...■▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎■...
Apakah kalian pernah membayangkan seorang gadis biasa yang tinggal di kota besar akan mendapatkan kemampuan yang luar biasa.
Dia berubah menjadi sosok orang yang paling kuat;
Dia berubah menjadi sosok orang yang paling kaya;
Dan, sosok penguasa yang bijak dan kejam.
Ini semua tidak lepas dari bantuan sistem yang dimiliki nya;
...Queen System...
......................
Pemilik sistem itu bernama Luna Dwi Samudra, seorang gadis yang masih berumur 17 tahun dan saat ini, dia masih duduk di bangku sekolah menengah atas kelas 11 dan anak pertama dari pasangan Dwi Ningsih dan Joko Samudra serta memiliki adik laki-laki bernama Putra Samudra yang berbeda 3 tahun dari nya.
Kehidupan mereka tidak seperti keluarga pada umumnya.
Sejak Luna berumur 12 tahun, ibu nya bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita di luar negeri sehingga membuat Luna dan Putra tinggal bersama ayahnya, Joko.
Joko sendiri bukanlah sosok ayah yang bisa dibanggakan, dia seorang nelayan di kapal kecil dan sering mabuk-mabukan saat pulang ke rumah.
Luna dan Putra tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya memilih diam terkadang malah sang ayah sering memukuli Luna disaat mabuk.
Meski begitu, apa yang bisa dilakukan oleh dirinya yang masih kanak-kanak dan belum bisa mandiri.
Tiga tahun kemudian, penderitaan Luna semakin berat lantaran Luna sekeluarga mendapatkan kabar kalau sang Ibu, Dwi Ningsih mengalami kecelakaan pesawat saat hendak pulang.
Saat itu, Luna dan Putra hanya bisa menangis sedangkan sang ayah tersenyum bahagia lantaran uang asuransi dan uang pokok yang ditabung untuk masa depan kedua anak nya diterima oleh nya.
Joko yang memiliki uang berlimpah membuat dirinya berhenti menjadi nelayan namun, membuat dirinya lupa diri dan menjadi penjudi.
Tak lama setelah itu, Joko mengalami kebangkrutan dan membunuh dirinya sendiri lantaran depresi rasa bersalah kepada Luna dan Putra.
Sejak saat itu, Luna menjadi tulang punggung untuk adik laki-laki, Putra.
Dengan situasi itu membuat Luna yang masih 16 tahun harus bekerja paruh waktu demi untuk memenuhi kebutuhan nya sehari-hari.
Luna tidak hanya sosok yang pekerja keras. Tapi juga dia sosok yang pintar dan bisa berbagi waktu sehingga membuat nya bisa mendapatkan beasiswa untuk sekolah nya.
Akan tetapi, Luna harus dihadapkan dengan situasi yang tidak menyenangkan yang mana saat ini, dia sedang berdiri di papan pengumuman bersama beberapa murid lain untuk melihat hasil ujian.
Luna pun terkejut saat melihat hasil ulangan Tengah Semester nya anjlok dan mendapatkan peringkat umum ke tiga.
"Tidak mungkin ..." gumam kaget Luna seraya menutup mulut dengan kedua tangan nya bahkan kedua mata nya mulai berkaca-kaca.
Kekecewaan itu bukanlah tanpa sebab karena jika dirinya tidak mendapatkan peringkat umum pertama atau kedua maka, beasiswa nya akan dicabut dan harus membayar normal uang bulanan yang sama sekali sulit untuk didapatkan bagi Luna dan kakaknya sendiri.
Sesaat kemudian, teman dekat dari Luna bernama Sania datang menghampiri Luna dan dia yang belum tahu hasil UTS bertanya kepada Luna.
"Luna, kamu pasti mendapatkan peringkat pertama lagi! Selamat ya!" ucap senang Sania.
Luna tidak menjawab hanya menggelengkan kepalanya tanpa melihat Sania disertai suara hidung yang mencoba menahan air matanya.
Sania yang melihat kesedihan Luna sontak menoleh ke papan pengumuman yang mana dia juga terkejut saat Luna mendapatkan peringkat umum Ketiga.
"Ini tidak mungkin. Bagaimana bisa?!" kaget Sania.
Ditengah itu, terdengar suara wanita yang memanggil nya.
"Luna, bisa ikut ibu ke kantor!"
Sesaat menoleh ke sumber suara, Luna langsung mengenali nya. Dia Bu Rani, guru dan wali kelas dari Luna.
