NovelToon NovelToon

Finding Daddy ( Rahasia Kelam Ibuku )

Menolak Lamaran

" Mar apa besok kamu akan datang ke pesta ulang tahun ziva ?" tanya Sheila yang merasa Zivi sedang merencanakan sesuatu pada Damar sahabatnya.

" Shey, kamu terlalu khawatir "

" Zivi tidak mungkin berbuat macam macam dan kalaupun dia berbuat macam macam aku ini laki laki tak akan mungkin kalah dengan seorang wanita seperti Zivi " ucap Damar penuh keyakinan.

" terserah jika kamu tak percaya padaku " ucap Sheila yang tak bisa mencegah Damar karena memang Damar selalu saja berpikir baik terhadap semua orang.

" aku pulang " ucap Damar setelah mereka cukup lama berbincang di depan teras rumah Sheila.

" Hem " jawab Sheila singkat, dan seperti kebiasaan mereka saat Damar hendak pergi meninggalkan Sheila Damar selalu mencubit gemas hidung Sheila yang tentu saja membuat Sheila meringis kesakitan.

" aku tau kamu laki laki baik yang tak akan mungkin berpikir buruk pada wanita tapi kamu tidak tau bagaimana ziva "

" aku tak ingin rencana ziva yang tak sengaja aku dengar benar benar menjerat kamu malam nanti " ucap Sheila yang tak bisa menjelaskan kekhawatiran nya pada Damar yang sudah melajukan mobilnya meninggalkan rumah minimalis milik orang tua sheila.

" apa tak sekalipun kamu menyukai Damar ? " tanya Altaf kakak laki laki Sheila yang baru saja keluar dari dalam rumah setelah yakin Damar pergi dari rumah mereka.

" Sheila dan Damar hanya berteman tidak lebih " ucap Sheila yang memilih meninggalkan kakaknya yang selalu saja bertanya seperti itu pada nya.

" mungkin kamu belum menyadari arti Damar yang sesungguhnya " ucap Altaf yang merasa sangat yakin jika Sheila memiliki perasaan lebih pada Damar.

Damar dan Sheila sudah bersahabat sejak mereka duduk di bangku menengah atas hingga saat ini mereka sudah duduk di bangku kuliah semester empat, meski mereka mengambil jurusan yang berbeda tak menyurutkan persahabatan yang terjalin erat diantara mereka.

Dan seperti biasanya jika mereka akan datang ke suatu acara Damar selalu menjemput Sheila, seperti hari ini dimana Damar baru saja sampai di depan rumah sheila.

" hai kak, Sheila sudah siap ?" tanya Damar sambil bertos ria dengan Altaf yang sedang bermain gitar di teras rumah.

" kamu liat saja sendiri " jawab Altaf yang memang Damar sudah terbiasa keluar masuk

Rumah Sheila bahkan ibunya sheila sudah menganggap Damar seperti anaknya sendiri.

" Damar masuk ya kak " ucap Damar sambil melangkah masuk ke dalam rumah tapi baru saja sampai ambang pintu Sheila sudah mendorongnya keluar dari dalam rumah.

" ayo kita berangkat " ucap Sheila begitu saja melewati Damar yang terlihat tak berkedip melihat penampilan Sheila malam ini.

" kenapa ? "

" apa kamu baru sadar kalo Sheila cantik ?" goda Altaf yang berhasil menyadarkan Damar dari perhatian nya pada Sheila.

" kak... Diam " ucap Sheila yang lagi lagi meninggalkan Damar menuju mobil yang Damar gunakan.

" kami berangkat dulu kak " pamit Damar yang langsung berlari menyusul Sheila yang sudah duduk manis di dalam mobil.

" jaga Sheila " teriak Altaf yang entah kenapa merasa akan terjadi sesuatu pada Sheila malam ini.

" siap " balas terikat Damar dari dalam mobil sambil mengacungkan jempol keluar jendela.

Damar pun mulai melajukan mobilnya menuju tempat ulang tahun ziva yang bertempat di rumah mewah ziva yang masih satu kompleks dengan rumah Damar.

" kenapa ?" tanya Damar yang merasa aneh dengan sikap Sheila malam ini yang lebih banyak diam tak seperti biasanya.

" tidak apa apa " jawab Sheila tanpa melihat ke arah Damar, tapi karena hal itu lah yang membuat Damar yakin jika memang ada yang sedang Sheila sembunyikan dari dirinya.

