Mantan Terindah
Pulang
Terlihat seorang laki-laki dewasa sedang menunggu dan mencari keberadaan seseorang yang sangat dirinya rindukan.
Laki-laki itu terus mencari, hingga pada akhirnya menemukan orang yang telah dirinya cari sedang berjalan keluar dari dalam toilet.
.....
Alvaro!
(panggil laki-laki itu seraya berjalan mendekati orang itu.)
Seorang remaja yang bernama Alvaro sontak mencari keberadaan seseorang yang telah memanggil namanya.
Dia tersenyum lebar, saat menemukan orang yang telah memanggil namanya.
Alvaro Alagar
Hai, kak, apa kabar?
(Alvaro merentangkan kedua tangan.)
.....
Gue baik, lu gimana? Selama di sana gak ada bikin ulah, kan?
(Laki-laki itu ikut merentangkan kedua tangan dan memeluk tubuh Alvaro.)
Alvaro Alagar
Kak Delvano Alagar yang terhormat, emang lu selama ini pernah denger laporan yang nggak-nggak tentang gue?
(Alvaro berdecih pelan.)
Delvano terkekeh saat mendengar sang adik memanggil nama lengkapnya
Delvano Alagar
Nggak, sih, gue gak pernah denger kabar negatif tentang kelakuan lu
Alvaro melepaskan pelukannya pada tubuh sang kakak, lalu memperbaiki gaya rambutnya.
Alvaro Alagar
Tuh, terus kenapa lu masih nanya, kocak?
Delvano Alagar
Basa-basi doang, Al. Biar gak kaku.
Alvaro berdecih, masih sibuk memperbaiki gaya rambutnya.
Delvano Alagar
Udah ganteng elah, nggak usah dirapihin terus.
Mendengar perkataan sang Kakak, Alvaro memanyunkan bibir.
Delvano Alagar
Nggak usah manyun-manyun, lu nggak ada imut-imutnya. Yang ada malah gue jijik lihatnya.
Alvaro Alagar
Ngeselin banget, sih, lu, baru juga kita berdua ketemu lagi.
(Alvaro memukul lengan kanan Delvano dengan cukup kencang.)
Delvano terkekeh seraya mengelus lengannya yang sedikit sakit karena terkena pukulan sang adik.
Delvano Alagar
Udah, ah, dari pada lu marah-marah gak jelas, mending kita pulang. Gue yakin lu udah rindu sama suasana rumah dan masakan mama.
Alvaro Alagar
Gas! Ayo, kita pulang! Gue udah kangen banget sama masakan mama.
Alvaro menarik koper yang dirinya bawa, berjalan keluar dari bandara, meninggalkan Delvano di belakangnya.
Melihat tingkah sang adik, membuat Delvano hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala, lalu menyusul sang adik yang telah berjalan cukup jauh dari tempatnya.
Delvano Alagar
Bakal rame lagi, nih, rumah.
seorang cowok sedang rebahan di atas kasur seraya bermain handphone.
.....
Orang yang sangat kita kenal.
(Cowok itu tersenyum lebar.)
Rumah
Alvaro dan Delvano telah sampai di dalam rumah.
Saat ini, mereka sedang berjalan menuju ruang keluarga untuk bertemu dengan kedua orang tua mereka.
Alvaro Alagar
Mama, Alvaro pulang!
(Menaruh koper di ambang pintu ruang keluarga, kemudian berlari menghampiri sang mama yang sedang duduk di sofa bersama dengan sang papa.)
Delvano Alagar
udah gue bilang bakal rame lagi ini rumah.
(Bergumam dan menggeleng-gelengkan kepala.)
Orang tua Alvaro dan Delvano sontak menatap ke arah kedua anak mereka kala mendengar teriakan dari si bungsu.
Diana
(Berdiri dari tempat duduk dan merentangkan kedua tangan ke arah Alvaro.)
Diana
Selamat kembali ke rumah, Adek.
Alvaro Alagar
(Ikut merentangkan kedua tangan, dan masuk ke dalam pelukan sang mama.)
Alvaro Alagar
Mama, Adek kangen banget!
Diana
Mama juga kangen banget sama, Adek.
Melihat interaksi Alvaro dan sang mama, membuat Delvano dan sang papa tersenyum tipis.
Ferry
Sama Papa gak kangen?
(Berdiri dari tempat duduk.)
Alvaro dan sang mama melepaskan pelukan, melihat ke arah sang papa seraya terkekeh bersama-sama.
Alvaro Alagar
Kangen juga, kok, Pa.