Mendengar itu, Luna mengusap air mata nya dan tersenyum seraya menjawab dengan santai.
"Baik, Bu."
Jawaban Luna itu membuat Bu Rani melanjutkan langkah dan masuk ke kantor dengan ekspresi masam.
Senyuman paksa Luna disadari oleh Sania.
"Luna, kamu tidak apa-apa?" tanya Sania seraya memegang bahu kanan Luna.
Luna tersenyum dan menjawab santai, "Iya. Aku baik-baik saja."
Seusai mengatakan itu, Luna melangkah melewati Sania. Sania pun terus melihat Luna.
"Luna ..." gumam Sania.
Tidak hanya Sania, ada salah satu siswa yang juga menatap nya dengan tatapan iba tapi juga ada yang tersenyum senang seakan-akan mendapatkan hadiah undian besar.
Setibanya di ruang guru, Luna duduk dihadapan Bu Rani dengan wajah yang masam.
Pembicaraan pun diawali dengan menghela nafas panjang.
"Fhuuu~ Luna, kamu tahu kenapa ibu memanggil mu?" tanya Bu Rani.
Pertanyaan itu, Luna pun bisa menebak nya.
"Iya. Bu. Ini pasti karena nilai-nilai saya yang jatuh," jawab Luna.
"Luna, ibu hanya memperingatkan kalau nilai mu begini terus kamu bisa dikeluarkan dari sekolah karena kamu murid beasiswa dan jika kamu tidak bisa mendapatkan beasiswa, ibu tahu kalau kamu tidak akan bisa membayar biaya sekolah. Kamu paham?" ucap kekecewaan Bu Rani.
"Iya, Bu. Saya akan belajar lebih giat lagi."
"Maaf ya. Masalah tanggung lho. Kamu sudah kelas 11. Ibu tahu kamu harus mengurusi adik mu tapi kamu harus lebih mementingkan belajar daripada bekerja, ya. Luna," ucap Bu Rania dengan senyuman kecil.
Luna hanya bisa menundukkan kepalanya dan menjawab datar, "Iya. Bu."
"Yasudah, kamu kembali ke kelas!" seru pelan Bu Rania.
"Iya, Bu. Saya pamit dulu," jawab Luna.
Seusai itu, Luna mencium tangan Bu Rania dan meninggalkan kantor guru dan sesaat kemudian, seorang siswa berbadan tinggi dan tampan mendatangi Luna.
Lalu, siswa itu mengatakan sesuatu yang tidak Luna duga.
"Luna, mulai hari ini kita putus!"
"Eh?" gumam kaget Luna.
...■▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎■...
...■▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎■...
"Luna, mulai hari ini kita putus!"
"Eh?" gumam kaget Luna.
Perkataan yang tidak disangka oleh Luna terdengar oleh nya membuat luka mental nya bertambah.
Perkataan itu keluar dari seorang pemuda seusianya bernama Raffi yang merupakan pacar dari Luna yang sudah berjalan satu tahun lama nya.
Raffi sendiri merupakan siswa yang terkenal di sekolah. Wajah tampan, kaya dan pintar sehingga membuat hampir semua siswi terpesona dengan karisma nya terkecuali Luna.
Sifat Luna yang dingin dan cuek membuat Raffi jatuh hati kepada Luna dan dia pun menyatakan perasaannya yang diterima oleh Luna setahun yang lalu.
Namun, tidak ada penyebabnya. Tiba-tiba, Raffi meminta putus hingga membuat Luna gemetar dengan perasaan yang bercampur aduk.
Luna coba menenangkan diri dan bertanya dengan nada yang tenang.
"Sal, ada apa? Kenapa tiba-tiba kamu putusin aku? Apa alasan nya?"
Saat pertanyaan itu dilontarkan, air mata nya pun menetes di pipi nya.
Raffi memalingkan wajahnya kesamping dan terdiam namun, seorang siswi bergaya glamor dengan beberapa aksesoris meski dia masih memakai seragam dan dia pun menjawabnya.
Dia Sandra, salah satu murid kaya yang juga tidak kalah populer dari Raffi.
"Luna, Lu tahu gak. Raffi itu taruhan sama kita!" ucap Sandra dengan senyuman kecil.
Luna sontak menoleh kearah Sandra dan bertanya kepada nya.
"Sandra, apa maksudmu?"