" apa kamu masih berpikir jika ziva memiliki niat yang buruk di hari ulang tahun nya sendiri ?" tanya Damar saat mengingat apa yang menjadi perdebatan mereka sore tadi.

" aku tidak ingin membahasnya tapi aku berharap feeling ku kali ini salah " ucap Sheila sambil terus menatap jalanan yang semakin gelap.

Damar yang tak ingin membuat mood Sheila semakin buruk pun memilih fokus pada kemudi mobilnya dan tak butuh waktu lama damar sudah menepikan mobilnya di parkiran dimana sudah banyak tamu tamu yang datang malam ini.

" kamu lihat begitu banyak yang di undang dalam acara ini, jadi mana mungkin ziva memiliki niat yang buruk ?" ucap Damar yang ingin meyakinkan Sheila jika semuanya akan baik baik saja.

" baiklah " ucap Sheila yang langsung turun dari dalam mobil Damar saat melihat ziva yang sedang berjalan ke arah mobil Damar.

" hai Sheila " sapa Ziva yang sudah ada di depan mobil Damar.

" selamat ulang tahun " ucap Sheila sambil memberikan sebuah bingkisan yang tak cukup besar yang langsung iya berikan pada Ziva.

" terima kasih, tapi kado istimewa ku sudah datang malam ini " ucap Ziva sambil melihat ke arah Damar yang juga sudah menghampiri mereka berdua.

" selamat ya Zi " ucap Damar sambil memberikan kotak kecil ke arah Ziva.

" terima kasih, ayo masuk " ajak Ziva sambil menggandeng tangan Damar dan meninggalkan Sheila yang hanya bisa melihat apa yang Ziva lakukan tanpa bisa menghentikan itu semua.

" perhatian semuanya " ucap Ziva saat mereka berdua sudah berada di tengah tengah kerumunan tamu undangan yang hadir.

" Zi... Lepas tak enak sama semua orang yang hadir " ucap Damar yang tak terbiasa bergandengan seperti tadi.

" lebih baik kamu lihat siapa itu ?" tunjuk Ziva pada sepasang paruh baya yang sangat damar kenal siapa mereka.

Damar pun mengikuti arah yang Ziva tuju dan ternyata kedua orang tuanya ikut hadir di acara pesta yang Ziva sediakan.

" ayah ? Ibu ? Sedang apa mereka di sini ?" tanya Damar yang benar benar terkejut dengan kehadiran kedua orang tuanya di rumah Sheila.

" kamu akan tau nanti " ucap Ziva yang tak ingin menjelaskan kenapa orang tua Damar juga hadir di acara ulang tahunnya malam ini.

" sayang ayo potong kuenya " ucap seorang wanita yang tak lain adalah ibu kandung Ziva.

" ayo Mar " ajak Ziva yang lagi lagi meninggalkan Sheila di tengah tengah kerumunan tamu yang hadir.

Damar yang langsung di tarik lagi lagi tak bisa berbuat banyak selain mengikuti kemana Ziva membawanya.

" sayang " sapa ibunya Damar yang berdiri berdampingan dengan ibunya Ziva.

" Bun, sedang apa bunda di sini ? "

" dan apa bunda kenal dengan orang tua Ziva ?" tanya Damar yang ingin menghilangkan rasa penasarannya.

" sebentar lagi kamu akan tau " ucap ibunya Damar yang memang sudah sepakat dengan orang tua Ziva ingin memberi kejutan pada Damar.

" baiklah, sebelum acara tiup lilin kita mulai, mami ingin mengumumkan hal penting pada kalian semua " ucap maminya Ziva yang bernama nyonya Bianca.

" kalo malam ini Ziva akan bertunangan dengan laki laki yang sudah lama Ziva taksir "

" dan sebagainya kado ulang tahun ziva, mami ingin mengabulkan salah satu keinginan Ziva malam ini "

" mih, jangan bilang kalo mami..." Ziva tak melanjutkan ucapannya saat melihat ke arah Damar.

Sedangkan Sheila yang sejak tadi memperhatikan Ziva dan Damar mulai bisa menebak apa yang ingin maminya Ziva umumkan.

" ya... Malam ini Ziva akan bertunangan dengan Damar dan kebetulan orang tua Damar juga sudah datang malam ini, jadi kita akan mulai acara pertunangan Ziva dan Damar malam ini "

" Bun ? "

" Damar dan Ziva tak memiliki hubungan apapun, jadi bagaimana bisa kamu bertunangan ? " tanya Damar sambil menyisir setiap wajah dan saat menemukan Sheila, secara spontan damar menunjuk wajah Sheila di hadapan semua orang.

