Mentari Gemilang
Kok lemburnya malem banget, ya?
📞 Diandra (Akunting) memanggil ...
Mentari Gemilang
Kirain Langit😔
Mentari Gemilang
Eh, tapi tumben nelpon?🤔
Mentari Gemilang
Kok rasanya agak mencurigakan☺️
Diandra
📞 Halo, Pengantin Baru😌
Mentari Gemilang
*mengerling sambil tersenyum*
Mentari Gemilang
📞 Gak usah mulai, ya.
Mentari Gemilang
📞 Kenapa, Ann?
Mentari Gemilang
📞 Tumbenan banget nelpon?
Diandra
📞 Lo cuti lama banget, sih.
Diandra
📞 Buruan balik, dong.
Diandra
📞 Tangan gue mulai ditempelin koyo lagi, nih😩
Mentari Gemilang
📞 Baru juga lima hari.
Mentari Gemilang
📞 Kangen mah bilang aja, kali☺️
Diandra
📞 Sekalian sebenarnya😌
Mentari Gemilang
*terikik*
Diandra
*menghela panjang*
Diandra
📞 Pak Bambang lagi rese akhir-akhir ini.
Diandra
📞 Gue mau minta tolong😔
Mentari Gemilang
📞 Kerjaan?
Diandra
📞 Laporan rutin yang biasa lo kasih ke Pak Bambang itu, loh.
Diandra
📞 Progres proyek yang caranya pake itungan lo.
Diandra
📞 Dia gak mau nerima yang versi gue😩
Diandra
📞 Padahal tetep ke situ intinya.
Mentari Gemilang
📞 Sekarang banget?
Diandra
📞 Gue harap, sii ... lo mau😊
Mentari Gemilang
📞 Banyak, enggak?
Mentari Gemilang
📞 Yaudah sini kirim bahannya.
Mentari Gemilang
📞 Serius—
📞 Panggilan telah berakhir
Mentari Gemilang
Itu file induknya yang mana?
Diandra
Lupa, cari aja deh di tanggal terbaru. Hehe.
Mentari Gemilang
Lumayan banget, loh☺️
Mentari Gemilang
Tapi jangan terlalu ngarep, ya.
Mentari menghela dalam. Ia pun beranjak, menuju ruangan tempat Langit bekerja.
Mentari Gemilang
Astaga, numpuknya kayak kerjaan gue yang terlantar sejak ditinggal cuti😭
Mentari Gemilang
*membuka satu per satu file*
Mentari Gemilang
Ada proyek baru ternyata.
Helaan napas panjang terdengar. Sebenarnya Mentari sedikit tidak ikhlas, karena ia mesti bekerja di waktu jatah cuti.
Suara ketikan keyboard yang lihai pun terdengar. Mentari menatap fokus. Hingga belasan menit kemudian, akhirnya pekerjaan itu selesai.
Mentari Gemilang
Laporan Induk All Progress.xlsx
Mentari Gemilang
Laporan Induk All Progress.pdf
Mentari Gemilang
Cek dulu.
Diandra
Bikin gue makin kangen sama lo😔
Mentari Gemilang
Sesuai isinya?
Diandra
Thanksssss❤️❤️❤️❤️
Mentari Gemilang
Sama-sama, Ann😌
Mentari Gemilang
*melirik jam*
Mentari Gemilang
Kok Langit gak ngabarin lagi, ya🥱
- - panggilan berdering ...
Mentari Gemilang
Sibuk banget kayaknya.
Suara kertas yang saling beradu, tuts keyboard dan bunyi mouse mengisi keheningan. Langit dan Steffi begitu sibuk dalam diam.
Semenjak kerenggangan mereka, Langit dan Steffi bahkan miskomunikasi soal kerjaan.
Padahal pekerjaan mereka saling berhubungan. Laporan yang sampai pada atasan sampai tidak sinkron. Meskipun tangan akhir sebelum sampai pada bos adalah Steffi, ia bahkan tak memberi tahu jika ada beberapa pembaruan data terakhir yang harus Langit sinkronkan.
Langit adalah seorang marketing material konstruksi, sedangkan Steffi seorang akunting.
Steffi Adriana
Lo pulang aja, Langit.
Langit
Gak liat tadi siang gue kena semprot?