Sandra tersenyum remeh dan menaikan satu alisnya melihat Luna.
Setelah itu, dia langsung merangkul lengan Raffi.
Luna yang melihat itu, dia pun mengerutkan kening nya kearah Raffi.
"Raffi, jelaskan kepada ku! Apa yang sebenarnya terjadi? Dan, sejak kapan?"
Raffi lagi-lagi terdiam dan memalingkan wajahnya ke samping. Sandra yang melihat itu, dia pun membelai pipi Raffi.
"Sayang, biar aku yang menjawabnya?!" ucap Sandra dengan nada yang mesra.
"Terserah kamu saja!" jawab pelan Raffi.
Luna yang melihat pemandangan itu, dia hanya bisa terdiam.
Kesedihan nya kini berubah menjadi amarah meski begitu, Luna masih menahan emosinya
Sesudah mendapat jawaban dari Raffi, Sandra mengembalikan pandangan kearah Luna.
"Asal Lu tahu Luna, sang gadis rendahan. Setahun yang lalu, Aku dan Andri menantang Raffi untuk berpura-pura pacaran dengan Lu. Jika Raffi berhasil maka, Aku dan Andri akan memberikan 100 Juta untuk Raffi," jawab Sandra dengan senyuman remeh.
Luna berhasil meredakan amarahnya saat mendengar kebusukan dari mantan pacar itu namun, dia belum sepenuhnya percaya dengan perkataan Sandra.
"Afuu~ Jadi, apakah itu alasan mu berpacaran dengan ku?" tanya Luna dengan tatapan tajam.
Raffi masing terdiam dan memalingkan wajah nya. Lalu, Sandra menjawab dengan seenaknya.
"Luna, sadar diri donk. Lu tuh gak pantes untuk Raffi. Itulah alasan nya! Lagipula, gadis kaya lu, udah jelek, miskin dan anak yatim kaya Lu tidak pantas untuk Raffi yang merupakan sosok sempurna untuk seorang pria."
Mendengar jawaban Sandra, Luna menatap tajam Sandra dengan mengepal keras tangan kanannya serta mengerutkan keningnya.
Dan, Sandra pun terus berbicara menghina Luna sampai-sampai Luna tidak kuasa menahan amarahnya dan melesat tamparan keras kepada Sandra.
Plak!
Sebuah tapak merah bersarang di pipi Sandra yang membuat nya terkejut diam.
Raffi yang melihat itu, dia secara spontan mendorong keras Luna hingga dia terjatuh di tanah.
"Luna, apa yang kamu lakukan?!" seru marah Raffi.
"Tapi..." ngelak Luna.
Sandra pun berpura-pura menangis dan memeluk manja Raffi, "Sayang, lihat wanita rendahan ini telah menamparku. Bahkan, kedua orang ku tidak pernah melakukan ini. Sayang, berikan dia hukuman!"
Raffi pun tersenyum dan melihat Sandra seraya mengelus-elus pipi nya dengan manja. "Yasudah sayang, mari kita pergi ke rumah sakit!"
"Ayo cepat!" Sandra melihat kearah Luna yang sedang terjatuh, "Aku tidak ingin melihat wanita rendahan ini lagi."
"Ayo!" jawab ramah Raffi.
Raffi dan Sandra saling bertukar senyum mesra.
Setelah itu, Raffi kembali melihat Luna dengan wajah yang kesal.
"Luna, aku peringatkan! Jangan lagi menyentuh Sandra sehelai rambut pun, kamu mengerti!"
Luna yang terduduk di tanah hanya bisa terdiam dan menundukkan kepalanya.
Setelah itu, Raffi dan Sandra pun pergi meninggalkan Luna.
Luna yang masih terduduk di tanah melihat sekitar yang mana tidak ada satu murid pun yang membantu nya. Mereka lebih memilih diam dan tidak ingin melawan Sandra.
Memahami situasi itu, Luna hanya bisa pasrah. Lalu, dia mengumpulkan tenaga nya untuk bangkit berdiri akan tetapi derita Luna belum berakhir.
Salah satu siswi tiba-tiba menghampiri Luna yang mana siswi itu tidak lain teman dekat dari Luna sendiri, Sofie
"Hei, Luna. Bisa kita bicara?" ajak Sofie dengan senyuman kecil.
Luna yang sudah lelah dengan masalah yang dihadapi nya, dia pun menerima ajakan nya lantaran tidak mau berbuat masalah lagi.