" Damar lebih baik menikahi Sheila yang jelas jelas sudah Damar kenal dari pada Ziva " ucap Damar yang tak memikirkan dampak dari ucapannya tadi.

✍️✍️✍️ hai hai hai... Ketemu lagi sama R-kha semoga kalian suka dan terus pantengin cerita Sheila Damar dan Ziva.

Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi update nya dan jadikan R-kha author favorit kalian agar kalian bisa update ceritanya.

Jangan lupa like dan tinggalkan jejak biar R-kha lebih semangat lagi update nya

Love you moreee 😘😘😘

Salah Sasaran Tapi Tak Sia sia

" Jangan membuatku malu seperti ini Mar ?" ucap Ziva yang merasa malu saat Damar menolak dirinya dan lebih memilih wanita biasa seperti Sheila.

" setidaknya demi nama baik dan harga diriku Mar " ucap Ziva yang masih berharap Damar bisa mengubah pikirannya.

" maaf, tapi memang di antara kita tak ada hubungan apapun "

" bahkan kita hanya teman satu fakultas " jelas Damar yang membuat ibunya bereaksi cukup keras.

" selamanya bunda tidak akan pernah merestui jika kamu lebih memilih Sheila, titik " ucap bunda Maya tegas.

" maaf Tante, Damar mengatakan itu hanya sebagai perumpamaan, toh kami hanya bersahabat tidak lebih " ucap Sheila yang tak ingin Bu Maya semakin tak suka padanya.

" diam kamu !!! "

" ingat saya tidak berbicara padamu dan saya juga sangat tidak suka jika kalian berteman apalagi bersahabat " ucap Bu Maya semakin keras.

" Bun sudah, malu di lihat yang lain " ucap Damar yang sangat tau bagaimana sikap ibunya jika sudah tak menyukai suatu hal.

" Mar, sebaiknya aku pulang ' ucap Sheila yang sudah benar benar tak bisa menikmati pesta ulang tahun Ziva di tambah hatinya sakit saat mendengar apa yang Bu Maya katakan.

" Sheila tunggu " panggil Damar sambil mengejar Sheila.

" kita pulang sama sama " ucap Damar yang sudah malas menghadiri acara Ziva.

" Damar kita bisa bicarakan semua ini " ucap Ziva yang berhasil menghentikan langkah Damar.

" maaf teman teman semua, kalian bisa menikmati makanan dulu karena ada yang harus saya bicarakan dulu dengan damar dan ini penting " ucap Ziva yang langsung menarik paksa Damar agar mengikuti dirinya.

" kita mau kemana zi ? Aku harus mengantar Sheila " ucap Damar sambil menghentikan langkahnya dan tentu saja berhasil membuat langkah Ziva pun ikut terhenti.

" maaf aku tidak bisa ikut dengan mu karena aku benar benar tak memiliki perasaan apapun dengan mu " ucap Damar sambil melepaskan genggaman tangan Ziva dari lengannya.

" sebenarnya apa hubungan mu dengan Sheila wanita kampungan itu ?" teriak Ziva yang sudah sejak lama suka pada Damar.

" meski kami hanya bersahabat tapi dia sangat berarti bagiku "

Setelah mengatakan itu Damar bergegas mengejar Sheila yang memilih berjalan kaki menyusuri jalanan sepi tanpa rasa takut sedikit pun.

" Sheila tunggu " ucap Damar sambil berlari bahkan Damar seolah lupa dengan mobilnya yang masih terparkir depan rumah Ziva.

" kenapa kamu berlari ? Kamu kan bawa mobil " ucap Sheila yang berhasil menghentikan langkah Damar tapi Damar memilih kembali melanjutkan langkahnya menghampiri Sheila tanpa memperdulikan nasib mobilnya.

" taksi stop " ucap Damar setelah berhasil menggenggam tangan Sheila.

Keduanya pun langsung menaiki taksi dan setelah Damar menyebutkan lokasi tujuan mereka taksi itu melesat membelah jalanan yang terasa sangat ramai malam ini.

" maaf atas sikap bunda " ucap Damar.

" bunda hanya belum kenal kamu lebih jauh, jadi bunda bersikap seperti itu " ucap Damar yang begitu menyayangi Sheila.

" aku tau " ucap Sheila tanpa melihat ke arah Damar.