Langit
Gue gak tau ya, lo benerin sendiri laporan yang gue kirim ke lo.
Langit
Pegangan gue jadi gak sinkron sama punya lo.
Langit
Makanya data yang nyampe ke bos jadi gak sinkron, kan?
Langit
Sesusah apa sih, ngirim update-an harga material ke gue?
Langit
Laporan mentah penjualan marketing punya gue ngerembet salah semua.
Steffi Adriana
Salah gue semua?
Steffi Adriana
Kenapa lo gak nanyain sendiri?
Langit
Tiap buat laporan gue harus nanya, gitu?
Langit
Kerja samanya, dong.
Langit
Atau kalau males ngasih tau, buat Gdrive khusus update-an harga.
Steffi Adriana
Istri lo di rumah nungguin, kan?
Langit
Maksud lo, kerjaan gue mau lo kerjain semua?
Steffi Adriana
Gue bisa, kok.
Langit
Ini bukan soal rasa kasian, gue juga jadi ngerasa gak bertanggung jawab.
Langit
Profesional dikit, bisa?
Langit
Tolong banget, gak usah bawa-bawa perasaan pribadi ke kerjaan.
Steffi Adriana
Perasaan pribadi?
Steffi menatap Langit kesal. Mulai dari ucapan blak-blakan yang menusuk, hingga sifat keras kepalanya, benar-benar menyebalkan.
Steffi Adriana
Kalau kita ribut mulu, gak akan kelar ini kerjaan.
Langit
Lo yang duluan, nyuruh gue balik.
Steffi Adriana
[ Maksud baik gue gak ketangkep, Lang? ]
Steffi Adriana
[ Lagian gue juga gak mau lama-lama berduaan sama lo di sini. ]
Steffi Adriana
[ Gue masih luka kalau harus sedeket ini sama lo😢 ]
Steffi memijat pelipis, yang sebenarnya sudah sejak tadi terasa sakit.
Langit
Mendingan lo yang pulang.
Steffi Adriana
[ Gak, jangan kambuh sekarang. ]
Steffi Adriana
Gak apa-apa.
Steffi Adriana
*kembali mengetik*
Langit melirik arloji di pergelangan tangan. Ia mengembuskan napas kasar, lalu kembali melanjutkan pekerjaannya.
Steffi Adriana
[ Sakit banget kepala gue😖 ]
Steffi Adriana
[ Gak banget kalau misal gue harus pingsan sekarang. ]
Penglihatan Steffi mulai berkunang-kunang. Selain sensasi sakit pada kepala, pusing pun mulai datang.
Steffi Adriana
[ K-kok ... ]
Steffi ambruk di atas lembaran-lembaran kertas di atas meja.
Langit
Ck, mana gak ada orang, lagi.
Langit mendadak frustrasi. Ia pun membereskan keberantakan di mejanya dan mematikan laptop.
Langit
Yakali pak bos bakalan marah kerjaan belum kelar gara-gara ada yang pingsan gini.
Tak ada cara lain. Langit pun membopongnya, lalu membawa Steffi ke jok belakang mobil. Dengan perasaan tak tenang, ia mengantar cewek itu pulang.
Jemari Langit sedikit gemetar saat menekan tombol pintu apartemen. Sekarang sudah pukul sebelas malam. Deretan panggilan tak terjawab dari Mentari membuat Langit kalap sendiri.
Saat memasuki ruangan, hati Langit mendadak merasa bersalah. Sepertinya, Mentari begitu khawatir, hingga ia menunggunya di sofa.
Langit
*menepuk pelan lengan Mentari*
Langit
Ngapain tidur di sini?
Gangguan kecil itu membuat Mentari terusik. Perlahan, ia membuka mata. Langit tersenyum. Dengan lekas, Mentari terduduk.
Mentari Gemilang
Kenapa telepon aku ngga diangkat?
Mentari Gemilang
Kamu ke mana dulu?
Mentari kesal, tetapi lega dalam waktu yang bersamaan. Ia pun memeluk Langit, seolah-olah enggan kehilangannya lagi.
Langit
*mengusap punggung Mentari*
Namun, Mentari mendadak terpaku.
Mentari Gemilang
*mengendus*
Mentari Gemilang
Kok ... kemeja kamu harum parfum cewek?
Langit mendadak gagu. Jantungnya seolah-olah berhenti berdetak.