Luna pun diajak ke halaman belakang sekolah yang mana disana sudah ada beberapa siswi nakal yang sedang nongkrong seraya menghisap rokok.
Para siswi nakal awalnya tidak peduli dengan Luna juga siswi yang membawa nya.
Tak lama, Luna dan Sofie menghentikan langkah mereka.
"Luna, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa kamu menampar Sandra?" tanya Sofie.
Mendengar pertanyaan itu, Luna menghela nafas.
"Fhuu~ Raffi dan aku sudah putus. Lalu, Sandra pacaran dengan Raffi dan dia terus meng-"
Plak!
Sebelum menyelesaikan ucapannya, Luna ditampar keras hingga terjatuh.
Sofie dengan kekesalan, dia menarik baju Luna.
"Berani nya Lu menampar Sandra!"
Kemarahan yang awalnya sudah reda. Kini, menyala kembali. Luna mengumpulkan tenaga nya di telapak tangan nya dan langsung memukul pipi Sofie seraya berteriak.
Buk!
"APA SALAH KU?! SAMPAI-SAMPAI KALIAN SEMUA MEMPERLAKUKAN KU SEPERTI INI. KENAPA?!"
Melihat Sofie yang dipukul, beberapa siswi nakal sontak berdiri dan langsung memukul Luna seraya bersamaan begitu juga Sofia yang kesal dan langsung bangkit berdiri lalu, memukul serta menendang Luna yang sudah terkapar di Tanah dengan kedua tangan yang melindungi wajah nya.
Luna sama sekali tidak bisa melawan, dia hanya lebih memilih diam dan melindungi diri.
Tidak lama kemudian, suara pria dewasa menegur.
"HEI, KALIAN DISANA! HENTIKAN!"
Sofie sontak menoleh kearah sumber suara yang mana itu berasal dari kepala sekolah Dani langsung dan mengetahui itu, Sofie bergumam sendiri.
"Cih! Dasar si kurang kerjaan datang! Ayo bubar!" seru Sofie.
Sofie dan Geng nya pun pergi meninggalkan Luna.
Melihat keadaan Luna yang sudah luka-luka memar dan berdarah, Kepala Sekolah Dani sontak menghampiri dengan cemas.
"Luna, kamu baik-baik saja?!" tanya kepala sekolah Haikal.
Luna terdiam dan mengumpulkan tenaga untuk berdiri.
"Luna, siapa mereka?! Bapak akan memberikan mereka teguran!" ucap kesal kepala sekolah Haikal.
Luna tersenyum kecil dan menjawab dengan santai, "Saya tidak tahu, pak. Tapi, terimakasih sudah membantu saya."
Seusai mengatakan itu, Luna melangkah dengan terseok-seok karena luka yang di deritanya.
Melihat itu, kepala sekolah sontak merasa iba kepada Luna.
"Luna, Tunggu!" seru kepala sekolah Haikal
Luna sontak berhenti dan berbalik badan.
"Ada apa, pak kepala sekolah?" tanya Luna.
Kepsek Haikal mengambil dompet dan memberikan 500 ribu rupiah kepada Luna.
"Pergilah ke klinik dan gunakan uang ini berobat!" seru kepsek Haikal seraya memberikan uang kepada Luna.
Luna yang seharian ini tertimpa musibah terus menerus, dia pun tak segan untuk menerima nya.
"Terimakasih, pak kepsek."
Setelah itu, Luna berbalik badan kembali dan melangkah yang mana dia masih merasa sangat sakit baik fisik dan mental nya.
"Aduh ... Sakit sekali! Sialan! Seperti nya ada luka dalam dan aku harus ke klinik tapi ... Uang ini bisa digunakan untuk bayar kontrakan," batin ngeluh Luna.
Ditengah melangkah darah milik Luna tiba-tiba menyentuh cincin sederhana dengan permata ungu lalu, tiba-tiba bersinar dengan mengeluarkan layar udara yang aneh.
...Kling!...
...[Queen System telah terhubung dengan tuan rumah yang baru.]...
Langkah Luna pun berhenti dan menjadi panik.
"Apa ini?" gumam Luna seraya melihat cincin nya bersinar dan muncul nya layar udara dihadapan nya.
...■▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎■...
...■▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎■...
...Saat jam istirahat 2 hari yang lalu ......
Sesaat bel berbunyi, banyak teman sekelas Luna yang langsung menghampirinya.