" pak kita ganti rute, kita ke jalan mawar saja" ucap Damar yang tau jika mood Sheila sedang tidak baik baik saja.

" jangan bersikap seolah kita pasangan kekasih, jadi lebih baik kamu antar aku pulang" ucap Sheila yang mencoba melindungi hatinya.

" kenapa ? Apa kamu sudah mulai jatuh cinta ?" tanya Damar sambil memainkan alisnya.

Tanpa keduanya sadari ada sepasang mata yang terus mengawasi mereka menggunakan mobil, hingga sampai taksi yang Damar dan Sheila tumpangi berhenti di sebuah cafe tepi bukit yang sering di datangi muda mudi.

" Jika aku tak bisa memilikimu dengan cara halus, aku akan menjebak mu agar kamu bisa menjadi milikmu " ucap seorang wanita yang baru saja turun dari dalam mobil, ya sepasang mata itu milik Ziva yang bahkan tak memperdulikan pesta ulang tahunnya malam ini.

" pelayan " panggil Ziva pada seorang pelayan yang baru saja kembali dari gajebo yang Damar dan Sheila tempati.

" mau pesan apa ?" tanya pelayan yang Ziva panggil.

" saya ingin kamu memasukkan ini kedalam minuman laki laki yang ada di gajebo itu " tunjuk Ziva pada Damar.

" tapi ?" pelayan tadi tak jadi melanjutkan ucapannya setelah melihat beberapa lembar uang merah di depan matanya.

" bisa ?" tanya Ziva memastikan.

" bisa " jawab pelayan cafe tanpa memikirkan efek yang akan Damar terima jika sampai meminum apa yang Ziva berikan.

" untuk apa kita disini ?" tanya Sheila yang terpaksa duduk dan melihat sekeliling cafe yang memang memanjakan mata.

" aku tau mungkin kamu sakit hati dengan apa yang tadi bunda katakan "

" tapi aku sangat bahagia bisa memiliki sahabat seperti mu ' ucap Damar.

" dan jika aku harus kehilangan semua teman, tak masalah bagiku selama aku masih bisa memiliki sahabat seperti mu " ucap Damar tulus.

" silahkan " ucap pelayan yang baru saja menyajikan menu yang Damar pesan untuk dirinya dan juga Sheila.

" kamu pesan apa ?" tanya Sheila yang melihat minuman yang Damar pesan terasa enak di mata Sheila

" mocktail lemonade " ucap Damar yang ternyata langsung di sambar oleh Sheila tanpa pikir panjang lagi.

Melihat Sheila yang mengambil umpan untuk Damar membuat Ziva sangat marah dan ingin menghampiri Damar dan Sheila, tapi tiba tiba saja seringai jahat muncul di wajah Ziva saat mengingat reaksi obat yang tak sengaja Sheila minum.

" tidak ada yang sia sia dalam setiap usahaku untuk mendapatkan Damar " ucap Ziva yang langsung mengeluarkan handphone miliknya dan mulai membuka aplikasi video sebagai bukti yang bisa iya tunjukan pada ibunya Damar suatu hari nanti.

" Dam, kenapa tiba tiba kepalaku berat ?" tanya Sheila sambil terus memegang kepalanya.

" kenapa ?" tanya Damar sambil memegang kening Sheila untuk merasakan kening Sheila apakah demam atau tidak.

" jangan sentuh " ucap Sheila sambil menjauhkan tangan Damar karena tubuhnya bereaksi cukup aneh saat kulitnya dan kulit Damar saling bersentuhan.

" kamu kenapa Sheila ?" tanya Damar semakin khawatir.

" aku mau pulang " ucap Sheila yang langsung bangkit dari duduknya tapi langkahnya malah sempoyongan dan dengan sigap Damar meraih tubuh Sheila sebelum ambruk ke tanah.

" panas Dam, tubuhku panas " ucap Sheila sambil mengibas ngibaskan pakaian atasnya tapi dengan sigap Damar menahan apa yang ingin Sheila lakukan.

" jangan seperti ini Sheila " ucap Damar yang langsung menarik keluar Sheila dari dalam cafe sebelum sesuatu terjadi pada Sheila nantinya.

" aku ingin berendam " ucap Sheila di sela sela rintihan yang terdengar lain di telinga Damar dan kini Damar mengerti apa yang sedang terjadi pada Sheila saat ini.

" siapa yang mencoba bermain main dengan ku ?" tanya Damar sambil menghentikan taksi yang lewat.