(Berjalan mendekati sang Papa, lalu memeluk tubuh laki-laki itu.)
Ferry
Kamu udah tambah dewasa, ya, sekarang. Papa harap pemikiran kamu juga ikut bertambah dewasa, Dek.
(Membalas pelukan Alvaro.)
Alvaro Alagar
Itu, mah, udah pasti, Pa.
Delvano Alagar
Bohong, Pa, Ma. Dia gak bertambah dewasa sama sekali.
Delvano Alagar
Tadi aja waktu Kakak jemput di bandara kelakuannya masih kayak bocah.
Alvaro melepaskan pelukannya pada tubuh sang papa, lalu memberikan tatapan tajam ke arah Delvano seraya memanyunkan bibir.
Delvano Alagar
Tuh, Pa, Ma. Lihatin, masih kayak bocah.
(Berjalan menuju dapur.)
Alvaro Alagar
Kakak! Nyebelin, ih.
Melihat tingkah kedua anak mereka, membuat Ferry dan Diana sontak terkekeh, merasa sangat bahagia karena dapat berkumpul kembali seperti ini.
Diana
(Berjalan mendekati Alvaro dan merangkul pundak sang anak bungsu.)
Diana
Udah, gak usah ngambek gitu.
Alvaro Alagar
(Melihat ke arah Diana, masih terus memanyunkan bibir.)
Alvaro Alagar
Kakak duluan, Ma.
Diana
Sssttt, mending makan, yuk, Mama yakin kamu pasti udah laper, kan.
Alvaro Alagar
(Mengukir senyuman bahagia.)
Alvaro Alagar
Mama tau aja. Ayo, kita makan.
(menggenggam tangan Diana, dan berlari menuju meja makan.)
Diana
Pelan-pelan, Adek. Nanti kita berdua jatuh.
(menggeleng-gelengkan kepala.)
Alvaro Alagar
Gak bisa, Ma. Adek udah laper banget.
Alvaro telah duduk di meja makan dengan ditemani oleh Delvano, dan kedua orang tuanya.
Ferry
Dek, kamu besok udah mau masuk sekolah atau istirahat dulu?
(Melihat Alvaro yang sedang menyantap makanan.)
Alvaro Alagar
(Menghentikan sendok berisikan nasi yang sedang bergerak memasuki mulut, lalu menatap ke arah sang papa.)
Alvaro Alagar
Besok udah senin, ya?
Alvaro Alagar
Adek mau langsung masuk sekolah aja, Pa, Ma.
Diana
Kamu yakin? Gak capek apa kalo langsung masuk sekolah?
Alvaro Alagar
(menggelengkan kepala, kembali menikmati makanan di dalam piring.)
Alvaro Alagar
Nggak, kok, Ma. Malah bagus, kan, kalo langsung masuk.
Alvaro Alagar
Jadi, Adek gak banyak ketinggalan pelajaran.
Diana
Iya, sih. Tapi, kalo kamu capek, mending lusa aja, Dek, berangkatnya.
Alvaro Alagar
(menggelengkan kepala)
Alvaro Alagar
Adek gak capek, kok, Ma.
Ferry
Yaudah kalo gitu. Besok kamu berangkat sendiri apa diantar, Dek?
Alvaro Alagar
(menaruh sendok di atas piring, mengambil gelas berisikan air putih, lalu meminumnya.)
Alvaro Alagar
Diantar sama Kakak aja, Pa. Soalnya baru hari pertama, Adek takut nyasar.
(menaruh gelas di atas meja, melihat ke arah Delvano seraya tersenyum lebar.)
Delvano Alagar
Gue gak mau
Delvano Alagar
(menghela napas panjang.)
Delvano Alagar
Iya, Ma. Besok aku nganterin Adek.
Alvaro Alagar
Yes. Gitu, dong.
Alvaro Alagar
(merebahkan tubuh di atas kasur.)
Alvaro Alagar
Gila, gue kangen banget sama kamar ini.
Alvaro Alagar
(mengamati sekeliling.)
Alvaro Alagar
gak ada yang berubah semenjak gue tinggalin tiga tahun yang lalu.
(mengukir senyuman tipis.)
Alvaro bangun dari atas kasur, berjalan menuju sebuah bingkai foto yang ada di samping monitor komputer.
Alvaro Alagar
(mengambil bingkai foto itu.)
Alvaro Alagar
Besok kita akan ketemu lagi. (bergumam seraya mengelus bingkai foto itu.)