"Luna, ini list yang harus kamu beli!" seru Jay sambil memberikan catatan kecil kepada Luna.
"Dan, ini uang nya! Seperti biasa kembaliannya untuk mu, pengemis!" ucap seorang murid wanita bernama Alexa.
Alexa merupakan siswi yang cantik dan besar di keluarga yang kaya raya sama seperti Sandra yang tentu nya banyak siswa yang menyukainya bahkan tidak satu dua orang yang pernah menyatakan perasaannya namun, banyak dari mereka yang ditolaknya lantaran siswa itu miskin, bodoh atau jelek. Dia pun juga tidak ingin jomblo maka, dia pun selalu berganti-ganti pacar.
Luna menerima list dan uang itu dan menjalankan perintah mereka. Luna pun meninggalkan kelas.
Pembelian makan siang itu juga sudah menjadi rutinitas Luna meski harus menerobos keluar sekolah.
Walaupun begitu, Luna pun tidak mempermasalahkan meski harus mengantri dan berdesakan dengan pembeli lainnya lantaran uang jasa pun lumayan untuk membeli bensin motor miliknya.
Setelah beberapa lama, Luna pun berhasil membeli semua makanan yang ada di list dan kembali ke kelas namun, ditengah perjalanan dia berpapasan dengan seorang pengemis yang sangat kurus sedang duduk di pinggir jalan dengan lemas nya.
Melihat kakek itu, Luna pun menghampiri nya.
"Kakek tidak apa-apa?" tanya Luna.
Saat mendengar pertanyaan Luna, kakek itu sontak menoleh kearah Luna dengan ekspresi memelas.
"Cu .. Bolehkah kakek minta makan? Kakek sudah berhari-hari tidak makan."
Luna yang mendengar itu, dia menoleh kearah makanan yang dibeli nya salah satu merupakan milik nya sendiri.
Karena rasa iba, Luna memberikan jatah makan siang nya.
"Ini, kek. Ambil saja punya ku!" seru Luna seraya memberikan jatah makan siang nya.
"Terima kasih cucu ku yang cantik," jawab senang kakek seraya menerima makanan dari Luna
Luna pun tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Lalu, berpamitan.
"Kalau begitu, kakek. Saya pamit dulu!" ucap Luna.
"Tunggu sebentar!" seru kakek.
Setelah itu, kakek pengemis itu melepaskan cincin yang dikenakan nya dan memberikan nya kepada Luna dengan paksa menaruh nya ditangan nya.
"Cucuku, terimalah cincin ini. Jika kamu percaya akan keajaiban maka cincin ini akan membantu mu saat kamu berada dalam bahaya," ucap kakek dengan senyuman lebar.
Meski Luna bingung namun, dia tetap menghargai pemberian kakek tersebut.
"Terimakasih," jawab Luna.
Sesudah itu, Luna kembali ke kelas akan tetapi itu sudah telat dan dia tidak mendapatkan kembalian.
Luna tidak peduli dengan hal itu lantaran dia terfokus pada cincin yang diberikan dari kakek pengemis.
Dan, dua hari kemudian. Perkataan kakek menjadi kenyataan.
...Kling!...
...[Queen System telah terhubung dengan tuan rumah yang baru.]...
Langkah Luna pun berhenti dan menjadi panik.
"Apa ini?" gumam Luna seraya melihat cincin nya bersinar dan muncul nya layar udara dihadapan nya.
Tidak hanya bersinar, permata dari cincin itu tiba-tiba bergolak seperti air mendidih dan saat menyentuh darah Luna dan permata cincin menyatu dengan darah nya. Lalu, masuk kembali kedalam tubuh dengan beberapa layar udara yang terus berganti tulisan.
...Kling!...
...[Sinkronisasi dengan lima Indra.]...
...[Indra Penglihatan ... Terhubung.]...
...[Indra Pendengaran ... Terhubung.]...
...[Indra Pengecapan ... Terhubung.]...
...[Indra Peraba ... Terhubung.]...
...[Indra Pergerakan ... Terhubung.]...
...[Sinkronisasi dengan Otak ... Terhubung.]...
...[Sinkronisasi dengan Saraf ... Terhubung.]...
...[Sinkronisasi dengan Otot ... Terhubung.]...
...[Sinkronisasi dengan Tulang ... Terhubung.]...
...[Sinkronisasi dengan Darah ... Terhubung.]...
...[1.500.000 Mesin Nano telah terpasang.]...