" pak ke jalan melati " ucap Damar yang terpaksa membawa Sheila ke kosan miliknya karena tak mungkin membawa Sheila dalam keadaan seperti ini.

" aku sudah berjanji pada kak Altaf untuk menjaga mu dan aku janji akan melindungi mu sampai kapan pun "

✍️✍️✍️ Dengan cara apa Damar menjaga Sheila yang sedang berada dalam pengaruh obat kiriman Ziva ? Dan apa yang akan terjadi setelah Sheila sadar nanti ?

Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi update nya

Jangan lupa like dan tinggalkan jejak biar R-kha lebih semangat lagi update nya

Love you moreee 😘 😘 😘

Ancaman Vs Melindungi Harga Diri

" Dam, tolong aku " ucap Sheila yang kini wajahnya terlihat sangat memerah seolah ada sesuatu yang coba Sheila tahan dalam dirinya.

" pak lebih cepat lagi " ucap Damar yang semakin khawatir jika sampai Sheila berbuat gila di dalam mobil karena efek obat yang sedang bereaksi dalam tubuh Sheila.

Hingga akhirnya taksi yang membawa Damar dan Sheila pun berhenti di sebuah kosan yang cukup bonafit di kota mereka.

" terima kasih pak " ucap Damar setelah dirinya dan Sheila keluar dari taksi, dan tanpa Damar sadari jika sejak tadi Ziva terus mengikuti sampai saat ini.

" setelah ini tak akan ada lagi persahabatan diantara kalian "

" yang ada hanya saling membenci " ucap Ziva sambil terus memvideokan apa yang Damar dan Sheila lakukan hingga keduanya tak terlihat lagi di balik pintu kamar kos Damar.

" aku mau pulang, panas " ucap Sheila yang mencoba membuat tubuhnya kembali sadar dengan apa yang di rasakan tubuhnya.

Plak plak plak

Sheila menampar pipinya sendiri saat sesuatu yang lain terjadi dalam tubuhnya apalagi saat melihat Damar yang mematung di dekat pintu kosan yang tak tau harus berbuat apa, bukan karena Damar tak tau tentang obat seperti itu tapi apa yang dihadapi adalah wanita yang sudah sangat lama iya jaga dan juga iya hormati.

Tak tega melihat Sheila yang semakin merintih kesakitan membuat Damar melangkah mendekat ke arah Sheila dan secara spontan Damar memeluk Sheila begitu erat, tapi apa yang Damar lakukan malah membuat sisi liar dalam diri Sheila pun keluar tanpa bisa Damar bendung lagi.

" aku janji aku akan bertanggung jawab jika kelak apa yang kita lakukan menjadi benih dalam rahim mu "

" dan jika pun tidak, aku akan tetap menikahi mu " ucap Damar sebelum dirinya benar benar tenggelam dalam nikmat yang baru Damar rasakan begitu juga dengan Sheila yang juga untuk pertama kalinya melakukan hal ini tapi beda nya Damar dalam keadaan sadar sedangkan Sheila dalam keadaan pengaruh obat jahat.

Hampir dua jam keduanya bergelut dalam lembah nikmat yang seharusnya tak mereka lakukan sebelum memiliki ikatan yang sah baik dimata hukum dan agama, hingga akhirnya keduanya pun terkapar kelelahan setelah sama sama bisa melepaskan rasa sesak yang membelenggu jiwa mereka.

" tidur lah " bisik Damar sambil menyelimuti tubuh polos Sheila dan setelah Damar menggunakan celana pendek nya Damar pun tertidur tepat di samping Sheila yang sudah terbuai di alam mimpi.

Hampir tengah malam keduanya masih di buai mimpi hingga suara dering ponsel membuat kesadaran Sheila kembali dan Sheila pun terbangun dari tidurnya.

" ahhh kepala ku " ucap Sheila yang mencoba bangkit dari tidurnya tapi saat Sheila terbangun Sheila baru tersadar dengan apa yang terjadi pada dirinya.

Bulir air mata mengalir dari ujung mata Sheila saat bisa membayangkan apa yang sudah terjadi pada dirinya dan Damar tapi sekuat apapun Sheila mengingat dirinya benar benar tidak bisa mengingat apa yang sudah terjadi.

Dengan tertatih Sheila mengambil setiap helai pakaiannya yang berserakan di lantai kos Damar, bahkan Sheila tak mengeluarkan sedikit pun suara dalam setiap geraknya seolah Damar tak boleh tau jika dirinya sudah tersadar dari tidurnya.