Perjalanan Baru
Alvaro Alagar
(menatap cermin)
Alvaro Alagar
Gila, keren banget gue
(merapikan rambut)
Alvaro Alagar
Alvaro, lu sekarang udah siap untuk belajar di sekolah baru
(tersenyum lebar, masih terus menatap cermin)
Suara ketukan pintu kamar terdengar, membuat Alvaro sontak menoleh ke arah sumber suara.
Delvano Alagar
Dek, udah siap belum lu?
Alvaro Alagar
Udah, Kak. Ini mau keluar
(berjalan menuju kasur, mengambil tas, lalu berjalan menuju pintu kamar)
Alvaro dan Delvano berjalan beriringan menghampiri kedua orang tua mereka yang sedang duduk di meja makan.
Alvaro Alagar
Selamat pagi, Ma, Pa
(mendudukkan tubuh di kursi yang berada di samping sang mama)
Diana
(menoleh ke arah Alvaro)
Ferry
(menoleh ke arah Alvaro)
Diana
Wih, Adek ganteng banget, sih
(mencubit pipi Alvaro)
Alvaro Alagar
(Sedikit mengerang kesakitan)
Alvaro Alagar
Aw, sakit, Ma
Delvano Alagar
Lebay, lu, Dek
(mendudukkan tubuh di hadapan tempat duduk Alvaro)
Alvaro Alagar
Beneran sakit, kocak
(mengelus lembut pipi)
Delvano Alagar
Ya, ya, ya
(mengambil piring, dan mengambil beberapa makanan yang ada di atas meja)
Diana
Udah, jangan berantem, ini masih pagi loh
(mengambil piring)
Alvaro Alagar
(menatap sang mama)
Alvaro Alagar
Kakak duluan, Ma
Diana
Sssstt, udah. Kamu mau makan pakai apa, Dek?
Alvaro Alagar
(melihat berbagai makanan yang ada di atas meja)
Alvaro Alagar
Ayam aja, Ma
Diana
(mengambil nasi dan ayam, menaruhnya di atas piring)
Diana
Cuma ini aja? Gak mau pakai sayur?
Alvaro Alagar
(menggelengkan kepala)
Diana
(menganggukkan kepala, menyerahkan piring kepada Alvaro)
Alvaro Alagar
(menerima piring pemberian sang mama, menaruhnya di atas meja, mengambil sendok, lalu mulai memakan makanannya)
Diana
Papa mau makan pakai apa?
(menatap ke arah sang suami yang sedang membaca koran)
Ferry
(melipat koran, menaruhnya di atas meja)
Ferry
Apa aja, Ma. Semuanya yang mama ambil pasti Papa makan
Diana
Gombal
(tersenyum lebar, mengambil beberapa makanan yang ada di atas meja)
Ferry
Dek
(menatap ke arah Alvaro)
Alvaro Alagar
(mengangkat kepala, melihat ke arah sang papa)
Ferry
Nanti yang rajin belajarnya, jangan aneh-aneh, dan jaga sikap kamu
Alvaro Alagar
(mengangkat ibu jari ke arah sang papa, lalu kembali menikmati makanan miliknya)
Delvano Alagar
Dengerin, Dek. Jangan ngelakuin hal aneh-aneh
Alvaro Alagar
Iya, iya, Kak. Udah, buruan makannya, nanti gue terlambat lagi
Delvano Alagar
(menggeleng-gelengkan kepala, kembali menikmati makanan miliknya)
Delvano Alagar
kita udah sampai
Alvaro Alagar
(melihat ke arah gerbang sekolah)
Alvaro Alagar
Jadi bagus gini ini sekolah
Alvaro Alagar
Perasaan dulu jelek banget
Delvano Alagar
Namanya juga direnovasi, dan lagian asal lu tau, Dek. Sekolah ini sekarang akreditasnya A
Alvaro Alagar
Ya, udah, gue sekolah dulu, Kak
Delvano Alagar
(menganggukkan kepala)
Delvano Alagar
Ingat, jangan bikin hal aneh-aneh
Alvaro Alagar
Iya
(menganggukkan kepala, membuka pintu, lalu keluar dari dalam mobil)
Alvaro menatap mobil Delvano yang perlahan-lahan mulai melaju menjauhi gerbang sekolah
Alvaro Alagar
(Berbalik badan, memegang salah satu tali tas, dan memasukkan satu tangan ke dalam saku celana)
Alvaro Alagar
Alvaro Alagar, ini perjalanan baru lu
(tersenyum tipis, lalu berjalan memasuki gedung sekolah)
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!