...[ A.I GPX-999, Program Sekertaris telah terinstal.]...
...[Nomor Seri. 9999-1739-007.]...
...[Nano Machine Corporation. Queen System telah terinstal.]...
...[System telah di aktifkan.]...
Luna yang melihat itu membuat nya terkejut, "Ap-apa ini? Apa maksudnya ini?"
...Kling!...
...[Pemeriksaan fisik ... Kondisi kuning.]...
...[Host mengalami luka ringan dan memar.]...
...[Mode penyembuhan di proses.]...
...[Mode penyembuhan ... Berhasil.]...
...[Pemeriksaan fisik ... Kondisi Hijau.]...
Luna yang melihat itu, dia sontak memeriksa luka tubuh nya.
"Kenapa? Tiba-tiba nya mimisan ku berhenti. Tidak hanya itu, Tubuh ku juga tidak sakit," batin Luna yang tertegun akan peristiwa yang dialaminya.
Sesaat Luna mempertanyakan dirinya, dia mendengar suara pria yang menjawab nya.
...(Nona, ini karena mode penyembuhan telah berhasil.)...
Luna yang mendengar itu, dia sontak melihat sekeliling nya dengan merinding ketakutan.
"Siapa kau?!" seru Luna seraya melihat sekitar akan tetapi, dia tidak melihat siapa pun disana.
...(Nona, ada tidak perlu takut dan Tenang lah.)...
...(Saya terhubung di inti System untuk membantu Otak Master.)...
...(Saya adalah program sekertaris dari Queen System. Saya bertugas untuk mengendalikan seluruh mesin Nano yang berada di tubuh Nona.)...
Mendengar itu, Luna pun menganalisa.
"AI? Artifisial intelektual? Program pintar? Mungkinkah aku menjadi robot?" tanya Luna.
...(Bukan. Nona tidaklah menjadi robot melainkan satu setengah juta nano mesin yang berukuran sangat kecil tertanam pada tubuh, Nona.)...
Luna pun memahami semua yang dikatakan nya akan tetapi, Luna masih belum tahu apakah mesin nano itu akan membahayakan hidupnya atau tidak.
"Bisa kah kamu menjelaskan lebih rinci?"
...(Untuk lebih rinci nya. Saya akan mengirimkan informasi dasar tentang mesin nano kedalam otak anda.)...
...(Apakah Nona menerima nya?)...
Karena rasa penasaran tentang suara pria di kepala nya, Luna pun menerima nya.
"Iya."
Sesaat kemudian, kesadaran Luna beralih ke sebuah ruangan yang dipenuhi dengan angka dan pengetahuan tentang Queen System dan mesin Nano serta fungsi-fungsi dasar nya.
Setelah mendapatkan semua informasi, kesadaran Luna kembali di jalan dan saat yang bersamaan juga Luna menjadi mual.
Luna pun bergegas pergi ke toilet dan muntah di wastafel.
"Apa yang terjadi kepada ku? Apakah ini baik?" batin Luna.
...(Itu adalah reaksi yang alami saat anda pertama menerima informasi langsung dari Queen System yang ada di otak Nona.)...
...(Tapi, Tuan tenang saja. Reaksi pusing dan mual itu hanya pertama kali. Selanjutnya tidak ada reaksi.)...
Luna menghela nafas panjang sesaat memahami Queen Sistem, "Fhu~ Tetap saja ini membuat ku sangat pusing. Jadi, mode penyembuhan lah yang mengobati semua luka ku ini?"
...(Bukan. Saya hanya membantu mempercepat penyembuhan luka anda.)...
Luna yang mendengar itu, dia pun menghela nafas panjang lagi dan mengangkat tangan kanan seraya melihat nya.
"Jadi, sekarang ini didalam tubuh ku ada jutaan mesin nano yang disebut Queen System?"
...(Benar, Nona. Lebih tepatnya ada 1.489.500 mesin nano berada di seluruh tubuh anda.)...
"Lalu, apakah aku bisa mengeluarkan mu dari tubuh ku?"
...(Seperti informasi yang saya berikan. Saya bisa dikeluarkan sesaat Nona sudah mati. Tapi, saya berusaha sebaik mungkin agar anda tidak mati.)...
"Oh, begitu. Jadi, sekarang tubuh ku bukan milik ku saja. Ini sungguh menarik!" batin Luna seraya tersenyum lebar sesaat melihat cermin di toilet.
...■▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎■...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!