Kicau burung ditambah semburat cahaya matahari mulai menerobos sela sela jendela kamar Damar dan karena hal itu juga lah yang membuat Damar terbangun dari tidurnya.

" selamat " Damar tak melanjutkan ucapannya saat sosok yang ingin iya sapa tak ada di sampingnya.

" Sheila ... Sheila kamu dimana ?" panggil Damar sambil mencari ke kamar mandi tapi tatap saja di setiap sudut kamar kos tak di temukan Sheila di sana.

" kamu dimana Sheila ?" tanya Damar tapi saat melihat ke arah pintu yang terlihat tak di kunci membuat Damar yakin jika Sheila sudah pulang tanpa membangunkannya.

" aku harus memastikan apa Sheila sudah pulang ke rumah atau belum " ucap Damar yang langsung mengambil pakaian nya dan langsung melangkah keluar, tapi baru saja Damar akan keluar Bu Maya dan Ziva sudah ada di depan pintu kamar kosnya.

" kamu mau kemana Mar ?" tanya Bu Maya yang langsung menerobos masuk tanpa menunggu Damar mempersilahkan nya masuk ke dalam kamar.

" Bun, Damar harus pergi ada yang harus Damar pastikan " ucap Damar yang kembali melanjutkan langkahnya menuju luar.

" kamu dan Ziva akan berangkat keluar negeri karena kamu dan Ziva akan pindah kampus " ucap Bu Maya yang berhasil menghentikan langkah Damar yang tak mengerti dengan apa yang ibunya katakan.

" Bun, pindah kampus tidak seperti pindah kos yang mana bunda mau hari ini dan hari ini juga bisa bunda dapatkan " ucap Damar yang merasa apa yang bundanya katakan hanya sebuah kebohongan semata.

" demi bisa membuat kamu jauh dari pengaruh wanita yang tidak baik apa yang tak bisa bunda lakukan " ucap Bu Maya.

" siapa maksud bunda ?"

" kamu tau siapa yang bunda maksud atau kamu ingin bunda tunjukan bukti agar kamu sadar siapa yang memberi pengaruh buruk padamu " ucap Bu Maya yang langsung mengeluarkan handphone miliknya untuk menunjukan sesuatu pada Damar putranya.

" dan jika perlu bunda akan sebar video ini jika kamu tak mau menuruti apa yang bunda perintahkan " ucap Bu Maya mengancam.

" video ? Video apa maksud bunda ?" tanya Damar yang penasaran dengan video yang ingin di tunjukan ibunya saat ini.

" kamu tau, orang akan langsung berpikir buruk pada dia jika sampai video ini tersebar karena jelas jelas dia yang terus menggoda mu tadi malam " ucap Bu Maya sambil menunjukan vidio yang bahkan tak pernah Damar duga.

" keputusan ada padamu, jika kamu ingin vidio ini tersebar dan membuat nama dan harga diri wanita hancur tetaplah disini "

" tapi jika kamu masih ingin melindungi nya dari apa yang mungkin akan terjadi, pergi dari kota ini dan jangan pernah lagi bertemu dengan wanita itu, titik " ucap Bu Maya tanpa bisa di tawar.

Damar sadar jika vidio ini di mulai saat dirinya dan Sheila masih berada di cafe tadi malam tapi damar belum bisa menduga dari mana video ini berasal.

" baiklah, tapi biarkan Damar berpamitan dengan Sheila " ucap Damar yang tak ingin di anggap menghilang dari tanggung jawab jika sampai apa yang dirinya dan Sheila lakukan semalam membuahkan hasil.

" pergilah, tapi jangan salahkan bunda jika video ini sampai ke tangan ibunya " ucap Bu Maya yang tak secara jelas melarang Damar menemui Sheila.

" kenapa bunda begitu jahat ? "

" terserah kamu mau berpikir jika bunda jahat, tapi apa yang bunda lakukan hanya untuk melindungi anak bunda dari wanita yang mungkin akan menjadi lintah dalam keluarga kita "

" bunda tunggu di rumah sekarang " ucap Bu Maya yang langsung berbalik tanpa menunggu jawaban dari Damar.

✍️✍️✍️ Apa Damar akan mengikuti perintah ibunya demi melindungi harga diri Sheila ? Dan bagaimana reaksi Sheila saat tau apa yang Bu Maya lakukan ?

Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi update nya

Jangan lupa like dan tinggalkan jejak biar R-kha lebih semangat lagi update nya

Love you moreee 😘 😘 😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!