— t o b e c o n t i n u e d . . .
ᝰ Asa yang Patah
L u k i s a n L a n g i t u n t u k M e n t a r i
[ sambungan scene sebelumnya ]
Mentari Gemilang
Kok ... kemeja kamu harum parfum cewek?
Langit mendadak gagu. Jantungnya seperti berhenti berdetak.
Mentari Gemilang
Kamu beneran lembur ngantor?
Langit
Iya, aku beneran lembur.
Mentari Gemilang
Lemburnya desakan sama orang lain, sampai gak sengaja nempel sama cewek, gitu?
Langit
[ Astaga, gimana ini?😓 ]
Pikiran buruk mulai berseliweran memenuhi isi kepala Mentari. Tatapannya enggan terlepas meskipun sedetik saja.
Langit
*menangkup pipi Mentari*
Respons yang mencurigakan. Ada rasa sesak yang timbul dalam hati Mentari. Pikirannya menyempit. Meskipun rasanya tak mungkin, tetapi perasaan sakitnya tak dapat dibohongi.
Langit
Jangan mikir yang aneh-aneh, ya.
Mentari Gemilang
Kok kamu tau aku mikir yang aneh-aneh?
Langit
*terkekeh canggung sambil mengelus dagu*
Langit
Ngobrolnya nanti di kamar, ya?
Mentari Gemilang
Sepanjang itu?
Dengan tatap penuh sayang, Langit mengelus rambutnya. Ia tersenyum hangat, yang sebenarnya berusaha untuk tak membuat Mentari makin khawatir.
Langit
Hmm biar lebih enak aja ngobrolnya.
Langit
Aku mau mandi dulu.
Mentari Gemilang
*menatap Langit tanpa menggubris*
Dalam keheningan, dua pasang netra itu masih saling menyelami. Makin lama, makin mengkhawatirkan. Langit pun berusaha mencairkan suasana.
Meskipun semakin mencurigakan, tetapi melihat wajah lelah Langit membuat Mentari berusaha untuk tidak egois.
Mentari Gemilang
*mengangguk pelan*
Langit tersenyum lega. Mentari mulai mengalungkan tangan dari belakang. Sebenarnya ini agak menyebalkan. Posisinya yang seperti ini, membuat jejak aroma parfum makin menyeruak terendus.
Mentari Gemilang
[ Langit gak mungkin selingkuh, kan? ]
Mentari Gemilang
[ Kalau misal ... ]
Langit
*berjalan menuju kamar*
Mentari Gemilang
[ Kenapa sih, otak gue jelek mulu pikirannya😥 ]
Langit
Mau turun, atau ikut mandi?
Dengan hati-hati, Langit menurunkan Mentari di atas kasur. Ia menjawel pipinya sebelum ngibrit ke kamar mandi. Hingga yang ditinggalkan hanya meringis pelan.
Pintu kamar mandi dalam ruang tidur pun tertutup.
Sambil berusaha mengalihkan pikiran, Mentari membuka Instagram. Ia scrolling feed terlama, memeriksa unggahan pertama Langit tentang foto paparazinya.
Mentari Gemilang
Ternyata masih ada.
Mentari Gemilang
*tersenyum kecil, lanjut scrolling*
Senyuman itu seketika memudar saat Mentari mengklik salah satu foto di feed Langit. Unggahan yang sudah lama, tetapi ia baru melihatnya. Jujur saja, Mentari kudet soal sosmed. Karena ketika gabut, ia lebih memilih untuk seharian membaca novel.
Pipi Mentari menghangat, hingga telinganya sedikit panas. Bahkan hatinya, agak terasa sesak. Komentar dari pemilik akun levinnhideaki membuatnya mendadak overthinking.
Mentari Gemilang
Gue baru denger nama ini.
Rasa penasaran membuatnya terdorong untuk stalking. Namun, pikiran-pikiran kurang ajarnya lagi-lagi mendahuluinya. Mentari mendadak ragu. Ia takut menyesal jika terlalu dalam mencari tahu.
Mentari Gemilang
[ Tapi gue penasaran😓 ]
Hati Mentari tercelus, membuat bulir beningnya mendadak naik ke pelupuk mata.
Mengapa rasanya begitu menyesakkan?
Entah dirinya yang salah karena kudet, atau Langit yang tak terbuka padanya? Mentari merasa dibohongi karena tak pernah tahu tentang hal ini.
Mentari Gemilang
[ Gue ngapain nangis?😥 ]
Mentari Gemilang
[ Lang, lo gak pernah cerita tentang ini. ]
Mentari Gemilang
[ Kenapa rasanya sakit banget?😢💔 ]
Mentari Gemilang
[ Lang ... bukannya lo sendiri pernah bilang, kalau cewek yang lo liat dengan serius itu cuma gue?😥 ]
Pintu kamar mandi terbuka. Langit keluar dengan balutan kimono putih. Ia tersenyum pada Mentari seraya menggosok-gosokkan handuk kecil ke rambut basahnya.
Langit
*berjalan mendekat*
Langit syok. Entah apa yang sedang Mentari lakukan. Ponsel dalam genggamannya memperlihatkan foto Steffi dalam Instagram.
Mentari Gemilang
*menatap tanpa menjawab*
Genggaman Mentari melonggar. Ponsel itu melorot ke permukaan bed cover. Langit pun menyambarnya dengan panik.
Langit
*melihat postingan*
Mentari Gemilang
Lo gak pernah cerita ini.
Tenggorokan Langit mendadak sakit. Napasnya terdengar sedikit tak beraturan. Ia duduk di dekat Mentari, menggenggam jemarinya dengan sedikit gemetar.
Langit
Jangan mikir yang aneh-aneh, ya.
Mentari Gemilang
*mengangguk-angguk*
Mentari Gemilang
Salah gue kayaknya.
Mentari Gemilang
Gue gak gaul sosmed, temenan sama buku doang.
Mentari Gemilang
Terus salah siapa? Lo?
Tatapan Langit terlihat begitu penuh luka. Soal trauma kehilangan, sepertinya ia pun telah memilikinya. Langit pernah kehilangan Mentari. Peristiwa menyedihkan itu tak boleh terulang lagi.
Mentari Gemilang
Masih suka ketemu sama dia, kah?
Mentari Gemilang
Sekantor?
Mentari Gemilang
*menitikkan air mata*
Mentari Gemilang
Cara lo ninggalin dia gimana?
Mentari Gemilang
Komen itu baru beberapa bulan yang lalu.
Langit terdiam dengan napas tersengal. Kedua netranya mulai berair, seolah-olah terlihat begitu memohon.
Langit
Sayang ... aku sedih liat kamu semarah ini.
Langit
Tapi tolong percaya.
Langit
Itu udah jadi masa lalu.
Langit
Sekarang aku mau bahagia sama kamu.
Langit
*menangkup pipi Mentari*
Mentari Gemilang
*menolak*
Mentari Gemilang
Pantes dulu lo sering ngilang tanpa kabar.
Mentari Gemilang
*terkekeh kesal sambil menangis*
Mentari Gemilang
Ternyata gue bener, ya?
Mentari Gemilang
Lo punya yang lain?
Mentari Gemilang
Terus apa?😥
Langit
Dulu deket doang, gak sampai pernah serius.
Mentari Gemilang
Gue kira sikap lo yang kayak gitu udah berhenti di Alin.
Mentari Gemilang
Lo masih hobi mainin perasaan orang lain?
Langit
Terus gue harus gimana, Tar?
Mentari Gemilang
Gimana cara lo ninggalin dia?
Langit
Perlu banget yang begitu dibahas?
Langit
Sebenarnya lo marah karena cemburu, atau belain cewek itu, sih?
Mentari Gemilang
Apa perasaan lo buat dia masih ada?
Mentari Gemilang
Kalau dia masih—
Langit
Sejak dulu lo selalu kayak gitu.
Mentari Gemilang
'Kayak gitu'?
Mentari tak tahu, betapa patahnya Langit kala itu. Dia benar-benar tidak tahu, bahwa Langit berusaha untuk pulih dari keterpurukannya.
Mentari tak mengerti, bahwa sebab terbesar luka hati Langit adalah dirinya.
Bahkan untuk sekarang, luka itu seolah-olah kembali terasa. Namun Langit enggan memperpanjangnya lagi.
Mentari Gemilang
Lo ngingetin gue sama ayah😢
Hati Langit terasa remuk.
Alasan terbesar Mentari menolak perasaannya kala itu adalah sebuah trauma yang pernah ditinggalkan ayahnya. Sebagai anak broken home, Mentari takut menjalani hubungan yang serius.
Tapi Langit sudah berjanji tak akan pergi meninggalkannya. Harusnya Mentari percaya, kan?
Mentari Gemilang
Lo bohong.
Mentari Gemilang
*terisak*
Langit
*mendekap erat Mentari*
Isak itu begitu terdengar pedih. Apalagi saat air mata hangat Mentari terasa membasahi bagian dada Langit yang tak tertutupi kimono.
Mentari Gemilang
*melepaskan dekap*
Mentari Gemilang
Lo belum cerita tentang parfum itu.
Langit terdiam. Lalu menghela begitu dalam. Ia lelah, tetapi ingin berusaha membuat Mentari mengerti.
Langit
*menunduk sambil memejamkan mata*
Langit
Tadi Steffi pingsan, aku bawa dia ...
Mentari menatap tak percaya.
Mentari Gemilang
Lang ... tolong ulang sekali lagi.
Mentari Gemilang
Emang di sana gak ada orang lagi?
Mentari Gemilang
*menggeleng dengan mata berkaca-kaca*
Mentari Gemilang
Lo lembur sampai malem berduaan sama dia?
Mentari Gemilang
Sampai gak nyadar gue spam telepon?
Mentari Gemilang
Atau lo nyadar tapi gak peduli?
Mentari Gemilang
Asik banget, Lang?
Langit mengusap wajah kasar. Ia memegang kedua pundak Mentari.
Mentari Gemilang
*menepis*
Jujur, ini menakutkan. Karena ini adalah kali pertama Langit melihat Mentari begitu murka.
Langit
Aku salah, aku minta maaf.
Mentari Gemilang
Gue gak larang lo nolong orang.
Mentari Gemilang
Tapi apa lo tau yang bikin gue kecewa apa, Lang?
Mentari Gemilang
Gue nungguin kabar lo.
Mentari Gemilang
*menghapus kesal air mata*
Mentari Gemilang
Gue khawatir sama lo, tapi lo sibuk khawatir sama yang lain.
Langit
Tadi ngga kedengeran.
Mentari Gemilang
Gue gak penting, ya?
Langit
Kamu paling penting.
Mentari sangat kecewa dan enggan percaya.
Langit
*melirik jam dinding*
Langit
Ini udah malem banget.
Tatapan sayu Langit membuat Mentari sedikit tidak tega sekalipun rasa sakit ini telah menghujam hatinya dengan kejam.
Ia pun akhirnya berbaring kesal dengan membelakangi.
Mentari Gemilang
Tidur pake kimono?
Langit
Tadi di lap dulu pakai handuk kecil sebelum aku pake.
Langit menatap Mentari yang membelakanginya. Dengan kehati-hatian, ia menyentuh lembut rambut halus beraroma strawberry itu.
Langit sangat suka dengan surai wangi ini. Ia selalu tersenyum saat menyentuhnya.
Langit
Makasih buat rasa cemburunya.
Mentari Gemilang
*tak menggubris*
Langit
Makasih udah sayang sama aku.
Pipi Mentari menghangat saat suara itu begitu lembut berbisik di samping telinganya.
Mentari memang marah, tetapi ia harus membuat Langit nyaman saat beristirahat. Tanpa sepatah kata, akhirnya ia mengalah pada ego untuk berbalik.
Mentari Gemilang
*membawa Langit ke dalam pelukan*
Mentari tak mau peduli, pokoknya ia hanya ingin membuat Langit tertidur saja. Matanya terpejam, dengan dagu menopang pada kepala lelaki itu sambil membelai rambutnya.
Langit
Sayang, I love you😭
Mentari Gemilang
*tak menggubris*
Langit
Iya doang, gak bisa tidur jadinya😔
Mentari Gemilang
*menghela napas*
Mentari Gemilang
Love too.
Humornya tidak berhasil. Sepertinya, Mentari memang seserius itu marah padanya.
Langit
Aku tau kamu masih marah.
Langit
Tapi kamu tau kalau aku butuh kamu.
Langit
Sekali lagi makasih, ya❤️🩹
Mentari Gemilang
[ I love you more😥❤️🩹 ]
— t o b e c o n t i n u e d . . .
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!